ternyata kaum intelektual itu bodoh² yah, ga nyangka saya :))
ndah maldiniwati <[EMAIL PROTECTED]> wrote: apa anda punya solusi
untuk tidak menjadikan org yg bekerja
dipendidikan itu antek AS/WTO?Kapitalis. Cukup berikan solusinya!!
Dan jika anda menolak tunjukkan sikap anda dalam men
apa anda punya solusi untuk tidak menjadikan org yg bekerja
dipendidikan itu antek AS/WTO?Kapitalis. Cukup berikan solusinya!!
Dan jika anda menolak tunjukkan sikap anda dalam mengkritisi RUU BHP
agar tidak menjadi UU. jangan hanya menstempel jidat org seenaknya.
Pendidikan memang mahal, dose
Begini.
Ada yang menolak, ada yang mendukung. Itu fakta.
Yang mendukung itu ada yang karena tidak tahu (nah ini
bisa disebut korban), ada juga dia tahu tapi sengaja
melakukan itu karena dibayar atau apa.
Zaman Belanda kan begitu? Ada pejuang, ada yang nrimo
nurut, ada pula yang memang sengaja menj
Mas maaf lho ya, jangan kembali dong pakai bahasa itu lagi plis. Saya lebih
suka mengatakan korban, termasuk saya, bukan antek. :(( Karena ketidaktahuan
saja, kalau tidak tahu janganlah dijustifikasi, saya kalau digitukan juga ndak
mau. Kasih tahu aja kebenarannya kalau misalnya saya salah. Dima
Jangan samakan yang menolak dgn yang mendukung.
Zaman Belanda dulu juga yg namanya antek Belanda sudah
ada.
Sekarang jadi antek AS/WTO/Kapitalis.
Kalau saya insya Allah akan menolak pendidikan
dibisniskan sehingga orang miskin sulit mendapat
pendidikan.
--- aris solikhah <[EMAIL PROTECTED]> wrote
Wah, enak juga nih dapet info banyak. Ngoreksi pa Rektor? Apa nggak kebalik,
kita yang sering dikoreksi dan didikte he he he. Maklum saat ini jadi bawahan
mbak. Saya menulis semua ini lepas dari apa tugas saya ^_^. Sekali-kali boleh
kan. Paling resiko dipecat. :((
Saya hanya merasa nggak rel
koreksi:
Kalau mbak adalah salah satu orang yang mengcreate kualifikasi itu,
saya jamin mbak sangat paham kemana tujuan akhir dari UU BHP ini,
bukan?
==>qt nyusun kualifikasi untuk self evaluation PT, tujuannya membantu
end user (calon mahasiswa) untuk mendapatkan informasi ttg kualitas PT
di I
Tepat sekali mas. Dalam pertemuan forum antar Rektor, 2 tahun silam sebenarnya
para rektor berusaha mengkritisi tentang privatisasi public sevice kesepakatan
WTO yang di dalamnya salah satunya adalah bidang pendidikan.
Selanjutnya bisa jadi rumah sakit dll. Para Rektor berusaha menolaknya,
say
Perusahaan yang full business saja seperti BCA,
Danamon, Salim Group, dsb bisa rugi. Apalagi jika para
dosen dan profesor di PT disuruh cari bisnis untuk
menghidupi diri sendiri.
Paling gampang ya menaikan SPP.
Kalau sudah begitu tidak perlu lagi kita anggaran 20%
buat pendidiksan.
Tidak perlu a
Terima kasih mbak. Saya dapet gosipannya dari pak rektor sendiri mbakyu. ^_^
mungkin untuk tambahan justifikasi. Pa Rektor bahkan mengatakan di IPB adalah
seperseratus biaya pendidikan mahasiswa di Jepang. Sehingga wajar kualitas
pendidikan Indonesia agak rendah.
Beberapa kualifikasi yang mbaky
Kemunculan BHMN tidak lepas dr escape strategy pemerintah yg ingin
mengurangi beban APBN. Seharusnya PT sebagai sebuah perusahaan
bukannya memebebankan biaya oprasionalnya kapada konsumennya
(mahasiswa) seharusnya dengan BHMN justru menjadi ajang kompetisi
berebut riset dgn bekerjasama dengan
11 matches
Mail list logo