Re: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi

2010-09-01 Terurut Topik eko hermiyanto
Selamat datang di MTV 100 persen komedi "konyol"


Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik zhoufy
Sudah bukan zamannya lagi pakai sistem utusan golongan. Ini hanya mengaburkan 
makna demokrasi! Sistem penunjukan itulah yg ditentang Kalangan aktivis!

Jikapun ada, bagaimana caranya memilih utusan golongan? Tionghoa yg budha pilih 
tati haryati, yg islam memilih yunus yahya, yg khatolik pilih harrytjan, yg 
kristen jangan2 pilih mochtar ryadi, yg tdk beragama pilihan lain lagi! Jika 
pilih salah satu apa yg lain merasa terwakili? Absurd!

Perbedaan ras memang tidak perlu dilebur, jika kita masuk ke partai plural 
bukan berarti kita menghilangkan ketionghoaan. Jika terpilih menjadi anggota 
Dpr pun tetap bisa menyuarakan tuntutan kaum tionghoa, tak perlu di tutup2i. 

Dan sewajarnya, tionghoa yg ada di golkar lebih mewakili kepentingan pengusaha 
tionghoa, tionghoa di PDIP juga seharusnya lebih memperhatikan golongan 
tionghoa jelata.
 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Azura-Mazda 
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 1 Sep 2010 21:11:30 
To: 
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal
kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR.
Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap,
Tionghoa, India, Indo Eropa. 
 
Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI
dan golongan agama. 
 
Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. 
Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan
ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan
apa pun. 

--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM


  



Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! 
Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok.

Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun 
akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling 
hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg 
berseberangan! 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  

Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Harry Adinegara  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
To: ; budaya 
tionghua
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

  



Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 
 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja 

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Ko Fuyen, coba tolong dicek. Setahu saya, NKRI di awal
kemerdekaan itu punya sistem "utusan golongan" di DPR-MPR.
Siapa saja yg masuk "utusan golongan"? Yaitu golongan arap,
Tionghoa, India, Indo Eropa. 
 
Pas jaman Suharto, isi 'utusan golongan' diubah jadi ABRI
dan golongan agama. 
 
Dari penggalan sejarah itu, mestinya ada yg bisa kita pelajari. 
Jangan takut dengan persoalan perbedaan ras. Justru perbedaan
ras itu mesti dijaga. Ga perlu dilebur-leburkan demi alasan
apa pun. 

--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 10:01 PM


  



Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! 
Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok.

Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun 
akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling 
hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg 
berseberangan! 


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Azura-Mazda  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 -0700 (PDT)
To: 
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

  






Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  

Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Harry Adinegara  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
To: ; budaya 
tionghua
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

  



Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 
 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama  
menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama 
maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang 
mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan 
, apa yang dikenal
dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis 
memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) 
 dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee 
,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan 
mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan 
negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke 
misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian 
rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan 
cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka 
para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya  
mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak 
hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik zhoufy
Agama itu ibarat ideologi, logis2 saja membentuk partai berdasarkan ideologi! 
Di negara barat yg maju saja ada partai kristen demokrat kok.

Sedangkan sesama ras belum tentu satu ideologi. Di Malaysia ras melayu pun 
akhirnya tidak sehaluan, lahirlah Umno, Pas dan partai keadilan yg saling 
hantam. Kaum tionghoapun tdk lagi solid, sehingga muncul Dap dan Mca yg 
berseberangan!  


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Azura-Mazda 
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 1 Sep 2010 18:37:31 
To: 
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju 
kemakmuran bersama?

Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  



Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Harry Adinegara  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
To: ; budaya 
tionghua
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

  



Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 
 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama  
menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama 
maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang 
mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan 
, apa yang dikenal
dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis 
memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) 
 dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee 
,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan 
mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan 
negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke 
misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian 
rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan 
cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka 
para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya  
mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak 
hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh 
pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya
 untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan 
aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar 
kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan 
mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya 
masing2.
 
Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan 
disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ?  Dalam perjalanan policy NEP 
ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, 
waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam 
kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik Azura-Mazda
Zhou Fuyen jangan somse. Di Malay, partai berdasarkan garis ras itu
sudah bener. Daripada di Indonesia, ada dominasi partai berasas agama
tunggal. 
 


--- Pada Rab, 1/9/10, zho...@yahoo.com  menulis:


Dari: zho...@yahoo.com 
Judul: Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Rabu, 1 September, 2010, 1:41 PM


  



Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: Harry Adinegara  
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 -0700 (PDT)
To: ; budaya 
tionghua
ReplyTo: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

  



Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 
 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama  
menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama 
maka perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang 
mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan 
, apa yang dikenal
dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis 
memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) 
 dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee 
,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan 
mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan 
negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke 
misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian 
rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan 
cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka 
para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya  
mustahil bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak 
hal. Dalam kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh 
pemerintah sekarang, sudah sampai waktunya
 untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini dengan lebih rinci, menghilangkan 
aspek policy yang kurang menguntungkan dan memberikan "suntikan" baru agar 
kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini akan bisa lebih di-galak-kan 
mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing untuk kemajuan negara nya 
masing2.
 
Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan 
disesuaikan dengan waktu dan pemrmintaan zaman ?  Dalam perjalanan policy NEP 
ini, Malaysia sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, 
waktu itu Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam 
kondisi kemiskinan. Sekarang hanya 4%, dan sebagain besar pribumi  bisa 
menikmati social welfare yang memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency 
bagi rakyat Malaysia. Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency 
jadi aturan hidup ,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam 
negeri tidak memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada 
kemajuan  per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan negara 
sesama Asia misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an  Korea Selatan nasional 
income capitanya $260 sedangkan Malaysia sudah unggulan $380,, tapi dini hari 
Korea Selatan melejit jauh kedepan $19,800,= sedangkan
 Malaysia ketinggal dan hanya sempat menggalang  $7,200.=. Karen

Re: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran bersama?

2010-09-01 Terurut Topik zhoufy
Percayalah, Malaysia adalah bom waktu!
Politik rasialnya sekarang justru mendapat tantangan berat! Di sana partai 
adalah berdasarkan ras, ini jelas ketinggalan dibanding Indonesia, masak kita 
harus berjalan mundur?
Nep ternyata tdk membawa berkah ke masyarakat luas, hanya golongan elite bumi 
putra yg menikmati hasilnya, dan nanti setelah kemudahan dicabut, apakah mereka 
masih dpt bersaing?

Jika ingin memajukan golongan masyarakat yg terbelakang, jangan berdasarkan 
ras, tapi harus berdasarkan kelas ekonomi. Kita harus memberi banyak subsidi 
untuk kelompok ini, misalnya bea siswa, kredit usaha murah, subsidi perumahan, 
pelatihan kerja, tranportasi murah, tunjangan kesehatan dll, semua ini memang 
memakan dana yg cukup besar, dananya ya diambil dari pajak, maka tingkatkan 
prosentase pajak bagi pengusaha besar dan barang mewah semacam sedan dan rumah 
mewah.

 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Harry Adinegara 
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 1 Sep 2010 05:51:39 
To: ; budaya 
tionghua
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Cc: gelora45; media care
Subject: [budaya_tionghua] Dengan cara diskriminasi-rasial menuju kemakmuran 
bersama?

Rupanya perlu di-telaah lebih mendalam perihal  berita soal Pak Wapres Jusuf 
Kalla, yang dalam pidatonya yang terachir sempat beliau dikatagorikan sebagai 
seorang yang rasialis, seorang rasialis yang anti suku Tionghoa. 

 
Bersamaan dengan kejadian ini ,negara tetangga kita , Malaysia merayakan policy 
yang waktu itu, dikenal sebagai NEP(New Economic Policy) yang dicetuskan di 
tahun 1971, jadi sudah 40-an tahun yll. NEP ini bertujuan untuk menjebatani 
suatu fusi antara ,terutama 3 etnis di M'sia, yakni etnis Chinese, Indian dan 
majority orang Malay atau bumiputra, untuk bisa kerja sama dengan lebih efektip 
bagi kemakmuran bersama. Tujuan policy ini adalah untuk menyatukan sikap , 
ketrampilan dan kinerja segenap kekuatan (3 etnis) ini untuk bisa kerja sama  
menuju kemakmuran bersama. Untuk mencapai tujuan achir , kemakmuran bersama 
maka 
perlu di-awali dengan mengangkat sikon-nya orang Malay (bumi putra) yang 
mayoritas(60%)untuk bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Caranya dengan 
, apa yang dikenal
dengan affirmative action.  Kejadian huru hara tahun 1969, clash antar etnis 
memberikan stimuli pada pemerintah waktu itu untuk mencari jalan keluar(solusi) 
 dari kejadian ini  yang telah menelan korban jiwa dan harta, Mencari idee 
,mencari , mengolah suatu rancangan undang2 untuk mengatasi kejadian ini dan 
mempersatukan segenap kekuatan , bekerja sama segenap kekuatan bagi kemajuan 
negara Malaysia. Caranya yalah dengan memberikan ...preferential access ke 
misalnya bea siswa, kepemilikan saham dalam perusahaan sampai ke pembelian 
rumah,policy ini akan memberikan fasilitas pertama2 kepada bumi putra.  Dengan 
cara affirmative action ini ditargetkan kalau dalam kurun waktu tidak lama maka 
para bumi putra akan sanggup ber-mitra dengan etnis2 lain yang dulunya  
mustahil 
bisa terlaksana karena status bumi putra tak se-imbang dalam banyak hal. Dalam 
kurun waktu 40 tahun semenjak policy NEP ini, dirasakan oleh pemerintah 
sekarang, sudah sampai waktunya untuk mengganti atau mengolah policy NEP ini 
dengan lebih rinci, menghilangkan aspek policy yang kurang menguntungkan dan 
memberikan "suntikan" baru agar kemajuan yang sudah sempat dicapai sekarang ini 
akan bisa lebih di-galak-kan mengingat globalisasi dimana semua negara bersaing 
untuk kemajuan negara nya masing2.
 
Mengapa NEP , oleh pemerintah Najib Razak perlu di olah /dirubah dan 
disesuaikan 
dengan waktu dan pemrmintaan zaman ?  Dalam perjalanan policy NEP ini, Malaysia 
sudah bisa mencapai hasil yang cukup mengagumkan. Pasca PD II, waktu itu 
Malaysia bisa di golongkan sebagai negara miskin, 50% hidup dalam kondisi 
kemiskinan. Sekarang hanya 4%, dan sebagain besar pribumi  bisa menikmati 
social 
welfare yang memadai. Tapi kemajuan ini membawa complacency bagi rakyat 
Malaysia. Mereka jatuh ke era "middle income trap", complacency jadi aturan 
hidup ,dan kemajuan dibidang R&D terbengkalai dan produksi dalam negeri tidak 
memadai untuk bisa dianggap memberikan devisa yang kecukupan. Ada kemajuan  
per-capita income tapi tidak bisa menandingi perkembangan negara sesama Asia 
misalnya Korea Selatan. Tahun 1970-an  Korea Selatan nasional income capitanya 
$260 sedangkan Malaysia sudah unggulan $380,, tapi dini hari Korea Selatan 
melejit jauh kedepan $19,800,= sedangkan Malaysia ketinggal dan hanya sempat 
menggalang  $7,200.=. Karena ini pemerintah Malaysia saat ini perlu mengolah 
kembali NEP dan menyesuaikan policy yang mungkin sekarang sudah dianggap out of 
date karena sikon dalam negeri dan dunia sudah berubah. 

 
Dicanangkanlah suatu model policy baru yang dinamakan NEM (New Economic Model) 
Planning-nya yalah untuk memberikan stimuli ke sektor privat dengan 
menghilangkan red tape, seperti policy NEP dengan atu

[budaya_tionghua] Sejarah kartu lebaran: Merdeka Kartu Lebaran

2010-09-01 Terurut Topik hendri f isnaeni
*Kartu Lebaran bukan hanya sarana mengucapkan “Selamat Idul Fitri” tapi juga
bermuatan politis.
*

KARTU ucapan di hari Lebaran tampaknya tinggal sejarah. Kartu elektronik via
internet dan pesan singkat sudah menggantikannya dengan cara yang lebih
cepat dan murah. Berkirim kartu lebaran kini menjadi kebiasaan yang
dilakukan segelintir orang.

Kebiasaan mengirim kartu ucapan sudah dikenal sekira 4.000 tahun lalu.
Bangsa Mesir mengenal “scarabs”, batu-batuan berharga berbentuk kumbang.
Bangsa Romawi saling bertukar simbol “kesehatan” maupun “kemauan baik”,
dalam bentuk buah-buahan kering dan madu, maupun lempung bakar.

Kartu ucapan dipelopori oleh John Calcott Horsley, seniman London, yang pada
1843 membuat kartu Natal pertama. Di dalam kartunya tertulis ucapan yang
terkenal hingga kini: “A Merry Christmas and A Happy New Year to You”. Tapi,
baru sejak 1880, kartu Natal menjadi bisnis besar, yang memberi peluang bagi
seniman, penulis, pelukis, dan pemotret. Berkirim kartu ucapan kemudian
menjadi kebiasaan yang menyebar ke seluruh dunia. Kebiasaan ini tak bisa
dilepaskan dari perkembangan kartu pos, yang merupakan ide Dr Heinrich von
Stephan di Jerman pada 1865 –meski akhirnya Dr Emmanuel Hermann dari Akademi
Militer Wiener-Neustadt yang diakui sebagai pencetusnya.

Belanda mulai mengadopsi *briefkaart *(kartu pos) tanpa gambar pada 1871
yang segera disusul negeri jajahannya, Hindia Belanda. Pada 1893 muncul
kartu pos bergambar pertama di Batavia. Pemerintah tak mengizinkan swasta
mencetak kartu pos bergambar, namun akhirnya larangan itu dicabut. Beberapa
percetakan besar dan pengusaha di beberapa kota pun kemudian memproduksi
kartu pos; umumnya bergambar keeksotisan alam Hindia Belanda. Kartu-kartu
pos ini biasanya dipakai untuk menyampaikan pesan singkat, juga ucapan
selamat.

Pada 1898, misalnya, firma H. Bunning mengeluarkan seri kartu pos
Yogyakarta, Prambanan dan Borobudur. Salah satu kartu pos bergambar patung
Buddha di Borobudur. Leo Haks dan Steven Wachlin dalam *Indonesia: 500 Early
Postcards* mengisahkan, ada yang mengirim kartu itu ke Belanda sebagai kartu
ucapan tahun baru. Ketika tiba di sana, petugas pos Rotterdam menganggap
gambar Buddha yang telanjang “kurang sopan” untuk disampaikan kepada si
penerima. Maka sang Buddha diberikan “pakaian” dahulu, kartu pos itu lalu
dimasukkan dalam amplop. Si penerima terpaksa harus membayar biaya ekstra
7,5 sen.

Bagaimana dengan kartu Lebaran? Sulit menentukan kapan umat Islam mulai
menggunakan kartu Lebaran. Sebagian umat Islam menganggap kartu Lebaran
bukan tradisi Islam, apalagi jika kartu itu dikirim oleh non-Muslim,
sehingga dilarang. Yang membolehkan menganggap bahwa tujuan kartu lebaran
adalah untuk silaturahmi dengan sesama Muslim yang tak bisa dikunjungi. Di
sisi lain, tradisi di sejumlah daerah di Indonesia tak mendukung popularitas
kartu Lebaran. Lebaran adalah saat yang lebih mudah mengunjungi dan meminta
maaf kepada yang lebih tua; yang lebih rendah pangkatnya mengunjungi yang
lebih tinggi.

Meski hanya populer di kalangan terbatas, penggunaan kartu Lebaran juga
dikenal di Hindia Belanda. Pada 1918, sebuah kartu Lebaran dibuat oleh
Singer Sewing Machine Co. Isinya, selain ucapan selamat Lebaran, juga
peringatan kepada para peminjam mesin jahit agar menyimpan uang untuk
membayar sewa mesin jahit bulan Juli dan Agustus 1918.

Sementara itu, menurut sejarawan JJ Rizal dalam “Menemukan Makna Tradisi
Lebaran”, *Tempo*, 5 November 2006, kartu Lebaran kali pertama beredar pada
1927. Dua tahun kemudian, ketika krisis melanda dunia, Idul Fitri dijadikan
momentum politis. “Sebagai simbolisasi harapan-harapan itu, rakyat mengganti
kartu Lebaran yang beredar pertama kali tahun 1927 dengan gambar orang
berperahu sambil mengibarkan bendera Belanda dengan desain baru yang lebih
sesuai dengan semangat zaman,” tulis pengelola Penerbit Komunitas Bambu itu.

Di masa pendudukan Jepang, kartu Lebaran juga dipakai penguasa militer untuk
kepentingan politis, yakni merangkul umat Islam demi tujuan perangnya. Tak
heran jika penguasa –meski awalnya melakukan pembatasan karena adanya
pembenahan administrasi di masa transisi– memberikan kebebasan kepada
mayarakat untuk saling mengirim karcis –sebutan untuk kartu saat itu–
Lebaran.

“Mulai sekarang telah diperkenankan oleh Djawatan Pos untuk mengirimkan
kartu Lebaran dengan tak memakan batas. Pengiriman dengan menerangkan alamat
yang lengkap di dalam amplop. Adapun ongkos pengiriman seperti biasa, dua
sen,” tulis *Tjahaja*, 18 September 1943.

Bahkan, melalui media, penguasa militer mengumumkan tatacara pengiriman
kartu lebaran. Disebutkan: agar mudah dikenal, pada sampul karcis harus
diberi tanda dua garis yang merupakan palangan, ditarik dari tiap sudut
sampulnya dengan tinta atau potlot; Djawatan Pos akan berusaha sedapat
mungkin menyerahkan karcis-karcis tersebut ke alamat yang dituju pada malam
atau hari Lebaran; Untuk karcis-karcis yang dikirim menjelang Ramadan
berakhir, kantor pos tak menanggung penyerahan karcis

[budaya_tionghua] [Fwd: ENG] 23-Year-Old Little Girl Zhu Jie on China's Got Talent

2010-09-01 Terurut Topik BUD'S 1
Umur dah 23 tahun tapi ukuran badan, suara dan tampang masih kanak2



http://www.youtube.com/watch?v=XY8yTzQSGo8&feature=related







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
budaya_tionghua-dig...@yahoogroups.com 
budaya_tionghua-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
budaya_tionghua-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[budaya_tionghua] Fw: Penyanyi Istana, Suara Hati Penyanyi Kebanggaan Bung Karno”

2010-09-01 Terurut Topik ChanCT

- 原始郵件- 
寄件者: Harsutejo Sutedjo 
收件者:  
傳送日期: 2010年9月1日 21:07


 

Membaca buku Nani Nurani Affandi

“Penyanyi Istana, 

Suara Hati Penyanyi Kebanggaan Bung Karno”

Galangpress, Yogyakarta, 2010, 400 halaman

Bagian Dari Tragedi 1965

 

(Catatan Harsutejo)

 

Selama ini ada sejumlah buku memoir yang ditulis oleh korban tragedi 1965 
maupun kumpulan kesaksian mereka, di antaranya oleh kaum perempuan. Mereka 
umumnya berasal dari organisasi kiri atau yang dianggap kiri. Sering buku-buku 
itu menceritakan kepedihan luar biasa yang menimpa mereka yang sama sekali 
tidak berdosa berupa perendahan harkat manusia dan harkat perempuan, penyiksaan 
yang mengarah pada pelecehan seksual, perkosaan beramai-ramai maupun dalam 
jangka panjang, dan bahkan pembunuhan. Kisah-kisah itu sering mengerikan dan 
mendirikan bulu kuduk. Secara munafik sang rezim menyebutnya atas nama 
Pancasila.

Buku ini tidak menceritakan hal-hal dahsyat semacam itu, tetapi cukup menarik 
di antaranya karena ditulis oleh seorang penyintas tragedi 1965 yang tidak 
berasal dari golongan kiri (menurutnya ia disebut sebagai borjuis oleh beberapa 
ibu Gerwani), bahkan ia tidak berorganisasi apa pun yang berbau politik, dengan 
begitu ia menulisnya dengan kacamata berbeda, kental dengan aspek kemanusiaan 
dan gambaran tindak kesewenangan rezim yang berkuasa.

Buku dibuka dengan sejumlah pengantar yang cukup banyak sampai makan 44 halaman 
dari sejumlah tokoh LBH yang pernah membelanya dalam perkara KTP seumur hidup, 
sampai dari beberapa orang dekat penulis. Selanjutnya tentang dirinya yang 
dididik dalam lingkungan Islam taat yang modern sampai ia menjadi penyanyi dan 
penari di Istana Cipanas pada 1962-1965, ketika itu ia bermukim di Cianjur. 
Dari situ ia kenal banyak tokoh terkemuka. Pada Juni 1965 ia pindah dan bekerja 
di Jakarta.

Kegiatannya dalam kesenian masih berlanjut, bahkan ia pun kenal dengan Istana 
Cendana-nya Suharto sampai 1968 sebelum ia ditangkap. Sebelum pindah ke Jakarta 
ia sempat diundang dalam ulang tahun PKI 1965 di Cianjur untuk menyanyi dan 
menari, sesuatu yang dilakukannya kepada siapa saja yang mengundangnya. Di 
zaman edan Orba hal ini sudah dapat dijadikan cukup buklti sebagai 
keterlibatannya bukan saja dengan PKI tapi juga dengan G30S. Tuduhan yang 
disandangnya pun cukup berat “sebagai kader PKI yang diselundupkan,” ketika itu 
ia berumur 27 tahun. Ia ditahan sebagai tapol, dari satu tempat tahanan ke 
tempat tahanan yang lain, sampai mendarat di penjara Bukitduri, Jakarta.

Sebagai seorang muda yang dididik keras menghargai moral kejujuran, ia pun 
menjadi jujur dan polos, bahkan sering naif. Di situ ia sering mengalami 
masalah berhadapan dengan para pejabat dan sesama tapol yang jauh lebih 
berpengalaman, juga dalam memasang berbagai macam topeng. Ia pun berhadapan 
dengan berbagai intrik dan semacam komplotan di penjara Bukitduri, apalagi 
karena ia selalu rapi dan wangi. Ia tidak pernah mengalami siksaan fisik, 
tetapi kenyang dengan siksaan mental. Beruntung di Bukitduri pula ia bertemu 
dengan tokoh-tokoh nasional yang dapat menjadi gurunya, ibunya, pelindungnya. 
Ia belajar bahasa Inggris dari Ibu Carmel Budihardjo, keterampilan dari Ibu 
Masye Siwi (tokoh Gerwani), Ibu Salawati Daud (walikota perempuan Indonesia 
pertama dari Makassar dan anggota DPR), dari Ibu Mudigdio (anggota DPR, mertua 
DN Aidit), ia bahkan belajar mengaji lanjutan dan menafsirkan isinya dari tokoh 
sepuh ini. Dari Ibu Mudikdio yang disapanya dengan Embah Mudik, tokoh yang 
sangat ia hormati, tempat banyak belajar menjadi tabah dan kuat. Dalam buku ini 
ia banyak menceritakan tentang pergaulan dan interaksinya dengan Mbah Mudik 
yang memperlakukan dirinya seperti anak bungsunya, tempat ia mencurahkan isi 
hatinya dan mengadu. Di samping itu ia juga berinteraksi dengan tokoh-tokoh 
seperti dokter Tanti Aidit, Suharti Suwarto (tokoh Gerwani), juga dengan 
sejumlah tapol “Lubang Buaya” yakni yang pernah ikut latihan sukwan ganyang 
Malaysia 1965 yang mendapat tuduhan amat berat dan mengerikan sebagai penyiksa 
para jenderal yang mengalami siksaan fisik dan mental tiada tara ketika mereka 
berumur belasan tahun.

Nani Nurani terlahir sebagai bungsu dari beberapa anak, mendapat perlindungan 
dan kasih sayang dari keluarga dan menjadi anak yang biasa disebut sebagai 
manja, takut kegelapan dsb. Dengan pengalaman seluruh hidupnya, terutama 
melalui enam tahun dalam tahanan dan penjara Bukitduri sebagai tapol, banyak 
belajar dari sekitar, ia menjadi kuat dan berani, bahkan orang menyebutnya 
nekat. Pastilah ia juga seorang yang cerdas meski pendidikan formalnya tidak 
tinggi. Pada 2003 ia menuntut pemerintah untuk mendapatkan KTP seumur hidup 
sesuai peraturan, sesuatu yang sangat menguras waktu dan energinya, dasar ia 
“kepala batu” ia tidak menyerah. Baru pada 2008 ia memenangkannya di tingkat 
Mahkamah Agung. Bravo Mbak Nani.

Catatan: Mas Ilham & Mbak Iba, mungkin anda sudah baca buku ini, kalau belum 
ada baiknya anda baca. 

RE: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi

2010-09-01 Terurut Topik Leon Agustian
Aya aya wae ... hehehe ..

 

Quote:

. diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno,
Suharto, dan Susilo.

 

Tambahan:

  Ada yang kurang lengkap, seharusnya Sukarno, Suharto, Suhabibi, Sugusdur,
Sumega barulah terakhir Susilo... Wkakakakak 

 

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Rusma
Sent: Wednesday, September 01, 2010 2:41 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah
Konstitusi

 

  

Rame di kaskus:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288

 

http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkam
ah-konstitusi/

 

Copas berita:

 

Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga
Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen
Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas
kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA)

Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan
yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan
dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya
dipindah menjadi bagian teratas Borobudur. 
Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai
patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan
Nabi Sulaiman sebagai model.

Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya
menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru
yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah
dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya.

Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman
dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan
menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan
nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata
diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno,
Suharto, dan Susilo.

Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang
ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti
"Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan
Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang
tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di
Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut
seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu.

Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan,
publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui
banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi
Borobudur dan situs Ratu Boko. 

Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan
bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim
Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan
literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan
beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The
Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur,
sebagai "Unfinished Solomon".

Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari
Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow "Misteri Candi
Borobudur" dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak
mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi
sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung
membantah teori Bapak Fahmi.

DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk
diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang
berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan
teori "Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman". Mungkin DLA ingin
mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook
berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai
dalam waktu dekat.

Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Kita ikuti saja sama-sama

 

 

 





Re: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi

2010-09-01 Terurut Topik ari_suwarno84
seru nih...semoga perdebatan yang terjadi adalah perdebatan ilmiah...kita akhir 
dari cerita ini..

Regards,
AS
Sent from BlackBerry® on 3

-Original Message-
From: Rusma 
Sender: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wed, 1 Sep 2010 14:40:48 
To: 
Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi

Rame di kaskus:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288

 

http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkam
ah-konstitusi/

 

Copas berita:

 

Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga
Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen
Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas
kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA)

Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan
yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan
dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya
dipindah menjadi bagian teratas Borobudur. 
Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai
patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan
Nabi Sulaiman sebagai model.

Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya
menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru
yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah
dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya.

Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman
dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan
menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan
nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata
diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno,
Suharto, dan Susilo.

Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang
ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti
"Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan
Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang
tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di
Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut
seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu.

Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan,
publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui
banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi
Borobudur dan situs Ratu Boko. 

Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan
bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim
Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan
literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan
beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The
Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur,
sebagai "Unfinished Solomon".

Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari
Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow "Misteri Candi
Borobudur" dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak
mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi
sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung
membantah teori Bapak Fahmi.

DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk
diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang
berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan
teori "Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman". Mungkin DLA ingin
mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook
berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai
dalam waktu dekat.

Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Kita ikuti saja sama-sama

 

 

 




[budaya_tionghua] Candi Borobudur akan digugat ke Mahkamah Konstitusi

2010-09-01 Terurut Topik Rusma
Rame di kaskus:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5084288

 

http://unik.kompasiana.com/2010/08/28/candi-borobudur-akan-digugat-ke-mahkam
ah-konstitusi/

 

Copas berita:

 

Sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai peneliti muda dari Lembaga
Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen
Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, menyatakan akan menggugat hak atas
kepemilikan Borobudur. Lembaga ini bernama Dzikrul lil Aalamiin (DLA)

Mereka menyatakan memiliki bukti kuat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan
yang didirikan tentara jin dan setan Nabi Sulaiman, dan memiliki hubungan
dengan Ratu Boko, dimana Ratu Boko diklaim sebagai Ratu Balqis dan istananya
dipindah menjadi bagian teratas Borobudur. 
Sementara patung-patung di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai
patung Buddha, dikatakan sebagai patung model bidadara surga yang menjadikan
Nabi Sulaiman sebagai model.

Ketika ditelusuri lebih jauh, diakui bahwa penelitian tersebut hanya
menggunakan satu metode, yaitu Matematika Islam, sebuah cabang ilmu baru
yang diciptakan sendiri oleh KH. Fahmi Basya. Mengenai kebenarannya, susah
dikatakan karena baru satu orang yang mejadi ahlinya.

Adapun metode lainnya adalah dengan menghubung-hubungkan kata. Sleman
dipercaya berasal dari kata Sulaiman. Jawa dari kata Jews (Yahudi). Dan
menurut Fahmi, satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan
nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata
diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU yaitu Sukarno,
Suharto, dan Susilo.

Sedangkan bukti arkeologis yang diajukan adalah lempengan emas yang
ditemukandi dekat situs Kraton Boko, yang menurut mereka berarti
"Bismillahirrahmaanirrahiim" (Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih dan
Penyayang). Tetapi tidak dikatakan bentuk tulisan dan bahasa apa yang
tertulis, dan bagaimana bunyinya. Sebaliknya, menurut papan petunjuk di
Kraton Boko, lempengan emas itu bertuliskan pujian pada dewa Siwa. Menurut
seorang sumber, dikatakan relief yang berada di Borobudur juga menceritakan
Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, walaupun ayat pendukungnya belum ketemu.

Walaupun bukti-bukti masih kurang dan riset intensif masih dilakukan,
publikasi dan promosi mengenai hal ini sudah dilakukan dengan gencar melalui
banyak media. Selain itu, promosi juga dilakukan dengan ekspedisi ke Candi
Borobudur dan situs Ratu Boko. 

Dalam sebuah kesempatan, KH Fahmi Basya mengatakan, bahwa setelah mengajukan
bukti-bukti, pihaknya akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi untuk mengklaim
Borobudur sebagai milik umat Islam. Sementara semua buku sejarah dan
literatur yang berhubungan dengan Borobudur diubah dan dikoreksi. Keyakinan
beliau akan teorinya itu dibuktikan dengan memwisuda patung terkenal "The
Unfinished Buddha" yang konon dulunya berada di Stupa Utama Borobudur,
sebagai "Unfinished Solomon".

Bagaimana komentar Bapak Agus Aris Munandar, Dosen dan Arkeolog, dari
Departemen Arkeologi FIB UI, yang menjadi narasumber talkshow "Misteri Candi
Borobudur" dimana KH Fahmi Basya juga menjadi pembicara? Beliau tidak
mengatakan benar atau salah, tetapi memberikan pandangan lain dari sisi
sejarah dan arkeologis, yang menurut seorang moderator secara tidak langsung
membantah teori Bapak Fahmi.

DLA sendiri terkesan terburu-buru dalam mengolah bukti dan data untuk
diajukan ke MK. Informasi yang didapat mengatakan bahwa mereka sedang
berlomba dengan satu kelompok di Forum Kaskus yang terus mencari kelemahan
teori "Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman". Mungkin DLA ingin
mengambil langkah awal sebelum kelompok Kaskus tersebut mengeluarkan ebook
berisi rangkuman kelemahan-kelemahan teori, yang dijanjikan akan selesai
dalam waktu dekat.

Bagaimanakah akhir dari cerita ini? Kita ikuti saja sama-sama