RE: [assunnah] arti sunnah

2006-11-15 Terurut Topik Satria
Assalamualaikum Warohmatullohi wabarokatuh

As-Sunnah menurut istilah syariat ialah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fiil
(perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan
dengannya sebagai tasyri (pensyariatan) bagi ummat Islam [1]. Dari mana kita
mempelajari As-Sunnah? Tentu saja dari hadits-hadits yang shahih. Sedangkan
hukumnya As-Sunnah ada yang wajib maupun sunnat/sunnah.

Berikut saya kutip peringatan bagi orang yang tidak menyukai sunnah-sunnah
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:

Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa beberapa orang sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.  bertanya
secara diam-diam kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. tentang amal
ibadah beliau. Lalu di antara mereka ada yang mengatakan: Aku tidak akan
menikah dengan wanita. Yang lain berkata: Aku tidak akan memakan daging. Dan
yang lain lagi mengatakan: Aku tidak akan tidur dengan alas. Mendengar itu,
Nabi saw. memuji Allah dan bersabda: Apa yang diinginkan orang-orang yang
berkata begini, begini! Padahal aku sendiri salat dan tidur, berpuasa dan
berbuka serta menikahi wanita! Barang siapa yang tidak menyukai sunahku,
maka ia bukan termasuk golonganku  (Shahih Muslim 793)

PENGERTIAN AS-SUNNAH MENURUT SYARI'AT
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

As-Sunnah menurut istilah syariat ialah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fiil
(perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan
dengannya sebagai tasyri (pensyariatan) bagi ummat Islam [1]

Adapun hadits menurut bahasa ialah sesuatu yang baru.

Secara istilah sama dengan As-Sunnah menurut Jumhur Ulama.

Ada ulama yang menerangkan makna asal secara bahasa bahwa : Sunnah itu untuk
perbuatan dan taqrir, adapun hadits untuk ucapan. Akan tetapi ulama sudah
banyak melupakan makna asal bahasa dan memakai istilah yang sudah lazim
digunakan, yaitu bahwa As-Sunnah muradif (sinonim) dengan hadits.

As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fiqih ialah segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam selain dari Al-Quran, baik
perbuatan, perkataan, taqrir (penetapan) yang baik untuk menjadi dalil bagi
hukum syari.

Ulama ushul fiqih membahas dari segala yang disyariatkan kepada manusia
sebagai undang-undang kehidupan dan meletakkan kaidah-kaidah bagi
perundang-undangan tersebut.

As-Sunnah menurut istilah ahli fiqih (fuqaha) ialah segala sesuatu yang
sudah tetap dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan hukumnya tidak fardhu
dan tidak wajib, yakni hukumnya sunnah.[2]

As-Sunnah menurut ulama Salaf adalah petunjuk yang dilaksanakan oleh
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Shahabatnya, baik tentang
ilmu, itiqaad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya.[3]

Contoh-contoh dari definisi Sunnah yang dibawakan oleh ahli hadits antara
lain:

[a]. Hadits qauli (Sunnah dalam bentuk ucapan) ialah segala ucapan Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam yang ada hubungannya dengan tasyri, sebagaimana
sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam:

Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa-apa yang tidak
bermanfaat baginya [4]

[b]. Hadits fili (Sunnah yang berupa perbuatan) ialah segala perbuatan Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam yang diberitakan oleh para Shahabatnya tentang
wudhu, shalat, haji, dan selainnya.

Contoh:
Dari Utsman bin Affan bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam (apabila
berwudhu), beliau menyela-nyela jenggotnya. [5]

[c]. Hadits taqriri ialah segala perbuatan Shahabat yang diketahui oleh Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam dan beliau membiarkannya (sebagai tanda setuju)
dan tidak mengingkarinya.

Contoh:
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Bilal setelah selesai
shalat Shubuh, Wahai Bilal, kabarkanlah kepadaku sebaik-baik amalan yang
telah engkau kerjakan dalam Islam, karena aku telah mendengar suara
terompahmu di dekatku di Surga? Ia menjawab, Sebaik-baik amal yang aku
kerjakan ialah, bahwa setiap kali aku berwudhu, siang atau malam mesti
dengan wudhu itu aku shalat (sunnah) beberapa rakaat yang dapat aku
laksanakan [6]

Atau kisah dua Shahabat yang melakukan safar, keduanya tidak menemukan air
(untuk wudhu) sedangkan waktu shalat sudah tiba, lalu keduanya bertayamum
dan mengerjakan shalat, kemudian setelah selesai shalat mereka menemukan air
sedang waktu shalat masih ada, maka salah seorang dari keduanya mengulangi
wudhu dan shalat, kemudian keduanya mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam dan menceritakan kejadian itu. Lalu beliau bersabda kepada
Shahabat yang tidak mengulangi shalatnya, Engkau telah berbuat sesuai dengan
Sunnah. Dan kepada yang lain (Shahabat yang mengulangi shalatnya), beliau
bersabda, Engkau mendapatkan dua ganjaran[7]

Di antara makna Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah sebagaimana
yang difahami oleh para Shahabat dan Salafush Shalih ridhwanullaah alaihim
ajmain adalah sebagai sumber kedua setelah Al-Quranul Karim


Re: [assunnah] arti sunnah

2006-11-15 Terurut Topik sasminto






Berikut adalah pengertian assunnah yang ana nukil dari tulisan Ust. Arifin 
Badri dalam muslim.or.id silahkan lihat di link http://muslim.or.id/?p=184. Artikel ini 
merupakan bagian dari ulasan beliau ketika membantah sebuah kitab Zikir 
Berjamaah Sunnah Atau Bidah Karya K.H. Ahmad Dimyathi Badruzzaman.
---
Ditinjau dari segi etimologi, kata As Sunnah bermakna: At 
Thoriqoh, atau As Siroh, yang artinya: jalan/ metode 
atau sejarah hidup/ perilaku, sebagaimana yang dinyatakan oleh Ar Razy dan 
lainnya. [Mukhtar Al Shihah, oleh Muhammad bin Abi Baker Al Razi hal: 133, Al 
Qamus Al Muhith, oleh Al Fairuz Abady, 2:1586].
Sedangkan bila ditinjau dari segi terminologi, maka kata As Sunnah memiliki 
tiga arti dan penggunaan. [Lihat Irsyad Al Fuhul, oleh Muhammad bin Ali As 
Syaukany, 1/155-156, dan Mauqif Ahl As Sunnah Min Ahl Al Ahwa wa Al Bida, oleh 
DR. Ibrahim bin Amir Ar Ruhaily 1/33-35].

  As Sunnah dengan makna: mandub, atau mustahab, yang artinya, sebagaimana 
  yang disebutkan oleh penulis: Suatu pekerjaan yang pelakunya terpuji dan 
  orang yang meninggalkannya tidak tercela atau Sesuatu yang diperintahkan 
  secara tidak tegas untuk dikerjakan. [Lihat: Al Mustasyfa oleh Al 
  Ghozaly, 1/215, Raudhot An Nadlir, oleh Ibnu Qudamah 1/94, dan Nihayat As Sul, 
  oleh Al Isnawy, 1/77].
  
  Dan yang biasa menggunakan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini 
  ialah ulama fiqih dan ushul fiqih, sehingga sering kita mendengar atau 
  membaca ungkapan: hukum permasalahan ini ialah sunnah atau permasalahan ini 
  hukumnya sunnah. 
  As Sunnah dengan pengertian: segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi 
  Muhammad shollallahualaihiwasallam, baik ucapan, perbuatan, penetapan atau 
  lainnya. Dengan pengertian ini, kata As Sunnah semakna dengan kata Al Hadits. 
  Sebagai contoh penggunaan kata As Sunnah dengan makna ini, ucapan para ulama: 
  Dalil haramnya khamer ialah: Al Kitab (Al Quran), As Sunnah, dan Ijma 
  (kesepakatan ulama). 
  As Sunnah dengan pengertian: lawan dari kata bidah, sehingga sering kita 
  mendengar ucapan ulama: amalan ini sesuai dengan As Sunnah, bahkan penulis 
  sendiri telah menggunakan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini, yaitu 
  tatkala ia memberikan judul bukunya: ZIKIR BERJAMAAH, SUNNAH ATAU BIDAH. 
  Sehingga kata As Sunnah dengan pengertian ini mencakup seluruh ajaran Nabi 
  shollallahualaihiwasallam, atau dengan kata lain, As Sunnah ialah sinonim 
  dari kata Islam. Penggunaan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini 
  selaras dengan hadits berikut: 
Dari sahabat Anas bin Malik rodhiallahuanhu, ia berkata: ada tiga orang 
yang menemui istri-istri Nabi shollallahualaihiwasallam, mereka bertanya 
tentang amalan ibadah Nabi shollallahualaihiwasallam. Dan tatkala mereka telah 
diberitahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit, kemudian mereka balik 
berkata: Siapakah kita bila dibanding dengan Nabi shollallahualaihiwasallam, 
Allah telah mengampuni dosa-dosa beliau, baik yang telah lampau atau yang akan 
datang. Salah seorang dari mereka berkata: Kalau saya, maka saya akan sholat 
malam selama-lamanya. Yang lain berkata: Saya akan berpuasa sepanjang tahun dan 
tidak akan berbuka (berhenti berpuasa). Yang lain lagi berkata: Saya akan 
meninggalkan wanita, dan tidak akan menikah selama-lamanya. Kemudian Rasulullah 
shollallahualaihiwasallam datang, lantas bersabda: kaliankah yang berkata 
demikian-demikian? Ketahuilah, sungguh demi Allah, sesungguhnya saya adalah 
orang yang paling takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya diantara kalian, 
akan tetapi saya berpuasa dan juga berbuka, sholat (malam) dan juga tidur, dan 
saya juga menikahi wanita. Maka barang siapa yang membenci sunnahku (ajaranku), 
maka ia tidak termasuk golonganku.(Riwayat Al Bukhari, 5/1949, hadits no: 4776, 
dan Muslim, 2/1020, hadits no: 1401).
As Syathiby Al Maliki (w. 790 H) -rahimahullah- berkata: Dan kata As Sunnah 
juga digunakan sebagai lawan kata dari bidah, sehingga dikatakan: Orang itu 
beramal sesuai dengan As Sunnah, bila ia beramal sesuai dengan yang diamalkan 
oleh Nabi shollallahualaihiwasallam, baik amalan itu disebutkan dalam Al Quran 
atau tidak. Dan juga dikatakan: Orang itu mengamalkan bidah, bila ia melakukan 
sebaliknya. [Al Muwafaqoot oleh As Syathiby 4/3].
Ibnu Hazm -rahimahullah- (w. 456 H) berkata: Ahlus Sunnah yang akan kami 
sebutkan ialah Ahlul Haq (penganut kebenaran), sedangkan selain mereka ialah 
Ahlul Bidah, karena mereka (Ahlus Sunnah) ialah para sahabat -radliallahu 
anhum-, dan setiap orang yang menempuh metode mereka, dari para tabiin, 
kemudian Ashabul Hadits (penganut hadits), dan setiap orang yang meneladani 
mereka dari kalangan ahli fiqih pada setiap zaman hingga hari ini, dan juga 
seluruh orang awam yang mencontoh mereka dibelahan bumi bagian timur dan barat, 
semoga Allah senantiasa merahmati mereka. [Al Fishol fi Al Milal wa Al Ahwa wa 
An Nihal, oleh