Dunsanak Sadonyo.

Satu isu menarik sehubungan dengan PP 84/1999 adalah adanya Surat Sekjen
Mendagri bernomor 188.52/3587/SJ > Saya khawatir kita terlalu reaktif.

Beberapa pihak langung menterjemahkan bahwa ini artinya menginstruksikan
Gubernur untuk melaksanakan PP itu (at least ini tampak dari 2 berita yang
dilewakan Nofend).

Tapi *apakah isntruksi itu mengatakan: "Hai Gubernur, pai ka ateh, pindahkan
patok dan gerbang batas kota Agam - Bukittinggi" atau Hai Gubernur
laksanakan PP 84/1999?*
*
*
*Kalau saya cenderung, artinya adalah yang nomor 2 - melaksanakan PP 84/1999
*

Apa yang harus dilaksanakan Gubernur?

Saya coba lihat kembali PP 84/1999. Di situ Gubernur di sebut 2X, di Pasal 9
ayat 3 (Aturan Peralihan) dan Penjelasan Pasal 7 ayat (3).

Gubernur itu baru "tampil" kalau perubahan batas wilayah itu terjadi. Kalau
ternyata Agam dan Bukittinggi ternyata belum juga merubah batasnya, maka
yang akan dilakukan Gubernur adalah melapor ke Mendagri: "*Pak, masalah
kepegawaian, kependudukan dll sebagaimanan yang diminta PP 84 itu alun ambo
kakok lai, sebab ternyata Agam jo Bukittinggi alun marubah batas wilayahnyo
lai ..."*

Apakah Gubernur mempunyai kewenangan untuk "memaksa" Agam dan Bukittinggi?

Kalau berdasarkan PP 84/1999 tidak

Jadi, sebaiknya, DPRD atau siapapun, tidak perlu terlalu reaktif terhadap
surat Mendagri tersebut. Itu adalah Surat dari Pemerintah kepada Wakil
Pemerintah di Daerah. Surat intern


Riri













Apakah isinya mengatakan: "Hai Gubernur, pindahan patok2 batas batas Agam -
Bukittingi tu ha ..."
*
*
Saya kira bukan itu terjemahannya.

Coba diteliti lagi PP 84/1999, pasal 9, ayat (3) (maaf, kadan2 awak lupo
mambaco Ketentuan Peralihan) . Disitu jelas sekali peran Gubernur - selaku
Wakil Pemerintah di Daerah.

Artinya? Gubernur akan melaksanakan berbagai isu yang disebut dalam ayat
tersebut, kalau perubahan batas wilayah itu terlaksanakan. Kalau ternyata
keduabelah pihak (Agam - Bukittinggi) tidak melaksanakan PP itu, Gubernur
juga "*ga akan maksa kok*" Gubernur tinggal lapor ke Mendagri: "Pak,
ternyata lah 11 tahun, alun jo jalan PP tu lai, jadi ndak ado masalah
administrasi nan ka ambo karajoan untuak itu do ..."

.
jhjhj



*
*





2010/11/3 ajo duta <ajod...@gmail.com>

> Asww sanaks,
>
> Nan ambo simak bahwa PP84 itu itu adolah pemekaran/perluasan kota
> Bukitinggi yang berakibat logis akan terpisahnya suatu wilayah secara
> administrasi. Ya cuma secara adminisytrasi pemerintahan. Namun secara
> kultul dan tradisi tidak akan bisa dipisahkan.
>
> Contoh waktu Agam maambiak Tiku dan Manggopoh masuak Agam, rang Piaman
> indak ado ribuik2. Kultur dan tradisi indak baubah. Sidi jo Bagindo
> masih di japuik. Sala lauak balauak tukai masih dijua disinan.
>
> Bagi sebagian awak kok dunia cando kakiamaik kalau nagarinyo tapisah
> sacaro administrasi. Betapa takotak kotaknyo caro bapikia awak.
> Padahal awak masih si Minang nan balandaskan ABSSBK. Dek caro pikiatu
> mako indak aneh ado nagari basabalahan nan tetap saliang badandam
> sampai kini. Tiok saat "api tapatiak" bakuhampeh pasti tajadi.
> Ternyata agamo jo adaik alun bisa mempersatukan awak.
> Astaghfirullah......
>
> On 11/1/10, Datuak Arifz <arif_...@yahoo.com> wrote:
> > Assallamualaikum da Riri dan dunsanak di palanta,
> >
> > Sesuai jo ota tantang PP  penggabuangan agam masuak kota bukittinggi,
> > mohon Bapak/mamak mambarikan 'pencerahan tantang PP ko,
> >
> > 1).
> > satahu ambo UUD 1945 lah banyak kali mangalami amandemen/parubahan,
> > Apokah PP ko dapak juo kito rubah supayo "batal' di lakasanakan,
> > karano lah banyak pro/kontra di masyarakat sajak 10 th lalu.
> >
> > paralukah plebesit/referendum 'rakyat' di agam untuak manantukan
> > 'nasib' PP ko? adokah lembaga nan bisa untuak melaksanakan referendum?
> >
> > kalau jadi bagabuang mungkin rancak juo:
> > 2). seluruh kecamatan  nan  ba adat salingka nagari,  supayo indak di
> > pacah pacah, masuak ka kota bukittinggi
> > 3). atau "dibagi' bana jadi kab Agam Timur, Kab Agam Barat, Kota
> > Bukittinggi
> >
> > mohon pencerahan.
> >
> > wassallam,
> > AZDtRA
> >
> > ------------------
> > Maaf, sekali lagi ambo tidak punya kapabilitas untuk ikuik membahas
> > "Agam vs Bukittinggi". Tapi ambo ingin mengemukakan pikiran ambo -
> > yang walaupun dangkal - tentang berkaitan dengan Paket Perundangan
> > Otonomi/ Desentralisasi dari apo yang ambo pelajari sewaktu bantu2 di
> > Ditjen OTDA, termasuk Sekretariat DPOD
> >  Saya melihat isunya begini (maaf kalau pemahaman saya keliru, CMIIW)
> >  Pertama, ada suatu PP yang diterbitkan tahun 1999. Lemah atau kuatnya
> > kajian untuk penyusunan PP itu, merupakan masalah lain, yang jelas PP
> > itu sudah terbit.
> >  Kedua, ternyata PP itu mendapat penolakan (oleh siapa dan bagian mana
> > yang ditolak itu bisa dirinci lagi)
> >  Ketiga, setelah lebih dari 10 tahun, ternyata PP itu tidak
> > terimplementasikan (for whatever reason).
> >  Nah, kalau buat saya, ada jalan lain.
> > Untuk pihak2 yang terganggu dengan tidak terlaksananya (atau tidak
> > efektifnya pelaksanaan PP itu), atau pihak yang keberatan kalau PP itu
> > akan dilaksanakan juga, mungkin perlu juga dipertimbangkan untuk
> > "melapor" ke Pemerintah bahwa "PP anda ga jalan tuh", atau "PP anda ga
> > akan jalan tuh"
> >> Maksud saya, agar mengurangi beban pihak2 yang pro dan kontra, serahkan
> >> seja ke Pemerintah (Pusat), nanti Pemerintah akan membentuk Tim untuk
> >> mengevaluasi itu. Dan pada waktu itu silahkan disampaikan masukan
> tentang
> >> plus dan minusnya (rencana) pemekaran wilayah tersebut.
> >> Ini karena di perundangan yang ada sekarang, jangankan pemekaran yang
> >> belum terimplementasikan secara penuh, pemekaran yang sudah berjalanpun
> >> bisa ditataulang. Aturan mainnya jelas, antara lain ada di PP 78/2007
> >> tentang Tata Cara Pembetukan dan Penggabungan Daerah.
> >> Maaf, sekali lagi saya tidak kapabel membicarakan isu "Agam vs
> >> Bukittinggi" nya, apalagi kalau sudah masuk ke Nagari nya. Saya hanya
> >> melihat dari sisi perundangan otonomi. Mudah2an ini bisa "menghemat"
> >> resources pikiran dan waktu kita.
> >> Riri
> >> 48/L/bekasi
> > -----------------------------------------------------
> >
> > --
> > .
> > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
> lain
> > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet
> > http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> > ===========================================================
> > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> > - DILARANG:
> >   1. E-mail besar dari 200KB;
> >   2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> >   3. One Liner.
> > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> > mengganti subjeknya.
> > ===========================================================
> > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> > http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
> >
>
> --
> Sent from my mobile device
>
> Wassalaamu'alaikum
> Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
> gelar Bagindo, suku Mandahiliang,
> lahir 17 Agustus 1947.
> Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman. rantau: Deli, Jakarta,
> sekarang Sterling, Virginia-USA
> ------------------------------------------------------------
> "menjadi bagian dari sapu lidi, akan lebih bermanfaat dari pada
> menjadi sebatang lidi"
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>  1. E-mail besar dari 200KB;
>  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
>  3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke