بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  
Arafah
Oleh K Suheimi 

Hendra Bahar, kasih sayang dan percintaan adam dan hawa terangkum setelah 
berpisah 100 tahun dan bersua di Padang Arafah

Arafah yang berarti pengenalan, mengenal kembali diri mengenang kembali ..
dosa-dosa yang pernah dikerjakan. Diharapkan para haji mengenal jati dirinya, 
menyadari kesalahannya, bertekad tidak mengulanginya serta menyAdari pula 
kebesaran dan keagungan penciptanya.Maka sewaktu wukuf di Padang Arafah semua 
orang mengenang dan menyesali dosa-dosa yang pernah dibuat, dengan linangan dan 
deraian air mata yang bercucuran semua jemaah meratapi dan menyesali dosa-dosa 
yang pernah diperbuat. Semua orang hadir saat itu di Padang Arafah, baik yang 
sehat maupun yang sakit, baik yang bersih maupun yang sedang datang haid. semua 
berkumpul semua berhimpun berwukuf merenung dan mengenang segala kesalahan dan 
kekhilafan selama ini.

Di Padang Arafah semua berpakaian Ihram, yaitu 2 helai kain putih yang tidak 
berjahit, dengan kepala yang terbuka. Andaikan ada yang menutup kepala , 
andaikan ada yang memasang topi atau mahkota sebagai pertanda dia Raja, maka 
ihramnya batal dan hajinya tidak diterima. Andaikan ada yang memakai tanda 
pangkat tandanya dia sebagai pejabat, atau bintang jasa didada, maka ihramnya 
akan batal dan hajinya ditolak. Dengan pakaian yang sama dan tempat yang sama 
di Padang Arafah, tidak bisa kita membedakan mana orang kaya dan mana yang 
miskin, mana yang berpangkat dan mana rakyat jelata, semuanya sama. Melihat 
semua kemah yang berwarna putih dan pakaian jemaahnyapun putih-putih berpakaian 
ihram, seakan -akan berada di Padang Mashar waktu menghadap Tuhan. Seakan-akan 
ada isyarat jika menghadap Tuhan, lepaskanlah semua tanda kebesaran, hanya dua 
helai kain putih yang tak berjahit, dengan sangat sederhana kita menghadap 
Tuhan. Tinggi rendah seseorang
ditentukan oleh Taqwanya.

Pakaian melahirkan perbedaan, dan menggambarkan status sosial, serta 
menimbulkan pengaruh psikologis, menanggalkan pakaian biasa berarti 
menanggalkan segala macam perbedaan menghapus keangkuhan yang di timbulkan oleh 
status sosial, mengenakan pakaian Ihram melambangkan persamaan derajat 
kemanusiaan serta menimbulkan pengaruh psikologis bahwa yang seperti itulah dan 
dalam keadaan demikinlah seseorang menghadap Tuhan pada saat kematiannya.

Wukuf dengan mengenang segenap dosa dan kesalahan yang pernah dibuat, baik yang 
disengaja ataupun yang tidak disengaja , dosa besar ataupun dosa kecil. 
sebagaimana Adam dan Hawa mengakui dosanya di Padang Arafah. Memang di Padang 
Arafah inilah Adam dan Hawa bertemu kembali setelah berpisah selama 100 tahun 
dibukit Jabal Rahmah.

Sewaktu Adam dan Hawa bertemu, Hawalah yang pertama minta maaf."Maafkan saya 
karena sayalah engkau terusir dari sorga, kesalahan sayalah yang menyebabkan 
engkau terbawa-bawa. Maafkanlah saya wahai junjunganku. Padahal di Sorga, 
apapun yang kita inginkan dapat kita peroleh, namun aku masih saja menginginkan 
yang lain". "Bukan demikian wahai siti Hawa, kekasihku" Jawab Adam, "dalam hal 
memakan buah khuldi sebetulnya juga karena keinginanku, aku sebetulnya yang 
juga ingin merasakan bagaimana nikmatnya buah khuldi itu".

Berdua mereka juga sama-sama melakukan pengakuan dosa, dan mengucapakan doa 
yang terkenal yang tercantum dalam Al-Qur'an Rabbana Dhallamna amfusana, 
waillam taghfirlana watarhamna lanakunna na minal khasirin". Ya Allah kami 
telah aniaya pada diri kami sendiri, kalau bukanlah karena keampunan dan kasih 
sayangMu, tentulah kami kelompok pada orang-orang yang rugi.

Adam dan Hawa tobat, tobat yang sebenar-benarnya tobat, menyesal dan tidak akan 
mengulang lagi kesalahannya. Dan telah ditebusnya kesalahannya dengan tercampak 
kedunia menderita bertahun-tahun.

Setiap kali seseorang membikin kesalahn berbuat dosa, selalu dapat nasehat 
"Bertobatlah, kembalilah padaNya, kembalilah kepada jalan Nya yang lurus dan 
yang benar. Mungkin selama ini telah jauh menyimpang, mungkin engkau telah 
tersesat, kembali, kembalilah ke jalanNya yang lurus dan benar, bacalah doa 
dalam Shalatmu "Ihdinas Shiratal Mustagiim".

Sayapun teringat akan petuah Sang guru sewaktu saya melakukan kesalahan : 
"Wahai anakku, Kembalilah dan datanglah lagi kepada Nya, nanti akan dibukakan 
Nya rahasia besar dan terlindung yang selama ini tak kau ketahui. Pintunya 
senantiasa terbuka, datanglah pada Nya, sekali-kali Dia tak akan pernah 
mengecewakannmu, bertobatlah".

Tobat berarti menyesal, atau kembali. Dengan menyesali keadaan dan kejadian 
yang telah berlalu. Tobat kepada Allah mengandung arti antara lain kembali atau 
datang kepadaNya dengan perasaan menyesal atas perbuatan atau sikap diri yang 
tidak benar di masa lalu dan dengan tekad untuk taat kepada Nya, dengan kata 
lain ia mengandung arti kembali pada sikap perbuatan yang lebih baik dan lebih 
benar.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
 
Pekanbaru 15 Sept 2010

Tulisan ini bisa dibaca pada
http://hospital-pmc.com/ 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke