Aww. Duns di Palanta yang saya banggakan.
aaa) Sebagaimana usulan kami terdahulu hal pokok PRRI/PERMESTA kiranya dapat 
ditetapkan Moderator dan Penanggap masukan dan kiriman cerita dan lain 
sebagainya ;
bbb) Mengenai pokok email diatas kami berpendapat bahwa seiap usaha mengangkat 
senjata ataupun gerakan melawan/menentang suatu Pemerintahan yang syah diakui 
oleh Dunia / PBB  adalah jelas upaya KUDETA/PEMBERONTAKAN terhadap Pemerintahan 
yang legal dan didirikan berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945 oleh 
Proklamator Soekarno-Hatta.
ccc) NKRI sebagai suatu State dengan rentang wilayah Sabang-Merauke, dengan 
penduduk yang ada diatasnya serta suatu Pemerintahan dari, oleh dan untuk 
Rakyat adalah merupakan TRIGATRA yang tidak dapat dipisahkan satu dengan 
lainnya.
ddd) Sebutan Pemberontak Pemberani adalah suatu cara berpikir yang sangat salah 
karena "Pemberontakan" sebagai suatu materi pokok masalah tanpa menggunakan 
Logika yang jelas, sedangkan Dialektika adalah suatu hukum sebab akibat yang 
berdampak pada rahayat Minangkabau "even" sampai saat ini dimanapun warga 
Minangkabau dicap sebagaoi "pemberontak". Semuanya itu telah tercatat dalam 
sejarah kelam bangsa Indonesia.
eee) Kami ingin bahwa kita semuanya tidak "terjebak" dengan cara berpikir 
melihat apapun yang telah dikerjakan pada waktu terjadinya "Pemberontakan" 
tersebut, akan tetapi marilah kita melihat kepada masa Apak/Bundo Kanduang 
dijaman Bung Hatta, H.Agus Salim, Moh.Natsir, Syafruddin Prawiranegara, 
St.Syahrir, Moh.Yamin, Assat dan banyak yang lainnya sebagai Contoh dan suri 
tauladan kemasa depan.
fff) Kami adalah sekian banyak rahayat Minangkabau nan tacampak dari Ranah 
Minang dek karano "perselisihan kepentingan" dengan mengatasnamokan "kebenaran 
dlsbnya" dan ingin memuaskan kepentingan diri/kelompok tanpa memikiekan hukum 
Dialektika. Namun demikian, marilah kito susun buku tentang masalah 
"Pemberontkan Pemberani" tersebut untuk dijadikan bahan "berkaco" dari 
pengalaman dulu kala nan akan dapeik menyusun suatu potret masa depan untuk 
anak cucu kito misalnyo bagaimana caronyo melawan " Hantu Globalisasi" dengan 
produk bawaannya neolib, narkoba, exploitation d l'homme par l'homme, 
imperialisme gaya baru, arus kuning dlsbnya nan alah nampak jaleih 
mamporak-porandakan "Nagari" kito di Ranah Minang.
ggg) Akhirnyo kami manyampaikan maaf nan sadalam-dalamnyo kepada seluruh Duns 
baik nan di Ranah maupun nan di Rantau untuk basamo kito "membangkiekkan batang 
nan Tarandam-Menuju Minangkabau yang Excellent" sebagaimana Angku Guru 
M.C.Baridjembek alah programkannyo.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu 'alaikumsalam,
Aspermato, MA., Nagari Salimpaung-Batusangkar, SB.

--- Pada Ming, 13/2/11, Nofendri T. Lare <nof...@rantaunet.org> menulis:

Dari: Nofendri T. Lare <nof...@rantaunet.org>
Judul: [R@ntau-Net] MESTIKA ZED, GURU BESAR UNP : PRRI Itu Pemberontak yang 
Pemberani
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Minggu, 13 Februari, 2011, 9:14 AM




 
 






PEMERINTAH pusat menetapkan PRRI sebagai
pemberontak. Apa alasannya? 

   

Sudah pasti demikian, dan saya pun sebagai pemerintah pusat
akan mengatakan hal yang sama karena pendekatannya pendekatan formal. Ini
sebuah negara sah Republik, tahu-tahu ada yang melawan di daerah. Wah. Ini
pemberontakan. Ini tidak benar. Ya, karena itu dipandang dengan pendekatan 
formal.
Ini negara legalistik berdasarkan UUD 1945. Itu alasan pertama. 

   

Yang kedua, rezim itu sedang bulan madu otoriter. Apapun
yang berbeda, mengusik, dan berbahaya harus dicarikan cap paten untuk memukulnya
menjadi formal. Perbedaaan itu haram. Dan jelas dilarang. Artinya, Soekarno 
mulai
ayun bambunya ke kiri, dan mulai berteman dengan PKI. Ini sudah sekian kali
diperingatkan Hatta yang akhirnya mereka berseberangan. Hatta mengundurkan diri
Desember 1956 karena tidak sejalan lagi dengan Soekarno. Meski begitu, secara
personal mereka tetap dekat. Soekarno mengakatakan: “Tidak adalagi orang yang
mau meluangkan waktunya untuk berbincang dengannya selain Hatta. Hanya Hatta
yang melakukan dengan kenegarawanannya. Dua pendekatan yang bisa dipergunakan 
untuk
menjawab itu. 

   

Anda setuju dengan sebutan pemberontak itu? 

   

Itu kan soal istilah. Kalau saya sendiri, PRRI itu tetap pemberontak.
Pemberontak yang pemberani. Kalau berpikir formal, dia memang melakukan 
perlawanan
kok. Tapi ingat, ini yang penting, tujuannya tidak untuk saparatisme. Dia tidak
memberontak dalam pengertian ingin menjadikan negeri sendiri, seperti yang
dicap jakarta. Tidak. Dia hanya ingin mengoreksi, mengoreksi apa yang menyimpang
dari konstitusi. Banyak poinnya itu. Kalau kita paralelkan, tokoh lintas agama 
itu
mirip sewaktu PRRI dengan menguraikan kesalahankesalahan pemerintah. 

   

Dalam banyak hal, justru perjuangan PRRI menemukan bentuknya
kembali di zaman sekarang. Muncul narasi-narasi kecil di daerah? 

   

Ini karena mental kolonial masih melekat hingga kini dan tidak
berubah-rubah. Kenapa begitu? Salah satunya, dan ini yang sedang saya tulis
sekarang, pemegang negara ini narsisitik, selalu memuji diri. Coba Anda tanya
ke pejabat dinas dan pejabat pemerintahan, pasti akan dikatakan, “Saya sudah 
berbuat
begini, begitu, tapi ngerti g orang dengan apa yang diperbuat? Nol besar.”
Ternyata polanya sama secara teoritis. Apabila negara atau pemimpin sudah
mengabaikan rakyat, akan muncul narasi-narasi kecil. Muncul gerakan-gerakan yang
mencoba menyelesaikannya masalahnya sendiri. Tidak bisa dihambat. Ini hukum 
sejarah.
Apa yang terjadi dengan uni soviet, kan juga seperti itu. Ketika negara sudah 
diambil
oleh tampuk kekuasaan otoriter dan mengabaikan tangung jawab atau melalaikan 
kepeduliannya
terhadap rakyat. Dia sudah menyediakan bibitbibit protes atau ketidakadilan 
terhadap
rakyat. Di saat itu, akan timbul semacam ketidakpuasaan dan berharap ada 
soluisi.
Solusi tidak muncul, muncul narasi kecil. Narasi kecil ini saling bertalian
nanti. Muncul di Padang, Jakarta, Medan, dan semuanya. Negeri ini menjadi
terbakar. Kalau tidak ada jawaban yang tuntas, ini yang namanya gerakan rakyat. 

   

Kepercayaan saya sekarang adalah terhadap masyarakat madani,
yaitu masyarakat sipil. Mereka berkesempatan untuk mengubahnya. Ada contoh, 
ketika
kasus Prita, gerakan rakyat tumbuh dengan mengumpulkan Koin. 

   

Ada kesulitan membedakan PDRI dan PRRI? 

   

Satu, perbedaannya, PDRI berhadapan dengan Belanda. Sementara
PRRI berlawanan dengan Jakarta, rezim yang dinilai sama kolonialnya dengan rezim
dulu. Kedua, PDRI memang sebuah gerakan nasional yang meluas di manamana, tidak
hanya di Sumatera, tapi di Jawa, menjadi bagian dari PDRI. Ketika PRRI, gerakan
yang dipelopori Sumbar, memang hanya bagian dari Sumatera didukung Permesta. 

Tapi persamaannya banyak sekali, mulai dari medannya, rute
yang ditempuh, juga pemimpinnya. Yang penting, spiritnya sama dalam arti melawan
rezim kolonial. Kolonial itu memiliki pengertian sendiri. Pengertiannya, satu, 
mempertahankan
ketergantungan (dependen). Orang dibikin tergantung terus. Antara yang dijajah
dan terjajah. Dipimpin dengan yang dipimpin. Kedua, eksploitif. 

Menguras. Walau sudah lama merdeka, kolonial itu masih utuh.
Faktanya, UU kita sangat pro-elit, menindas yang di bawah. 

   

Ketakutannya adalah pemberontakan terjadi di banyak
daerah. Rakyat tidak percaya lagi kepada pemimpin. Apa yang terjadi? 

   

Pemimpin tidak belajar pada masa lalu. Tidak ada proses
pembelajaran dalam pemimpin kita. Pemimpin dalam pengertian rezim yang berkuasa
itu, sudah kehilangan sejarah. Ibarat sumur tanpa dasar. Demi masa depan, tapi 
sebetulnya
sudah kehilangan roh. Roh kita sebenarnya sederhana, kenapa kita merdeka untuk
apa kita merdeka? Itu kan pertanyaan sederhana, tapi mana ada orang yang peduli
sejarah? Menurut saya ini keliru besar. 

   

Apa yang bisa kita pelajari dari PRRI ini? 

   

Saya kira menyuarakan dan untuk mengingatkan. Paling tidak
kita generasi sekarang, di saat tidak banyak harapan tumbuh dari penyelenggara 
negara,
khususnya penegakan hukum, masyarakat madani atau potensi-potensi sosial harus
bersuara mencari penyelesaian. Kemandirian masyarakat akan semakin kuat.􀂄  

(Pewawancara Andika Destika Khagen) 

   

   

Susunan Kabinet PRRI 

1. Perdana Menteri/ merangkap Menteri Keuangan: Mr.
Sjafruddin Prawiranegara 

2. Wakil Perda Menteri: Moh. Natsir 

3. Menteri Dalam Negeri: Kolonel M. Dahlan Djambek (Kemudian
digantikan oleh Mr. Assaat Dt. Mudo) 

4. Menteri Luar Negeri : Kolonel Maluddin Simbolon 

5. Menteri Pertahanan/merangkap Menteri Kehakiman: Mr.
Burhanuddin Harahap 

6. Menteri Perdagangan/merangkap Menteri Perhubungan:
Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo 

7. Menteri PP dan K: Engku Moh. Sjafe’i 

8. Menteri Kesehatan/merangkap Menteri Pembangunan:
Kolonel J.F. Warrow 

9. Menteri Agama: Mochtar Lintang 

10. Menteri Pertanian: Saladin Sarumpaet 

11. Menteri Sosial: Ayah Gani Usman 

12. Menteri Perhubungan Pos, Telegraf dan Telepon: Kolonel
M. Dahlan Djambek 

13. Menteri Penerangan: Mayor Saleh Lahade 

14. Kepala Staf Angkatan Perang PRRI: Kolonel A.E. Kawilarang
(Atase Militer di Washington yang meniggalkan posnya bergabung dengan PRRI) 

15. Kepala Staf Angkatang Darat: Letkol Ventje Sumual 

   

Diambil dari e-Paper Harian Haluan, 13 February 2011 

   

Wassalam 

Nofend/34+/M-CKRG 

   

=> MARI KITA RAMaIKAN PALANTA SESUAI DENGAN VISI-NYA!! 

Forum komunikasi, diskusi dan silaturahmi menggunakan
email ini sangat dianjurkan selalu dalam koridor topik: yang berhubungan dengan
Ranah Minang, Urang Awak di ranah dan rantau, Adat dan Budaya Minangkabau serta
Provinsi Sumatera Barat. 



 



-- 

.

* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. E-mail besar dari 200KB;

  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet

- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke