Re: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi
Selamat datang di MTV 100 persen komedi "konyol"
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis! Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd! Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika terpilih menjadi anggota Dpr pun tetap bisa menyuarakan tuntutan kaum tionghoa, tak perlu di tutup2i. Dan sewajarnya, tionghoa yg ada di golkar lebih mewakili kepentingan pengusaha tionghoa, tionghoa di PDIP juga seharusnya lebih memperhatikan golongan tionghoa jelata. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 21:11:30 To: Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR. Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap, Tionghoa, India, Indo Eropa. Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI dan golongan agama. Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan apa pun. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok. Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg berseberangan! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: ; budaya tionghua ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR. Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap, Tionghoa, India, Indo Eropa. Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI dan golongan agama. Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan apa pun. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok. Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg berseberangan! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT) To: ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: ; budaya tionghua ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) dari kejadian ini yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok. Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg berseberangan! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Azura-Mazda Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 To: Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: ; budaya tionghua ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) dari kejadian ini yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya masing2. Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ? Dalam perjalanan policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama tunggal. --- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com menulis: Dari: zho...@yahoo.com Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT) To: ; budaya tionghua ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) dari kejadian ini yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya masing2. Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ? Dalam perjalanan policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4%, dan sebagain besar pribumi bisa menikmati social welfare yang memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency bagi rakyat Malaysia. Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency jadi aturan hidup ,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam negeri tidak memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada kemajuan per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan negara sesama Asia misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an Korea Selatan nasional income capitanya $260 sedangkan Malaysia sudah unggulan $380,, tapi dini hari Korea Selatan melejit jauh kedepan $19,800,= sedangkan Malaysia ketinggal dan hanya sempat menggalang $7,200.=. Karen
Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?
Percayalah, Malaysia adalah bom waktu! Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita harus berjalan mundur? Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka masih dpt bersaing? Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah mewah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Harry Adinegara Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 To: ; budaya tionghua Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Cc: gelora45; media care Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama? Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal berita soal Pak Wapres Jusuf Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan , apa yang dikenal dengan affirmative action. Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) dari kejadian ini yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee ,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra. Dengan cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya masing2. Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ? Dalam perjalanan policy NEP ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4%, dan sebagain besar pribumi bisa menikmati social welfare yang memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency bagi rakyat Malaysia. Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency jadi aturan hidup ,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam negeri tidak memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada kemajuan per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan negara sesama Asia misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an Korea Selatan nasional income capitanya $260 sedangkan Malaysia sudah unggulan $380,, tapi dini hari Korea Selatan melejit jauh kedepan $19,800,= sedangkan Malaysia ketinggal dan hanya sempat menggalang $7,200.=. Karena ini pemerintah Malaysia saat ini perlu mengolah kembali NEP dan menyesuaikan policy yang mungkin sekarang sudah dianggap out of date karena sikon dalam negeri dan dunia sudah berubah. Dicanangkanlah suatu model policy baru yang dinamakan NEM (New Economic Model) Planning-nya yalah untuk memberikan stimuli ke sektor privat dengan menghilangkan red tape, seperti policy NEP dengan atu
[budaya_tionghua] Sejarah kartu lebaran: Merdeka Kartu Lebaran
*Kartu Lebaran bukan hanya sarana mengucapkan “Selamat Idul Fitri” tapi juga bermuatan politis. * KARTU ucapan di hari Lebaran tampaknya tinggal sejarah. Kartu elektronik via internet dan pesan singkat sudah menggantikannya dengan cara yang lebih cepat dan murah. Berkirim kartu lebaran kini menjadi kebiasaan yang dilakukan segelintir orang. Kebiasaan mengirim kartu ucapan sudah dikenal sekira 4.000 tahun lalu. Bangsa Mesir mengenal “scarabs”, batu-batuan berharga berbentuk kumbang. Bangsa Romawi saling bertukar simbol “kesehatan” maupun “kemauan baik”, dalam bentuk buah-buahan kering dan madu, maupun lempung bakar. Kartu ucapan dipelopori oleh John Calcott Horsley, seniman London, yang pada 1843 membuat kartu Natal pertama. Di dalam kartunya tertulis ucapan yang terkenal hingga kini: “A Merry Christmas and A Happy New Year to You”. Tapi, baru sejak 1880, kartu Natal menjadi bisnis besar, yang memberi peluang bagi seniman, penulis, pelukis, dan pemotret. Berkirim kartu ucapan kemudian menjadi kebiasaan yang menyebar ke seluruh dunia. Kebiasaan ini tak bisa dilepaskan dari perkembangan kartu pos, yang merupakan ide Dr Heinrich von Stephan di Jerman pada 1865 –meski akhirnya Dr Emmanuel Hermann dari Akademi Militer Wiener-Neustadt yang diakui sebagai pencetusnya. Belanda mulai mengadopsi *briefkaart *(kartu pos) tanpa gambar pada 1871 yang segera disusul negeri jajahannya, Hindia Belanda. Pada 1893 muncul kartu pos bergambar pertama di Batavia. Pemerintah tak mengizinkan swasta mencetak kartu pos bergambar, namun akhirnya larangan itu dicabut. Beberapa percetakan besar dan pengusaha di beberapa kota pun kemudian memproduksi kartu pos; umumnya bergambar keeksotisan alam Hindia Belanda. Kartu-kartu pos ini biasanya dipakai untuk menyampaikan pesan singkat, juga ucapan selamat. Pada 1898, misalnya, firma H. Bunning mengeluarkan seri kartu pos Yogyakarta, Prambanan dan Borobudur. Salah satu kartu pos bergambar patung Buddha di Borobudur. Leo Haks dan Steven Wachlin dalam *Indonesia: 500 Early Postcards* mengisahkan, ada yang mengirim kartu itu ke Belanda sebagai kartu ucapan tahun baru. Ketika tiba di sana, petugas pos Rotterdam menganggap gambar Buddha yang telanjang “kurang sopan” untuk disampaikan kepada si penerima. Maka sang Buddha diberikan “pakaian” dahulu, kartu pos itu lalu dimasukkan dalam amplop. Si penerima terpaksa harus membayar biaya ekstra 7,5 sen. Bagaimana dengan kartu Lebaran? Sulit menentukan kapan umat Islam mulai menggunakan kartu Lebaran. Sebagian umat Islam menganggap kartu Lebaran bukan tradisi Islam, apalagi jika kartu itu dikirim oleh non-Muslim, sehingga dilarang. Yang membolehkan menganggap bahwa tujuan kartu lebaran adalah untuk silaturahmi dengan sesama Muslim yang tak bisa dikunjungi. Di sisi lain, tradisi di sejumlah daerah di Indonesia tak mendukung popularitas kartu Lebaran. Lebaran adalah saat yang lebih mudah mengunjungi dan meminta maaf kepada yang lebih tua; yang lebih rendah pangkatnya mengunjungi yang lebih tinggi. Meski hanya populer di kalangan terbatas, penggunaan kartu Lebaran juga dikenal di Hindia Belanda. Pada 1918, sebuah kartu Lebaran dibuat oleh Singer Sewing Machine Co. Isinya, selain ucapan selamat Lebaran, juga peringatan kepada para peminjam mesin jahit agar menyimpan uang untuk membayar sewa mesin jahit bulan Juli dan Agustus 1918. Sementara itu, menurut sejarawan JJ Rizal dalam “Menemukan Makna Tradisi Lebaran”, *Tempo*, 5 November 2006, kartu Lebaran kali pertama beredar pada 1927. Dua tahun kemudian, ketika krisis melanda dunia, Idul Fitri dijadikan momentum politis. “Sebagai simbolisasi harapan-harapan itu, rakyat mengganti kartu Lebaran yang beredar pertama kali tahun 1927 dengan gambar orang berperahu sambil mengibarkan bendera Belanda dengan desain baru yang lebih sesuai dengan semangat zaman,” tulis pengelola Penerbit Komunitas Bambu itu. Di masa pendudukan Jepang, kartu Lebaran juga dipakai penguasa militer untuk kepentingan politis, yakni merangkul umat Islam demi tujuan perangnya. Tak heran jika penguasa –meski awalnya melakukan pembatasan karena adanya pembenahan administrasi di masa transisi– memberikan kebebasan kepada mayarakat untuk saling mengirim karcis –sebutan untuk kartu saat itu– Lebaran. “Mulai sekarang telah diperkenankan oleh Djawatan Pos untuk mengirimkan kartu Lebaran dengan tak memakan batas. Pengiriman dengan menerangkan alamat yang lengkap di dalam amplop. Adapun ongkos pengiriman seperti biasa, dua sen,” tulis *Tjahaja*, 18 September 1943. Bahkan, melalui media, penguasa militer mengumumkan tatacara pengiriman kartu lebaran. Disebutkan: agar mudah dikenal, pada sampul karcis harus diberi tanda dua garis yang merupakan palangan, ditarik dari tiap sudut sampulnya dengan tinta atau potlot; Djawatan Pos akan berusaha sedapat mungkin menyerahkan karcis-karcis tersebut ke alamat yang dituju pada malam atau hari Lebaran; Untuk karcis-karcis yang dikirim menjelang Ramadan berakhir, kantor pos tak menanggung penyerahan karcis
[budaya_tionghua] [Fwd: ENG] 23-Year-Old Little Girl Zhu Jie on China's Got Talent
Umur dah 23 tahun tapi ukuran badan, suara dan tampang masih kanak2 http://www.youtube.com/watch?v=XY8yTzQSGo8&feature=related .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Fw: Penyanyi Istana, Suara Hati Penyanyi Kebanggaan Bung Karno”
- 原始郵件- 寄件者: Harsutejo Sutedjo 收件者: 傳送日期: 2010年9月1日 21:07 Membaca buku Nani Nurani Affandi “Penyanyi Istana, Suara Hati Penyanyi Kebanggaan Bung Karno” Galangpress, Yogyakarta, 2010, 400 halaman Bagian Dari Tragedi 1965 (Catatan Harsutejo) Selama ini ada sejumlah buku memoir yang ditulis oleh korban tragedi 1965 maupun kumpulan kesaksian mereka, di antaranya oleh kaum perempuan. Mereka umumnya berasal dari organisasi kiri atau yang dianggap kiri. Sering buku-buku itu menceritakan kepedihan luar biasa yang menimpa mereka yang sama sekali tidak berdosa berupa perendahan harkat manusia dan harkat perempuan, penyiksaan yang mengarah pada pelecehan seksual, perkosaan beramai-ramai maupun dalam jangka panjang, dan bahkan pembunuhan. Kisah-kisah itu sering mengerikan dan mendirikan bulu kuduk. Secara munafik sang rezim menyebutnya atas nama Pancasila. Buku ini tidak menceritakan hal-hal dahsyat semacam itu, tetapi cukup menarik di antaranya karena ditulis oleh seorang penyintas tragedi 1965 yang tidak berasal dari golongan kiri (menurutnya ia disebut sebagai borjuis oleh beberapa ibu Gerwani), bahkan ia tidak berorganisasi apa pun yang berbau politik, dengan begitu ia menulisnya dengan kacamata berbeda, kental dengan aspek kemanusiaan dan gambaran tindak kesewenangan rezim yang berkuasa. Buku dibuka dengan sejumlah pengantar yang cukup banyak sampai makan 44 halaman dari sejumlah tokoh LBH yang pernah membelanya dalam perkara KTP seumur hidup, sampai dari beberapa orang dekat penulis. Selanjutnya tentang dirinya yang dididik dalam lingkungan Islam taat yang modern sampai ia menjadi penyanyi dan penari di Istana Cipanas pada 1962-1965, ketika itu ia bermukim di Cianjur. Dari situ ia kenal banyak tokoh terkemuka. Pada Juni 1965 ia pindah dan bekerja di Jakarta. Kegiatannya dalam kesenian masih berlanjut, bahkan ia pun kenal dengan Istana Cendana-nya Suharto sampai 1968 sebelum ia ditangkap. Sebelum pindah ke Jakarta ia sempat diundang dalam ulang tahun PKI 1965 di Cianjur untuk menyanyi dan menari, sesuatu yang dilakukannya kepada siapa saja yang mengundangnya. Di zaman edan Orba hal ini sudah dapat dijadikan cukup buklti sebagai keterlibatannya bukan saja dengan PKI tapi juga dengan G30S. Tuduhan yang disandangnya pun cukup berat “sebagai kader PKI yang diselundupkan,” ketika itu ia berumur 27 tahun. Ia ditahan sebagai tapol, dari satu tempat tahanan ke tempat tahanan yang lain, sampai mendarat di penjara Bukitduri, Jakarta. Sebagai seorang muda yang dididik keras menghargai moral kejujuran, ia pun menjadi jujur dan polos, bahkan sering naif. Di situ ia sering mengalami masalah berhadapan dengan para pejabat dan sesama tapol yang jauh lebih berpengalaman, juga dalam memasang berbagai macam topeng. Ia pun berhadapan dengan berbagai intrik dan semacam komplotan di penjara Bukitduri, apalagi karena ia selalu rapi dan wangi. Ia tidak pernah mengalami siksaan fisik, tetapi kenyang dengan siksaan mental. Beruntung di Bukitduri pula ia bertemu dengan tokoh-tokoh nasional yang dapat menjadi gurunya, ibunya, pelindungnya. Ia belajar bahasa Inggris dari Ibu Carmel Budihardjo, keterampilan dari Ibu Masye Siwi (tokoh Gerwani), Ibu Salawati Daud (walikota perempuan Indonesia pertama dari Makassar dan anggota DPR), dari Ibu Mudigdio (anggota DPR, mertua DN Aidit), ia bahkan belajar mengaji lanjutan dan menafsirkan isinya dari tokoh sepuh ini. Dari Ibu Mudikdio yang disapanya dengan Embah Mudik, tokoh yang sangat ia hormati, tempat banyak belajar menjadi tabah dan kuat. Dalam buku ini ia banyak menceritakan tentang pergaulan dan interaksinya dengan Mbah Mudik yang memperlakukan dirinya seperti anak bungsunya, tempat ia mencurahkan isi hatinya dan mengadu. Di samping itu ia juga berinteraksi dengan tokoh-tokoh seperti dokter Tanti Aidit, Suharti Suwarto (tokoh Gerwani), juga dengan sejumlah tapol “Lubang Buaya” yakni yang pernah ikut latihan sukwan ganyang Malaysia 1965 yang mendapat tuduhan amat berat dan mengerikan sebagai penyiksa para jenderal yang mengalami siksaan fisik dan mental tiada tara ketika mereka berumur belasan tahun. Nani Nurani terlahir sebagai bungsu dari beberapa anak, mendapat perlindungan dan kasih sayang dari keluarga dan menjadi anak yang biasa disebut sebagai manja, takut kegelapan dsb. Dengan pengalaman seluruh hidupnya, terutama melalui enam tahun dalam tahanan dan penjara Bukitduri sebagai tapol, banyak belajar dari sekitar, ia menjadi kuat dan berani, bahkan orang menyebutnya nekat. Pastilah ia juga seorang yang cerdas meski pendidikan formalnya tidak tinggi. Pada 2003 ia menuntut pemerintah untuk mendapatkan KTP seumur hidup sesuai peraturan, sesuatu yang sangat menguras waktu dan energinya, dasar ia “kepala batu” ia tidak menyerah. Baru pada 2008 ia memenangkannya di tingkat Mahkamah Agung. Bravo Mbak Nani. Catatan: Mas Ilham & Mbak Iba, mungkin anda sudah baca buku ini, kalau belum ada baiknya anda baca.
RE: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi
Aya aya wae ... hehehe .. Quote: . diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo. Tambahan: Ada yang kurang lengkap, seharusnya Sukarno, Suharto, Suhabibi, Sugusdur, Sumega barulah terakhir Susilo... Wkakakakak From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rusma Sent: Wednesday, September 01, 2010 2:41 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi Rame di kaskus: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288 http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkam ah-konstitusi/ Copas berita: Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA) Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya dipindah menjadi bagian teratas Borobudur. Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model. Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya. Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo. Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti "Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu. Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan, publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi Borobudur dan situs Ratu Boko. Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur, sebagai "Unfinished Solomon". Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow "Misteri Candi Borobudur" dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung membantah teori Bapak Fahmi. DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan teori "Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman". Mungkin DLA ingin mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai dalam waktu dekat. Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Kita ikuti saja sama-sama
Re: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi
seru nih...semoga perdebatan yang terjadi adalah perdebatan ilmiah...kita akhir dari cerita ini.. Regards, AS Sent from BlackBerry® on 3 -Original Message- From: Rusma Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Wed, 1 Sep 2010 14:40:48 To: Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi Rame di kaskus: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288 http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkam ah-konstitusi/ Copas berita: Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA) Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya dipindah menjadi bagian teratas Borobudur. Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model. Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya. Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo. Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti "Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu. Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan, publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi Borobudur dan situs Ratu Boko. Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur, sebagai "Unfinished Solomon". Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow "Misteri Candi Borobudur" dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung membantah teori Bapak Fahmi. DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan teori "Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman". Mungkin DLA ingin mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai dalam waktu dekat. Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Kita ikuti saja sama-sama
[budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi
Rame di kaskus: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288 http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkam ah-konstitusi/ Copas berita: Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA) Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya dipindah menjadi bagian teratas Borobudur. Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model. Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya. Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno, Suharto, dan Susilo. Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti "Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu. Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan, publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi Borobudur dan situs Ratu Boko. Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur, sebagai "Unfinished Solomon". Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow "Misteri Candi Borobudur" dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung membantah teori Bapak Fahmi. DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan teori "Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman". Mungkin DLA ingin mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai dalam waktu dekat. Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Kita ikuti saja sama-sama