Rabu, 11 Mei 2011 | 18:20 WIB


TEMPO Interaktif, Padang - Bergairahnya industri rekaman di Ranah Minang, 
Sumatera Barat, melahirkan para superstar lokal. Salah satunya Buset. 
Lagu-lagunya digandrungi, albumnya laris manis, dan ia kebanjiran undangan 
pentas hingga ke Malaysia. 

Tembang Lauk (ikan) mengalun keras dari sebuah radio yang diputar penjual ikan 
di Pasar Simpang Haru, Padang, Sumatera Barat. Lagu Minang penuh humor yang 
didendangkan penyanyi Budi Setiawan atau populer dengan nama Buset itu 
terdengar pas sekali dengan suasana pasar ikan itu di suatu pagi pada Maret 
lalu. Lauk bercerita tentang keseharian tukang ikan yang melayani bermacam 
pembeli serta impiannya memiliki pesawat terbang.

Lagu-lagu milik Budi memang tengah digandrungi. Lirik lagu-lagunya yang penuh 
humor dengan dibumbui musik rap serta istilah-istilah bahasa gaul anak muda 
Pariaman, Sumatera Barat. Albumnya berjudul Radio Si Buset meledak di pasar. Di 
tengah menggilanya pembajakan, CD album itu terjual lebih dari 30 ribu keping. 
Ini sebuah rekor cukup fantastis buat penyanyi Minang pendatang baru yang 
biasanya paling banter hanya terjual 15 ribu keping.

Budi langsung mencuri hati para penggemarnya karena lagu-lagunya tampil beda 
dengan tembang Minang terbaru lainnya, yang umumnya bernada maratok (beriba 
hati) atawa mellow (melankolis). Selain itu, tema lagu-lagu milik biduan 
berusia 28 tahun ini dilantunkan dengan gaya rap penuh lawakan. Misalnya, lagu 
Bato Prend (Kenapa seperti itu teman). Tembang bertema kritikan terhadap anak 
muda sekarang yang suka narkoba, bercelana melorot, mabuk-mabukan, dan 
mengganggu cewek di pasar. Dengan gaya lawakan, Budi menakut-nakuti akan azab 
di dalam kubur berupa siksaan nan mengerikan.

Lagu terkenal lain yang juga bersyair kocak adalah Radio Si Buset, satu nomor 
di album milik Budi berjudul sama. Tembang itu menampilkan Buset sebagai 
penyiar radio yang sedang meminta pendengar memesan lagu. Nomor telepon 
radionya sangat panjang, 37 angka. Kemudian pemesan lagu bernama Tanjidin juga 
memesan lagu berjudul sangat panjang. 

Di mata para penggemarnya, Budi adalah penyanyi multitalenta. »Dia masih muda, 
tapi super-kreatif, mencipta lagu sendiri, membuat ide video klip sendiri,” 
kata Marwan. »Ia juga pemerhati sosial. Hal-hal yang disentil dalam 
lagu-lagunya ada benarnya. Kalau diibaratkan, Buset itu seperti Ahmad Dani-nya 
Sumatera Barat,” guru SMK Negeri 2 Pariaman itu menambahkan.

Budi memang fenomenal. Awalnya, ia bukan penyanyi yang lahir dari panggung atau 
festival. Ia hanya anak muda biasa yang hobi nongkrong dan bernyanyi dengan 
gitar bersama teman-temannya di depan rumah orangtuanya di Kampung Pondok, Kota 
Pariaman. »Kalau sudah pegang gitar, apa saja yang tampak di jalan saya jadikan 
lagu bahasanya pakai istilah-istilah anak muda yang dekat dengan saya,” katanya.

Sekitar empat tahun lalu, perkenalan Budi dengan Remon Kuantan, musisi lokal di 
Pariaman, membawanya ke dapur rekaman, Planet Record. Hingga kini Budi telah 
meluncurkan lima album, dan rata-rata laku di pasar. Lagu-lagunya, terutama 
Radio Si Buset dan Bato Prend diputar di radio-radio dan menjadi buah bibir. 
Budi juga kebanjiran undangan pentas di mana-mana. Tak hanya di Sumatera Barat, 
tapi juga ke luar daerah, hingga Papua. Bahkan ke Malaysia.

Sebagai penyanyi yang tengah berkilau, Budi mendapat penghasilan yang lumayan 
dari album-albumnya. Hanya, ia enggan menyebut angka persisnya. » Kalau 
albumnya meledak, saya diberi bonus seperti sepeda motor dan uang, cukuplah 
untuk menghidupi keluarga,” ujarnya.

Pundi-pundinya juga bertambah dari pelbagai tawaran pentas yang datang saban 
pekan, mulai menjadi pengisi acara tetap di Plaza Ramayana, Bukittinggi, pesta 
pernikahan, hingga sunatan. Lalu, jika diundang ke luar daerah, Budi mematok 
tarif minimal Rp 10 juta ditambah dengan tiket pesawat dan akomodasi yang 
ditanggung oleh pengundang. Ia bebas menerima undangan pentas karena kontraknya 
dengan produser hanya sebatas album.

Meski telah menjelma sebagai superstar baru di Ranah Minang,Budi tapi merasa 
masih seperti orang biasa. Sampai saat ini Budi tinggal di sebuah rumah 
kontrakan di Bukittinggi bersama istri dan seorang anaknya. Ia masih 
mempersiapkan membangun sebuah rumah di Lubuk Alung, Padangpariaman. »Jadi 
penyanyi ini rejeki harimau, kadang laku kadang enggak,” ujarnya. 

FEBRIANTI
http://m.tempointeraktif.com/2011/05/11/333873/



Wassalam
Nofend | 34+ | Cikasel

Sent from Pinggiran JABODETABEK®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke