[wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian

2006-12-16 Terurut Topik yudiavid bunkam
kemarin istriku ikut pengajian rutin RT, tiba2 pulang koq cerita 
poligami. materi ceramah ustadzahnya ternyata tentang poligami.
hatiku langsung berdegub-degub :-P

Salam berdegub-degub



[wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian

2006-12-16 Terurut Topik Mia
Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan 
itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan.  Ini 
menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang sejauh ini 
memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan 
kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai.

(Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang diatur sehingga 
melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal ini, saya seneng 
dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk memperbaiki UU 
poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya. Sementara itu 
Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk menyediakan konsultasi 
keluarga bidang poligami/selingkuhan)

Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat yang nggak berdaya?

Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya ragu apakah 
poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami posisi 
isteri/anak secara ekonomis akan terangkat, ketimbang bercerai? 
Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi isteri/anak:
- keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi ekonomi yang sudah 
kepepet.
- kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama keluarga monogami, 
bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-)
- bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan untuk sumber nafkah 
lain (i.e keluarga, bantuan pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan 
nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau suami/pacar baru). 
emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga poligami?...:-)
- Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya.  Pertanyaannya 
apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi kemiskinan keluarga? 
Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu solusi - saya 
bilang bukan, karena yang jadi solusi justru poliandri. Lha, ini cuma 
perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious, masyarakat 
Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi poliandri.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, astin [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mba Aisha,
 
 gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak aisha ini. 
bener2 
 saya sepakat kok.. :) 
 
 selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 menderita akibat pria2 
 yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu, bisa kita lihat di 
 data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai  poligami. 
 saya cuma mikir2 sendiri: solusinya apa? jangan2 poligami lebih 
baik 
 dari bercerai buat mereka [buat mereka, lho..]? Jadi, saya tidak 
 membicarakan soal mana yg paling elegan. saya tahu, buat saya 
 pribadi, lebih elegan bercerai. tapi apakah buat mereka itu, elegan 
 yg saya pegang ini, ada manfaatnya? 
 
 gitu mbak.. 
 
 salam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
 aishayasmina2002@ wrote:
 
  Mba Astin,
  Poligami dan perceraian sih saya suka pendapat pak Quraish 
Shihab, 
 rasanya gampang dimengerti.
  
  Poligami menurut pak QS adalah jalan darurat pesawat, tidak semua 
 orang bisa melalui pintu darurat jika masuk atau keluar pesawat 
 bukan? Hanya dalam kondisi darurat saja, pintu darurat itu dibuka, 
 seijin pilot yang bertanggung jawab terhadap keselamatan semua  
 salam
  Aisha
  -- 
  From : Astin 
  kalau kita bicara poligami vs perceraian, bukankah masih lebih 
 baik 
  poligami? bukankah dampak perceraian lebih mengerikan bagi 
 perempuan 
  dan anak2 secara general? 
   
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian

2006-12-16 Terurut Topik Mia
Namun demikian, concernnya mba Astin itu menyiratkan kerancuan atau 
gap persepsi di antara kita semua.

Sebagian cowok pada mau poligami, apapun sebabnya, misalnya mereka 
bilang sunnah nabi. Sebagian cewek bilang kalo mau ikut sunnah nabi, 
kawinin tuh janda-tua-miskin-reyot banyak anak, in one breath..:-)
Seolah-olahnya menawarkan bahwa yang namanya poligami itu adalah 
solusi kemiskinan. Kira-kira gitu kan, kalo dibalik logikanya.

Pak Sabri kan pragmatis (at least untuk dirinya...huahuahaha) bilang, 
mana mau cowok kawinin janda-tua-miskin-reyot. Iya lah. So we go back 
to square one. Nggak ketemu gitu.

Tapi ya itu tadi, Pemerintah janji mau benahin poligami, yaitu 
mengatur poligami. Poligami atau cerai tetap merupakan pilihan, atawa 
kerennya exit strategy buat perempuan yang nggak berdaya.  Kita tau 
kelompok konservatif rajin brainwashing jamaahnya untuk poligami 
doang, makanya tindakan Pemerintah diperlukan untuk meng-counter ini. 
Well done!

So kalau mba Astin misalnya masih mempertimbangkan apakah poligami 
itu lebih baik atau solusi ketimbang cerai. Saya mengusulkan yang 
lebih baik, yaitu poliandri...:-) Karena emang kedua usulan itu nggak 
populer di Indonesia yang masyarakatnya lebih cenderung ke lembaga 
monogami. Dimana kita ketemu? Poligami dan cerai tetap merupakan 
pilihan (darurat, exit strategy) selain monogami.  

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, 
perempuan 
 itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan.  Ini 
 menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
 ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang sejauh ini 
 memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan 
 kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai.
 
 (Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang diatur sehingga 
 melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal ini, saya 
seneng 
 dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk memperbaiki UU 
 poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya. Sementara itu 
 Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk menyediakan konsultasi 
 keluarga bidang poligami/selingkuhan)
 
 Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat yang nggak berdaya?
 
 Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya ragu apakah 
 poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami posisi 
 isteri/anak secara ekonomis akan terangkat, ketimbang bercerai? 
 Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi isteri/anak:
 - keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi ekonomi yang 
sudah 
 kepepet.
 - kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama keluarga 
monogami, 
 bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-)
 - bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan untuk sumber nafkah 
 lain (i.e keluarga, bantuan pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan 
 nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau suami/pacar baru). 
 emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga poligami?...:-)
 - Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya.  Pertanyaannya 
 apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi kemiskinan keluarga? 
 Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu solusi - saya 
 bilang bukan, karena yang jadi solusi justru poliandri. Lha, ini 
cuma 
 perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious, masyarakat 
 Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi poliandri.
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, astin astinkumala@ 
 wrote:
 
  mba Aisha,
  
  gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak aisha ini. 
 bener2 
  saya sepakat kok.. :) 
  
  selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 menderita akibat 
pria2 
  yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu, bisa kita lihat 
di 
  data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai  poligami. 
  saya cuma mikir2 sendiri: solusinya apa? jangan2 poligami lebih 
 baik 
  dari bercerai buat mereka [buat mereka, lho..]? Jadi, saya tidak 
  membicarakan soal mana yg paling elegan. saya tahu, buat saya 
  pribadi, lebih elegan bercerai. tapi apakah buat mereka itu, 
elegan 
  yg saya pegang ini, ada manfaatnya? 
  
  gitu mbak.. 
  
  salam,
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
  aishayasmina2002@ wrote:
  
   Mba Astin,
   Poligami dan perceraian sih saya suka pendapat pak Quraish 
 Shihab, 
  rasanya gampang dimengerti.
   
   Poligami menurut pak QS adalah jalan darurat pesawat, tidak 
semua 
  orang bisa melalui pintu darurat jika masuk atau keluar pesawat 
  bukan? Hanya dalam kondisi darurat saja, pintu darurat itu 
dibuka, 
  seijin pilot yang bertanggung jawab terhadap keselamatan semua  
  salam
   Aisha
   -- 
   From : Astin 
   kalau kita bicara poligami vs perceraian, bukankah masih lebih 
  baik 
   poligami? bukankah dampak perceraian lebih mengerikan bagi 
  perempuan 
   dan anak2 secara general? 

   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
 





[wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Canada

2006-12-16 Terurut Topik st sabri
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Semoga pak Sabri diberi umur panjang dan rejeki yang banyak. Kalau
mampu bisa membantu janda-janda di Aceh, silahkan saja dibantu sesuai
dengan ajaran Islam.

   :)

   Wassalam

saya cuma tertarik untuk membantu SATU janda saja : namanya Wulan
Guritno. Tapi masalahnya pasti sangat besar dan bisa bikin stress,
jadi saya urungkan ketertarikan tsb :=))

salam janda,



Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.

2006-12-16 Terurut Topik jano ko
Mia berkata :

  Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan 
itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan. Ini 
menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
ketidakberdayaannya /ketidakikhlasan nya teh Nini yang sejauh ini 
memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan 
kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai.

  ===
   
  Jano-ko memberi pencerahan,
   
  Kita -kita belajar lebih jauh betapa indahnya Islam, disini jano-ko akan 
menampilkan ajaran spiritual Islam yang tentunya jauh sekali bedanya dengan 
ajaran kadonyan/keduniawian yang selalu menghitung untung-rugi, nah yok kita 
belajar bareng,
   
  -
   
  Hadis Anas r.a: 

  Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w, baginda bersabda: Tiga perkara, jika 
terdapat di dalam diri seseorang maka dengan perkara itulah dia akan 
memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih 
daripada selain keduanya, mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka 
kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, 
sebagaimana dia juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka
   
  ---
   
  Hadis Anas bin Malik r.a: 

   
  Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman seseorang itu, sebelum dia 
mengasihi saudaranya atau baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran 
tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya sendiri
  
-
   
  Marilah kita berprasangka baik kepada Teh Nini, jangan menafsirkan dengan 
nafsu yang tidak bertanggungjawab atas keputusan Teh Nini untuk melaksanakan 
ajaran Islam yang berupa poligami.
   
  Kita semua sebaiknya berprasangka positif kepada Teh Nini, bahwa beliau 
melaksanakan ajaran Islam seperti yang termuat didalam hadis tersebut diatas.
   
  Level spiritual Teh Nini insya Allah sudah sangat tinggi, mencintai Allah SWT 
diatas segala-galanya, jangan disamakan dengan insan-insan atau khususnya 
female-female yang memilih selain Allah SWT sebagai sesuatu yang lebih dicintai 
dari Allah SWT.
  (Note : hal ini juga sudah disampaikan oleh Teh Nini dan Aa Gym)
   
  Kalau kita berpegang kepada salah satu hadist diatas, sudah sewajarnya kalau 
Teh Nini akan mencintai istri baru dari Aa Gym sebagaimana Teh Nini mencintai 
dirinya sendiri.
   
  Kita doakan yuk.
   
  Demikian
   
  Pasti bermanfaat.
   
  Wassalam
   
   
  

Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mba Astin, saya pernah komen di salah satu postingan saya, perempuan 
itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi kehidupan. Ini 
menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang sejauh ini 
memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami keterbatasan dan 
kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga cerai.

(Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang diatur sehingga 
melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal ini, saya seneng 
dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk memperbaiki UU 
poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya. Sementara itu 
Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk menyediakan konsultasi 
keluarga bidang poligami/selingkuhan)

Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat yang nggak berdaya?

Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya ragu apakah 
poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami posisi 
isteri/anak secara ekonomis akan terangkat, ketimbang bercerai? 
Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi isteri/anak:
- keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi ekonomi yang sudah 
kepepet.
- kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama keluarga monogami, 
bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-)
- bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan untuk sumber nafkah 
lain (i.e keluarga, bantuan pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan 
nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau suami/pacar baru). 
emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga poligami?...:-)
- Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya. Pertanyaannya 
apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi kemiskinan keluarga? 
Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu solusi - saya 
bilang bukan, karena yang jadi solusi justru poliandri. Lha, ini cuma 
perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious, masyarakat 
Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi poliandri.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, astin [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 mba Aisha,
 
 gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak aisha ini. 
bener2 
 saya sepakat kok.. :) 
 
 selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 menderita akibat pria2 
 yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu, bisa kita lihat di 
 data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai  poligami. 
 saya cuma mikir2 sendiri: solusinya apa? jangan2 poligami lebih 
baik 
 dari bercerai buat mereka [buat mereka, lho..]? Jadi, saya tidak 
 membicarakan soal mana yg paling elegan. saya tahu, buat saya 
 pribadi, lebih elegan bercerai. tapi apakah buat mereka itu, elegan 
 

Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.

2006-12-16 Terurut Topik firman wiwaha
he.. he.. he... no comment ah.. lagi memanagement
qalbu nih..

--- jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia berkata :
 
   Mba Astin, saya pernah komen di salah satu
 postingan saya, perempuan 
 itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi
 kehidupan. Ini 
 menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
 ketidakberdayaannya /ketidakikhlasan nya teh Nini
 yang sejauh ini 
 memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami
 keterbatasan dan 
 kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga
 cerai.
 
   ===

   Jano-ko memberi pencerahan,

   Kita -kita belajar lebih jauh betapa indahnya
 Islam, disini jano-ko akan menampilkan ajaran
 spiritual Islam yang tentunya jauh sekali bedanya
 dengan ajaran kadonyan/keduniawian yang selalu
 menghitung untung-rugi, nah yok kita belajar bareng,

   -

   Hadis Anas r.a: 
 
   Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w, baginda
 bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri
 seseorang maka dengan perkara itulah dia akan
 memperolehi kemanisan iman: Seseorang yang mencintai
 Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain keduanya,
 mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka
 kembali kepada kekafiran setelah Allah
 menyelamatkannya dari kekafiran itu, sebagaimana dia
 juga tidak suka dicampakkan ke dalam Neraka

   ---

   Hadis Anas bin Malik r.a: 
 

   Nabi s.a.w telah bersabda: Tidak sempurna iman
 seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya atau
 baginda bersabda: Sebelum dia kasihkan jiran
 tetangganya, sebagaimana dia kasihkan dirinya
 sendiri
   
 -

   Marilah kita berprasangka baik kepada Teh Nini,
 jangan menafsirkan dengan nafsu yang tidak
 bertanggungjawab atas keputusan Teh Nini untuk
 melaksanakan ajaran Islam yang berupa poligami.

   Kita semua sebaiknya berprasangka positif kepada
 Teh Nini, bahwa beliau melaksanakan ajaran Islam
 seperti yang termuat didalam hadis tersebut diatas.

   Level spiritual Teh Nini insya Allah sudah sangat
 tinggi, mencintai Allah SWT diatas segala-galanya,
 jangan disamakan dengan insan-insan atau khususnya
 female-female yang memilih selain Allah SWT sebagai
 sesuatu yang lebih dicintai dari Allah SWT.
   (Note : hal ini juga sudah disampaikan oleh Teh
 Nini dan Aa Gym)

   Kalau kita berpegang kepada salah satu hadist
 diatas, sudah sewajarnya kalau Teh Nini akan
 mencintai istri baru dari Aa Gym sebagaimana Teh
 Nini mencintai dirinya sendiri.

   Kita doakan yuk.

   Demikian

   Pasti bermanfaat.

   Wassalam


   
 
 Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Mba Astin, saya pernah komen di salah satu
 postingan saya, perempuan 
 itu pada umumnya 'makhluk cerdas' dalam menyikapi
 kehidupan. Ini 
 menyiratkan harapan saya, bahwa dalam 
 ketidakberdayaannya/ketidakikhlasannya teh Nini yang
 sejauh ini 
 memilih di-poligamiin, insha Allah dia memahami
 keterbatasan dan 
 kemampuannya. Poligami itu pilihan seperti juga
 cerai.
 
 (Kita sudah setuju ttg UU poligami dan cerai yang
 diatur sehingga 
 melindungi hak-kewajiban anggota keluarga. Dalam hal
 ini, saya seneng 
 dengan reaksi bu M. Hatta dll yang tanggap untuk
 memperbaiki UU 
 poligami, sekalian juklak dan law enforcementnya.
 Sementara itu 
 Pemerintah bisa bekerjasama dengan NGO utk
 menyediakan konsultasi 
 keluarga bidang poligami/selingkuhan)
 
 Tapi apakah poligami itu solusi untuk masyarakat
 yang nggak berdaya?
 
 Kalau di kalangan masyarakat miskin pas-pas an, saya
 ragu apakah 
 poligami merupakan solusi? Apakah dengan berpoligami
 posisi 
 isteri/anak secara ekonomis akan terangkat,
 ketimbang bercerai? 
 Demikian juga dengan ongkos psikologisnya bagi
 isteri/anak:
 - keluarga miskin yang berpoligami berarti berbagi
 ekonomi yang sudah 
 kepepet.
 - kemiskinan sering jadi sumber pertengkaran utama
 keluarga monogami, 
 bayangkan dengan keluarga-keluarga...:-)
 - bercerai bagi isteri/anak membuka kemungkinan
 untuk sumber nafkah 
 lain (i.e keluarga, bantuan
 pemerintah/sosial,bekerja sendiri dan 
 nggak perlu berbagi dengan suami/madu, atau
 suami/pacar baru). 
 emangnya ada bantuan sosial kepada keluarga
 poligami?...:-)
 - Kemiskinan itu sendiri kan banyak variablenya.
 Pertanyaannya 
 apakah poligami bisa jadi solusi mengurangi
 kemiskinan keluarga? 
 Well, kalau ditanya apakah poligami itu salah satu
 solusi - saya 
 bilang bukan, karena yang jadi solusi justru
 poliandri. Lha, ini cuma 
 perumpamaan saja. Karena jawabannya cukup obvious,
 masyarakat 
 Indonesia kurang menerima lembaga poligami, apalagi
 poliandri.
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, astin
 [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  mba Aisha,
  
  gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak
 aisha ini. 
 bener2 
  saya sepakat kok.. :) 
  
  selain, concern: thd fakta dimana perempuan2
 menderita akibat pria2 
  yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu,
 bisa kita lihat di 
  data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai 
 poligami. 
  saya cuma mikir2 

Re: [wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian - Ajaran Islam yang indah.

2006-12-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
memanage qalbu biar bisa poligami? :)

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 12/16/06, firman wiwaha [EMAIL PROTECTED] wrote:

   he.. he.. he... no comment ah.. lagi memanagement
 qalbu nih..



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Poligami dan Perceraian

2006-12-15 Terurut Topik astin
mba Aisha,

gak ada yang saya tolak semua dari penjelasan mbak aisha ini. bener2 
saya sepakat kok.. :) 

selain, concern: thd fakta dimana perempuan2 menderita akibat pria2 
yg kurang mampu menahan hawa nafsunya. dan itu, bisa kita lihat di 
data LBH apik. perempuan menderita akibat cerai  poligami. 
saya cuma mikir2 sendiri: solusinya apa? jangan2 poligami lebih baik 
dari bercerai buat mereka [buat mereka, lho..]? Jadi, saya tidak 
membicarakan soal mana yg paling elegan. saya tahu, buat saya 
pribadi, lebih elegan bercerai. tapi apakah buat mereka itu, elegan 
yg saya pegang ini, ada manfaatnya? 

gitu mbak.. 

salam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Astin,
 Poligami dan perceraian sih saya suka pendapat pak Quraish Shihab, 
rasanya gampang dimengerti.
 
 Poligami menurut pak QS adalah jalan darurat pesawat, tidak semua 
orang bisa melalui pintu darurat jika masuk atau keluar pesawat 
bukan? Hanya dalam kondisi darurat saja, pintu darurat itu dibuka, 
seijin pilot yang bertanggung jawab terhadap keselamatan semua  
salam
 Aisha
 -- 
 From : Astin 
 kalau kita bicara poligami vs perceraian, bukankah masih lebih 
baik 
 poligami? bukankah dampak perceraian lebih mengerikan bagi 
perempuan 
 dan anak2 secara general? 
  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]