RE: [Pramuka] Prinsip pembinaan

2008-05-23 Terurut Topik Dedi Wibowo
Dear Kak Joko

 

Setuju Kak, kita sendiri harus mencoba bijaksana, memberikan keleluasaan
namun dengan tetap memperhatikan prinsip yang dianut sebagai peserta dewasa
dan peserta didik

 

Salam


DW

 

From: pramuka@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Joko Mursitho
Sent: 24 Mei 2008 12:29
To: pramuka@yahoogroups.com
Subject: Re: [Pramuka] Prinsip pembinaan

 

Betul kak Hendro Prakoso
Seharusnya memang begitu, dan ini harus diketahui oleh semua T dan
D lebih-lebih andalan.
 
Hormat saya
Joko Mursitho

--- On Wed, 5/21/08, rimata66 <[EMAIL PROTECTED]
 > wrote:

From: rimata66 <[EMAIL PROTECTED]  >
Subject: [Pramuka] Prinsip pembinaan
To: pramuka@yahoogroups.com  
Date: Wednesday, May 21, 2008, 3:36 AM

Salam pramuka,

Benar bahwa prinsip pembinaan T/D adalah : " dari, oleh dan untuk 
T/D, di bawah bimbingan dan TANGGUNGJAWAB anggota dewasa".

Jadi point ini jangan dipotong.

Anggota dewasa bertanggungjawab atas jalannya proses, keamanan 
proses dan ketercapaian tujuan, dengan seluas-luasnya memberi 
keleluasan T/D bergerak sendiri.

Risk Management yang sekarang dikembangkan menjadi salah satu tool 
penting agar proses yang terjadi di dalam kegiatan, apalagi seukuran 
rainas, bisa berjalan.

Akan tetapi prinsip pembinaan menuntut banyak hal, bukan proses yang 
ujug-ujug ada. Jika tidak, maka "dari, oleh dan untuk " itu akan 
menjadi disaster karena tidak kemanamana. Maksud saya adalah ada 
proses juga yang harus dikondisikan agar T/D itu menjadi mampu 
bergerak atas dasar "dari, oleh dan untuk".

kalau menurut saya, di sinilah kelemahan yang sedang terjadi dalam 
Gerakan Pramuka. Pembina-pembina di gudep dan andalan di kwartir 
belum bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan T/D mampu. Tidak 
ada yang salah karena memang di taraf ini kita sekarang kita berada.

Dengan demikian, memang wajar bahwa peran anggota dewasa jadi makin 
besar.

Tapi saya juga tidak setuju kalau kemudian semua dibuatkan oleh 
anggota dewasa. Karena kita makin menghambat proses yang 
memungkinkan "dari, oleh dan untuk" itu bisa berjalan.

Membina memang bukan pekerjaan mudah. BP bilang seperti bermain 
luncuran di atas es. Terlalu pelan, kirta tak bergerak. Terlalu 
keras, esnya pecah.

Selamat berjuang.

Hendro Prakoso 

--- In [EMAIL PROTECTED] .com, "impeesa matabele" <[EMAIL PROTECTED] .> 
wrote:
>
> Kak Dedi
> 
> sy sgt setuju sekali dgn kakak dlm hal orang dewasa memberikan 
bimbingan &
> konsultasi. tp jika TD hrs dipegangi terus dlm berjalan, apakah 
dia bisa
> mandiri? ada satu saat kita lepas mereka biar mereka "mentok", 
agar mereka
> bisa belajar dr pengalaman. barulah masuk peran kita memberitahu 
mereka atau
> mengingatkan apa yg telah kita sampaikan.
> 
> kl mengenai safety spt terjun payung, itu lain cerita kak, krn 
urusannya dgn
> nyawa manusia, so apakah mengurusi raimuna bisa disamakan dgn 
kegiatan yg
> beresiko tinggi spt terjun payung. seharusnya kita bisa memilah2 
atau
> mengkelompokkan kegiatan, tdk bisa semua kegiatan kita pukul 
rata/sama. Kak
> Dedi, jgnkan terjun payung, menyeberang jalan menurut sy mempunyai 
resiko yg
> tinggi juga, bahkan angka kematian krn ini lebih tinggi dr terjun 
payung,
> ttp tetap sj kita tdk bisa mengkelompokkan menjadi satu.
> 
> so, apa yg telah kak dedi perbuat utk rainas ini? sptnya titik 
terang dr
> pinsaka dirgantara blm ada? tp sptnya effort kakak blm ada, apakah 
kakak
> bisa menekan kasau utk segera membantu rainas ini?
> 
> 
> On 5/21/08, Dedi Wibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Kak Impeesa,
> >
> > Perbedaan antara G dan T/D memang salah satunya adalah pada 
pengelolaan
> > kegiatan, dimana T/D memang harus mulai mengelola kegiatannya. 
T/D
> > kira-kira
> > dapat melakukan 75% pengelolaan mulai dari perencanaan, 
Mengorganisir,
> > Melaksanakan/ memimpin dan monitoring. Sementara G walaupun sudah 
ada Dewan
> > Penggalang namun biasanya kira-kira pengelolaan hanya 25% - 50% 
saja. Namun
> > ingat T/D juga masih peserta didik, walaupun sudah dewasa dan 
beberapa di
> > antaranya adalah Mahasiswa atau bahkan sudah sarjana, namun 
tetap peserta
> > didik.
> >
> > Sebagai acuan organisasi, coba kakak lihat SK Kwarnas no 
080/1988 tentang
> > Pembinaan T/D, atau silakan baca buku BP tentang Rover/Rangers 
disana
> > dijelaskan secara lengkap. Lihatlah secara positif bahwa 
keterlibatan orang
> > dewasa untuk memastikan bahwa T/D sudah melakukan tugasnya 
dengan baik.
> > Namun karena tanggung jawab tetap di peserta dewasa maka jika 
peserta
> > dewasa
> > melihat ada masalah maka langkah-langkahnya adalah 
menasehati/membimbi ng,
> > mengarahkan dan tidak tertutup mengambil alih jika diperlukan. 
Dan itu
> > boleh-boleh aja jika peserta dewasa menilai bahwa harus 
dilakukan itu untuk
> > berbagai reason, misalnya keselamatan atau kritikal decision 
lainnya.
> >
> > Misalnya di kegiatan saya, Saka Dirgantara, peserta didik 
menginginkan
> > kegiata

Re: [Pramuka] Prinsip pembinaan

2008-05-23 Terurut Topik Joko Mursitho
Betul kak Hendro Prakoso
Seharusnya memang begitu, dan ini harus diketahui oleh semua T dan 
D lebih-lebih andalan.
 
Hormat saya
Joko Mursitho

--- On Wed, 5/21/08, rimata66 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: rimata66 <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Pramuka] Prinsip pembinaan
To: pramuka@yahoogroups.com
Date: Wednesday, May 21, 2008, 3:36 AM







Salam pramuka,

Benar bahwa prinsip pembinaan T/D adalah : " dari, oleh dan untuk 
T/D, di bawah bimbingan dan TANGGUNGJAWAB anggota dewasa".

Jadi point ini jangan dipotong.

Anggota dewasa bertanggungjawab atas jalannya proses, keamanan 
proses dan ketercapaian tujuan, dengan seluas-luasnya memberi 
keleluasan T/D bergerak sendiri.

Risk Management yang sekarang dikembangkan menjadi salah satu tool 
penting agar proses yang terjadi di dalam kegiatan, apalagi seukuran 
rainas, bisa berjalan.

Akan tetapi prinsip pembinaan menuntut banyak hal, bukan proses yang 
ujug-ujug ada. Jika tidak, maka "dari, oleh dan untuk " itu akan 
menjadi disaster karena tidak kemanamana. Maksud saya adalah ada 
proses juga yang harus dikondisikan agar T/D itu menjadi mampu 
bergerak atas dasar "dari, oleh dan untuk".

kalau menurut saya, di sinilah kelemahan yang sedang terjadi dalam 
Gerakan Pramuka. Pembina-pembina di gudep dan andalan di kwartir 
belum bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan T/D mampu. Tidak 
ada yang salah karena memang di taraf ini kita sekarang kita berada.

Dengan demikian, memang wajar bahwa peran anggota dewasa jadi makin 
besar.

Tapi saya juga tidak setuju kalau kemudian semua dibuatkan oleh 
anggota dewasa. Karena kita makin menghambat proses yang 
memungkinkan "dari, oleh dan untuk" itu bisa berjalan.

Membina memang bukan pekerjaan mudah. BP bilang seperti bermain 
luncuran di atas es. Terlalu pelan, kirta tak bergerak. Terlalu 
keras, esnya pecah.

Selamat berjuang.

Hendro Prakoso 

--- In [EMAIL PROTECTED] .com, "impeesa matabele" <[EMAIL PROTECTED] .> 
wrote:
>
> Kak Dedi
> 
> sy sgt setuju sekali dgn kakak dlm hal orang dewasa memberikan 
bimbingan &
> konsultasi. tp jika TD hrs dipegangi terus dlm berjalan, apakah 
dia bisa
> mandiri? ada satu saat kita lepas mereka biar mereka "mentok", 
agar mereka
> bisa belajar dr pengalaman. barulah masuk peran kita memberitahu 
mereka atau
> mengingatkan apa yg telah kita sampaikan.
> 
> kl mengenai safety spt terjun payung, itu lain cerita kak, krn 
urusannya dgn
> nyawa manusia, so apakah mengurusi raimuna bisa disamakan dgn 
kegiatan yg
> beresiko tinggi spt terjun payung. seharusnya kita bisa memilah2 
atau
> mengkelompokkan kegiatan, tdk bisa semua kegiatan kita pukul 
rata/sama. Kak
> Dedi, jgnkan terjun payung, menyeberang jalan menurut sy mempunyai 
resiko yg
> tinggi juga, bahkan angka kematian krn ini lebih tinggi dr terjun 
payung,
> ttp tetap sj kita tdk bisa mengkelompokkan menjadi satu.
> 
> so, apa yg telah kak dedi perbuat utk rainas ini? sptnya titik 
terang dr
> pinsaka dirgantara blm ada? tp sptnya effort kakak blm ada, apakah 
kakak
> bisa menekan kasau utk segera membantu rainas ini?
> 
> 
> On 5/21/08, Dedi Wibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Kak Impeesa,
> >
> > Perbedaan antara G dan T/D memang salah satunya adalah pada 
pengelolaan
> > kegiatan, dimana T/D memang harus mulai mengelola kegiatannya. 
T/D
> > kira-kira
> > dapat melakukan 75% pengelolaan mulai dari perencanaan, 
Mengorganisir,
> > Melaksanakan/ memimpin dan monitoring. Sementara G walaupun sudah 
ada Dewan
> > Penggalang namun biasanya kira-kira pengelolaan hanya 25% - 50% 
saja. Namun
> > ingat T/D juga masih peserta didik, walaupun sudah dewasa dan 
beberapa di
> > antaranya adalah Mahasiswa atau bahkan sudah sarjana, namun 
tetap peserta
> > didik.
> >
> > Sebagai acuan organisasi, coba kakak lihat SK Kwarnas no 
080/1988 tentang
> > Pembinaan T/D, atau silakan baca buku BP tentang Rover/Rangers 
disana
> > dijelaskan secara lengkap. Lihatlah secara positif bahwa 
keterlibatan orang
> > dewasa untuk memastikan bahwa T/D sudah melakukan tugasnya 
dengan baik.
> > Namun karena tanggung jawab tetap di peserta dewasa maka jika 
peserta
> > dewasa
> > melihat ada masalah maka langkah-langkahnya adalah 
menasehati/membimbi ng,
> > mengarahkan dan tidak tertutup mengambil alih jika diperlukan. 
Dan itu
> > boleh-boleh aja jika peserta dewasa menilai bahwa harus 
dilakukan itu untuk
> > berbagai reason, misalnya keselamatan atau kritikal decision 
lainnya.
> >
> > Misalnya di kegiatan saya, Saka Dirgantara, peserta didik 
menginginkan
> > kegiatan terjun payung. Maka saya akan mendukungnya dan 
mengarahkannya.
> > Namun apabila ada factor yang membahayakan, misalnya ada peserta 
didik yang
> > memaksa ikut karena gengsi padahal dia punya penyakit yang 
membahayakan,
> > maka saya wajib untuk menyetopnya sebagai peserta dewasa.
> >
> > Kami para pembina mendukung Rainas yang diusulkan oleh adik-adik 
T/D. Kami
> > membuktikannya dengan memberikan dukungan, bimbingan dan 
nasehat. Juga
> > persetujuan Munas dan du

Re: Bls: [Pramuka] rainas

2008-05-23 Terurut Topik Rusdiansyah Kotto
Salam Pramuka...

Wah... seru juga neh perdebatan seputar persiapan rainas 2008.
Kalo boleh saya juga mo ikutan kasih komentar y...
1. Saya setuju banget dengan kak farly yang punya pengalaman banyak seputar 
Raimuna., terutama Rainas 2003 di Jogja. Memamng benar dominasi purna sangat 
jelas terasa dalam penyelenggaraan penyelenggaraan Rainas 2003, tapi perlu juga 
kakak ingat bahwa salah satu kelemahan SDM kita adalah kurang pandai membuat 
laporan evaluasi kegiatan. Kalau tidak salah dengar dari salah seorang purna 
DKN periode kak farly bilang bahwa Panlak Rianas 2003 tidak menyerahkan laporan 
evaluasi kegiatan. Lantas bagaimana Raimuna tahun ini bisa berjalan lebih baik 
jika patokan lebih baik dari -nya tidak ada. Contoh ringan, seharusnya 
masing panitia memiliki buku agenda yang berisikan berita acara selama kegiatan 
berlangsung yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi 
kegiatan. Jika saja manajemen kearsipan laporan kegiatan kita sudah baik. tentu 
kita perlu belajar dari nol kembali setiap kali melakukan kegiatan yang sama. 
Apa lagi kegiatan Rainas yang
 momentnya 5 tahun sekali. 
Jadi harusnya kita bersyukur jika ada pihak purna atau pun orang dewasa yang 
mau memularkan sedikit pengalamannya dalam mengelola kegiatan Rainas.

2. Saya juga setuju dengan kak Impesa. bahwa kegiatan TD itu "dari, oleh, untuk 
TD itu sendiri" lengkapnya di bawah bimbingan orang dewasa. Namun perlu juga 
kita ingat bahwa kata mbah "BP" pemilik nama Impeesa jg, mengatakan bahwa 
"scout is not science" yang tidak diperoleh dari kursi pendidikan formal maupun 
non formal. Definisi saya scout is experience... Karna kepramukaan itu adalah 
pengalaman maka kita sebenarnya sangat ketergantungan terhadap orang dewasa 
yang tentunya sudah mengecap asam garam kehidupan lebih dahulu kepada kita. Dan 
kita harusnya menyerap semua pengalaman yang mereka tularkan kepada kita. 
Tentang bagaimana proses penularannya dan pengalaman yang mana yang harus akan 
kita serap itulah yang harusnya kita bahas bersama-sama.  

3. Demikian juga halnya denganKak Dedi Wibowo... saya sangat setuju dengan 
proses penularan pengalaman yang kakak lakukan, nmun akan lebih baik lagi jika 
kakak menerapkan dengan tiga prinsip among. Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo 
mangun karso, Tut wuri handayani. Menurut saya untuk golongan TD prinsip yang 
terakhir perlu didahulukan, sebab konsep kegiatan TD saat ini yang sering 
terlupakan adalah kegiatan "Managerial". Oleh sebab itu baiknya kita secepatnya 
menyiapkan kader pengganti kita agar regenerasi dalam tubuh Gerakan Pramuka 
dapat berjalan dengan sempurna karena yang lebih menguasai zaman saat ini 
adalah pemuda2 yang lahir di zaman ini.

Mohon maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan...
Kalo boleh saya ingin mengutip kalimat yang sering diucapkan Dorce sebagai 
kalimat penutup. "Kesempurnaan hanya milik Tuhan" (meski demikian, marilah kita 
berlomba untuk mendekati kesempurnaan itu)

Wassalam,

Popoy




 Original Message 
From: ari purwanto andrianto <[EMAIL PROTECTED]>
To: pramuka@yahoogroups.com
Sent: Friday, 23 May, 2008 5:08:42 PM
Subject: Bls: [Pramuka] rainas


Kepada kak Impeesa dan Kak Dedi, Saya bangga dengan Anda, ternyata INSAN 
PRAMUKA masih peduli dengan KEMAJUAN.
Meski masa T/D saya sudah berlalu, tetapi PRAMUKA MAJU adalah impian saya yaitu 
"PRAMUKA MODERN", sayangnya event Nasional tidak pernah terlibat, karena dimasa 
saya PRAMUKA masih jadul banget dan bertentangan dengan nurani saya. Dengan 
segala keterbatasan, apa yang dapat saya lakukan, tetap harus saya lakukan 
untuk PRAMUKA meski sebatas gudep.
Saya salut dengan semangat kak Impreesa, karena T/D harus seperti kakak. Karena 
T/D berkegiatan "Dari, Oleh, dan Untuk T/D sendiri" artinya "MANDIRI"
Untuk mandiri perlu pengetahuan dan pengalaman. Dari mana? Belajar 3M (Membaca, 
Mendengar, dan Melakukan) dan guru yang baik adalah belajar dari pengalaman, 
yaitu pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain.
Masalahnya : Apabila kita hanya belajar dari pengalaman sendiri, maka 
perkembangan kita menjadi lambat, karena seringkali hambatan yang kita hadapi 
juga pernah dialami oleh orang yang terdahulu, sehingga sibuk untuk terperosok 
dilubang itu-itu aja, contohnya pengalaman kelompok kak Dedi dan kakak senior 
lainnya patut kak Impeesa pelajari. Sekarang kalau ada yang pernah 
mengalaminya, bukankah kita belajar dari pengalaman mereka, kemudian T/D 
mengevaluasinya dan membuat terobosan baru yang lebih baik dan mungkin belum 
pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga kita ambil baiknya dan kekurangannya kita 
sempurnakan PLUS-PLUS. Jadi PRAMUKA tidak ketinggalan Jaman.
Karena kita orang timur, maka wajib menghormati orang tua. Bagaimana kalau 
bertentangan dengan kita, musyawarahkan dan ambil solusinya dengan mengindahkan 
saran mereka tetapi tetap menambahkan apa yang kita anggap baik dan perlu 
dicoba dan dilakukan.
MAJU TERUS PRAMUKA!!! Selamat dan Sukses aja.
 
Salam Pramuka,
Ari Purwanto - Sid

Bls: [Pramuka] rainas

2008-05-23 Terurut Topik ari purwanto andrianto
Kepada kak Impeesa dan Kak Dedi, Saya bangga dengan Anda, ternyata INSAN 
PRAMUKA masih peduli dengan KEMAJUAN.
Meski masa T/D saya sudah berlalu, tetapi PRAMUKA MAJU adalah impian saya yaitu 
"PRAMUKA MODERN", sayangnya event Nasional tidak pernah terlibat, karena dimasa 
saya PRAMUKA masih jadul banget dan bertentangan dengan nurani saya. Dengan 
segala keterbatasan, apa yang dapat saya lakukan, tetap harus saya lakukan 
untuk PRAMUKA meski sebatas gudep.
Saya salut dengan semangat kak Impreesa, karena T/D harus seperti kakak. Karena 
T/D berkegiatan "Dari, Oleh, dan Untuk T/D sendiri" artinya "MANDIRI"
Untuk mandiri perlu pengetahuan dan pengalaman. Dari mana? Belajar 3M (Membaca, 
Mendengar, dan Melakukan) dan guru yang baik adalah belajar dari 
pengalaman, yaitu pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain.
Masalahnya : Apabila kita hanya belajar dari pengalaman sendiri, maka 
perkembangan kita menjadi lambat, karena seringkali hambatan yang kita hadapi 
juga pernah dialami oleh orang yang terdahulu, sehingga sibuk untuk terperosok 
dilubang itu-itu aja, contohnya pengalaman kelompok kak Dedi dan kakak senior 
lainnya patut kak Impeesa pelajari. Sekarang kalau ada yang pernah 
mengalaminya, bukankah kita belajar dari pengalaman mereka, kemudian T/D 
mengevaluasinya dan membuat terobosan baru yang lebih baik dan mungkin belum 
pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga kita ambil baiknya dan kekurangannya 
kita sempurnakan PLUS-PLUS. Jadi PRAMUKA tidak ketinggalan Jaman.
Karena kita orang timur, maka wajib menghormati orang tua. Bagaimana kalau 
bertentangan dengan kita, musyawarahkan dan ambil solusinya dengan mengindahkan 
saran mereka tetapi tetap menambahkan apa yang kita anggap baik dan perlu 
dicoba dan dilakukan.
MAJU TERUS PRAMUKA!!! Selamat dan Sukses aja.
 
Salam Pramuka,
Ari Purwanto - Sidoarjo


- Pesan Asli 
Dari: Dedi Wibowo <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: pramuka@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 21 Mei, 2008 16:41:26
Topik: RE: [Pramuka] rainas


Kak Impeesa

Sekali lagi saran saya lihatlah dari sisi positif. Saya tidak mau
berkomentar lebih jauh karena diskusi ini akan berkepanjangan melalui Milis
ini. Selain itu banyak orang lain yang lebih memahami dibandingkan saya yang
hanya mengutip saja. Yang jelas saya melakukan apa yang saya yakini benar
dan tentu saja mengedepankan kepentingan Gerakan Pramuka.

Mengenai Saka Dirgantara yang diwakili oleh Saka Dirgantara DKI Jakarta dan
Jawa Barat, saat ini kita berusaha untuk menyiapkan kegiatan pameran, SAR,
Aeromodelling dan kemungkinan Trike. Kami Pamong tentu tidak bisa menekan
KASAU karena yang kami bisa lakukan hanya minta dukungan. Namun demikian
pada saat yang sama perlu diinformasikan bahwa kegiatan kita ini berbenturan
dengan Latgab TNI pada akhir Juni 2008, dimana hampir seluruh pangkalan
TNI-AU terlibat. Sehingga bisa tergambar kesulita kami di Saka Dirgantara.
Namun demkian status kesiapan satuan saat ini sudah 75% untuk mensukseskan
Rainas.

Namun demikian terima kasih atas penilaian kakak bahwa effort kami belum
ada, mudah-mudahan kami bisa menunjukkan hasil lebih dibandingkan effort
yang terlihat di mata Kakak.

Salam Pramuka

Dedi Wibowo

From: [EMAIL PROTECTED] .com [mailto:[EMAIL PROTECTED] .com] On Behalf Of
impeesa matabele
Sent: 21 Mei 2008 16:06
To: [EMAIL PROTECTED] .com
Subject: Re: [Pramuka] rainas

Kak Dedi

sy sgt setuju sekali dgn kakak dlm hal orang dewasa memberikan bimbingan &
konsultasi. tp jika TD hrs dipegangi terus dlm berjalan, apakah dia bisa
mandiri? ada satu saat kita lepas mereka biar mereka "mentok", agar mereka
bisa belajar dr pengalaman. barulah masuk peran kita memberitahu mereka atau
mengingatkan apa yg telah kita sampaikan.

kl mengenai safety spt terjun payung, itu lain cerita kak, krn urusannya dgn
nyawa manusia, so apakah mengurusi raimuna bisa disamakan dgn kegiatan yg
beresiko tinggi spt terjun payung. seharusnya kita bisa memilah2 atau
mengkelompokkan kegiatan, tdk bisa semua kegiatan kita pukul rata/sama. Kak
Dedi, jgnkan terjun payung, menyeberang jalan menurut sy mempunyai resiko yg
tinggi juga, bahkan angka kematian krn ini lebih tinggi dr terjun payung,
ttp tetap sj kita tdk bisa mengkelompokkan menjadi satu.

so, apa yg telah kak dedi perbuat utk rainas ini? sptnya titik terang dr
pinsaka dirgantara blm ada? tp sptnya effort kakak blm ada, apakah kakak
bisa menekan kasau utk segera membantu rainas ini?

On 5/21/08, Dedi Wibowo <[EMAIL PROTECTED] com.my
 > wrote:
>
> Kak Impeesa,
>
> Perbedaan antara G dan T/D memang salah satunya adalah pada pengelolaan
> kegiatan, dimana T/D memang harus mulai mengelola kegiatannya. T/D
> kira-kira
> dapat melakukan 75% pengelolaan mulai dari perencanaan, Mengorganisir,
> Melaksanakan/ memimpin dan monitoring. Sementara G walaupun sudah ada Dewan
> Penggalang namun biasanya kira-kira pengelolaan hanya 25% - 50% saja.
Namun
> ingat T/D juga masih peserta didik, walaupun sudah dewasa dan beberapa di
> antaranya ada