[ppiindia] Most children plan on marrying
MOST CHILDREN PLAN ON MARRYING http://learnonlinehelp.blogspot.com/2009/06/education-online-for-comput\ er-software.html Most children plan on marrying, having children, and being a productive member of their society. If you have a learning disability, you will have http://learnonlinehelp.blogspot.com/2009/06/education-online-for-comput\ er-software.html to incorporate it into your life-plan. You will need to learn ways of handling the milestones in your life and still deal with your disability. You can lead a successful life with a little by taking some small steps. Read more http://learnonlinehelp.blogspot.com/2009/06/education-online-for-comput\ er-software.html Learning disabilities come in many forms http://learnonlinehelp.blogspot.com/2009/06/education-online-for-comput\ er-software.html , but usually affect how a person thinks, talks, hears, reads and writes. These problems impact how you process thoughts and perform tasks such as mathematics. Since we use these skills everyday, you will have to find ways of coping with daily tasks. Read more http://learnonlinehelp.blogspot.com/2009/06/education-online-for-comput\ er-software.html [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] The Pricenton Web Media
If you need information from the Pricenton Web Media, can click this site: http://www.princeton.edu/WebMedia/lectures/ _ Tell us your greatest, weirdest and funniest Hotmail stories http://clk.atdmt.com/UKM/go/195013117/direct/01/ [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] AB Susanto (Konsumen) vs RS Siloam Internasional
generik) yang mahal dengan dalih agar cepat sembuhpun wajib ditelan konsumen. Rawat inap diperlama meskipun sudah bisa pulang juga harus diterima konsumen, dsb. Yang terpenting bagi Korps Kesehatan adalah modal membangun RS dan membeli perlengkapan kesehatan modern cepat balik dan untung besar. Patut diduga dalam kasus ABS ini selain malpraktik juga terjadi pelanggaran hak-hak konsumen sesuai dengan UU No. 8/1999. Yang Harus Dilakukan Konsumen Selain menuntut langsung RS Siloam International, Karawaci, ABS sebaiknya juga menuntut Menteri Kesehatan dan Menteri Perdagangan karena telah melakukan pembiaran hukum. Kedua menteri pasti tahu dan paham bahwa Korps Kesehatan telah beberapa kali melakukan pelanggaran hak konsumen tetapi kedua menteri diam saja. Seharusnya Menteri Kesehatan mengambil tindakan tegas terhadap dokter yang telah melakukan pelanggaran hukum atau malpraktik setelah mendengarkan kesaksian MKDKI dan terbukti merugikan konsumen. Demikian pula dengan Menteri Perdagangan melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, seharusnya dapat memberi sanksi tegas sesuai Pasal 60 ayat (1) UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Jika para menteri terbukti melakukan pembiaran, maka Presiden harus segera mengambil tindakan tegas sesuai dengan program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu dalam penegakan hukum di Indonesia. Jangan biarkan konsumen menjadi perasan terus menerus. Konsumen sedang sakit, ingin mencari kesembuhan dan telah bersedia membayar seluruh biaya kesehatan. Seharusnya konsumen mendapatkan pelayanan yang prima dari Korps kesehatan, bukan diperdaya. Untuk Pak ABS, semoga cepat sembuh dan selamat memperjuangkan haknya sebagai konsumen jasa kesehatan. Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! __ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4907 (20100302) __ The message was checked by ESET NOD32 Antivirus. http://www.eset. com __ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus signature database 4907 (20100302) __ The message was checked by ESET NOD32 Antivirus. http://www.eset. com [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Paripurna Century Ricuh Aksi Beringas di Luar Gedung DPR
Refleksi : Paripurna Bank Pencuri tentu sekali tidak sempurna. http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=newsdetail=trueid=13554 2010-03-02 Paripurna Century Ricuh Aksi Beringas di Luar Gedung DPR SP/Charles Ulag Ketua DPR Marzuki Alie menunjuk anggota DPR yang melakukan protes keras kepadanya saat Rapat Paripurna DPR dengan agenda pembacaan laporan akhir Pansus Hak Angket Bank Century. Rapat paripurna tersebut berlangsung ricuh, karena Marzuki mengakhiri rapat secara sepihak. [JAKARTA] Rapat paripurna DPR dengan agenda mendengarkan laporan akhir Pansus Hak Angket Kasus Bank Century pada Selasa (2/3) berlangsung ricuh. Pangkal kericuhan perbedaan pendapat yang tajam antara fraksi yang menghendaki DPR langsung mengambil keputusan akhir tanpa ada agenda pandangan akhir fraksi, dan fraksi yang tetap menghendaki adanya pandangan akhir fraksi terhadap laporan akhir Pansus pada Rabu (3/3), baru mengambil keputusan akhir, sebagaimana agenda yang disepakati Bamus DPR. Sejumlah anggota DPR, di antaranya Aria Bima (PDI-P), Bambang Soesatyo (Fraksi Golkar) dan Akbar Faisal (Fraksi Hanura), melakukan interupsi meminta agenda dilanjutkan dengan pengambilan keputusan akhir DPR, tanpa pandangan akhir fraksi. Mereka beralasan, laporan akhir Pansus telah memberikan dua opsi rekomendasi, dan pandangan akhir fraksi telah disampaikan di pleno Pansus. Namun, anggota DPR dari Fraksi Demokrat tetap menghendaki tetap ada pandangan akhir fraksi terhadap laporan akhir Pansus pada Rabu. Mereka beralasan, pandangan akhir fraksi merupakan hak konstitusional anggota DPR. Menyikapi hujan interupsi yang tajam, Ketua DPR Marzuki Alie yang memimpin rapat paripurna, sekitar pukul 12.30 WIB langsung memutuskan mengetokkan palu mengakhiri rapat paripurna, dan tetap berpegang pada keputusan Bamus, rapat paripurna dilanjutkan dengan pandangan akhir fraksi pada Rabu. Tindakan Marzuki yang tidak menghiraukan interupsi itu menyulut emosi sejumlah anggota DPR yang tidak menghendaki pandangan akhir fraksi. Salah satu anggota DPR yang tiba-tiba maju ke meja pimpinan DPR, dan melakukan protes keras terhadap Marzuki. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Pengamat: DPR Tunjukkan Sikap Tidak Elegan + Polisi Paksa Mundur Demonstran di DPR
http://www.antaranews.com/berita/1267528412/pengamat-dpr-tunjukkan-sikap-tidak-elegan Pengamat: DPR Tunjukkan Sikap Tidak Elegan Selasa, 2 Maret 2010 18:13 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Pontianak (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Wilayah Kalimantan Barat Drs Gusti Suryansyah Msi mengatakan bahwa kericuhan dalam Sidang Paripurna DPR di Jakarta, menunjukkan sikap yang tidak elegan dari sejumlah anggota DPR RI. Mereka yang protes seharusnya mematuhi keputusan Badan Musyawarah DPR RI. Kenapa harus memaksa satu hari, kata Gusti Suryansyah di Pontianak, Selasa. Ia menambahkan, fraksi yang sudah mempunyai sikap di Pansus Century terutama mengenai pihak yang patut bertanggung jawab seharusnya tidak perlu takut kalau Sidang Paripurna tetap dua hari. Itu lebih elegan dibanding memaksakan kehendak, kata dia. Menurut Gusti Suryansyah, anggota DPR RI telah memberikan contoh yang kurang bagus dalam etika berpolitik. Hal ini memberi preseden buruk ke masyarakat bahwa ada kecenderungan memaksakan diri, katanya. Sementara Dra Roslina, psikolog senior Kota Pontianak mengatakan, rasa malu hilang ketika seseorang sudah melebur bersama kelompoknya sehingga terkadang melakukan aksi yang tidak terkontrol. Karena sudah membawa nama kelompok, dari sudut pandang psikologi massa, identitas diri hilang, kata Roslina yang juga bertugas di Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak, Masyarakat dan Keluarga Berencana Provinsi Kalbar. Roslina melanjutkan, kalau membawa nama pribadi perilaku seseorang akan lebih terkontrol. Ketua DPR RI, Marzuki Alie kewalahan mengatasi `perang interupsi` yang mewarnai Rapat Paripurna Dewan saat Ketua Pansus Angket Kasus Century Idrus Marham usai menyerahkan laporan kerja Pansus. Roslina mengaku kurang mengikuti perkembangan penanganan kasus Bank Century karena merasa bosan dengan situasi polit Ketua DPR RI Marzuki Alie kewalahan mengatasi `perang interupsi` yang mewarnai Rapat Paripurna Dewan saat Ketua Pansus Angket Kasus Century Idrus Marham usai menyerahkan laporan kerja Pansus. Karena banyaknya anggota yang memaksakan diri untuk menyatakan pendapatnya, akhirnya Marzuki Alie tanpa mendengar pernyataan-pernyataan anggotanya, langsung mengetuk palu menutup sidang itu tepat pada pukul 12.30 WIB. Situasi ini memancing emosi sejumlah anggota, salah satu di antaranya langsung merangsek ke podium dan membanting sebuah benda di depan Marzuki Alie, sementara lainnya meneriakkan kata-kata: pimpinan sidang tidak demokratis. Perang interupsi terjadi antara lain karena beberapa anggota tidak setuju dengan keputusan menjadikan rapat paripurna itu berlangsung dua hari, sementara lainnya mendukung keputusan Badan Musyawarah (Bamus) mengenai hal tersebut. Selain itu, perang interupsi terjadi karena banyak pihak menghendaki tidak usah lagi ada pandangan fraksi, karena sudah tertampung semuanya pada laporan kesimpulan akhir Pansus, sehingga tidak perlu lagi ada kelanjutan paripurna hari Rabu besok. (T011/S026) + http://www.antaranews.com/berita/1267528079/polisi-paksa-mundur-demonstran-di-dpr Polisi Paksa Mundur Demonstran di DPR Selasa, 2 Maret 2010 18:07 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Pengunjuk rasa melempar batu ke arah gedung DPR/MPR yang dibalas dengan semprotan water canon oleh aparat saat unjuk rasa kasus Bank Century, Jakarta, Selasa (2/3). (ANTARA/Fanny Octavianus)Jakarta (ANTARA News) - Ratusan petugas kepolisian memaksa massa pengunjuk rasa mundur menjauhi Gedung DPR di Jl Gatot Subroto Jakarta, Selasa petang, menyusul beberapa kali bentrokan polisi dan pengunjuk rasa ditengah rapat paripurna wakil rakyat mengenai kasus Bank Century. Petugas kepolisian memaksa mundur massa dengan menyemprotkan air melalui kendaraan water canon untuk ketiga kalinya. Setelah itu, dalam jarak sekitar 500 meter dari depan gedung DPR ke arah Taman Ria Senayan, sebanyak 500 lebih polisi maju berjaga-jaga menghadang massa yang terus berorasi. Sebelumnya, para pengunjuk rasa sempat memberi perlawanan dan memaksa polisi mundur dengan melempari polisi menggunakan batu dan kayu. Ratusan pengunjuk rasa yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Aliansi Mahasiswa Nusantara, Front Indonesia Semesta, Front Aksi Mahasiswa (FAM) UI, Forum kota (Forkot), Front Aksi Mahasiswa Trisakti, dan FAM Universitas Mpu Tantular tersebut kemudian kembali dipaksa mundur oleh polisi. Sejauh ini sudah lima orang dikabarkan telah ditangkap polisi yang diduga sebagai provokator. Hingga berita ini diturunkan, ratusan personel polisi tetap berjaga-jaga dalam jarak sekitar 500 meter dari gerbang DPR ke arah Taman Ria Senayan, disertai dengan dua kendaraan lapis baja water canon. Sementara itu, sebagian besar pengunjuk rasa perlahan-lahan juga telah membubarkan diri. Baca Juga a.. Pengamat: DPR Tunjukkan Sikap Tidak Elegan b.. Depan Gedung MPR/DPR Mulai Sepi Demonstran c.. Jusuf Kalla Sayangkan Kericuhan di DPR d.. Dua Demonstran
[ppiindia] Menko Polhukam: Tindak Pelaku Anarkis di DPR
JAKARTA, 2/3 - BUBARKAN MASSA. Sejumlah massa dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa dibubarkan dengan semprotan air dan gas air mata oleh petugas saat berdemo menuntut diselesaikannya kasus Century, di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/3). Aksi tersebut bersamaan dengan rapat paripurna DPR dengan agenda laporan panitia angket DPR RI tentang pengusutan kasus Bank Century. FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/mes/10 2/3/2010 17:15 http://www.antaranews.com/berita/1267520405/menko-polhukam-tindak-pelaku-anarkis-di-dpr Menko Polhukam: Tindak Pelaku Anarkis di DPR Selasa, 2 Maret 2010 16:00 WIB | Peristiwa | Politik/Hankam | Djoko Suyanto, Menko Polhukam. (ANTARA)Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto menyayangkan aksi anarkis para demonstran saat sidang paripurna, di gedung DPR Jakarta, Selasa dan meminta aparat untuk menindak tegas pelaku anarkis. Kami mengecam tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok demonstran di depan gedung DPR, karena itu polisi harus menindak sesuai hukum yang berlaku, katanya, di Jakarta, Selasa. Ia mengaku, belum dapat memastikan apakah tindakan anarkis itu ditunggangi atau tidak. Biar polisi yang usut, sekarang sudah empat orang dimintai keterangan di Polda, ungkap Djoko. Sementara, diberitakan sebelumnya, seorang demonstran dari aktivis Petisi 28 ditarik dan diseret-seret polisi. Bahkan, demonstran itu sempat dipukul hingga ke depan gerbang DPR. Tindakan anarkis diawali dengan penangkapan demonstran bertubuh gempal dengan cara diseret oleh tiga polisi hingga menuju depan gerbang utama DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Pria gempal tadi terlihat lehernya dipiting setengah dicekik dan kepalanya juga dipegangi. Demonstran itu diseret dan ditarik ke luar areal lemparan batu massa. Polisi menganggap pria tadi adalah satu provokator aksi lempar batu ke arah polisi. Sontak saja salah satu aktivis Petisi 28 yang juga pengamat politik Boni Hargens tidak terima melihat tindakan itu. Melihat rekannya diseret-seret seperti pelaku kriminal, Boni Hargens menghampiri polisi. Dia itu bukan pelempar batu. Dia itu teman kami dari Petisi 28, ujar Boni. Boni dan aktivis Petisi 28 lainnya terlibat aksi cekcok dengan polisi. Boni bersikukuh bahwa rekannya itu bukan provokator. Polisi itu alasannya bahwa rekan kami ikut memprovokasi aksi lempar batu, katanya. Pria yang diseret dan ditarik-tarik itu bernama Beator Rohim. Saya tidak terima karena polisi menyeret-nyeret seperti maling, ujar Boni. Boni dan rekan-rekan lainnya akhirnya memberhentikan mobil taksi. Mereka langsung membawa Beator yang terluka menuju rumah sakit terdekat.(R018/A024) JAKARTA,2/3 - DEMO DPR. Pengunjuk rasa melempar batu ke arah gedung DPR/MPR yang dibalas dengan semprotan 'water canon' oleh aparat saat unjuk rasa kasus Bank Century, Jakarta, Selasa (2/3). Sejumlah kelompok massa berunjuk rasa saat diadakannya rapat paripurna DPR dengan agenda laporan panitia angket DPR RI tentang pengusutan kasus Bank Century. FOTO ANTARA/Fanny Octavianus/mes/10. +++ JAKARTA, 2/3 - BUBARKAN MASSA. Sejumlah massa dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa dibubarkan dengan semprotan air dan gas air mata oleh petugas saat berdemo menuntut diselesaikannya kasus Century, di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/3). Aksi tersebut bersamaan dengan rapat paripurna DPR dengan agenda laporan panitia angket DPR RI tentang pengusutan kasus Bank Century. FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma/mes/10 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Kasus Century Taruhan Kredibilitas KPK
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=13567 2010-03-02 Kasus Century Taruhan Kredibilitas KPK [JAKARTA] Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga independen, tidak perlu menunggu hasil Pansus ataupun keputusan politik dari DPR, untuk mengusut kasus dugaan penyimpangan bailout Bank Century senilai Rp 6,7 triliun.Kalau KPK sudah menemukan cukup petunjuk, namun mendiamkan kasus ini, maka reputasi dan kredibilitas KPK akan runtuh di masyarakat, kata Ketua Badan Pengurus SETARA Institute Hendardi di Jakarta, Senin (1/3). Menurut dia, proses penegakan hukum terkait kasus Century tidak boleh diintervensi oleh kepentingan politik mana pun. Kalau sudah menemukan petunjuk hukum yang kuat, lanjut dia, KPK tidak perlu ragu, dan harus segera mengambil tindakan. Menurut dia, kasus ini perlu dibawa dan dibuktikan ke ranah hukum untuk menghindarkan fitnah ataupun mendiskreditkan orang tertentu. Namun, dengan syarat harus ada petunjuk hukum yang kuat dan mendukung. Dia mengatakan, Pansus Century harus merekomendasikan secara jelas, apakah kasus ini harus dibawa ke ranah hukum atau tidak, sehingga kasus ini tidak terus menerus menjadi bola liar yang bisa ditendang ke mana-mana. Selain itu, KPK harus mengambil inisiatif untuk melihat apakah cukup petunjuk hukum untuk meningkatkan kasus ini ke penyidikan. Oleh karenanya, dia meminta publik terus mengawasi proses ini dengan sungguh-sungguh, sehingga aparat hukum yang menangani kasus ini juga serius, sehingga kasus ini bisa diselesaikan dan tidak menjadi preseden di masa datang. Data KPK Sementara itu, KPK berjanji lebih serius menangani kasus Century, setelah Pansus DPR untuk Hak Angket membacakan keputusan akhirnya Selasa (2/3). Bahkan, jika dalam gelar perkara nanti, ditemukan alat bukti yang cukup, kasus ini langsung ditingkatkan ke tahap penyidikan. Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara KPK Johan Budi SP kepada wartawan, kemarin. Namun, KPK tetap berpedoman pada koridor hukum dan takkan masuk ke masalah berbau politik. Dijelaskan, data yang dimiliki KPK sama dengan data yang dimiliki pansus DPR. Namun, KPK tak bisa menangani kasus yang terkait dengan proses merger Bank Pikko, Bank Danpac dan Bank CIC menjadi Bank Century. Hal itu karena bukan wewenang KPK. Tetapi data-data yang ada mengenai semua itu dapat dipergunakan untuk memperkuat pemeriksaan. Mengenai rencana gelar perkara penyelidikan kasus tersebut, Johan belum bisa memastikannya. Tetapi segera dilakukan dalam waktu dekat. Kalau dalam ekspose tersebut telah ditemukan alat bukti yang cukup, kita akan tingkatkan ke penyidikan. Gelar perkara itu akan dilakukan untuk menunjukkan keseriusan KPK dalam mengusut kasus ini, katanya. Pada bagian lain, Johan mengungkapkan rencana serta target kerja KPK di 2010. Ada empat hal yang menjadi fokus perhatian pihaknya dan semuanya menyangkut kepentingan publik. Sektor-sektor itu menyerap dana relatif besar dan bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat luas. Empat sektor itu adalah pendidikan, kesehatan, kehutanan dan pertambangan, jelasnya. KPK, lanjut dia, tak hanya fokus terhadap upaya pencegahan, melainkan pula kepada penindakan kasus korupsi. Semua ini didasari banyaknya pengaduan masyarakat yang masuk, yang melaporkan banyaknya penyimpangan dalam sektor-sektor ini. Hal tersebut juga akan dijadikan sebagai langkah teknis yang secara khusus dikerjakan tiap-tiap direktorat. [M-17] [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] 15 Santri Inabah Kabur, Lima Ditemukan Tewas
Refleksi: Masyalloh! Apa saja yang disajikan kepada para santri. Kalau di Somalia ada yang kaki mereka dirantai. http://www.antaranews.com/berita/1267510155/15-santri-inabah-kabur-lima-ditemukan-tewas 15 Santri Inabah Kabur, Lima Ditemukan Tewas Selasa, 2 Maret 2010 13:09 WIB | Peristiwa | Umum | Tasikmalaya (ANTARA News) - Sebanyak 15 pasien yang menjalani perawatan mental di Pondok Inabah 17, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melarikan diri, Senin (1/3), dan lima di antaranya ditemukan tewas. Pimpinan Inabah 17 H Yaya Mulyadi kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa, membenarkan kejadian itu. Sebanyak lima dari 15 pasien yang kabur itu ditemukan mengambang di sungai Citanduy, Senin malam. Sebanyak lima pasien kembali lagi ke pondok Inabah, dan lima lagi masih dalam dalam pencarian. Ya memang ada yang kabur sebanyak 15 pasien, lima ditemukan tewas, lima orang masih pencarian, dan lima lagi sudah kembali ke sini, kata Yaya Mulyadi. Menurut dia, para pasien itu menjebol atap kamar pasien dan melintasi sungai besar yang ada di belakang pondok. Ia menjelaskan mereka melarikan diri diduga karena merasa tidak bebas hidup di pondok yang menuntut kedisiplinan dengan aturan-aturan untuk dapat beribadah sungguh-sungguh dan menjadi orang yang taat beragama. Mereka mungkin melarikan diri karena tidak merasa bebas tinggal di Inabah yang disiplin untuk mendidik menjadi orang yang baik, sedangkan sebelumnya mungkin mereka merasa bebas, katanya. (FPB/B010) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Gereja HKBP Pondok Timur Akhirnya Disegel
http://www.sinarharapan.co.id/cetak-sinar/berita/read/gereja-hkbp-pondok-timur-akhirnya-disegel/ Selasa, 02 Maret 2010 13:53 Gereja HKBP Pondok Timur Akhirnya Disegel OLEH: JONDER SIHOTANG Bekasi - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Senin (1/3) siang, akhirnya menyegel rumah tinggal yang dijadikan tempat ibadah jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur di Jalan Puyuh Raya RT 01/15 No 14, Perumahan Pondok Timur Indah, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Papan tanda penyegelan tersebut dipasang petugas Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan (P2B) Pemkot Bekasi, disaksikan puluhan jemaat gereja tersebut. Tulisan di papan ini: Bangunan ini disegel berdasarkan PP Nomor 36 Tahun 2005, Perda Nomor 61 Tahun 1999, Perda Nomor 74 Tahun 1999, Perda Nomor 4 Tahun 2000, Keputusan Wali Kota Bekasi Nomor 15 Tahun 1998 Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bangunan. Namun, setelah ditinggal petugas, papan segel tersebut pun dibuka. Juru Bicara HKBP Pondok Timur Rever Harianja mengungkapkan, petugas P2B melampaui kewenangan karena langsung melakukan penyegelan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Penyegelan ini kami anggap tidak ada. Berita acaranya saja tidak diserahkan kepada kami, tegasnya. Ia mengatakan, tempat tersebut tetap akan digunakan sebagai tempat untuk menjalankan ibadah. Tidak mungkinlah kami tidak beribadah, ungkap Rever yang dibenarkan sejumlah ibu-ibu warga jemaat. Lokasi itu pun tetap dijaga karena sudah sejak tahun 2007 mereka menggunakan lokasi tersebut sebagai tempat ibadah. Didemo Warga Seperti diberitakan sebelumnya, sedikitnya 250 orang yang mengaku sebagai warga setempat, Minggu (28/2) pagi, menggelar unjuk rasa dan meminta rumah yang dijadikan sebagai gereja itu ditutup dan dikembalikan fungsinya. Penyegelan itu sendiri juga disesalkan para jemaat. Pendeta Gereja HKBP Pondok Timur Luspita Simanjuntak sebelumnya juga menjelasan bahwa tempat itu sudah dijadikan sebagai tempat ibadah sejak tiga tahun lalu. Rumah tinggal yang sudah dibeli pihak gereja itu dibeli dan dijadikan sebagai gereja karena sudah 17 tahun kami mengurus izin pembangunan gereja, tetapi selalu mendapat penolakan dari masyarakat Mustika Jaya, katanya. Dia menambahkan, pihaknya bersama beberapa pengurus gereja lainnya, termasuk pengurus Gereja HKBP Philadelpia di Desa Jejalen Jaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi sudah mendatangi Komisi III DPR RI, bahkan juga ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). n [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Sosok Perempuan Tak Dibatasi Zaman
http://www.sinarharapan.co.id/cetak-sinar/berita/read/sosok-perempuan-tak-dibatasi-zaman/ Selasa, 02 Maret 2010 13:44 Yo Paramita Abdurachman Sosok Perempuan Tak Dibatasi Zaman Jakarta - Tak akan pernah ada yang tahu jawabannya apa, selama mereka yang benar-benar tahu. Perempuan itu sendiri hampir tak pernah angkat suara dan yang mau pun segera dibungkam. Itulah yang dikatakan John Stuart Mill dalam bukunya yang diterbitkan University of Chicago Press pada 1970, On the Subjection of Women. Untungnya hal itu tidak berlaku pada Yo Paramita Abdurachman, mantan Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) yang menjabat pada 1954-1964. Yo, panggilan akrabnya, dianggap perempuan yang melampaui zamannya. Ia adalah perempuan yang sarat dengan pemikiran yang modern, yang tidak ragu-ragu untuk mengungkapkannya pada masyarakat, pada dunia. Demikian dikatakan wartawan senior Aristides Katoppo ketika menjadi moderator dalam diskusi dan peluncuran buku Yo Paramita Abdurachman, Perempuan Melampaui Zaman, In Search of Living Tradition and Art, di Widya Graha LIPI Jakarta, Senin (1/3). Hadir sebagai pembicara adalah mantan Ketua LIPI Prof Dr Taufik Abdullah dan peneliti LIPI spesialis TNI, Jaleswari Pramodhawardani, M.Hum. Buku itu merupakan buku kedua yang diterbitkan oleh LIPI mengenai sosok Yo Paramita Abdurachman. Sebelumnya, pada Maret 2008, LIPI menerbitkan buku Bunga Angin Portugsi di Nusantara. Buku kedua ini merangkum testimoni orang-orang terdekat Yo tentang kepribadiannya dan menampilkan tujuh tulisan karya Yo. Yo lahir di Bogor pada 29 Februari 1920. Meski tidak memiliki gelar, Yo pernah kuliah di berbagai universitas, baik di dalam maupun luar negeri. Jiwa sosialnya sangat tinggi. Dia turut serta dalam pembentukan PMI dan memelopori berdirinya Palang Merah Remaja pada 1950. Yo bergabung dengan LIPI sejak lembaga itu berdiri pada 1967. Saat itu, Yo seringnya meneliti sejarah, khususnya hubungan Portugal dengan Indonesia. Ia meninggal pada 23 Maret 1988. Kebebasan Yo dalam berpikir, yang dianggap melampaui zaman, tercermin dari karya-karyanya yang juga ditampilkan dalam buku itu. Tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa sebagai perempuan, ia tidak terkekang oleh batas-batas budaya yang kaku, bahkan mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Tujuh tulisan itu berbicara tentang penelitiannya. Bagi saya, Yo adalah seorang spesialis yang generalis. Tulisan-tulisan Yo lebih ramping daripada pemikirannya yang begitu luas, kata Jaleswari.Taufik mengenang Yo sebagai sejarawan yang romantis. Menurutnya, Yo lebih tertarik untuk berkisah tentang pergumulan manusia dengan nasibnya. Selain itu, menurut Taufik, Yo merupakan tokoh feminis jika dilihat dari tindakan-tindakan semasa hidupnya. Dengan membaca tulisannya tanpa tahu siapa yang menulis, akan terasa sekali bahwa tulisannya adalah karya perempuan. Ia bisa menguraikan warna dan bentuk dengan kehalusan perasaan tanpa ada percikan kebosanan berkisah dan berberita. Feminisme pada Yo tidak terpantul pada ucapan, tetapi pada perbuatan dan cara wacana yang dipakai, ujar Taufik. Dalam kata pengantar buku itu, sejarawan LIPI Asvi Marwan Adam menyebut Yo sebagai duta budaya dan kemanusiaan. Yo menjadi perempuan yang melampaui zaman melalui tulisan-tulisannya, penelitian dan kegiatannya pada seminar internasional, kiprahnya di bidang sosial dan budaya, kepeduliannya pada warisan budaya leluhur, interaksi yang sangat dinamis dengan peneliti asing, serta pengabdiannya yang lama pada organisasi palang merah. (mg-2) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Tajuk Rencana Presiden Pasang Badan
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=Newsid=13573 2010-03-02 Tajuk Rencana Presiden Pasang Badan Kita khawatir pernyataan SBY kali ini pun bisa diplintir untuk menjadikan dirinya sebagai sasaran tembak. Setelah mengikuti proses kerja Pansus Hak Angket Bank Century DPR dan dinamika politik di masyarakat, Presiden SBY akhirnya buka suara menegaskan sikapnya. Di hadapan para bankir di Istana Negara kemarin, Presiden menyatakan, kebijakan bailout Century tepat untuk menyelamatkan perbankan dan perekonomian bangsa. Sebagai kepala pemerintahan, ia bertanggung jawab sepenuhnya atas kebijakan bailout tersebut. Pernyataan Presiden tentu didasarkan atas rangkaian fakta yang sudah dipelajarinya dengan cermat. Pandangannya tidak dilontarkan pada awal ketika para anggota Pansus menunjukkan semangat yang meluap-luap, dan sebelum kasus Century cukup terungkap ke publik. Keberanian Presiden pasang badan tentu atas pertimbangan dan keyakinannya bahwa pihaknya di atas angin. Setidaknya, terdapat tiga faktor yang membuat SBY kini tampil penuh percaya diri dalam kasus Century. Pertama, tidak ada pemakzulan terhadap Presiden. Kedua, Pansus tidak bisa membuktikan bahwa ada aliran dana Century yang mengalir ke keluarganya dan Partai Demokrat secara tidak sah dan melawan hukum. Ketiga, Presiden juga memiliki keyakinan bahwa posisi Boediono dan Sri Mulyani Indrawati cukup aman. Fraksi yang semula kencang menyebut nama Boediono dan Sri Mulyani sebagai penanggung jawab penyimpangan pengucuran FPJP dan keputusan bailout yang tidak berdasar, kini mengendur. Lobi-lobi politik yang dilancarkan kubu pendukung bailout cukup membuahkan hasil. Hari ini dan besok, DPR akan memutuskan kasus Century. Dua draf rekomendasi yang diajukan Pansus ke Sidang Paripurna tidak lagi mencantumkan nama Boediono dan Sri Mulyani sebagai pejabat yang paling bertanggung jawab. Karena itu, bila pun voting terjadi, bisa dipastikan bahwa keduanya lolos (untuk sementara waktu) dari jeratan sejumlah fraksi yang sejak awal terkesan menyasar keduanya. Pernyataan Presiden bahwa dirinya bertanggung jawab atas bailout memiliki sejumlah implikasi. Pertama, apakah dengan pernyataan SBY itu Boediono dan Sri Mulyani tidak lagi bertanggung jawab? Kedua, bagaimana DPR merespons pernyataan Presiden? Apakah sasaran DPR kini langsung ke Presiden? Ketiga, bagaimana kekuatan ekstraparlementer bereaksi terhadap pernyataan Presiden dan hasil Sidang Paripurna? Sebagai orang yang terbiasa berbicara terukur, Presiden SBY tentunya sudah memperhitungkan matang-matang ketiga implikasi tersebut. Yang perlu diperjelas saat ini adalah bagaimana bentuk tanggung jawab konkretnya? Apakah dengan pernyataan itu lantas semua tudingan kesalahan kepada Boediono dan Sri Mulyani menjadi beban tanggung SBY? Kita melihat bahwa sinyalemen ini berpotensi menjadi bumerang bagi SBY. Kendati draft rekomendasi akhir Pansus tidak menyebut langsung nama Boediono dan Sri Mulyani, tapi pandangan akhir empat fraksi (PDI-P, Golkar, PKS, dan Hanura) yang jelas-jelas menyebut nama keduanya akan tetap menjadi catatan bahwa mereka bersalah. Karena itu, akan senantiasa ada tuntutan tanggung jawab politik dan hukum yang bakal menghantui kedua pejabat tersebut. Pertanyaan selanjutnya, apakah fakta tersebut menjadi selesai begitu saja dengan pernyataan pasang badan SBY itu? Ataukah semua masalah yang melilit Boediono dan Sri Mulyani terkait kasus Century otomatis diambilalih dan menjadi masalah Presiden SBY? Kondisi ini berpotensi besar berkembang menjadi bola liar, bila kemudian DPR mengalihkan sasaran tembaknya ke SBY karena menganggap pernyataan tanggung jawabnya itu sebagai tantangan terbuka. Apalagi dalam masa kerja Pansus sempat mencuat wacana pemakzulan Presiden. Pernyataan SBY kali ini bisa ditangkap oleh fraksi-fraksi yang sempat mengumandangkan wacana pemakzulan, sama halnya seperti saat fraksi-fraksi dari partai koalisi memaknai keinginan SBY membuat kasus Century terang benderang. Semangat membuat terang benderang inilah yang kerap dijadikan alasan fraksi-fraksi koalisi saat Partai Demokrat melihat mereka sudah kebablasan. Karena itu, kita khawatir pernyataan SBY kali ini pun bisa diplintir untuk menjadikan dirinya sebagai sasaran tembak. Sejalan dengan itu, pernyataan pasang badan ini pun bisa dipakai oleh para aktivis jalanan yang sejak awal melihat bahwa penanggung jawab skandal Century adalah SBY selaku kepala pemerintahan. Gerakan-gerakan ekstraparlementer berpeluang besar mendapat mainan baru dengan pernyataan ini. Mereka bisa menjadikannya sebagai pintu masuk untuk menyerang langsung SBY, dengan memanfaatkan ucapan SBY sendiri. Kita tidak bisa menutup mata bahwa bagi sebagian aktivis, kredibilitas SBY sebagai pemimpin pembawa harapan sudah di titik nadir. Tokoh-tokoh yang berhimpun dan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) , Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), dan Petisi 28, misalnya, sudah tidak percaya
[ppiindia] Wacana Nikah Siri Dalam Kebijakan Publik
Tribun Timur, Sabtu, 27 Februari 2010 Wacana Nikah Siri Dalam Kebijakan Publik Oleh : Muslimin B.Putra http://www.tribun- timur.com/ read/artikel/ 81490/Wacana_ Nikah_Siri_ Dalam_Kebijakan_ Publik Departemen Agama sedang mempersiapkan draft RUU Hukum Material Pengadilan Agama (HMPA) dan kini sudah masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional 2010. Dalam Pasal 143-153 draft RUU tersebut, terdapat ketentuan pidana pada perkawinan siri dan perkawinan mut’ah (kontrak), perkawinan kedua, ketiga, dan keempat serta perceraian yang tanpa dilakukan di muka pengadilan, melakukan perzinahan dan menolak bertanggung jawab, serta menikahkan atau menjadi wali nikah, padahal sebetulnya tidak berhak. Ancaman hukuman untuk tindak pidana jenis perkawinan terlarang diatas bervariasi, mulai dari 6 bulan hingga 3 tahun, sementara ancaman denda mulai dari Rp 6 juta hingga 12 juta. Dalam draft RUU tersebut juga mengatur soal perkawinan campur (antardua orang yang kewarganegaraan. Pada Pasal 142 Ayat 3 menyebutkan, calon suami yang berkewarganegaraan asing harus membayar uang jaminan kepada calon istri melalui bank syariah sebesar Rp500 juta (Antara News, 10 Februari 2010). Banyak wacana berseliweran yang cenderung mempersamakan antara nikah siri’, nikah mut’ah, kawin kontrak seiring dengan rencana perubahan Undang-Undang Perkawinan atau RUU Hukum Material Pengadilan Agama. Secara sederhana nikah siri yang dimaksud disini adalah setiap pernikahan yang tidak dicatatkan pada Kantor Urusan Agama (KUA) sehingga tidak mendapatkan surat nikah meskipun secara syariat dinyatakan sah. Dari defenisi sederhana ini, nikah mut’ah atau kawin kontrak juga termasuk kategori nikah siri’ karena tidak dicatatkan pada KUA, namun secara syar’i sudah diharamkan oleh Nabi Muhammad SAW hingga yaumul qiyamah. Wacana kriminalisasi pelaku nikah siri’ merupakan isu utama dari amandemen UU Perkawinan yang memantik perdebatan. Banyak argumentasi dibangun untuk memidanakan pelaku nikah siri’ seperti untuk melindungi kaum perempuan dan anak-anak yang sering menjadi korban nikah siri’, jaminan hak waris pada anak, dan sebagainya. Suatu pernikahan memiliki lima syarat (rukun) yakni ada pengantin pria, pengantin wanita, penghulu, wali dan dua orang saksi. Maraknya pernikahan yang dilakukan secara siri’ lebih disebabkan karena persoalan sosiologis dan ekonomis. Alasan sosiologisnya, pernikahan sudah berlangsung sebelum lahirnya negara yang mengatur persoalan pernikahan. Sejak zaman dulu, banyak yang melakukan pernikahan pada penghulu, ulama atau guru pesantren sementara anak-anak dari hasil pernikahan siri tetap mendapatkan hak waris karena agama telah mengaturnya. Sementara alasan ekonomis, seiring dengan lahirnya instansi pemerintah yang mengurusi masalah agama (Departemen Agama), setiap pernikahan yang dicatatkan pada kantor tersebut memiliki beban financial karena harus mengeluarkan biaya tertentu. Untuk honor penghulu saja berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta sehingga beberapa kalangan terasa berat. UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan menganut azas monogami sebagaimana tertera pada Pasal 3. Meskipun menganut azas monogami, sebenarnya UU ini tetap memberi peluang bagi seorang laki-laki/suami untuk beristri lebih dari satu, dengan catatan mendapat izin dari Pengadilan Agama (PA), sebagaimana diatur pada Pasal 4 dan Pasal 5. Ketatnya persyaratan untuk beristri lebih dari satu secara legal menurut UU mendorong terjadinya nikah siri karena tidak perlu meminta izin pada Pengadilan Agama sebagaimana perintah UU. Sebenarnya UU Perkawinan No. 1/1974 sudah mengatur sanksi bagi pelaku nikah siri dan kawin kontrak. Dalam UU ini disebutkan bahwa orang yang tidak melaporkan perkawinannya ke Kantor Urusan Agama diancam hukuman kurungan tiga bulan dan denda Rp 7.500. Mungkin denda sebesar Rp 7.500 amat besar pada konteks tahun dibuatnya UU Perkawinan ketika itu (1974), namun kini denda sebesar itu sangat kecil seiring perubahan nilai rupiah yang terus anjlok. Meski nikah siri sah secara agama dalam prakteknya banyak yang menjadikan sebagai kedok perzinaan terselubung sehingga sifatnya berbentuk transaksional. Padahal Rasulullah menganjurkan setiap pernikahan agar diumumkan dan diresepsikan (walimah). Namun rupanya, praktek nikah siri’ kebanyakan untuk menghindari syarat tersebut dan biasanya berlangsung secara diam-diam. Selain itu, praktek yang terjadi, tidak ada kewajiban bagi suami memberikan hak waris bagi anak-anak yang lahir dari pernikahan siri karena perkawinannya tidak diakui negara. Adanya deviasi atas praktek-praktek nikah siri pada beberapa kasus tidak bisa dijadikan alasan pembenaran dan menggeneralisir pemidanaan pelaku nikah siri dalam UU baru. Masih banyak keluarga yang dibangun secara baik, bahagia dan harmonis dari hasil pernikahan siri yang tidak terekspos ke media. Perbuatan zalim terhadap istri dan anak-anak dari hasil nikah siri seharusnya diselesaikan secara hukum
[ppiindia] WEB SENDIRI
PERCUMA pelajari teknik terkini bagaimana ingin menarik traffic yang tinggi kelaman web anda http://websegera.ws [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Akhirnya, Penderita Gizi Buruk Meninggal
http://www.riaupos.com/berita.php?act=fullid=3032kat=7 USAI OPERASI: Zahwa penderita kelainan tempurung kepala usai menjalani operasi di RSUD Arifin Achmad, Senin (1/3/2010).(mirshal/Riau Pos) Akhirnya, Penderita Gizi Buruk Meninggal 2 Maret 2010 PEKANBARU (RP) - Bain (2 bulan), bocah Sakai penderita kekurangan gizi buruk asal Desa Kesumbo Ampai Kecamatan Mandau, akhirnya meninggal dunia dalam perawatan intensif tim dokter di RS Ibnu Sina Pekanbaru Senin (1/3) sekitar pukul 10.00 WIB pagi. Meski tim medis telah berupaya keras, kondisi kesehatan Bain terus memburuk hingga nyawanya tak tertolong lagi. Jenazah si bungsu dari tiga bersaudara itu langsung dibawa ke kampung asalnya menggunakan ambulans gratis UPZ Ibadurrahman Duri pada Senin siang. Isak tangis dan peluk haru pertanda duka teramat dalam mengharu biru suasana di halaman rumah duka begitu jenazah Bain sampai sekitar pukul 16.30 WIB. Amri (37) bersama sang istri tak mampu membendung air matanya. Keduanya mendapat pelukan sedih dari kerabat-kerabat dekat yang bersimpati dengan kondisi anaknya. Kedatangan rombongan pengantar jenazah disambut puluhan warga masyarakat dan karib kerabat keluarga besar Bain. Juga hadir sejumlah pemuka masyarakat Sakai dari desa setempat. Ketua BSMI Duri Ir H Abdul Gaffar bersama Wakil Ketua Dr HFF Dt Majo Basa serta Direktur RS Permata Hati Duri Dr Efrianti pun ikut hadir mengantar jenazah Bain. Jasad bocah malang yang belum genap berusia dua bulan itu langsung dimakamkan senja kemarin. Zahwa Proses Penyembuhan Sementara itu, Zahwa (5 bulan), terlihat tertidur dengan kelopak mata terbuka di Ruang Perawatan Anak Cendrawasih II RSUD Arifin Achmad, Senin (1/2). Bayi asal Duri yang menderita kelainan tempurung kepala sejak lahir ini, tak banyak bergerak pasca operasi. Diketahui sebelumnya bahwa tulang tengkorak ubun-ubunnya tidak tumbuh sempurna, akibatnya, cairan otaknya menyembul ke luar membuat sebuah tonjolan. Perban terlihat terpasang memanjang dari atas kepala kebagian belakang menutupi bekas operasi. Di sendi lengan dan kaki terlihat terpasang plester menutupi bekas suntikan. Sesekali Zahwa menangis lalu diam namun tidak terbangun dari tidurnya.(sda/rul) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] FREE LAPTOP
THIS COMPANY WANT TO GIVE YOU A FREE LAPTOP. GRAB YOUR OWN NOW CLICK THE LINK BELOW http://ezlaptop. com/?r=93618 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Mantan Menneg BUMN Sofyan Djalil Diperiksa KPK
Refeksi : Agaknya para anggota kabinet SBY terdiri dari oknom-oknom terkait cacat hukum, ibarat yang dikatakan burung sama bulu berkumpul. Selama ini apa saja kerja mereka? Korupsi? http://www.detiknews.com/read/2010/03/02/093257/1309072/10/mantan-menneg-bumn-sofyan-djalil-diperiksa-kpk?991102605 Selasa, 02/03/2010 09:32 WIB Ralat Berita Mantan Menneg BUMN Sofyan Djalil Diperiksa KPK Rachmadin Ismail - detikNews Jakarta - Setelah sempat mangkir, mantan Menneg BUMN Sofyan Djalil akhirnya memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sofyan dimintai keterangan terkait kasus skandal Bank Century. Sofyan tiba di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (2/3/2010) pukul 09.05 WIB. Pemantauan detikcom, Sofyan datang melewati pintu depan. Setelah turun dari mobilnya, Sofyan menuju ruang resepsionis. Setelah melakukan registrasi, Sofyan kemudian menuju ruangan untuk dimintai keterangan. Sofyan menegaskan menghindari wartawan. Dia juga membantah bergegas menuju ruangan setelah tiba di gedung KPK seperti diberitakan detikcom sebelumnya. Saya di lobi cukup lama, karena registrasi dulu. Setelah itu saya mencari-cari wartawan, tapi gak ada, kata Sofyan kepada detikcom. Sofyan juga mengaku tidak hadir dalam pemanggilan Rabu, 24 Februari 2010 lalu. Saya tidak hadir, karena sudah ada agenda lain. Undangan pemanggilan dikirimkan ke alamat rumah yang lama di Semanggi, sehingga undangan baru saya terima malam hari, kata Sofyan. Sofyan dipanggil KPK untuk dimintai keterangan terkait penempatan dana BUMN di Bank Century. Ada 3 BUMN yang menempatkan dananya di Bank Century pada saat Sofyan menjabat sebagai menteri, yaitu Jamsostek, Telkom, dan PTPN. (aan/nrl) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Karena pimpinan sidang BODOH rapat paripurana ricuh!!!!
Refleksi : Sidang Dewan Penipu Rakyat (DPR) musti selalu ricuh, kalau tidak ricuh itu bukan paripurna mereka. Bukankah Gus Dur pernah bilang DPR itu seperti Taman Kanak-kanak. Ayo ramai-ramai kita tepuk tangan! Harus dipuji keunggulan penilaian para Golput yang sebelumnya Pemilu sudah tahu mereka yang bertopeng wakil rakyat. http://forum.detik.com/showthread.php?t=146982 Karena pimpinan sidang BODOH rapat paripurana ricuh Setelah pembacaan hasil Pansus Century oleh Ketua Pansus Century Idrus Marham, banjir interupsi langsung menyeruak di sidang paripurna DPR. Gara-gara banjir interupsi, sidang pun ricuh. Sejumlah anggota DPR teriak dan sebagian lagi bergerak maju menuju meja pimpinan DPR. Hingga pukul 15.25 WIB, Selasa (2/3/2010), suasana ricuh masih berlangsung. Ketua DPR Marzuki Alie meminta peserta sidang untuk tertib. Tolong pimpinan juga diberi kesempatan bicara, kata Marzuki. Interupsi pertama dilakukan oleh Bambang Soesatyo, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar. Bambang mengingatkan mengenai usulan Pansus agar sidang paripurna diselesaikan hari ini, dengan melakukan voting. Setelah itu banyak sekali anggota DPR yang melakukan interupsi. Antara lain Akbar Faizal dan beberapa orang dari Partai Demokrat, termasuk Irawadi Syamsuddin. Kericuhan semakin terjadi saat anggota Fraksi Partai Demokrat menyampaikan bukti baru ke pimpinan DPR. Anggota DPR dari FKB Lily Wahid meminta interupsi, namun dicuekin. Sampai akhirnya sekitar pukul 12.15 WIB, sejumlah anggota DPR bergerak dari kursinya dan maju ke pimpinan DPR. Karena para interuptor tak diakomodir, akhirnya semaki banyak anggota DPR yang merangsek ke maju pimpinan sidang. Bahkan, nyaris terjadi baku hantam. Teriakan-teriakan anggota DPR terus menggema. Hingga pukul 12.30 WIB, kericuhan masih berlangsung dan belum reda. sumber detik.com pimpinan sidang tidak bertanggung jawab dan serta merta kabur Last edited by free-talk; Today at 12:36.. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Sidang DPR Ricuh -Jimly: Tingkat Peradaban Kita Masih Agak Kampungan
http://www.detiknews.com/read/2010/03/02/194811/1309806/10/jimly-tingkat-peradaban-kita-masih-agak-kampungan Selasa, 02/03/2010 19:48 WIB - Sidang DPR Ricuh Jimly: Tingkat Peradaban Kita Masih Agak Kampungan Rachmadin Ismail - detikNews Jakarta - Ricuh di sidang paripurna DPR pengambilan keputusan tentang kasus Bank Century mencerminkan tingkat peradaban bangsa Indonesia yang masih lemah. Semestinya kericuhan yang mencoreng wajah parlemen itu tidak terjadi. Jadi ini jawabannya tingkat peradaban bangsa kita masih di sini. Tidak ada kaitannya dengan pendidikan atau kepintaran. Tapi tingkat peradaban kita masih agak lemah, masih agak kampungan, kata mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie di Gedung Wantimpres, Jl Veteran, Jakpus, Selasa (2/3/2010). Selain itu, lanjut Jimly, kericuhan juga terkait dengan persoalan manajeman persidangan yang belum cakap. Tapi nggak apa-apa, kan ini tahap belajar dalam demokrasi kita, kata Jimly yang juga anggota Wantimpres ini. Mengenai sikap Ketua DPR Marzuki Alie yang dianggap otoriter, Jimly mengatakan pimpinan sidang seharusnya bisa memoderasi berbagai pendapat dalam sidang meski dalam keadaan tertentu pimpinan sidang juga mempunyai otoritas. Kita harus maklumlah, lagian dia juga belum setahun jadi anggota DPR, pungkasnya. http://tv.detik.com/index.php?fa=content.maink=061009681id=TVRBd016QXlNVEV3SXpJd01UQXZNRE12 02-03-2010 17:22:36 WIB VideoNews DPR Dikepung Ribuan Pendemo Durasi: 0.65 menit. Reporter: Didi Syafirdi Kameramen: Didi Syafirdi Aksi demo terjadi di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Siang ini. Demo ini dilakukan bersamaan dengan rapat paripurna DPR yang membahas laporan akhir Pansus Bank Century. http://tv.detik.com/index.php?fa=content.maink=061009681id=TVRBd016QXlNRFkwSXpJd01UQXZNRE12 02-03-2010 20:17:44 WIB VideoNews Mahasiswa Bawa Babi Berdemo Durasi: 0.52 menit. Reporter: M. Nur Abdurrahman Kameramen: M. Nur Abdurrahman Belasan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Anti Korupsi (Germak) berunjukrasa di depan gedung DPRD Sulawesi Selatan, Selasa (2/3/2010). Dalam aksinya, mereka membawa seekor babi yang ditempeli foto Wapres Boediono. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Menghadapi masalah asyik join bisnes online sana sini tapi duit keluar sahaja tiada yang masuk? Kenapa tak belajar dahulu macam mana buat PROMOSI PERCUMA
Menghadapi masalah asyik join bisnes online sana sini tapi duit keluar sahaja tiada yang masuk? Kenapa tak belajar dahulu macam mana buat PROMOSI PERCUMA di internet di SINI Terima Kasih Daripada, Akmal Mohd 0139302394 Id YM/Skype:dyakmal_1217/akmalmohd1 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Indonesia Dinilai Gagal Soal Penyediaan Air Bersih
Refleksi : Jangankan air bersih untuk seluruh negeri, sungai-sungai yang mengalir di Jakarta tidak jauh dari istanta sang raja sangat kotor dan berbahaya bagi kesehatan manusia. http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/03/01/brk,20100301-229123,id.html Indonesia Dinilai Gagal Soal Penyediaan Air Bersih Senin, 01 Maret 2010 | 21:21 WIB Besar Kecil Normal TEMPO Interaktif, Denpasar - Indonesia dianggap gagal mengatasi masalah penyediaan air bersih dan sanitasi. Dalam laporan tahunan Millenium Dvelopment Gold (MDG's) 2009 disebutkan kondisinya masih jauh dari target yang ingin dicapai. Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Budi Yuwono menyatakan, jangkauan pelayanan masih sangat terbatas dengan kualitas yang rendah. Di kota besar dan kecil kondisinya sama saja, ujarnya dalam Forum Membangun Kemitraan Multi Pihak dalam Mengatasi masalah Air dan Sanitasi di Sanur, Bali, hari ini. Dalam lima tahun mendatang, anggaran yang disediakan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah meningkat lima kali lipat untuk air minum. Yakni Rp 12,6 triliun. Tapi itu baru cukup untuk mencapai 20 persen dari target MDG's, ujarnya. Anggaran sanitasi sebesar Rp 14 triliun, meningkat dua kali lipat, tapi jauh dari kebutuhan sebesar Rp 78 triliun . Karena itu, berbagai anggaran untuk pemberdayaan masyarakat juga diarahkan untuk mengatasi masalah ini. Indonesian Businees Link (IBL) yang mewakili kalangan swasta dalam kemitraan ini mengatakan baru memulai kerjasa ma untuk masalah air minum dan sanitasi. Lewat Forum ini kami merintis adanya kesepakatan yang lebih kongkrit, kata juru bicara IBL Dais Suyoso. Sejumlah perusahaan, kata dia, sebelumnya sudah bekerjasama dengan pemerintah pusat maupun daerah seperti yang sudah dilakukan PT Danone Aqua. Mereka memiliki 15 proyek penyediaan air bersih yang menjangkau 30.000 penduduk di Aceh dan Nusa Tenggara Timur. Ditargetkan pada 2011, proyek akan menjangkau 70.000 penduduk. ROFIQI HASAN [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Pintu Masuk KPK ke Century ?.
Tanggal 21 September 2009 yang telah lalu, Presiden SBY dengan alasan ‘kegentingan memaksa’ telah menerbitkan Perpu (Peraturan Pemerintah) Nomor 4 Tahun 2009. Tujuan dari Perpu 4/2009 adalah untuk mengisi kekosongan jabatan Pimpinan KPK lantaran beberapa pimpinanya, yaitu Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto serta Antasari Azhar telah berhasil dijadikan tersangka oleh pihak Kejagung (Kejaksaan Agung) dan Polri (Kepolisian Republik Indonesia). Lalu berdasarkan landasan konstitusional dari Perpu 4/2009 tersebut, Presiden SBY menetapkan dan mengangkat 3 orang sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK. Perkembangan berikutnya, secara tak terduga ternyata MK (Mahkamah Konstitusi) mengabulkan uji materi atas UU (Undang Undang) Nomor 30 tahun 2002 yang diajukan oleh kuasa hukumnya Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Konsekuensi dari keputusan MK tersebut adalah pemerintah terpaksa menunda pelaksanaan atas pasal 32 ayat (1) huruf (c) dan pasal (32) ayat (3) UU No. 30/2002 tersebut. Sehingga, hal itu tentunya secara otomatis telah membuat Presiden SBY dengan terpaksa harus menunda pemberhentian secara permanen atas dua orang pimpinan KPK yang di-non aktif-kan, yaitu Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Selanjutnya, secara tak terduga pula perkembangan situasi dan kondisi telah berkembang sedemikian rupa sehingga membuat Kejagung dan Polri dengan berat hati terpaksa harus membebaskan Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto dari tuduhan menyalahgunakan wewenang dan melakukan pemerasan serta menerima uang suap. Dengan demikian, maka menjadi gagallah upaya pengkriminalan atas 2 orang pimpinan KPK dari 3 orang pimpinan KPK yang telah dijadikan tersangka oleh Kejagung dan Polri. Konsekuensi dari pembebasan itu membuat pemerintah terpaksa merehabilitasi kembali kedudukannya Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto sebagai pimpinan KPK. Sehingga, 2 orang Plt dari 3 orang Plt Pimpinan KPK yang ditetapkan dan diangkat oleh Presiden SBY berdasarkan Perpu 4/2009 itu dengan terpaksa harus berhenti dari kedudukannya sebagai Plt pimpinan KPK. Kemudian, sesuai dengan pasal 22 ayat 2 UUD 1945, setelah pemerintah menerbitkan Perpu, maka Perpu itu harus segera dimintakan persetujuan dari DPR pada masa sidang berikutnya. Ditengah saat menjelang sidang Paripurna DPR yang akan mengambil keputusan akhir dari hasil kerjanya Pansus DPR tentang Skandal Bank Century, secara tak terduga juga Komisi III DPR dalam keputusannya menyatakan menolak Perpu 4/2009. Keputusan dari Komisi III DPR itu diambil berdasarkan voting yang hasilnya adalah fraksi Partai Demokrat dan PKB mendukung diterimanya Perpu 4/2009, sedangkan 7 fraksi yang lainnya menolak Perpu 4/2009. Menurut rencana, keputusan Komisi III DPR ini akan disahkan di rapat Paripurna DPR pada tanggal 4 Maret 2010 mendatang. Penolakan DPR terhadap Perpu 4/2009 ini tentu berkonsekuensi menggugurkan landasan hukum dari penunjukan langsung Plt pimpinan KPK yang telah dilakukan oleh Presiden SBY. Sehingga dengan demikian, Tumpak Hatorangan Panggabean yang merupakan satu-satunya Plt yang tersisa dari 3 orang Plt yang diangkat oleh Presiden SBY, dalam waktu dekat ini pun terpaksa pula harus berhenti dari kedudukannya sebagai Plt pimpinan KPK. Jika itu yang kemudian terjadi, maka di jajaran pimpinan KPK akan menjadi bersih dari unsur Plt pimpinan yang dipilih dan ditetapkan serta diangkat oleh Presiden SBY. Akhirulkalam, ditolaknya Perpu 4/2009 ini apabila ditambahi dengan (andai) Sidang Paripurna DPR yang memutuskan Skandal Bank Century dilanjutkan ke proses hukum, akankah membuat KPK kembali bernyali dan bertaji untuk masuk ke Kasus Skandal Century ?. Wallahulambishshawab. * Catatan Kaki : Artikel lain yang berjudul ‘Saatnya Cicak Tagih KPK’ dapat dibaca dengan mengklik di sini , dan yang berjudul ‘Apa Deal Presiden dengan Bibit Chandra ?’ dapat dibaca dengan mengklik di sini , serta yang berjudul ‘Inilah Ending dari Skandal Century’ dapat dibaca dengan mengklik di sini . * Pintu Masuk KPK ke Century http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/03/pintu-masuk-kpk-ke-century/ * [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Why pay over $90.00 a month for Cable or Satellite services?
Download an extra TV now! Do you have to fight for the remote? Do you wish you had another TV? Now you can literally download an extra TV. Our software turns your PC into a TV! Over 2000 TOP-QUALITY STATIONS on your PC or Laptop for free!! Instantly Turn your Computer into a Super TV Now you can watch hundreds of LIVE worldwide channels on your PC, free of charge: Sports,News,Movies,Music,Weather,Kids Channels,Educational,Shopping,Clips + Radio Stations and much, much more! You can also watch the Big Games LIVE without any additional fee or subscription! Tired of missing the Big Game because your cable company doesn't carry it? Are you a sports fan who wants LIVE coverage daily? With this offer you are likely to be satisfied by the large range of events/games covered by our network. Stop paying for high-priced cable or Satellite services! Watch LIVE Games (even the games that are not shown elsewhere) - with our software! For mor information please click her http://22ss22.blogspot.com/2010/03/why-pay-over-9000-month-for-cable-or.html [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ppiindia] Karena pimpinan sidang BODOH rapat paripurana ricuh!!!!
Siapa bilang Ketua DPR bodoh? Orang pintar seperti itu (memprovokasi) berarti sudah menyelesaikan misi (mission accomplished). Gayanya kan sama dengan yang dilakukan RP di peluncuran buku Gurita Cikeas.. Atau RS di depan tv.. Sama aje.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com Pada 2 Maret 2010 21:18, sunny am...@tele2.se menulis: Refleksi : Sidang Dewan Penipu Rakyat (DPR) musti selalu ricuh, kalau tidak ricuh itu bukan paripurna mereka. Bukankah Gus Dur pernah bilang DPR itu seperti Taman Kanak-kanak. Ayo ramai-ramai kita tepuk tangan! Harus dipuji keunggulan penilaian para Golput yang sebelumnya Pemilu sudah tahu mereka yang bertopeng wakil rakyat. http://forum.detik.com/showthread.php?t=146982 Karena pimpinan sidang BODOH rapat paripurana ricuh -- Setelah pembacaan hasil Pansus Century oleh Ketua Pansus Century Idrus Marham, banjir interupsi langsung menyeruak di sidang paripurna DPR. Gara-gara banjir interupsi, sidang pun ricuh. Sejumlah anggota DPR teriak dan sebagian lagi bergerak maju menuju meja pimpinan DPR. Hingga pukul 15.25 WIB, Selasa (2/3/2010), suasana ricuh masih berlangsung. Ketua DPR Marzuki Alie meminta peserta sidang untuk tertib. Tolong pimpinan juga diberi kesempatan bicara, kata Marzuki. Interupsi pertama dilakukan oleh Bambang Soesatyo, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar. Bambang mengingatkan mengenai usulan Pansus agar sidang paripurna diselesaikan hari ini, dengan melakukan voting. Setelah itu banyak sekali anggota DPR yang melakukan interupsi. Antara lain Akbar Faizal dan beberapa orang dari Partai Demokrat, termasuk Irawadi Syamsuddin. Kericuhan semakin terjadi saat anggota Fraksi Partai Demokrat menyampaikan bukti baru ke pimpinan DPR. Anggota DPR dari FKB Lily Wahid meminta interupsi, namun dicuekin. Sampai akhirnya sekitar pukul 12.15 WIB, sejumlah anggota DPR bergerak dari kursinya dan maju ke pimpinan DPR. Karena para interuptor tak diakomodir, akhirnya semaki banyak anggota DPR yang merangsek ke maju pimpinan sidang. Bahkan, nyaris terjadi baku hantam. Teriakan-teriakan anggota DPR terus menggema. Hingga pukul 12.30 WIB, kericuhan masih berlangsung dan belum reda. sumber detik.com pimpinan sidang tidak bertanggung jawab dan serta merta kabur -- Last edited by free-talk; Today at 12:36.. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Special Offers , Special Offers , Special Offers
Dear Visitor We offer you a number of special offers, which earn more money, comfort and pleasure Do not deprive yourself from seeing these special deals Perhaps you find where you are looking for Special Offers The easiest hosting on the web for only $4.99 per month Get Direct Downloads Now Train Your Brain Today Download your images and get the money Why pay over $90.00 a month for Cable or Satellite services? [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Jakarta Protesters: 'It's a Better Lesson Than School'
http://www.thejakartaglobe.com/home/jakarta-protesters-its-a-better-lesson-than-school/361657 March 03, 2010 Putri Prameshwari Ulma Haryanto Jakarta Protesters: 'It's a Better Lesson Than School' Fears of tear gas, water cannons and baton-wielding riot police weren't enough to stop determined protesters from drawing attention to their causes, whether small or obscure, before television cameras on Tuesday, even if they had nothing to do with the Bank Century investigation. Of about 2,000 people who gathered in front of the House of Representatives complex in Senayan, carrying banners, throwing stones at the gate or trying to climb over barbed wire, not all were noisily demanding impeachments, resignations or other kinds of settlement to the Century case. And not all were presumed to be paid to be there. One banner read Pay compensation for Lapindo, referring to the mudflow disaster in East Java. A second read People demand Jamkesmas, referring to the state heath-insurance scheme for the poor. A third said: Protect workers from work-related accidents. Other protesters, such as Rosyad, a Mercubuana University student, said he wanted a fundamental change in government policies. I hate seeing how the government is doing its job, he said, claiming that most of its policies were not pro-people. I don't really care who our president is, as long as the government pays more attention to the poor. Along with 10 friends, Rosyad sang and screamed for a better government. He wasn't alone in making music amid the scrum. About 50 junior and senior high school students from the Islamic Da'wah College also joined the protests. Still in uniform and led by their teachers and principal, they shouted and sang for a better Indonesia. Irvan, a 10th grade student, said his teachers told him to come. We are here to demand improvement to this country, he said. Syifa, a teacher at the school, said the protests were the best education for her students. Teaching them science and math is not enough. It doesn't make them aware of what is happening in this country. Of course, President Susilo Bambang Yudhoyono was a direct target for some. Arya, carrying a huge Forum for People's Suffering flag, said he and members of the House must step down. Everything in the government is wrong, he said. We're living in a country where the legislators don't listen to people and the president doesn't care. Rendi, a member of a group called Youth Forum, said the Bank Century case was only one example of Yudhoyono's failures. He said the government must pay attention to the people above all. People have long been fooled, he said. At this moment, we want to say that we don't want to be fooled again. Related articles Police Go Toe to Toe With Protesters Outside Indonesia House 12:18 AM 03/03/2010 Bank Century Bailout Dogged by Drama to the End 1:09 AM 03/03/2010 No Insults or Rude Signs at Century Protests, Jakarta Police Say, or You're in Trouble 2:37 PM 01/03/2010 Global Banking Regulations Could Have Prevented Century Bailout: George Soros 1:05 PM 10/02/2010 Dangerous Questions to Be Answered As Century Investigation Wraps Up 10:26 PM 20/01/2010 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Bank Century Bailout Dogged by Drama to the End
http://www.thejakartaglobe.com/home/bank-century-bailout-dogged-by-drama-to-the-end/361655 March 03, 2010 Febriamy Hutapea, Markus Junianto Sihaloho Muninggar Sri Saraswati Lawmakers rushing forward after House Speaker Marzuki Alie closed Tuesday's session on the Bank Century bailout. (JG Photo/Safir Makki) Bank Century Bailout Dogged by Drama to the End Indonesian lawmakers will reconvene on Wednesday to try to conclude the long-running Bank Century bailout saga, following a tumultuous day that saw chaotic events both inside and outside the House of Representatives building in South Jakarta. Inside the plenary hall, House Speaker Marzuki Alie's abrupt decision to end the session at noon drew furious reactions and sharp rebuke from other lawmakers, who called him a dictator. Marzuki banged his gavel and announced that the meeting was closed after a number of lawmakers pressed to bring forward a vote scheduled for today. The vote is on the conclusion and recommendations of the House special committee that investigated the Rp 6.7 trillion ($723 million) bailout of the ailing lender in 2008. Outside the House, police fired tear gas and water cannons in attempts to disband unruly protesters after they began throwing rocks and other projectiles. Some protesters attempted to climb the gate to get into the compound. Tuesday's drama, however, is unlikely to be matched by the conclusion expected today, which many observers say will turn out to be an anticlimax. The 560 lawmakers are expected to decide on the House's final stance based on two weak recommendations - both of which essentially say the matter should be investigated further by law-enforcement officials and do not actually name those responsible for the bailout. The first option recommends law-enforcement institutions investigate the management of Bank Century and some central bank officials for alleged involvement in certain crimes, a version likely to be endorsed by President Susilo Bambang Yudhoyono's Democratic Party, the National Awakening Party (PKB) and the National Mandate Party (PAN). A second, stronger option recommends law enforcers investigate all violations involving corruption, banking crimes and general crimes, and those deemed responsible. This is likely to be supported by the Golkar Party and the Prosperous Justice Party (PKS), both of which are part of the ruling coalition, and the opposition Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) and People's Conscience Party (Hanura). It is unclear how the United Development Party (PPP), another coalition member, and the Great Indonesia Movement Party (Gerindra) will vote. Although the House has yet to decide on the manner by which the final conclusion will be derived - either by vote or acclamation - PKS secretary general Anis Matta said he was confident the decision would be made by acclamation, indicating that political parties had settled their differences. We are making all efforts to resolve the differences [among the House factions], Anis said after faction leaders met behind closed doors on Tuesday night. Anas Urbaningrum, the Democratic Party faction chairman, however, said his party would push for a vote. Anis and Romy Romahurmuzy, deputy secretary general of PPP, both said there had been efforts to persuade the Democrats to back the final recommendation supported by Golkar, PKS and PDI-P. Despite both options failing to specifically name anyone responsible for the bailout, Anis said the main sticking point was over who should take responsibility for the short-term loan facility offered to Bank Century. I think there is no reason left for the Democrats to refuse our option, he said. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: SBY Pamer 'The Death of Why' di Depan Bankir
Komentar: Aneh bin ajaib! Apakah SBY tidak sadar bahwa isi buku itu sebetulnya justru mengritik dan menampar wajah SBY sendiri? Nih saya kutip dari isi berita: Buku 'The Death of Why' ini bercerita tentang kritik si pengarang soal masyarakat di negara demokrasi modern kehilangan sikap kritisnya. Andrea mengkritik masyarakat yang dibentuk untuk percaya dengan jawaban yang sudah disediakan (baca: percaya dan menelan mentah-mentah alasan bailout Bank Century versi pemerintah), omongan pengamat (baca: pengamat yang sudah dikooptasi Istana) dan survei (baca: sudah bukan rahasia lagi, SBY sangat rajin menggunakan survey sebelum bertindak. Sampai-sampai SMS warga yang masuk ke SBY pun dijadikan bahan survey untuk mengklaim bahwa masyarakat yang menolak bail out Century hanyalah minoritas!) Parah..! Rio From: sunny am...@tele2.se Subject: [ppiindia] SBY Pamer 'The Death of Why' di Depan Bankir To: undisclosed-recipi...@yahoo.com Date: Tuesday, March 2, 2010, 4:21 AM Rupanya para bankir kurang rajin membaca. http://www.lampungp ost.com/aktual/ berita.php? id=14965 Senin, 1 Maret 2010 NASIONAL SBY Pamer 'The Death of Why' di Depan Bankir JAKARTA (LampostOnline) : Di depan para bankir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memamerkan buku 'The Death of Why' karangan Andrea Batista Sclesinger. Mengutip buku tersebut, SBY meminta semua pihak memandang penyelamatan Bank Century dalam sebuah konteks yang utuh. Saya membaca sejumlah buku, salah satunya berjudul 'The Death of Why', bahwa kita harus melihat suatu masalah secara utuh, jelas SBY. Hal itu disampaikannya dalam pidato di depan para bankir di kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/3/2010). Hadir dalam kesempatan Ketua Perbanas Sigit Pramono, Sekjen IBI Eko Budiwiyono, Ketua Asbanda Winny Erwindia Hasan, Komisaris BCA Raden Pardede, Dirut Bank Mutiara Maryono, dan Dirut BNI Gatot Suwondho. Presiden SBY tampak didampingi Menko Kesra Agung Laksosno, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hassan. Sembari menunjukkan buku tersebut, SBY juga menyatakan semua pihak melihat masalah penyelamatan Bank Century ini secara utuh, tidak hanya dari satu penggal keterangan. Mari melihat masalah secara jernih dan rasional, jika ingin dikoreksi, maka harus berangkat dari cara pandang yang utuh sesuai konteksnya, imbuh SBY. Buku 'The Death of Why' ini bercerita tentang kritik si pengarang soal masyarakat di negara demokrasi modern kehilangan sikap kritisnya. Andrea mengkritik masyarakat yang dibentuk untuk percaya dengan jawaban yang sudah disediakan, omongan pengamat dan survei. Hal itu pada akhirnya menyebabkan orang kehilangan sikap kritis mereka dan percaya dengan informasi yang sebenarnya bukan kebenaran sesungguhnya. Akibatnya sikap untuk bertanya 'WHY' akhirnya mati. Dalam kesempatan pertemuan tersebut, SBY memang bercerita tentang bagaimana krisis di penghujung tahun 2008 hingga akhirnya pemerintah memutuskan menyelamatkan Bank Century. Meski tidak seizin dirinya, namun Presiden SBY menyatakan penyelamatan Bank Century dalam rangka menyelamatkan perekonomian dari krisis sudah benar. Meskipun baik gubernur BI dan Menkeu tidak melalui izin saya, karena beliau bekerja dengan UU, saya katakan bahwa yang dilakukan penyelamatan perekonomian kita adalah benar, tegas SBY. n DTC/L-2 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Vote sparks pandemonium in Indonesian Parliament
http://www.theage.com.au/world/vote-sparks-pandemonium-in-indonesian-parliament-20100302-pgaz.html Vote sparks pandemonium in Indonesian Parliament TOM ALLARD,JAKARTA March 3, 2010 Indonesian MPs jostle in parliament after the vote. Photo: Reuters INDONESIA'S Parliament erupted in wild scenes yesterday after its speaker delayed a vote on the controversial bail-out of Bank Century that was expected to censure President Susilo Bambang Yudhoyono's vice-president and finance minister. Parliamentarians angrily rushed the speaker, Marzuki Alie, a senior member of President Yudhoyono's Democrat Party, after he took the decision. Pushing and shoving ensued between rival members of the legislature as security personnel were forced to escort Mr Marzuki from the chamber. Adding to the drama, police turned water canons on a small but rowdy group of protesters at the parliament gates. The $720 million financial rescue of Bank Century has been contentious. The small bank only went down because of embezzlement, while the amount used to bail it out increased tenfold in mysterious circumstances. While there were allegations that some of the bail-out found its way to the re-election campaign of President Yudhoyono last year, they were never proved after a long parliamentary inquiry. Many observers view the saga as a cynical attempt by the old, corrupt business and civil service elites to unseat Vice-President Boediono and Finance Minister Sri Mulyani Indrawati. Despite being ensnared in the bail-out, both are seen as honest technocrats prepared to make hard decisions to reform Indonesia's corrupt bureaucracy and inefficient economy. The parliamentary inquiry was more notable for its political theatrics than forensic analysis of Bank Century, with most attention focused on whether President Yudhoyono's coalition parties would turn against him. In the end, his two biggest allies, Golkar and the Prosperous Justice Party (PKS), jumped ship, agreeing with a majority of parties that there were law violations and probable corruption in both the decision to undertake the bail-out and in its implementation. The majority called for an investigation of whether political parties benefited from the bail-out and named Dr Boediono and Dr Indrawati, among others, as responsible for the mess. In a televised address on Monday evening, President Yudhoyono defended the bail-out, which occurred at the time of the financial crisis in 2008. He said it was necessary to stop a financial contagion bringing down the entire Indonesian system. The delay in the vote gives President Yudhoyono another day to get Golkar and PKS back on board or woo another party. Democrat Party officials have been working hard to convince the Gerindra Party of the former special forces Kopassus commander Prabowo Subianto to back them. President Yudhoyono held talks recently with Prabowo, a former son-in-law of the late dictator Suharto, who was forced from his post after Kopassus was found to have kidnapped and killed student activists. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Rio Tinto gets permit for $2bn nickel project on Sulawesi
http://www.theaustralian.com.au/business/mining-energy/rio-tinto-gets-permit-for-2bn-nickel-project-on-sulawesi/story-e6frg9df-1225836339173 Rio Tinto gets permit for $2bn nickel project on Sulawesi Reuben Carder and Deden Sudrajat From: Dow Jones Newswires March 03, 2010 7:02AM RIO Tinto has been given a mining permit for its planned $US2 billion ($2.2bn) nickel project on Sulawesi, making it the first miner to gain investment approval under Indonesia's new mining law. Indonesia last year introduced a law which replaced the old contract system with mining permits, which many feared would reduce legal certainty for companies and make investing here more difficult. The Anglo-Australian miner said it could now review its options for developing the Sulawesi site, and would focus on determining the method of development that provides the best value. Rio Tinto has previously estimated the Sulawesi project could produce 46,000 tonnes of nickel a year by 2015, eventually rising to 100,000 tonnes a year or more, which the company says would make it one of the world's largest nickel producers. Rio Tinto has said it plans to spend $US2bn developing the site, which has an estimated 162 million tonnes of laterite nickel resources. Separately, PT Rio Tinto Indonesia spokesman Budi Irianto said that the company hadn't yet determined when the study would be completed or when exploration and production could start at Sulawesi. Rio Tinto would need to apply for a second mining permit from the Department of Energy and Mineral Resources before it started production, the spokesman said, adding that it would need separate permits from the environment and forestry ministries before starting operations on the ground in the exploration stage. Such complex, overlapping regulations, as well as legal uncertainty and disputes over the share of royalty payments that go to the central and regional governments, are among a slew of issues that have prevented Indonesia from attracting significant mining investment in the last decade. Although Indonesia has some of the world's richest deposits of nickel, gold and copper, many analysts and industry participants expected the introduction of mining permits in favour of the so-called contract of work system to further discourage investment. Under the old system, in place since the 1960s, companies had much more leeway to negotiate the terms of their contracts with the central government, including the duration of the project, tax rates, and the granting of relevant permits. By contrast, mining permits expire after a set time period and must be obtained for both the exploration and development stages. They also limit the maximum size of a mining area, restrict outsourcing of mining services, and require companies to pay a fixed 10 per cent of net profit to local and provincial governments. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Snake preyed on baby dinosaurs
http://www.smh.com.au/world/science/snake-preyed-on-baby-dinosaurs-20100302-pgd2.html Snake preyed on baby dinosaurs DEBORAH SMITH March 3, 2010 Take that ... a reconstruction sculpted by Tyler Keillor. An ancient snake has been caught in the act - about to eat a baby dinosaur - 67 million years ago. An extraordinary fossil from India reveals the 3.5-metre predator was coiled around a broken egg in a dinosaur nest. Next to it was its prey: a newly hatched titanosaur about 50 centimetres long, and two other eggs. Dhananjay Mohabey, of the Geological Survey of India, who found the fossils, said the activity of the hatchling breaking out of its egg may have attracted the snake to the nest. ''It was such a thrill to discover such a portentous moment frozen in time,'' he said. Other snake skeletons and dinosaur eggs were also found at the site in Gujarat, suggesting hatchlings were the snakes' preferred food, said a team member, Jason Head, of the University of Toronto. ''It would have been a smorgasbord. Hundreds or thousands of defenceless baby sauropods could have supported an ecosystem of predators during the hatching season.'' Researchers said the creatures appeared to have been quickly entombed in sand and mud, either in a landslide or storm, which then preserved them for 67 million years. Mr Mohabey first unearthed the dinosaur and eggs in the 1980s, but it was not realised until a decade ago by the team co-leader, Jeff Wilson, of the University of Michigan, that a snake skeleton was present with the eggs and baby. It has taken an international team more than six years to prepare the specimens from the slab and study them. Their results, which provide the first evidence found that snakes ate dinosaurs, are published in the journal PloS Biology. Unlike today's snakes the ancient one, Sanajeh indicus, did not have a jaw that could open wide so it could eat a hard egg, but it was big enough to swallow a soft baby. Titanosaurs were giant plant eaters that walked on all fours and weighed up to 100 tonnes. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Krisis Bank Century, kedudukan Naib Presiden tidak terjejas
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010dt=0303pub=Utusan_Malaysiasec=Luar_Negarapg=lu_02.htm Krisis Bank Century, kedudukan Naib Presiden tidak terjejas PENUNJUK-penunjuk perasaan membaling batu, kayu dan buluh ke arah pasukan polis yang menghadang pagar bangunan Parlimen Indonesia di Jakarta, semalam semasa membantah langkah kerajaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyelamatkan Century Bank. Sepanduk besar yang digantung di pagar tertera ayat 'Tukar rejim, tukar sistem tanpa SBY (Susilo)'. - AFP -- JAKARTA 2 Mac - Satu siasatan jawatankuasa Parlimen Indonesia mengenai tindakan kerajaan menyelamatkan Bank Century gagal mencapai keputusan sebulat suara hari ini, namun dua teknokrat utama dalam Kabinet dijangka mengekalkan jawatan masing-masing. Kegagalan itu menunjukkan keretakan serius dalam kerajaan campuran pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhubung program pembaharuan di negara ini. Syor-syor jawatankuasa tersebut mendapat perhatian rapi daripada pelabur kerana boleh memberi kesan kepada dua teknokrat yang merupakan tokoh pembaharuan utama iaitu Menteri Kewangan, Sri Mulyani Indrawati dan Naib Presiden Boediono. Selepas berbulan-bulan mengadakan sesi keterangan, jawatankuasa itu mengemukakan dua syor bercanggah, yang disambut dengan ejekan dan sorakan oleh ahli Parlimen. Di luar Parlimen, polis melepaskan tembakan meriam air untuk menyuraikan kumpulan penunjuk perasaan yang berpuak-puak, sesetengahnya menyokong Susilo, manakala yang lain mengutuk tindakan kerajaan menyelamatkan Bank Century. Syor pertama yang disokong oleh Parti Demokrat pimpinan Susilo dan dua sekutu rapatnya dalam jawatankuasa tersebut, menyifatkan tindakan menyelamatkan Bank Century sebagai bertujuan untuk melindungi Indonesia daripada krisis kewangan global. Sungguhpun parti-parti bersekutu itu mengkritik bank pusat kerana kelemahannya dalam mengawal selia bank dan pihak berkuasa kerana pengendalian kes Bank Century itu, mereka tidak pula menuduh Menteri Kewangan atau Naib Presiden terlibat dengan sebarang salah laku. Bagaimanapun, syor kedua yang disokong oleh parti-parti pembangkang dan dua parti utama dalam kerajaan campuran Susilo menuntut siasatan jenayah dilancarkan oleh agensi-agensi penguatkuasaan undang-undang terhadap Sri Mulyani dan Boediono berhubung langkah menyelamatkan Bank Century dan pemberian pembiayaan jangka pendek kepada bank tersebut. Anggota Parlimen dijadual membahaskan dua syor berbeza itu esok tetapi sesetengah ahli dewan menggesa perbahasan dan pengundian diadakan hari ini. Kekecohan timbul di dewan apabila Speaker menangguhkan sidang. Penyingkiran Boediono atau Sri Mulyani dijangka menjejaskan harapan untuk melihat kempen pembaharuan digiatkan semula di negara ini, di samping boleh mencetuskan penjualan [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] There's ice on the moon, says Chandrayaan data
http://www.hindustantimes.com/There-s-ice-on-moon-Chandrayaan-data/H1-Article1-514433.aspx There's ice on the moon, says Chandrayaan data Anika Gupta, Hindustan Times Email Author New Delhi, March 02, 2010 There could be as much as 600 million metric tonnes of water ice in the dark craters near the moon's north pole, say scientists after analysing data brought back by the Chandrayaan-1 moon mission. The new findings show that the moon is an even more interesting destination than people previously thought, said Paul Spudis, principal investigator for the project and a scientist at the Lunar and Planetary Institute in Texas, US. A tiny radar sensor, Mini-SAR, discovered the caches of frozen water. Mini-SAR was created by the United States-based National Aeronautics and Space Administration (NASA). The sensor weighs less than 10 kg, six times lighter than an unabridged Oxford English Dictionary. Mini-SAR arrived at the moon aboard Chandrayaan-1. The sensor circled the lunar poles - the darkest, coldest and least explored parts of the moon's surface - for three months in early 2009. Mini-SAR fired a series of radio pulses at the moon. Near the North Pole, the feedback from the surface - the radio waves that bounced back - suggested the presence of water ice. The finding will give future missions a new target to explore and exploit, said Jason Crusan, programme executive for the Mini-RF Program for NASA's Space Operations Mission Directorate in Washington. The new findings are part of a flood of recent discoveries of lunar water. Together, the findings have revolutionized the way scientists look at the moon. In November, NASA's Lunar Crater Observation and Sensing Satellite mission (LCROSS) discovered water vapour near the Cabeus crater at the moon's south pole. The Cabeus crater lies under a deep and permanent layer of shadow. The moon is alive! crowed principal investigator Anthony Colaprete, chief scientist for LCROSS, upon announcing the discovery. Colaprete held up 95 litres of water, the amount discovered by LCROSS. Scientists have long suspected that if there is water on the moon, it is hidden at the poles. Astronauts who have visited the moon have brought back kilograms of samples and elaborate maps of the lunar equator, but the poles remained shrouded in mystery. Over the past few months, scientists have been chipping away at that mystery, looking at data brought back by the 11 instruments aboard Chandrayaan-1. In September, scientists from India and the US announced the discovery of water molecules on the moon's surface. It will take scientists two years to sort through all the Chandrayaan-1 data. But the results have already gotten researchers fired up. The Mini-SAR findings, authored by Indian and American scientists from more than 13 agencies, appeared Tuesday in the journal Geophysical Research Letters. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Not Permissible for Muslims to Join Non-Muslim Parties- Omar Bakri
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=1id=20060 Not Permissible for Muslims to Join Non-Muslim Parties- Omar Bakri 01/03/2010 Asharq Al-Awsat London, Asharq al-Awsat- British Environment Minister, Jim Fitzpatrick, has said that Islamic fundamentalists have infiltrated the British Labour Party. In an interview with the Sunday Telegraph, the British Minister said that the ruling Labour party, which he is a member of, has been infiltrated by an extremist Islamist group that want to create an Islamic social and political order in Britain. The newspaper quoted Fitzpatrick as saying that the Islamic Forum of Europe (IFE) which believes in Islamic Shariaa law and wants to turn Britain and Europe into an Islamic state, has placed sympathizers in elected officers in the borough of Tower Hamlets in East London, and claims correctly to be able to achieve mass mobilization of voters. Fitzpatrick told the Sunday Times They [the IFE] are acting as an entryist organization, placing people within the political parties, recruiting members to those political parties, trying to get individuals selected and elected so they can exercise political influence and power, whether it's at local government level or national level. For his part, Muslim preacher Omar Bakri, the spiritual guide of the banned extremist Islamist al-Ghurabaa movement told Asharq Al-Awsat in a telephone interview from Tripoli, Lebanon, where he currently resides that engaging in the political process, meaning a Muslim joining a non-Islamic British [political] party, is something that is not permissible, and this is a sin and something that I do not encourage. However I do not doubt the sincere intentions of the Muslims who engage in the political process, and the Prophet peace be upon him told us that God will grant Islamic victory, even against the immoral. Omar Bakri, who was the former leader of the now disbanded al-Muhajiroun movement, added that the fundamentalist secularists will target Muslim preachers and youth regardless of whether they take part in the political process and [join] political parties in Britain, and this will have a positive impact on Muslim preaching in the future because people will realize that the al-Ghurabaa movement and the [al-Muhajiroun] movement and others have been banned as a result of a strategy to target Islam under the pretext of combating terrorism. Bakri also asked [what is] the meaning behind the West's fear of some Muslims becoming involved in non-Islamic political parties? Omar Bakri moved to Britain in 1986, where he went on to become one of the most famous radical clerics in the country. In 2005, following the London July bombings, Bakri left Britain for Lebanon, and the British government promptly banned him from returning after the British media launched a media campaign against him as a result of his extremist views. He once described the September 11 hijackers as the Magnificent 19 and called on all Muslims to emigrate from Britain. Bakri also told Asharq Al-Awsat that the call to God is the message of the prophets, and the work of the Islamic organizations, and this is something promoted and protected by the Islamic faith, and God said 'Invite (all) to the Way of thy Lord with wisdom and beautiful preaching; and argue with them in ways that are best and most gracious' [Surat an-Nahl; Verse 125]. We praise God according to His call that Who is better in speech than one who calls (men) to Allah, works righteousness, and says: I am of those who bow in Islam? [Surat al-Fussilat; Verse 33]. Therefore it is not surprising that among those Muslims in the West, and in Britain in particular, there are those who are preaching Islam and working towards establishing divine Shariaa law. We have succeeded in sowing the seeds of preaching [the message of God] and Islamic concepts. Al-Bakri added that We have raised almost three generations of Muslim youth, and thanks to God, this preaching has begun to bear fruit in a number of different forms, and perhaps the statements by British Environment Minister, Jim Fitzpatrick, are the best evidence of the success of this preaching in Britain by my al-Muhajiroun and al-Ghurabaa movements, in addition to other sincere preachers such as Abu Qatada, Abu Hamza, Abu Ezz Eddin, Abdullah el-Faisal, Abu Basir al-Tartusi, Hani al-Sibai, and Anjem Choudry. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Tehran.A Photo Op
http://www.aawsat.com/english/news.asp?section=2id=20055 Tehran.A Photo Op 01/03/2010 By Tariq Alhomayed The images that we saw yesterday coming out of Tehran of what was described as the conference of National and Islamic Solidarity for the Future of Palestine represented nothing but a photo op to serve Iran's goals of propaganda in the region, and a review of Iran's tools to confront the US against the backdrop of the Iranian nuclear file, or the Israelis, in light of the current escalation in the region. This conference was prepared for within two weeks and was opened by the Iranian Supreme Guide Ali Khamanei. Iran has not done anything for the Palestinian cause except exploit it for propaganda. It has also consolidated the division between the Palestinians and the proof is in the last Gaza war during which Iran advised its Jihadist citizens not to take part in the battle on the pretext that Iran has no borders with Gaza. That's not all; at the time Hezbollah did nothing but take on the role of a loudspeaker, nothing more, nothing less, and when it wanted action it took action on Egyptian territory! Financially, despite the sufferings of the Gazan people, we never once heard about the Iranians making a generous donation to the people of Gaza, especially considering that the destruction that the Israeli attack caused is still evident today and the people still continue to suffer in an appalling way. Therefore, Tehran exploits the Palestinian cause as if it is a launch pad; as soon as it has achieved its goals, it will disregard it. As expected, Iran is using Hamas and other factions too in order to accomplish its goals, as long as those factions do not have any objections to being transformed into tools at Tehran's disposal. All we need to do is look at the image of Khaled Mishal and Ramadan Shallah as they sat next to the Supreme Guide without their shoes on [looking] submissive and vulnerable, and this is normal; before that we saw people who had removed their ties in the same scene! When we say that the conference is [a form of] propaganda and a photo op, there is something important we must take notice of, as part of name of the conference is national solidarity i.e. Iranian solidarity with the [Palestinian] cause. But on the same day as the conference itself, an important statement was issued by the leader of the Iranian opposition movement Mir Hossein Mousavi in which he stated that the legitimacy of the rule of religious institutions in Iran is waning because of repressive measures and explained that a dictatorial cult is ruling Iran. Mousavi describes Ahmadinejad's government as a cult that has no respect for the interests of the Iranian nation. He added that the government is not qualified to rule and that the nation that faces an adventurous, warmongering foreign policy and destructive economic policy.wants change. So how can a state like Iran, which has been divided within itself in such an unprecedented way since the days of the Shah, serve foreign causes such as the Palestinian cause? Shouldn't Iranian leaders first take the initiative to create national solidarity for itself initially and convince its people of the validity of its program and the correctness of its administration, and then seek to create solidarity with the Palestinian cause within Iran? Therefore, we say that the Tehran conference was nothing but an attempt by the Iranian government to move forward quickly, as it is suffering from real internal problems. The conference was merely a photo op and its goal was one of political propaganda, nothing more or less. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] nasihat kepada anggota DPR
Melihat gaya anggota pansus bank century termasuk lobi-lobi yang dilakukan SBY and his team, ijinkan saya menyampaikan cuplikan pidato Presiden Obama di depan Kongres baru-baru ini, yang cocok untuk anggota DPR RI dan juga para pejabat di eksekutif. Tentu kata American people diganti dengan Indonesian people. The president said in his State of the Union address that we were sent here to serve our citizens, not our ambitions. So let's show the American people we can do it together. Salam KM [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Apple transfer starts in rare Golan-Syria crossing
http://www.kuwaittimes.net/read_news.php?newsid=MTA2MzE5NTE3OQ== Apple transfer starts in rare Golan-Syria crossing Published Date: March 03, 2010 GENEVA: Up to 10,000 tons of apples are to be sent from Israeli-occupied Golan Heights to Syria, after long-time foes Israel and Syria approved the transfer, the international Red Cross said yesterday. The transfer of apples across the demarcation line is one of the very few crossings that take place from the Golan into Syria proper, said the International Committee of the Red Cross (ICRC) in a statement. The sale of fruit is the main source of income for the Syrian farmers of the Golan, added the relief agency. The transfer, which started yesterday, is expected to last around eight weeks. It will be the fifth such operation since 2005 as no transfer was made in 2008 due to a poor harvest. The transfer of this year's harvest will be the largest in a series of such operations which began in 2005, said Marianne Gasser, the ICRC's head of delegation in Syria. We hope it will help raise awareness of other humanitarian concerns-for example the fact that family members separated by the demarcation line cannot cross the gates to maintain family ties, she added. Israel occupied the Golan in the 1967 Six-Day War and annexed it in 1981 in a move never recognized by the international community. More than 18,000 Syrians, mostly Druze, an offshoot of Islam, are left from the Golan's original population of 150,000. The vast majority of the Druze have refused to take Israeli citizenship. The plateau which overlooks much of northern Israel is also home to nearly 20,000 Jewish settlers. Despite a 1949 armistice agreement, the two neighbors remain technically in a state of war. Meanwhile, Israel's prime minister says he won't pull out of a key part of the West Bank even if there's a peace agreement with the Palestinians. Benjamin Netanyahu was referring to the Jordan River Valley along the eastern border of the West Bank. Palestinians claim all of the West Bank as part of their future state. Netanyahu's pronouncement comes as the US is pushing hard to restart peace talks. Palestinians hesitate to negotiate because of Netanyahu's hardline attitudes and Israeli settlement construction. Netanyahu told a parliamentary committee Tuesday that the Jordan Valley's strategic importance makes it impossible for Israel to withdraw, according to a meeting participant who spoke on condition of anonymity because the meeting was closed. - Agencies [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Manuver politik staf khusus presiden
http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=88398 Manuver politik staf khusus presiden Tanggal : 01 Mar 2010 Sumber : Harian Terbit LANGKAH sejumlah Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan lobi politik dengan sejumlah ketua partai dan tokoh politik serta membuat sejumlah pernyataan yang terkesan 'menyerang' Pansus Century mendapat reaksi keras dari sejumlah pihak. Reaksi negatif dari banyak pihak atas langkah-langkah politik yang dilakukan sejumlah Staf Khusus Presiden SBY itu sesungguhnya merupakan hal yang wajar. Sebab, tindakan Staf Khusus Presiden SBY seperti Andi Arief dan Denny Indrayana tidak saja berlebihan, tetapi juga telah melampaui kewenangan dan tugas sebagai staf khusus presiden. Seperti langkah Staf Khusus Presiden SBY Bidang Sosial dan Penanggulangan bencana Andi Arief yang bukan hanya melakukan lobi-lobi politik dengan sejumlah petinggi partai politik dan tokoh politik, tetapi juga membuat pernyataan-pernyataan yang bernada 'menekan' anggota Pansus Century. Salah satunya adalah pernyataannya Andi Arief tentang kasus letter of credit politisi PKS Muhammad Misbakhun di Bank Century yang mengalami gagal bayar. Langkah Andi Arief tersebut jelas sangat menyimpang dari tugasnya sebagai sfat presiden bidang sosial dan penanggulangan bencana, karena persoalan yang terkait dengan beban tugasnya hingga kini masih banyak yang belum tertangani. Hal yang sama juga dilakukan oleh Staf Khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bidang Hukum, Denny Indrayana. Ia tidak saja melalui berbagai forum berusaha menggiring opini publik bahwa pemakzulan terhadap Wakil Presiden Boediono terkait kasus Bank Century membutuhkan proses yang panjang dan biaya besar, tetapi juga mengatakan adanya partai-partai yang minta deal dengan Presiden SBY terkait kasus Century. Tindakan Denny Indrayana itu jelas sangat menyalahi tugas dan kewenangannya sebagai staf khusus presiden, yang semestinya tidak ikut-ikutan 'main politik' dengan memihak kepada penguasa. Karena itu tentu tidaklah berlebihan jika Sekjen PKS Anis Matta mempertanyakan langkah Andi Arief yang lebih banyak mengurusi persoalan politik daripada masalah penanggulangan bencana yang menjadi tugas dan kewenangannya sebagai staf khusus presiden bidang itu. Namun demikian, Anis Matta tetap mempersilakan Andi Arief, melaporkan kader PKS Muhammad Misbakhun terkait pembuatan letter of credit (L/C) fiktif Bank Century ke polisi, karena hal itu dinilai merupakan haknya. Meski begitu, Anis mengatakan pihaknya telah melakukan konfirmasi kepada Misbakhun dan dirinya menyatakan siap masalah tersebut dibawa ke jalur hukum. Bahkan, Misbakhun mengatakan menuntut balik Andi Arief karena dituduh melakukan pencemaran nama baik. Reaksi negatif juga disampaikan oleh Guru Besar Universitas Indonesia Ibnu Hamad terhadap langkah politik dan pernyataan Staf Khusus Presiden bidang Hukum Denny Indrayana yang mengatakan ada sebuah partai yang meminta deal dengan Presiden SBY terkait kasus Century. Menurutnya, jika pernyataan Denny Indrayana itu benar, maka hal itu karena berarti para politisi di partai politik atau DPR telah mengkhianati rakyat. Ini jelas sangat berbahaya karena tingkat kepercayaan rakyat kepada para politisi nantinya menjadi semakin rendah. Sebaliknya, jika pernyataan Denny Indrayana salah, berarti orang-orang yang dekat dengan Presiden terkesan 'menghalalkan' segala cara untuk menekan pihak-pihak yang berseberangan dengan Partai Demokrat dalam menyikapi kasus Century. Cara-cara seperti itu tentu tidak bisa dibenarkan. Sebab, apa pun alasannya manuver politik yang dilakukan oleh para Staf Khusus Presiden SBY seperti Andi Arief dan Denny Indrayana menjelang rekomendasi akhir DPR dalam kasus Century, tetap menyalahi fungsi dan tugasnya sebagai staf khusus presiden. Padahal, mereka dibayar oleh uangn rakyat tidak untuk keperluan itu, tetapi membantu presiden dalam mengatasi berbagai persoalan rakyat sesuai dengan bidang tugasnya. * [ Indeks | Versi Cetak | Kirim [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Penipuan bisnis obat menggila
Refleksi : Penipuan bisnis obat adalah cermin dari para petinggi negara yang sering menipu rakyat. http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=88529 Penipuan bisnis obat menggila Tanggal : 02 Mar 2010 Sumber : Harian Terbit JAKARTA - Pasien di rumah sakit banyak yang mengeluhkan mahalnya harga obat, bahkan harus menebus dalam jumlah yang banyak. Hal ini diduga akibat adanya permainan bonus menggiurkan yang diberikan oleh perusahaan farmasi kepada tenaga medis (dokter) dan pihak rumah sakit. Pemerintah seharusnya membenahi permainan ini. Bisnis obat antara oknum dokter dan perusahaan farmasi yang menyebabkan peresepan obat generik bagi pasien sangat minim. Bahkan, akibat praktek tersebut sering kali obat yang diberikan tidak rasional atau melebihi standar pemberian obat, kata Ketua Yayasan Perlindungan Kesehatan Konsumen Indonesia (YPKKI) Dr Marius Widjajarta dihubungi Harian Terbit, Selasa(2/1). Marius mengaku pernah melakukan survei di 31 provinsi yang menggunakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pada periode tahun 2009. Dari hasil survey, ditemukan praktek penipuan bisnis obat baik yang terang-terangan maupun terselubung. Yang terang-terangan, katanya, memang masih menggunakan modus lama yakni kerja sama antara oknum dokter atau rumah sakit dengan perusahaan farmasi. Sedangkan, yang bahaya adalah praktek yang terselubung yakni, menggunakan obat generik namun di ubah bentuk menjadi puyer dan harga yang ditawarkan menggunakan harga obat merek dagang. Obatnya generik, tapi identitas obat diubah dan dihilangkan dengan cara merubah obat tersebut berbentuk puyer, sehingga keuntungannya berlipat ganda, ungkapnya. Dia mengungkapkan, akibat praktek kolusi tersebut harga obat menjadi tinggi khususnya pada obat bermerek atau bernama dagang. Tingginya harga obat bisa mencapai 200 kali lipat dari Harga Eceran Tetingi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Seharusnya pasien bisa mendapatkan obat yang murah dan bermutu sama yakni obat generik. Dengan praktek kolusi tersebut beban pasien bertambah besar. Pasien bukan hanya terbebani oleh biaya rawat yang tinggi, tapi terbebani dengan harga obat yang mencekik, ujarnya. Sementara itu, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengakui bahwa obat generik merupakan masalah yang cukup rumit, sehingga untuk mengatasinya harus diselesaikan secara bersama-sama dengan organisasi profesi, industri dan masyarakat. Kemenkes tak bisa bekerja sendiri, karenanya akan melakukan kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia, GP Farmasi dan Organisasi masyarakat, kata menkes usai meresmikan laboratorium nasional penelitian penyakit infeksi dengan tingkat keamanan tinggi (Bio Safety Level-3/BSL3) di Jakarta, Senin (1/3). Dia mengungkapkan, ada berbagai macam alasan dokter jika ditanya mengapa meresepkan obat bukan obat generik, salah satunya karena tidak tersedianya obat generik di tempat dokter tersebut praktek. Namun, jelasnya, antara peresepan dan ketersediaan obat generik seperti fenomena telur dan ayam, jika obat generik tidak diresepkan maka ketersediaannya juga tidak ada. Tapi, jika tidak ada, sudah jelas tidak akan diresepkan.( [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: nasihat kepada anggota DPR
Sebagai 'propinsi' amrik, logikanya pandangan presiden obama akan dipatuhi eksekutif RI.. terutama yang mendukung jaim.. -- Wassalam, Irwan.K Better team works could lead us to better results http://irwank.blogspot.com Pada 3 Maret 2010 06:50, Kartono Mohamad kmj...@indosat.net.id menulis: Melihat gaya anggota pansus bank century termasuk lobi-lobi yang dilakukan SBY and his team, ijinkan saya menyampaikan cuplikan pidato Presiden Obama di depan Kongres baru-baru ini, yang cocok untuk anggota DPR RI dan juga para pejabat di eksekutif. Tentu kata American people diganti dengan Indonesian people. The president said in his State of the Union address that we were sent here to serve our citizens, not our ambitions. So let's show the American people we can do it together. Salam KM [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Sheikh issues fatwa against all terrorists + Muslim leader issues anti-terror fatwa
http://www.independent.co.uk/news/uk/home-news/sheikh-issues-fatwa-against-all-terrorists-1915000.html Sheikh issues fatwa against all terrorists Muslim leaders urged to denounce suicide bombers as hell-bound 'unbelievers' By Jerome Taylor, Religious Affairs Correspondent Wednesday, 3 March 2010 PA Sheikh Tahir ul-Qadri at the launch of his fatwa in London yesterday a.. enlarge British imams must do more to condemn terrorism without any ifs or buts and should pronounce suicide bombers as unbelievers who are destined for hell, a leading Islamic scholar declared yesterday. The comments were made during a remarkable assault on the ideology of violent Islamist extremists by Pakistani-born Sheikh Tahir ul-Qadri, a prominent theologian who launched a seminal fatwa in London yesterday condemning terrorism in all its forms. The 59-year-old scholar, who has written more than 400 books on Islamic jurisprudence, told fellow Muslims: Terrorism is terrorism, violence is violence and it has no place in Islamic teaching and no justification can be provided for it, or any kind of excuses of ifs and buts. The world needs an absolute, unconditional, unqualified and total condemnation of terrorism. He also denounced those who try to justify suicide bombings by claiming Muslims who carry out such operations are martyrs destined for paradise. They can't claim that their suicide bombings are martyrdom operations and that they become the heroes of the Muslim umma [Islamic community], he said. No, they become the heroes of hellfire and they are leading towards hellfire. There is no place for any martyrdom and their act is never, ever to be considered jihad [holy struggle]. Although numerous fatwas condemning terrorism have been released by scholars around the world since 9/11, Dr Qadri's 600-page ruling is both significant and unusual because it is one of the few available in English and online. Those hoping to combat terrorism have long spoken of their frustration at the traditional Islamic hierarchy's inability to exert their influence on the internet, where violent jihadists and Saudi-influenced Wahabis have long reigned supreme. Dr Qadri's ruling also goes further than most previous edicts by describing terror acts as so morally unjustifiable that they represent acts of kufr (disbelief). Most previous rulings only go as far as calling terrorism haram (forbidden). Kufr acts are so serious that those committing them essentially forfeit their right to call themselves Muslims. A version of the fatwa in Urdu will also be launched later this month in Pakistan, where leading scholars have been killed by the Taliban for speaking out. Last year Sarfraz Ahmed Naeemi, a respected cleric and close friend of Dr Qadri, was assassinated days after issuing a verbal fatwa on national television condemning terrorism. Dr Qadri's fatwa is unlikely to sway committed extremists. But counter-terrorism officials and mainstream scholars hope it will help to persuade those who may be moving towards a violent extremism but have yet to devote themselves fully to terrorist activities. Rashad Ali, a former Islamist who now runs the counter-extremism think-tank Centri, said Dr Qadri's view that a terrorist is an unbeliever would cause many would-be extremists to think again about the religious justifications that they use to rationalise their path towards violence. [His] essential point is... someone that seeks to make licit what is explicitly illicit in religious terms, and agreed to be so by Muslim doctors of scripture, would then be considered to have permitted what God forbade, and to do so would take someone outside the pale of Islam, he said. This is something that will have an impact amongst Muslim communities both in the East and in the West. Finding fluent and approachable Pakistani scholars is important because most British-born extremists involved in domestic or overseas plots have family or cultural links within the Pakistani community. Dr Qadri is a sheikh ul-Islam, one of the highest positions in Islamic jurisprudence, and also the head of Minhaj ul-Quran, a global Islamic group with about 25,000 UK members, mostly from the British Pakistani community. Although his teachings have Sufi leanings - like much of Pakistan's Barelwi school of Islam - as an Islamic scholar he is considered part of the Sunni mainstream. http://www.thejakartapost.com/news/2010/03/02/muslim-leader-issues-antiterror-fatwa.html Muslim leader issues anti-terror fatwa Associated Press , London | Tue, 03/02/2010 8:57 PM | World The leader of a global Muslim movement has issued a fatwa, or religious edict, that he calls an absolute condemnation of terrorism. Muhammad Tahir-ul-Qadri, a former Pakistani lawmaker, says the 600-page fatwa bans suicide bombing without any excuses, any pretexts, or exceptions. Tahir-ul-Qadri has issued similar, shorter decrees, but
[ppiindia] US close to lifting ban on Kopassus: Juwono
http://www.thejakartapost.com/news/2010/03/02/us-close-lifting-ban-kopassus-juwono.html US close to lifting ban on Kopassus: Juwono Lilian Budianto , The Jakarta Post , Jakarta | Tue, 03/02/2010 11:19 PM | World Former defense minister Juwono Sudarsono says Washington is close to lifting a ban on training the Indonesian Military's special forces (Kopassus), with the ban's main sponsor, Sen. Patrick Leahy, accepting Jakarta's progress in investigating officers accused of rights abuses. Under the Leahy Law, the entire Kopassus unit is banned from receiving US military education or training, following allegations of their involvement in a number of atrocities in restive provinces. The law says the ban will only be lifted if the government takes adequate legal steps to process officers allegedly involved. Juwono said Tuesday he had spoken with Leahy toward the end of his stint as defense minister last October, and the senator had accepted Jakarta's claims that it was investigating of rights abuses implicating several high-ranking officers. In the next few months, the US State Department will conduct a review of the ban [indicating] that military-to-military relations will be restored ... to allow Kopassus officers to be trained in the United States, Juwono told The Jakarta Post on a sidelines of conference on Indonesia-US partnership. It's just a matter of time, [maybe] a couple of months. US President Barack Obama will visit Indonesia in late March to launch a comprehensive partnership with Jakarta on a wide range of cooperation, including military. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] SBY-Amerika siapkan Prabowo presiden 2014
Refleksi : http://www.harianterbit.com/artikel/fokus/artikel.php?aid=88425 SBY-Amerika siapkan Prabowo presiden 2014 Tanggal : 01 Mar 2010 Sumber : Harian Terbit JAKARTA - Meski pemilihan presiden masih 4 tahun lagi, Letjen (purn) Prabowo Subianto disebut-sebut mendapat 'restu' dan dukungan dari Amerika Serikat (AS) untuk menjadi Presiden RI ke tujuh, menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bahkan, Prabowo disebut-sebut bakal menjadi 'sang pangeran' bagi SBY yang akan menggantikan posisinya. Hubungan keduanya belakangan ini semakin mesra, terutama sejak skandal Century 'menggoyang pemerintahan SBY. Selain mendapat dukungan dari AS, Prabowo sekarang ini dinilai SBY yang bakal bisa menyelamatkan pemerintahannya. Juga yang bakal bisa menyelamatkan agar militer tetap memegang tampuk kekuasaan di negeri ini. Saya kira hanya Prabowo saja, militer yang bisa 'menyelamatkan' SBY dan menyelamatkan agar militer tetap berkuasa di negeri ini, kata pengamat militer dan aktivis 77/78, S Indro Tjahyono menjawab Harian Terbit di Jakarta, Senin (1/3). Menurut mantan Ketua Dewan Mahasiswa ITB ini, Prabowo berpeluang besar untuk menjadi presiden. Setelah SBY, Amerika melihat sosok Prabowo yang berlatar belakang militer dapat diandalkan, sehingga pada Pemilu 2014 nanti dukungan dari Amerika mengarah pada Prabowo, kata Indro. Dia mengungkapkan, pada pertengahan tahun 2009 lalu, AS sudah mengirimkan para intelijen dan peneliti untuk melihat peluang dan kapabilitas Prabowo untuk disiapkan menjadi pengganti SBY. AS berpandangan bahwa sosok Prabowo dapat mengamankan pengaruh AS di Indonesia. Sebab, disamping Amerika lebih menyukai sosok militer, ~juga karena Prabowo dinilai tidak membahayakan posisi AS. Oleh karenanya, lanjut Indro, apa yang dilakukan oleh SBY belakangan ini dengan mendekati Prabowo memiliki nilai penting untuk mengamankan posisi SBY yang sedang dihantam oleh berbagai isu besar seperti Kasus Bank Century. Sementara itu, pengamat politik UI, Prof Iberamsyah mengatakan, Prabowo Subianto tokoh baru yang tidak hanya memiliki potensi, dia juga mendapat dukungan materi dan Amerika. Karenanya, ditengah kondisi politik yang tidak stabil saat ini akibat kasus Bank Century, SBY melihat sosok Prabowo sebagai tokoh yang dapat membantunya. SBY ingin merapatkan barisan dalam kalangan militer, dan tokoh militer yang memiliki potensi saat ini adalah Prabowo. Jadi, wajar jika SBY gencar melakukan pendekatan ke Gerindra, ujarnya. Namun, lanjutnya, jika Prabowo merapat ke SBY, peluang partai Gerindra dalam Pemilu 2014 terancam hancur. Sebab, merapatnya Prabowo ke SBY, berarti Prabowo siap untuk melawan arus kencang yang terjadi di tingkat bawah. Dihubungi terpisah, anggota Komisi III DPR RI Desmon Mahesa dari Fraksi Gerindra mengatakan, posisi Gerindra yang bukan menjadi juru kunci didalam Pansus Century masih melihat apakah keberadaan Pansus ini hanya untuk kepentingan partai Golkar dan PKS saja atau benar-benar untuk kepentingan rakyat. Jika hanya untuk kepentingan partai, lanjutnya, untuk apa Gerindra mendukung Pansus. Gerindra lebih melihat posisi partai untuk pemilu 2014. Bila bicara untuk kepentingan kedepan, Gerindra akan bertarung dengan Golkar dan PKS karena Demokrat yang memiliki figur kuat yakni SBY tidak mungkin maju lagi di Pemilu 2014, paparnya. (arbi/negara) [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Islamic scholar says suicide bombers will 'go to hell'
http://www.independent.co.uk/news/uk/home-news/islamic-scholar-says-suicide-bombers-will-go-to-hell-1914048.html Islamic scholar says suicide bombers will 'go to hell' By Jerome Taylor, Religious Affairs Correspondent Monday, 1 March 2010 Shaikh ul-Qadri is explicit in his condemnation of suicide bombings, kidnappings and the killing of innocents which he describes as ?absolutely against the teachings of Islam? a.. enlarge A respected Islamic scholar will publish a seminal fatwa tomorrow that unequivocally condemns terrorism and warns suicide bombers that they will go to hell for their attacks. Pakistani-born Shaikh Dr Tahir ul-Qadri is launching his fatwa in London as part of a drive to combat the power of jihadist rhetoric on the web and provide English-speaking Muslims with an authoritative theological explanation detailing why terrorism is not permitted. Although numerous fatwas condemning terrorism have been released by scholars around the world since 9/11, Shaikh Dr Qadri's 600-page ruling is both significant and unusual because it is one of the few available in English and online. Those hoping to combat terrorism have long spoken of their frustration at the traditional Islamic hierarchy's inability to exert their influence on the internet where violent jihadists and Saudi-influence Wahabis have long reigned supreme. Until recently English speaking Muslims could easily obtain fatwas justifying suicide bombings and terrorism, but many would have struggled to locate the much more mainstream opinion that such attacks are not justified. Shaikh Dr Qadri's ruling is unlikely to sway committed extremists who view any form of dissent from their uncompromising theological outlook as takfir, a sign of unbelief. But counter terrorism officials and mainstream scholars hope it will help persuade those who may be moving towards a violent extremism but have yet to fully devote themselves to terrorism. Within the British Pakistani community Shaikh Dr Qadri - and his grassroots organisation Minhaj-ul Quran - is well known and respected. He is a shaikh ul-Islam, one of the highest positions in Islamic jurisprudence, and the UK branch of Minhaj boasts some 25,000 signed up members, most of whom hail from the British Pakistani community. He learned Islamic jurisprudence under the guidance of Tahir Allauddin, a globally admired scholar who was born in Iraq and migrated to the Pakistani city of Quetta in the late 1950s. Although their teachings have Sufi leanings - like much of Pakistan's Barelwi school of Islam does - the Minhaj school of thought is very much considered part of the Sunni mainstream. Finding fluent and approachable Pakistani scholars is important because the majority of British-born extremists involved in domestic or overseas plots have family or cultural links within the Pakistani community. In his fatwa Shaikh Dr Qadri, 51, is explicit in his condemnation of suicide bombings, kidnappings and the killing of innocents which he describes as absolutely against the teachings of Islam. Today's tragedy is that terrorists, murderers, mischief-mongers and rioters try to prove their criminal, rebellious, tyrannous, brutal and blasphemous activities as a right and a justified reaction to foreign aggression under the garb of defence of Islam and national interests, he writes. It can in now way be permissible to keep foreign delegates under unlawful custody and mirder them and other peaceful non-Muslim citizens in retaliation for interference, unjust activities and aggressive advances of their countries. The one who does has no relation to Islam. Shahid Mursaleen, spokesman for Minhaj ul Quran's British wing, described the fatwa as an attempt to sow doubt in the minds of wannabe extremists. [Shaikh Dr Qadri] has hit hard on the terrorists as it prevents Islamists from considering suicide bombers as 'martyrs'. This fatwa injects doubt into the minds of potential suicide bombers. Extremist groups based in Britain recruit the youth by brainwashing them that they will 'with certainty' be rewarded in the next life and Dr Qadri's Fatwa has removed this key intellectual factor from their minds. Unlike extremists, traditional Islamic authorities have been notoriously slow to catch on to the appeal of the web in spreading their message. Violent groups such as Al Qa'ida, and fundamentalist Islamic schools such as Saudi Arabia's Wahabism, have long used the net to propagate their uncompromising messages. Their fatwas have been translated into scores of languages and are readily accessibly, describing suicide bombers as shahideen (martyrs) and those committed to violence as mujahideen (holy warriors). In contrast, traditional Islamic exegesis has remained stubbornly impenetrable to most of the world's one billion Muslims. It is usually written in complex religious Arabic and is rarely accessible on the web. But some
[ppiindia] Gus Mus: Pemimpin Yang Rendah Hati
Pemimpin Yang Rendah Hati 26 Februari 2010 15:15:12 | Oleh: KH. Dr. A. Mustofa Bisri Suatu ketika seorang laki-laki menghadap Nabi Muhammad SAW dan gemetaran oleh wibawa beliau-- saat berbicara. Nabi SAW pun berkata menenangkan: Tenang saja! Aku bukan raja. Aku hanyalah anaknya perempuan Qureisy yang biasa makan ikan asin. (Dalam hadisnya, menggunakan kata qadiid yang maknanya dendeng, makanan sederhana di Arab. Saya terjemahkan dengan ikan asin yang merupakan makanan sederhana di Indonesia). Ketika Rasulullah SAW datang di Mekkah, setelah sekian lama hijrah, sahabat Abu Bakar Siddiq r.a. sowan bersama ayahandanya, Utsman yang lebih terkenal dengan julukan Abu Quhaafah. Melihat sahabat karib sekaligus mertuanya bersama ayahandanya itu, Rasulullah SAW pun bersabda Wahai Abu Bakar, mengapa Sampeyan merepotkan orang tua? Mengapa tidak menunggu aku yang sowan beliau di kediamannya? *** Sahabat Abdurrahman Ibn Shakhr yang lebih dikenal dengan Abu Hurairah r.a. bercerita: Suatu ketika aku masuk pasar bersama Rasulullah SAW. Rasulullah berhenti, membeli celana dalam dan berkata: Pilihkan yang baik lho! (Terjemahan dari aslinya: Rasulullah bersabda kepada si tukang timbang, Timbang dan murahin bahasa Jawa: sing anget. Boleh jadi waktu itu, beli celana pun ditimbang). Mendengar suara Rasulullah SAW, si pedagang celana pun melompat mencium tangan beliau. Rasulullah menarik tangan beliau sambil bersabda: Itu tindakan orang-orang asing terhadap raja mereka. Aku bukan raja. Aku hanyalah laki-laki biasa seperti kamu. Kemudian beliau ambil celana yang sudah beliau beli. Aku berniat akan membawakannya, tapi beliau buru-buru bersabda: Pemilik barang lebih berhak membawa barangnya. *** Itu beberapa cuplikan yang saya terjemahkan secara bebas dari kitab Nihayaayat al-Arab-nya Syeikh Syihabuddin Ahmad Ibn Abdul Wahhab An-Nuweiry (677-733 H) jilid ke 18 hal 262-263. Saya nukilkan cuplikan-cuplikan kecil itu untuk berbagi kesan dengan Anda. Soalnya saya sendiri, saat membacanya, mendapat gambaran betapa biasa dan rendah hatinya pemimpin agung kita Nabi Muhammad SAW. Dalam kitab itu juga disebutkan bahwa Rasulullah SAW sering naik atau membonceng kendaraan paling sederhana saat itu; yaitu keledai. Rasulullah SAW suka menyambangi dan duduk bercengkerama dengan orang-orang fakir-miskin. Menurut istri terkasih beliau, sayyidatina Aisyah r.a dan cucu kesayangan beliau Hasan Ibn Ali r.a, Rasulullah SAW mengerjakan pekerjaan rumah; membersihkan dan menambal sendiri pakaiannya; memerah susu kambingnya; menjahit terompahnya yang putus; menyapu dan membuang sampah; memberi makan ternak; ikut membantu sang istri mengaduk adonan roti; dan makan bersama-sama pelayan. Sikap dan gaya hidup sederhana sebagaimana hamba biasa itu agaknya memang merupakan pilihan Rasulullah SAW sejak awal. Karena itu dan tentu saja juga karena kekuatan pribadi beliau, bahkan kebesaran beliau sebagai pemimpin agama maupun pemimpin Negara pun tidak mampu mengubah sikap dan gaya hidup sederhana beliau. Bandingkan misalnya, dengan kawan kita yang baru menjadi kepala desa saja sudah merasa lain; atau ikhwan kita yang baru menjadi pimpinan majlis taklim saja sudah merasa beda dengan orang lain. Memang tidak mudah untuk bersikap biasa; terutama bagi mereka yang terlalu ingin menjadi luar biasa atau mereka yang tidak tahan dengan keluarbiasaan. Apalagi sering kali masyarakat juga ikut membantu mempersulit orang istimewa untuk bersikap biasa. Orang yang semula biasa dan sederhana; ketika nasib baik mengistimewakannya menjadi pemimpin, misalnya, atau tokoh berilmu atau berada atau berpangkat atau terkenal, biasanya masyarakat di sekelilingnya pun mengelu-elukannya sedemikian rupa, sehingga yang bersangkutan terlena dan menjadi tidak istimewa. Keistimewaan orang istimewa terutama terletak pada kekuatannya untuk tidak terlena dan terpengaruh oleh keistimewaannya itu. Keistimewaan khalifah Allah terutama terletak pada kekuatannya untuk tidak terlena dan terpengaruh oleh kekhalifahannya, mampu menjaga tetap menjadi hamba Allah. Keistimewaan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin antara lain karena beliau tidak terlena dan terpengaruh oleh keistimewaannya sendiri. Kita pun kemudian menyebutnya sebagai pemimpin yang rendah hati. Nabi Muhammad SAW adalah contoh paling baik dari seorang hamba Allah yang menjadi khalifahNya. Beliau sangat istimewa justru karena sikap kehambaannya sedikit pun tidak menjadi luntur oleh keistimewaannya sebagai khalifah Allah. Shalawat dan salam bagimu, ya Rasulallah, kami rindu! KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah. -- ...menyembah yang maha esa, menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, mengasihi sesama... [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat
[ppiindia] Kompromi Kebenaran atau Kebenaran Kompromi ?
Menjelang sidang paripurna DPR untuk mengesahkan kesimpulan akhir Pansus tentang Skandal Bank Century, para Staf Khusus Presiden giat melakukan lobi politik ke beberapa pihak. Bahkan, para Staf Khusus Presiden juga secara aktif melakukan pengungkapan kasus-kasus hukum yang diperkirakan mungkin akan dapat menjerat pihak-pihak yang dilobinya itu. Kombinasi dari pendekatan lobi politik digabungkan dengan pressure pengungkapan kasus-kasus hukum itu sedikit banyak membuat pihak-pihak yang didekati menjadi keder dan jeri. Pintu untuk kompromi pun menjadi terbuka dan dimungkinkan untuk diusahakan serta berpeluang untuk diwujudkan. Beberapa pihak menengarai ini merupakan taktik dan strategi untuk memungkinkan terjadinya kompromi. Dalam arti kata, dalam kompromi itu dimungkinkan terjadinya kebijakan pengesampingan atas kasus-kasus hukum itu yang ditukar gulingkan dengan perubahan sikap partai-partai menjadi selaras dan senada dengan sikap politik yang diinginkan oleh Partai Demokrat. Sebagaimana diketahui, semula dalam sikap politiknya fraksi Partai Demokrat berpendapat bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakan maupun pelaksanaannya tidak ada permasalahan. Sedangkan fraksi PKB berpendapat bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakannya tidak ada permasalahan sedangkan dalam pelaksanaannya ada permasalahan. Diluar dua fraksi itu semuanya berpendapat bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakan maupun pelaksanaannya ada permasalahan. Namun, pasca mulai digulirkannya aksi lobi dan pressure kasus hukum yang dilakukan oleh para Staf Khusus Presiden, posisi sikap politik menjadi berubah. Adapun fraksi Partai Demokrat juga mulai sedikit mengalah dan merubah pendapatnya menjadi seperti pendapatnya fraksi PKB, yaitu bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakannya tidak ada permasalahan sedangkan dalam pelaksanaannya ada permasalahan. Demikian juga dengan fraksi PAN, juga mulai terlihat kesediaannya untuk berkompromi dan menyamakan sikap politiknya sesuai dengan apa yang menjadi sikap politiknya fraksi Partai Demokrat. Pihak-pihak lainnya mulai goyah, fraksi PPP dan fraksi Gerindra terlihat mulai menunjukkan sikap yang cenderung untuk terbuka terhadap kompromi atas sikap politiknya. Bahkan fraksi Partai Golkar dan fraksi PKS pun sudah mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa sikap politiknya mulai bimbang. Hanya tinggal fraksi PDIP dan fraksi Hanura saja yang terlihat masih ngotot dengan sikap politiknya, yaitu pemberian FPJP dan PMS serta kebijakan maupun pelaksanaannya ada permasalahan. Maka peta sikap politik pun menjadi lebih sedrahan lagi, dari tiga jenis sikap politik menjadi mengerucut ke arah dua jenis sikap politik. Opsi pilihan yang mungkin akan dipilih di rapat paripurna DPR pun menjadi hanya tinggal dua saja, yaitu sikap politik yang berpendapat bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakannya tidak ada permasalahan sedangkan dalam pelaksanaannya ada permasalahan, atau sikap politik yang berpendapat bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakannya maupun pelaksanaannya ada permasalahan. Sehari menjelang rencana rapat paripurna yang ternyata kemudian berakhir ricuh itu, pihak penguasa negara dan partai yang berkuasa yaitu Partai Demokrat mulai menunjukkan kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang berlandaskan kepada kalkulasi kekuatan suara di DPR dan asumsi akan tanda-tanda mulai dimungkinkannya adanya kompromi. Berdasarkan itu pula, maka Presiden SBY yang semenjak awal kasus Skandal Bank Century ini tidak secara tegas menyatakan bertanggungjawab, mulai dengan kepercayaan diri yang cukup tinggi dengan tegas menyatakan bahwa dirinya bertanggungjawab sepenuhnya atas kasus Skandal Bank Century ini. Namun, sesuatu perubahan berlangsung cepat, tanda-tanda keberhasilan kompromi menjadi diragukan tingkat validitasnya. Fraksi-fraksi yang tadinya menunjukkan sikap siap berkompromi tiba-tiba berubah menjadi ngotot kembali. Sehingga, opsi pilihan sikap politik yang menyatakan bahwa pemberian FPJP dan PMS serta kebijakannya tidak ada permasalahan sedangkan dalam pelaksanaannya ada permasalahan, menjadi hanya tinggal didukung oleh fraksi Partai Demokrat dan PKB serta PAN saja. Sedangkan fraksi PPP dan fraksi Gerindra serta fraksi Partai Golkar dan fraksi PKS malahan kembali ngotot pada sikap politik yang sama dengan fraksi PDIP dan fraksi Hanura, yaitu pemberian FPJP dan PMS serta kebijakan maupun pelaksanaannya ada permasalahan. Dan lagi, tata cara voting yang apabila tidak berhasil dilakukan musyawarah untuk mufakat itu juga berubah. Jika voting tertutup yang tadinya mulai terlihat dapat diterima oleh kebanyakan fraksi, menjadi berubah dimana kebanyakan fraksi menghendaki voting secara terbuka. Inilah yang barangkali membuat pihak penguasa negara dan partai yang berkuasa yaitu Partai Demokrat mulai sedikit panik. Entah berkaitan dengan kepanikan lantaran peta politik yang berubah dengan cepat itu, ataupun tidak, yang jelas kejadiannya adalah Ketua DPR
RE: [ppiindia] Pintu Masuk KPK ke Century ?.
When the laws and regulations into a political product --will be born new in terms of truth and justice will be another significant which leads to political subjectivity. Politics is a universal idea, but the idea of politicians always be particular and sectarian, it can not be denied. Truth simply belong to the majority and the rules are not produced by an intellectual conscience, but by the lobbies and the process of compromise in the parliament. This is one face of trias politica in the shadow of the concept of democracy. (Ketika undang-undang dan peraturan menjadi produk politik, akan lahir kebenaran dalam pengertian baru, dan keadilan akan bermakna lain, yang mengarah pada subyektivitas politik. Politik adalah ide universal tetapi ide politisi selalu partikular dan sektarian, itu tidak bisa dipungkiri. Kebenaran sekedar menjadi milik mayoritas, dan peraturan tidak dihasilkan oleh nurani intelektual tapi oleh lobby-lobby dan proses kompromi di parlemen. Inilah salah satu wajah trias politika di dalam bayang-bayang konsep demokrasi) To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com; ekonomi-nasio...@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com; wartawan-indone...@yahoogroups.com; mediac...@yahoogroups.com; nongkrong_bare...@yahoogroups.com; eramus...@yahoogroups.com; sab...@yahoogroups.com; syiar-is...@yahoogroups.com From: rifkyp...@yahoo.com Date: Tue, 2 Mar 2010 09:44:53 -0800 Subject: [ppiindia] Pintu Masuk KPK ke Century ?. Tanggal 21 September 2009 yang telah lalu, Presiden SBY dengan alasan kegentingan memaksa telah menerbitkan Perpu (Peraturan Pemerintah) Nomor 4 Tahun 2009. Tujuan dari Perpu 4/2009 adalah untuk mengisi kekosongan jabatan Pimpinan KPK lantaran beberapa pimpinanya, yaitu Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto serta Antasari Azhar telah berhasil dijadikan tersangka oleh pihak Kejagung (Kejaksaan Agung) dan Polri (Kepolisian Republik Indonesia). Lalu berdasarkan landasan konstitusional dari Perpu 4/2009 tersebut, Presiden SBY menetapkan dan mengangkat 3 orang sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK. Perkembangan berikutnya, secara tak terduga ternyata MK (Mahkamah Konstitusi) mengabulkan uji materi atas UU (Undang Undang) Nomor 30 tahun 2002 yang diajukan oleh kuasa hukumnya Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Konsekuensi dari keputusan MK tersebut adalah pemerintah terpaksa menunda pelaksanaan atas pasal 32 ayat (1) huruf (c) dan pasal (32) ayat (3) UU No. 30/2002 tersebut. Sehingga, hal itu tentunya secara otomatis telah membuat Presiden SBY dengan terpaksa harus menunda pemberhentian secara permanen atas dua orang pimpinan KPK yang di-non aktif-kan, yaitu Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah. Selanjutnya, secara tak terduga pula perkembangan situasi dan kondisi telah berkembang sedemikian rupa sehingga membuat Kejagung dan Polri dengan berat hati terpaksa harus membebaskan Chandra Hamzah dan Bibit Samad Rianto dari tuduhan menyalahgunakan wewenang dan melakukan pemerasan serta menerima uang suap. Dengan demikian, maka menjadi gagallah upaya pengkriminalan atas 2 orang pimpinan KPK dari 3 orang pimpinan KPK yang telah dijadikan tersangka oleh Kejagung dan Polri. Konsekuensi dari pembebasan itu membuat pemerintah terpaksa merehabilitasi kembali kedudukannya Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto sebagai pimpinan KPK. Sehingga, 2 orang Plt dari 3 orang Plt Pimpinan KPK yang ditetapkan dan diangkat oleh Presiden SBY berdasarkan Perpu 4/2009 itu dengan terpaksa harus berhenti dari kedudukannya sebagai Plt pimpinan KPK. Kemudian, sesuai dengan pasal 22 ayat 2 UUD 1945, setelah pemerintah menerbitkan Perpu, maka Perpu itu harus segera dimintakan persetujuan dari DPR pada masa sidang berikutnya. Ditengah saat menjelang sidang Paripurna DPR yang akan mengambil keputusan akhir dari hasil kerjanya Pansus DPR tentang Skandal Bank Century, secara tak terduga juga Komisi III DPR dalam keputusannya menyatakan menolak Perpu 4/2009. Keputusan dari Komisi III DPR itu diambil berdasarkan voting yang hasilnya adalah fraksi Partai Demokrat dan PKB mendukung diterimanya Perpu 4/2009, sedangkan 7 fraksi yang lainnya menolak Perpu 4/2009. Menurut rencana, keputusan Komisi III DPR ini akan disahkan di rapat Paripurna DPR pada tanggal 4 Maret 2010 mendatang. Penolakan DPR terhadap Perpu 4/2009 ini tentu berkonsekuensi menggugurkan landasan hukum dari penunjukan langsung Plt pimpinan KPK yang telah dilakukan oleh Presiden SBY. Sehingga dengan demikian, Tumpak Hatorangan Panggabean yang merupakan satu-satunya Plt yang tersisa dari 3 orang Plt yang diangkat oleh Presiden SBY, dalam waktu dekat ini pun terpaksa pula harus berhenti dari kedudukannya sebagai Plt pimpinan KPK. Jika itu yang kemudian terjadi, maka di jajaran pimpinan KPK akan menjadi bersih dari unsur Plt pimpinan yang dipilih dan ditetapkan serta diangkat
[ppiindia] bagai daun berguguran...............
Hadits ke-2 sholat Dari Abu Dzar r.a. , sesungguhnya Rasulullah saw. Pernah keluar dari rumahnya ketika musim dingin dan daun-daun berguguran. Beliau mengambil setangkai ranting pohon, sehingga daun-daunnya mulai berguguran. Beliau mengambil setangkai ranting pohon, sehingga daun-daunnya mulai berguguran. Beliau bersabda,”wahai Abu Dzar!” Abu Dazar menyahut,”labbaik ya Rasululah!” Sabda beliau,”Sesungguhnya seorang muslim yang menunaikan shalatnya semata-mata karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran darinya sebagaimana daun-daun ini gugur dari rantingnya.”(Ahmad-At-Targhib). Pada musim dingin, biasanya daaun-daun berguguran dari pohonnya, sehingga ada sebagian pohon yang daun-daunnya tidak tersisa sedikitpun. Itulah perumpamaan hasil sholat yang dilakukan dengan ikhlas, yakni segala dosa akan diampuni tanpa satu dosa pun yang tertinggal. Menurut sebagian ulama, dosa-dosa kecil saja yang dapat diampuni melalui sholat, sedangkan dosa-dosa besar tidak dapat diampuni tanpa bertaubat. Oleh karena itu, disamping mengerjakan sholat, hendaknya kita selalu bertaubat dan beristigfar, jangan sampai kita melalaikannya. Sedangkan jika Allah mengampuni dosa-dosa besar karena kemurahan-Nya, itu adalah perkara lain. [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Forum Menyimak Musik dan Opera Jelajah Anak Indonesia (OJAI)
Sabtu 6 Maret 2010 pukul 16.00, Salihara akan memulai rangkaian Forum Menyimak Musik Klasik hingga Kontemporer (FM KlaKon) yang akan berlangsung tiap hari Sabtu di bulan Maret. Tema pertemuan pertama adalah Prolog: Tentang Musik dan Bunyi + Musik Barok. Fasilitator untuk acara ini: Suka Hardjana. Minggu 7 Maret 2010 pukul 14.00 dan 16.00, Opera Jelajah Anak Indonesia (OJAI) akan menampilkan panggung musikal Batu Belah Betangkup. Untuk acara Forum Menyimak Musik terbuka untuk umum dan gratis dengan pendaftaran ke dita.salih...@gmail.com. Untuk tiket Opera Jelajah Anak Indonesia (OJAI) Rp 50.000 (umum) dan Rp 25.000 (pelajar dan mahasiswa) bisa dipesan di nomer-nomer berikut: 0817-077-1913, 0812-8184-5500, 0857-193-111-50, 021-9974-5934 http://www.facebook.com/event.php?eid=10150089050320374ref=mf Forum Menyimak Musik Klasik hingga Kontemporer (FM KlaKon) Sabtu, 6 Maret 2010 Saturday, 6 March 2010 Prolog: Tentang Musik dan Bunyi + Musik Barok Prologue: On Music and Sound + Baroque Music Sabtu, 13 Maret 2010 Saturday, 13 March 2010 Beethoven di Antara Dua Logos: Musik Klasik Romantik + Impresionisme Beethoven Between Two Logos: Classical Romantic Music + Impressionism Sabtu, 20 Maret 2010 Saturday, 20 March 2010 Bartok, Stravinsky dan Parameter Waktu Baru: Musik Abad Ke-20 Bartok, Stravinsky and New Parameters of Time: 20th-Century Music Sabtu, 27 Maret 2010 Saturday, 27 March 2010 Epilog: Tentang Dua Prabowo (Adrian dan Tony) Epilogue: On Two Prabowos (Adrian and Tony) Pendaftaran selambatnya 5 Maret 2010, melalui d...@salihara.org Register via email: d...@salihara.org by March 6, 2010 Banyak orang gemar mendengarkan musik klasik Barat—kadang tanpa latar pengetahuan tentang bagaimana karya musik itu diciptakan dan di mana letaknya dalam khazanah musik klasik dari zaman ke zaman. Ini tentu baik-baik saja. Namun, pengalaman mendengarkan musik niscaya akan makin kaya makna jika kita mengenal lebih dalam hal-ihwal mengenai khazanah musik maupun menyangkut karya itu sendiri. Bulan Maret ini (setiap Sabtu sore) ahli musik klasik Suka Hardjana akan mengajak kita bertamasya menikmati musik klasik hingga kontemporer sambil menyimak bagaimana unsur-unsur musikal (irama, melodi, harmoni, warna nada, dst) terangkai menjadi pelbagai bentuk musik (simfoni, konserto, sonata, fuga, dll) yang kompleks dan indah. Setiap acara akan disertai sesi mendengarkan komposisi musik yang dibahas atau dijadikan ilustrasi. Dengan mengikuti rangkaian Forum Menyimak Musik Klasik hingga Kontemporer (FM KlaKon) kita bisa memperluas wawasan tentang musik klasik hingga kontemporer dan sekaligus memperoleh pengetahuan langsung dari tangan pertama tentang bagaimana mendengarkan musik secara lebih cerdas dan mendalam. Suka Hardjana (Yogyakarta, 1940) alumnus Akademi Musik Detmold (1969) dan pernah menjadi dosen di Konservatorium der Freien Hansestadt, Bremen (1969-1971)—keduanya di Jerman. Pulang ke Indonesia menjadi dirigen Ensemble Jakarta (1972) dan dosen di IKJ hingga menjadi Pembantu Rektor II (1980-1984). Karya tulis dia dalam bidang musik Corat-coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini (Ford Foundation MSPI, 2003) dan Musik Antara Kritik dan Apresiasi (Buku Kompas, 2004) Program ini disponsori oleh Hivos = http://www.facebook.com/event.php?eid=342734431795index=1 Minggu, 7 Maret 2010, 14:00 16:00 WIB Sunday, March 7, 2010, 02:00 04:00 PM Panggung Musikal OJAI (Opera Jelajah Anak Indonesia) Musical Performance OJAI (Opera Jelajah Anak Indonesia/ Opera of Indonesian Children’s Explorations) KISAH BATU BELAH BETANGKUP TALE OF A STONE THAT OPENS AND CLOSES Sutradara/ Director: Tom Ibnur Teater Salihara Panggung musikal Batu Belah Betangkup ini berangkat dari sebuah dongeng rakyat dari Bengkalis, Riau, yang berkisah tentang dua orang anak yang melanggar perintah ibunya dan melarikan diri ke hutan, dan di sana “ditelan” alam—hingga akhirnya sang ibu mencari dan hendak membawa mereka pulang. Pertunjukan terdiri atas dongeng berpantun (yang dibawakan oleh Tom Ibnur), tari dan musik Melayu (senandung, mak inang, joged, zapin), serta aneka permainan anak tradisional Melayu (kulik-kulik elang, tam-tam buku, sapu-sapu rangik, cak-cak mimin). Diperankan para pemain berusia antara 5-18 tahun, pertunjukan ini ditujukan untuk khalayak usia kanak hingga dewasa. Tim kreatif pertunjukan yang disutradarai oleh Tom Ibnur ini antara lain: Didin Siroz (penulis skenario), Armen Suwandi (penata musik), Sugeng Yea (penata panggung), dan Iskandar Loedin (penata cahaya). HTM Rp 50.000,- Pelajar/mahasiswa Rp 25.000,- Reservasi tiket di loket salihara 021-7891202, 0817-077-1913 Waktu operasional: Senin-Jumat pukul 09:00-19:00 WIB Sabtu pukul 16:00-19:00 WIB Minggu dan hari libur nasional tutup, kecuali ada acara. Bila ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 21:00 WIB. The musical Batu Belah Betangkup is based on a folktale from Bengkalis, Riau, about two
[ppiindia] Uang Negara: Untuk Rakyat Miskin atau Subsidi Para Bankir?
MenurutIslam, uang negara diprioritaskan untuk orang miskin: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin ..” [At Taubah:60] Beda dgn Neolib yang memprioritaskan uang negara untuk mensubsidi para bankir/orang kaya dan menganggap subsidi untuk rakyat kecil adalah penyakit dan hanya membuat rakyat manja. http://media-islam.or.id/2009/03/31/sistem-ekonomi-islam-yang-pro-rakyat === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/