Assalammualaikum Wr Wb Bapak Reflus dan dunsanak sapalanta Yth Panukuak kenangan untuk ibunda-ibunda ytc, hanifah copas SMS yg beredar dari induak2 untuak induak2
SMS 1 Hangatnya "SELIMUT" Takkan sehangat :PELUKKAN IBU" Lembutnya "KAIN SUTRA" Takkan selembut "BELAIAN TANGAN IBU" untuk kita :"IBU" engkaulah tempat aku berkasih sayang, sungguh besar jasamu untuk membesarkan anak-anakmu, "Happy Mother's Day" SMS 2 [?] Di kirim khusus untuk wanita yang cantik hatinya [?] Bersabar saat tertekan Tersenyum disaat hati menangis Diam saat terhina Mempesona karena memaafkan Mengasihi tanpa pamrih Bertambah kuat dfidalam doa & pengharapan SELAMAT HARI IBU .... SUKSES SELALU Wass Hanifah Pada 22 Desember 2011 05:24, Reflus <reflus.ra...@yahoo.com> menulis: > Assalamualikum ww. > > Ibu2, Bapak2, Mamak2 Dan Dunsanak Palanta nan Ambo hormati. > > Beberapa Hari nan lalu, ado topic yang membahas tentang kebiasaan makanan > urang awak yang sangat berpotensi menimbulkan berbagai jenis penyakik. Dari > pengalaman Ambo merawat Ibu di RS Harapan Kita, persentase urang awak > terkena serangan Jantung cukup tinggi. Nan sekamar dengan Ibu Ambo hanya > satu diluar urang awak (Bapak2). Selidik punya selidik, ternyata sang > Bapak tadi istrinya urang awak. > > Disamping cerita tentang sakik Jantung, tulisan ini Ambo buek dalam rangka > menyambut Hari Ibu. > > Ibuku, > Ibu dari 17 Anak. > > Oleh : Reflusmen > > Guru SD di Nagari Tanjuang Barulak, Batusangka , Sumatera Barat, lahir 05 > Maret 1928, mengajar sejak tahun 1946 satu tahun setelah Indonesia Merdeka. > Wafat jam 06.00 tanggal 06 Juni 2006 setelah sholat subuh terkena serangan > jantung, mukena masih menempel di badannya. > > Ibu pertama kali kena serangan jantung tahun 1998 di Tanjung Pinang saat > menghadiri pernikahan sepupuhku. Disinyalir karena Ibu di atas Kapal > (Pekanbaru-Tanjung Pinang) makan rendang hati yang dibawahnya dari kampung, > buah tangan tambahan lauk untuk di pesta. > > Dalam kondisi tak sadar, Ibu dibawah ke RS Harapan Kita dan langsung dapat > pertolongan Dokter tanpa harus antri. > > Dari tahun 1998 – 2006, selama delapan tahun, Ibu hanya makan nasih lembek > (bubur) dan makan obat mulai dari 7 jenis sehari. Hebatnya, tanpa rujukan > (nasehat) Dokter, Ibu mengurangi sendiri obat yang dimakannya, terakhir > sebelum meninggal hanya makan obat satu jenis, itupun hanya setengahnya. > > Setiap 6 bulan dalam tempo delapan tahun, Ibu bolak-balik Padang – Jakarta > untuk control ke RS Harapan Kita. Beberapa kali beliau datang sendirian > naik pesawat, kami hanya menunggu di Cengkareng. > > Ibu nggak takut ?. Ibu kan tidak sendiri, orang itu (sambil menunjuk > seseorang penumpang), tadi Ibu yang bantuin pakai ikat pinggang, dia baru > pertama kali naik pesawat. Terlihat kebanggaan diwajahnya dapat membantu > orang lain. > > Setiap control, tak lupa Ibu membawa oleh-oleh untuk Dokter Ana yang > merawatnya. Ibu lebih hebat dari saya !. Mengurangi sendiri obat yang > dimakan, kata Dokter Ana sambil mereka berpelukan. Tak ubahnya seperti > seorang Ibu dan anak kandungnya. Dokter Ana, terima kasih atas perhatian Bu > Dokter yang merawat Ibu kami dengan penuh kasih sayang. > > Dihari Ibu meninggal, setelah berpisah selama 32 tahun (aku meninggalkan > kampuang tahun 1974), baru pertama kali kami berkumpul 17 bersaudara yang > datang dari Banjarmasin, Surabaya, Semarang, Taksimalaya, Duri, Padang, > Jakarta dan Tangerang, merantau, mencari sesuap nasi, seperti orang Minang > pada umumnya. *“Sayang di anak dilacuiti, sayang di kampuang ditinggakan. > (Sayang pada anak dipukuli, sayang pada kampung ditinggalkan)* > > Tujuh belas (17) bersaudara ? Ibuku istri kedua, melahirkan 14 dan saat > ini saudara se Ibu ada 9 ditambah 8 dari Ibu pertama. Ayah menikah dengan > Ibu, tahun ke 2 setelah menikah dengan istri pertama. Ayahku juga tak kalah > hebat, bisa dapat dua anak dalam satu tahun, satu dari Ibuku, satu dari Ibu > Tua. > > Ayah Poligami ?. Punya Ibu 3 atau 4 nggak apa-apa, asal hubungan kita > seperti ini, begitu statement kakak tertua, karena kekompakan kami. > > Herannya, tak satupun dari kami yang mengikuti jejak Ayah. > > Mungkin karena bukan zamannya ya ! > > Setelah Ibu Pertama meninggal tahun 1980, sejak itu kami tujuh belas > bersaudara hanya punya seorang Ibu. Kalau kami ditanya, nomor berapa dari > saudara se Ibu ?. Aku harus berpikir dulu untuk menjawab, karena aku > selalu memperkenalkan diri, anak ke 9 dari 17 bersaudara, begitu juga > dengan saudaraku yang lain. Waktu kedua Ibu masih hidup, kami bebas mau > makan dimana, dirumah Ibuku atau di rumah Ibu Tua. > > Hal lain yang sangat kukagumi dari Ibu adalah hubungannya dengan menantu, > baik mantu laki maupun mantu perempuan, semua rebutan untuk duduk disamping > Ibu sambil berpelukan dan tertawa-tawa karena Ibu selalu bercerita hal yang > lucu-lucu, tak sekalipun kami mendengarkan curhat atau keluhan darinya. > > Suatu ketika disaat kumpul-kumpul mudik lebaran, salah seorang menantu > lelaki (kawin dengan Saudara perempuan, anak Ibu Pertama) sambil memeluk > Ibu, beliau bertanya. Ibu !. Siapa menantu yang paling Ibu sayangi ?. Ibu > nggak punya menantu, kalian semua adalah anak Ibu. Begitu jawaban Ibu. > Iparku hanya mesem-mesem dan memperkuat pelukannya. > > Saat kami mudik lebaran, pagi-pagi Ibu sudah menyiapkan makanan, sementara > kami anak dan cucu masih tertidur. Ayo bangun…. Bangun….makan…. makan…… > begitu biasanya Ibu berteriak. Disaat itu,kami sering ngeledek beliau > sembari tertawa. Kok Ibu nggak marah sich !. Dulu waktu kami masih kecil, > Ibu sering marah-marah saat kami makan. Ingat….ingat….., makan > sedikit-sedikit biar nasinya bisa habis, sambil mencolek sepotong telor > yang dibagi delapan. > > Waktu berpamitan untuk kembali ke rantau, Ibu selalu memberi uang kepada > anak dan cucunya. Aku selalu merengek, Ibu !, minta piti tuk beli minyak. > Ini sengaja kulakukan, sebelum Ibu bertanya. Lai ado piti tuk beli minyak > ?. Ibu memberikan piti dengan muka berseri-seri, terlihat kebanggaan > diwajahnya, terobati rindunya dikunjungi anak,menantu dan cucu. > > Setelah Ibu meninggal, setiap lebaran, aku iri, sedih, melihat dengan > pandangan kosong kesibukan orang pulang kampong, hal rutin yang kulakukan > selama ini di saat ibu masih hidup. Sekarang mau mudik kemana ??????? > > Untuk Almarhum Ibuku : Hajjah Marliah. > > Wassalam > > > Reflus/L 54 tahun. > > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
<<330.gif>>