”banyak pihak sepertinya tak paham dengan apa yang ada di hati
dan pikiran Marzuki Alie.”

emang apes banget jadi rakyat di negeri ini, selalu diminta MEMAHAMI perilaku 
elitenya.
Juki, juki, tulisan terkahirnya pun melukai saya, karena mungkin saya termasuk 
yang disebut oleh MA sebagai BANYAK PIHAK, ga tau deh kalau yang lain ...

Uda Indra, kalau bisa tolong disampaikan ka pak Marzuki Ali

wassalam,
harman 
(orang yang termasuk dalam kelompok BANYAK PIHAK yg TAK PAHAM dan diminta untuk 
memahami)

--- On Wed, 11/3/10, Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com> wrote:

From: Indra J Piliang <pi_li...@yahoo.com>
Subject: [...@ntau-net] Fw:  Marzuki Alie: Mentawai adalah Indonesia
To: "Forahmi" <fora...@yahoogroups.com>, "RantauNet" 
<RantauNet@googlegroups.com>, fent...@yahoo.co.id
Date: Wednesday, November 3, 2010, 9:12 PM





 
~~."IJP".~~From:  Koran Digital <korandigi...@gmail.com>
Sender:  koran-digi...@googlegroups.com
Date: Thu, 04 Nov 2010 07:55:35 +0700To: 
<koran-digi...@googlegroups.com>ReplyTo:  koran-digi...@googlegroups.com
Subject: [Koran-Digital] Marzuki Alie: Mentawai adalah Indonesia

Mentawai adalah Indonesia
Kamis, 4 November 2010 |
02:55 WIB



 Oleh Marzuki Alie 
 
 Tulisan
Indra J Piliang dengan judul ”Mentawai dan Marzuki Alie” (Kompas, 1/11)
merupakan kelanjutan polemik soal bencana Mentawai yang bermula dari
pernyataan saya sebelumnya (27/10). 
Tak salah apa yang
ditulis Piliang kalau saja kutipan pernyataan yang termuat di berbagai
media massa, yang menjadi acuan Piliang, mencerminkan dengan
sesungguhnya apa yang ada di hati dan pikiran saya selaku Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Perlu klarifikasi, tidak
saja menyangkut kepentingan nama baik sebagai ketua parlemen, tetapi
juga menyangkut persepsi masyarakat. Bahwa maksud saya bukan
memindahkan begitu saja masyarakat Mentawai dari habitat ekonomi,
sosial, dan kulturalnya ke suatu ruang baru yang kosong dan asing.
Konteks
pernyataan saya adalah bahaya bencana tsunami yang bisa datang kapan
pun dan topografi Mentawai yang rawan terhadap gempa dan tsunami
sehingga sulit terhindarkan dari bencana sekalipun mekanisme peringatan
dini berjalan efektif.
Motivasi dari pernyataan ini adalah
keinginan tulus untuk menyelamatkan manusia Mentawai sebagai manusia
dan sebagai warga negara yang tentu harus dilindungi oleh negara.
Kepedulian yang humanis adalah dasar ketika saya mengeluarkan
pernyataan yang dinilai tidak bijaksana oleh sebagian kalangan, yang
bahkan terus dipolitisasi oleh sebagian pelaku politik.
Tak ada
sama sekali niat melecehkan Mentawai dan seluruh manusia dan atribut
budayanya yang luar biasa dan menjadi kebanggaan Indonesia yang satu
dan sama.
Maka, intensi atau tujuan pernyataan saya sebenarnya
hendak mengajak kita semua, seluruh rakyat Indonesia, untuk
bersama-sama memikirkan Mentawai dan semua daerah yang rawan bencana di
seluruh Tanah Air. Mentawai adalah Indonesia, kita semua harus
memikirkannya. Evakuasi dan lain sebagainya tak cukup menghentikan laju
jumlah kematian akibat bencana alam.
Saya maklumi betul, berita
yang pendek di media massa tak cukup menampung motivasi, argumentasi,
dan orientasi yang luas dan dalam. Dalam situasi inilah saya dicerca,
dihujat, dan disudutkan oleh kawan-kawan politisi yang tak menangkap
lebih jauh dan lebih dalam apa yang saya maksud.
 Menuduh dan menghakimi 
Tulisan
Indra J Piliang pun memperlihatkan kesan menuduh dan menghakimi.
Seolah-olah Marzuki Alie tak memiliki hati dan tak memahami ikatan
manusia dan habitatnya dengan segala kekhasan yang tak bisa digantikan
begitu saja. Kalau saja manusia bisa berpikir bebas dari segala latar
belakang politiknya, tentu tulisan Piliang tak begitu berbau tuduhan
atau penghakiman.
”Marzuki Alie sepertinya tak paham dengan apa
yang dikatakannya. Mentawai bukan seperti Pulau Onrust di Kepulauan
Seribu yang mungkin akan tenggelam akibat abrasi air laut. Mentawai
berbukit-bukit tinggi. Di daerah yang terkena bencana tsunami, sebagian
penduduk masih sempat naik ke bukit atau tersadar setelah sapuan
pertama dan lari ke bukit. Tsunami tidak terjadi saban hari sekalipun
gempa bumi bisa muncul setiap pekan belakangan ini. Jadi, terlalu
berlebihan solusi atas masalah Mentawai meminta pindah penduduknya ke
daratan atau Pulau Sumatera”. Demikian Piliang.
Lalu di bagian
akhir tulisan, ada kalimat bernuansa politis, yakni ”Bagaimana kalau
pernyataan Marzuki dibalik saja: Kalau takut gedung DPR miring dan
roboh, jangan coba-coba jadi politisi di Senayan”.
Pernyataan
ini senapas dengan suara sejumlah politisi yang menuntut Ketua DPR
diganti. Saya tak mempermasalahkan pergantian karena menjadi politisi
bukanlah bekerja untuk hidup sendiri. Menjadi politisi bagi Marzuki
Alie adalah mengabdi pada kepentingan umum.
Niat baik saya tak dimengerti karena tak tertampung dalam pernyataan
yang pendek dan dalam waktu yang singkat.
Pemahaman
yang berbeda atau tafsir yang tak sama merupakan dinamika yang biasa
dalam berdemokrasi. Tetapi, janganlah perbedaan tafsir dimainkan secara
politis untuk tujuan tersembunyi yang tak bijaksana.
Jadi, tak
salahlah jika kita coba balik apa yang ditulis Indra J Piliang, bukan
lagi ”Marzuki Alie sepertinya tak paham dengan apa yang dikatakannya”,
tetapi ”banyak pihak sepertinya tak paham dengan apa yang ada di hati
dan pikiran Marzuki Alie.”
 Marzuki Alie Ketua DPR RI



http://cetak.kompas.com/read/2010/11/04/0255236/mentawai.adalah.indonesia

 
 


-- 

"One Touch In BOX"

 

To post  : koran-digi...@googlegroups.com

Unsubscribe : koran-digital-unsubscribe@@googlegroups.com

 

"Ketika berhenti berpikir, Anda akan kehilangan kesempatan"-- Publilius Syrus

 

Catatan : -  Gunakan bahasa yang baik dan santun

                 -  Tolong jangan mengiklan yang tidak perlu

                 -  Hindari ONE-LINER

                 -  POTONG EKOR EMAIL

                 -  DILARANG SARA

                -  Opini Anda menjadi tanggung jawab Anda sepenuhnya dan atau  

                   Moderator Tidak bertanggung Jawab terhadap opini Anda.       
       
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~------------------------------------------------------------

“Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang 
sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan.” -- Otto Von 
Bismarck.

"Lidah orang berakal dibelakang hatinya, sedangkan hati orang dungu di belakang 
lidahnya" -Ali bin Abi Talib.




-- 

.

* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. E-mail besar dari 200KB;

  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.




      

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke