Re: [assunnah] Urgent : Sholat Jama

2007-05-14 Terurut Topik hery marsanto
- Original Message 
From: Mulyadi Asyauqi [EMAIL PROTECTED]
To: assunnah@yahoogroups.com
Sent: Sunday, 13 May, 2007 11:35:16 AM
Assalamualaikum wr, wb.
Afwan mau tanya, saya kebetulan ditugaskan di luar negeri selama 2-3 bulan. 
Apakah saya tergolong musafir sehingga diperbolehkan untuk melakukan sholat jama
Syukron atas bantuannya.
Mulyadi

SHALAT JAMA' TAQDIM

Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=morearticle_id=256bagian=0


Artinya : Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam peperangan 
Tabuk, apabila hendak berangkat sebelum tergelincir matahari, maka beliau 
mengakhirkan Dzuhur hingga beliau mengumpulkannya dengan Ashar, lalu beliau 
melakukan dua shalat itu sekalian. Dan apabila beliau hendak berangkat setelah 
tergelincir matahari, maka beliau menyegerakan Ashar bersama Dzuhur dan 
melakukan shalat Dzuhur dan Ashar sekalian. Kemudian beliau berjalan.

Dan apabila beliau hendak berangkat sebelum Maghrib maka beliau mengakhirkan 
Maghrib sehingga mengerjakan bersama Isya', dan apabila beliau berangkat 
setelah Maghrib maka beliau menyegerakan Isya' dan melakukan shalat Isya' 
bersama Maghrib. 

Hadits ini dikeluarkan oleh Abu Dawud (1220), At-Tirmidzi (2/438) Ad-Daruquthni 
(151), Al-Baihaqi (3/165) dan Ahmad (5/241-242), mereka semua memperolehnya 
dari jalur Qutaibah bin Sa'id :  Telah bercerita kepadaku Al-Laits bin Sa'ad 
dari Yazid bin Abi Habib dari Abi Thufail Amir bin Watsilah dari Mu'adz bin 
Jabal, secara 
marfu. Dalam hal ini Abu Dawud berkomentar :Tidak ada yang meriwayatkan hadits 
ini kecuali Qutaibah saja.

Saya menilai : Dia adalah tsiqah dan tepat. Maka tidak mengapa meskipun dia 
sendirian dalam meriwayatkan hadits ini dari 
Al-Laits selain darinya.

Di tempat lain At-Tirmidzi juga berkata : Hadits ini hasan shahih.

Saya berpendapat : Inilah yang benar, semua perawinya tsiqah. Yakni para perawi 
Asy-Syaikhain. Juga telah dinilai shahih oleh Ibnul Qayyim dan lainnya. Namun 
Al-Hakim dan lainnya menganggapnya ada 
'illat yang tidak baik, seperti yang telah saya jelaskan dalam Irwa 'Al-Ghalil 
(571). Di sana saya menyebutkan mutabi' (hadits yang mengikuti) kepada Qutaibah 
dan beberapa syahid (hadits pendukung) yang memastikan keshahihannya.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Malik (I/143/2) dari jalur lain yang 
berasal dari Abi Thufail dengan redaksi.

Sesungguhnya mereka keluar bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
pada tahun Tabuk. Maka adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
mengumpulkan antara Dzuhur dan Ashar serta Magrib dan Isya. Abu Thufail berkata 
: 'Kemudian beliau mengakhirkan (jama' takhir) shalat pada suatu hari. Lalu 
beliau keluar dan shalat Dzuhur dan Ashar sekalian. Kemudian beliau 
masuk (datang). Kemudian keluar dan shalat Maghrib serta Isya 
sekalian.

Dan dari jalur Malik telah dikeluarkan oleh Imam Muslim (7/60) 
dan Abu Dawud (1206), An-Nasa'i (juz I, hal 98), Ad-Darimi (juz I, hal 356), 
Ath-Thahawi (I/95), Al-Baihaqi (3/162), Ahmad (5/237) dan dalam riwayat Muslim 
(2/162) dan lainnya dari jalur lain :

Kemudian saya berkata : 'Apa maksudnya demikian ? Dia berkata : Maksudnya 
agar tidak memberatkan umatnya.

Kandungan Hukumnya
Dalam hadits ini terdapat beberapa masalah.

[1]. Boleh mengumpulkan dua shalat pada waktu bepergian walaupun 
pada tempat selain Arafah dan Muzdalifah ; demikian pendapat jumhurul ulama. 
Berbeda dengan mazdhab Hanafiyah. Mereka menakwilkannya dengan 'jama' shuwari' 
yakni mengakhirkan Dzhuhur sampai mendekati waktu Ashar demikian pula Maghrib 
dan Isya'. pendapat ini telah dibantah oleh jumhurul ulama dari berbagai 
segi.

Pertama : Pendapat ini jelas menyalahi pengertian jama' secara 
dhahir.

Kedua : Tujuan disyariatkan jama' adalah untuk mempermudah dan 
enghindarkan kesulitan, seperti yang telah dijelaskan oleh riwayat Muslim. 
Sedangkan jama' dalam pengertian 'shuwari' masih mengandung 
kesulitan.

Ketiga : Sebagian hadits tentang jama' jelas menyalahkan pendapat mereka itu. 
Seperti hadits Anas bin Malik yang berbunyi. Mengakhirkan Dzuhur sehingga 
masuk awal Ashar, kemudian dia menjama' (mengumpulkan) keduanya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (2/151) dan lainya.

Keempat : Bahkan pendapat itu juga bertentangan dengan pengertian 
jama taqdim sebagaimana dijelaskan oleh hadits Mu'adz berikut ini.

Dan apabila dia berangkat setelah tergelincir matahari, maka dia akan 
menyegerakan Ashar kepada Dzuhur.

Dan sesungguhnya hadits-hadits yang serupa ini adalah banyak, 
sebagaimana telah disinggung.

[2]. Sesungguhnya soal jama' (mengumpulkan dua shalat) disamping boleh jama 
takhir, boleh juga jama taqdim. Ini dikatakan oleh Imam Asy-Syafi'i dalam Al-Um 
(I/67), disamping oleh Imam Ahmad 
dan Ishaq, sebagaimana dikatakan oleh At-Tarmidzi (2/441).

[3]. Sesungguhnya diperbolehkan jama' pada waktu turunnya (dari kendaraan) 
sebagaimana diperbolehkan manakala berlangsung perjalanan. Imam Syafi'i dalam 
Al-Um, setelah meriwayatkan 

[assunnah] Urgent : Sholat Jama

2007-05-13 Terurut Topik Mulyadi Asyauqi
Assalamualaikum wr, wb.

Afwan mau tanya, saya kebetulan ditugaskan di luar negeri selama 2-3 bulan.
Apakah saya tergolong musafir sehingga diperbolehkan untuk melakukan sholat
jama

Syukron atas bantuannya.

Mulyadi



Website anda: http://www.assunnah.or.id  http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://www.assunnah.or.id/ragam/aturanmilis.php 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/