Penghalangan Pahlawan, Dicurigai Agenda PKI? Padang Ekspres Berita Pemerintahan Sabtu, 23/04/2011 - 09:08 WIB Fajar Rillah Vesky http://padang-today.com/?mod=berita&today=detil&id=27608
Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aslim Tadjudin dan mantan Ketua Tim Pengawas Bank Indonesia Regional Sumut-NAD Iramady Irdja menilai, sosok Mr Syafrudin Prawiranegara layak dijadikan sebagai pahlawan nasional. Kendati Syafrudin terlibat dalam gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) 1958-1961 tapi jasanya untuk bangsa dan negara sangat besar. "Syafrudin tidak hanya menyelamatkan republik dari gempuran Agresi II Belanda, dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948-1949. Jauh sebelum itu, beliau merupakan orang pertama yang meletakkan pondasi independensi Bank Indonesia," kata Aslim Tadjudin dan Iramady Irdja kepada Padang Ekspres Jum'at (22/4) siang. Aslim Tadjudin dan Iramady Irdja adalah dua dari sepuluh tokoh yang diagendakan tampil sebagai pembicara dalam Seminar Satu Abad Mr Syafrudin Prawiranegara di auditorium, Politeknik Pertanian Unand, Tanjungpati, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu(23/4) ini. Seminar digelar Yayasan Peduli Peristiwa PDRI bersama Panitia Nasional Satu Abad Mr Syafrudin Prawiranegara dibawah pimpinan Wakil Ketua DPD RI Am Fatwa. Seminar di auditorium Politeknik Pertanian Unand ini, merupakan lanjutan dari seminar yang dibuka Mendagri Gamawan Fauzi di Istana Bung Hatta, Bukittinggi, Minggu (3/4) lalu. Menurut Aslim Tadjudin yang asli putra Kabupaten Limapuluh Kota, Mr Syafrudin Prawiranegara telah meletakkan pondasi bagi independensi bank sentral dari pemerintah. Syafrudin juga menyusun konsep kemandirian bank sentral dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter. "Sjafruddin menyatakan betapa pentingnya pemisahan Bank Sentral dari pemerintah. Pemisahan tersebut dimaksudkan agar bank sentralmemiliki wewenang untuk bekerja secara otonom dalam melaksanakan tugas, sebagaimana diamanatkan undang-undang. Apabila kekuatan politik diberikan ruang untuk menguasai sistem keuangan, maka hal tersebut akan membahayakan proses sirkulasi keuangan nasional," ujar Aslim Tadjudin. Masih menurut Aslim, ketika Mr Syafrudin Prawiranegara menjabat sebagai Menteri Keuangan untuk kedua kalinya dalam Kabinet Hatta II, beliau dihadapkan pada tiga persoalan besar. Yaitu, tekanan inflasi yang mulai mengkhawatirkan, kas pemerintah yang minim, dan masih berlakunya "uang merah" atau uang NICA dan uang De Javasche Bank, sementara Oang Republik Indonesia (OERI) sudah diterbitkan. Untuk mengatasi ketiga persoalan diatas, uang merah/uang NICA dan uang De Javasche Bank dengan nilai minimum 5 dipotong menjadi dua bagian. Guntingan bagian kiri uang tersebut ditetapkan masih sah sebagai alat pembayaran, namun nilainya menjadi setengah dari nilai semula dan harus ditukarkan dengan uang kertas baru. Sedangkan guntingan uang bagian kanan dinyatakan tidak berlaku lagi sebagai alat pembayaran yang sah semenjak 10 Maret 1950, namun dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar setengah dari nilai semula dan akan dibayar 40 tahun kemudian dengan bunga 3 persen pertahun. "Kebijakan yang populer dengan sebutan Gunting Sjafruddin ini juga berlaku bagi simpanan di bank, namun tidak berlaku bagi uang pecahan dengan nilai 2,50 ke bawah," kata Aslim Tadjudin yang dikenal peduli dengan persoalan Sumbar. Dikatakan Aslim, meski kebijakan "Gunting Syafruddin" memberi dampak yang kurang nyaman pada awalnya. Namun kebijakan ini mampu membersihkan sistem moneter, mengurangi jumlah uang yang beredar, menurunkan harga barang-barang kebutuhan, dan menambah kas pemerintah, dengan pinjaman wajib yang diperkirakan mencapai Rp 1,5 Miliar. Menariknya lagi, kata Aslim Tadjudin, ketika menetapkan kebijakan "Gunting Syafruddin", sosok Syafrudin juga memberikan pelajarab bagi banyak orang, terutama pemangku jabatan di pemerintahan. "Beliau sangat berhati-hati menjaga kerahasiaan rencana pemberlakuan kebijakan pemotongan uang yang ditandatanganinya, bahkan kepada istri dan anak-anaknya sendiri sekalipun, " kata Aslim. Sehingga tajamnya "Gunting Sjafruddin" tidak hanya mengejutkan rakyat Indonesia namun juga keluarganya sendiri. "Hal tersebut setidaknya memberi teladan bagi kita, agar tidak memanfaatkan posisi sebagai pejabat negara untuk mengambil keuntungan pribadi maupun keluarga," imbuh Aslim. Layak Dicurigai PKI Sementara itu, Iramady Irdja menilai sosok Syafrudin sebagai seorang tokoh ekonomi liberal yang kemudian berpindah menjadi tokoh ekonomi kerakyatan atau Syariah. "Awalnya adalah tokoh ekonomi liberal. Sedangkan ekonom Soemitro (bapak Prabawo Subianto) adalah ekonom kerakyatan atau syariah. Namun pada masa Orde Baru berkuasa, konsep ekonomi kerakyatan dan ekonomi syariah justru lebih diterapkan oleh Syafrudin. Sedangkan Soemitro cenderung beraliran liberal," kata Iramady. Menurut Iramady Irdja pula, Syafrudin adalan tokoh yang tidan setuju dengan prinsip eskploitasi dalam perbankan. Menuruitnya, bunga dan laba dalam bank, asal dengan akad yang juru dan ikhals bukan riba namun halal. Sedangkan laba yang melebihi kewajaran adalah riba. Iramady Irdja juga meyakini, Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang digagas Mr Syafrudin Prawiranegara bersama sejumlah pejuang, bukanlah pengkhianatan terhadap bangsa. Tetapi bentuk koreksi terhadap pemerintah Orde Lama yang terpengaruh oleh antek-antek Partai Komunis Indonesi (PKI). "Para era PRRI, militer disusupi oleh PKI. Sehingga kebijakan pemerintah Orde Lama diwarna oleh PKI., Apabila saat ini pengakuan terhadap Syafrudin Prawiranegara masih dihambat oleh pihak-pihak tertentu, kiranya layak dicurigai bagian dari agenda PKI pula," kata tokoh Sumbar Iramady Irdja.[] -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/