Selasa, 16 Agustus 2011 02:48 UANG PERJALANAN DINAS DIPOTONG TANPA KONFIRMASI
PADANG, HALUAN — Dinilai terjadi pengutan liar (pungli) di lingkungan DPRD Kota Padang, anggota DPRD Padang Maidestal Hari Mahesa, atau akrab disapa Esa, mengamuk di ruangan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Padang, Senin (15/8). Akibatnya, meja tamu dari kaca di ruangan Sekwan pecah. Tak hanya itu, dinding kaca di ruangan tamu juga pecah berkeping-keping akibat amukan Esa itu. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.20 WIB. Awalnya, Esa mendatangi ruangan Sekwan DPRD Padang Sastri Yunizarti Bakri dan berbicara empat mata secara baik-baik. Namun entah kenapa, tiba-tiba Esa mengamuk. Dua tendangan kaki kanan yang dilayangkan Esa membuat meja kaca ukuran mini jadi hancur. Tak puas disitu, Esa kembali menendang pintu kaca di ruang tamu hingga pecah. Dari pengakuan Esa kepada wartawan, dirinya sangat kesal dengan tingkah Sekwan yang telah melakukan potongan dana sebesar Rp100 ribu dari anggaran perjalan dinas masing-masing anggota DPRD Kota Padang. Menurutnya, pemotongan dana itu merupakan suatu pungli yang tidak bisa dibenarkan. “Bukan masalah uang Rp100 ribu, tapi masalah pungli itu yang buat saya tidak suka. Jika memang ada potongan, kenapa tidak disosialisasikan sebelumnya. Padahal sebelumnya kami sudah komitmen, tidak ada yang namanya pungli, baik bagi anggota dewan maupun semua yang ada di lingkungan DPRD Padang,” jelas Esa. Sementara itu, Sekwan DPRD Padang Sastri Yunizarti Bakri merasa tak habis pikir atas ulah Esa itu. Menurutnya, pemotongan dana itu merupakan kebijakan pimpinan, dan Ia hanya menjalankan kebijakan tersebut. “Pemotongan dana itu merupakan kebijakan pimpinan dan telah ada dalam kebijakan rapat. Bahkan sebagian besar fraksi telah menyetujui pemotongan dana itu. Ini bukan pungli. Tapi entah kenapa Saudara Esa tetap menggugat dan tak mau menjalankan kebijakan itu,” ujar Sastri. Ia menjelaskan, uang pemotongan dana anggaran perjalanan dinas itu hanya berjumlah Rp100 ribu perorang, dan tidak sampai 10 persen dari pendapatan anggota dewan yang rata-rata mencapai Rp6 juta per orang. Ia juga menjelaskan, pemotongan dana itu merupakan wujud tali kasih staff anggota DPRD Padang yang hanya bekerja di kantor tanpa bisa menikmati perjalanan dinas serta termasuk untuk urusan peliputan. Pemotongan ini hanya dilakukan sekali setahun menjelang lebaran. Menurutnya, tahun-tahun sebelumnya juga dilakukan langkah yang sama, namun tidak pernah terjadi keributan seperti ini. Sastri mengaku masih pikir-pikir dulu, apakah kejadian ini dilaporkan ke kepolisian atau hanya diselesaikan secara baik-baik dengan yang bersangkutan, dan tak tertutup kemungkinan akan melibatkan pimpinan dan fraksi lain untuk menyelesaikan permasalahan ini. Aksi pemecahan pintu kaca cukup mengejutkan anggota DPRD dan karyawan di lingkungan kantor tersebut. "Takajuik ambo, sangko awak ado nan bacakak (Terkejut saya, dikirain ada yang berkelahi),"ujar seorang karyawati DPRD Padang dengan wajah sedikit pucat. Sedangkan Ketua DPRD Kota Padang Zulherman mengaku, prihatin dengan emosi tak terkontrol dari Maidestal Hari Mahesa. "Saya menyayangkan kejadian ini, dan saya meyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme. Kalau ada pelanggaran kode etik itu urusan Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Padang, jika ada pengrusakan yang berurusan dengan pihak berwajib itu haknya Sekwan,"sebut Zulherman. Sementara itu, terkait pemotongan uang perjalanan dinas sudah disetujui dalam rapat pimpinan (rapim). Namun, hal ini dibantah Ketua Fraksi PPBB, Irwan Fikri. "Tidak ada persetujuan pimpinan, Ketua Fraksi PPBB yang hadir menyatakan tidak ada menyetujui persetujuan pemotongan itu," kata Ketua DPC PPP Kota Padang Irwan Fikri. Irwan mengaku, tindakan esa adalah wajar karena ketersumbatan banyak hal di DPRD ini. "Wajar itu, ini bukti banyak ketidakberesan di gedung ini," katanya.Menyikapi rencana Sekwan tersebut, Maidestal maupun Irwan Fikri, mengaku akan menunggu reaksi dari Sekwan. Jika memang Sekwan memenpuh jalur hukum, mereka akan siap. "Saya akan siap bertanggungjawab jika memang akan dibawa ke ranah hukum," kata Esa. Irwan Fikri yang juga sebagai ketua DPC PPP Kota Padang ini juga meminta agar melihat persoalan ini bukan hanya ending-nya saja, tapi asalnya persoalannya. Menurutnya harus dilihat akar permasalahan sebenarnya sehingga membuat anggota dewan sampai terpancing emosi. "Apa yang terjadi di dewan ini. Harus ada penyelesaian secara bijak. Mari kita lihat akar persoalannya sehingga bisa diselesaikan," katanya. Sedangkan Ketua Badan Kehormatan DPRD Roni Chandra mengaku pihaknya akan melakukan klarifikasi dan investigasi terkait perusakan aset dan mengamuknya anggota DPRD Padang tersebut. "Kita akan coba telusuri, dimana persoalan sebenarnya. Terkait sanksi, kita akan lihat dulu duduk masalahnya., Jadi belum bisa bicara sekarang," pungkasnya.(h/ade/wan) http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7844:anggota-dewan-ngamuk&catid=1:haluan-padang&Itemid=70 Wassalam Nofend | 34+ | Cikasel Sent from Pinggiran JABODETABEK® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/