Sanak Kurnia, Nofrins dan Dunsanak Sadonyo.
Dua laporan yang komprehensif dan sangat menarik. Cuma, kalau ini dikaitkan dengan pengembangan (kembali) kereta di kampuang awak, concern saya - yang sering saya ulang2 - adalah "dari ma pitih nyo". Untuk Jembatan Selat Sunda jelas, ada Keppres, ada Kesepakatan Pemda. Untuk beberapa sentra produksi (seperti di Riau dan Sumut) saya pernah baca di beberapa koran bahwa mereka sedang atau akan mulai pembangunannya. Saya tertarik dengan paragraph penutup da Nofrins: ". pada prinsipnya memberikan kesempatan yang luas kepada Pemerintah Daerah dan Swasta untuk membangun dan mengelola infrastruktur Transportasi.". Nah, siapkah Pemda dan Swasta di kampuang awak untuk itu? (kalau manuruik pemahaman ambo "siap" ini berarti "resources nya cukup, dan memang mereka melihat ini sebagai prioritas") Maaf, mungkin ambo terlalu konservatif Riri 48/l/bekasi From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of Y. Napilus Sent: Wednesday, August 11, 2010 4:15 PM To: sma1...@yahoogroups.com Cc: RantauNet2 Milis Subject: [...@ntau-net] Bls: MPKAS menghadiri Sumatera Development Summit - Kamis 22 Juli 2010 di Hotel Novotel Bandar Lampung Add. Kurnia, memang luar biasa...! Melengkapi liputan ini, mungkin perlu kita cermati angka-angka dibawah ini. Masyarakat se SUMATERA sudah saatnya untuk diperhatikan lebih agar Indonesia semakin kuat ekonominya...! My point, Sumatera could be the hot play ground for the next economic stage... Setidaknya paling besar dan terdekat dari pulau Jawa...! Idealnya KA itu harus berdampingan dan dikembangkan berdampingan dengan fasilitas PELABUHAN LAUT. Maaf, lampirannya ditambahin dg Perbandingan Pemakaian BBM biar semakin hangat isunya yg sudah pasti akan selalu ada pro & kontra nya. Tergantung dari sisi mana kita melihat dan kepentingannya. Terima kasih juga atas dukungan semua pihak dan kawan2 Media yang saya bcc di email ini. Mohon maaf lahir batin, selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan... Salam, Nofrins www.TRAIN.west-sumatra.com www.mpkas.west-sumatra.com Pulau Sumatera harus segera menyiasati pertumbuhan ekonominya yang "stagnan" dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi 7 % tidak akan bisa dicapai jika tantangan-tantangan berikut ini tidak bisa disiasati dengan baik. Pertama, ketimpangan pendapatan perkapita sangat tinggi antar daerah, hampir Rp. 90 jt per kapita di Siak tetapi hanya sekitar Rp. 3 sd 4 jt perkapita di banyak daerah lain (BPS diolah, BCG). Kedua, PDRB didominasi oleh sektor tambang dan perminyakan yang relatif pertumbuhannya sangat kecil dalam 5 tahun terakhir, sedangkan sektor lain yang pertumbuhannya sangat tinggi, bahkan ada yang mencapai angka 10 % seperti perdagangan, finansial, konstruksi pariwisata dan lain-lain sumbangannya terhadap PDRB sangat kecil (BPS diolah, BCG). Berikutnya, ketiga, investasi di Sumatera terus menurun, investasi asing secara nasional rata-rata tumbuh 19 % dalam 5 tahun terakhir, tetapi di Sumatera tumbuh dengan angka minus 9 %. Rata-rata pertumbuhan investasi domestik secara nasional memang tumbuh minus 2 %, tetapi Sumatera pertumbuhannya turun lebih drastis, minus 25 %. Keempat, akses terhadap infrastruktur sosial juga masih rendah. Di Banten 13 persen dari desanya sudah mempunyai puskesmas, sedangkan di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara hanya 9 persen. Kementerian Kesehatan menargetkan 30 dokter untuk setiap 100.000 penduduk, sedangkan rata-rata propinsi di Sumatera hanya mempunyai sekitar 5 sampai dengan 12 dokter untuk setiap 100.000 penduduk (BPS, Profil Kesehatan, OECD, BCG) Untuk menghadapi empat tantangan utama pembangunan ekonomi Sumatera, salah satu hal yang sangat penting adalah restrukturisasi dan revitalisasi pembangunan infrastruktur transportasi Sumatera. Saat ini hanya 34 % jalan nasional, 51 % jalan propinsi dan 38 persen jalan kabupaten yang berada dalam kondisi baik (BPS, ADB, Asia Foundation, BCG) . Jalan-jalan tersebut semuanya juga sedang menghadapi persoalan luar biasa dengan muatan lebih yang dibawa oleh truk-truk berat yang mengakibatkan cepatnya terjadi kerusakan jalan. Tidak termasuk jalan Propinsi dan jalan Kabupaten yang merupakan bagian terbesar dari jaringan jalan di pulau Sumatera, pemerintah pusat saja pada tahun 2010 ini harus mengalokasikan Rp. 3 triliun lebih untuk pengelolaan jalan nasional. Jumlah ini dana sebesar itu tidak akan optimal untuk mengantisipasi empat tantangan utama Pembangunan ekonomi di Pulau Sumatera. "Turn around time" pelabuhan utama di Sumatera seperti Belawan, Dumai, dan Palembang sangat besar, mencapai 62 jam sampai dengan 82 jam (USAID, E&Y dan BCG). Sementara itu di Singapore "turn around time" pelabuhannya hanya 26 jam, 1/3 dari "turn around time" kita. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, biaya transportasi dan logisitik barang di Sumatera akan tetap tinggi dan mengurangi daya saing barang-barang dan jasa yang diproduksi di Sumatera. Jalur KA yang sudah mulai dibangun di Aceh pada tahun 1874, Sumatera Barat 1891, Sumatera Utara 1886 dan Sumatera Selatan 1914 dengan total panjang yang beroperasi pada tahun 1939 sepanjang 2.488 km, saat ini yang beroperasi penuh hanya KA di Sumatera Selatan. KA di Aceh dan Sumatera Barat hampir tidak beroperasi, sedangkan di Sumatera Utara tidak beroperasi penuh. Kereta Api hanya beroperasi optimal untuk membawa batu bara saja di Sumatera Selatan, hanya 3 % dari produk komoditi yang diangkut dengan KA. Sedangkan Sumatera adalah penghasil minyak Sawit terbesar dunia (13 jt ton/tahun, total Indonesia 17 ton/tahun) bersama dengan Malaysia dan pengasil karet terbesar dunia bersama dengan Thailand (3 juta ton pertahun). Sedangkan angkutan KA merupakan angkutan yang terbukti merupakan moda angkutan barang yang paling efisien untuk angkutan jarak menengah, 400 km sampai dengan 1.000 km, dan angkutan massal perkotaan. Biaya angkut per ton barang dengan kereta api hanya sekitar Rp. 128/ton-km, sedangkan dengan truk adalah sekitar Rp. 1.400/ton-km. Pemakaian bahan bakar KA hanya 0,002 liter/ton-km, sedangkan dengan truk memerlukan 0,025 liter/ton-km. Dengan demikian, para pemerintah dan daerah dan para Gubernur se Sumatera harus mempunyai program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang untuk revitalisasi dan reorientasi pembangunan infrastruktur Transportasi di pulau Sumatera terutama untuk sub sektor Kereta Api dan Pelabuhan. "Opportunity" 1. Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda yang sudah mendapatkan persetujuan pemerintah pusat dengan keluarnya Kepres no 36/2009 tentang Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda 2. Telah selesainya revisi semua Undang-Undang terkait Transportasi yang pada prinsipnya memberikan kesempatan yang luas kepada Pemerintah Daerah dan Swasta untuk membangun dan mengelola infrastruktur Transportasi dan mengembalikan fungsi Regulator dari BUMN kepada pemerintah. _____ Dari: Kurnia Chalik <kurnia.cha...@inpex.co.jp> Kepada: palantasma1...@yahoogroups.com; sma1...@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 11 Agustus, 2010 14:29:35 Judul: [SMA1Bkt Jaya] MPKAS menghadiri Sumatera Development Summit - Kamis 22 Juli 2010 di Hotel Novotel Bandar Lampung Ass Wr Wb Uda2,Uni2,adik2 sarato rekan2 alumni kasadonyo, Pertamo2 ambo ingin mengucapkan kepada dunsanak kasadonyo : "Marhaban Ya Ramadhan, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1431H,mohon ma'af lahir dan bathin,teriring do'a, semoga puasa kita tahun ini akan mengantarkan kita semua menjadi hamba2 Allah yang bertaqwa,amin YRA". Alhamdulilah pada hari Kamis 22 Juli 2010 yang baru lalu, saya mewakili MPKAS (Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat) berkesempatan hadir dan sekaligus ikut memberikan presentasi (Talk Show) di acara Sumatra Development Summit yang pertama,yang diadakan di Hotel Novotel Bandar Lampung, yang dihadiri juga oleh Wakil Menhub Pak Bambang Susantono, Ketua DPD-MPR RI Pak Irman Gusman,Gubernur Lampung Pak Sjachroedin ZP,Wakil Gubernur Lampung Pak Joko Umar Said, Gubernur Riau Pak Rusli Zainal,Perwakilan Gubernur2 Se Sumatera (yang di antaranya diwakili oleh Para Ka.Bappeda masing2 Provinsi Se Sumatera), Bapak2 anggota DPD/MPR-RI,yang terhimpun dalam Kaukus Sumatera, diantaranya Pak Parlindungan Purba (DPD Sumut),Pak Iswandi & Pak Anang Prihantoro (DPD Lampung),Pak Abdul Azis (DPD Sumsel),Pak Mursyid (DPD Nangru Aceh Darussalam), dll. Sebagaimana kita ketahui bersama,pertemuan Sumatra Development Summit ini sendiri sebetulnya merupakan tindak lanjut dari pertemuan2 sebelumnya antara Kaukus Sumatera DPD-MPR RI dengan MPKAS tanggal 19 Mei 2010 dan juga pertemuan Kaukus Sumatera DPD-MPR-RI bersama2 MPKAS dengan Pak Menhub Fredy Numbery tanggal 16 Juni 2010,yang menitik beratkan agar pembangunan infrastruktur transportasi jaringan Kereta Api terpadu dari Aceh sampai Lampung - Trans Sumatra Railway (TSR) agar dapat segera direalisasikan. MPKAS sendiri dalam Sumatra Development Summit ini,mempresentasika n materi dengan judul "KA Wisata Sumatera Barat,sebuah Success Case,Revitalisasi Perkereta Apian di P.Sumatera". Alhamdulillah hadirin yang hadir sangat antusias sekali mengikuti Presentasi MPKAS ini,dan salah satu komentar yang masuk dalam catatan MPKAS...,komentar dari salah seorang peserta yang hadir saat itu yang berbunyi......"Kalau di Sumatera Barat saja bisa sukses proses revitalisasi Kereta Apinya,itu semua boleh jadi karena adanya sinergy dari berbagai pihak yang terlibat,Pemerintah Pusat,Dephub, Dirjen Kereta Api,PT.KAI, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat,Pemko/ Pemkab,DPRD Sumatera Barat maupun dari pihak swasta dan masyarakat luas sendiri..... ,tentunya belajar dari pengalaman MPKAS di Sumatera Barat ini, bukan suatu hal yang mustahil untuk mewujudkan Trans Sumatra Railway,bila kita semua bisa menggalang sinergy yang lebih besar lagi antar Pemerintah masing2 Provinsi se-Sumatera dengan Pihak Pemerintah Pusat, Dephub & Dirjen Kereta Api,PT.KAI, DPD-MPR RI,Pemko/Pemkab se Sumatera,DPRD Provinsi Se Sumatera,DPRD Kota/Kabupaten Se Sumatera maupun dengan pihak swasta sendiri dan juga masyarakat luas lainnya. Dalam pertemuan Sumatra Development Summit ini disepakati beberapa hal secara umum,sebagai berikut : 1. Pembangunan Trans Sumatra Railway haruslah dapat direalisasikan segera untuk memperlancar arus transportasi barang dan orang di P.Sumatera,yang pada gilirannya nanti akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi P.Sumatera secara significant. Infrastruktur transportasi jalan darat yang kurang baik di P.Sumatera selama ini,dipercaya sebagai kendala utama dalam meningkatkan perekonomian P.Sumatera secara umum,sehingga tidak terjadinya sinergy ekonomi yang baik antar provinsi di P.Sumatera.Sarana trasnportasi Trans Sumatra Railway (TSR) nantinya diharapkan akan dapat mengintegrasikan dan mensinergykan competitive advantage/kelebihan 2 potensi ekonomi masing2 yang dimiliki oleh Provinsi2 di P.Sumatera.Aceh kaya dengan Gasnya,Sumut kaya akan Perkebunannya, Riau kaya akan minyaknya,Sumbar kaya akan potensi pariwisatanya, Jambi kaya akan karet dan Sawitnya,Sumsel kaya akan minyak,gas dan barubaranya, Bengkulu dan Lampung kaya akan Perkebunan dan hasil lautnya,begitu juga dangan Provinsi Kepri dan Provinsi Bangka Belitung nantinya. 2. Infrastruktur jalan raya yang kurang baik di P.Sumatera selama ini,dari tahun ke tahun membutuhkan anggaran biaya yang sangat besar untuk perawatannya. (Triliunan rupiah dana telah dihabiskan untuk perbaikan jalan,tetapi jalan dari tahun ke tahun tetap saja rusak parah,karena perawatannya bersifat partial/sebagian2 karena memerlukan dana yang sangat besar).Selain itu juga kondisi jalan raya yang rusak juga mengakibatkan ekonomi biaya tinggi,bagi produk2 unggulan P.Sumatera untuk dapat bersaing di Pasar Lokal maupun regional,karena waktu tempuh yang cukup lama (berhari2) dan biaya transportasi yang sangat tinggi,karena kondisi jalan yang rusak. 3. Sudah saatnya difikirkan alternatif infrastruktur sarana penunjang transportasi lainnya,yang lebih terintegrasi untuk P.Sumatera,seperti jaringan Kereta Api misalnya, seperti yang telah dimiliki oleh P.Jawa.P.Jawa terbukti pertumbuhan ekonominya jauh lebih baik dari P.Sumatera,karena kondisi sarana transportasinya yang lebih baik & dan lebih lancar,dengan adanya jaringan kereta api dari Barat ke Timur P.Jawa. 4. Pembangunan Trans Sumatra Railway (TSR) juga nantinya akan menjadi sarana transportasi penunjang,apabila Jembatan Selat Sunda (JSS) nantinya direalisasikan (Pembangunan Fisik Jembatan Selat Sunda (JSS) diperkirakan dimulai pada tahun 2014).Dengan terealisasikannya nanti Jembatan Selat Sunda,tentunya perpindahan orang dan barang dari P.Jawa ke P.Sumatera akan semakin cepat,sehingga tentu nantinya akan diperlukan sarana transportasi penunjang lainnya di P.Sumatera,misalnya Trans Sumatra Railway yang diharapkan nantinya akan ikut menjamin kelancaran transportasi di P.Sumatera sendiri. 5. Seluruh Gubernur Se Sumatera diantaranya diwakili oleh Ka.Bappeda masing2 Provinsi mendukung sepenuhnya realisasi segera dari Trans Sumatra Railway ini. Kalancaran transportasi di P.Sumatera dengan adanya TSR ini, dengan sendirinya akan membuat pertumbuhan ekonomi P.Sumatera akan meningkat secara sifnificant, dan tidak tertutup kemungkinan P.Sumatera nantinya akan tumbuh menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang baru setelah P.Jawa. 6. Menhub dalam hal ini diwakili oleh Wakil Menhub Pak Bambang Susantono, mendukung sepenuhnya rencana realisasi Trans Sumatra Railway ini. 7. Menyepakati untuk menindak lanjutinya pembicaraan Trans Sumatera Railway ini dalam pertemuan2 selanjutnya, dari aspek feasibility studynya dan aspek pembiayaan,dsb. Berikut di bawah adalah beberapa foto liputan selama menghadiri acara Sumatera Development Summit yang berlangsung satu hari saja (22 Juli 2010) dan kemudian diikuti oleh acara Lampuang Fair (Pameran Pembangunan Provinsi Lampung) dari 23 Juli s/d 6 Agustus 2010,dimana salah satu ikon pamerannya adalah Maket Jembatan Selat Sunda. Demikian saja laporan singkat saya mewakili MPKAS dalam mengikuti Sumatera Development Summit yang diadakan di Hotel Novotel Bandar Lampung beberapa waktu lalu. Semoga Allah SWT yang maha kuasa akan senantiasa meridhoi niat tulus ikhlas dan kerja keras kita bersama untuk memajukan perekonomian P.Sumatera terlebih khusus Ranah Minang Kampuang Halaman kita yang tercinta,Amin YRA. Wasalam, Kurnia Chalik (Ketua II MPKAS) Gubernur Lampung Pak Sjachroedin ZP,secara resmi membuka Sumatra Development Summit yang pertama pada 22 Juli 2010. Beliau berpendapat bahwa JSS dan TSR haruslah direalisasikan segera,dan tidak cuma sekedar wacana dan mimpi2 saja. -- <http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=8448631/grpspId=1705077624/msgId =30095/stime=1281512055/nc1=1/nc2=2/nc3=3> __,_._,___ -- .. -- . Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.