Re: [wanita-muslimah] Re: Kolom IBRAHIM ISA ... : -- SIAPA PAHLAWAN BANGSA
jangan2 Sri Sultan HB X ke-geer-an ... disuruh ngisi formulir yang sebenarnya hanya soal administratif- legal-formal, misal biodata bapaknya, dianggep sama HB X sebagai memohon-mohon agar ayahnya dijadikan pahlawan. feodal sekali ... nggak mau ngisi formulir segala macem. lagian, kan yang mau dikasih gelar pahlawan adalah bapaknya, mestinya beliau berlapang dada dan membukakan jalan buat almarhum ayahnya untuk jadi pahlawan bangsa. bukan memasang praduga macam2 pada negara. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On Nov 7, 2007 11:55 AM, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenai pahlawan bangsa, jadi inget acara Kick Andy waktu menginterview Sri Sultan Hamengkubuwono X. Katanya negara mau memberi gelar Pahlawan Nasional/Bangsa kepada ayahanda Sri Sultan X, yaitu Sri Sultan IX. Tapi Sri Sultan X harus mengisi surat formulir. Jadi semacam surat permohonan agar ayahnya dijadikan pahlawan negara. Hal itu ditolak oleh Sri Sultan X. Makanya Sri Sultan IX gak jadi pahlawan bangsa...:-(
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang tidak beragama... Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain. * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau tayangg;P --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak usah jengah. Cuex aja...:-)) Soale didunia ini type orang itu banyak banget. Ada yang demen itung2an pahala nyang segala untung rugi diitung (Type pedagang). Karena Ar-rahman dan Ar-rahim Tuhan, makanya diberi juga reward model itung2an pahala...:-) Barangkali juga karena di Arab sono dulunya begini typenya. Wajar aja kan ? Gak ada orang nyang mo rugi. Mo model laen pan juga ada...enak tenan toh? Coba sampeyan bayangin kalo reward itu cuma satu model? Orang type pedagang itu pasti akan komplen sama spt sampeyan komplen. Subhanallah...Alhamdulillah wa syukrillah. (boleh dong ngarab dikit) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Insya Allah, Pak Kinan sepertinya sudah mengetahui jawabanya...cuman saja saya termasuk orang aneh kali yeee ...;P yang kadang jengah kalau banyak juga umat beragama yang sering melakukan ibadah dengan itung-itungan pahala...:)) Seringkali saya dibuat heran dengan alasan untuk nambah pahala... yang muncul dalam pemikiran saya yang cekak ini...kira-kira.. emang pahala buat apa sich...??? apa pengaruh pahala buat diri kita? buat apa sih pahala pake dikumpulin segala, kalau point reward sich enak bisa di tukar hadiah...terus kalau pahala mau diapa'in...??? Jangan2 pahala kita sudah banyak yang expire karena cuman sering dijadikan koleksi doang:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) Ada rujukan juga kisah dijaman Nabi SAW dan para sahabat. Ini mengingatkan saya kepada komentas MAS kepada mbak Lena (?) ttg halalnya darah di jaman Abu Bakar ra.: *** Nabi palsu yang muncul di jaman Rasulullah adalah Musailamah Al- Kadzdzab, yang telah memiliki pengikut yang sangat banyak dan membuat banyak fitnah terhadap Islam, yang akhirnya dibunuh pada jaman khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq .ra. dalam perang Yamamah. Di negri Yaman muncul nabi palsu Al-Aswad Al-`Ansi, yang juga dibunuh oleh para sahabat. Ada pula Nabi perempuan bernama Sajah, yang dikawin oleh Musailamah, namun akhirnya bertaubat dan kembali memeluk Islam. Al-Muktar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi memiliki pengikut yang banyak di kota Kuffah, yang mengaku didatangi Malaikat Jibril, pada zaman pemerintahan Ibnu Zubair. Al-Harits Al-Kadzdzab mengaku nabi palsu di jaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, yang kemudian harus menerima hukum bunuh. Dan Dijaman Modern ada yang mengaku Nabi orang yang bernama Mirza Ghulam Ahmad. *** Yah, kita hidup di jaman yang sangat jauh dari jaman Nabi SAW dan para sahabat. Jadi...maklum aja kalo toleransinya sudah jauh semakin tinggi (ha..ha atau semakin cuex). Padahal di AlQur'an sudah dibilang bhw umat yang mengalami kemenangan besar adalah umat spt ini: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (QS9:100) Tapi mengapa kita segan mengikuti cara mereka ya? padahal begitu lah kalau mau mencapai kemenangan besar. Oh ya kita lebih senang kepada kemanangan kecil saja atau bahkan kekalahan. Ya udah lah, cuex aja. Kita cuma sekedar saling mengingatkan: mo cara halus ato cara keras/menghujat...he..he...karena gak dibolehin cara radikal. wassalam,
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Lina: sepaham. Tapi gimana cinta manusia kepada Allah yang satu arah juga? Itu dia cinta Rabiah kepada Tuhannya? Cinta manusia tidak ada yang satu arah, dia mencintai Allah dengan harapan bahwa diapun dicintai-Nya...karena manusia hanya mampu mencintai kalau dia bisa merasakan cinta-Nya. Singkatnya mahkluk tidak akan mampu mencintai tanpa cinta-Nya Lina: Setelah berpikir keras, akhirnya sayapun menyetujui hal ini karena kita mencintai seseorang dengan berharap orang tsb mencintai kita pula. Berarti bersyarat. Kalo gak bersyaratgak ada gregetnya hidup ini. Enggak salah kan kalau memperjuangan poliandri setelah merasakan gregetnya punya selingkuhan model Mr.Z yang cakep abis huaauhauhauhau;P Lina: gak ada salahnya untuk orang selevel kita-kita ini. Tapi orang selevel Rabiah ini (saya gak tau dia ada dibawah ato diatas level rata2...he..he)..ya lain lagi harapannya. pada dasarnya semua ADA MAUNYA...JADI APAPUN BENTUKNYA ...SALING MEMAHAMI SAJA NDAK MELARANG-LARANG...:)) mau mengharapkan surga monggo, rezeki, jodoh, ridho.silahkan saja.
[wanita-muslimah] Tragedi TKI dan Hilangnya Wibawa Negara
http://www.tribun-timur.com/view.php?id=52779jenis=Opin Sabtu, 03-11-2007 Tragedi TKI dan Hilangnya Wibawa Negara Opini Tribun Oleh: Wiwin Suwandi, Mahasiswa Jurusan Hukum Internasional Unhas Masalah kemanusiaan seolah tidak lepas dari Indonesia. Berbagai kejadian tragis menimpa anak bangsa dengan modus yang berbeda. Setelah kita disuguhi berbagai cerita pilu dari anak yang bunuh diri hanya karena tidak mampu membayar uang SPP. Seorang tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia, Kurniasih, asal Demak yang bekerja di Malaysia, tewas akibat dianiaya majikannya pada pertengahan Agustus lalu. Kasus yang sama, Juli lalu, Ceriyati, seorang TKI yang juga bekerja di Malaysia, nekat melompat dari lantai tujuh apartemen akibat tidak tahan dengan perilaku majikan yang kerap menyiksanya. Di Arab Saudi, Aida Farida (43), TKI asal Sukabumi, dan Ida Bariah (24) TKI asal Indramayu, tewas akibat mengalami kekerasan fisik dari aparat kepolisian setempat yang menuduh keduanya melakukan santet kepada majikan. Ironisnya, jenazah salah satu di antaranya dibungkus karung goni ketika dipulangkan ke Indonesia. TKI lainnya, Dewi Sintawati, asal Cirebon mengalami kepincangan akibat perilaku aparat Arab Saudi yang kelewat batas dalam melakukan pemeriksaan. Seorang lagi, Juhriya (50), TKI asal Sukabumi, telah menghilang selama 18 tahun di Arab Saudi tanpa keterangan jelas. Rentetan Kasus Kasus-kasus diatas adalah bagian kecil dari sekian banyak cerita pilu yang harus dialami 'pahlawan devisa' di negeri orang. Baru saja kita menyelesaikan hajatan seremonial memperingati 50 tahun hubungan RI-Malaysia yang ditulis dalam sejarah sebagai bangsa serumpun. Peringatan hubungan RI-Malysia itu akan terasa hampa jika pelanggaran hak asasi manusia terhadap buruh migran masih saja terjadi di Malaysia. Kekerasan fisik yang menyebabkan kematian TKI adalah sekilas kisah yang mewakili beribu kisah pilu nasib 'pahlawan devisa' yang terlantar di negeri orang. Alih-alih mendapatkan jaminan kehidupan layak. Para TKI tersebut, dengan tingkat pendidikan yang relatif standar, dijadikan obyek pemerasan dan malah dianggap sebagai beban kompleksitas masalah di negara lain. Pola migrasi tidak selamanya terjadi secara alamiah, tetapi ada hubungan kausalitas yang menyebabkan itu terjadi. Dalam konteks negara berkembang seperti Indonesia, di mana akumulasi masalah sosial terjadi dihampir semua sektor publik sementara regulasi yang dibuat pemerintah tidak berada pada posisi balances. Penyediaan lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah keluaran perguruan tinggi menimbulkan masalah pengangguran, kesenjangan ekonomi berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas. Sistem pendidikan yang belum sepenuhnya memberikan ruang gerak kepada peserta didik untuk memahami dan mengembangkan talenta yang dimilikinya hingga menganggap sekolah ibarat penjara, adalah satu di antara sekian banyak masalah sosial yang terjadi di negara yang mengaku berkeadilan sosial bagi bangsa Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, tidak mengherankan apabila sebuah masyarakat yang secara naluriah menginginkan sebuah kehidupan yang layak, memutuskan untuk menempuh jalan hidup yang penuh resiko, mempertaruhkan harga diri, dikejar-kejar aparat negara lain, sebagai TKI illegal. Tidak Diperhatikan Ironisnya, kasus yang dihadapi TKI tidak mendapat perhatian serius elite politik yang tiap hari sibuk berdebat. Sementara tiap detik, puluhan bahkan ratusan TKI mengalami pelanggaran HAM di negeri orang. Elite politik lebih sibuk mempertahankan dan memperebutkan jabatan ketimbang mencari solusi konkrit atas masalah pelanggaran HAM TKI Indonesia yang tiap tahun terulang dengan kuantitas terus meningkat. Produk hukum nasional dan internasional yang idealnya melakukan proteksi dan perlindungan HAM terhadap buruh migran, utamanya kaum perempuan, bertekuk lutut di hadapan otoritas negara yang sekali lagi mengagungkan kedaulatan. Konvensi Anti Perlakuan Diskriminasi Terhadap Perempuan (Convention of the Elimination of All Forms of Discriminaton Against Women), yang diratifikasi dengan UU No 7 tahun 1984 tentang Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan sebegai produk hukum nasional dan internasional tak ubahnya onggokan kertas pembungkus kacang. Wibawa Negara Negara, dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state), tidak hanya berfungsi sebagai penjaga malam yang diam ketika tangan-tangan gaib (invisible hand) memainkan alur politik dan ekonomi negara hingga menindas HAM rakyatnya. Negara adalah otoritas yang juga bisa melakukan perlindungan (proteksi) terhadap warganya di negara lain. Proteksi tidak hanya didasarkan pada aspek hukum semata, tetapi lebih prinsipil, proteksi dilakukan berdasarkan pertimbangan kemanusiaan sebagai penghargaan terhadap HAM. Dalam teori terbentuknya negara, negara merupakan organisasi yang dibentuk berdasarkan perjanjian antara sesama masyarakat (pactum unionis). Dari
[wanita-muslimah] Re: Kolom IBRAHIM ISA ... : -- SIAPA PAHLAWAN BANGSA
Ya bisa jadi Sri Sultan HBX ge er, tapi apa iya orang sekaliber itu gak bisa ngebedain antara formulir ama surat permohonan?? Mungkin prosedur begini yang masih tertinggal dari jaman feodal soeharto. Masalahnya kita sendiri gak tau macam mana formulir ato surat tsb. kalo biodata doang, apa negara gak punya biodata Sri Sultan HBIX? trus ngisi sendiri. Kalo perlu minta tanda tangan anaknya kalo biodata itu bener adanya. Kalo emang mo menghargai seorang pahlawan. Apa negara ini gak bisa memberi gelar kepada orang yang memang sepantasnya diberi gelar dengan administratif legal formal dari negara saja? Semacam pemberian piagam penghargaan? Buat apa sih gelar pahlawan bangsa buat belio? belio dia sendiri sudah menjadi raja yang dari lahir udah harus mengabdi kepada rakyat? Dari interview itu gak terlihat sikap feodalnya. Malah belio sendiri yang menerjemahkan untuk mbah Marijan (pegawai kelas bawah) kepada umum karena mbah Marijan gak bisa bahasa Indonesia. Belio mengajarkan kpd anaknya untuk tetap memakai kata tolong bila ingin meminta tolong kepada pembokat istana dan mengucapkan terimakasih sesudahnya. Itu kata belio di interview tsb. Ada yang kenal belio lebih jauh lagi? Apa belio 'percaya' ama Ratu Pantai Selatan?...:-)) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: jangan2 Sri Sultan HB X ke-geer-an ... disuruh ngisi formulir yang sebenarnya hanya soal administratif- legal-formal, misal biodata bapaknya, dianggep sama HB X sebagai memohon-mohon agar ayahnya dijadikan pahlawan. feodal sekali ... nggak mau ngisi formulir segala macem. lagian, kan yang mau dikasih gelar pahlawan adalah bapaknya, mestinya beliau berlapang dada dan membukakan jalan buat almarhum ayahnya untuk jadi pahlawan bangsa. bukan memasang praduga macam2 pada negara. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On Nov 7, 2007 11:55 AM, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengenai pahlawan bangsa, jadi inget acara Kick Andy waktu menginterview Sri Sultan Hamengkubuwono X. Katanya negara mau memberi gelar Pahlawan Nasional/Bangsa kepada ayahanda Sri Sultan X, yaitu Sri Sultan IX. Tapi Sri Sultan X harus mengisi surat formulir. Jadi semacam surat permohonan agar ayahnya dijadikan pahlawan negara. Hal itu ditolak oleh Sri Sultan X. Makanya Sri Sultan IX gak jadi pahlawan bangsa...:-(
[wanita-muslimah] 10 Kriteria Aliran Sesat MUI
Refleksi: Di NKRI selain Islam ada juga agama-agama lain yang tidak memenuhi kriteria MUI. Apakah agama-agama lain ini adalah aliran sesat? Bisa sesat apakah mereka harus dihukum? http://www.radarbanjarmasin.com/berita/index.asp?Berita=Utamaid=77910 Rabu, 7 November 2007 10 Kriteria Aliran Sesat MUI 1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam 2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i (Alquran dan Assunah) 3. Meyakini turunnya wahyu sesudah Alquran 4. Mengingkari autentisitas dan kebenaran Alquran 5. Menafsirkan Alquran yang tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir 6. Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam 7. Menghina, melecehkan, dan/atau merendahkan nabi dan rasul 8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir 9. Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat. 10. Mengafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) Ada rujukan juga kisah dijaman Nabi SAW dan para sahabat. Ini mengingatkan saya kepada komentas MAS kepada mbak Lena (?) ttg halalnya darah di jaman Abu Bakar ra.: *** Nabi palsu yang muncul di jaman Rasulullah adalah Musailamah Al- Kadzdzab, yang telah memiliki pengikut yang sangat banyak dan membuat banyak fitnah terhadap Islam, yang akhirnya dibunuh pada jaman khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq .ra. dalam perang Yamamah. Di negri Yaman muncul nabi palsu Al-Aswad Al-`Ansi, yang juga dibunuh oleh para sahabat. Ada pula Nabi perempuan bernama Sajah, yang dikawin oleh Musailamah, namun akhirnya bertaubat dan kembali memeluk Islam. Al-Muktar bin Abi Ubaid Ats-Tsaqafi memiliki pengikut yang banyak di kota Kuffah, yang mengaku didatangi Malaikat Jibril, pada zaman pemerintahan Ibnu Zubair. Al-Harits Al-Kadzdzab mengaku nabi palsu di jaman pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, yang kemudian harus menerima hukum bunuh. Dan Dijaman Modern ada yang mengaku Nabi orang yang bernama Mirza Ghulam Ahmad. *** Yah, kita hidup di jaman yang sangat jauh dari jaman Nabi SAW dan para sahabat. Jadi...maklum aja kalo toleransinya sudah jauh semakin tinggi (ha..ha atau semakin cuex). Padahal di AlQur'an sudah dibilang bhw umat yang mengalami kemenangan besar adalah umat spt ini: Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar (QS9:100) Tapi mengapa kita segan mengikuti cara mereka ya? padahal begitu lah kalau mau mencapai kemenangan besar. Oh ya kita lebih senang kepada kemanangan kecil saja atau bahkan kekalahan. Ya udah lah, cuex aja. Kita cuma sekedar saling mengingatkan: mo cara halus ato cara keras/menghujat...he..he...karena gak dibolehin cara radikal. wassalam,
[wanita-muslimah] Re: 10 Kriteria Aliran Sesat MUI
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Refleksi: Di NKRI selain Islam ada juga agama-agama lain yang tidak memenuhi kriteria MUI. Apakah agama-agama lain ini adalah aliran sesat? Bisa sesat apakah mereka harus dihukum? Mungkin di MUI ada juga sekumpulan ulama Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu??? Kalo ada..ya mereka yang berhak menentukan kriteria. Kalo soal dihukum, gak tau tuh...apa ada perundangannya. wassalam,
SESAT ...! Re: [wanita-muslimah] Maraknya Aliran-aliran Tidak Lazim (1), Semua M
Mbak Ning, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mas, Berikut yang saya fahami. MUI mengeluarkan fatwa sesat untuk Ahmadiyah itu, karena (salah satunya) Ahmadiyah menganggap ada nabi setelah Muhammad SAW, yaitu Mirza Gulam Ahmad. Saya ulang, MUI mengeluarkan fatwa sesatnya berdasarkan data dan fakta yang diketemukan dalam sembilan buah buku tentang Ahmadiyah, bukan berdasarkan al-Qur'an dan Hadits. Jadi, omongan anda itu tidak cocok dengan fakta. Dan, MUI telah membual karena tidak bisa menghadirkan bukti atas fatwanya itu. Bukan hanya MUI. Liga Muslim Dunia pun menyatakan sesat bagi aliran yang menyatakan ada Nabi setelah Muhammad SAW. Jadi, bila ada aliran lain yang juga menyatakan adanya Nabi setelah Muhammad SAW, insya Allah akan dikatakan sebagai aliran sesat. Tidak ada masalah. Agar selalu diingat bahwa yang berhak menentukan sesat atau tidak sesatnya suatu golongan adalah Allah Ta'ala. Ada ulama NU yang mengatakan dengan cukup bijak bahwa sesat itu ada 2 macam, yaitu: 1. Sesat ilahiyah = berhubungan dengan masalah keyakinan/keimanan, yang mana hanya Allah Ta'ala saja yang berhak menentukan dan menghukumnya. 2. Sesat insaniyah = berhubungan dengan masalah perilaku duniawi, misalnya mencuri, membunuh, merampok, teror dengan bom, korupsi, dll = ini bisa dihukum dengan perangkat UU yang berlaku. Lalu, yang sedang sampeyan omongin itu ada di sebelah mana?? Nah, apakah faktanya memang demikian?.. maksudnya, apakah benar bahwa Ahmadiyah itu meyakini adanya nabi setelah Muhammad SAW? Bila YA, maka fatwa MUI dan juga fatwa Liga Muslim Dunia itu memang beralasan, bukan ? Apakah meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah sebuah dosa? Apakah meyakini ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah sebuah kesalahan, sehingga itu semua dikatakan sebagai dosa dan sesat? Coba anda jelaskan. MUI (mungkin) memang mengetahui fakta tersebut dari ke-9 buku yang pak MAS katakan di bawah. Coba hadirkan buku tersebut dan tunjukkan di sebelah mana adanya fakta yang sampeyan omong itu. Catatan buat anda, buku dan literatur Ahmadiyah bisa dibaca oleh semua orang di seluruh dunia. Coba lihat http://www.alislam.org Bila kemudian ke-9 buku itu tidak bisa dihadirkan, apakah faktanya tidak demikian? Maksudnya, apakah kemudian faktanya itu Coba anda tanya ke MUI, mengapa fakta dan judul buku2 itu tidak bisa dihadirkan. : ternyata Ahmadiyah TIDAK PERNAH memiliki ajaran bahwa ada nabi setelah Rasulullah SAW ? Ajaran adanya nabi/rasul setelah Rasulullah adalah ajaran al-Qur'an dan ajaran Rasulullah s.a.w. sendiri. Atau ternyata Ahmadiyah pun percaya bahwa Muhammad SAW adalah Rasul terakhir? Percaya. Beliau s.a.w. adalah rasul terakhir yang membawa sya'riat. Kalau memang ternyata demikian, saya setuju, bahwa MUI dan Liga Muslim Dunia harus merevisi fatwa mereka. TETAPI, bila faktanya TETAP demikian (Ahmadiyah percaya ada Rasul setelah Muhammad SAW), berarti fatwa MUI dan Liga Muslim Dunia itu masih valid. (...) Membuat fatwa suatu kaum/golongan tertentu sebagai sesat artinya adalah menunjuk hidung kaum/golongan itu sebagai sesat, yang mana hal demikian tidak pernah diajarkan dalam al-Qur'an dan dicontohkan oleh Kanjeng Rasulullah saw. Mengenai bahaya bagi ketertiban dan keamanan negara, menurut saya ini bukan fitnah. Ini adalah risk assessment dari MUI. Apakah anda mengerti esensi diskusi ini, dan kemudian anda bicara risk assessment... Pertama, MUI TIDAKLAH mewakili NEGARA RI, sehingga MUI tidak berhak mengeluarkan pernyataan bahwa Ahmadiyah berbahaya bagi ketertiban dan keamanan negara. Sampai sini paham mbak? Kedua, dari hasil assessment yang tidak pernah ada buktinya itu keluar pernyataan MUI tersebut. Artinya, itu cuma fitnah saja, sebab tidak pernah terbukti Jemaat Ahmadiyah berbahaya bagi ketertiban dan keamanan negara. Lembaga Negara RI sendiri tidak pernah menyatakan hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh lembaga MUI. Paham mbak? Adanya aliran-aliran tak lazim berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama masyarakat kita yang secara umum memiliki keterbatasan ilmu, waktu, dsb untuk mengguide dan melindungi keluarga mereka masing-masing. Keresahan pada level apa dan seperti apa yang sampeyan maksud? Bagaimana dengan masih berkeliarannya teroris yang doyan membunuhi rakyat sipil dengan bom itu? Apakah sampeyan tidak resah? Bagaimana dengan para maling koruptor yang kebetulan beragama Islam, apakah anda tidak resah? Bagaimana dengan para kyai/mullah/ulama/ustadz yang sibuk mengerahkan massa untuk menghancurkan rumah-rumah ibadah dan melarang orang lain untuk menjalankan aktivitasnya, apakah anda tidak resah? Bagaimana dengan ajaran BUATAN para kyai/mullah/ulama/ustadz yang diklaim sebagai ajaran Islam kemudian diterapkan dalam aturan kehidupan berbangsa dan bernegara, apakah anda tidak resah? Saya tidak setuju dengan usulan pak Dan untuk melarang
[wanita-muslimah] Siapa Peduli Nasib TKI?
http://www.suarapembaruan.com/News/2007/11/07/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Siapa Peduli Nasib TKI? Oleh Abdullah Yazid Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri memberikan devisa cukup besar bagi negeri ini. Besarnya kiriman uang selalu naik dari tahun ke tahun. Jumlah yang pergi ke luar negeri dan menjadi TKI baru pun cukup banyak. Berdasarkan pemberitaan surat kabar, dari sekitar 400 perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia atau PJTKI dan 300 balai latihan kerja di seluruh Indonesia banyak yang berpredikat tidak layak. Sungguh mengkhawatirkan. Parahnya, proses dan mekanisme bekerja di luar negeri seringkali berbelit-belit. Bahkan, KPK menemukan 11 titik rawan dalam sistem pelayanan, penempatan, dan perlindungan TKI dengan potensi korupsi yang sangat merugikan. Jika faktanya demikian, jangan heran jika sebagian dari mereka justru menggunakan jalur dan proses ilegal yang jauh lebih mudah dan murah. Jumlah TKI ilegal ini diperkirakan lebih banyak dari yang legal, namun jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Umumnya mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan buruh di perkebunan. Fakta ini menyebabkan timbulnya beberapa masalah serius. Pertama, minimnya perlindungan hukum bagi para tenaga kerja tersebut baik dalam maupun luar negeri. Kedua, kurangnya jaminan keamanan dan kesejahteraan para TKI di tempat mereka bekerja. Kasus Ceriyati dan Suparti, dua TKI di Malaysia yang melarikan diri dari tempat mereka bekerja, cukup menunjukkan betapa TKI kita berada pada posisi minus proteksi dan lemah di depan hukum. Ketiga, muncul problem struktural hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan negara tempat para TKI bekerja akibat persoalan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan. Belum lagi jika pemerintah dihadapkan pada masalah dalam negeri akibat pengusiran paksa tenaga kerja, seperti yang sering dilakukan pemerintah asing. Bahkan, baru-baru ini puluhan calon pekerja Indonesia dengan tujuan Korea Selatan sempat tertipu oleh oknum di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Penipunya diperkirakan menerima ratusan juta dari aksinya. Lengkap sudah kemalangan TKI kita, bahkan yang masih berstatus calon TKI. Dilema Sejauh ini, pemerintah terlihat belum memiliki kebijakan taktis dan strategis mengatasi persoalan TKI. Besarnya devisa negara yang bisa diperoleh dari sektor penempatan TKI di luar negeri bisa jadi membuat pemerintah mempertahankan mereka. Faktanya pun jumlah TKI dari tahun ke tahun makin banyak. Di Jatim saja, sebagai provinsi yang terhitung menyumbang TKI cukup banyak, jumlah TKI yang berangkat selama 2006 mencapai 58.547 orang, meningkat dari 2005 sebanyak 56.033 orang. Sayangnya, proses dan mekanisme penempatan kerja di luar negeri tidak juga kunjung membaik. Pemerintah dalam konteks ini masih saja kurang memperhatikan prinsip manajemen pelayanan yang berbasis pemenuhan kepuasan konsumen. Yang terjadi, proses yang harus ditempuh selalu melalui tahapan yang membutuhkan waktu lama, berbelit-belit, dan sangat memakan biaya. Menyelesaikan problem TKI luar negeri dengan aneka kasus di atas memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi, kasus-kasus tersebut menyangkut hubungan unilateral antarnegara. Kasus yang terjadi seolah menjadi lingkaran setan. Misalnya, adanya peraturan perundangan pemerintah setempat yang diskriminatif dan sepihak, seperti yang baru saja dilakukan oleh pemerintah Malaysia terhadap para tenaga kerja asing yang bekerja di negara itu. Bahkan, tidak jarang TKI juga mengalami penganiayaan, penipuan, dan pelecehan seksual. Terkadang, TKI sendiri yang justru melanggar, misalnya, mencuri atau lalai dalam pekerjaan. Penyelesaian kasus per kasus tersebut sudah barang tentu akan membutuhkan kajian sosial politik yang mendalam karena menyangkut kebijakan politik luar negeri pemerintah Indonesia secara keseluruhan. Di negara-negara maju upaya memberikan perlindungan dan pembinaan tenaga kerja menjadi dimensi penting bagi kemajuan industri. Sebaliknya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah pelayanan penempatan tenaga kerja dalam rangka pendayagunaannya belum dioptimalkan sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Pelatihan Optimal Dalam menyikapi masalah TKI, rendahnya kualitas dan etos kerja, serta pengangguran yang membeludak, pemerintah perlu sesegera mungkin memikirkan upaya capacity building dan penyediaan fasilitas yang memadai. Ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengalaman, sekaligus memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama. Misalnya, kepada TKI dan usia-usia produktif di masyarakat yang berkecenderungan ingin bekerja ke luar negeri diberikan pelatihan kerja secara optimal agar dapat meningkatkan kemampuan demi terciptanya produktivitas kerja. Apalagi, kita saat ini dihadapkan pada era keterbukaan global, seperti, AFTA, NAFTA, dan era liberalisasi. Mau tidak mau, kualitas tenaga kerja Indonesia harus meningkat agar
[wanita-muslimah] Guncangan Besar Armageddon
Guncangan Besar Armageddon Sulthanul Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani Sohbet EID FITRI, Jum'at 12 September 2007 1428 dari 1500 tahun dari Masa Planet ini akan Berakhir Audzu bi-llahi mina syaitani rajim, Bismillahir Rahmanir Rahim, La haula wa la quwatta illa bi-llahi-l Aliyu-l Azhim. Kulli ale yazur wajtu terus bergulir! Itu yang Allah Maha Kuasa berikan waktu bagi manusia untuk berada dimuka bumi. Suatu kali Nabi Salallahu alayhi wasalam ketika selesai Salatul Fajr, beliau memalingkan wajah suci beliau ke Ashab ra, Sahabat beliau, beliau saw bertanya, Adakah diantara kalian bermimpi baik? Kemudian Sahababt ra berkata: Ya Rasulullah, saya bermimpi yang sangat aneh Ceritakan! Khair, insya Allah! kata Baginda Nabi Muhammad salallahu alayhi wasalam. Kemudian Ashab ra melanjutkan, saya bermimpi bahwa saya berada dipadang rumuput, dimana saya tidak melihat awal dan akhirnya. Tetapi ditengah padang rumput itu ada sebuah mimbar dan kemudian engkau datang wahai Rasulullah saw, kemudian engkau menaiki mimbar itu, dari tangga pertama, kedua , ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh, dan engkau duduk dianak tangga ketujuh tersebut. Itulah mimpi hamba Ya Rasulullah saw. Kemudian Nabi Muhammad salallahu alayhi wasalam berkata, Itu adalah mimpi yang benar, Rahmani Ini dari Allah yang Maha Kuasa, ini sebuah kabar gembira. Mimpi yang bagus berasal dari Allah, mimpi buruk berasal dari Setan, oleh karena itu tidak setiap mimpi dapat engkau tanyakan artinya. Tidak. Ketika kalian bermimpi yang buruk maka Nabi saw berkata, meludahlah kalian kearah kiri bahu kalian dan mengucapkan Audzu bi-llahi mina syaitani rajim, maka Allah swt akan melindungimu! Sedangkan mimpi yang engkau ceritakan ini adalah sebuah mimpi yang baik, mimpi surgawi, mimpi yang benar. Tujuh anak tangga dalam mimbar berarti Allah yang Maha Kuasa memberikan Anak-anak Adam berada dimuka bumi ini selama 7.000 tahun. Tidak kurang, tidak lebih. Kita bukanlah filsuf atau penganut naturalisme atau atheis - kita percaya pada apa yang datang dari Surga kepada seseorang yang Terpilih! Yang Terpilih adalah para Nabi semoga kedamaian atas mereka dan Nabi yang paling dicintai, paling dihormati dalam hadirat Ilahiah adalah Sayyidina Muhammad Salallahu alayhi wasalam. Apa yang beliau katakan adalah kebenaran: Periode bagi Adam as dan keturunannya dimuka bumi ini adalah selama 7.000 tahun. Dan dalam mimpimu itu aku duduk ditangga ketujuh menandai bahwa aku datang diawal dari 7.000 tahun tersebut. Masa 6.000 tahun sudah berlalu, ketika yang tersisa hanya satu, maka aku datang. Itulah apa yang Nabi saw katakan, dan hal itu adalah suatu kebenaran. Dan beliau juga berkata: Ketika 1.000 tahun selesai, dimulai dengan 500 tahun, untuk mencapai Yaumu-l Qiyama, Hari Kiamat, Hari Perhitungan. Datang. Kini, baru saja selesai 7.000 tahun dan kita berada di 500 tahun itu. Kini, sudah berlalu 1.000 tahun dan 428 tahun ( 1428 Hijriyah ). Maka waktu ini harus selesai diakhir abad ini jadi kita mendekati Hari Kiamat dan Hari Kiamat dengan cepat menggapai manusia dan kitab-kitab baru saja ditutup. Kemudian Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa setelah 7.000 tahun, setengah dari mereka milik Dunya, setengah dari mereka milik Akhirat. Ketika Akhirat mendekat, begitu banyak tanda untuk Hari Kiamat yang sebentar lagi akan muncul. Kini kita berada dimasa itu. Tiap pertanda yang disebutkan dalam Qur'an Suci dan yang diucapkan oleh Nabi Muhammad saw, kini kita berada dimasa itu dan akan segera berakhir. Ada beberapa pertanda yang sudah dikatakan kepada mereka dari pertanda besar dan yang kecil, kita berada dimasanya, yang akan berakhir, ketika berakhir, ada 10 buah pertanda tambahan akan datang dan kemudian selesai. Dan ini sudah diinformasikan bahwa saat pertanda-pertanda besar mendekat, maka pertanda yang kecil akan selesai, akan ada Malhamatu-l Qubra, Kehancuran Besar, Armageddon. Hal ini disebutkan diseluruh Kitab Suci, Kehancuran Besar dan dalam Buku-buku Islam hal itu disebutkan melalui Hadist Nabi yaitu Malhamatu-l Qubra, Perang Terbesar. Perang Terbesar yang akan menewaskan sebagian besar manusia. Tidak pernah terjadi sebuah Perang seperti ini sebelumnya atau tidak pernah juga terjadi setelahnya. Ini adalah Perang Terakhir. Dan kita perhatikan dan lihat bahwa kondisi-kondisi untuk Kehancuran Besar telah dipersiapkan. Bangsa-bangsa besar, bahkan semua bangsa, mereka menyiapkan diri mereka untuk Perang Terbesar. Dimana-mana mereka memberika segala daya upaya untuk membuat senjata-senjata berbahaya, bom-bom nuklir, misil-misil dan senjata-senjata menakutkan! Semuanya disiapkan untuk menghabisi sebagian besar manusia dari muka bumi. Dan untuk alasan apa? Karena ketika Hari Kiamat mendekat, manusia sekali lagi akan seperti berada di masa sebelumnya yaitu masa jahiliyah. Manusia meninggalkan segala sesuatu yang mereka peroleh dari Langit; mereka akan
Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di rumah kan? Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah? Kinantaka On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur. Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti beliau R.A. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com] On Behalf Of Kinantaka Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun Mbak Ning, Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat sendirian, kan? Kinantaka On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres- beres kamar. Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat jamaah.. Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I, ya musti ke masjid atuh... Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups. com] On Behalf Of Chae Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com
[wanita-muslimah] Re: BILA NABI JATUH CINTA --SESAT ...!
Lina, Anda telah memulai mendiskreditkan profil Pendiri Jemaat Ahmadiyah dengan menampilkan tulisan yang senada dengan tulisan-tulisan kaum orientalis (dan juga Salman Rushdi) yang suka mengolok-olok pribadi Rasulullah saw dengan tulisan bernuasa pendiskreditan, fitnah dan bualan. Saya menghargai aturan moderator untuk tidak membahas mengenai profil Mirza Ghulam Ahmad. Saya teruskan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul mbak Mia. Saya tidak cuex terhadap keinginan tahu saya ttg siapa itu MGA? ini juga krn getolnya Ahmadi promosi...:-)Tapi saya cuex thdp fatwa sesatnya MUI dan saya berharap Ahmadi cuex juga. Anda berharap saya cuex terhadap fatwa MUI yang berisi kibulan dan fitnah itu? No way lah... Jadi kan bisa hidup damai, meski secara prinsip ada perbedaan. Fatwa MUI itu bukan perbedaan, tapi kibulan dan fitnah. Saya rasa Ahamadi akan menghindar bila diajak bicara soal MGA dan latar belakang sejarah berdirinya Ahmadiyah di India. Sejak dulu, di berbagai milis, saya tidak pernah menghindar bicara soal Hz. Ahmad a.s. dan berbdirinya Ahmadiyah di India. Mereka lebih suka bicara soal theologis dan Akidah yang berdasarkan AlQur'an dan Hadist (versi mereka) serta sepak terjak Ahmadiyah di bidang pendidikan, dakwah, sosial dll. Saya bicara apa saja sesuai keadaan. Saya juga menunggu jawaban MAS ttg pertanyaan saya tsb. Ketika saya mencari bacaan ttg siapa itu MGA, saya mendapat catatan lama. Saya juga jadi berpikir, apa begini profile seorang Nabi? Itu adalah profile dari para penentang Ahmadiyah, seperti yang dibuat oleh para orientalis (dan juga Salman Rushdi) mengenai profile Nabi saw versi mereka... Mungkin ini juga menjadi salah satu buku acuan yang dipake MUI...:-) Kasih buktinya. BILA NABI JATUH CINTA Penjelasan soal ini dengan mudah bisa dilihat oleh semua orang di seluruh dunia di http://islam.ahmadiyya.net/en/ Salam, MAS Sheik Abubakar Najar seorang penulis India yang mashur menceritakan kisah seribu satu malam itu dengan judul: Taukah tuan tentang Mirza Ghulam Ahmad yang jatuh cinta?1 Artikel ini tidak ditulis sebagai suatu romance atau kisah humor. Ini adalah kisah nyata. Meskipun kedengarannya nanti sebagai suatu romance fantasi, namun cerita ini berasal dari tulisan yang orisinil dari pahlawan yang ada dalam cerita tersebut yaitu Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian yang oleh pengikut-pengikutnya diakui sebagai Almasih, Almahdi, Nabi dan Rasul. Ketika itu umur Mirza Ghulam Ahmad mencapai 50 tahun lebih. Keadaannya kian hari kian bertambah lemah disebabkan seringnya penyakit-penyakit datang menyerang. Ia juga mendapat serangan penyakit pada matanya. Akan tetapi tidak disangka-sangka pada suatu ketika mendadak sorot mata Mirza menyala lagi. Apa gerangan yang menyebabkan mata sakit itu bersinar kembali. Ah, seorang dara ayu bernama Muhammadi Begum telah tertangkap oIeh pandangan mata Mirza. Dara itu adalah puteri dari paman ibunya, Mirza Ahmad Beg. Maka sudah menjadi suratan takdir bahwa pandangan pertama Mirza Ghulam menjadi titik mula terbakarnya sang api cinta dalam kalbunya. Dan mujurlah kiranya, sebab ketika Mirza GhuIam Atmad jatuh cinta, ia telah jadi rasul akhir zaman, sehingga harapannya untuk mempersunting sang dara tidak akan menemui kesulitan maupun rintangan. Akan tetapi sayang sekali bahwa apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Ayah sang dara itu ternyata tidak tertarik pada kerasulan Mirza. Lebih-lebih lagi pinangan terhadap anaknya, ia tidak sudi mengorbankan anaknya bagi memenuhi hasrat nafsu Mirza Ghulam yang sudah tua lagi sakit-sakitan itu. Apalagi reaksi sang dara, ia spontan menolak mentah-mentah pinangan nabi Ahmadiyah itu. Mirza Ghulam Ahmad tidak menduga sama sekali, bahwa ia telah menerima jawaban yang sangat mengecewakannya; Karena itu ia segera mengumumkan tentang wahyu yang baru saja ia terima dari Tuhannya. Ia berkata bahwa Tuhan telah mempertunangkan Mirza dengan dara ayu itu secara ghaib (spirituil). Dan bagi keluarga dara Muhammadi Begum, demikian kata Mirza, Tuhan akan memberi berkah bila nantinya mereka menyetujui pertunangan itu secara resmi. Juga Mirza tidak ketinggalan memberi satu peringatan keras, yaitu bila mereka menolak lamarannya itu atau mengawinkan anaknya dengan laki-laki lain, maka suami yang bukan Mirza itu akan mati dalam waktu dua setengah tahun kemudian, dan ayah sang dara akan mati dalam waktu tiga tahun sesudah perkawinan itu. Mirza mengumumkan wahyu-wahyunya itu melalui risalahnya serta ia bagi-bagikan pada khalayak ramai. Hal ini pernah ia tulis dalam kitabnya: ainae kemalati Islam halaman 552. Juga tertulis dalam kitab Ahmadiyah Facts About Ahmadiyyah Movement halaman 34. Dalam kitabnya yang lain yaitu izalatil auham
Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
bagaimana cara menghadapi istri yang merasa selalu paling benar,dan tidak mau berkaca pada diri sendiri bahwa manusia itu diciptakan Allah, manusia yang jauh dari kesempurnaan pasti pernah berbuat baik dan berbuat buruk tanpa mereka sadari. mohon pencerahan On 08/11/2007, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di rumah kan? Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah? Kinantaka On 11/7/07, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] linadahlan%40yahoo.com wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur. Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti beliau R.A. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com] On Behalf Of Kinantaka Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun Mbak Ning, Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat sendirian, kan? Kinantaka On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres- beres kamar. Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala
Re: [wanita-muslimah] 10 Kriteria Aliran Sesat MUI
Wah, kriteria itu justru menyesatkan dan sesat. Bayangkan, mengingkari salah satu dari RIs dan RIm. Lha, itu rukun kan bagian dari pijakan golongan. RIs yang lima dan RIm yang enam itu adalah rukun-rukun yang dipegang oleh golongan sunni. Kalau kita rinci rukun-rukun itu, maka ada rukun RIs dan RIm menurut sunni, syiah, muktazilah dll. Jadi, ya tidak benar kriteria tsb. Tidak meyakini dan mengikuti dalil syar'i itu yang gimana? Apa dalil syar'i itu seperti yang diklaim oleh MUI? Lho, Tuhan apa telah mati sehingga sudah tidak ada wahyu turun? Bukankah kita diminta bahkan wajib membaca Alfatihah dalam salat yang di dalamnya kita Mohon ditunjukkan ke jalan yang lurus? Terus, jawaban Tuhan kepada si pemohon itu apa tidak lewat wahyu, silakan baca QS 42:51. Apa Tuhan terus ngajak ngobrol atau omong-omong? Bagaimana disebut mengingkari autensitas dan kebenaran Alquran? Menafsirkan Alquran yang tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir itu yang bagaimana? Lalu siapa pembuat kaidah tafsir? Bukankah kaidah tafsir itu sendiri klaim golongan? Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam. Lho, bukankah selama ini golongan yang satu mengingkari hadis golongan yang lain? Weleh...weleh, ketika Nabi masih hidup dielecehkan sebagai orang gila, penyihir, dan penyair. Lha koq sekarang ada pernyataan menyesatkan terhadap orang yang Menghina, melecehkan, dan/atau merendahkan nabi dan rasul. Marilah kita tunjukkan bahwa sebagai seorang muslim, pengikut rasulullah, kita harus bisa menjadi rahmat lil alamin. Kita harus sekuler dan tidak sektarian. 9. Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat. Ini juga rebutan klaim golongan. Lha, orang muslim yang bergolongan Khawarij malah mengatakan bahwa sumber dari Alquran dan sunah nabi salat wajib itu hanya 2X sehari. Mubalig awal yang masuk Lombok, Talaud dan beberapa tempat hanya mengakui bahwa salat wajib itu 3X sehari. 10. Mengafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i. Lha, yang namanya mengkafirkan sesama muslim itu ya sudah pasti tanpa dalil syar'i. Yang menyatakan sesat terhadap sesama muslim ya tanpa dalil syar'i. Yang ada ialah dalil syetan memperturutkan EGO. 8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir. Ini merupakan interpretasi! Salam, chodjim - Original Message - From: Sunny To: Undisclosed-Recipient:; Sent: Wednesday, November 07, 2007 5:53 PM Subject: [wanita-muslimah] 10 Kriteria Aliran Sesat MUI Refleksi: Di NKRI selain Islam ada juga agama-agama lain yang tidak memenuhi kriteria MUI. Apakah agama-agama lain ini adalah aliran sesat? Bisa sesat apakah mereka harus dihukum? http://www.radarbanjarmasin.com/berita/index.asp?Berita=Utamaid=77910 Rabu, 7 November 2007 10 Kriteria Aliran Sesat MUI 1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam 2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i (Alquran dan Assunah) 3. Meyakini turunnya wahyu sesudah Alquran 4. Mengingkari autentisitas dan kebenaran Alquran 5. Menafsirkan Alquran yang tidak berdasar kaidah-kaidah tafsir 6. Mengingkari kedudukan hadits nabi sebagai sumber ajaran Islam 7. Menghina, melecehkan, dan/atau merendahkan nabi dan rasul 8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir 9. Mengubah, menambah, dan mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariat. 10. Mengafirkan sesama muslim tanpa dalil syar'i. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
RE: SESAT ...! Re: [wanita-muslimah] Maraknya Aliran-aliran Tidak Lazim (1), Semua M
Pak MAS, Kayaknya memang kita tidak nyambung. Mohon maaf, bahwa jawaban dan tanggapan pak MAS di bawah menunjukkan bahwa saya tidak dapat menjelaskan dengan jelas, sehingga apa (beberapa) yang saya maksudkan tidak sampai. Perlu orang yang lebih pandai menulis untuk menjelaskan apa yang saya maksudkan. Kadang memang saya kesulitan membuat apa yang saya fikirkan dimengerti oleh orang lain. Mungkin saya coba menjelaskan sekali lagi. MUI mengeluarkan fatwa itu berdasarkan (1) FAKTA dan (2) DASAR HUKUM. (1) FAKTA -- Memang tidak ada di Al Qur'an dan Hadits. Fakta adalah sesuatu yang diketahui, realitanya. Ini yang menjadi Object analisa. Dan tentunya memang FAKTA bahwa AHmadiyah meyakini adanya Nabi dan Rasul sesudah Muhammad (Mirza Gulam Ahmad) BUKAN dari AlQur'an dan Hadits. (2) DASAR HUKUM -- Nah kalau yang ini, Insya Allah MUI mengambilnya dari AlQur'an dan Hadits, atau dari ijtihad atau pendapat jumhur ulama yang bersumber pada keduanya. Ini yang menjadi patokan untuk menganalisa. Berdasarkan (1) FAKTA dan (2) DASAR HUKUM itulah, MUI mengeluarkan Fatwa (pendapat). Jadi, kalau pak MAS mengatakan MUI tidak mendapatkan fakta dari Al Qur'an dan Hadits, MEMANG BENAR, saya yakin memang demikian. Seperti yang saya tulis di atas, bahwa fakta memang TIDAK diambil dari ALQur'an dan ALHadits, tapi dari sumber lain. Dan memang FAKTA TIDAK BOLEH dijadikan DASAR HUKUM. Dasar Hukum HARUS berdasarkan AlQur'an dan Hadits. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa MUI mengesampingkan AlQur'an dan AlHadits dalam process pembuatan fatwa tersebut. Demikian yang saya pahami, pak. Mohon maaf bila menyinggung. Wass, -Ning From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of ma_suryawan Sent: Wednesday, November 07, 2007 8:00 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: SESAT ...! Re: [wanita-muslimah] Maraknya Aliran-aliran Tidak Lazim (1), Semua M Mbak Ning, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com , Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mas, Berikut yang saya fahami. MUI mengeluarkan fatwa sesat untuk Ahmadiyah itu, karena (salah satunya) Ahmadiyah menganggap ada nabi setelah Muhammad SAW, yaitu Mirza Gulam Ahmad. Saya ulang, MUI mengeluarkan fatwa sesatnya berdasarkan data dan fakta yang diketemukan dalam sembilan buah buku tentang Ahmadiyah, bukan berdasarkan al-Qur'an dan Hadits. Jadi, omongan anda itu tidak cocok dengan fakta. Dan, MUI telah membual karena tidak bisa menghadirkan bukti atas fatwanya itu. Bukan hanya MUI. Liga Muslim Dunia pun menyatakan sesat bagi aliran yang menyatakan ada Nabi setelah Muhammad SAW. Jadi, bila ada aliran lain yang juga menyatakan adanya Nabi setelah Muhammad SAW, insya Allah akan dikatakan sebagai aliran sesat. Tidak ada masalah. Agar selalu diingat bahwa yang berhak menentukan sesat atau tidak sesatnya suatu golongan adalah Allah Ta'ala. Ada ulama NU yang mengatakan dengan cukup bijak bahwa sesat itu ada 2 macam, yaitu: 1. Sesat ilahiyah = berhubungan dengan masalah keyakinan/keimanan, yang mana hanya Allah Ta'ala saja yang berhak menentukan dan menghukumnya. 2. Sesat insaniyah = berhubungan dengan masalah perilaku duniawi, misalnya mencuri, membunuh, merampok, teror dengan bom, korupsi, dll = ini bisa dihukum dengan perangkat UU yang berlaku. Lalu, yang sedang sampeyan omongin itu ada di sebelah mana?? Nah, apakah faktanya memang demikian?.. maksudnya, apakah benar bahwa Ahmadiyah itu meyakini adanya nabi setelah Muhammad SAW? Bila YA, maka fatwa MUI dan juga fatwa Liga Muslim Dunia itu memang beralasan, bukan ? Apakah meyakini ada nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah sebuah dosa? Apakah meyakini ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w. adalah sebuah kesalahan, sehingga itu semua dikatakan sebagai dosa dan sesat? Coba anda jelaskan. MUI (mungkin) memang mengetahui fakta tersebut dari ke-9 buku yang pak MAS katakan di bawah. Coba hadirkan buku tersebut dan tunjukkan di sebelah mana adanya fakta yang sampeyan omong itu. Catatan buat anda, buku dan literatur Ahmadiyah bisa dibaca oleh semua orang di seluruh dunia. Coba lihat http://www.alislam.org http://www.alislam.org Bila kemudian ke-9 buku itu tidak bisa dihadirkan, apakah faktanya tidak demikian? Maksudnya, apakah kemudian faktanya itu Coba anda tanya ke MUI, mengapa fakta dan judul buku2 itu tidak bisa dihadirkan. : ternyata Ahmadiyah TIDAK PERNAH memiliki ajaran bahwa ada nabi setelah Rasulullah SAW ? Ajaran adanya nabi/rasul setelah Rasulullah adalah ajaran al-Qur'an dan ajaran Rasulullah s.a.w. sendiri. Atau ternyata Ahmadiyah pun percaya bahwa Muhammad SAW adalah Rasul terakhir? Percaya. Beliau s.a.w. adalah rasul terakhir yang membawa sya'riat. Kalau memang ternyata demikian, saya setuju, bahwa MUI dan Liga Muslim Dunia harus merevisi fatwa mereka. TETAPI, bila faktanya TETAP demikian (Ahmadiyah percaya ada Rasul setelah