Pak Yus dan Mbak Irma,
   
  Mudah-mudahan suatu saat ada waktu ke medan..ada beberapa titik2 yang cukup 
menarik untuk lihat shorebirds di pantai timur sumatera...Mas Londo malah udah 
datang di beberapa tempat beberapa waktu yang lalu.
  hitung2 biar saya bisa belajar lagi dari pengamat burung yang dari jawa...
   
  salam
   
  Gigi 
  YAI

yus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
              Mas Gigi,
  
  Saya baru dari Kampung Cina, Cibubur, terus lihat ada kaos yang bertuliskan, 
“perjalanan seribu mil dimulai dari satu langkah”. Mungkin nggak persis begitu, 
tapi kurang lebih gitu lah. Jadi, semua harus dimulai dari langkah pertama. 
Baru pemula aja udah masuk Kompas nich …. Apalagi kalau maju terus, ya khan. 
Maju terus lah, dan jangan lupa untuk bagi-bagi ilmunya.
  
  Salam,
  Yus
  
  -----Original Message-----
From: sbi-info@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of giyanto 
gigi
Sent: Thursday, April 05, 2007 12:38 PM
To: sbi-info@yahoogroups.com
Subject: Re: [SBI-InFo] burung air migran
  
          Pak Yus dan Teman-teman...

    Wahh...saya jadi malu nih...nekat ngomong cas-cis-cus padahal gak tau 
apa2...

    saya cuma pengen banyak temen2 di medan yang tertarik dgn burung terutama 
burung air migran. biar gak kesepian ngamatin burung sendiri lg...karena di 
medan burung migran masih belum banyak yang tau.

    

    Tanggal 2-4 april 2007 yang lalu, Yayasan Akasia Indonesia (YAI) mengadakan 
Workshop mengenai Mangrove sebagai habitat burung migran, sebagai tindak lanjut 
dari program yang dilaksanakan oleh YAI di Kab. Deli Serdang yang telah 
berlangsung selama kurang lebih 1 tahun.

    

    Maaf karena saya masih pemula (hanya hobi mengamati burung), jadi informasi 
yang saya sampaikan mungkin kurang akurat. 

      
    banyak kesulitannya, selain karena dgn peralatan seadanya...di medan gak 
banyak   yang tau tentang burung...apalagi burung migran...bahkan pemerintah 
dalam terkait merasa aneh dan gak percaya kalo ada burung migran yang melakukan 
perjalanan jauh.

    

    Sekarang lumayan juga..."virus" mengamati burung udah menjangkiti kawan2 di 
Biopalas Dept. Biologi USU, jd gak kesepian lagi...dan ada indikasi telah 
menjangkiti beberapa temen wartawan di Medan...tinggal menunggu waktu yang 
tepat, saya akan bawa mereka jalan2 lokasi pengamatan..

    

    Mohon masukan dari para Ahli dan teman2 pengamat burung, dan tolong koreksi 
saya bila da yang salah...

    

    Gigi

    Yayasan Akasia Indonesia

    

yus <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

          Teman-teman,

    Informasi menegani burung air migran di Sumut. Selamat untuk rekan Gigi.

    Yus 

    Rabu, 04 April 2007. KOMPAS 

    Konservasi
Habitat Burung Migran Terancam 

    Medan, Kompas - Hutan mangrove di pesisir Pantai Timur Sumatera Utara yang 
menjadi habitat burung migran saat ini semakin berkurang akibat alih fungsi 
lahan. Padahal, kawasan hutan mangrove di pesisir Pantai Timur Sumut itu 
merupakan daerah penting bagi persinggahan burung migran. 

    Luas penyebaran hutan mangrove di Sumut mencapai 83.550 hektar, 60 persen 
di antaranya rusak. Kerusakan terparah, menurut data Badan Pengendalian Dampak 
Lingkungan Hid! up Daerah (Bapedalda) Sumut, membentang dari Langkat, Deli 
Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, hingga Labuhan Batu yang selama ini menjadi 
habitat burung migran. 

    Di Langkat, misalnya, terdapat 35.300 hektar hutan mangrove, 25.300 hektar 
di antaranya rusak. Di Deli Serdang dan Serdang Bedagai, kerusakan mencapai 
12.400 hektar dari total luas 20.000 hektar. 

    Menurut peneliti burung migran dari Yayasan Akasia Indonesia, Giyanto, 
kerusakan hutan mangrove akibat alih fungsi merupakan ancaman serius bagi 
burung migran yang biasa singgah di pesisir Pantai Timur Sumut. 

    "Konversi hutan m! angrove sangat berpengaruh terhadap ketersediaan makanan 
serta perubahan fungsi ekosistem," kata Giyanto di Medan, Selasa (3/4). Alih 
fungsi itu menghilangkan makanan untuk burung migran. 

    Ketidaktahuan pemerintah daerah akan wilayahnya yang menjadi persinggahan 
burung migran, kata Giyanto, merupakan salah satu penyebab habitat alami burung 
migran dibiarkan berubah menjadi tambak dan perkebunan. Selain di Pantai Cemara 
(Jambi) dan Semenanjung Banyuasin (Sumatera Selatan), wilayah persinggahan 
burung migran di Pulau Sumatera juga ada di pesisir Pantai Timur Sumut. 

    "Birdlife International tahun 2001 menetapkan pesisir Pantai Timur Sumut 
sebagai daerah penting bagi burung," kata Giyanto. 

    Dia menuturkan, pengamatan satu hari pada bulan September lalu 
memperlihatkan minimal 8.000 burung migran ditemukan. Bulan September adalah 
saat burung migran dari Siberia dan China mencari bekal makanan untuk 
melanjutkan perjalanan hingga ke Australia. Pada bulan Maret, wilayah pesisir 
Pantai Timur Sumut menjadi persinggahan burung migran yang akan kembali ke 
Siberia dan China untuk berkembang biak. (bil) 



  
    
    
---------------------------------
  
  Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel 
bargains.





  

         

 
---------------------------------
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

Reply via email to