Re: [iagi-net-l] Things are not what they seem in Indonesia

2009-08-09 Terurut Topik Awang Satyana
Bu Yuriza,

Saya belum membaca majalah edisi tersebut. Tetapi sebagai anggota Tim Penilai 
WK Migas, saya pernah melihat seismik terbaru di Cenderawasih, Bintuni, 
Gorontalo, dan West Sumatra. Menurut pendapat saya, yang menarik dan mungkin 
dapat mengubah pendapat kita selama ini adalah hasil seismik di Gorontalo dan 
Bone (nanti saya tuliskan secara khusus). Sementara yang di Cenderawasih dan 
West Sumatra tak ada perbedaan signifikan dengan pendapat2 selama ini (meskipun 
kata calon investornya terdapat perbedaan yang drastis).

salam,
Awang

--- On Mon, 8/10/09, yuriza.n...@ep.total.no  wrote:

> From: yuriza.n...@ep.total.no 
> Subject: [iagi-net-l] Things are not what they seem in Indonesia
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, August 10, 2009, 1:29 PM
> Pak Awang udah baca E&P July
> 2009, hal  32 - 33 ?.
> Artikel ini mengenai new spec seismic di west sumatera,
> cendrawasih dan 
> bone bay, yang katanya bisa menjungkir balikkan hipotesa
> sebelumnya.
> Mohon komentarnya. 
> 
> salam
> y
> 
> 
> 
> 
> Awang Satyana 
> 
> 10.08.2009 05:28
> Please respond to
> 
> 
> 
> To
> iagi-net@iagi.or.id
> cc
> IAGI ,
> Forum HAGI ,
> Geo Unpad 
> ,
> Eksplorasi BPMIGAS 
> 
> Subject
> Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture
> Terranes
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Pak Yatno, terima kasih atas usulannya.
> 
> Beberapa publikasi lama pernah memuat radiometric dating di
> Bangka dan 
> Belitung ini. Dating dengan Rb-Sr (Priem et al., 1975,
> Isotope 
> geochronology in the Indonesian tin belt : Geol. Mijnbouw,
> 54, p. 61-
> 70. dan Katili, 1980, Note on tin granite ages, p. 23-25 :
> 
> Geotectonics of Indonesia, a Modern View, Direkt. Jend.
> Pertamb. Umum, Jakarta.) di Bangka menunjukkan umur 217 +/-
> 5 Ma (dengan 
> K-Ar 213 +/- 6 Ma), sedangkan di Belitung 213 +/- 5 Ma.
> Tidak diketahui 
> apakah sampling dilakukan pada mineral biotit atau
> K-felspar. Sementara 
> itu menurut Pulunggono dan Cameron (1984) di Belitung
> ditemukan umur 198 
> Ma yang diperkirakan merupakan collisional granite.
> 
> Kelihatanya, berdasarkan konsep terrane amalgamation,
> apalagi kalau kita 
> mencurigai bahwa Bangka dan Belitung duduk di terrane yang
> berlainan 
> sebelum collided, memang sampling granit dan
> mineralisasinya harus lebih 
> hati-hati dan dilakukan di beberapa tempat. Sampling dan
> analisisnya pun 
> harus dilakukan di protolithnya (pre-granite emplacement) /
> pre-suturing 
> succession.
> 
> Di Bangka tersingkap kompleks batuan yang mungkin mirip
> kepunyaan terrane 
> East Malaya maupun Malacca (bagian timur Sibumasu). Apa
> yang pernah 
> disebut Zwierzycki (1930) atau Katili (1967)sebagai Formasi
> Bangka adalah 
> berkorelasi dengan Papan Formation di Pulau Kundur, Selat
> Malaka yang 
> terdiri atas pre-granite shales, sandstones dan reddened
> conglomerates 
> (Germeraad, 1941; Cameron el al., 1982). Kedua kompleks ini
> pun sebenarnya 
> berkorelasi dengan pre-suture succession quartzites
> (meta-sandstones), 
> slates dan phyllites di Sumatra Tengah yang disebut Eubank
> dan Makki 
> (1981) sebagai ”Quartzite Terrain” atau dalam disertasi
> Pak Pulunggono 
> (1983) sebagai ”Quartzite Phyllite Terrain”. Semua
> batuan di atas mewakili 
> terrane Malacca yang mendominasi Pulau Bangka.
> 
> Meskipun demikian, bagian timurlaut Bangka (Belinyu dan
> Klabat) 
> menunjukkan kompleksitas litologi yang luar biasa.
> Pulunggono dan Cameron 
> (1984) melaporkan ditemukannya Permian funas di wilayah
> ini, juga 
> litologinya sangat sesuai dengan suksesi litologi East
> Malaya Mircoplate 
> atau bahkan terusan paling ujung Raub-Bentong line yang di
> wilayah ini 
> ditandai oleh muscovite schist. Rupanya separuh timurlaut
> dan 
> selatan-tenggara Bangka merupakan area yang kompleks, sebab
> di selatan 
> masih ditemukan kembali litologi East Malaya di wilayah
> yang harusnya 
> domain Malacca terrane (Cobbing, 1984). Ini tak
> mengherankan sebab suatu 
> suturing pasti akan kompleks, bisa saja dari dua terranes
> yang beradu itu 
> menyumbangkan sebagian massa-nya dalam proses amalgamasi -
> dan kini 
> menjadi lensoid fragments dari dua terranes yang tersingkap
> di suatu 
> wilayah.
> 
> Tanpa data dan analisis yang cukup, kita hanya bisa
> berspekulasi soal 
> setting petro-tektonik Bangka-Belitung.
> 
> salam,
> Awang
> 
> 
> --- On Mon, 8/10/09, yuw...@gc.itb.ac.id
> 
> wrote:
> 
> > From: yuw...@gc.itb.ac.id
> 
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan
> Suture Terranes
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Cc: "IAGI" ,
> "Forum HAGI" ,
> "Geo 
> Unpad" ,
> "Eksplorasi BPMIGAS" 
> 
> > Date: Monday, August 10, 2009, 4:38 PM
> > Menambahkan sedikit anjuran Kang
> > Awang.
> > 
> > Analisis radiometric dating akan sangat membantu
> pemecahan
> > masalah ini
> > disamping analisis lain yg diusulkan Kang Awang.
> > Ada dua sampling yang sangat saya anjurkan untuk
> dating
> > ini, I) sampling
> > biotit di Bangka dan Belitung dan II) sampling
> K-Felspar
> > untuk kedua
> > lokasi tersebut. 

[iagi-net-l] Things are not what they seem in Indonesia

2009-08-09 Terurut Topik Yuriza . NOOR
Pak Awang udah baca E&P July 2009, hal  32 - 33 ?.
Artikel ini mengenai new spec seismic di west sumatera, cendrawasih dan 
bone bay, yang katanya bisa menjungkir balikkan hipotesa sebelumnya.
Mohon komentarnya. 

salam
y




Awang Satyana  
10.08.2009 05:28
Please respond to



To
iagi-net@iagi.or.id
cc
IAGI , Forum HAGI , Geo Unpad 
, Eksplorasi BPMIGAS 

Subject
Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture Terranes






Pak Yatno, terima kasih atas usulannya.

Beberapa publikasi lama pernah memuat radiometric dating di Bangka dan 
Belitung ini. Dating dengan Rb-Sr (Priem et al., 1975, Isotope 
geochronology in the Indonesian tin belt : Geol. Mijnbouw, 54, p. 61-
70. dan Katili, 1980, Note on tin granite ages, p. 23-25 : 
Geotectonics of Indonesia, a Modern View, Direkt. Jend.
Pertamb. Umum, Jakarta.) di Bangka menunjukkan umur 217 +/- 5 Ma (dengan 
K-Ar 213 +/- 6 Ma), sedangkan di Belitung 213 +/- 5 Ma. Tidak diketahui 
apakah sampling dilakukan pada mineral biotit atau K-felspar. Sementara 
itu menurut Pulunggono dan Cameron (1984) di Belitung ditemukan umur 198 
Ma yang diperkirakan merupakan collisional granite.

Kelihatanya, berdasarkan konsep terrane amalgamation, apalagi kalau kita 
mencurigai bahwa Bangka dan Belitung duduk di terrane yang berlainan 
sebelum collided, memang sampling granit dan mineralisasinya harus lebih 
hati-hati dan dilakukan di beberapa tempat. Sampling dan analisisnya pun 
harus dilakukan di protolithnya (pre-granite emplacement) / pre-suturing 
succession.

Di Bangka tersingkap kompleks batuan yang mungkin mirip kepunyaan terrane 
East Malaya maupun Malacca (bagian timur Sibumasu). Apa yang pernah 
disebut Zwierzycki (1930) atau Katili (1967)sebagai Formasi Bangka adalah 
berkorelasi dengan Papan Formation di Pulau Kundur, Selat Malaka yang 
terdiri atas pre-granite shales, sandstones dan reddened conglomerates 
(Germeraad, 1941; Cameron el al., 1982). Kedua kompleks ini pun sebenarnya 
berkorelasi dengan pre-suture succession quartzites (meta-sandstones), 
slates dan phyllites di Sumatra Tengah yang disebut Eubank dan Makki 
(1981) sebagai ”Quartzite Terrain” atau dalam disertasi Pak Pulunggono 
(1983) sebagai ”Quartzite Phyllite Terrain”. Semua batuan di atas mewakili 
terrane Malacca yang mendominasi Pulau Bangka.

Meskipun demikian, bagian timurlaut Bangka (Belinyu dan Klabat) 
menunjukkan kompleksitas litologi yang luar biasa. Pulunggono dan Cameron 
(1984) melaporkan ditemukannya Permian funas di wilayah ini, juga 
litologinya sangat sesuai dengan suksesi litologi East Malaya Mircoplate 
atau bahkan terusan paling ujung Raub-Bentong line yang di wilayah ini 
ditandai oleh muscovite schist. Rupanya separuh timurlaut dan 
selatan-tenggara Bangka merupakan area yang kompleks, sebab di selatan 
masih ditemukan kembali litologi East Malaya di wilayah yang harusnya 
domain Malacca terrane (Cobbing, 1984). Ini tak mengherankan sebab suatu 
suturing pasti akan kompleks, bisa saja dari dua terranes yang beradu itu 
menyumbangkan sebagian massa-nya dalam proses amalgamasi - dan kini 
menjadi lensoid fragments dari dua terranes yang tersingkap di suatu 
wilayah.

Tanpa data dan analisis yang cukup, kita hanya bisa berspekulasi soal 
setting petro-tektonik Bangka-Belitung.

salam,
Awang


--- On Mon, 8/10/09, yuw...@gc.itb.ac.id  wrote:

> From: yuw...@gc.itb.ac.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture Terranes
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "IAGI" , "Forum HAGI" , "Geo 
Unpad" , "Eksplorasi BPMIGAS" 

> Date: Monday, August 10, 2009, 4:38 PM
> Menambahkan sedikit anjuran Kang
> Awang.
> 
> Analisis radiometric dating akan sangat membantu pemecahan
> masalah ini
> disamping analisis lain yg diusulkan Kang Awang.
> Ada dua sampling yang sangat saya anjurkan untuk dating
> ini, I) sampling
> biotit di Bangka dan Belitung dan II) sampling K-Felspar
> untuk kedua
> lokasi tersebut. Sampling K-felspar utk umur magma,
> sampling biotit untuk
> umur mineralisasi. Dari dati dating ini dapat dibuat
> sintesa yang baik.
> Salam,
> Yatno(YSY)
> 
> > Seorang rekan milis menanyakan tentang granit2 di
> Bangka dan Belitung.
> > Saya jadi teringat bahwa ada sesuatu yang menarik
> tentang petro-tektonik
> > granit2 ini, saya tuliskan sedikit ringkasannya
> seperti di bawah ini.
> >
> > Publikasi lama dari Westerveld (1939) dan van Bemmelen
> (1949) menyatakan
> > bahwa granit Bangka dan Belitung termasuk ke dalam
> Jurassic intrusions of
> > the Malayan tin-belt (umur sebenarnya kemudian
> diketahui 198-217 Ma -
> > Trias berdasarkan absolute dating –Pulunggono dan
> Cameron, 1984).
> > Westerveld (1939) menyatakan bahwa “tin granites”
> ini merupakan
> > biotite granite porfiritik dengan fenokris ortoklas
> yang panjangnya bisa
> > sampai 8 cm, juga terdapat microcline, perthite, acid
> plagioclase,
> > biotite, quartz. Secara setempat, terdapat zirkon,
> apatit, titanit,
> > fluorit, black turmaline, kasiterit, amfibol. Granit
> Bangka dan Belitung
> > oleh Hu

[iagi-net-l] Krisis ekonomi sampai kapan ?

2009-08-09 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Masih ingatkah tulisan lama tentang seluk dan beluknya bekerja kontrak
dan permanen disini ?
http://rovicky.wordpress.com/2008/10/10/sudah-siapkah-menghadapi-tsunami-ekonomi/

Ada tulisan menarik, terbaru dari OECD Organisation for Economic
Co-operation and Development bulan Juni 2009 berjudul "(Beyond The
Crisis: Medium-term Challenges Relating To Potential Output,
Unemployment And Fiscal Positions, OECD June 2009). Salah satu yang
menarik adalah unemployement, atau jumlah pengangguran. Krisis kali
ini telah memicu pengangguran di beberapa negara maju yang suatu saat
akan melanda negara-negara lain yang tidak bersiap-siap menghadapi
badai krisis.

Selanjutnya silahkan baca disini :
http://rovicky.wordpress.com/2009/08/10/krisis-ekonomi-sampai-kapan/


Salam
RDP
-- 
http://rovicky.wordpress.com/2009/08/10/krisis-ekonomi-sampai-kapan/


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture Terranes

2009-08-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Yatno, terima kasih atas usulannya.

Beberapa publikasi lama pernah memuat radiometric dating di Bangka dan Belitung 
ini. Dating dengan Rb-Sr (Priem et al., 1975, Isotope geochronology in the 
Indonesian tin belt : Geol. Mijnbouw, 54, p. 61-
70. dan Katili, 1980, Note on tin granite ages, p. 23-25 : 
Geotectonics of Indonesia, a Modern View, Direkt. Jend.
Pertamb. Umum, Jakarta.) di Bangka menunjukkan umur 217 +/- 5 Ma (dengan K-Ar 
213 +/- 6 Ma), sedangkan di Belitung 213 +/- 5 Ma. Tidak diketahui apakah 
sampling dilakukan pada mineral biotit atau K-felspar. Sementara itu menurut 
Pulunggono dan Cameron (1984) di Belitung ditemukan umur 198 Ma yang 
diperkirakan merupakan collisional granite.

Kelihatanya, berdasarkan konsep terrane amalgamation, apalagi kalau kita 
mencurigai bahwa Bangka dan Belitung duduk di terrane yang berlainan sebelum 
collided, memang sampling granit dan mineralisasinya harus lebih hati-hati dan 
dilakukan di beberapa tempat. Sampling dan analisisnya pun harus dilakukan di 
protolithnya (pre-granite emplacement) / pre-suturing succession.

Di Bangka tersingkap kompleks batuan yang mungkin mirip kepunyaan terrane East 
Malaya maupun Malacca (bagian timur Sibumasu). Apa yang pernah disebut 
Zwierzycki (1930) atau Katili (1967)sebagai Formasi Bangka adalah berkorelasi 
dengan Papan Formation di Pulau Kundur, Selat Malaka yang terdiri atas 
pre-granite shales, sandstones dan reddened conglomerates (Germeraad, 1941; 
Cameron el al., 1982). Kedua kompleks ini pun sebenarnya berkorelasi dengan 
pre-suture succession quartzites (meta-sandstones), slates dan phyllites di 
Sumatra Tengah yang disebut Eubank dan Makki (1981) sebagai ”Quartzite Terrain” 
atau dalam disertasi Pak Pulunggono (1983) sebagai ”Quartzite Phyllite 
Terrain”. Semua batuan di atas mewakili terrane Malacca yang mendominasi Pulau 
Bangka.

Meskipun demikian, bagian timurlaut Bangka (Belinyu dan Klabat) menunjukkan 
kompleksitas litologi yang luar biasa. Pulunggono dan Cameron (1984) melaporkan 
ditemukannya Permian funas di wilayah ini, juga litologinya sangat sesuai 
dengan suksesi litologi East Malaya Mircoplate atau bahkan terusan paling ujung 
Raub-Bentong line yang di wilayah ini ditandai oleh muscovite schist. Rupanya 
separuh timurlaut dan selatan-tenggara Bangka merupakan area yang kompleks, 
sebab di selatan masih ditemukan kembali litologi East Malaya di wilayah yang 
harusnya domain Malacca terrane (Cobbing, 1984). Ini tak mengherankan sebab 
suatu suturing pasti akan kompleks, bisa saja dari dua terranes yang beradu itu 
menyumbangkan sebagian massa-nya dalam proses amalgamasi - dan kini menjadi 
lensoid fragments dari dua terranes yang tersingkap di suatu wilayah.

Tanpa data dan analisis yang cukup, kita hanya bisa berspekulasi soal setting 
petro-tektonik Bangka-Belitung.

salam,
Awang


--- On Mon, 8/10/09, yuw...@gc.itb.ac.id  wrote:

> From: yuw...@gc.itb.ac.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture Terranes
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "IAGI" , "Forum HAGI" , "Geo 
> Unpad" , "Eksplorasi BPMIGAS" 
> 
> Date: Monday, August 10, 2009, 4:38 PM
> Menambahkan sedikit anjuran Kang
> Awang.
> 
> Analisis radiometric dating akan sangat membantu pemecahan
> masalah ini
> disamping analisis lain yg diusulkan Kang Awang.
> Ada dua sampling yang sangat saya anjurkan untuk dating
> ini, I) sampling
> biotit di Bangka dan Belitung dan II) sampling K-Felspar
> untuk kedua
> lokasi tersebut. Sampling K-felspar utk umur magma,
> sampling biotit untuk
> umur mineralisasi. Dari dati dating ini dapat dibuat
> sintesa yang baik.
> Salam,
> Yatno(YSY)
> 
> > Seorang rekan milis menanyakan tentang granit2 di
> Bangka dan Belitung.
> > Saya jadi teringat bahwa ada sesuatu yang menarik
> tentang petro-tektonik
> > granit2 ini, saya tuliskan sedikit ringkasannya
> seperti di bawah ini.
> >
> > Publikasi lama dari Westerveld (1939) dan van Bemmelen
> (1949) menyatakan
> > bahwa granit Bangka dan Belitung termasuk ke dalam
> Jurassic intrusions of
> > the Malayan tin-belt (umur sebenarnya kemudian
> diketahui 198-217 Ma -
> > Trias berdasarkan absolute dating –Pulunggono dan
> Cameron, 1984).
> > Westerveld (1939) menyatakan bahwa “tin granites”
> ini merupakan
> > biotite granite porfiritik dengan fenokris ortoklas
> yang panjangnya bisa
> > sampai 8 cm, juga terdapat microcline, perthite, acid
> plagioclase,
> > biotite, quartz. Secara setempat, terdapat zirkon,
> apatit, titanit,
> > fluorit, black turmaline, kasiterit, amfibol. Granit
> Bangka dan Belitung
> > oleh Hutchison (1989) dimasukkan ke dalam Jalur Timah
> berumur Permo-Trias
> > sebagai hasil magmatisme yang berhubungan dengan
> subduksi dan
> > post-collision.
> >
> > Publikasi dari McCourt et al. (1996) menarik dicermati
> (“Mesozoic and
> > Cenozoic plutonic evolution of SE Asia : evidence from
> Sumatra, Indonesia
> > –Geol. Soc. London Spec Publ. 106, 321-335).
> Publikasi ini menaruh
> > jalur-jalur granit di Sumatra berdasark

[iagi-net-l] Daftar Milis

2009-08-09 Terurut Topik Mufti M. Darissalam
Pak Admin/Moderatior milis ini, tolong kawan saya Harlianto Toto Sudibyo 
Alumni UGM member IAGI juga (lupa nomornya) didaftar masuk milis ini:


emailnya : htsudi...@gmail.com

Trimakasih dan Salam,

Mufti M. Darissalam
IAGI #623 (?) 




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Granit Bangka-Belitung dan Suture Terranes

2009-08-09 Terurut Topik yuwono
Menambahkan sedikit anjuran Kang Awang.

Analisis radiometric dating akan sangat membantu pemecahan masalah ini
disamping analisis lain yg diusulkan Kang Awang.
Ada dua sampling yang sangat saya anjurkan untuk dating ini, I) sampling
biotit di Bangka dan Belitung dan II) sampling K-Felspar untuk kedua
lokasi tersebut. Sampling K-felspar utk umur magma, sampling biotit untuk
umur mineralisasi. Dari dati dating ini dapat dibuat sintesa yang baik.
Salam,
Yatno(YSY)

> Seorang rekan milis menanyakan tentang granit2 di Bangka dan Belitung.
> Saya jadi teringat bahwa ada sesuatu yang menarik tentang petro-tektonik
> granit2 ini, saya tuliskan sedikit ringkasannya seperti di bawah ini.
>
> Publikasi lama dari Westerveld (1939) dan van Bemmelen (1949) menyatakan
> bahwa granit Bangka dan Belitung termasuk ke dalam Jurassic intrusions of
> the Malayan tin-belt (umur sebenarnya kemudian diketahui 198-217 Ma -
> Trias berdasarkan absolute dating –Pulunggono dan Cameron, 1984).
> Westerveld (1939) menyatakan bahwa “tin granites” ini merupakan
> biotite granite porfiritik dengan fenokris ortoklas yang panjangnya bisa
> sampai 8 cm, juga terdapat microcline, perthite, acid plagioclase,
> biotite, quartz. Secara setempat, terdapat zirkon, apatit, titanit,
> fluorit, black turmaline, kasiterit, amfibol. Granit Bangka dan Belitung
> oleh Hutchison (1989) dimasukkan ke dalam Jalur Timah berumur Permo-Trias
> sebagai hasil magmatisme yang berhubungan dengan subduksi dan
> post-collision.
>
> Publikasi dari McCourt et al. (1996) menarik dicermati (“Mesozoic and
> Cenozoic plutonic evolution of SE Asia : evidence from Sumatra, Indonesia
> –Geol. Soc. London Spec Publ. 106, 321-335). Publikasi ini menaruh
> jalur-jalur granit di Sumatra berdasarkan tipe genesanya (“S” type dan
> “I” type) dan batas-batas jalur itu punya kemiripan yang besar dengan
> jalur2 batas terranes (misalnya peta terranes SE Asia dari Metcalfe,
> 1996).
>
> Suture line adalah sebuah batas geologi yang membatasi dua terrane.
> Terrane adalah suatu provinsi (mandala) geologi yang punya karakter
> tertentu secara regional dan bisa dibedakan dengan karakter terrane lain
> di sebelahnya. Bila dua terrane kontinen berbenturan, ia akan memusnahkan
> atau merusakkan kerak oseanik yang semula ada di antara kedua terrane itu
> melalui proses subduction lalu collision. Tentu tak semua kerak oseanik
> itu hilang, ada yang tersisa yang berasal dari keratannya yang lalu
> terangkat, dan kita mengenalnya sekarang sebagi jalur kerak oseanik atau
> jalur ofiolit di antara  dua kerak benua. Jalur benturan terrane inilah
> suture line.
>
> Di daratan Malaysia ada sebuah suture line yang terkenal bernama suture
> Raub-Bentong. Publikasi2 tektonik menyebutkan bahwa suture ini merupakan
> jalur benturan antara terrane kontinen East Malaya dengan Sibumasu (atau
> dengan bagian timur Sibumasu yang bernama Malacca). Suture Raub-Bentong
> yang menjulur dari utara-selatan dan membelok ke tenggara ke wilayah
> Indonesia telah lama menjadi bahan perdebatan. Yang diperdebatkan adalah
> ke arah mana suture Raub-Bentong menerus. Menurut Tjia (1989), garis ini
> berbelok agak ke selatan-baratdaya menuju Bengkalis, sehingga sambungannya
> di wilayah Indonesia disebutnya sebagai Bentong-Bengkalis suture. Hamilton
> (1979) membelokkannya lebih tajam lagi ke Sumatra Tengah daratan.
> Sementara itu, Pulunggono dan Cameron (1984) dan Hutchison (1989)
> meneruskan belokan ke tenggara itu melalui offshore sebelah timur Sumatra
> melalui wilayah Riau Kepulauan sampai akhirnya berhenti di ujung timurlaut
> Bangka.
>
> Setelah melihat kembali banyak publikasi dan analisis-analisis baru yang
> dilakukan, saya berpendapat bahwa terusan Indonesia untuk garis suture
> Raub-Bentong itu adalah seperti yang diusulkan oleh Pulunggono dan Cameron
> (1984) dan Hutchison (1989). Apa hubungan terranes dan sutures ini dengan
> pertanyaan adakah perbedaan granit antara Bangka dan Belitung ?
>
> Pemikiran yang sedang saya kembangkan adalah bahwa Bangka termasuk ke
> dalam  terrane bagian timur Sibumasu (Malacca), sedangkan Belitung masuk
> ke dalam terrane East Malaya. Dan karena kedua pulau berdekatan ini duduk
> di dua terrane yang berbeda, maka genesa granitnya mungkin berlainan.
> Pemikiran ini diinspirasi oleh van Bemmelen (1949) yang menyebutkan bahwa
> granit Bangka dan Belitung berbeda sedikit dalam dimensi dan cirinya.
> Hutchison (1989) sudah mengemukakan bahwa granit Bangka itu punya kesamaan
> dengan Main Range Granite di Malaysia peninsular bagian barat, sedangkan
> granit Belitung mirip dengan East Coast volcano-plutonic arc (Malaysia
> peninsular bagian timur); dan antara Malaysia barat dan Malaysia timur ini
> dipisahkan oleh jalur suture Raub-Bentong. Apakah Bangka dan Belitung juga
> lalu dipisahkan oleh sebuah suture karena granitnya berbeda seperti juga
> di Malaysia ?
>
> Tipe genesa granit dikenal ada dua : S-type (S=sedimentary) dan I-type
> (I=igneous). S-type granite ada