Dunsanak di palanta nan ambo hormati. Dalam suasana memperingati HUT RI ke 65, ambo kutipkan memoar bapak Awaluddin Latief, seorang pejuang kemerdekaan nan barasa dari nagari Sungai Tarap (Tigo Batur) lahir 1924.
Jabatan sebagai Kepala Gerakan di Bawah Tanah, merangkap kurir Gubernur Militer Sumatera Tengah di Kota Bukittinggi 1 Januari 1949 - 31 Desember 1950. Sebelumnya sebagai anggota Laskar PRI, batalyon Sabil di Tanah Datar. Yang sangat menarik dari kisah ini ialah peranan/pengorbanan? *"tukang padati"* saat revolusi. * ....juga kain-kain dan alas untuk keperluan pemancar Radio AURI yang, pada waktu itu ada di daerah Kototinggi. Semua barang tersebut saya kumpulkan di rumah Bapak Gaus Ahmad agar aman dari razia-razia dan kecurigaan Belanda. Karena jumlah barang-barang tersebut banyak, saya mendapat kesulitan untuk mengangkutnya dengan aman melalui pos pemeriksaan militer Belanda. Sebagian barang-barang kami simpan di Markas kami di Jalan Mandiangin No. 75, Bukittinggi. Mengangkut Obat-Obatan Alat angkutan pada masa itu amat sukar, apalagi untuk membawa barang-barang 'panas' (berbahaya) dalam Skala besar. Setelah semua barang yang diperlukan sudah diperoleh. Saya merasa kesulitan untuk mengangkutnya. Kebetulan saja saya bertemu dengan pedati pengangkut barang, yang mampu memuat dalam jumlah besar. Pemilik pedati itu bernama Ajo dan bertempat tinggal tidak jauh dari Jalan Mandiangin No. 75, markas tempat saya biasa menginap. Setelah terdapat persetujuan ongkos angkut dengan Ajo. pukul 06.00 pagi, saya sudah menjemput Ajo ke rumahnya agar cepat berangkat. Ajo minta tunggu sebentar karena harus memberi makan kerbaunya terlebih dahulu. Saya mendesak agar kerbaunya diberi makan pada waktu memuat barang saja. Kami segera menuju ke rumah Bapak Gaus Ahmad tempat barang-barang yang akan diangkut dikumpulkan di Jalan Lambau No. 35, sekitar satu kilometer dari rumah Ajo. Sesampai di rumah Bapak Gaus Ahmad, Ajo disuruh memberi makan kerbaunya di luar pekarangan rumah agar rumput kerbau tidak berserakan (untuk kebersihan). Alasan kebersihan itu hanyalah akal-akalan saja. Alasan yang sebenarya adalah agar Ajo tidak melihat sama sekali barang-barang yang akan dimuat ke dalam pedatinya, sebab dalam perjanjian yang akan dibawa hanya barang-barang perabot rumah (dia tak berani mengangkut barang-barang lainnya karena harus melewati pos penjagaan militer Belanda). Juga untuk menjamin agar Ajo tidak gugup melewati pos penjagaan militer Belanda di JI. Mandiangin (Simpang). Setelah kertas-kertas dan barang-barang lainnya itu selesai dimuat, di atasnya saya tutupi dengan kursi bekas dan kasur yang sudah robek-robek agar kapuknya beterbangan. Selesai memuat barang-barang dengan kamuflase serapi-rapinya, Ajo disuruh slap untuk berangkat. Melihat barang- barang rongsokan dengan kasur robek-robek tersebut, bertanyalah Ajo, "Buat apa bawa barang-barang begini jauh-jauh?" Kemudian saya jawab, "Ini barang-barang amanat." Ajo merasa puas dengan jawaban itu dan berangkatlah ia dengan tenang melewati pos penjagaan militer Belanda. Waktu militer Belanda melihat pedati membawa kasur dan barang-barang rongsokan dengan kapuk yang beterbangan ke atas, ia menutup mulutnya dan tak berminat untuk memeriksanya. Ajo dengan tenang melewati pos penjagaan di Simpang Jalan Mandiangin. Saya sangat gembira mengikuti dari jauh karena Ajo telah lolos dari pemeriksaan. Sebelumnya perasaan saya berdebar-debar. Namun, Alhamdulillah, Allah Swt. telah melindungi saya, karena selalu berdoa ke hadirat-Nya agar diselamatkan. Ajo tidak dicurigai Belanda, karena ia kelihatan tak gugup melewati pos penjagaan tersebut. Secara psikologis kegugupan akan mencurigakan. Jika itu terlihat oleh pihak militer Belanda, pastilah la akan memeriksa dengan ketat. Tapi kalau seperti orang tak bersalah,sebagaimana kami melewati pos penjagaan dengan memakai Ban Palang Merah dan melapor, "Pokken bestrijder, Meneer," mereka hanya akan menjawab, "Ga weg Bestmettelijk ", sambil mengacungkan vaccinasi-pen (jarum vaksinasi). Dalam segala hal, saya harus memikirkan keselamatan barang dan orang yang mengangkutnya. Jika perlu di dalam kota itu, setiap saat, kita harus bersandiwara. Sebenarnya di dalam tas banyak surat. Jika tas itu sempat digeledah, saya mungkin langsung masuk tahanan. Tapi untunglah, setelah selamat melewati pos di Mandiangin tersebut, saya terus mengikuti pedati dengan agak lebih dekat. Ajo kelihatanya tenang-tenang saja. Ia hanya bernyanyi-nyanyi kecil. Tidak berapa lama kemudian, saya mendengar suara mobil berkonvoi. Ternyata, konvoi itu adalah mobil yang hendak pulang setelah melakukan patroli dari front Kamang. Mereka menuju ke arah jalan yang kami lalui. Agar jangan dicurigai, saya perintahkan Ajo untuk memutar arah kembali ke kota dengan alasan untuk mengambil barang yang tertinggal. Saya katakan bahwa ongkos akan ditambah lagi nanti. Tanga membantah, Ajo langsung memutar haluan pedati menuju ke kota. Tidak berapa lama, konvoi-konvoi tersebut melewati pedati tanpa curiga, karena mereka hanya melihat kapuk-kapuk kasur yang beterbangan diterpa angin konvoi tersebut. Ajo, sambil bernyanyi-nyanyi kecil, terus saja dengan tenang tanpa gugup mengiringi pedatinya. Setelah konvoi lewat agak jauh, saya suruh Ajo untuk memutar haluan kembali. Saya katakan tidak jadi mengambil barang-barang yang ketinggalan itu, dengan alasan sudah terlalu jauh. Lebih balk teruskan saja perjalanan ke tujuan semula. Barang-barang yang ketinggalan itu akan dibawa nanti pada perjalanan yang yang kedua. Ajo patuh saja, dan memutar lagi arah pedatinya ke daerah Kamang tempat tujuan semula. Saya terpaksa setiap saat harus cepat-cepat bertindak, bersandiwara. dan berkamuflase untuk keselamatan dalam segala hal. Dengan d1iringi doa kehadirat Allah Swt. terus-menerus sampailah barang-barang tersebut dengan selamat ke tujuan. Waktu hendak membongkarnya, dengan berdiplomasi, saya ajak Ajo untuk minum kopi agar jauh dari tempat pembongkaran barang-barang tersebut, agar la tidak melihat barang-barang yang sebenarnya dibawa pedatinya. Namun Ajo tidak mau. la ingin cepat-cepat kembali pulang. Oleh karena itu, la langsung ikut membongkar barang-barang rongsokan tersebut. Setelah itu kertas-kertas, dan akhirnya peti obat-obatan. Melihat itu la kaget. Keluar keringat dinginnya, karena terbayang olehnya bahaya sewaktu melewati pos penjagaan militer Belanda di Jalan Mandiangin dan berpapasan dengan konvoi militer Belanda sehabis operasi tadi. Teringat akan militer yang bengis-bengis itu. Ajo menjadi shock, kemudian jatuh pingsan. Terpaksa ia digotong ke dalam warung untuk digosok dengan obat dan diminumkan kopi panas. Setelah ia sadar, saya meminta maaf dan memberikan penjelasan-penjelasan bahwa saya sengaja berbuat demikian agar ia jangan gugup dan jangan dicurigai sewaktu melewati pemeriksaan militer Belanda. Dengan gemetaran, ia minta ampun agar jangan lagi disuruh mengangkut barang-barang seperti itu. Bukan karena anti perjuangan, akan tetapi takut akan resikonya. "Sayalah malahan yang harus diberi maaf, karena telah membohongi Ajo," jawab saya. Ia pun dapat memaklumi tindakan tersebut. Untuk itu, saya tambah ongkosnya dari janji semula. Saya langsung menyerahkan barang-barang tersebut kepada Komandan BPNK (Badan Pertahanan Nagari dan Kota), Bapak Iman Jamain. Beliau sudah biasa mengangkut barang-barang penting tersebut bersama anggota BPNK yang diberi tugas khusus dengan cara estafet, atau sambung menyambung sampai ke Kototinggi dan menyerahkannya kepada Kepala Perbekalan Gubernur Militer, Bapak Urang Kayo Ganto Suaro. Sesudah melaporkan barang-barang yang diangkut tadi selamat sampai ke tujuan, yakni kepada Komandan Front Pertempuran Agam, saya kembali lagi ke kota untuk mengurus tambahan-tambahan barang yang lain. Sebelum masuk kota, saya mampir dulu ke rumah Ajo. Rupanya la jatuh sakit karena peristiwa tempo hari. Saya memberinya lagi tambahan uang untuk ongkos pergi berobat. *Selamat memperingati HUT kemerdekaan ke 65 RI, merdeka ! Salam Abraham Ilyas lk. 65th. www.nagari.org * * -- . Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.