Aww. Anggota palanta dan ANak Nagari Minangkabau nan dikasiohi Allah,
aaa) Menarik sekali sedemikian banyak dansekian rumitnyo masalah 
penyelenggaraan pemerintahan kiniko talabieh2 manyangkuik dana untuk 
kepentingan rahayat kito. Fakta lapangan manunjukkan sedemikian buruknyo 
penyelenggaraan pemerintahan dalam mengelola asset2 rahayat nan disabuik 
sebagai SDA apolaie takaiek jo masalah kebidupan nyawo nan indak pernah dapeik 
disalasikan dengan sebaik2nya.
bbb) Sakironyo perjoangan sekedar maharokkan turun hujan dana dari langiek dan 
apolaie tabatas kepentingan tertentu seperti gampo, misibah gunuang merapi, 
tsunami, dan lain sebagainyo mengirakan car bapikie awak nan masih tradisional. 
Apakah indak sebaiknyo (pandapeik pribadi) perjuangan mendapeikkan dana dan 
funds tasabuik sekaloian dalam rangka pembangunan regional nan integrated dan 
berkesinambungan dst.nya.
ccc) Fakta lapangan tim LPM Marapalam/YPRN/RN sedemikian jauhnyo panggang dari 
api untuk Nagari nan tatingga mulai pentrapan sistem Nagari sampai ke Desa alah 
baliek pulo kiniko kesistem pemerintatahan Nagari. Aneh tapi nyata memang apo 
nan dilakukan dengan bansos anak sikola SD, pendampingan program IT/komputer, , 
dll. adolah karajonyato, karajokareih, karajocerdas Anak Nagari Minangkabau.
ddd) Sekedar saran dan pendapeik kironyo "Kongres" Rahayat Minangkabau" 
menghadapi globalisasi kiniko iyo alah paralu bana dikarajokan dengan fokus 
pada pembangunan regional Nagari (Regional Economic Development= RED ) dan  
(Dapeik fokus ka Trade, INdustry, Tourism dan Investment=TITI)  Dengan Kongres 
Rahayat dan penerapan suatu Action Plan jo Business Action Plan dan program2 
pilot project lainnyo, kami kiro kemajuan Nagari Minangkabau akan dapaeik 
labieh elok.
eee) Kironyo pandapeik nan indak baitu berarti iko dapeik juo manambah 
pemikiran2 Anak Nagari Minangkabau kamuko.
Wassalam,
Asmun ( LK/66/Depok)
 

--- Pada Sen, 30/5/11, Wempi Satria <nokspi....@gmail.com> menulis:

Dari: Wempi Satria <nokspi....@gmail.com>
Judul: Re: [R@ntau-Net] Kasihan Gubernur Sumbar
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Senin, 30 Mei, 2011, 2:24 PM

iko dapek di 
http://www.kliksumbar.com/berita-858-taslim-siap-allout-perjuangan-dana-pusat.html



Minggu, 22 Mei 2011 - 19:39:25 WIB

Taslim Siap All-out Perjuangan Dana Pusat
Kategori: Politik 
        - Dibaca: 110 kali


          
          
          
          Taslim, S.Si, Anggota Badan Anggaran DPR RI
          Padang, KlikSumbar 

Anggota Komisi III DPR RI Taslim bersama tiga belas anggota DPR RI plus
empat anggota DPD RI dari daerah pemilihan Sumbar siap all-out 
memperjuangkan dana pusat untuk pulihkan 100 persen Sumbar kembali.

"Saya
dan kawan-kawan lain, baik di DPR RI maupun di DPD tidak akan tinggal 
diam untuk memperjuangkan dana pemerintah pusat untuk pemulihan Sumatera Barat 
pascagempa 2009,"lalu ujar Anggota Komisi III DPR RI Taslim Minggu 
(22/5) ketika dihubungi kliksumbar.com .



Menurut politisi muda PAN tersebut, dia sangat 
tidak yakin kalau pemerintah pusat menghentikan kucuran dana untuk 
pemulihan Sumbar setelah diterpa bencana gempa 2009 lalu.



"Saya tidak
yakin pemerintah pusat akan biarkan Sumbar sembuh sempurna dengan 
sendirinya, kalau memang itu terjadi maka kawan-kawan dari daerah 
pemilihan
Sumbar maupun Anggota DPR RI lain berdarah minang akan berjibaku 
memperjuangkan anggaran pusat untuk pulihkan seratus persen Sumbar pasca
porak-poranda diterjang gempa lalu,"ujar Anggota Badan Anggaran DPR RI 
ini.


Menurut putra asli Agam tersebut, sangat tidak manusiawi kalau 
pemeirntah pusat membiarkan Sumbar pulih hanya mengandalkan APBD daerah 
tersebut.



"Saya paham sekali kemampuan APBD Sumbar, tidak akan bisa 
membangun kembali terutama kantor-kantor pemerintahan tanpa campur 
tangan dana pusat, karena memang sejak dulunya APBD Sumbar itu minus, 
lebih banyak terkuras untuk belanja pegawai,"ujar mantan Anggota DPRD 
Sumbar dua periode ini.



Berjibakunya para legislator Sumbar di 
tingkat pusat dipicu, ulah curhatnya Gubernur Sumbar Irwan Prayitno 
beberapa hari lalu tentang distopnya dana pusat bagi memulihkan Sumbar.


"Dana pusat tidak ada lagi terutama untuk merehabilitasi dan membangun kembali 
kantor pemerintahan, yang hingga kini masih
banyak yang belum tersentuh pembangunan kembali,"ujar Irwan sebagaimana 
dilansir media massa di Padang.



Bahkan
kata Irwan, Direktorat Jendral Kementrian Keuangan justru menyarankan 
pembangunan kantor 
pemerintahan yang rusak akibat gempa diarahkan pembiayaannya lewat dana 
APBD Sumbar.


"Kalau ini jadi kenyataan bisa mati berdiri 
pemerintahan, sebab APBD Sumbar tidak akan mampu membangun sesegera 
mungkin belum lagi masih banyak bangunan publik yang tidak masuk 
data-base yang mendapatkan bantuan rehab-rekon bencana Sumbar,"ujar 
Irwan dilansir media harian di Padang.



Taslim sendiri berjanji mempertanyakan kebenaran tak adanya lagi dana bantuan 
pusat untuk pulihkan Sumbar.



"Saya akan tanya ke Menteri Keuangan RI pada rapat Badan Anggaran DPR 
terkait apa yang dikeluhkan Gubernur Sumatera Barat  itu,"ujarnya.


2011/5/29 Imran Al <palito_k...@yahoo.co.id>


aslm wr wb.

frasa dari dua paragraf sebagaimana dikutip uda IJP dan sejumlah paragraf di 
tubuh berita itu, awak nilai sebuah opini pribadi dari pengirim dengan alamat 
email unan1...@gmail.com" <unan1...@gmail.com> yang juga dikirimkan juga ke 
"Forhami group" 
<fora...@yahoogroups.com>, "pkdp indonesia" 
<p...@yahoogroups.com>

kemudian di respon dengan nada emosi oleh ZulTan" <zul_...@yahoo.com)... dll



kalau kerja jurnalistik, dia telah memiliki kode etik tersendiri.. rasa nya tak 
mungkin ada unsur opini yang bisa menyesatkan pembaca ada di batang tubuh 
sebuah berita sebagaimana dipostingkan oleh pemilik email : 
"unan1...@gmail.com" <unan1...@gmail.com>............



saran: kalau pengirim dari komunitas ini mengutip hasil kerja jurnalistik, lalu
 menambahkan opini pribadi di dalamnya, tentu yang akan terjadi adalah bias... 

agar tidak terjadi fitnah, kalau mau mempostingkan sesuatu, kirim saja tulisan 
itu dulu.. setelah itu baru dikomentari dan diperdebatkan...



kebetulan, tulisan yang dipostingkan iko, merupakan rekan kerja ambo di grup 
RPG Divre Padang (grup Jawa Pos)... rasonyo, tulisan yang benar itu sebagaimana 
telah dilansir di padang-today.com dengan link berikut: 
http://www.padang-today.com/index.php?mod=berita&today=detil&id=28483



sedangkan tulisan dibawah iko (unan1...@gmail.com): antah baa carito nyo bisa 
takah itu jadi nyo...



Mei 27th, 2011 @ 10:46 AM

Kasihan Gubernur dari PKS

Kategori:
 Tulisanku



Irwan Prayitno

Tentunya
 kita masih ingat dengan peristiwa gempa bumi dan tsunami yang menimpa 
beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Barat pada 30 September 2009 
yang lalu. Bencana tersebut memakan korban ribuan orang dan merusak 
sekitar ratusan rumah warga dan juga puluhan gedung.

Sebagai 
seorang pemimpin daerah, Gubernur Sumatera Barat yang bernama Irwan 
Prayitno harus memikirkan bagaimana nasib orang-orang yang dipimpinnya. 
Berbagai cara mungkin telah dilakukannya. Salah satunya adalah dengan 
meminta bantuan dana dari pemerintah pusat.

Pemerintah telah 
menyiapkan dana buat penanggulangan bencana alam yang diambil melalui 
APBN. Sumatera Barat yang kebetulan pada waktu itu tertimpa bencana 
alam, pemerintah menyiapkan dana sebesar 6,4 Triliun guna melakukan 
perbaikan-perbaikan setelah terjadinya bencana tersebut.

Gubernur
 Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan, dana bantuan gempa bumi untuk
 pembangunan infrastruktur di Sumatra Barat sebesar Rp3 triliun dari 
Rp6,4 triliun menguap (HILANG TANPA KETAHUAN).

“Awalnya ada dan 
terdapat dalam APBN untuk dana bantuan kepada Sumbar sebanyak Rp6,4 
triliun. Dari Rp6,4 triliun, sekitar Rp3,3 triliun untuk bantuan rumah 
masyarakat itu sudah turun dan telah disalurkan,” kata Irwan usai 
bertemu Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman di Gedung 
Nusantara II DPR RI, Jakarta, Jumat.

Pemerintah daerah Sumatera 
Barat dikirimkan dana awal sebesar 3 Triliun rupiah yang akan digunakan 
untuk merenovasi rumah-rumah penduduk dan juga merenovasi gedung-gedung 
pemerintahan yang rusak akibat bencana tersebut.

Uang sebesar 
itu, oleh pemerintah daerah Sumatera Barat dibawah kepemimpinan Irwan 
Prayitno, langsung digunakan untuk memperbaiki rumah warga dan 
memberikan bantuan kepada warga yang tertimpa bencana. Hasilnya, dalam 
waktu sekitar tiga bulan, sekitar 154 ribu rumah telah berhasil dibantu 
oleh pemerintah daerah Sumatera Barat. Berdasarkan kinerja tersebut, 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana memberikan penghargaan kepada 
Pemerintahan Daerah Sumatera Barat karena merupakan provinsi yang 
tercepat dalam menyalurkan bantuan terhadap 154 ribu rumah dan memiliki 
track record terbaik dalam penanggulangan darurat.

Penanganan 
korban gempa, Pemda Sumbar dalam waktu 3 bulan mampu menyelesaikannya 
secara tuntas dan bahkan mendapat penghargaan dari BNPB sebagai provinsi
 tercepat menyalurkan bantuan terhadap 154 ribu rumah dan memiliki track
 record terbaik dalam penanggulangan darurat. (Islamedia.web.id)

Seiring
 perjalanan waktu, sisa uang dari pemerintah yang berjumlah sekitar 3,4 
Triliun rupiah pun tidak turun-turun, padahal masih ada sekitar 50 ribu 
rumah warga dan puluhan gedung pemerintahan daerah yang masih perlu 
membutuhkan bantuan. Mungkinkah karena pemerintah melihat bahwa 
pembangunan pasca bencana alam di Sumatera Barat tergolong baik, 
sehingga pemerintah tidak mau menurunkan sisa dana tersebut?

Setelah
 lama menunggu dan tidak ada kepastian, akhirnya sang Gubernur pun 
bertindak. Beliau mendatangi Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana
 guna meminta sisa dana bantuan tersebut. Ternyata, BNPB menyarankan 
kepada Sang Gubernur untuk meminta kepada Menteri Keuangan. 
Menindaklanjuti saran tersebut, akhirnya Sang Gubernur pun meminta 
kepada Menteri Keuangan yang waktu itu dijabat oleh Sri Mulyani. Tetapi 
tidak ada hasil.

Setelah tidak menemui jalan tengah, Sang 
Gubernur tetap berjuang mencari kepastian dana untuk pembangunan 
daerahnya pasca terjadinya bencana. Akhirnya, Sang Gubernur pun meminta 
penjelasan kepada Badan Anggaran DPR. Di badan anggaran DPR tersebut, 
Sang Gubernur pun mendapatkan informasi bahwa dana tersebut sudah 
dimasukkan kembali kepada Kementerian Keuangan. Tidak lama berselang, 
Sang Gubernur mendapatkan surat dari Kementerian PU soal pembangunan 
gedung-gedung perkantoran diserahkan pada kementerian masing-masing.

Waktu
 itu, ujarnya, BNPB menyarankan untuk diminta kepada Menteri Keuangan 
dan dirinya meminta Menkeu (Sri Mulyani ketika itu) dan kemudian ke 
Dirjen Anggaran serta meminta penjelasan kepada Badan Anggaran DPR. Di 
Badan Anggaran DPR dikatakan bahwa dana tersebut sudah dimasukkan 
kembali ke Kemenkeu. Tak lama, datang surat dari Kementerian PU soal 
pembangunan gedung itu diserahkan pada kementerian masing-masing. 
(islamedia.web.id) 

Mungkin, karena kesal “dipermainkan” seperti 
itu, akhirnya Sang Gubernur pun mengirimkan surat kepada Presiden SBY. 
Ternyata, surat tersebut tidak direspon oleh Presiden SBY, melainkan 
direspon oleh Wakil Presiden. Sang Gubernur pun mendapatkan informasi 
bahwa ternyata dana tersebut SUDAH TIDAK ADA SAMA SEKALi.

“Akhirnya
 kami surati Presiden SBY sebanyak dua kali dan direspon oleh Wakil 
Presiden yang ternyata uangnya SUDAH TIDAK ADA SAMA SEKALI,” kata Irwan.

Sungguh
 malang nasib Sang Gubernur. Seorang Gubernur pun bisa “dioper sana, 
dioper sini”. Padahal yang dilakukannya adalah mencari dana guna 
melakukan renovasi daerah yang dipimpinnya guna perbaikan kembali 
kondisi rakyat di Sumatera Barat.

Kisah Sang Gubernur, mungkin 
juga sering kita alami dalam kehidupan kita ketika kita berurusan dengan
 aparat pemerintahan. Kita dioper kesana, dioper keisini, tanpa 
mendapatkan hasil terbaik yang kita inginkan. Ya memang, untuk sementara
 beginilah negeri yang kita cintai itu.

Tetapi Sang Gubernur 
mungkin tidak ingin dikasihani. Hal yang mungkin adalah, beliau bingung 
dikarenakan uang penanggulangan bencana yang berjumlah 3,4 Triliun bisa 
hilang begitu saja, padahal telah dianggarkan. Bahkan mungkin saja, Sang
 Gubernur bertambah bingung ketika Dirjen Anggaran Kementrian Keuangan 
meminta agar Pemerintah Daerah Sumatera Barat membangun 19 Gedung 
pemerintahan melalui dana APBD.

“Dirjen Anggaran bilang pakai 
APBD saja, lalu saya jawab sama saja dengan mati berdiri. Mana ada dana 
provinsi untuk membangun itu. Sama sekali tidak ada,” ungkap mantan 
Ketua Komisi VIII DPR itu.

Jika dana APBD Sumatera Barat tahun 
2011 yang berjumlah Rp.2.123.681.661.518 tersebut digunakan untuk 
membangun kembali daerah yang terkena bencana dan juga digunakan ntuk 
membangun gedung-gedung perkantoran, bagaimana dengan bagian-bagian lain
 yang juga membutuhkan dana guna dilakukan perbaikan? Sedangkan, dana 
tersebut telah dialokasikan untuk pembangunan daerah. Anda bisa membaca 
pembagian dana alokasi tersebut disini, disini, disini, disini, dan 
disini.

Oleh karena itu, Sang Gubernur pun meminta semua anggota 
DPR RI dari Provinsi Sumatera Barat untuk memanggil pihak-pihak yang 
terkait guna dimintai pertanggungjawaban mengapa dana penanggulangan 
bencana sebesar 3,4 Triliun tersebut bisa hilang.

“Saya mau 
konkrit, mohon kiranya kalau tidak ada keberatan, kekuatan kita di 
parlemen ini memanggil Menteri Keuangan Agus Martowardjojo untuk 
mengatakan jangan kira Sumbar itu sudah selesai dari penanganan gempa 
bumi. Masih ada sekitar 50 ribu rumah masyarakat dan 19 gedung 
Pemerintah Daerah (Pemda) yang masih rata dengan tanah dan pegawai kita 
semuanya berserakan,” kata Irwan Ptrayitno.

Jika memang ternyata 
dana tersebut hilang dikarenakan dibagi-bagi antara sesama pejabat 
tinggi di Pusat, sungguh tidak ada rasa perikemanusiaan sekali mereka. 
Saya Cuma berharap agar dana tersebut benar-benar direalisasikan agar 
masyarakat Sumatera Barat yang terkena bencana pada waktu itu, bisa 
beraktifitas sebagaimana biasanya lagi.

Jika tidak, maka saya 
hanya bisa berdo’a agar Allah SWT memberikan azab bagi kalian. Azab yang
 berupa rasa sakit yang luar biasa sehingga kalian tidak bisa 
beraktifitas lagi…

O
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!




-- 

.

* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~



* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. E-mail besar dari 200KB;

  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1

- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/




-- 
http://wempi.nokspi.com




-- 

.

* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~

* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.

===========================================================

UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:

- DILARANG:

  1. E-mail besar dari 200KB;

  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 

  3. One Liner.

- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1

- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting

- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply

- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.

===========================================================

Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke