Waalaikumusalam Sanak Roland,
(i) Iko penilaian ambo pribadi tentang sosok manusia di Indonesia ko, yang lain 
tentu punyo tokoh panutan sendiri. Ini terkait dengan perilaku tokoh muslim di 
Indonesia ko. Ambo kembali mambaco buku sejarah Nabi Muhammad karangan Haekal, 
tiga hal setidaknya simpulan utama tentang Nabi Muhammad nan ambo tangkok 
adolah: "Jujur", "Sederhana", dan "Lembut". 


Tiga hal yang juga dipraktekkan Bung Hatta, meski beliau pernah diuji menjadi 
orang nomor dua di negeri ini. Setahu saya Bung Hatta meski muslim tidak pernah 
terlihat sebagai pejuang kelompok muslim, ia nasionalis. Ia berbeda dari Natsir 
yang kental perjuangan panji agamanya. Saya juga memuji Natsir dalam hal ini, 
terutama toleransinya. Bung Hatta tanpa terlihat sebagai agamis memperlihatkan 
sosok teladan Nabi dalam bersikap (hal yang sekarang ditiru Kanda Indra Cantri 
yang mengkredokan untuk jadi Bupati dengan meneladani Nabi Muhammas SAW, semoga 
tetap konsisten menjalankan jujur, sederhana, dan lembut itu).

(ii) Saya sedang gundah melihat maraknya intoleransi beragama di Indonesia. 
Beberapa kelompok muslim muncul dengan praktek kekerasan dan ngotot, ingin 
mengatur semua orang seakan ia atau mereka adalah yang paling benar, baik dalam 
beragama maupun dalam bernegara. Sikap seperti ini bahkan makin marak saja. Ada 
berita di The Jakarta Post kemarin tentang "Intoleransi 'Bangkit di Kalangan 
Umat Islam", berdasarkan survei dalam 10 tahun terakhir. Silakan baca: 
http://www.thejakartapost.com/news/2010/09/29/intolerance-%E2%80%98-rise%E2%80%99-among-muslims.html.
 Bagi saya (ini penilaian saya pribadi, bisa saja orang lain menilai saya yang 
dangkal!) banyak di antara yang ngotot dan main keras ini karena pemahaman 
agamanya yang dangkal, bukan karena ilmu agamanya banyak. Orang yang ilmu 
agamanya banyak (ini pandangan saya saja) ia tidak semakin main keras, ia 
menjadi orang lembut dalam berikhtiar tentang kebenaran sesuai ajaran Islam. Ia 
tidak akan main atur sesuai kemauannya. Ia akan mengetuk palu akhir sebagai 
"Bagimu agamamu, bagiku agamaku" jika tak ada solusi. 


Jadi bukan main ancam dan tebas. Nabi saja menjamin orang Kristen dan Yahudi 
beribadah, ini pengikutnya malah menusuk orang Kristen beribadah. Saya banyak 
menemukan orang Kristen menyediakan saya tempat salat, mengingatkan saya 
beribadah. Saya membalasnya apakah sudah ke gereja. Ketika bekerja saya 
mengingatkan anggota saya yang Kristen untuk beribadah. Muslim lain tentu sudah 
ada yang menganggap saya kafir karena mengakui Kristen. Pandangan dalam 
beragama 
seperti ini sudah saya kategorikan sebagai telah menjadi paling benar dan 
wajar, 
yang lain tidak.

(iii) Tergesa adalah strategi yang buruk. Di sinilah keunggulan Kristen 
menyebarkan agamanya, juga keunggulan banyak ulama menyebarkan agama Islam. 
Pelan dan mengajak dibarengi contoh teladan yang sejuk adalah lebih baik. 
Tergesa akan memunculkan konflik. Mungkin ada yang berpendapat jalan konflik 
lebih manjur karena Nabi juga menggunakan jalan pedang untuk meluaskan pengaruh 
Islam. Sebagian penyebaran Islam di dunia juga dengan jalan kekerasan. Di 
Indonesia penyebaran Islam hanya beberapa kelompok dengan jalan seperti ini, 
salah satu adalah Kaum Wahabi alias Paderi di Minangkabau. Tak ada yang salah 
dengan belajar ke Cina, bahkan Nabi Muhammad menganjurkan. Mungkin saja Nabi 
juga pernah belajar ke Konfusius. Tingkatannya baru mungkin, karena saya tidak 
memiliki referensi sejarah tentang ini. Mungkin karena Nabi sendiri juga orang 
yang senang belajar kepada orang lain tentang banyak hal. Sebelum mendapat 
wahyu 
bahkan ia belajar kepada macam-macam penyiar agama (Kristen, Yahudi, Pagan, 
dsb).

Maaf Sanak Roland, diskusi agama sering berlanjut jadi pro-kontra. Tapi ambo 
berharap ini bisa menjadi diskusi yang sejuk. Beberapa diskusi terkait 
pemahaman 
agama sebelumnya banyak memberi pelajaran kepada saya, terlebih yang mengemukan 
informasi baru. Saya heran saja kenapa tokoh-tokoh kita dengan pemikiran dan 
sikap yang bagus seperti Syafii Maarif dan Azyumardi Azra ditentang 'banyak 
orang' di era sekarang.  Akhir-akhir ini saya juga kagum dengan pandangan KH 
Said Aqil Syiradj dan Mahfud MD tentang beragama dan berbangsa.

Talabiah takurang mohon maaf.

Wassalam,
Syofiardi (40/Padang)




________________________________
From: Roland Y. Mandailiang <roland.yulia...@rantaunet.org>
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Wednesday, September 29, 2010 23:21:57
Subject: Re: [...@ntau-net] Azyumardi Azra Terima Gelar Kehormatan dari Inggris

Assalamu'alaikum Pak Syofiardi

Banyak pertanyaan saya mencerna tulisan Bapak, jadi lebih baik       saya 
langsung tanyakan daripada menebak2 yang tidak jelas. Mungkin       iko dek 
kurang ilmu, jadi ka cubo mancari tau.


Terlebih saya kagum kepada Bung Hatta:         tanpa ucapan ayat dan panji 
agama, sosoknya memperlihatkan ialah         tauladan agama Islam yang baik.
Maksudnya tanpa ucapan ayat dan panji agama baa tu? 



ada kesalahan kita beragama: yang keras         adalah yang benar, yang pakem 
(boleh juga dibaca dangkal) adalah         yang benar. Fenomena seperti ini 
adalah tipikal orang-orang atau         bangsa yang tergesa. 

Korelasi antara yang keras dan dangkal adalah benar, dengan bangsa       yang 
tergesa, maksudnya?
Jika kesimpulan ini di dasarkan dengan pernyataan Konfusius, tentu       
hakikatnya tidak bisa disebut Haq bagi Muslim. Mungkin ada       pernyataan 
lainnya.

Banyak maaf,
Wassalam


On 29-Sep-10 6:57 PM, Syofiardi BachyulJb wrote: 
Selamat buat Pak Azyumardi.
>Janganlah nilai penghargaan ini sebagai tamparan buat kita,           tapi 
>sebuah sukses penjembatan dunia barat dan Islam di           Indonesia. 
>Membangun jembatan lebih baik daripada tidak, jauh           lebih baik lagi 
>daripada menghancurkannya.
>
>Sikap seorang tokoh lebih tauladan daripada ucap. Saya kagum           dengan 
>Pak Syafii Maarif. Saya kagum dengan Pak Azyumardi.           Keduanya 
>bermental 
>pembangun yang toleran dan tidak hipokrit.           Terlebih saya kagum 
>kepada 
>Bung Hatta: tanpa ucapan ayat dan           panji agama, sosoknya 
>memperlihatkan 
>ialah tauladan agama           Islam yang baik.
>
>Di dunia ini kini banyak orang mengibar-ngibar bendera agama,           
>melantunkan ratusan ayat dalam sehari, tapi tidak tercermin           kepada 
>sikap. Sayang orang-orang seperti ini lebih           dikedepankan di negara 
>kita. Ada kesalahan eforia demokrasi           (yang di satu sisi dicaci, di 
>sisi lain dimanfaatkan untuk           kepentingan sendiri), ada kesalahan 
>kita 
>beragama: yang keras           adalah yang benar, yang pakem (boleh juga 
>dibaca 
>dangkal)           adalah yang benar. Fenomena seperti ini adalah tipikal      
>     
>orang-orang atau bangsa yang tergesa. 
>
>
>"Tergesa adalah awal kehancuran," kata Konfusius (film versi           vcd 
>original sudah beredar di Padang). 
>
>
>Pelajarilah Azyumardi Azra, pelajarilah Syafii Maarif,           pelajarilah 
>Bung Hatta, dan tokoh hebat lain yang tumbuh dari           Ranah Minang. 
>Jangan 
>sampai kita kalah oleh Ratu Inggris,           orang barat aristokrat yang 
>lebih 
>berpikiran terbuka.
>
>Terlebih terkurang mohon maaf,
>Syofiardi (40/Padang)
>
>
>

-- 
Roland Y. Mandailiang
رولان يوليانتو
26th - Jeddah, Saudi Arabia

"Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak memberikan         manfaat bagi 
manusia lainnya".
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke