Mudah2an Ada manfaatnya

Kulit Sampul : Dari Gramedia Online
Oleh : Reflusmen



Bung Hatta Lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902 dari Ayah “H Mohammad 
Djamil dan Ibu Saleha, menurut penilaianku beliau seorang yang kritis, taat 
beragama, setia kawan, baik hati, kutu buku, pandai berorganisasi dan juga 
humoris.

Untuk Negeriku terdiri dari : Buku ke 1  “MOHAMMAD HATTA : BUKITTINGGI - 
ROTTERDAM LEWATBETAWI. Buku ke 2 Berjuang & Dibuang dan Buku ke 3 Menuju 
Gerbang. Kemerdekaan.

Walaupun belum selesai membaca Buku ke 1, yang bercerita tentang masa kecil di 
Bukittinggi, Sekolah di Padang dan sampai melanjutkan kuliah di Belanda, saya 
sangat terkagum-kagum akan pandangan Bung Hatta tentang berbagai hal antara 
lain masalah : Rente/Bunga, Pembagian harta berdasarkan garis keturunan 
Materelineal dan Patrineal yang digambarkan dengan sangat sederhana dan mudah 
dipahami.

Pendekatan Bung Hatta kepada keluarga besar Ayah maupun keluarga besar Ibu 
patut dicontoh, membuat beliau sangat disayang, baik oleh keluarga Bapak (Bako) 
dari Nagari Batuhampar, Kabupaten Lima Puluh Kota maupun dari keluarga Ibu, 
pengusaha terpandang dari Bukittinggi.

Jika anda pernah mendengar Nagari Koto Gadang di Bukittinggi, tempat kelahiran 
H Agus Salim dan pemimpin-pemimpin di awal kemerdekaan, adalah suatu hal yang 
pantas mereka jadi pintar, karena masyarakat Koto Gadang sudah melek pendidikan 
sejak tahun 1908. Mereka punya prinsip bahwa untuk sukses dunia dan akhirat 
harus sekolah, tidak cukup hanya mengaji di surau.

Anak-anak Koto Gadang jalan kaki pulang pergi mendaki Bukit ke Bukittinggi 
sejauh 10 KM untuk sekolah. Wali Nagari Koto Gadang “Datuk Kayo”, mendirikan 
“Studiefonds Koto Gadang (Dana Belajar Koto Gadang), bea siswa untuk anak-anak 
Koto Gadang melajutkan pendidikan ke Jawa dan bila perlu ke Eropa. Luar biasa !

Bicara tentang organisasi dimana Bung Hatta bertindak sebagai Bendahara pada 
perkumpulan sepak bola “Swallow” dan Bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang 
Padang. Dalam kedua organisasi ini, ada saja anggota yang enggan membayar 
iuran. Bung Hatta menolak dengan tegas aturan disiplin yang ketat tentang iuran 
ini. Serahkan saja kepada rasa tanggung jawab anggota masing-masing.


Diatas Kapal di Teluk Bayur menuju Betawi tuk sekolah, tiba-tiba Tuan Le Febvre 
Residen Sumatera Barat meminta beratus-ratus karung beras yang telah dimuat 
untuk diturunkan. Saya tidak mau rakyat saya kekurangan beras, begitu 
alasannya.  Ternyata, banyak juga Belanda yang baik ya!. Masih banyak contoh 
Belanda baik dalam buku ini.

Saat sekolah di Betawi Bung Hatta memimpin penerbitan sebuah Majalah untuk 
kalangan pelajar yang berisi propaganda melawan tindakan Belanda yang tidak 
manusiawi seperti memungut pajak dll.

Disiplin Bung Hatta dalam belajar dan berleha-leha setiap malam minggu di Pasar 
Baru seraya menonton dan makan nasi Goreng enak untuk disimak.

Tentang dunia perniagaan, ternyata urang awak sudah menjadi pedagang besar 
tahun 1920 yaitu Mak Etek Ayub (Mamak Bung Hatta) . Ditempat Mak Etek Ayub 
(Kali Besar)  ini saat vakansi Bung Hatta mempraktekan ilmu ekonomi yang 
dipelajarinya di Sekolah Prins Hendrik School (PHS) bagian dagang.  Dalam satu 
transaksi Mak Etek Ayub untung f 10.000 dan semuanya diberikan kepada Bung 
Hatta. Simpan saja di Bank untuk persiapan belajar di Rotterdam/Belanda.

Pemberian itu ditolak oleh Bung Hatta, lebih baik Mamak putarkan saja untuk 
perniagaan, jawab Bung Hatta. Bung Hatta juga pernah diminta menyetor uang ke 
Bank sejumlah f 100.000, pengalaman pertama melihat uang begitu banyak., 
lembaran f 1.000 dan terkecil lembaran f 25. Sebagai gambaran, uang jajan Bung 
Hatta saat itu perbulan f 75. Banyak bukan ! Bagaimana cara dagang Mak Etek 
Ayub yang  dikritik oleh Bung Hatta dan diaminkan oleh H Agus Salim ?. Ini 
dagang Spekulasi dan model Kapitalis, kata Bung Hatta.

Kisah sukses Mak Etek Ayub bermula karena kejujuran dan keuletannya saat jadi 
pembantu seorang Saudagar Jerman yang kembali ke Eropa. Asset si Jerman ini 
diserahkan ke Mak Etek Ayub.

Setamat sekolah PHS, Bung Hatta bimbang antara melanjutkan sekolah ke Belanda 
atau bekerja karena saat itu lowongan pekerjaan berlimpah dengan gaji 
menggiurkan sebesar f 525 perbulan, jauh lebih besar dari gaji orang lain 
sebesar f 300. Akhirnya, Bung Hatta memilih sekolah. Apa alasannya ?.. Aku 
lupa. Ada dalam buku he he he.

Sebelum berangkat, teman-teman yang akan ke Belanda sudah dapat bea siswa 
sedangkan Bung Hatta tidak tahu informasi tentang bea siswa ini dan permohonan 
bea siswa dari pemerintah Belanda sudah ditutup. Atas bantuan Guru orang 
Belanda, Bung Hatta dikenalkan dengan orang Belanda yang dapat mengurus bea 
siswa swasta.

Saat Bung Hatta berkunjung, ke rumahnya, si Belanda ini ngeledek. Kenapa selama 
ini kamu nggak pernah datang ?. Kalau ada maunya baru datang. Bung Hatta 
menjawab Diplomatis. Bung Hatta disarankan untuk berangkat ke Belanda dan akan 
diusahakan Bea siswa berlaku mundur. Ternyata janji ini benar dan cerita bea 
siswa ada pada bagian “Tiba di Negeri Belanda”.

Sebelum berangkat ke Belanda, Bunga Hatta berjanji akan mengirimkan tulisan 
(Kolom) ke Surat Kabar Neratja pimpinan Kasuma St Pamuntjak, namun minta honor 
f 5 perkolom, lebih besar dari biasanya f 2,50 per kolom. Permintaan ini 
disetujui.

Bung Hatta berangkat ke Belanda naik kapal dari Teluk Bayur tuk menempuh 
pelayaran selama 1 (satu) bulan. Banyak cerita lucu selama perjalanan, saat 
kapal bersandar dipelabuhan Port Said, seorang mahasiswa dari Surabaya tidak 
mau membayar hasil ramalan peramal yang naik ke atas Kapal. Alasannya, 
seharusnya kamu sudah bisa meramal bahwa saya tidak akan bersedia membayar, 
kata si mahasiswa ini. Si Peramal jengkel dan sambil berlalu mengatakan bahwa 
kamu besok akan meninggal. Si Mahasiswa jadi ketakutan tak bisa tidur, akhirnya 
dibujuk oleh teman-temannya bahwa itu hanya bohongan ha ha ha.

Sewaktu Kapal berhenti di Marseille, Prancis. Bung Hatta yang bisa bahasa 
Prancis jadi Guide keluarga Portier, si Belanda yang pulang cuti untuk 
jalan-jalan di kota Marseille. Si Portier ini nggak bisa bahasa Prancis dan 
nggak tahu jalan. Bung Hatta dapat makan, minum dan semua ongkos dibayarin. 
Gratis nggak bayar. Panjang akalnya ha ha ha.

Cerita Bung Hatta kuliah di Handels-Hogeschool Belanda sangat menarik untuk 
disimak, ada beberapa orang Indonesia yang jadi pembantu Dosen, ketemu Kakak 
R.A Kartini yang sangat pintar. Buku ini juga menceritakan siapa itu : dr. 
Soetomo. Dr. Sardjito, Hermen Kartawisastra, Nazir Pamontjak, Achmad Soebardjo, 
Sukiman Wirjosandjojo, Darmawan Mangoenkoesoemo, pengurus Perhimpunan 
Indonesia. Lagi-lagi di Perhimpunan ini Bung Hatta menjabat Bendahara dan 
diberi tugas untuk menerbitkan Majalah Hindia Poetra.

Memborong Buku

Cerita lain yang menarik adalah ketika Bung Hatta dan teman-temannya ke Jerman 
saat liburan Natal. Waktu itu terjadi inflasi besar-besar di Jerman dimana 1 
Gulden sama dengan 100 Mark. Sebelumnya, satu Mark sama dengan 60 sen Gulden.Di 
Jerman Bung Hatta memborong buku saking murahnya. Buku “Kapital und Kapitalzins 
setebal 1.400 halaman hanya 1,72 Gulden. Sebagai perbandingan, biaya makan 
sehari di Belanda adalah 3 Gulden. Buku yang dibeli dikirim oleh toko Buku ke 
Rotterdam berkat bantuan Universitas Humburg.

Cerita lucu di Jerman ketika Bung Hatta minum Air Es di Café, sementara 
teman-temannya memesan Bir. Ketika dibayar, ternyata Air Es jauh lebih mahal 
dari Bird an Bung Hatta mesem-mesem saja diketawain teman-temannya ha ha ha.

Cerita lain tentang : Antara Politik dan Kuliah, Lebih Aktif Dalam Politik dan 
Penangkapan serta Hubungan Dengan Dunia International, baca sendiri ya !.

Jujur, aku juga belum membaca buku ke Buku ke 2 Berjuang & Dibuang dan Buku ke 
3 Menuju Gerbang Kemerdekaan. Aku yakin, pasti seru dan harapanku ada 
teman-teman Kompasianer yang bersedia membuat ringkasannya. Gantian donk ! he 
he he


DATA BUKU

Judul   MOHAMMAD HATTA Untuk Negeriku Sebuah Otobiografi
Penerbit        Penerbit Buku Kompas,
Pengantar       Tafik Abdullah
Harga   Rp. 126.000

Jatiwaringin, 24 Maret 2011

> 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke