Re: [ppiindia] Re: Titik Temu Islam dan Sekularisme di Turki
RM Danardono HADINOTO wrote: Tidak saja Barat mengikuti jejak ilmuwan Timur Tengah, kini Jepang mengikuti jejak ilmuwan barat. Bumi berputar, lihat kedepan jangan kebelakang! Tanpa mengetahui yang ada di belakang kita tidak tahu bagaimana memperhitungkan kemungkinan apa yang ada di depan sebagaimana kata pepatah "Kegagalan adalah ibu sukses!" Dan ummat Muslimin akan selalu belajar dari kegagalannya di masa lampau untuk dapat maju ke depan lebih canggih lagi dari yang lalu. * Yang dibelakang tinggalah sekam dan abu dari api yang pernah membara, nyalakanlah api yang membara, jangan mengkais sekam. Yemen, Sudan, Afganistan akan tetap melata seperti ini, juga 2000 tahun lagi. Mau taruhan? Maaf seribukali maaf mas Danardono, sebagai seorang Muslim saya tidak berminat secara pribadi kepada ajakan bertaruh yang mas Danardono sampaikan!! - Original Message - From: RM Danardono HADINOTO To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Friday, September 07, 2007 5:12 AM Subject: [ppiindia] Re: Titik Temu Islam dan Sekularisme di Turki --- In ppiindia@yahoogroups.com, "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > ** Bisakah mas Danardono mengingat kembali pelajaran sejarah Eropa Barat sebelum renaisance? Dan bandingkan dengan perkembangan kebudayaan masyarakat manusia Timur Tengah di bawah kepemimpinan para sultan dan raja-raja Muslimin. Kini para ilmuwan Barat yang jujur mengakui peranan pionir-pionir keilmuan Muslimin bagi pencerahan Eropa Barat yang dikungkung oleh zaman kegelapan abad pertengahan. ---> Bisakah mas marconi mengingat kembali tindakan nyata apa yang bangsa Eropa lakukan untuk keluar dari kegelapan? Pernah dengar rennaisance? Enlightment? Aufklaerung? pernah dengan dampak pencerahan dari Revolusi Perancis? Tidak saja Barat mengikuti jejak ilmuwan Timur Tengah, kini Jepang mengikuti jejak ilmuwan barat. Bumi berputar, lihat kedepan jangan kebelakang! Yang dibelakang tinggalah sekam dan abu dari api yang pernah membara, nyalakanlah api yang membara, jangan mengkais sekam.. > > * Namun retorika yang saya kemukakan bukanlah suatu apologetik bagi kemandulan berfikir dan keterbelakangan budaya masyarakat Muslimin pra-kolonialisme dan imperialisme Eropa Barat dan Amerika Serikat. Sampai saat ini demi menahan perkembangan pemikiran Islam di negeri-negeri bekas kolonial Barat, negara-negara Eropa dan Amerika terus melakukan tekanan-tekanan ekonomi, finansial, ilmu dan teknologi dan apabila dirasa perlu ditindas dengan kekerasan militer (perhatikan Timur Tengah dewasa ini termasuk Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslimin). Kemajuan budaya manusia dan kenikmatan ekonomi yang didapatkan oleh Eropa Barat dan Amerika Serikat dengan dibimbing oleh ideologi pagan, musyrik, tidak akan membawa masyarakat manusia dan manusianya ke tiga prinsip dasar seruan dan gema revolusi burjuis Perancis. Kenikmatan hidup saat ini di negeri-negeri yang sudah mas Danardono kunjungi (?) itu sifatnya tidak langgeng. Sebab cara-cara perolehannya diharamkan oleh hukum yang berlaku bagi masyarakat manusia. Sebaliknya justru akan menggiring manusianya memasuki era keruntuhan budaya, sebagaimana telah dialami oleh bangsa-bangsa kuno Mesir, Aztek, Asyiria, Romawi, Byzantium, Ankor (Kamboja) dll. > > Banyak budaya yang runtuh, karena melakukan kesalahan fatal, termasuk kejayaan khalifat. Hanya ada DUA peradaban agung, yang sudah exist dizaman Farao, dan KINI masih exist: budaya India dan budaya Tiongkok (denhgan sub budayanya? jepang, Korea, Vietnam). Belajarlah dari mereka! > *** Homosapiens-sapien (manusia modern) baru muncul di Bumi kira-kira 20 ribu tahun yl, kata para anthropolog. Jadi 2000 tahun bukan jumlah yang banyak bila kita ukur dengan waktu kelahiran Bumi yang baru 4,5 milyar tahun. Sedangkan kira-kira umur matahari hanya akan mencapai sekitar 10 milyar tahun saja. Jadi demikianlah hukum yang sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta alam semesta ini. Tinggal kita mau menerima atau tidak. No better way than the Stright Boulevard of Islam. > > > Betul. Manusia bisa terlahir kembali setelah wafat sejuta tahun silam. Atau ribuan tahun. No better way then Boulevard of Islam, adalah pekik keinginan, namun belum pernah terjadi dalam sejarah. Kini yang memimpin Asia, dan akan tetap memimpin adalah the light of Buddhism, lihat India, Jepang dan Tiongkok.. Yemen, Sudan, Afganistan akan tetap melata seperti ini, juga 2000 tahun lagi. Mau taruhan? -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.485 / Virus Database: 269.13.6/991 - Release Date: 5-9-2007 14:55 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [ppiindia] Re: Titik Temu Islam dan Sekularisme di Turki
dear all, klo saya boleh berpendapat..secara global saya melihat bangkitnya gerakan muslim conservative dr eropa dan asia...dilihat dengan semakin banyaknya perkumpulan maupun muslim yg bergabung dalam gerakan ini. rata2 mereka adalah org muslim kelahiran eropa or asia..berasal dr keluarga menengah dan berpendidikan.. karena jumlah muslim disetiap neg eropa diperkirakan akan melebihi jumlah penduduk eropa..terutama di perancis di US snediri terjadi krisis moral politik dan culture war..di US org mengindetikkan kebebasan dgn " JUST DO IT IF U LIKE IT"...teori relativisme..yg menurut saya adalah teori pagan modern dimana semuannya adalah relatif dan kebenaran hanya bersifat subjektif, terdapat civil right movement yg banyak hidden agenda or propaganda, amerika telah kehilangan culture rootnya. menurut pendapat saya..amerika sekarang bukanlah amerika yg dicita2 oleh para founding fathers..., US harus balik ke culture root nya. Rusia telah menjadi invisible hands bagi iran, dan China bagi korea utara, peta politik kekuasaan telah shifted, maybe US is or will be no longer super power...(walaupun tehnologi persenjataan masih dipegang oleh US and israel) but i dont know..i hope US still be a super power though.. menurut saya, politik kekuasaan Islam lebih kuat dibanding sebelumnya, apalagi dengan pergantian kekuasaan di turki, dimana selama ini turki dikenal dgn sekularismenya.. hope for the best Carla RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In ppiindia@yahoogroups.com, "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > ** Bisakah mas Danardono mengingat kembali pelajaran sejarah Eropa Barat sebelum renaisance? Dan bandingkan dengan perkembangan kebudayaan masyarakat manusia Timur Tengah di bawah kepemimpinan para sultan dan raja-raja Muslimin. Kini para ilmuwan Barat yang jujur mengakui peranan pionir-pionir keilmuan Muslimin bagi pencerahan Eropa Barat yang dikungkung oleh zaman kegelapan abad pertengahan. ---> Bisakah mas marconi mengingat kembali tindakan nyata apa yang bangsa Eropa lakukan untuk keluar dari kegelapan? Pernah dengar rennaisance? Enlightment? Aufklaerung? pernah dengan dampak pencerahan dari Revolusi Perancis? Tidak saja Barat mengikuti jejak ilmuwan Timur Tengah, kini Jepang mengikuti jejak ilmuwan barat. Bumi berputar, lihat kedepan jangan kebelakang! Yang dibelakang tinggalah sekam dan abu dari api yang pernah membara, nyalakanlah api yang membara, jangan mengkais sekam.. > > * Namun retorika yang saya kemukakan bukanlah suatu apologetik bagi kemandulan berfikir dan keterbelakangan budaya masyarakat Muslimin pra-kolonialisme dan imperialisme Eropa Barat dan Amerika Serikat. Sampai saat ini demi menahan perkembangan pemikiran Islam di negeri-negeri bekas kolonial Barat, negara-negara Eropa dan Amerika terus melakukan tekanan-tekanan ekonomi, finansial, ilmu dan teknologi dan apabila dirasa perlu ditindas dengan kekerasan militer (perhatikan Timur Tengah dewasa ini termasuk Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslimin). Kemajuan budaya manusia dan kenikmatan ekonomi yang didapatkan oleh Eropa Barat dan Amerika Serikat dengan dibimbing oleh ideologi pagan, musyrik, tidak akan membawa masyarakat manusia dan manusianya ke tiga prinsip dasar seruan dan gema revolusi burjuis Perancis. Kenikmatan hidup saat ini di negeri-negeri yang sudah mas Danardono kunjungi (?) itu sifatnya tidak langgeng. Sebab cara-cara perolehannya diharamkan oleh hukum yang berlaku bagi masyarakat manusia. Sebaliknya justru akan menggiring manusianya memasuki era keruntuhan budaya, sebagaimana telah dialami oleh bangsa-bangsa kuno Mesir, Aztek, Asyiria, Romawi, Byzantium, Ankor (Kamboja) dll. > > Banyak budaya yang runtuh, karena melakukan kesalahan fatal, termasuk kejayaan khalifat. Hanya ada DUA peradaban agung, yang sudah exist dizaman Farao, dan KINI masih exist: budaya India dan budaya Tiongkok (denhgan sub budayanya? jepang, Korea, Vietnam). Belajarlah dari mereka! > *** Homosapiens-sapien (manusia modern) baru muncul di Bumi kira-kira 20 ribu tahun yl, kata para anthropolog. Jadi 2000 tahun bukan jumlah yang banyak bila kita ukur dengan waktu kelahiran Bumi yang baru 4,5 milyar tahun. Sedangkan kira-kira umur matahari hanya akan mencapai sekitar 10 milyar tahun saja. Jadi demikianlah hukum yang sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta alam semesta ini. Tinggal kita mau menerima atau tidak. No better way than the Stright Boulevard of Islam. > > > Betul. Manusia bisa terlahir kembali setelah wafat sejuta tahun silam. Atau ribuan tahun. No better way then Boulevard of Islam, adalah pekik keinginan, namun belum pernah terjadi dalam sejarah. Kini yang memimpin Asia, dan akan tetap memimpin adalah the light of Buddhism, lihat India, Jepang dan Tiongkok.. Yemen, Sudan, Afganistan akan tetap melata seperti ini, juga 2000 tahun lagi. Mau taruhan?
Re: [ppiindia] Re: Titik Temu Islam dan Sekularisme di Turki
RM Danardono HADINOTO wrote: ---> 2000 tahun sejak agama agama Ibrahim berdiri sampai sore ini belum cukup? Masih berapa ribu tahun lagi umat Islam sejauh itu? Sepertinya bangsa bangsa negara maju telah menikmati karya mereka. Sudah pernah ke Norway, swiss, Liechtenstein, Monacco atau Austria mas? ** Bisakah mas Danardono mengingat kembali pelajaran sejarah Eropa Barat sebelum renaisance? Dan bandingkan dengan perkembangan kebudayaan masyarakat manusia Timur Tengah di bawah kepemimpinan para sultan dan raja-raja Muslimin. Kini para ilmuwan Barat yang jujur mengakui peranan pionir-pionir keilmuan Muslimin bagi pencerahan Eropa Barat yang dikungkung oleh zaman kegelapan abad pertengahan. * Namun retorika yang saya kemukakan bukanlah suatu apologetik bagi kemandulan berfikir dan keterbelakangan budaya masyarakat Muslimin pra-kolonialisme dan imperialisme Eropa Barat dan Amerika Serikat. Sampai saat ini demi menahan perkembangan pemikiran Islam di negeri-negeri bekas kolonial Barat, negara-negara Eropa dan Amerika terus melakukan tekanan-tekanan ekonomi, finansial, ilmu dan teknologi dan apabila dirasa perlu ditindas dengan kekerasan militer (perhatikan Timur Tengah dewasa ini termasuk Indonesia sebagai negeri berpenduduk mayoritas Muslimin). Kemajuan budaya manusia dan kenikmatan ekonomi yang didapatkan oleh Eropa Barat dan Amerika Serikat dengan dibimbing oleh ideologi pagan, musyrik, tidak akan membawa masyarakat manusia dan manusianya ke tiga prinsip dasar seruan dan gema revolusi burjuis Perancis. Kenikmatan hidup saat ini di negeri-negeri yang sudah mas Danardono kunjungi (?) itu sifatnya tidak langgeng. Sebab cara-cara perolehannya diharamkan oleh hukum yang berlaku bagi masyarakat manusia. Sebaliknya justru akan menggiring manusianya memasuki era keruntuhan budaya, sebagaimana telah dialami oleh bangsa-bangsa kuno Mesir, Aztek, Asyiria, Romawi, Byzantium, Ankor (Kamboja) dll. *** Homosapiens-sapien (manusia modern) baru muncul di Bumi kira-kira 20 ribu tahun yl, kata para anthropolog. Jadi 2000 tahun bukan jumlah yang banyak bila kita ukur dengan waktu kelahiran Bumi yang baru 4,5 milyar tahun. Sedangkan kira-kira umur matahari hanya akan mencapai sekitar 10 milyar tahun saja. Jadi demikianlah hukum yang sudah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta alam semesta ini. Tinggal kita mau menerima atau tidak. No better way than the Stright Boulevard of Islam. - Original Message - From: RM Danardono HADINOTO To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 06, 2007 5:24 PM Subject: [ppiindia] Re: Titik Temu Islam dan Sekularisme di Turki --- In ppiindia@yahoogroups.com, "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Perjalan masih jauh untuk merubah manusia dari tingkat kesadaran keharusan alamiyah ke tingkat kesadaran kebebasan sebagai wakil Allah swt di Bumi. Pengenalan manusia terhadap lingkungan sekitar dan terhadap lingkungan dalam dirinya masih memerlukan waktu dan usaha yang luar biasa kerasnya. Pengenalan demikian akan melahirkan tingkat kebudayaan manusia yang mampu menjadi basis bagi peningkatan kesadaran keharusan alamiyah ke tingkat kesadaran kebebasan wakil Tuhan di Bumi (Al-Ahlaqu al-Karimah - Ahlaq Pengayom dan Pemelihara Kehidupan). ---> 2000 tahun sejak agama agama Ibrahim berdiri sampai sore ini belum cukup? Masih berapa ribu tahun lagi umat Islam sejauh itu? Sepertinya bangsa bangsa negara maju telah menikmati karya mereka. Sudah pernah ke Norway, swiss, Liechtenstein, Monacco atau Austria mas? -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.485 / Virus Database: 269.13.6/991 - Release Date: 5-9-2007 14:55 [Non-text portions of this message have been removed]
[ppiindia] Re: Titik Temu Islam dan Sekularisme di Turki
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "A. Marconi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Perjalan masih jauh untuk merubah manusia dari tingkat kesadaran keharusan alamiyah ke tingkat kesadaran kebebasan sebagai wakil Allah swt di Bumi. Pengenalan manusia terhadap lingkungan sekitar dan terhadap lingkungan dalam dirinya masih memerlukan waktu dan usaha yang luar biasa kerasnya. Pengenalan demikian akan melahirkan tingkat kebudayaan manusia yang mampu menjadi basis bagi peningkatan kesadaran keharusan alamiyah ke tingkat kesadaran kebebasan wakil Tuhan di Bumi (Al-Ahlaqu al-Karimah - Ahlaq Pengayom dan Pemelihara Kehidupan). ---> 2000 tahun sejak agama agama Ibrahim berdiri sampai sore ini belum cukup? Masih berapa ribu tahun lagi umat Islam sejauh itu? Sepertinya bangsa bangsa negara maju telah menikmati karya mereka. Sudah pernah ke Norway, swiss, Liechtenstein, Monacco atau Austria mas?