Karim Ilyas Mak TR.

Ambo lai nonton juo tadi, memang lah acok dan berbagai media baiak TV mapun
lokal nan alah ma angkek beliau menjadi folus berita.
Nan kini, rumah baliau nan kaduo kali pindah ditempati nan akan di gusur
lagi, rumah nan sangat sederhana bagi penggerek bendera saat Proklamasi dan
beberapa kali ikut pasukan perdamaian kalua nagari.

Banyak informasi tentang baliau, nan  lahir di Padang tahun 1927 ko kito
search di gugel.

Iko salah satu dr detik.com nan di laporkan Agustus 2008 lalu.
Sangat prihatin kito...

Rabu, 13/08/2008 07:49 WIB
Ilyas Karim, Pengibar Pertama Sang Saka Merah Putih   
Shohib Masykur - detikNews


Potret Pengibar Sang Saka
Jakarta - Di usianya yang ke-81, pria sepuh itu masih tetap menikmati
hidupnya di pinggir rel Kalibata, Jakarta Selatan. Pria yang kini menderita
stroke mata itu seharusnya bisa hidup lebih layak. Sebab, pria bernama Ilyas
Karim adalah pelaku sejarah penting. Dialah pengibar pertama Sang Saka Merah
Putih pada 17 Agustus 1945 lalu. 

Anda tentu pernah melihat foto upacara pengibaran Bendera Merah Putih
pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta Pusat. Di foto itu tampak dua
orang pengibar bendera yang dikelilingi oleh Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Mohammad Hatta, Ibu Fatmawati, dan SK Trimurti. Pemuda pengibar
bendera yang bercelana pendek itulah Ilyas Karim. 

Saat ini Ilyas tinggal di sebuah rumah sederhana di Jl. Rawajati Barat,
Kalibata, Jakarta Selatan, bersebelahan dengan rel kereta api. Saat ditemui
detikcom, Selasa (12/8/2008) kemarin, Ilyas masih tampak bugar. Meski gerak
badannya tidak segesit dulu, namun dia tidak tampak bungkuk ataupun tergopoh
ketika berjalan.

Ilyas menceritakan pengalamannya sebagai pengibar bendera Merah Putih
pertama di republik ini. Waktu itu, Ilyas adalah seorang murid di Asrama
Pemuda Islam (API) yang bermarkas di Menteng Jakarta Pusat. Malam hari
sebelum dibacakan proklamasi kemerdekaan RI, Ilyas beserta 50-an teman dari
API diundang ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56.

"Katanya ada acara gitu," tutur Ilyas.

Saat berkumpul di rumah Soekarno itulah Sudanco (Komandan Peleton) Latief
menunjuknya untuk menjadi pengibar bendera di acara proklamasi kemerdekaan
keesokan harinya. Satu orang pengibar yang lain yang ditunjuk adalah Sudanco
Singgih, seorang tentara PETA. "Saya ditunjuk karena paling muda. Umur saya
waktu itu 18 tahun," kata Ilyas.

Ilyas menceritakan pengalaman itu dengan penuh semangat. Matanya yang harus
diplester agar tidak terpejam tampak berbinar. Ilyas memang menderita stroke
mata. Dokter menganjurkannya untuk memlester kelopak matanya agar tidak
terpejam. Sudah berbagai upaya pengobatan ditempuhnya namun belum juga
membuahkan hasil.

Meski dengan sakitnya itu, Ilyas tetap aktif beraktivitas. Sejak tahun 1996
dia menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi
Indonesia yang memiliki cabang di 14 propinsi, antara lain di Medan, Riau,
Jambi, Palembang, Banten, dan Ambon.


"Saya akan diganti tahun 2009 nanti," kata Ilyas.

Yayasan itu sendiri bergerak di bidang sosial. Kegiatannya antara lain
penyantunan anak yatim, pembangunan tempat ibadah, dan penyantunan orang
jompo.

Ilyas lahir di Padang, Sumbar. Dia sekeluarga baru menetap di Jakarta pada
1936. Ayahnya dulu seorang camat di Matraman. Di zaman penjajahan Jepang,
ayahnya dibawa ke Tegal dan dieksekusi tentara Jepang. Sejak saat itu, Ilyas
menjadi yatim. 

Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih itu, Ilyas kemudian menjadi
tentara. Pada 1948, Ilyas dan sejumlah pemuda di Jakarta diundang ke Bandung
oleh Mr Kasman Singodimejo. Di Bandung, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat
(TKR). Kesatuan tentara ini kemudian berganti nama jadi Siliwangi. Nama
Siliwangi merupakan usul dari Ilyas. 

Sebagai tentara, Ilyas pernah diterjunkan di sejumlah medan pertempuran di
berbagai daerah, termasuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Libanon
dan Vietnam. Pada 1979, Ilyas pensiun dengan pangkat letnan kolonel.
Kehidupannya mulai suram, karena dua tahun kemudian dia diusir dari tempat
tinggalnya di asrama tentara Siliwangi, di Lapangan Banteng, Jakpus. Sejak
saat itu hingga saat ini dia tinggal di pinggir rel KA. (sho/asy)

http://www.detiknews.com/read/2008/08/13/074925/987560/608/ilyas-karim-pengi
bar-pertama-sang-saka-merah-putih

Wassalam
Nofend/34M-CKRG
Tigo Lareh/Pauah Duo/Solok Selatan

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of taufiqras...@rantaunet.org
Sent: Sunday, November 14, 2010 7:33 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Pejuang Urang Awak di TV One


Habis Magrib tadi,.... ambo cuma manonton ujuangnyo sajo

Ado veteran urang awak nan menagih janji ka Presiden

Rais Abin- Ketua LVRI, urang awak juo (?). 
Justru mintak sang Veteran pulang kampuang, supayo iduilk labiah tanang

Sia nan manonton lengkap ??


---TR
Sent from my BlackBerryR
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke