Posting dari Perwira Polda Kaltim ini,
sangat menyentuh.
 
Terima kasih Khosim.
Semoga pesan moral dari kisah ini,
bisa dihayati oleh yang membacanya.
 
Wassalam, Jacky Mardono

--- Pada Sen, 20/12/10, KHOSIM'89 <m.khosim1...@yahoo.com> menulis:


Dari: KHOSIM'89 <m.khosim1...@yahoo.com>
Judul: [poldakaltim] Sebuah Cerita mengharukan (copas):

Kepada: "Millis SMADA 86 LAMONGAN" <smad...@yahoogroups.com>, "Islam Moderat" 
<islammode...@yahoogroups.com>, "Polda Kaltim" <poldakal...@yahoogroups.com>
Tanggal: Senin, 20 Desember, 2010, 11:54 PM
 
============================
Sebuah Kisah yang Mengharukan ... 
Silahkan meneteskan Air Mata !!

Sepasang suami isteri – 
seperti pasangan lain di kota-kota besar 
meninggalkan anak-anak 
diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. 
 
Anak tunggal pasangan ini, 
perempuan cantik 
berusia tiga setengah tahun. 
 
Sendirian ia di rumah 
dan kerap kali dibiarkan pembantunya 
karena sibuk bekerja di dapur. 
 
Bermainlah dia bersama ayun-ayunan 
di atas buaian yang dibeli ayahnya, 
ataupun memetik bunga 
dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari 
dia melihat sebatang paku karat. 
Dan ia pun mencoret lantai 
tempat mobil ayahnya diparkirkan , 
tetapi karena lantainya terbuat dari marmer 
maka coretan tidak kelihatan. 
 
Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. 
Ya... karena mobil itu bewarna gelap, 
maka coretannya tampak jelas. 
Apalagi anak-anak ini pun 
membuat coretan sesuai 
dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya 
bermotor ke tempat kerja 
karena ingin menghindari macet. 
 
Setelah sebelah kanan mobil 
sudah penuh coretan 
maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. 
 
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, 
gambarnya sendiri, 
lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya 
mengikut imaginasinya. 
 
Kejadian itu berlangsung 
tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, 
terkejutlah pasangan suami istri itu 
melihat mobil yang baru setahun dibeli 
dengan bayaran angsuran 
yang masih lama lunasnya. 
 
Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah 
ini pun terus menjerit, 
"Kerjaan siapa ini !!!" .... 
 
Pembantu rumah yang tersentak 
dengan jeritan itu berlari keluar. 
 
Dia juga beristighfar. 
Mukanya merah padam ketakutan 
lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. 
 
Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, 
dia terus mengatakan 
" Saya tidak tahu..tuan." 
"Kamu dirumah sepanjang hari, 
apa saja yg kau lakukan?" 
hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, 
tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. 
Dengan penuh manja dia berkata 
"Dita yg membuat gambar itu ayahhh
.. cantik ...kan!" 
katanya sambil memeluk ayahnya 
sambil bermanja seperti biasa.. 
 
Si ayah yang sudah hilang kesabaran 
mengambil sebatang ranting kecil 
dari pohon di depan rumahnya, 
terus dipukulkannya berkali-kali 
ke telapak tangan anaknya . 
 
Si anak yang tak mengerti apa apa 
menagis kesakitan, 
pedih sekaligus ketakutan. 
Puas memukul telapak tangan, 
si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu 
cuma mendiamkan saja, 
seolah merestui dan merasa puas 
dengan hukuman yang dikenakan. 
 
Pembantu rumah terbengong, 
tidak tahu harus berbuat apa... 
 
Si ayah cukup lama 
memukul-mukul tangan kanan 
dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. 
 
Setelah si ayah masuk ke rumah 
diikuti si ibu, 
pembantu rumah tersebut 
menggendong anak kecil itu, 
membawanya ke kamar.

Dia terperanjat 
melihat telapak tangan 
dan belakang tangan si anak kecil 
luka-luka dan berdarah. 
 
Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. 
Sambil menyiramnya dengan air, 
dia ikut menangis. 
 
Anak kecil itu juga menjerit-jerit 
menahan pedih saat luka-lukanya itu 
terkena air. 
 
Lalu si pembantu rumah 
menidurkan anak kecil itu. 
 
Si ayah sengaja membiarkan anak itu 
tidur bersama pembantu rumah. 
Keesokkan harinya, 
kedua belah tangan si anak bengkak. 
 
Pembantu rumah mengadu ke majikannya. 
"Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, 
dia tidak memperhatikan anak kecil itu 
yang menghabiskan waktu 
di kamar pembantu. 
 
Si ayah konon 
mau memberi pelajaran pada anaknya. 
 
Tiga hari berlalu, 
si ayah tidak pernah menjenguk anaknya 
sementara si ibu juga begitu, 
meski setiap hari bertanya 
kepada pembantu rumah. 
"Dita demam, Bu"...
jawab pembantunya ringkas. 
 
"Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. 
Sebelum si ibu masuk kamar tidur 
dia menjenguk kamar pembantunya. 
 
Saat dilihat anaknya Dita 
dalam pelukan pembantu rumah, 
dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, 
pembantu rumah memberitahukan tuannya 
bahwa suhu badan Dita terlalu panas. 
 
"Sore nanti kita bawa ke klinik.. 
Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. 
 
Sampai saatnya 
si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. 
 
Dokter mengarahkan 
agar ia dibawa ke rumah sakit 
karena keadaannya susah serius. 
 
Setelah beberapa hari di rawat inap 
dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. 
"Tidak ada pilihan.." 
kata dokter tersebut yang mengusulkan 
agar kedua tangan anak itu dipotong 
karena sakitnya sudah terlalu parah 
dan infeksi akut...
 
"Ini sudah bernanah, 
demi menyelamatkan nyawanya 
maka kedua tangannya harus dipotong 
dari siku ke bawah" kata dokter itu. 
 
Si bapak dan ibu 
bagaikan terkena halilintar 
mendengar kata-kata itu. 
Terasa dunia berhenti berputar, 
tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. 
Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, 
si ayah bergetar tangannya 
menandatangani surat persetujuan pembedahan. 
 
Keluar dari ruang bedah, 
selepas obat bius yang disuntikkan habis, 
si anak menangis kesakitan. 
 
Dia juga keheranan 
melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. 
Ditatapnya muka ayah dan ibunya. 
 
Kemudian ke wajah pembantu rumah. 
Dia mengerutkan dahi 
melihat mereka semua menangis. 
 
Dalam siksaan menahan sakit, 
si anak bersuara 
dalam linangan air mata. 
 
"Ayah.. ibu... 
Dita tidak akan melakukannya lagi.... 
Dita tak mau lagi ayah pukul. 
Dita tak mau jahat lagi... 
Dita sayang ayah..sayang ibu.", 
katanya berulang kali 
membuatkan si ibu gagal 
menahan rasa sedihnya. 
 
"Dita juga sayang Mbok Narti.." 
katanya memandang wajah pembantu rumah, 
sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. 
Untuk apa diambil.. 
Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! 
Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?... 
Bagaimana Dita mau bermain nanti ?... 
Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, " 
katanya berulang-ulang. 
 
Serasa hancur hati si ibu 
mendengar kata-kata anaknya. 
Meraung-raung dia sekuat hati 
namun takdir yang sudah terjadi
 tiada manusia dapat menahannya. 
Nasi sudah jadi bubur. 
 
Pada akhirnya si anak cantik itu 
meneruskan hidupnya 
tanpa kedua tangan 
dan ia masih belum mengerti 
mengapa tangannya tetap harus dipotong 
meski sudah minta maaf...
 
Tahun demi tahun 
kedua orang tua tersebut menahan 
kepedihan dan kehancuran bathin 
sampai suatu saat Sang Ayah
tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat 
diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., 
Namun...., 
si Anak dengan segala keterbatasan 
dan kekurangannya tersebut 
tetap hidup tegar 
bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

Makanya sayangilah anak kita 
walau bagaimanapun 
karena itu adalah darah daging kita. 
Kita kerja adalah buat anak2 dan keluarga kita.


® Kerja keras, berdo'a, hidup kona'a, syukur dan ridho apapun pemberian ALLAH 
SWT....!!!
__._,_.___

Reply to sender | Reply to group | Reply via web post | Start a new topic 
Messages in this topic (1) 
Recent Activity: 

New Members 2 
Visit Your Group 

Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use


. 

__,_._,___





-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke