Apakah berita ini benar? Mungkin adidunsanak kito nan di rantau Amrik bisa 
mengklarifikasi dan mangkonfirmasi.

 

From: zayadi_baid...@teckwah.com.sg [mailto:zayadi_baid...@teckwah.com.sg] 
Sent: Thursday, September 16, 2010 10:10 AM



http://www.addthis.com/bookmark.php?url=http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/amerika-segera-menjadi-negara-dunia-ketiga.htm>
 

Amerika Serikat berada di ambang pintu untuk segera menjadi sebuah negara
Dunia Ketiga, seiring negara itu masih berjuang menggelepar-gelepar karena
utang besar-besaran, pengangguran yang meloncat tajam dan ekonomi yang terus
memburuk.

Beberapa tanda-tanda peringatan itu sudah muncul dalam beberapa tahun
belakangan ini. Tanda-tanda yang mungkin menunjukkan kejatuhan fantastis
Amerika dari sebuah negara Dunia Pertama menjadi negara Dunia Ketiga,
termasuk meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.

Menurut Spiegel Online, Amerika Serikat baru-baru ini dihadapkan dengan
sebuah fenomena baru yang disebut "negara yang baru miskin."

Di Ventura California—sebuah kota resor yang mewah—sekitar 20 persen dari
penduduknya berisiko menjadi tunawisma alias tidak lagi punya rumah.

Menurut Kapten William Finley, kepala cabang lokal dari Salvation Army,
orang-orang yang dulunya kaya, yang telah kehilangan rumah mereka, kini
terpaksa tidur di mobil mahal mereka yang diparkir di sudut-sudut kota.

Lebih jauh lagi dia menambahkan bahwa dalam bulan-bulan terakhir ini, jumlah
orang yang mengambil program makanan bebas, meningkat menjadi dua kali
lipat. Banyak dari mereka yang mengendarai BMW ternyata terpaksa menerima
makanan gratis, tambahnya.

Sinyal lain yang menandai runtuhnya kebesaran Amerika adalah hilangnya
rakyat kelas menengah.

Selama beberapa tahun terakhir ini, kesenjangan antara orang kaya dan miskin
meningkat dengan kecepatan yang sangat mengejutkan, dan secara sistematis
telah menghapus keberadaan kelas menengah dari Amerika.

Ketidaksetaraan pendapatan di negara Paman Sam juga telah mencapai tahap di
mana hanya satu persen saja dari rakyat Amerika sendiri yang menikmati total
kekayaan negara.

Itu berarti bahwa jika sebuah CEO (Chief Executive Officer) rata-rata
menerima 30 kali lebih banyak sebagai pekerja biasa di tahun 1950, hari ini
ia menerima bayaran sebanyak 300 kali lipat.

Sementara itu, dalam laporan tahunannya saat ini, Departemen Pertanian AS
menekankan bahwa sekitar 50 juta orang Amerika tidak mampu membayar makanan
yang cukup di tahun 2009. Tidak cukup makanan berarti berpengaruh untuk
tetap sehat.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa satu dari delapan orang Amerika dewasa
dan satu dari empat anak-anak sekarang hidup bergantung pada kupon makanan
dari pemerintah. Ini adalah angka yang luar biasa bagi sebuah negara terkaya
di dunia, demikian Spiegel.

Sejauh ini, politisi Amerika sendiri dinilai telah gagal untuk mengentaskan
krisis yang semakin hari semakin berkembang.

Penerima Nobel bidang Ekonomi, Paul Krugman menulis pada bulan lalu bahwa
"Cahaya akan menjauh dari seluruh Amerika." Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa banyak warga Amerika tidak bisa lagi menghabiskan uang karena mereka
tidak memiliki tabungan.

Rumah mereka telah kehilangan separuh dari nilainya; mereka tidak lagi
memenuhi syarat untuk pinjaman—bahkan untuk pinjaman yang berbunga rendah,
mereka menghasilkan uang kurang dari sebelumnya atau mereka sedang
menganggur. Hal ini pada gilirannya mengurangi atau menghilangkan kemampuan
mereka untuk membayar pajak.

Akibatnya, banyak negara bagian dan pemerintah daerah menghadapi defisit
anggaran yang sangat besar. Di Hawaii, beberapa sekolah ditutup di hari
Jumat untuk menghemat uang negara. Sebuah desa di Georgia telah
menghilangkan semua layanan bis umum dan di Colorado Springs, sebuah kota
yang berpenduduk 380.000 orang, sepertiga dari lampu jalannya telah
dimatikan untuk menghemat listrik.

Bahkan, Amerika Serikat, yang saat ini tenggelam dalam krisis utang besar di
atas 90% dari PDB (Produk Domestik Bruto), terancam oleh Zaman Es sosial
yang lebih parah daripada apa pun yang negara itu pernah alami sejak era The
Great Depression.

Inilah sebabnya mengapa bulan lalu, seorang kolumnis online terkemuka,
Arianna Huffington, mengeluarkan peringatan hampir apokaliptik bahwa
"Amerika sedang berada dalam bahaya besar; menjadi sebuah negara Dunia
Ketiga." (sa/presstv)


Sumber : eramuslim.com




-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke