Re: [iagi-net] Micropalaeontology Under Threat!
Pak Herman, Seperti yang disebutkan oleh Pak Akmaluddin, Mikropaleontologi masih diajarkan di jurusan Geologi. Tentu, tidak semua lulusan Geologi akan menekuni pekerjaan sebagai mikropaleontologist, termasuk dengan alasan pragmatis yang disampaikan oleh Pak Liamsi. Mengingat objek mikropaleontologi dan juga paleontology adalah jasad organisme, maka kajian ini sebenarnya juga dilakukan di jurusan Biologi. Sebagai contoh, di Biologi UGM, mata kuliah mikropaleontologi dan palinologi adalah matakuliah pilihan, sementara paleontology dan geologi fisik adalah mata kuliah wajib. Sehingga tidak mengherankan apabila di seluruh dunia ini, praktisi dibidang mikropaleontologi sebagian besar adalah sarjana Geologi dan Biologi. Ribuan sampel dari hampir seluruh cekungan hidrokarbon di Indonesia sudah ada analisis mikropaleontologinya. Pertanyaannya adalah, apakah para Geoscientist yang ada di “oil company” mampu “membaca” data data biostratigrafi tersebut guna membantu pekerjaan mereka? Indentifikasi dan interpretasi sampel biostratigrafi saat ini adalah pekerjaan Konsultan, namun “membaca” dan menggunakan data biostratigrafi adalah kemampuan dasar yang mestinya dimiliki oleh seorang “Explorationist” (menurut saya pribadi). Mungkin, perlu lebih ditekankan lagi kemampuan “membaca” dan menggunakan data data mikropaleontologi pada kegiatan eksplorasi hidrokarbon pada pengajaran di perguruan tinggi. Ada banyak sekali, aplikasi biostratigrafi yang dapat digunakan guna mendukung kegiatan ekplorasi hidrokarbon. Bob Yuris Chandra Independent Palynologist On Friday, June 6, 2014 5:55 PM, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: Ini hal yg biasa biasa saja , orang kan pragmatis saja ambil kuliah yg nantinya relatif gampang cari kerja dg gaji dan fasilitas yg OK. Tidak perlu dirisaukan , justru suatu ilmu semakin tdk ada yg minat kalau ditekuni malah bisa jadi satu satu yg ngetop dibidang ilmu tsb Yg lambat laun juga akan mendatangkan profit sendiri Powered by Telkomsel BlackBerry® From: wildanto p nusantara wpnusant...@gmail.com Sender: iagi-net@iagi.or.id Date: Fri, 6 Jun 2014 15:56:05 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net] Micropalaeontology Under Threat! Menurut saya memang mikropal terancam kepunahan Mas. Beberapa waktu lalu saya sempat ngobrol dengan salah seorang dosen, menanyakan tentang kesempatan untuk mengambil s3 tentang dinoflagellates. Menurut beliau, Indonesia belum memiliki ahli dinoflagellates dan pendanaan utk riset di bidang itu belum ada. Beliau menyarankan saya utk mencoba mencarinya di Australia dimana mereka sdh jauh berkembang utk hal tsb. Data base utk dinoflagellates di Indonesia nampaknya juga belum banyak. Untuk kalangan mahasiswa, sepertinya biostrat kurang menarik, karena umumnya mereka menganggap biostrat hanya warga kelas dua di dunia geologi, mereka lebih tertarik utk mempelajari hal yg lain yg membuat mereka lebih mudah diterima di oil company ataupun mining company. Sekedar pendapat saya. WPN On Jun 6, 2014 1:23 PM, herman.dar...@shell.com wrote: Rekan-rekan IAGI, Ada artikel menarik yang judulnya ‘micropalaeontology Under Treat’, maksudnya mikropaleontologi hampir punah. Artikel selengkapnya ada di: http://www.geolsoc.org.uk/Geoscientist/Archive/May-2012/Micropalaeontology-Under-Threat Pertanyaan saya, apakah ini juga berlaku di Indonesia? Apakah semua universitas di Indonesia masih mengajarkan mikropaleontologi? Pelajaran apa saja yang di kasih? Apakah ada MSc atau PhD untuk mikropaleontologi di Indonesia? Bagaimana dengan ahli micropalaeontologists Lemigas dan GRDC? Di perusahaan tempat saya bekerja, banyak sekali chief geoscientist yang backgroundnya mikropaleontologi atau sering disebut sebagai ‘stratigrapher’. Biasanya ‘stratigrapher’ yang kemudian menjadi explorer, memiliki geological common sense yang sangat kuat. Tapi sempat perusahaan ini tidak me-recruit ‘stratigrapher’ sampai-sampai memang hampir punah. Kemudian perusahaan berbalik haluan dan dirasakan kita perlu orang untuk QC kerjaan yang dilakukan external consultant (e.g. Corelab, Robertson, Horizon). Tapi memang cari orang2 dengan latar belakang mikropaleontologi sangat susah, apalagi yang bisa QC kerjaan external consultant. Akhirnya kami dapat beberapa PhD dari UK, Australia dan MSc dari Jerman. Ada pandangan atau komentar? Salam, Herman Siapkan waktu PIT IAGI ke-43 Mark your date 43rd IAGI Annual Convention Exhibition JAKARTA,15-18 September 2014 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan
Bls: Re: Re: [iagi-net] buku putih perminyakan
Pak Ketua, Kalau saya tidak salah memahami penjelasan Anda..model-model pengelolaan migas disuatu negara adalah pilihan subyektif dari suatu regim ya? jadi tidak obyektif untuk kita dibandingkan? Saya pribadi cuma pengen memahami aja Pak..bukan buat tujuan lain. Wah ternyata kompleks alias njlimet ya mengelola migas dibandingkan mencari dan menggali. Tmksh BobY Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Bls: Re: [iagi-net] Press release : IAGI Mendukung Pemberantasan Korupsi di Sektor Industri Sumberdaya Alam
Pak Bandono... Klu kerbau yg karena keadaan terpaksa merumput di lahan berlumpur biasanya cuma kaki dan mulutnya yg kotor. Tapi Kalau kerbaunya sudah menikmati merumput dilumpur maka dia akan guling-guling di lumpur... Boby Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Bls: Re: Bls: Re: [iagi-net] Press release : IAGI Mendukung Pemberantasan Korupsi di Sektor Industri Sumberdaya Alam
Wah bgitu ya Pak...maklum sudah lama gak bergaul dengan kebo..he he he... Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Bls: Re: [iagi-net] Proklamasi
Pak Koesoema, Boleh jd geologist merdeka itu memang ada..geologist bebas jg ada. BobY Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Bls: Re: Bls: Re: [iagi-net] Proklamasi
Klu budak gak adalah Prof..kan budak itu setahu saya tidak dibayar... BobY Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
Bls: Re: [iagi-net-l] Oil/Gas discovery selama 2012
Pak Noor, 100 thn yad, Geologistnya malah gak bingung. Katak biru sudah di onshore dan Salmon biru sudah di offshore. Klu masih bingung juga..kirim sampelnya ke Biostratigrafer... BobY Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android
Bls: RE: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA
seratus persen sepakat dengan isi tulisan anda Pak Danny HN. Tak ada dogma dalam metode keilmuan. Saya kira Tulisan Pak Budi B pun menyatakan demikian adanya. Salam, BobY Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android
Bls: Re: [iagi-net-l] Geologi dan Perkembangan Aplikasikasinya di Indonesia
Kita punya ekonom dgn mahzab kerakyatan/ekonomi Pancasila. Prof Mubiyarto dr UGM dan Prof Sri Edi Swasono dr UI. Dua2nya dr Orba sampai Orde Reformasi gak pernah dan gak akan pernah dipakai negara apalagi jd menteri. Kenapa? Karena secara ekonomi kita sekarang kembali terjajah. Lebih parah lagi yg terjajah juga ideologi ekonomi melaluli ekonom2 UGM dan UI yg skg jd pejabat negara dan akan dilanjutkan oleh yg belum jd pejabat. Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android
Bls: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
Selamat buat Maisi dan teman teman. Terus berprestasi buat Indonesia Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android
Bls: Re: [iagi-net-l] Teknik Geologi UIR Pekanbaru (jurusan baru)
Pak Syaiful, Kalau dalam matakuliah mikropaleontologi jg meliputi palinologi, maka saya bersedia membantu berbagi pengalaman ilmu palinologi. Insyallah 100% sedekah. Salam, Bob Yuris Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android
Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
/melihat adanya ‘tulang’ beton yang patah atau bengkok atau retakan pada struktur di dalam suatu bangunan sehingga ahli sipil dapat memperbaikinya dengan tepat sasaran tanpa harus bongkar-bongkar dulu, sama seperti dokter yang mendiagnosa tangan anda dengan x-ray untuk mengobatinya bukan? Georadar dengan frekuensi yang lebih rendah dapat dipakai untuk melihat struktur dan stratigrafi detil dari lapisan tanah/batuan sama halnya seperti survey seismik refeksi dengan frekuensi tinggi. Limitasi nya makin tinggi frekuensi yang dipakai (untuk menajamkan resolusinya) akan makin dangkal penetrasinya atau “skin-depth”nya. Jadi harus menentukan optimum desain-nya sesuai target. Banyak cara untuk membuat hasil pemindaian menjadi lebih jelas, seperti membuat 3-D survey atau mengaplikasikan prinsip tomografi. Singkatnya detil-teknis dari berbagai teknik pemindaian tentu beda tapi fungsi dan tujuannya bisa dianalogikan. Salam DHN From: bob yuris [mailto:bopol...@yahoo.com] Sent: 04 September 2012 20:02 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu “Georadar Geolistrik” Yth Bapak / Ibu Geologist, Saya belum pernah sekalipun membaca hasil penelitian ilmiah mengenai Piramida atau Punden Berundak di Gunung Padang dari sumber manapun. Saya hanya membaca laporan utama Tempo Edisi 27 Agu – 2 Sep 2012 dengan judul sampul: Mimpi Emas di Gunung Padang. Tempo memaparkannya secara menarik dan berimbang, baik dari sisi tim peneliti terpadu maupun dari pihak yang tidak sepaham. Tempo edisi 3-9 September 2012, memuat surat pembaca dari Bapak DR. Danny Hilman Natawidjaja. Isinya kurang lebih tanggapan Bapak Danny atas tulisan Prof Mundardjito dan Junus S. Atmodjo pada Tempo edisi G Padang. Ada bagian kalimat tanggapan dari Pak Danny yang saya kutipkan disini: “ Interpretasi georadar dan geolistrik oleh geolog sama dengan imaji ultrasonografi atau sinar-X oleh dokter”. Saya sepenuhnya tidak paham apa itu interpretasi georadar dan geolistrik, hanya kalau sinar-X, saya bingung juga kalau dikatakan hasilnya “Interpretasi”. Saya punya pengalaman disinar-X karena patah tulang ruas telapak tangan, hasil rontgennya diperlihatkan oleh dokter kepada saya. Saya lihat betul bahwa ruas tangan saya patah dan tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan untuk meyakinkan bahwa ruas tulang tangan saya benar-benar patah. Pertanyaan saya, apa yang dimaksud dengan “interpretasi Georadar dan Geolistrik” ?. Apakah produknya seperti gambaran patah tulang ruas tangan yang tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan ? Mohon pencerahan Bapak Danny dan atau juga Bapak/Ibu Geolog yang paham dengan Georadar / Geolistrik. Salam Pencerahan, Bob Yuris Chandra Palynologist Partikelir Bob Yuris Chandra
Bls: Re: [iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Pak Bandono, Adakah rambu atau batasan / kaidah / aturan yg mesti dipatuhi sebelum berasumsi atau mengajukan hipotesis dalam konteks keilmuan? Tks Dikirim dari Yahoo! Mail pada Android
[iagi-net-l] Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu Georadar dan Geolistrik
Mohon Pencerahan Mengenai Ilmu “Georadar Geolistrik” Yth Bapak / Ibu Geologist, Saya belum pernah sekalipun membaca hasil penelitian ilmiah mengenai Piramida atau Punden Berundak di Gunung Padang dari sumber manapun. Saya hanya membaca laporan utama Tempo Edisi 27 Agu – 2 Sep 2012 dengan judul sampul: Mimpi Emas di Gunung Padang. Tempo memaparkannya secara menarik dan berimbang, baik dari sisi tim peneliti terpadu maupun dari pihak yang tidak sepaham. Tempo edisi 3-9 September 2012, memuat surat pembaca dari Bapak DR. Danny Hilman Natawidjaja. Isinya kurang lebih tanggapan Bapak Danny atas tulisan Prof Mundardjito dan Junus S. Atmodjo pada Tempo edisi G Padang. Ada bagian kalimat tanggapan dari Pak Danny yang saya kutipkan disini: “ Interpretasi georadar dan geolistrik oleh geolog sama dengan imaji ultrasonografi atau sinar-X oleh dokter”. Saya sepenuhnya tidak paham apa itu interpretasi georadar dan geolistrik, hanya kalau sinar-X, saya bingung juga kalau dikatakan hasilnya “Interpretasi”. Saya punya pengalaman disinar-X karena patah tulang ruas telapak tangan, hasil rontgennya diperlihatkan oleh dokter kepada saya. Saya lihat betul bahwa ruas tangan saya patah dan tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan untuk meyakinkan bahwa ruas tulang tangan saya benar-benar patah. Pertanyaan saya, apa yang dimaksud dengan “interpretasi Georadar dan Geolistrik” ?. Apakah produknya seperti gambaran patah tulang ruas tangan yang tidak perlu lagi pembuktian dengan pembedahan ? Mohon pencerahan Bapak Danny dan atau juga Bapak/Ibu Geolog yang paham dengan Georadar / Geolistrik. Salam Pencerahan, Bob Yuris Chandra Palynologist Partikelir
Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Bapak / Ibu Yth, Kalau seorang Geolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai produk Vulkanik itu Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah. Kalau seorang Arkeolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai Bangunan buatan manusia, itu juga Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah. Karena, Ilmu dan Ilmuwan menikmati keistimewaan dan kepercayaan selama berabad-abad berdasarkan kompetensi bidang keahliannya. Yang Menjadi Luar Biasa adalah kalau Geolog menginterpretasi sebagai bangunan buatan manusia, sementara Arkeolog menginterpretasi sebagai produk Vulkanik. Menjadi Biasa lagi, jika kita ingat bahwa Sejarah memang sudah mencatat adanya Ilmuwan multidisiplin pada tiap jamannya. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: Iagi iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, July 29, 2012 9:18 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG Ooo, makasih pak RDP. Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG On Sunday, July 29, 2012, wrote: Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak. Tadi engga nonton ya Pak? Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau salah kutip. Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan. Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu memberikan iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki kembali temuan-temuannya. Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana dan terkubur ? Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. Mana yg bener ? Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis. Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil interpretasi data atas munculnya berita di media. Salam penasaran. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] berita gempa di Facebook Twitter
Pertanyaaan Pak Nyoto itu sudah ada sejak jaman ilmuwan Yunani kuno. Fenomena bulan purnama dan gempa juga jadi pertanyaan banyak orang diseluruh dunia. Sependek yg saya tahu, hubungan yg terjadi masih dinggap spekulatif. Namun demikian, saya membanyangkan betapa dasyatnya energi gaya tarik bulan purnama, sehingga mampu menggerakkan jutaan ton masa air laut dari satu bagian bumi ke bagian bumi yang lain. Berat jenis air murni saja pada suhu 4 derajat C adalah 1g/cm3, artinya setara 1000kg/m3. Salam, BobY From: Ruskamto Soeripto rsoeri...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, June 5, 2012 7:28 AM Subject: RE: [iagi-net-l] berita gempa di Facebook Twitter Pak Nyoto, Sepengatahuan saya, pengaruh bulan/matahari sebatas pada pasang surut laut. Belum pernah dengar teori bulan purnama sebagai penyebab gempa ! Apakah ini teori “othak athik gathuk”.. atau berdasar penelitian ilmiah ? Silahkan kalau ada expert yang hendak sharing. Salam RUS NPA 1061 From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] Sent: 05 Juni 2012 6:29 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] berita gempa di Facebook Twitter Yg jelas sekarang ini lagi bulan purnama alias bulannya bulat besar dg daya tarik bulan maximum diantara waktu sepanjang bulan. Kayaknya dulu pernah dibahas tentang adanya hubungan antara kejadian gempa bumi dengan daya tarik bulan ini, yaitu gempa bumi terjadinya hampir selalu bersamaan dengan daya tarik bulan yg lagi maximum (bulan purnama) ... ? cmiiw wass, nyoto 2012/6/5 Sapto Soendjojo saptosoendj...@gmail.com Apakah ada hubungan gempa dengan gerhana bulan ? Pada tanggal 04/06/12, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com menulis: Berita adanya gempa yang terasa di Jakarta dan sekitar nya jauh lebih cepat menyebar di facebook dan twitter. apakah sebaiknya early warning tsunami memakai media ini juga untuk penyebarannya? akan lebih cepat tersebar.| fbs PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/ Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Survey gn padang
Pak, sudah ganti topik sekarang Corby... From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: Iagi iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 28, 2012 7:53 AM Subject: [iagi-net-l] Survey gn padang Semoga dugaan bencana penyebab rusaknya punden berundak gn. Padang, di samping terdapatnya struktur piramida atau minimum ruangan kosong di unden berundak gn Padang terbukti. Selamat bekerja. Powered by Telkomsel BlackBerry®
Bls: Re: [iagi-net-l] Diskisi migas di Metro
Pak kalau emang ada alat tersebut dan mudah didapatkan secara bebas maka milis ini pun bubar, mayoritas anggota sibuk golek gaweaan baru pak Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android
Bls: RE: [iagi-net-l] Baru nongol sudah mau digebuk
lumayan buat pencerahan mas. klu gak bkrnan tinggal klik delete, gak usah dibaca lg Dikirim dari Yahoo! Mail untuk Android
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Sekedar menambahkan, Seingat saya waktu saya di SD atau SMP oleh bapak/ibu guru diajarkan bahwa jaman sejarah adalah jaman mulai ditemukannya bukti bukti tertulis, meskipun itu hanya berupa prasasti diatas batu. Jaman pra-sejarah adalah jaman dimana tidak ada peninggalan berupa tulisan, bisa jadi peninggalannya hanya peralatan berburu, meramu dan bertani. Oleh karena itu, jaman sejarah dan pra-sejarah dalam skala lokal bisa berbeda-beda. Jadi keselarasan dan ketidakselarasan pra-sejarah dan sejarah pada suatu tempat, boleh jadi berkaitan dengan perkembangan pengetahuan/budaya baca-tulis. Tanpa adanya penelitian mendalam tentang perkembangan evolusioner dari budaya baca-tulis pada suatu daerah dan hanya berdasarkan bukti prasasti, tentu saja yang muncul adalah ketidakselarasan jaman pra-sejarah dengan jaman sejarah. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 27, 2012 4:33 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu muka airlaut global turun sekitar 2-3 meter. Sebaliknya, dari 20.000 tahun (puncak Zaman Es) sampai Mid-Holocene, muka air laut naik 130 meter. Jadi tentu banyak peradaban yang ‘terendam’. Interaksi dari perubahan muka airlaut yang drastis, yang banyak diduga juga berkaitan dengan kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung api, dengan perkembangan peradaban manusia ini belum banyak dieksplorasi. Kami menduga kuat ada “ketidakselaran” budaya yang besar yang memisahkan Jaman Sejarah dan Pra Sejarah; bahkan dari Jaman Kerajaan ke Jaman kita sekarang pun kelihatannya ‘tidak selaras’. Jangan-jangan ini salah satu penyebab budaya kita sekarang jadi ‘kurang waras’ J(bercanda). Salah satu alasan utama kenapa penelitian arkeo-geologi yang sudah dirintis oleh Alm. Pak Sartono, kemudian Pak Sampoerno, kemudian juga diteruskan oleh Pak Zaim ini kurang/tidak berkembang adalah karena ilmu geologi Kuarter Indonesia tidak berkembang. Ahli geologi kita umumnya mendapatpengajaran dan training untuk ‘membaca’ sejarah geologi dari masa pra-manusia (jutaan-puluhan juta tahun lalu) yang ter-rekam pada lapisan bebatuan, baik pada singkapan ataupun pada data bor, karena tujuannya untuk eksplorasi tambang. Tapi kita umumnya tidak terlatih untuk membaca proses dan sejarah geologi dari BENTANG ALAM yang kita lihat disekitar kita sekarang. Geologiawan Indonesia umumnya akan pandai berceloteh kalau ketemu singkapan, tapi akan bungkam kalau disuruh mengidentifikasi mana teras-teras sungai mana tebing patahan aktif, mana alluvial mana collovial, dlsb; dan bagaimana proses geologi yang membentuk bentang alam ‘destruktif
Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR
Pak Danny, Melihat kualitas jalan yang ada, dulu saya juga pernah berfikir kalau Insinyur sipil kita kalah hebat dengan Insinyur Londo. Ternyata saya keliru, urusan mutu jalan ini bukan berkaitan dengan penguasaan teknologi tetapi lebih pada besarnya upeti. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: Bandono Salim bandon...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, February 27, 2012 8:14 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR :) :) :) sesungguhnya kalau mslh batubata, sampai sekarang masih ada yang bagus. Masalah ukuran itu disesuaikan dgn standard dari PU. Bahkan sesungguhnya termasuk kekuatan juga ada di SNI. Kalau Dany dapat yang jelek itu masalah memilih saja. Kalau aku bilang secara umum ada rupa ada harga kalau tdk sesuai itu tertipu atau memamng tidak tau :):):) kalau ada yang bagus :):):):) Kehilangan kepribadian bangsa ini terjadi itu setelah masa reformasi, maunya disebut negara demokrasi. Ini kan hasil pendidikan modern al: islam liberal, para tokoh reformasi, merasa bahwa kepribadian indonesia kurang pas hk hk hk. Masih banyak kok orang indonesia berkepribadian baik dan sehat. Ih nanti kepanjangan deh. Meleset dari geologi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Mon, 27 Feb 2012 07:44:23 +0700 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Selamat pagi. Wah, Pak Ban ini serius amat ya J Kan lebih baik menjadi orang waras yang merasa ‘masih kurang waras’ disbanding orang edan yang merasa paling waras…wk wk wk Perihal apakah kepribadian dan kebudayaan di Jaman Kejayaan Kerajaan (sebelum 1500 M) ‘selaras’ dengan kebufayaan manusia Indonesia sekarang adalah hal yang tidak sederhana tentunya, tapi yang jelas masa kita sekarang dipisahkan oleh ratusan tahun masa kolonial dari jaman kejayaan itu. Dan kita dengan berbagai cara dibuat ‘hilang ingatan’ akan jati diri dan akar (sejarah) bangsa (oleh para penjajah). Jangan-jangan usaha ini masih di-“maintain” sampai sekarang (secara terselubung). Sekedar contoh kecil. Bangunan Candi Batujaya dari abad 4 Masehi, khususnya kualitas batubatanya itu luarbiasa bagusnya (dan sudah teruji ketahanannya selama 1600 tahun). Kata orang ahli material jauh lebih bagus dari umumnya batubata jaman sekarang. Nah, bisa dibilang perkembangan teknologi yang tidak selaras bukan? Orang jaman sekarang umumnya hanya tahu kehebatan bangunan-bangunan yang dibuat Belanda saja. Wass DHN From:Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] Sent: Monday, February 27, 2012 4:34 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Mohon ijin, ikut nimbrung, mungkin salah besar. Wah kalau keselarasan pra sejarah ke sejarah agak sulit yaa, krn buktinya tidak banyak, meskipun ada. Lha ini kan yang sedang dilacak oleh :DHN AB EJ AA SBY TuranggaSeta, juga para arkeolog meskipun konsepnya beda. Kalau jaman kerajaan ke sekarang yaa jelas selaras, semua tercatat. Bukti peninggalan berupa karya pujangga masih digunakan di banyak kalangan, perilaku sopan santun, acara adat, bela diri, musik, ilmu pengobatan dll masih ada dan masih nyambung. Mungkin erosi budaya dan pendidikan sekuler itu yang menyebabkan rasa ketidak selarasan para ilmuwan muda karena bertentangan dgn pola pikir dunia barat/baru. Lha budaya tidak waras itu apakah budaya yang tidak punya kaitan dengan budaya kearifan yang masih dipergunakan oleh masyarakat umum, atau budaya yang tidak nurut pola pikir dunia modern? Wah aku kagak ngerti juga; mari pencetus ungkapan, jelaskan apa yang sdr maksud, lha aku kan bukan budayawan Salam n selamat pagi. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Date: Sun, 26 Feb 2012 10:09:53 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Saya justru tertarik dengan candanya Pak DHN. Bisa dieksplorasikah Pak bagian ketidakselarasan budaya dan budaya yang kurang waras? Makasih duluan... tabik bosman batubara From:Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, February 26, 2012 3:52 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Fwd: ARTIKEL KORAN PR Artikel yang sangat menarik dan bagus. Konsep yang diketengahkan olek Pak Zaim dalam artikel ini juga menjadi konsep dasar yang kami terapkan, plus hipotesis bahwa perkembangan peradaban termasuk IPTEK, khususnya sejak masa pra-sejarah, itu tidak kontinyu tapi terputus atau dapat ter-reset oleh bencana katastrofis. Demikian juga konsep IPTEK (macam, prinsip, teknik) di masa lalu tidak harus sama dengan yang kita kenal sekarang. Pak Zaim menguraikan proses alam pada masa sejarah yang didominasi oleh susut laut – turunnya muka airlaut, sehingga banyak wilayah yang terkena dampak sedimentasi dan pendangkalan. Ini benar karena dari Mid-Holocene sampai kurang lebih 100 tahun lalu
Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB
Mas Ok, Jgn bingung2 buat sewa kuda. Dugaan saya, diskusi Anda berangkat dari latar belakang yg “berbeda”, bukan hanya antar Geologist. Keyakinan akan hal2 berbau “supranatural” itu lintas profesi dan intelektual. Dari profesi yang semata mengandalkan otot sampai murni otak, ada semua. Dari intelektual rendah sampai tinggi, ada semua. Jadi, tidak bisa dikatakan kalau orang punya intelektual tinggi terus tidak percaya klenik, sebaliknya juga tidak bisa dikatakan, orang yang percaya klenik intelektualitasnya rendah… semua tidak berkorelasi Mas OK… Jadi, nikmati saja, jangan bingung2 pilih kuda…. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, January 31, 2012 11:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB -Yang menarik buat saya, sejak kapan manusia ini mengenal tuhan, surga dan neraka ? Karena yg pernah saya baca konsep adanya neraka (tempat dihukumnya orang-orang jahat) dalam peradaban mesir kuno belum dikenal (cmiiw).-Oom Vick, peradaban mesir purba sudah mengenal (dan mungkin memperkenalkan) konsep reward dan punishment di afterlife. Konsep 'weighting of the heart' , yang kira-kira mirip dengan hisab sudah termaktub dalam text2 kuno seperti the book of the death. Kalau seorang hidup tidak sesuai dengan 'maat' ( harmony...) akan masuk kedalam 'neraka' dimana jiwanya akan dihancurkan dan tidak mungkin mencapai 'eternal life'.Itu yg saya ingat dari nonton filem ancient egypt.CMIIW From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Susunan Acara Sarasehan BKP BENCANA KATASTROPIK PURBA - SKP BSB Sent: Tue, Jan 31, 2012 1:12:16 PM 2012/1/31 Ruskamto rsoeri...@yahoo.com Ini kan ranah arkeologi, kok gak ada kutipan ahli sejarah ya.. Terlalu berat kearah Geomythologist.. Dari logika awam arkeologi saja rasanya ada hiatus budaya.. Peradaban piramid adalah 2,000 SM sedangkan budaya bernegara di Tanahair yang mampu membuat artifak besar baru mulai abad ke 5, Kerajaan Kutai. Dari skala waktu ada hiatus.. Pertanyaannya apakah ada kerajaan lebih tua dari Kutai ? Perioda tsb. dipengaruhi Hindu dan Budha dan di India gak kenal piramid.. Trus yang bikin piramid kerajaan apa ya.. Ternyata dari sudut sejarah saja gak masuk logika Ruskamto Pakdhe Rus, Kalau dugaannya Paleolithic ya mungkin saja. Artinya ini peninggalan mirip Gua Pawon. Memang budaya saat itu dalam ranah main-stream arkeologi, terjadi ketidak selarasan. Setahu saya Paleolithik di Indonesia saat ini yang tertua kalau ga salah di Nias. Kalau dihubungkan dengan katastropik saat itu barangkali berhubungan dengan Toba yang diperkirakan meletus 7000 tahun BC. Memang tidak sebombastis penemuan kebudayaan moderen, seperti INCA atau pertemuan UFO yang mampu terbang dsb. Tetapi mungkin mengisi sisi kosong dalam pengungkapan perjalanan manusia paleolithic di Indonesia. Dimana jaman itu manusia suka membuat tugu-tugu Menhir dengan batu. Nah yang jadi seru karena adanya batuan panjang kotak-kotak mirip pilar, yang kalau geologist bilang columnar joint tapi kalau orang sejarawan bisa menganggapnya batu menhir Mnurut bacaan beberpa sumber kebudayaan megalitik orintasi pada kekuatan-kekuatan supra natural sebagai kepercayaan. Memang sering berhubungan dengan keyakinan akan adanya kekuatan gaib pada benda maupun makhluk hidup dan kepercayaan adanya kekuatan roh dan kekuatan pada arwah nenek moyang dsb. Yang menarik buat saya, sejak kapan manusia ini mengenal tuhan, surga dan neraka ? Karena yg pernah saya baca konsep adanya neraka (tempat dihukumnya orang-orang jahat) dalam peradaban mesir kuno belum dikenal (cmiiw). Sepertinya memang yang dikejar bukan sejarah Indonesia moderen, tetapi sejarah kuno. rdp
Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia
Teori hadir guna menjelaskan Fenomena. Contohnya teori atom.Awalnya atom diduga sebagai benda padat yang tidak dapat dibagi lagi, ternyata melalui sebuah percobaan, dengan cara menembakkan partikel alpha pada sebuah lempeng tipis emas, ada dua fenomena yang teramati oleh Rutherford, Fenomena pertama sinar dibelokkan, fenomena kedua sinar diteruskan. Berdasarkan dua fenomena ini, Rutherford menyimpulkan bahwa atom bukanlah suatu benda yang padat, tetapi berupa inti yang dikelilingi oleh beberapa orbit electron dengan lintasan elips atau lingkaran, seperti layaknya tatasurya kita. Sinar dibelokkan karena menabrak inti atau electron yang mengorbit, sementara yang diteruskan karena menembus ruang kosong diantara inti dan electron. Demikianlah sekelumit teori atom yang saya terima sewaktu sekolah menengah (Jadi maaf kalau salah). Sebagaiman Rutherford, demikian pula cara Darwin bekerja , kebetulan saya berlatar belakang Biologi, jadi pernah kuliah 2 SKS Evolusi. Semua guru evolusi saya di Biologi UGM, seingat saya, tidak pernah mengajarkan untuk percaya atau tidak percaya pada teori evolusi, yang diajarkan adalah bagaimana konstruksi teori evolusi itu dibangun. Menurut seorang guru saya, Prof Jesmand Situmorang, fenomena yang dilihat Darwin juga dilihat oleh Ilmuwan biologi sejaman dengan Darwin. Perbedaannya adalah pada kemampuannya untuk memahami dan menjelaskan fenomena itu melalui sebuah teori. Ketika banyak fenomena baru yang muncul atau teramati, tidak mampu dijelaskan oleh sebuah teori, maka gugurlah teori tersebut. Tektonik lempeng hadir, geosinklin menjadi usang. Bukan karena James Hall bodoh dan ilmuwan penerus Wegener lebih pintar, tetapi fenomena yang dijadikan dasar oleh James Hall menelorkan teori Geosinklin ternyata hanyalah potongan kecil puzzle dari rangkaian gambaran alam yang utuh. Bob Yuris Candra Independent Palynologist From: sahuri mulyono sahuri0...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 8, 2011 6:29:15 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Baru Punahnya Nenek Moyang Manusia Dear All, Klo buat saya pribadi, mengenai teori evolusi masih sebatas “oo begitu ya teorinya…data seperti itu…story link begitu”, makanya waktu kuliahpun tidak terlalu tertarik untuk berdebat karena keterbatasan pengetahuan dan dari segi agama tentunya belum klop. Apa yang ada dalam kitab suci adalah isyarat apalagi soal penciptaan manusia memang cukup banyak diulas namun tidak eksplisit dan terang benderang asal-usulnya. Hikmahnya agar manusia berpikir dan ilmu pengetahuan berkembang tidak hanya sebatas evolusi, namun ilmu geology (paleontology), biology (banyak cabang), genetic (DNA), kedokteran, psychology, anthropology, dll termasuk sidik jari pasti tak lepas dari awal kontroversi teori Darwin. Klo Om Darwin bilang man is a super animal…it kills aboriginals, suku tolai di PNG, suku Maori, suku Kulina di Amazon, dll. Apa mereka produk gagal evolusi, atau evolusi gak sampai ke mereka? Suku aboringin sangat terbelakang, jumlahnya di Australia mungkin dibawah 1% sekarang (tolong koreksi jika salah), orang aboringin yang mulai mau bekerja dan hidup mandiri hampir semuanya bukan genetically pure aboriginal tapi udah pencampuran dengan bule. Yang masih pure aborigin mereka hidup dari uang mingguan dari pemerintah tiap kamis (sejauh amatan saya), hari sabtu/minggu uang udah habis, buat jajan sebagian besar minum2an, senin-rabu banyak yang berada dibawah pohon, bermalas2an. Mereka juga manusia kan, klo ada yang bodoh, agak pintar dan pintar itu biasa kan, tapi mereka sangat terbelakang……apa evolusi gak sampai ke mereka? Begitupun suku2 yang lain. Untuk itu soal asal-usul manusia saya pribadi masih suka berpegang pada: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” Jadi sudah disebut manusia (bukan kera), manusia diciptakan bersuku2 dan berbangsa2, berbeda2, jadi ada berbagai macam suku di Indonesia dan di belahan dunia lainnya. Dan saat ini banyak juga ilmuwan barat bergeser ke konsep penciptaan manusia….jadi ya bukan the only mandatory of faithmeskipun kita geologistteori masih berkembang Providentially for us in the last fifteen years the study of microbiology reveals that we (like all organic life) are the handiwork of God, in that DNA is complex information that just does not happen by chance. Darwin’s theory of evolution and his philosophies are undone as also are many university disciplines in society today. Selamat berakhir pekan, Sahuri 2011/7/8 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com Setuju dengan pernyataan Prof. Koesoemadinata, “dalam science yang bersifat empiris, (ukurannya) ...apakah kita itu bisa menerima atau tidak suatu teori itu sebagai sesuatu yang logis/ masuk akal dan sesuai dengan apa yang kita amati (fosil2, batuan