Assalamualikum w.w                                         
Jakarta, 11 Juli 2011

Angku2/Bapak2/Ibu2/ sarato Dunsanak 

Di palanta nan ambo hormati

 

Dibawah ini terlapir kami sampaikan hasil  kesepakatan niniak mamak yang 
tergabung dalam
“Forum Komunikasi Adat dan Kebudayaan
Minangkabau” (FKAKM) Jakarta, yang sekarang telah berganti nama
menjadi “Lembaga Adat Kebudayaan Minangkabau” (LAKM) Jakarta.

Mudah-mudahan dapat di jadikan sebagai bahan dalam
hal menyikapi apa yang terjadi pada saat ini, yaitu permberian Gelar oleh
niniak mamak KAN nan salapan suku di Nagari Padang kepada yang tidak berhak
atau bukan pada tempatnya, yang 
jelas-jelas bertentangan dengan perinsip “Adat basandi Syarak, Syarak Basandi 
Kitabullah” (ABS_SBK)
Syarak Mangato Adat Mamakai.

Demikianlah ambo sampikan, mudah-mudahn ada
manfaatnya, mohon maaf bila ada kesalahan dan terima kasih ateh sagalo 
perhatian.

 

Wssalam,

 

Azmi Dt.Bagindo ( 59)

   Sekum LKAM
Jkt.

 

 

HASIL
MUSYAWARAH 

 NINIK
MAMAK  MINANGKABAU PROP. D.K.I JAKARTA

 

            Pada hari ini Sabtu tanggal 11
Desember 2004 bertepatan dengan 28 Syawal 1425 H, bertempat di kantor B.K.K.I
Jl. Sabang no.19 A Jakarta Pusat. Telah diadakan Musyawarah Ninik Mamak
Minangkabau   Prop. D.K.I Jakarta dan
sekitarnya. Musyawarah tersebut dihadiri oleh 24 orang peserta yang terdiri
dari niniak mamak penghulu pemangku adat nan bagala datuak dari Lauak Nan Tigo
dan Rantau ( daftar hadir terlampir ) yang dilaksanakan oleh Forum Kominikasi
Adat Kebudayaan Minangkabau (FKAKM) * 

Musyawarah di mulai pada    : 
Jam  9,15  Wib selesai 
Jam 15,30 wib.

Musyawarah di pimpin oleh :
Engku Yus Dt.Parpatiah Guguak, sebagai ketua 
Bidang Adat.

 

Pokok Bahasan :

Tentang Pembirian Gelar
Kehormatan,“ Gelar Ninik Mamak Panghulu Pemangku Adat Nan Bagala Datuak”
Kepada Pihak Luar  yang tidak berhak atau
yang tidak  mempunyai jalur atau garis sesuai
dengan system Matrilinial yang  di anut
oleh  masyarakat  Minangkabau. Setelah musyawarah di buka oleh
pimpinan sidang, maka pembicara Utama menyampaikan makalah atau pendapatnya
sesuai dengan pokok bahasan tersebut diatas, yaitu :

 

     1.   Engku Drs.H.F.M.Dt.Bagindo.M.Si.

2.   Engku Amir MS Dt. Manggung Nan Sati.

3.   Engku Azmi Dt.Bagindo.

1.      Engku M.Dt.Sipado.

2.      Engku MS.Dt.Incek Malako.

Setelah
mendengar paparan dari ke  5 (lima)
pembicara diatas, 4  (empat)  dari pembicara menyatakan tidak setuju dan
menolak pemberian gelar kehormatan“Gelar Ninik Mamak Panghulu, Pemangku
Adat nan Bagala Datuak”   kepada pihak luar yang tidak mempunyai
hubungan betali darah menurut garis keturunan ibu atau Matrilineal, dan 1 (satu)
orang berpendapat secara Ilmiah dapat mempertimbangkan, yaitu engku H.Farhan
Muin Dt.Bagindo.M.Si. Kemudian seluruh peserta musyawarah menyampaikan pendapat
masing-masing sehubungan dengan pokok bahasan tersebut diatas.

 

Kesepakatan  :

Setelah
para pembicara menguraikan pokok-pokok fikirannya dan dilanjutkan dengan
tanggapan dari para peserta; maka  akhirnya musyawarah menghasilkan kesepakatan
sebagai berikut :

Tidak setuju dan
     menolak setiap pemberian Gelar Kehormatan “Gelar
     Ninik Mamak, Penghulu Pemangku Adat nan Bagala Datuak” kepada Pihak luar 
yang tidak mempunyai
     hubungan batali darah menurut garis keturunan Ibu atau Matrilineal. Karena
     sebutan ninik mamak itu di Minangkabau, adalah kumpulan dari para
     Panghulu, dan Panghulu itu adalah datuak nan mamacik gala pusako didalam
     kaumnya.Pemberian Gelar
     Kehormatan “Gelar Ninik Mamak, Penghulu
     Pemangku Adat nan Bagala Datuak”
     sebagaimana disebutkan pada point 1 diatas, yang telah terlanjur
     diberikan oleh perhimpunan Masyarakat Minang dirantau atau dikampung atau
     oleh Kerapatan Adat Nagari tertentu, dianggap telah melanggar perinsip adat
     dan harus dinyatakan “tidak Syah”.Adapun Gelar
     Kehormatan “Gelar Ninik Mamak, Penghulu
     Pemangku Adat nan Bagala Datuak”  yang diberikan oleh Kerapatan
     Adat Nagari, yang diberikan kepada warga dalam Nagari yang bersangkutan,
     hal tersebut  di anggap “Adat
     Nan Salingka Nagari”, kecuali ada protes atau keberatan dari
     Nagari atau warga nagari yang bersangkutan.Gelar kehormatan
     kepada seseorang yang berstataus non-minang/ yang diberikan atas
     penilaian  tertentu tersebab telah
     mengharumkan nama Minangkabau, atau sebagi Sumando, hanyalah gelar
     setingkat “SUTAN” 
     atau gelar-gelar lain yang bukan milik para pemangku adat atau
     ninik mamak. Pemberian  tersebut
     dilakukan dengan cara malakok ke sebuah suku yang ada di Minangkabau,
     sesuai dengan istilah, “tibo tampak muko kok bajalan tampak
     punggung”, atau “inggok mancukam tabang basitumpu” kemudian
     baru “adat di isi limbago di tuang”Kesepakatan ini,
     kiranya dapat di jadikan pedoman bagi masyarakat Minangkabau, dalam rangka
     mempertahankan serta melestarikan nilai-nilai dasar adat Minangkabau,
     sesuai dengan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kibullah
     (ABS-SBK).

Demikianlah
kesepakatan ini  kami buat atas dasar
musyawarah mufakat, alah di karuak 
sa-abih saung alah diawai sabih 
raso, bulek aie alah ka pembuluah bulek kato alah jo  mufakat, oleh kami ninik 
mamak Minangkabau
yang tergabung didalam “FORUM KUMUNIKASI ADAT DAN KEBUDAYAAN
MINANGKABAU”(FKAKM)  Prop.D.K.I 
Jakarta.

 

                                      Forum
Komunikasi Adat dan Kebudayaan 

                                      Minangkabau Bidang
Adat Prop.D.K.I  Jakarta.

                                    
D.T.O                                               
D.T.O                                            

                                     

                    Yus Dt.Parpatiah Guguak                     Azmi Dt.Bagindo

                                    
Ketua.                                          
Sekretaris.      

                                                         
Mengetahui,

                                                                  D.T.O

                                      
Lym Campay Sidi Sri Maharajo Lelo

                                                  
Ketua Umum FKAKM

 

·       
Sekarang telah berobah nama menjadi Lembaga Adat Kebudayaan Minangkabau,
disingkat (LAKM) Jakarta.

 

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to