Rina dan sanak di Palanta

Sebelum pesawat menembaki sender RRI. Kami di beri tahu agar membuat lobang 
perlindungan. Ibu dan ayah menggali sebuah lobang yang muat untuk kami bersama 
ibu ayah.  Dan adik-adik saya 4 orang. 
Ketika pesawat itu merendah, kerna Sender RRI tak jauh dari Rumah kami di Gurun 
panjang.
 Suheimi kecil dan adik2 kecil terbirit-birit berangkulan bersama ibu dan ayah 
merunduk masuk lobang dibawah tanah

Itulah kali pertama saya melihat pesawat terbang merendah menukik dan dan bunyi 
peluru yang memekakan anak telinga.
Kami menggigil ketakutan berangkulan dalam pelukan ayah ibu yang. Tercinta

Betapa takutnya hati ini mendengar letusan dan dentumun peluru yang di 
muntahkan dari pesawat. Yang bersileweran

Takut, takut takut didalam libang perlindungan dan kebingungan, inikah perang 
yang saling menghancurkan?. 

Sejak hari itu telinga kami terbiasa mendengar dentuman senjata. Sejak hari itu 
kami terbiasa melihat mayat yang tertembak. Sejak hari itu kami takut melihat 
baju loreng, jam malam yang di berlakukan. 
Sejak saat itu akan mengungsikah atau akan bertahan. Kalau mengungsi mau 
kemana? Apa yang akan dimakan adik saya kecil-kecil.

Kami harus makan kami harus bekerja, untuk mendapatkan garan saya disuruh ayah 
berbaris di Gudang garam dengan membawa kartu penduduk. Dan saya pinjami kartu 
penduduk tetangga, sehingga bisa membeli banyak garam. Garam ini saya jual di 
pasar, cepat lakunya dan besar untungnya.

Sejak saat itu sebagai anak tertua yang baru berulang tahun ke 10 di hari 
pemboman itu. Kerna ulang tahun saya bertepatan dan di proklamirkannya PRRI.

Kesulitan yang dialami oleh ayah Karimuddin yang guru rendahan dengan anak 
banyak, serta adik ayah dan adik ibu beberapa orang menompangkan hidupnya. Kami 
dayung kehidupan itu.

Sesudah subuh saya jual koran dan berita front. Siangnya menjual garam dan 
sabun diantara waktu-waktu sekolah. Sementara tiap sebentar terdengar letusan.

Disatu siang tiba-tiba ada sebuah letusan, kami terkejut, melihat mayat 
tergeletak di tengah jalan tertelungkup dekat lubuk sebaris. Dia ditembak dari 
jarak dekat sekali.

Tak ada yang berani mengangkat mayat itu. Keadaan darurat SOB, nyawa tak 
berharga.

Namun hidup harus dikayuh juga, sekolah harus di tamatkan juga. Kesulitan dan 
keparahan hidup itulah menyebabkan kami berjuang dan berjuang harus mencari 
sesuap oagi dan sesuap petang, mencarikan punggung tak ndak basaok.

Ah sekelumit kisah masa kecil yang di penuhui oleh desingan peluru mengayuh 
bahtera kehidupan

Salam teriring do'a
K Suheimi 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "rinapermadi" <rinaperm...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 4 Mar 2011 16:35:46 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: RE: [R@ntau-Net] Pilihan itu....

Amin..amin..

Ya Rabbal 'alamin

Tarimo kasih Pak Emi, Da Andiko

 

Kan dek itulah dek Pak Emi tu

Bilo ado kenangan Pak Emi yang lain ttg PRRI 

Curaikanlah di RN supayo bisa dibukukan dek Da Andiko dkk

Sekaligus untuk kita timang-timang bersama di palanta ini

Sungguh banyak manfaat dari RN ini

 

Wassalam

Rina 

 

 

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On
Behalf Of ksuhe...@yahoo.com
Sent: Friday, March 04, 2011 4:15 PM
To: Rantau
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pilihan itu....

 

Wah bagus sekali
Bagaikan sang pujangga melantunkan kata hatinya

Tulisan Rina selama ini bagus
Semoga ada di arsipkan untuk di jadikan buku

Salam teriring do'a
K Suheimi 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: andi ko <andi.ko...@gmail.com> 

Sender: rantaunet@googlegroups.com 

Date: Fri, 4 Mar 2011 16:09:14 +0700

To: <rantaunet@googlegroups.com>

ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com 

Subject: Re: [R@ntau-Net] Pilihan itu....

 

Wah......

Mantap pilihan genre puisi rina, merinding mambaco nan di bawah

Malulah dengan tanah yang kau pijak

Tanah yang dulu kering itu

Sekarang telah bercampur lumpur barair

Berair dari genangan airmata dan darah

Sanggupkah kau membajaknya dengan bayonetmu

Menanami dengan benih kesombongan?

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke