Tanpa kita sadari yang paling merusak sebenarnya juga KOMODIFIKASI agama yang 
luar biasa dekarang di negeri ini, termasuk yang disetir oleh industri media. 
Sekarang gelar ustadz lebih gampang diperoleh melalui media televisi. Coba 
lihat fenomena ini selama bulan puasa di TV2 kita. Modern media and 
commodification of religion.....sungguh hebat di negeri ini.
 
Salam,
Suryadi

Dari: Anzori <anz...@yahoo.com>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Sabtu, 26 November 2011 14:10
Judul: Re: [R@ntau-Net] JIL di Ranah Minang


Indonesia sudah tidak beda dengan Turki. Pemikiran JIL adalah pemikiran yang 
terjepit diantara 2 kutub feodalisme agama dan kebebasan demokrasi liberal. 
Orang2 JIL sudah tidak melihat agama sebagai solusi ketidakberdayaan budaya dan 
peradaban era digital, tapi melihat agama sebagai kebebasan nalar tanpa batas, 
sehingga ajaran agama dianggap sebagai dogma kuno yang tidak bisa menyelamatkan 
kehidupan.  Seharusnya kita perlu mendapatkan lebih banyak ulama-ulama yg 
berpikiran seperti Buya Hamka, Quraisy Shihab dll. yang tidak menjual ayat 
untuk menjadi kaya harta. Semoga saja Allah tidak murka terhadap 
manusia-manusia JIL tadi.


Zorion_Anas 
*56yo
http://minangmaimbau.blogspot.com
http://zorionanas.blogspot.com
anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, zor...@bismillah.com 
Cel./HP No. :085811292236
Country code +62

From: "taufiqras...@rantaunet.org" <taufiqras...@rantaunet.org>
>To: rantaunet@googlegroups.com 
>Sent: Saturday, November 26, 2011 11:41 AM
>Subject: [R@ntau-Net] JIL di Ranah Minang
>
> IAIN Dijamah JIL Saat MTQSabtu, 26 November 2011 03:31  
>Persis di saat MTQ ke 34 Tingkat Sumatera Barat di­buka Meteri Agama 
>Surya­dharma Ali di Pulau Punjung, Dharmasraya, Selasa 22 No­vem­ber 2011 
>lalu, di  Aula Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol (IB) Padang ber­lang­sung 
>bedah buku berjudul 
>
>Pembaharuan Pemikiran Is­lam Indonesia berupa tulisan Da­wam Raharjo, Luthfi 
>Assyau­ka­nie, Ulil Abshar Abdalla dan lain-lain yang dikenal se­bagai 
>penganjur Jariangan Islam Liberal (JIL). Hebat, memang.
>
>Penyelenggara Komunitas Epistemik (kelompok kecil pemikir) Muslim Indonesia 
>(KEMI) di antaranya aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan 
>Berkeyakinan, kelompok yang pernah bentrok dengan Forum Pembela Islam  di 
>lapangan Monas, Jakarta, Ahad, 2 Juni 2008.
>
>Pembicara tunggal dalam acara ini, seperti diberitakan 
>
>Haluan Rabu (23/11) adalah Abdul Moqsith Ghazali yang dikenal sebagai tokoh 
>JIL, anggota tim penyusun, Kom­pilasi Hukum Islam (KHI) yang antara lain 
>membolehkan pernikahan antar-agama. Ia menilai  susunan KHI lama banyak 
>mengandung  ketidakadilan. Karena itu ia menyu­sun KHI baru dengan mengacu 
>pada dalil bahwa  jika tidak ada dalil yang melarang untuk mengubah sesuatu 
>hal, berarti itu merupakan dalil untuk mengubahnya (membuat dalil baru) (
>
>Republika, Selasa, 5 Oktober 2004)
>
>Sebagaimana diberitakan pemiki­ran-pemikiran yang dikemukakan Moqsith 
>tampaknya berangkat dari prinsip-prinsip ajaran JIL,  yang melihat dan 
>memahami ajar Islam atas dasar keilmuan dan rasionalitas. Moqsith, sebagaimana 
>dikutip, antara lain menyebutkan bahwa kelemahan umat Islam saat ini selalu 
>mengait­kan apapun dengan masa lalu. Misalnya, perjuangan agama sebagai dasar 
>bernegara. Katanya, menja­murnya gerakan konservatif dalam beragama akan 
>menyebabkan umat mengalami kemunduran karena sifat jumud dalam beragama.
>
>Seperti sudah diduga, pemikiran JIL itu kontan disambut reaksi mahasiswa 
>peserta diskusi. Adikur­niawan misalnya menyodok bahwa liberalisasi agama akan 
>meng­hilangkan sakralitas agama. Islam hanya akan jadi sumber kajian 
>intelektual belaka tanpa diikuti komitmen untuk mengikutinya. Padahal Islam 
>merupakan ajaran yang sudah kompleks bagi kehidupan individu, masyarakat dan 
>negara.
>
>Pantas jika Alkhendra, Dekan Fakultas Dakwah, mengingatkan. Katanya, setiap 
>orang boleh saja berpendapat. Tapi jangan sampai menambah kebingungan umat. 
>“Masyarakat kita kini butuh kesejah­teraan, terlepas dari kemiskinan, bukan 
>teori-teori yang yang masih mengawang,” ujarnya.
>
>Irfianda Abidin, Ketua Komite Penegak Syari’at Islam (KPSI) menyangkan 
>kedatangan  pentalon JIL di IAIN. Katanya, acara tersebut membahas hal yang 
>sangat sensitif. Mestinya KEMI mengundang pemu­ka Islam dan KPSI, sehingga ada 
>pengimbangan.
>
>“Saya berharap para petinggi IAIN IB menjaga perguruan tinggi ini agar tidak 
>dicemari gagasan liberalisme,” katanya.
>
>Menjaga IAIN. Inilah yang sulit dilakukan di IAIN.  Entah merasa berdiri di 
>buminya sendiri, berbagai diskusi dan seminar kalangan JIL terus  berlanjut di 
>sana. Akhirnya IAIN bukan hanya dijamah melain­kan sudah dirasuki JIL. 
>Buktinya, seorang dosen IAIN pada diskusi 5 Juni 2006 dengan gamblang 
>membawakan makalah berjudul 
>
>Agama dan Budaya Kekerasan. Ia merujuk sejumlah pandangan Barat yang melihat 
>Islam sebagai bahaya, lalu, tanpa beban  menyodok ke arah ajaran Islam.
>
>Ada tiga  hal yang selalu ditiupkan oleh penganjur JIL di Ranah Minang. 
>Pertama bahwa di Minangkabau terjadi perampasan kemerdekaan perempuan oleh 
>ninik mamak. Yang diajdikan bukti adalah keikutsertaan ninik mamak meneken 
>surat-surat nikah keponakannya. Padahal ini berkaitan dengan pengakuan 
>terhadap sako jo pusako.
>
>Kedua, orang Minang mengajar­kan kekerasan permanen. Ia menyebut bukti pepatah 
>“Sayang jo anak dilacuti, sayang jo kampuang diting­gakan”. Padahal, bahasa 
>Minang selalu bermakna ganda. Lecut di situ bermakna ingatkan.
>
>Ketiga, Islam mengajarkan keke­ra­san. Yang ditunjuk sebagai bukti adalah 
>hadits yang mengatakan apabila anak-anakmu sudah berusia tujuh tahun belum 
>salat maka lecuti dia agar salat. Padahal kata itu bermakna agar dibimbing dan 
>diingatkan, bukan dipukuli layaknya mengajari binatang.
>
>Bahkan mantan Gubernur Guber­nur Sumbar Gamawan Fauzi juga pernah disodok Siti 
>Musdah Mulia, tokoh JIL di Metro TV persis sebulan setelah diskusi IAIN itu. 
>Gamawan dipersoalkan karena saat Bupati Solok memberlakukan Perda Wajib Baca 
>Tulis Alquran dan pakaian seragam muslim karena berbau syariat Islam. Tapi 
>ketika Gamawan balik menyoal kenapa Musda yang menantang syariat Islam tak 
>melepas saja jilbab dan berbaju pendek biar kelihatan pusarnya, Mursida 
>terdiam.
>
>Mantan Rektor IAIN, Maidir Harun juga menunjukkan sikap liberalnya saat dialog 
>
>tungku tigo sajarangan di gubernuran 26 Juli 2006. Dengan berani ia 
>menye­butkan bahwa pemberian nama-nama islami pada anak-anak muslim 
>(sebagaimana dianjurkan Nabi Muhammad SAW-pen) merupakan arabnisasi dan 
>antiglobalisasi. Tak aneh jika pemilihan Rektor IAIN Senin, 19 Desember dan 
>berulang 29 Desember 2005, dianggap dira­suki kepentingan liberaliasi Islam. 
>Akibatnya, kemenangan Prof Dr Nasrun Haroen yang Muhammadiyah atas lawannya  
>Dr Maidir Harun kemudian dianulir  Menteri Agama. Dan, seru deru tuntutan agar 
>IAIN menjadi UIN juga tak terlepas dari upaya menjungkirbalikkan dari Islam 
>sebagai basis dan subjek studi  menjadi Islam sebagai objek studi belaka.
>
>Karena itu banyak yang menduga begitu terjadi pergantian ke­pemim­pinan di 
>IAIN aktivitas kelompok JIL di IAIN akan semakin mendapat tempat. Dugaan itu 
>seperti ada benarnya. Karena itu kini tinggal pada mahasiswa dan dosen serta 
>pejabat yang ada. Akankah penye­baran pemikiran JIL  akan terus mendapat 
>tempat di IAIN IB?
>
>Jawabannya tergantung integritas  dan kesetiaan civitas akademika IAIN pada 
>visi dan misi IAIN itu. Yaitu (visi) pengembangan ilmu, peman­tapan akidah, 
>pembinaan moral, pengembangan wawasan islami yang menghasilkan lulusan yang 
>berwi­bawa dalam ilmu, moral, dan iman serta mampu merespon kebutuhan 
>masyarakat bangsa dan negara. Dan misinya: meningkatkan kualitas pengajaran, 
>penelitian dan pengabdian sehingga tercapai kualitas prima sebagaimana yang 
>diinginkan masya­rakat. Yaitu membangun wawasan saintifik, filosofis, moral 
>dan teologi islami sebagai landasan aktualisasi keyakinan ilmiah dan imani 
>antara agama, masyarakat dan negara. Memantapkan budaya ilmiyah, iman dan 
>taqwa dan budaya kesalehan kedalam/keluar lingkungannya.
>
>Sumber : 
>
>http://www.harianhaluan.com/    
>  
>__
>
>Sent from my BlackBerry®
>powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
>-- 
>.
>* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
>wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
>http://groups.google.com/group/RantauNet/~
>* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>===========================================================
>UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>- DILARANG:
>  1. E-mail besar dari 200KB;
>  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
>  3. One Liner.
>- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
>http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
>- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
>subjeknya.
>===========================================================
>Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
>http://groups.google.com/group/RantauNet/
>
>
>-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke