Assalamu’alikum.w.w.
 
   Yaa akhii fi kuliyatil handaasah (Wahai saudara-saudaraku di Fak. Teknik)....
(...jo dunsanak kasadonyo kini ko). 
Berkali-kali sudah dibilang dan diperingatkan agar kita tidak lebih banyak 
membaca 
koran ketimbang  membaca Qur-an. Fenomena ini baru dari segi membacanya, belum 
pemahaman dan pengamalannya. Betul tidak ?.
Kita sibuk mencari ilmu, teknologi, ideologi, undang-undang dan membuat undang-
undang sendiri, dan melupakan Al-Qur-an. Mencari ideologi dan memakai ideologi 
yang jelas-jelas tidak sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia ciptaan Allah 
swt. 
Kita mengaku sebagai ciptaan Allah, mengaku menyembah Allah swt, tapi di sisi 
lain
kita tidak mau memakai atau mengamalkan isi Al-Qur-an. Jangan dulu memakai atau
mengamalkannya, kita tidak mau memahaminya. Juga jangan dulu memahami,.. 
membacapun kita tidak mau, padahal itu tuntunan yang juga diturunkan oleh Allah 
swt. untuk mengatur kehidupan ciptaannya di dunia ini supaya selamat sampai ke 
akhirat nanti. Akibatnya, kita tidak mengerti tidak paham bahkan tidak tahu 
bahwa 
ayat demi ayat itu adalah kalimat-kalimat yang berbobot dan bernilai tinggi 
untuk 
kehidupan ini. 
   Kalau kita mau melihat, bagaimana bobotnya ayat-ayat yang telah diturunkan 
semenjak 15 abad yang lalu itu, apakah dari segi kepresisian, ketepatan, 
keakuratan, 
ketelitian (he he ... semua istilah Teknik Produksi), atau pun dari segi 
kepastian 
keberanian dan … ujungnya keyakinan, pasti akan ditemui. 
Hanya saja di kita-kita ini, ini yang kurang, membacapun malas. 
 
.. pak Khairi .. agiahlah contoh gak ciek … celetuk si Ben.. (he he si Ben 
rasonyo 
masih di baliak dindiang). 
Baik, kita ndak usah merepotkan pak Adam Malik M. Eng, ataupun Dr.  Agus 
Sutanto di urusan yang erat kaitannya dengan Teknik Produksi. Kita ambil saja
urusan keberanian menyatakan. 
Ilustrasinya begini.
Setiap kali si Ben atau siapa saja membaca kata pengantar di dalam Tugas Akhir 
mahasiswa, sudah dapat dipastikan ada tulisan yang berbunyi,… I realize that 
this 
paper (report, scription,  book) is far from perfection and still has lot of 
defects, and 
certainly needs lot of critics, suggestions and supports to attain the 
perfection. 
 
Aa tu pak ? kecek si Ben pulo..
Alaa.. si ben lah barangkek S3, nan sangenek tu indak juo mangarati… aaa co iko 
Ben
aratinyo. Saya menyadari bahwa makalah(laporan, skripsi, buku) ini jauh dari 
kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan, dan tentu saja membutuhkan kritik, 
saran dan dukungan untuk mencapai kesempurnaan  yang dimaksud. 
Ini dalam tugas akhir mahasiswa, tugas akhir kita-kita dulu, makalah-makalah, 
bahkan 
sampai buku oleh pengarang dan ilmuwan terkemukapun ada menulis seperti itu.
Aratinyo ko Ben aaa… Indak barani, titik.
Tidak berani menyatakan bahwa this is absolutely true and no doubt(bahwa ini 
adalah 
mutlak benar dan tidak ada keraguan-raguan). Jelas kan ?.
   Nah, kalau kita mau membaca … ndak usah jauh-jauh, Al-Qur-an surat 2 ayat 2 
setelah Alif lam Miim (ini ayat 1), dengan berani mengatakan. “Dzalikal kitaabu 
laa 
raibaafiiHi …Hudal lil muttaqiiin”. This is the book, that there is no doubt in 
that,… the 
clue, the direction, the map,.. for those people … who have intelligent .
   Ndak juo mangarati si Ben ?, ..hi..hi...
Ini adalah kitab yang tidak ada keraguan padanya (artinya, semua benar,  
pasti, akurat, tidak salah, dst), .. petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. 
Nah,… coba cari buku di dunia yang berani menyatakan hal itu selain dari 
Al-Qur-an.
Coba cari.  Ndak ada… kalau ada pula yang mencoba-coba menulis seperti itu 
sudah 
dapat dipastikan didalamnya pasti banyak terdapat contradiction, discrepancy 
dan 
sebagainya, sementara Qur-an sendiri menyatakan dalam dirinya tidak ada 
discrepancy 
ataupun contradiction, sebab kalau ada tentu hancur alam ini. 
    Nah… dari sini saja kita seharusnya sudah mengerti betapa besarnya bobot 
dan 
ketinggian Al-Qur-an. Sangat di sayangkan kita masih mencari-cari buku lain 
ataupun 
paham lain atau ideologi lain dalam menuntun kita untuk hidup di dunia ini. 
What a pity. 
Akibatnya kita tidak mau mengikuti dan mengamalkan apa yang sudah ditunjukkan 
oleh Allah swt. melalui al-Qur-an, sehingga tidak datang keberkatan, malah 
bencana
yang sering datang, wallahu ta'ala a'lam. 
    Peringatan turunnya Al-Qur-an (Nuzul Qur-an) dilihat hanya sebagai 
peringatan 
seremonial saja, tanpa mau memahaminya. Paling-paling melagu-lagukannya dan 
mempertandingkannya (musabaqah).
Tapi tidak mau tunduk dan patuh pada hukum-hukum Al-Qur-an, dan kita telah pula 
ikut terpenjara oleh kesalahan Soekarno (Presiden pertama RI-red), yang tidak 
mau 
memakai Al-Qur-an sebagai landasan undang-undang dengan mengutus Kasman 
Singodimejo untuk meloby para alim ulama dan kiyai langitan dalam sidang BPUPKI 
untuk menerima Pancasila dengan alasan untuk sementara agar diakui kemerdekaan 
oleh internasional, dengan janji (untuk memakai UU syariah kemudian), padahal 
setelah 
itu Soekarno membubarkan Dewan Konstituante yang hampir merampungkan konsep 
negara dengan panduan Al-Qur-an dengan alasan terlalu lama bersidang sampai 5 
tahun, tapi sebenarnya ia takut kekuasaannya tergugat. 
   Dan lebih disayangkan lagi sampai hari ini kita pun tidak mau berjuang 
bahkan tidak 
terpikir agar negara ini menempatkan Al-Qur-an di atas UUD. Khawatirnya nanti, 
entah terkena pula kita dengan dosa kolektif hanya akibat ketakutan Soekarno 
Indonesia bagian timur melepaskan diri. 
 
  Eh.. ko politik ko pak …!!
Aaiii si Ben,…
Sabananyo Ben, bukan saya mau mengaduk-aduk segalanya, tapi kita kan ingat apa 
yang dikatakan Professor Gibb ?. Dia menyatakan sebelum dia Islam, tapi setelah 
itu 
dia convert to Islam, “Islam is not only a religion, it is a complete 
civilization”. 
Makasuik "civilization" ko Ben bukan Jurusan sipil yang lengkap takah pak Prof. 
Yulman Munaf (almarhum) atau  Dr. Darwizal Daoed, tapi maksudnya, “Islam tidak 
hanya sekedar suatu agama ritual, akan tetapi ia adalah peri kehidupan yang 
lengkap”. 
Lai mangarati si Ben jo peri kehidupan yang lengkap ko ?. 
Begini, karena sang professor itu tahu bahwa Islam tidak hanya mengurus urusan 
ritual 
sembahyang, puasa zakat, naik haji, akan tetapi dia tahu Islam mengurus semua 
urusan 
mulai dari urusan masuk dan keluar WC sampai kepada urusan kepala Negara. 
Supaya jalas dek si Ben, tidak pula mukasut saya baurusan politik politik dalam 
hal ini. 
But, Islam memang berurusan dengan semua peri kehidupan (tentu saja menyentuh 
politik).
 
... bersambung ...
 
Wassalam
 
St. Sinaro

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke