RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Pak Maryanto, Terima kasih alamat URL-nya, menarik sekali dan banyak yang bisa di-download dengan gratis. Memang sih bulan dan matahari berpengaruh juga ke kerak bumi, hanya besarannya yang mesti dilihat lebih jauh apakah seperti sampai bernafas kembung kempis atau sampai memenuhi apa yang Pak Maryanto sebut sebagai siklus Salam. Sebab di gravity survey pun kan ada earth-tide correction akibat gravitasi bulan dan matahari yang akan bergantung kepada latitude dan time. Tetapi ini kan range-nya kecil sekali, sekitar 0.3 MGal, rasanya tidak sampai membuat kerakbumi bernafas. Tentang pengembangan radius bumi dan panjang hari bertambah dari Permo-Karbon ke Resen, memang itu ada dalam teori Expanding Earth (Carey, 1956). sampai sekarang pun tetap kontroversi, ada yang membelanya ada yang melawannya. Biasalah teori memang ada yang pro dan kontra. Soal penentuan evolusi temperatur bumi, saya belum menemukan lagi yang lebih baik dari Scotese (2000). Jadi walau deviasinya masih besar, lumayanlah, karena belum ada yang lain. Okay, semoga ilmu pengetahuan dan teknologi bisa semakin canggih untuk meminimalisasi korban2 gempa dan erupsi gunungapi, terlebih untuk bangsa Indonesia, sebab di Indonesia orang "sleeping with earthquake and volcanic eruption" Salam, awang Maryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Awang, Data yang sempat saya ambil dari : http://wwwneic.cr.usgs.gov/, updated 4 Maret 2003, data gempa sejak sebisa orang mencatat, dan tercatat tertua sekitar 350 M. File yang kusimpan dengan 600 Kb ini telah saya hilangkan data kejadian dalam detik-nya, tinggal tgl, hari, tahun, skala, keterangan termasuk jumlah orang meinggal. Tapi gampang kok mengambilnya lagi, dan paling cukup semalaman-dua malaman sudah bisa. Memang GUT "Grand United Theory" sudah amat cepat maju, setelah akseleasi tulisan Stephen Hawking th 80'an. Penulis web diatas menambahkan lagi, selain banyak penulis lain. Fisikawan ini menggrafikkan gempa itu. Bagus sekali uraian Pak Awang. Data-data yang saya peroleh menganjurkan saya bahwa kerak bumi naik-turun sebesar siklus SALAM. Besaran naik-turunnya juga sebanding dengan SALAM Unit (SU) pada fungsi waktu itu. Tapi ya saya tak mau gegabah mengumumkan pikiran ini. Ada pendapat jari-jari bumi membesar dari Permo ke sekarang (tapi tak di nyatakan kondisi sebelumnya). Ada baru-baru ini bahwa waktu sehari memanjang dari permo ke sekarang (22 jam ke 24 jam). Penentuan temperatur bumi masih besar standar deviasinya (Scotese, 2000). Ada data temperatur yang baik? Memang sedih melihat banyak korban gempa. Tapi memang gempa juga besar manfaatnya, misal gempa vulkanik, akan menyuburkan tanah, menyebabkan rejeki yang amat banyak untuk kelangsungan hidup manusia. Yang penting kini adalah menekan korban, dan memperbanyak manfaat. Model interdisiplin akan memperbaiki ketepatan prediksi. Sayangnya banyak bahasa dan kosa-kata yang saling awam. Paling baik menjadikan semua terukur tiap besarannya. Lalu listen, learn, and sumirized. Kok ga joint Hagi-network Pak? Salam, Maryanto. - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Mas Bambang, Trimakasih infonya. Senang apabila bisa mendapatkan filenya. Hubungan magma Hawaii dengan siklus bulan tentu menarik. Di Hawai, magma mengalir terus tiap saat. Tidak seperti Gunung Merapi (Yogya), belakang rumahku, yang frekwensinya lebih lama, karena lebih kental. Pada sa'at-sa'at tertentu, magma yang mengalir sekitar setiap 45 menit. Kalau mengalir, rasanya nyaman karena gunung tidak akan mbledoss. Belum sempat juga saya grafikkan kejadian gempa Merapi 40.000 th terakhir. Satu gempanya sekitar th 1000, yang luas laharannya kearah selatan-barat 25 km jauhnya, sampai kota Jogya, juga Prambanan-Borobudur. Datingnya sangat bagus ketelitiannya. Ini lalu digunakan untuk menduga mengapa candi-candi itu ditinggalkan dan pindah ke arah timur ke Daha, dst. Catatan bagus dan kontinue tiap detik dilakukan sejak sekitar 1980'an hingga kini. Gempa-gempa gunung jarang yang lebih besar dari 3 SR. Volume batuan yang digerakkan tak sebanyak gempa tektonik yang mungkin separo Jawa. Memang ada siklus : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dst. Gelombang seismik sekitar 1 sampai 20.000 Hz. Grond roll/ love wave 5-15 Hz. Manusia mendengar suara 20-20.000 Hz. Kemudian elektromagnetik dari 1 x 10^3 Hz hingga 1 x 10^23 Hz. Semuanya di filter oleh atmosfer untuk masuk ke bumi kecuali frekwensi range 1 x 10^7 Hz hingga 1 x 10^14 Hz. (Aneh, ini kok pangkat kelipatan 7 juga). Wasalam, Maryanto. -Original Message- From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 15, 2004 8:08 Pagi To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Mas Maryanto, Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ?? Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut, full moon dan erupsi magmatis. Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:) Salam, Bambang (mestinya Salam Pramuka gitu yah?) -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed." Salam, Maryanto. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Pak Awang, Data yang sempat saya ambil dari : http://wwwneic.cr.usgs.gov/, updated 4 Maret 2003, data gempa sejak sebisa orang mencatat, dan tercatat tertua sekitar 350 M. File yang kusimpan dengan 600 Kb ini telah saya hilangkan data kejadian dalam detik-nya, tinggal tgl, hari, tahun, skala, keterangan termasuk jumlah orang meinggal. Tapi gampang kok mengambilnya lagi, dan paling cukup semalaman-dua malaman sudah bisa. Memang GUT "Grand United Theory" sudah amat cepat maju, setelah akseleasi tulisan Stephen Hawking th 80'an. Penulis web diatas menambahkan lagi, selain banyak penulis lain. Fisikawan ini menggrafikkan gempa itu. Bagus sekali uraian Pak Awang. Data-data yang saya peroleh menganjurkan saya bahwa kerak bumi naik-turun sebesar siklus SALAM. Besaran naik-turunnya juga sebanding dengan SALAM Unit (SU) pada fungsi waktu itu. Tapi ya saya tak mau gegabah mengumumkan pikiran ini. Ada pendapat jari-jari bumi membesar dari Permo ke sekarang (tapi tak di nyatakan kondisi sebelumnya). Ada baru-baru ini bahwa waktu sehari memanjang dari permo ke sekarang (22 jam ke 24 jam). Penentuan temperatur bumi masih besar standar deviasinya (Scotese, 2000). Ada data temperatur yang baik? Memang sedih melihat banyak korban gempa. Tapi memang gempa juga besar manfaatnya, misal gempa vulkanik, akan menyuburkan tanah, menyebabkan rejeki yang amat banyak untuk kelangsungan hidup manusia. Yang penting kini adalah menekan korban, dan memperbanyak manfaat. Model interdisiplin akan memperbaiki ketepatan prediksi. Sayangnya banyak bahasa dan kosa-kata yang saling awam. Paling baik menjadikan semua terukur tiap besarannya. Lalu listen, learn, and sumirized. Kok ga joint Hagi-network Pak? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, June 15, 2004 10:03 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Pak Maryanto, Thanks URL-nya, alamatnya mengingatkan saya ke teori fisika yang selama ini dicari-cari fisikawan teoretis : GUT - grand unified theory. Data gempa 1880-2000 yang Pak Maryanto kumpulkan bertanggal tidak, atau hanya tahun. Kalau tidak, maka akan sulit melacak kebersamaan kejadiannya dengan saat bulan purnama/bulan baru. Kemudian, magnitude gempa pun tentu akan menjadi screening saat pengumpulan data itu. Katakanlah seirama bahwa frekuensi gempa (magnitude ...?) memuncak setiap bulan purnama/baru, maka harus ada data pula bahwa gempa itu terjadi di kawasan bumi yang paling dekat dengan bulan. Bulan hanya seperempat bumi, tentu tak menyeluruh efek gempanya kalau iya berhubungan. Kemudian, posisi matahari-bulan-bumi tidak sama pada bulan purnama dan pada bulan baru. Gaya tarik bulan paling besar akan terjadi pada bulan baru bukan pada bulan purnama. Pada bulan purnama mestinya gaya tariknya ke bumi sedikit diperlemah oleh gaya tarik matahari walaupun matahari 150 juta km dan bulan hanya 384 ribu km dari bumi. Bumi ukurannya 4x bulan, jaraknya hanya 384 ribu km, densitasnya lebih besar dari bulan, akibatnya, gravitasinya akan kuat mempengaruhi gerak dan fisik bulan, makanya bulan jadi satelit bumi. Saya jadi ingat moonquakes, gempa di bulan, yang terukur oleh peralatan yang ditinggal misi Apollo. Apa penyebab moonquakes ? Bukan interaksi lempeng seperti di bumi, tetapi lebih disebabkan internal rock adjustment oleh tidal effect gravitasi bumi. Jadi, banyak yang harus divalidasi dulu sebelum menyebut gempa (apalagi volcanic eruption) berhubungan dengan periode fullmoon dan newmoon. Apakah benar seluruh kerakbumi "bernafas" naik turun seiring dengan revolusi bulan mengelilingi bumi. Hmm... Salam, awang Bambang Murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Maryanto, Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ?? Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut, full moon dan erupsi magmatis. Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:) Salam, Bambang (mestinya Salam Pramuka gitu yah?) -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil d
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Pak Maryanto, Thanks URL-nya, alamatnya mengingatkan saya ke teori fisika yang selama ini dicari-cari fisikawan teoretis : GUT - grand unified theory. Data gempa 1880-2000 yang Pak Maryanto kumpulkan bertanggal tidak, atau hanya tahun. Kalau tidak, maka akan sulit melacak kebersamaan kejadiannya dengan saat bulan purnama/bulan baru. Kemudian, magnitude gempa pun tentu akan menjadi screening saat pengumpulan data itu. Katakanlah seirama bahwa frekuensi gempa (magnitude ...?) memuncak setiap bulan purnama/baru, maka harus ada data pula bahwa gempa itu terjadi di kawasan bumi yang paling dekat dengan bulan. Bulan hanya seperempat bumi, tentu tak menyeluruh efek gempanya kalau iya berhubungan. Kemudian, posisi matahari-bulan-bumi tidak sama pada bulan purnama dan pada bulan baru. Gaya tarik bulan paling besar akan terjadi pada bulan baru bukan pada bulan purnama. Pada bulan purnama mestinya gaya tariknya ke bumi sedikit diperlemah oleh gaya tarik matahari walaupun matahari 150 juta km dan bulan hanya 384 ribu km dari bumi. Bumi ukurannya 4x bulan, jaraknya hanya 384 ribu km, densitasnya lebih besar dari bulan, akibatnya, gravitasinya akan kuat mempengaruhi gerak dan fisik bulan, makanya bulan jadi satelit bumi. Saya jadi ingat moonquakes, gempa di bulan, yang terukur oleh peralatan yang ditinggal misi Apollo. Apa penyebab moonquakes ? Bukan interaksi lempeng seperti di bumi, tetapi lebih disebabkan internal rock adjustment oleh tidal effect gravitasi bumi. Jadi, banyak yang harus divalidasi dulu sebelum menyebut gempa (apalagi volcanic eruption) berhubungan dengan periode fullmoon dan newmoon. Apakah benar seluruh kerakbumi "bernafas" naik turun seiring dengan revolusi bulan mengelilingi bumi. Hmm... Salam, awang Bambang Murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Maryanto, Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ?? Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut, full moon dan erupsi magmatis. Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:) Salam, Bambang (mestinya Salam Pramuka gitu yah?) -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed." Salam, Maryanto. Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Mas Maryanto, Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ?? Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut, full moon dan erupsi magmatis. Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediatekali-kali aja juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:) Salam, Bambang (mestinya Salam Pramuka gitu yah?) -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed." Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3 Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo. Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian tersendiri, berangkat dari data record gempa. Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut. Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama) maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya terhadap bumi. Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per 100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal effect lebih besar kepada bulan dibandin
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th 2000-2004 di bawah ? http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear thquakes Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini? Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati. Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS). Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000 kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka di tempat lain menjadi tak terjadi gempa. Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar 830.000 orang di China. Ini pada paperku: The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957), Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril ( 8.5, 1963). The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000 (Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China, 1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000 (Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth quakes, with more then 20,000 persons killed." Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, June 14, 2004 8:53 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3 Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo. Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian tersendiri, berangkat dari data record gempa. Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut. Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama) maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya terhadap bumi. Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per 100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan terjadi friksi batuan yang ""menggeliat" akibat tidal effect bumi dan ini memperlambat rotasi bulan secara ekstrim sampai ke titik di mana bulan tetap menghadapkan wajahnya yang sama terus ke bumi (kita kan selalu melihat ""kelinci" bulan itu , tidak pernah di sisi sebaliknya). Tidal forces benda-benda langit ini pun bisa membelokkan orbit, gara-gara itu pula orbit bulan mengelilingi bumi makin melebar, yang kelihatannya dari bumi bahwa bulan semakin menjauh 3 cm per tahun menjauhi bumi. Sebuah buku provokatif "Supernatural : the unseen powers of animals" (Downer, BBC, 1999) menulis di hal. 104 : "the moon has one other important influence on Earth; it creates tides in the Earth's crust. As the moon passes overhead, the Earth bulges towards it. Twice each day, Moscow rides an earth wave o.5 metres high. Similarly, like some giant squeezebook, Europe and North America are pulled together by
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Waktu Bromo meletus 8 Juni tidak sedang full-moon, full moon tercapai 3 Juni, yang jelas itu HUT-nya Pak Harto. Tanggal 9 juni setengah bulatan terakhir sebelum tgl. 17 Juni besok tercapi bulan baru. Jadi tak ada tuh bulan purnama mempengaruhi erupsi Bromo. Sistem bumi-bulan-(matahari) memang gak bisa dianggap remeh. Pengaruhnya ada baik secara fisik maupun psikis. Pengaruh fisik ke bumi apakah menimbulkan gempa atau erupsi gunungapi perlu diuji dan dikaji lebih jauh. Kebersamaan kejadian bulan purnama/full moon atau bulan mati dengan kejadian erupsi gunungapi atau gempa hanyalah kebetulan. Yang terjadi bersamaan mengapa selalu dikait-kaitkan (atau ini seperti mengembangkan masalah seperti pada penyelidikan polisi ?). Kalau bulan purnama menyebabkan erupsi, kenapa dong tak setiap terjadi bulan purnama terjadi juga erupsi gunungapi atau gempa tektonik misalnya. Di beberapa buku memang ada ditemukan bahwa frekuensi gempa meningkat saat bulan2 baru dan purnama. Khusus ini, perlu pengujian tersendiri, berangkat dari data record gempa. Yang sudah jelas bagaimana sistem posisi bumi-bulan-matahari berpengaruh secara fisik ke sistem ini termasuk bumi adalah pada pasang-surut air laut. Perlu diwaspadai di sini bahwa bukan fase2 bulan yang berpengaruh sebab itu hanya efek pantulan sinar matahari. Pada fase apapun massa bulan selalu sama, jadi gravitasinya sama. Posisi antara bumi-matahari-bulan lah yang berpengaruh. Saat bumi-bulan-matahari segaris (bulan baru dan bulan purnama) maka gravitasinya terhadap bumi paling besar. Tetapi saat matahari-bumi-bulan membentuk sistem siku2 (sabit awal dan sabit akhir) maka gravitasi bulan mesti berlawanan dengan gravitasi matahari untuk efeknya terhadap bumi. Dalam jangka waktu lama, efek pasang-surut air laut akibat gravitasi bulan ini cukup mengejutkan ternyata. Friksi air laut saat pasang surut terhadap dasar laut bisa melambatkan rotasi bumi sekitar 1/1000 detik per hari per 100 tahun. Fosil hewan laut bisa memberitahukan bahwa sekitar 400 juta tahun lalu (Permian), panjang hari bumi hanyalah 22 jam. Bumi juga punya tidal effect lebih besar kepada bulan dibandingkan sebaliknya. Di bulan terjadi friksi batuan yang menggeliat akibat tidal effect bumi dan ini memperlambat rotasi bulan secara ekstrim sampai ke titik di mana bulan tetap menghadapkan wajahnya yang sama terus ke bumi (kita kan selalu melihat kelinci bulan itu , tidak pernah di sisi sebaliknya). Tidal forces benda-benda langit ini pun bisa membelokkan orbit, gara-gara itu pula orbit bulan mengelilingi bumi makin melebar, yang kelihatannya dari bumi bahwa bulan semakin menjauh 3 cm per tahun menjauhi bumi. Sebuah buku provokatif Supernatural : the unseen powers of animals (Downer, BBC, 1999) menulis di hal. 104 : the moon has one other important influence on Earth; it creates tides in the Earths crust. As the moon passes overhead, the Earth bulges towards it. Twice each day, Moscow rides an earth wave o.5 metres high. Similarly, like some giant squeezebook, Europe and North America are pulled together by 20 metres and then pushed apart. As the Earth breathes with this lunar rhythm it can be triggered into turmoil. As rocks are put under stress and finally fracture the results can be catastrophic. More earthquakes occur around the full and new moons than at any other time Nah percayakah kita ?? Kalau saja bumi ukurannya ¼ bulan, maka mungkin lebih gampang percaya, bahkan akan percaya kalau rotasi bumi akan berhenti gara-gara bulan. Salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh "Birean Sagala" om> cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus 06/09/2004 09:24 AM Please respond to iagi-net Tanda-tanda alam yang mungkin bisa membantu adalah, adanya binatang-binatang liar seperti ular, biawak migrasi ke tempat tertentu, misal mamasuki pemukiman yang tidak lajim terlihat sebelumnya. Tapi kadang-kadang hal ini susah terdeteksi, karena binatang liar juga sudah punah alias habis di buru orang. Salam Sgl -Original Message- From: [EMAIL PROTECT
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
kalau habis gunung meletus terus ada hujan dan angin ribut itu sering terjadi..teorinya, debu letusan gunung api itu rupanya menjadi katalis pembetukan awan yang akhirnya menjadi hujan dan angin (akibat perubahan tekanan udara)... tapi kalau Nunukan kayaknya kejauhan kali ya dari Bromo. kali karena lupa panggil pawang ya.. - Original Message - From: Taufik Manan <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, June 10, 2004 05:30 Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > Mau tanya dan mungkin ada yang dapat memberikan > sedikit penjelasan ilmiah. > > Seminggu ini saya ikut suatu survei seismik darat di > daerah KalTim sekitar Kabupaten Nunukan (dekat > Tarakan), kemarin malam sempat ada sedikit angin ribut > yang agak mengganggu masalah safety di base camp tsb > (meskipun hanya berlansung sebentar). Kemudian dini > hari sebelumnya curah hujan lumayan deras. > > Apakah masih ada korelasi antara Gunung Meletus, > Full-Moon dan Hujan Deras serta Angin Ribut. > > Terima kasih dan wassalam. > > Taufik Manan > > --- Maryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap > > waktu, tapi kejadian > > lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep > > saya : Gaya > > gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik > > mantel bumi akan paling besar > > pada kedua posisi ini. > > > > Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, > > direktur Boscca, sebutkan ini : > > mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan > > bulan mati. > > > > SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum > > Long of Age and Minor > > Cycles". > > > > Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus > > minor. SALAM baru membuat > > siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., > > 70 Milyar tahun). Hal > > siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, > > sehari, dll, belum saya buat > > grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link > > yang bagus, sebut kejadian > > gempa 1999-2004 : > > > > > http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthquake > > s-26069. > > > > Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. > > > > SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa > > besar (> 6 SR) 120 th > > terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per > > tahun. > > > > Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 > > th kedepan. Gempa > > terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan > > urutan ke 10 dari terbear > > adalah 100.000 meninggal. > > > > > > Wassalam, > > Maryanto. > > > > > > -Original Message- > > From: [EMAIL PROTECTED] > > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi > > To: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan > > Full-Moon > > > > Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di > > TV-Discovery Channel yang > > memperlihatkan adanya hubungan > > antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung > > berapi. Karena gaya > > gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi > > pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di > > lapisan-lapisan bawah > > bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- > > ngerti amat). > > Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo > > meletus, kira-kira di Jawa > > sedang full-moon juga nggak ya ? > > Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan > > Arab/Jawa, kelihatannya memang > > sekarang ini lagi full-moon. > > > > Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi > > sedang dalam satu garis > > lurus, menjadi penyebab lainnya > > kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir > > ini. Saya juga baca > > ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas > > gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. > > Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, > > jangan naik gunung berapi. > > salam, > > Teguh > > > > > > > > > ATTACHMENT part 2 image/gif name=earth.qauke.gif > > > - > > To unsubscribe, e-mail: > > [EMAIL PROTECTED] > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > IAGI-net Archive 1: > > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Archive 2: > > http://groups.yahoo.com/group/iagi > > > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan > > Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.i
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
saya setuju dengan pak Djoko. binatang-binatang umumnya punya kepekaan yang lebih tinggi dibanding manusiajadi kalau ada perubahan tekanan udara, temperature atau getaran mereka akan lebih cepat memberi responyaitu berusaha cepat-cepat turun gunung.nah ini juga sering dijadikan pegangan oleh para penduduk di sekitar gunugn api (contohnya di lereng Merapi). Walaupun ini mereka juga punya pegangan yang lainnya...yaitu wedhus gembel (yang bukan kambing) itu... salam, - Original Message - From: RUSDIANTO Djoko <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, June 10, 2004 05:43 Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > Sebaliknya saya pernah membaca suatu artikel ilmiah (sudah lama sekali), > bahwa ahli-ahli Rusia dan Cina banyak menfaatkan kelakuan kehidupan > binatang-binatang (hutan: ular, rusa, beruang, tikus-tanah dan binatang > melata umumnya) yang sangat sensitif dengan perubahan kondisi permukaan > tanah (gataran, suara, temperature) yang timbul akibat kegiatan vulkanik > yang meningkat dimana anomaly behaviour mereka bisa dimanfaatkan sebagai > alternatif warning mulai dari 2 sampai 1 minggu sebelum terjadinya > letusan, tergantung juga dari jenis/type letusan gunung berapinya. > Salam, > D.Rusdianto > > > > > "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> > 06/10/2004 08:23 AM > Please respond to iagi-net > > > To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] > cc: > Subject:RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > pernah dapat informasi ilmiah (lupa dari TV atau hard copy), bahwa tak ada > hubungan prilaku binatang dengan gejala gempa bumi dan gunung meletus, > gambaran yg salah membayangkan semua binatang tunggang langgang turun > gunung dalam mengantisipasi munculnya gempa vulkanik dan letusan gunung > api, saat terjadinya juga tak ada petunjuk bahwa para binatang akan lari > ke bawah atau malah ke kawah. > > Apakah tak bisa dijelaskan lagi bahwa meletusnya gunung api disebabkan > peningkatan aktifitas magma, terjadinya peningkatan P&T, berkolabrasinya > kimiawi di perut bumi dan juga pengaruh sinergy dari pergerakan micro > dengan macro continent?. > -- > > - Original Message - > > DATE: Wed, 9 Jun 2004 00:06:49 > From: "Birean Sagala" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Cc: > > >Medekati hari kiamat, dosa manusia makin banyak, so massanya makin padat > >+ makin besar (banyak) , daya tariknya ke perut bumi semakin besar > >men-trigger gempa, gunung api dll, kali. > >Sgl > > > >-Original Message- > >From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] > >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:45 PM > >To: [EMAIL PROTECTED] > >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > >sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, > >dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari > >kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya > >gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? > > > >-Original Message- > >From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] > >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM > >To: '[EMAIL PROTECTED]' > >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > > > > > >Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi > >kejadian > >lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya > >gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling > >besar > >pada kedua posisi ini. > > > >Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan > >ini : > >mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. > > > >SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor > >Cycles". > > > >Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru > >membuat > >siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). > >Hal > >siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya > >buat > >grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut > >kejadian > >gempa 1999-2004 : > > > >http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq > >uake > >s-26069. > > > >Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. > > > >SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th > >terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. > > > &
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Sebaliknya saya pernah membaca suatu artikel ilmiah (sudah lama sekali), bahwa ahli-ahli Rusia dan Cina banyak menfaatkan kelakuan kehidupan binatang-binatang (hutan: ular, rusa, beruang, tikus-tanah dan binatang melata umumnya) yang sangat sensitif dengan perubahan kondisi permukaan tanah (gataran, suara, temperature) yang timbul akibat kegiatan vulkanik yang meningkat dimana anomaly behaviour mereka bisa dimanfaatkan sebagai alternatif warning mulai dari 2 sampai 1 minggu sebelum terjadinya letusan, tergantung juga dari jenis/type letusan gunung berapinya. Salam, D.Rusdianto "OK Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> 06/10/2004 08:23 AM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon pernah dapat informasi ilmiah (lupa dari TV atau hard copy), bahwa tak ada hubungan prilaku binatang dengan gejala gempa bumi dan gunung meletus, gambaran yg salah membayangkan semua binatang tunggang langgang turun gunung dalam mengantisipasi munculnya gempa vulkanik dan letusan gunung api, saat terjadinya juga tak ada petunjuk bahwa para binatang akan lari ke bawah atau malah ke kawah. Apakah tak bisa dijelaskan lagi bahwa meletusnya gunung api disebabkan peningkatan aktifitas magma, terjadinya peningkatan P&T, berkolabrasinya kimiawi di perut bumi dan juga pengaruh sinergy dari pergerakan micro dengan macro continent?. -- - Original Message - DATE: Wed, 9 Jun 2004 00:06:49 From: "Birean Sagala" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: >Medekati hari kiamat, dosa manusia makin banyak, so massanya makin padat >+ makin besar (banyak) , daya tariknya ke perut bumi semakin besar >men-trigger gempa, gunung api dll, kali. >Sgl > >-Original Message- >From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:45 PM >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > >sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, >dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari >kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya >gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? > >-Original Message- >From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM >To: '[EMAIL PROTECTED]' >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > >Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi >kejadian >lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya >gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling >besar >pada kedua posisi ini. > >Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan >ini : >mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. > >SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor >Cycles". > >Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru >membuat >siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). >Hal >siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya >buat >grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut >kejadian >gempa 1999-2004 : > >http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq >uake >s-26069. > >Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. > >SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th >terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. > >Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa >terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari >terbear >adalah 100.000 meninggal. > > >Wassalam, >Maryanto. > > >-Original Message- >From: [EMAIL PROTECTED] >[mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > >Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang >memperlihatkan adanya hubungan >antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya >gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi >pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan >bawah >bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- >ngerti amat). >Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di >Jawa >sedang full-moon juga nggak ya ? >Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya >memang >sekarang ini lagi full-moon. > >Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu >garis >lurus, menjadi penyebab l
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Mau tanya dan mungkin ada yang dapat memberikan sedikit penjelasan ilmiah. Seminggu ini saya ikut suatu survei seismik darat di daerah KalTim sekitar Kabupaten Nunukan (dekat Tarakan), kemarin malam sempat ada sedikit angin ribut yang agak mengganggu masalah safety di base camp tsb (meskipun hanya berlansung sebentar). Kemudian dini hari sebelumnya curah hujan lumayan deras. Apakah masih ada korelasi antara Gunung Meletus, Full-Moon dan Hujan Deras serta Angin Ribut. Terima kasih dan wassalam. Taufik Manan --- Maryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap > waktu, tapi kejadian > lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep > saya : Gaya > gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik > mantel bumi akan paling besar > pada kedua posisi ini. > > Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, > direktur Boscca, sebutkan ini : > mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan > bulan mati. > > SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum > Long of Age and Minor > Cycles". > > Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus > minor. SALAM baru membuat > siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., > 70 Milyar tahun). Hal > siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, > sehari, dll, belum saya buat > grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link > yang bagus, sebut kejadian > gempa 1999-2004 : > > http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthquake > s-26069. > > Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. > > SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa > besar (> 6 SR) 120 th > terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per > tahun. > > Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 > th kedepan. Gempa > terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan > urutan ke 10 dari terbear > adalah 100.000 meninggal. > > > Wassalam, > Maryanto. > > > -Original Message----- > From: [EMAIL PROTECTED] > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan > Full-Moon > > Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di > TV-Discovery Channel yang > memperlihatkan adanya hubungan > antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung > berapi. Karena gaya > gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi > pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di > lapisan-lapisan bawah > bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- > ngerti amat). > Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo > meletus, kira-kira di Jawa > sedang full-moon juga nggak ya ? > Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan > Arab/Jawa, kelihatannya memang > sekarang ini lagi full-moon. > > Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi > sedang dalam satu garis > lurus, menjadi penyebab lainnya > kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir > ini. Saya juga baca > ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas > gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. > Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, > jangan naik gunung berapi. > salam, > Teguh > > > > ATTACHMENT part 2 image/gif name=earth.qauke.gif > - > To unsubscribe, e-mail: > [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan > Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy > Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] > atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. > Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - __ Do you Yahoo!? Friends. Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger. http://messenger.yahoo.com/ - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Binatang ada yang bisa mendengarkan/ menangkap getaran gelombang yang ditangkap/didengar manusia 20-20.000 Hz. Umumnya ada getaran 1-10 hz yang ditangkapnya, membuat binatang, misal angsa, ayam, dll., bergerak menjauhi sumber getaran. Anak kecil sering lebih peka dari pada orang dewasa, dan bisa menangkap hingga getaran 10 hz. Anak kecil, atau bayi kadang menangis karena bisa menangkap gejolak marah orang tuanya, kegaduhan jiwa/suasana rumah tangga. Getaran bumi, belum tentu akan gempa. Tapi gempa biasanya juga dengan frekwensi rendah. Memang perlu membahas siklus minor (pada difinisi SALAM), terutama frekwensi lebih pendek dari sehari, hingga terkecil sinnar gamma: bisa suara, warna, radio, sinar x, ultra violet, dan gamma. Sering ini akan banyak manfaatnya. Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 10, 2004 8:24 Pagi To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon pernah dapat informasi ilmiah (lupa dari TV atau hard copy), bahwa tak ada hubungan prilaku binatang dengan gejala gempa bumi dan gunung meletus, gambaran yg salah membayangkan semua binatang tunggang langgang turun gunung dalam mengantisipasi munculnya gempa vulkanik dan letusan gunung api, saat terjadinya juga tak ada petunjuk bahwa para binatang akan lari ke bawah atau malah ke kawah. Apakah tak bisa dijelaskan lagi bahwa meletusnya gunung api disebabkan peningkatan aktifitas magma, terjadinya peningkatan P&T, berkolabrasinya kimiawi di perut bumi dan juga pengaruh sinergy dari pergerakan micro dengan macro continent?. -- - Original Message - DATE: Wed, 9 Jun 2004 00:06:49 From: "Birean Sagala" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: >Medekati hari kiamat, dosa manusia makin banyak, so massanya makin padat >+ makin besar (banyak) , daya tariknya ke perut bumi semakin besar >men-trigger gempa, gunung api dll, kali. >Sgl > >-Original Message- >From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:45 PM >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > >sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, >dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari >kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya >gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? > >-Original Message- >From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM >To: '[EMAIL PROTECTED]' >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > >Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi >kejadian >lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya >gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling >besar >pada kedua posisi ini. > >Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan >ini : >mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. > >SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor >Cycles". > >Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru >membuat >siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). >Hal >siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya >buat >grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut >kejadian >gempa 1999-2004 : > >http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq >uake >s-26069. > >Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. > >SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th >terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. > >Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa >terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari >terbear >adalah 100.000 meninggal. > > >Wassalam, >Maryanto. > > >-Original Message- >From: [EMAIL PROTECTED] >[mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > >Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang >memperlihatkan adanya hubungan >antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya >gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi >pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan >bawah >bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- >ngerti amat). >Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di >Jawa >sedang full-moon juga nggak ya ? >Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatanny
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
pernah dapat informasi ilmiah (lupa dari TV atau hard copy), bahwa tak ada hubungan prilaku binatang dengan gejala gempa bumi dan gunung meletus, gambaran yg salah membayangkan semua binatang tunggang langgang turun gunung dalam mengantisipasi munculnya gempa vulkanik dan letusan gunung api, saat terjadinya juga tak ada petunjuk bahwa para binatang akan lari ke bawah atau malah ke kawah. Apakah tak bisa dijelaskan lagi bahwa meletusnya gunung api disebabkan peningkatan aktifitas magma, terjadinya peningkatan P&T, berkolabrasinya kimiawi di perut bumi dan juga pengaruh sinergy dari pergerakan micro dengan macro continent?. -- - Original Message - DATE: Wed, 9 Jun 2004 00:06:49 From: "Birean Sagala" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Cc: >Medekati hari kiamat, dosa manusia makin banyak, so massanya makin padat >+ makin besar (banyak) , daya tariknya ke perut bumi semakin besar >men-trigger gempa, gunung api dll, kali. >Sgl > >-Original Message- >From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:45 PM >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > >sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, >dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari >kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya >gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? > >-Original Message- >From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM >To: '[EMAIL PROTECTED]' >Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > >Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi >kejadian >lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya >gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling >besar >pada kedua posisi ini. > >Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan >ini : >mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. > >SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor >Cycles". > >Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru >membuat >siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). >Hal >siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya >buat >grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut >kejadian >gempa 1999-2004 : > >http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq >uake >s-26069. > >Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. > >SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th >terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. > >Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa >terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari >terbear >adalah 100.000 meninggal. > > >Wassalam, >Maryanto. > > >-Original Message- >From: [EMAIL PROTECTED] >[mailto:[EMAIL PROTECTED] >Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi >To: [EMAIL PROTECTED] >Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > >Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang >memperlihatkan adanya hubungan >antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya >gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi >pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan >bawah >bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- >ngerti amat). >Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di >Jawa >sedang full-moon juga nggak ya ? >Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya >memang >sekarang ini lagi full-moon. > >Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu >garis >lurus, menjadi penyebab lainnya >kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca >ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas >gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. >Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung >berapi. >salam, >Teguh > > > >- > >To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > > >Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan >Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > >Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > >Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECT
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Jelas sekali sedikit lewat full moon, di Bandung beberapa hari malam terang benderang dengan bulan purnamanya yang tampak lebih besar dari biasanya. RPK - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:15 AM Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon > > > > > Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang > memperlihatkan adanya hubungan > antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya > gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi > pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah > bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- > ngerti amat). > Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa > sedang full-moon juga nggak ya ? > Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang > sekarang ini lagi full-moon. > > Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis > lurus, menjadi penyebab lainnya > kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca > ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas > gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. > Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. > salam, > Teguh > > > > > "Birean Sagala" > <[EMAIL PROTECTED]To: <[EMAIL PROTECTED]> > om> cc: >Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus > 06/09/2004 09:24 > AM > Please respond to > iagi-net > > > > > > > > Tanda-tanda alam yang mungkin bisa membantu adalah, adanya > binatang-binatang liar seperti ular, biawak migrasi ke tempat tertentu, > misal mamasuki pemukiman yang tidak lajim terlihat sebelumnya. Tapi > kadang-kadang hal ini susah terdeteksi, karena binatang liar juga sudah > punah alias habis di buru orang. > > Salam > Sgl > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, June 09, 2004 7:26 AM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus > > > > > > Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung > Bromo > meletus dengan > laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota > Malang. > Seorang turis Singapore > terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa > petugas di G. Bromo tidak sempat > memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda > yang > mengindikasikan kalau > gunung tersebut mau meletus. > Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat > wisata yang sangat terkenal. > Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau > jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya, > dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat > termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya > sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo. > > Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau > meletus ? > Maksud saya adalah tanda-tanda alam. > Siapa tahu kalau-kalau alat detector yang ada tidak bisa mendeteksi > kejadian tersebut. Mungkin teman-teman yang hobi > naik-turun gunung atau teman-teman yang ada di Vulkanologi tahu akan hal > ini. Satu lagi, apakah di Gunung Bromo juga > ada alat pemantau seperti Gunung Merapi ? > > Terima kasih dan salam, > Teguh P. > > > - > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan > Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > > > - > > To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Arch
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
yg korban terbesar terjadinya tanggal berapa? atau kalau terlalu rinci, mungkin bisa tahun berapa? -- pta -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor Cycles". Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru membuat siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). Hal siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya buat grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut kejadian gempa 1999-2004 : http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq uake s-26069. Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari terbear adalah 100.000 meninggal. Wassalam, Maryanto. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
kalau gempa berkorelasi langsung dgn full moon, kenapa kita tidak merasakan gempa tiap terjadi full moon? kalau gempa berkorelasi dgn lineanment matahari-venus-bumi, kenapa gempa yg kita rasakan tidak mengikuti siklus 112 tahun? -- pta -Original Message- From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Nah hubungan dengan gunung api? mungkin bisa juga, tetapi hati2 bahwa hal itu "mungkin" ada hubungannya tapi tidak semata2 menjadi penyebab dari letusan tersebut. Karena bulan purnama pada suatu saat terjadi hanya di satu wilayah saja. jadi kalo fenomena di tiga tempat yaitu Hawaii, New Zealand dan Bromo dihubungkan dg fullmoon saya kok ndak "sreg". Tetapi kalo serangkaian kejadian di tiga tempat tersebut dihubungkan dg Venus lha mungkin itu rada masuk akal..tetapi perlu hipotesis lanjutkarena kalo itu benar, berarti saat Mars kemarin dekat bumi mungkin ada aktifitas vulkanologi yg meningkat...ada yg punya info kejadian ini saat Mars kemarin dekat bumi? Tetapi rasanya hal ini kok ndak sreg juga...soalnya saat planet2 tersebut mendekat kan hanya di satu titik dimuka bumi ini saja yg punya jarak paling minimum dg planet2 tersebut. Artinya aktivitas vulkanologi yg paling aktif hanya di satu tempat saja. ..wah bisa panjang diskusinya.. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Medekati hari kiamat, dosa manusia makin banyak, so massanya makin padat + makin besar (banyak) , daya tariknya ke perut bumi semakin besar men-trigger gempa, gunung api dll, kali. Sgl -Original Message- From: M. Fakhrur Razi [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:45 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi kejadian lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling besar pada kedua posisi ini. Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan ini : mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor Cycles". Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru membuat siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). Hal siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya buat grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut kejadian gempa 1999-2004 : http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq uake s-26069. Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari terbear adalah 100.000 meninggal. Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
sedikit melenceng nih pak, dihubungkan ke agama dikit, dalam sebuah hadits shahih saya baca bahwa semakin mendekati hari kiamat, bumi akan sering mengalami gempa. kira-kira penjelasan ilmiahnya gimana ya? apa ada hubungannya dgn siklus yg bapak bicarakan?? -Original Message- From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 1:30 PM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi kejadian lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling besar pada kedua posisi ini. Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan ini : mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor Cycles". Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru membuat siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). Hal siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya buat grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut kejadian gempa 1999-2004 : http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthq uake s-26069. Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari terbear adalah 100.000 meninggal. Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Data yang saya dapatkan bahwa gempa bisa saja setiap waktu, tapi kejadian lebih sering pada full moon dan "bulan mati". Konsep saya : Gaya gravitasi/elektromagnetik universe ke magnetik mantel bumi akan paling besar pada kedua posisi ini. Seperti yang di duga oleh Pak Mudji Raharto, direktur Boscca, sebutkan ini : mungkin gempa akan banyak terjadi pada full moon dan bulan mati. SALAM singkatan " Seven to n-th power of ten Annum Long of Age and Minor Cycles". Saya belum sempat membuat grafiknya untuk siklus minor. SALAM baru membuat siklus dalam tahun (misal 7 th, 70 th, 700 th, ..., 70 Milyar tahun). Hal siklus minornya : setahun, sebulan, seminggu, sehari, dll, belum saya buat grafiknya. Tapi malam kemarin, saya dapatkan link yang bagus, sebut kejadian gempa 1999-2004 : http://www.grandunification.com/hypertext/Earthquakes.html#Anchor-Earthquake s-26069. Seperti konsep saya, dia memakai siklus bulanan. SALAM berkorelasi sekitar 90 % dengan jumlah gempa besar (> 6 SR) 120 th terkahir. Rata-rata kini 10 kali gempa besar per tahun. Predikasi : jumlah gempa besar akan 1026 hingga 100 th kedepan. Gempa terbanyak korbannya 850.000 orang mininggal, dan urutan ke 10 dari terbear adalah 100.000 meninggal. Wassalam, Maryanto. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 11:16 Pagi To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh <>- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
gaya tarik-menarik antara dua benda sangat dipengaruhi oleh jarak, kalo ndak salah rumusnya F = M1.M2 /R^2 M1= massa benda 1 M2= massa benda 2 R= jarak antara kedua benda tersebut yg sudah jelas terlihat pengaruhnya adalah siklus pasang-surut air laut yg terjadi 15 hari sekali (1/2 bulan) yg sama dengan siklus bulan purnama-bulan sabit disuatu tempat dimuka bumi. Dari perumusan diatas hal tersebut masuk di akal karena jarak bulan dengan suatu tempat di muka bumi saat fullmoon alias purnama menjadi paling minim, dengan massa kedua benda tetap maka gayanya menjadi lebih besar di muka bumi yg mengalami fullmoon. Sedangkan dilain tempat yg tidak fullmoon gayanya lebih kecil. Selain itu saya pikir bisa juga berpengaruh dgn arus air laut. Jadi pergerakan bulan mungkin juga ada pengaruhnya dg pergerakan arus air laut. Wah kalo dilanjutkan bisa2 nyampe ke arus migrasi ikan. Wabisa jadi tesis nih..hi..hi Nah hubungan dengan gunung api? mungkin bisa juga, tetapi hati2 bahwa hal itu "mungkin" ada hubungannya tapi tidak semata2 menjadi penyebab dari letusan tersebut. Karena bulan purnama pada suatu saat terjadi hanya di satu wilayah saja. jadi kalo fenomena di tiga tempat yaitu Hawaii, New Zealand dan Bromo dihubungkan dg fullmoon saya kok ndak "sreg". Tetapi kalo serangkaian kejadian di tiga tempat tersebut dihubungkan dg Venus lha mungkin itu rada masuk akal..tetapi perlu hipotesis lanjutkarena kalo itu benar, berarti saat Mars kemarin dekat bumi mungkin ada aktifitas vulkanologi yg meningkat...ada yg punya info kejadian ini saat Mars kemarin dekat bumi? Tetapi rasanya hal ini kok ndak sreg juga...soalnya saat planet2 tersebut mendekat kan hanya di satu titik dimuka bumi ini saja yg punya jarak paling minimum dg planet2 tersebut. Artinya aktivitas vulkanologi yg paling aktif hanya di satu tempat saja. ..wah bisa panjang diskusinya.. yg jelas saya lebih suka naik gunung saat bulan purnama, selain pemandangannya lebih indah trus jalannya lebih kelihatan.. trus yg paling gampang menghubungkan antara "jeblugnya" alias "meleduknya" gunung api dengan pemilu presidenhayo presiden mana yg akan njeblug. salam PR At 12:15 PM 06/09/2004 +0800, you wrote: Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh "Birean Sagala" <[EMAIL PROTECTED]To: <[EMAIL PROTECTED]> om> cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus 06/09/2004 09:24 AM Please respond to iagi-net Tanda-tanda alam yang mungkin bisa membantu adalah, adanya binatang-binatang liar seperti ular, biawak migrasi ke tempat tertentu, misal mamasuki pemukiman yang tidak lajim terlihat sebelumnya. Tapi kadang-kadang hal ini susah terdeteksi, karena binatang liar juga sudah punah alias habis di buru orang. Salam Sgl -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 7:26 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung Bromo meletus dengan laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota Malang. Seorang turis Singapore terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa petugas di G. Bromo tidak sempat memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda yang mengindikasikan kalau gunung tersebut mau meletus. Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat wisata yang sangat terkenal. Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya, dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo. Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau meletus ? Maksud saya adalah tanda-tanda alam. Siapa tahu kalau-kalau alat detector ya
[iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon
Beberapa waktu yang lalu, saya melihat di TV-Discovery Channel yang memperlihatkan adanya hubungan antara "full-moon" dan kegiatan letusan gunung berapi. Karena gaya gravitasi antara planet ternyata mempengaruhi pergerakan-pergerakan atau pergeseran-pergeseran di lapisan-lapisan bawah bumi (sorry yang ini saya nggak ngerti- ngerti amat). Saya jadi bertanya, kemarin sewaktu gunung bromo meletus, kira-kira di Jawa sedang full-moon juga nggak ya ? Ada yang tahu ? Kalau saya lihat tanggalan Arab/Jawa, kelihatannya memang sekarang ini lagi full-moon. Mungkin juga karena antara matahari, venus dan bumi sedang dalam satu garis lurus, menjadi penyebab lainnya kenapa banyak aktifitas gunung berapi akhir-akhir ini. Saya juga baca ternyata di P. Sangihe juga ada aktifitas gunung berapi, juga Hawaii dan New Zealand. Jadi saya rasa lebih baik, kalau lagi full-moon, jangan naik gunung berapi. salam, Teguh "Birean Sagala" <[EMAIL PROTECTED]To: <[EMAIL PROTECTED]> om> cc: Subject: RE: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus 06/09/2004 09:24 AM Please respond to iagi-net Tanda-tanda alam yang mungkin bisa membantu adalah, adanya binatang-binatang liar seperti ular, biawak migrasi ke tempat tertentu, misal mamasuki pemukiman yang tidak lajim terlihat sebelumnya. Tapi kadang-kadang hal ini susah terdeteksi, karena binatang liar juga sudah punah alias habis di buru orang. Salam Sgl -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, June 09, 2004 7:26 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Gunung Bromo Meletus Tadi pagi saya baca koran lokal disini yang memberitakan bahwa Gunung Bromo meletus dengan laharnya yang terlontar setinggi 3 km dan abunya yang menutupi kota Malang. Seorang turis Singapore terbunuh dan juga beberapa turis lokal cedera. Dikabarkan pula bahwa petugas di G. Bromo tidak sempat memberitahu kalau Gunung akan meletus karena tidak adanya tanda-tanda yang mengindikasikan kalau gunung tersebut mau meletus. Berita ini sangat surprise buat saya, karena gunung Bromo adalah tempat wisata yang sangat terkenal. Saya selalu jualan gunung ini kalau ada turis asing ataupun expat mau jalan-jalan di Indonesia dan bertanya pada saya, dimana tempat yang bagus utk dikunjungi. Saya sendiri sempat termenung-menung kalau saya teringat bahwa saya sama keluarga pernah sampai di puncak Bromo. Kira-kira ada yang tahu nggak ya tanda-tanda kalau gunung itu mau meletus ? Maksud saya adalah tanda-tanda alam. Siapa tahu kalau-kalau alat detector yang ada tidak bisa mendeteksi kejadian tersebut. Mungkin teman-teman yang hobi naik-turun gunung atau teman-teman yang ada di Vulkanologi tahu akan hal ini. Satu lagi, apakah di Gunung Bromo juga ada alat pemantau seperti Gunung Merapi ? Terima kasih dan salam, Teguh P. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubsc