BLS: [Keuangan] OOT : Diajukan ke Meja Hijau, Bocah Penyengat Lebah Alami Depresi

2010-01-30 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Waduh, klo begini caranya, bisa-bisa anak satu Indonesia masuk penjara tuh. 
Namanya juga anak-anak.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono
-Pesan Asli-
Dari: dyahanggitasari
Terkirim:  30/01/2010 23:03:41
Subjek:  [Keuangan] OOT : Diajukan ke Meja Hijau, Bocah Penyengat Lebah Alami 
Depresi

Zainal Effendi - detikSurabaya

Surabaya - Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anak di bawah umur mulai 
bergulir di pengadilan. DYD (9) menjadi pesakitan. Keisengan DYD menakuti 
temannya satu sekolahnya bernama DNS (9) berakhir di ranah hukum. Bocah kelas 3 
SD ini terancam hukuman 9 bulan penjara.

Persidangan DYD sudah memasuki sidang tuntutan. Namun sidang ini harus tertunda 
karena DYD sakit dan diduga depresi. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya 
menunda sidang itu hingga kondisi DYD sehat seperti sedia kala. Sidang dengan 
agenda tuntutan ini tertunda dua kali.

Secara  fisik bersangkutan memang sakit radang namun tidak perlu diopname. Ada 
kemungkinan dia depresi, kata salah satu penasehat hukum Riyanto kepada 
wartawan di PN di Jalan Arjuna, Rabu (27/1/2010).

Menurut Riyanto, surat izin sakit siswa SDN dr Soetomo berakhir 28 Januari. PN 
kata dia mengagendakan sidang penuntutan pada tanggal 1 Februari mendatang. 
Tuntutan ditunda senin depan karena sakitnya sampai saat ini belum sembuh. 
Akan tetapi si anak tidak bisa dipaksakan jika masih sakit, ungkapnya.

Kasus ini terjadi pada 3 Maret 2009 lalu. Kala itu jam istirahat sekolah. DYD 
menakuti DNS (korban,red) dengan menggunakan lebah. Sialnya pipi DNS disengat 
lebah yang dibawa DYD.

Sebenarnya perkara ini sudah selesai dengan cara kekeluargaan melalui mediasi 
pihak sekolah. Namun entah kenapa pihak kepolisian dan kejaksaan melanjutkan 
kasus itu. DYD menjalani sidang pertama kali pada tanggal 30 Desember 2009 
lalu. (wln/wln) 






BLS: BPK/BPKP/ Re: [Keuangan] Sampai mana Akuntan Publik bertanggung jawab?

2010-01-29 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Saya rasa menyerahkan audit-audit seperti ini ke swasta bukan solusi tepat. 
Pertama, jelas butuh waktu untuk penentuan swasta mana saja yang harus 
mengaudit. Kemudian, belum tentu pihak swasta ini memiliki kapabilitas untuk 
menjangkau daerah-daerah dengan medan berat. Berbeda dengan BPKP yang cukup 
banyak auditornya dimutasi ke berbagai kantor perwakilannya yang medannya 
berat. Selain itu, mutu pengawasan lebih bisa dikontrol karena satu kesatuan 
organisasi.
Kalau memang secara kuantitas pengawasan kurang, ya tidak mungkin pengawasan 
dilakukan setiap hari. Harus dihitung cost - benefit analysis dulu. Jangan 
sampai, anggaran pengawasan suatu desa lebih besar ketimbang anggaran 
operasional desa itu sendiri.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono

-Pesan Asli-
Dari: Hok An
Terkirim:  30/01/2010 03:03:00
Subjek:  BPK/BPKP/ Re: [Keuangan] Sampai mana Akuntan Publik bertanggung jawab?

Kawan2,

Ada usul supaya pemeriksaaan keuangan di serahkan kepada swasta.
Misalnya dana otonomi desa.
Saya dengan kepala desa yang sanggup memanfaatkan dana ini dan 
mempertanggung jawabkannya baru sedikit.
BPKL jelas kewalahan kalau harus mengawasi puluhan ribu desa2 kita untuk 
bisa tertib dan menggunakan anggaran seperti UU.
Sebab itu ada usul supaya yang pemeriksaan di alihkan kepada swasta dan 
BPK atau BPKP hanya koordinasi dan mengaturnya saja.

Usul ini bisa tidak dilaksanakan di lapangan?
Bagaimana dengan audit Departemen, BUMN dll?

Salam damai

Hok An



Re: BPK/BPKP/ Re: [Keuangan] Sampai mana Akuntan Publik bertanggung jawab?

2010-01-29 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Di dunia swasta, perusahaan mereka sendiri yang menentukan siapa auditornya. 
Jadi, auditee menentukan siapa auditornya adalah hal yang lumrah di dunia 
swasta. Dan setahu saya, BUMN sudah diaudit oleh KAP.
Apakah dengan menentukan sendiri auditor seperti ini memungkinkan kongkalikong? 
Lantas, apakah dengan penentuan auditor oleh pihak ketiga menjamin bahwa 
kongkalikong tidak akan terjadi?
Intinya, audit (general audit) adalah jasa keyakinan, yakni memberikan 
keyakinan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh suatu perusahaan telah 
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (di 
Indonesia, prinsip ini dikeluarkan oleh IAI). Kalau laporan keuangan ini tidak 
dapat diyakini kebenarannya, maka investor dan kreditor akan enggan memberikan 
dananya. Jika auditor yang dipilih perusahaan dipandang oleh investor dan 
kreditor sebagai auditor yang tidak kredibel, maka apapun hasil auditnya tidak 
akan dianggap.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono

-Pesan Asli-
Dari: Wong Cilik
Terkirim:  30/01/2010 05:04:53
Subjek:  Re: BPK/BPKP/ Re: [Keuangan] Sampai mana Akuntan Publik bertanggung 
jawab?

Prinsip audit adalah harus independen. Ini berarti kalau diberikan ke
swasta, proses pemilihannya harus menjamin independensi. BUMN/Departemen
yang di audit seharusnya tidak memilih auditornya, sebab nanti manager BUMN
tersebut bisa memilih auditor yang lemah atau yang bisa 'dipengaruhi'.

Auditor harus memiliki 'keberpihakan' terhadap masyarakat/pemegang saham
tanpa terjerat sampai selalu berusaha mempersalahkan manajer/direkturnya.
Harus juga mempertimbangkan pengucuran dana negara bukan cuma untuk mencari
profit, tapi membentuk 'civic society'/masyarakat madani (entah benar ini
terjemahannya?).

Auditornya musti bebas dari tekanan politk (jadi pemilihannya sebisanya
lepas dari tangan partai politik/DPR/MPR atau pejabat yang naik karena
kendaraan politik), harus kompeten.. dll. Kalau soal tekanan politik kurang
jelas bagaimana reaksi swasta dibandingkan auditor yang berkarir di
BPK/pemerintah... Jangan-jangan karena auditor swasta di setir partai
politik akhirnya malah banyak pansus-pansusan  jadi negeri pansus deh...


BPK jadi pengawasnya auditor...  mungkin gak ya? Secara teori sih mungkin
ya...  tapi ya itu, 'the devil is in the details'...  gimana
detail-detailnya tentang batasan dan kuasa si auditor, hubungannya dengan
BPK, bagaimana mengkomunikasikan hasil temuan ke masyarakat, dan
lain-lainnya Secara konsep rasanya bisa tapi ya nanti di lapangannya itu
bagaimana jadinya?

Apakah auditor akan dilindungi kalau misalnya menemukan kejanggalan di bumn
dan mempublikasikannya ke masyarakat? Takutnya jadi pahlawan sehari, setelah
rame-rame selesai dia gak bisa dapet bisnis audit pemerintah lagi. Makanya
itu, apakah ada insentif bagi auditor untuk berusaha menemukan kejanggalan?
Kalo ketemu apakah dia bakalan lebih susah (musti jadi saksi sehingga gak
bisa kerja, waktu habis di pansus, jadi gak ada uang masuk buat makan...
dll) ataukah malah jadi dapat hadiah? Proses yang benar sih kalau menemukan
kejanggalan ya menerima hadiah sebab tugas auditor ya untuk menemukan
kejanggalan tersebut, bukannya malah serasa jadi kena hukuman.



BLS: [Keuangan] Kinerja 100 Hari... Apa yang wajar, apa yang tidak wajar?

2010-01-26 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Kalau saya menilai bahwa dengan melihat kinerja selama 100 hari, kita akan 
dapat memproyeksikan kinerja selama 5 tahun ke depan. Tidak perlu muluk-muluk. 
Kalau dalam 100 hari tidak jelas apa saja yang ingin dicapai beserta rencana 
cara-cara mencapainya ya bisa disimpulkan kira-kira apa yang akan dicapai 
pemerintahan ini di tahun 2014.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono


BLS: [Keuangan] Investasi LPS di Bank Century Tidak Menguntungkan ?

2010-01-19 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Setuju Bung Rachmad. Ada organisasi yang fungsinya untuk mencari laba, yaitu PT 
dan bentuk-bentuk usaha lainnya. Ada organisasi yang fungsinya sebagai 
regulator yaitu pemerintah. Dan ada pula lembaga nonprofit yang tujuannya untuk 
menjadi buffer (penopang) ketika suatu sistem mengalami kegagalan atau 
berpotensi mengalami kegagalan, dalam perbankan di Indonesia fungsi ini 
diperankan oleh LPS.
Sungguh menggelikan bila kemudian LPS dituntut untuk meraup profit 
setinggi-tingginya mengingat fungsinya bukan untuk itu. Bahwa sangat baik bila 
LPS bisa memperoleh laba dalam menjalankan fungsinya, tapi perlu diingat bahwa 
fungsinya bukan untuk meraup laba setinggi-tingginya.

-Pesan Asli-
Dari: Rachmad M
Terkirim:  19/01/2010 19:06:56
Subjek:  [Keuangan] Investasi LPS di Bank Century Tidak Menguntungkan ?

Menurut anggota pansus dari Fraksi Hanura Akbar Faisal, keuntungan yang 
diperoleh LPS dengan berinvestasi itu akan lebih menguntungkan jika dana 
sebesar Rp6,76 triliun diinvestasikan di surat utang negara (SUN).
 
Pada Desember 2009, Bank Century untung Rp300 miliar. Padahal, kalau 
diinvestasikan di SUN akan untung sebesar Rp600 miliar, katanya dalam rapat 
pansus Century, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/1/2010).

http://economy.okezone.com/read/2010/01/19/320/295657/investasi-lps-di-bank-century-tidak-menguntungkan

Menyedihkan kalau dana LPS yang diperoleh dari premi akibat para nasabah 
menyimpan uangnya di Bank untuk menjamin simpanannya justru diinvestasikan 
ditempat lain yang lebih menguntungkan. 

LPS itu Lembaga Penjamin Simpanan atau Perseroan Terbatas ? Makin aneh-aneh 
saja wakil kita di Senayan :-(


Salam

RM






BLS: [Keuangan] Kendal Kabupaten Pertama Yang Miliki Open Source Sendiri

2010-01-11 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Salut banget nie buat pihak-pihak yang terlibat dalam proyek ini. Entah kapan 
pemerintah pusat memiliki visi yang sama.


-Pesan Asli-
Dari: herisetiono004
Terkirim:  11/01/2010 15:38:43
Subjek:  [Keuangan] Kendal Kabupaten Pertama Yang Miliki Open Source Sendiri

Ini adalah contoh teladan Kabupaten di kota kecil yang benar benar menghemat 
devisa negara. Jika diikuti oleh semua kabupaten di Indonesia, bukan mustahil 
nilainya bisa melebihi ongkos pembiayaan Bank Century. 

Ardhi Suryadhi - detikinet

Jakarta - Meski bukan kota besar, Kendal berani untuk mandiri dalam hal 
penggunaan software komputer. Bahkan kota kecil di Jawa Tengah ini telah 
meluncurkan sistem operasi Open Source sendiri bernama KGOS versi 100110.

KGOS sendiri berasal dari nama 'Kendal Go Open Source'. OS ini merupakan hasil 
remastering dari Ubuntu 9.10 dengan penambahan beberapa program-program 
fungsional dan dibuat oleh Tim Pengembangan Open Source SMA Muhammadiyah 1 
Weleri, Kabupaten Kendal. Sistem operasi KGOS v.100110 dipaket dalam satu DVD 
dengan ukuran file total kurang lebih 1,5 GB.

Dari keterangan tertulis yang diterima detikINET, Senin (11/1/2010), dalam 
acara peluncuran yang digelar di Pendopo Kabupaten Kendal tersebut dilaksanakan 
juga seminar nasional dengan sub tema 'Open Source, Pilihan Terbaik Dunia 
Pendidikan'.

Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta, yang sebagian besar terdiri 
atas guru dan para pengguna teknologi informatika, serta Bupati Kab. Kendal 
Siti Nurmarkesi. Sementara untuk pembicara diisi oleh Kepala PUSTEKOM Depdiknas 
Lilik Gani dan 'pendekar TI' Tanah Air Onno W. Purbo.

Dalam sambutannya Bupati Kendal mengungkapkan bahwa nantinya sistem operasi ini 
akan masuk dalam program kerja prioritas kabupaten. Beliau bahkan mendorong 
Kepala Dinas Pengolah Data Kab. Kendal untuk melakukan pendekatan secara 
proaktif kepada Tim Pengembang Open Source SMA Muhammadiyah 1 Weleri.

Menurut Onno Purbo, dengan diluncurkannya sistem operasi KGOS v.100110, Kendal 
menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang meluncurkan sistem operasi Open 
Source secara mandiri. Momentum ini semestinya bisa mendorong daerah lain untuk 
mengikuti jejak kabupaten yang ada di bumi pantura Jawa Tengah.

Onno menambahkan bahwa kunci pengembangan KGOS berada di 'dada kebanggaan' 
lokal Kendal. Saat KGOS menemukan momentum sebagai yang pertama di Indonesia, 
semestinya hal ini cukup untuk menyematkan kebanggaan di dada para pemakai KGOS 
yang kemudian menjadi bahan bakar untuk pengembangan KGOS selanjutnya.

( ash / faw ) 




BLS: [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

2010-01-08 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Tulisan yang anda posting sangat menarik. Analisisnya terhadap data output GTAP 
sangat logis.


-Pesan Asli-
Dari: Ical Moci
Terkirim:  08/01/2010 09:18:19
Subjek:  [Keuangan] SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?

Intinya adalah secara makro Indonesia lebih diuntungkan bila mengikuti
perjanjian perdagangan AFTA dan FTA ASEAN-China, sekalipun secara
mikro ada beberapa sektor yang mengalami dampak negatif dari
Perdagangan Bebas tersebut.

What do you think?


SEBAIKNYA TIDAK IKUT FTA ASEAN-China?


Pada tahun 2010 pasar ASEAN akan menjadi lebih terbuka lagi dari
sebelumnya. Enam negara ASEAN utama (Brunei, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand) akan menambah 7.881 jenis tarif
yang diturunkan menjadi nol. Dengan demikian, total jumlah pos tarif
yang masuk dalam tarif preferensi efektif untuk perdagangan bebas
ASEAN menjadi 54.457 atau 99,11 persen dari seluruh jenis tarif
perdagangan.

Tahun 2010 merupakan awal baru dari era perdagangan bebas di kawasan
ini. Negara-negara ASEAN telah berkomitmen untuk mengimplementasikan
perdagangan bebas dengan China. Bagaimanakah dampak dari perkembangan
ini terhadap Indonesia dan haruskah kita menunda implementasinya?

Maka, rata-rata tarif yang berlaku di antara enam negara itu akan
turun dari 0,79 persen pada tahun 2009 menjadi 0,05 persen pada tahun
2010.

Saat yang bersamaan, ASEAN juga telah sepakat untuk meliberalisasikan
perdagangannya dengan China. Artinya, tarif impor antara China dan
negara-negara ASEAN akan turun dengan amat signifikan.

Dominasi China di pasar dunia membuat banyak kalangan khawatir akan
dampak negatif dari perjanjian perdagangan bebas dengan China.
Beberapa bahkan mengusulkan untuk menunda implementasi perjanjian
perdagangan bebas tersebut.

Simulasi perdagangan bebas

Untuk melihat strategi yang paling tepat, Danareksa Research Institute
melakukan simulasi perdagangan bebas dengan dua skenario. Skenario
pertama mengasumsikan Indonesia terlibat dalam AFTA sepenuhnya,
sekaligus ikut serta dalam perdagangan bebas AFTA-China.

Jadi, tarif impor antarnegara ASEAN dijadikan nol. Tarif impor antara
ASEAN dan China juga nol. Dalam Skenario yang kedua, Indonesia hanya
mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan ASEAN, tetapi tidak
ikut perdagangan bebas dengan China, sedangkan negara-negara ASEAN
yang lain tetap melakukan liberalisasi perdagangan dengan China.

Untuk menghitung simulasi di atas, digunakan program Global Trade
Analysis Project (GTAP). GTAP adalah program yang memanfaatkan
database perdagangan dunia dalam struktur software dengan kerangka
general equilibrium. GTAP dikembangkan di Purdue University, Amerika
Serikat. GTAP sering untuk menghitung dampak suatu kebijakan
perdagangan bilateral ataupun multilateral.

Database yang digunakan dalam simulasi ini adalah database versi 6.
Walau bukan data yang terkini ada di perekonomian, penggunaan data ini
tetap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak suatu
liberalisasi perdagangan terhadap negara-negara yang terlibat.

Tabel 1 memperlihatkan dampak perdagangan bebas dengan kedua skenario
yang disebutkan di atas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa secara
keseluruhan perjanjian perdagangan bebas dengan kedua skenario di atas
memberi dampak positif terhadap volume ekspor Indonesia maupun
terhadap seluruh negara yang terlibat dalam perjanjian perdagangan
tersebut.

Untuk skenario pertama terlihat bahwa ekspor Indonesia naik 1.365 juta
dollar AS. Peningkatan ini terutama didukung oleh kenaikan ekspor ke
China (naik 3.443 juta dollar AS), Malaysia (naik 462 juta dollar AS),
Thailand (naik 1.213 juta dollar AS), dan Filipina (naik 114 juta
dollar AS). Adapun ekspor Indonesia ke Singapura turun 167 juta dollar
AS.

Penurunan ekspor Indonesia ke Singapura menggambarkan bahwa dengan
AFTA, kita tidak lagi harus mengekspor ke negara ASEAN melalui
Singapura.

Hal yang juga perlu diperhatikan di sini adalah kenaikan ekspor
Indonesia ke China masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan ekspor China ke Indonesia yang hanya 1.776 juta dollar AS.
Jadi, dalam skenario pertama ini Indonesia mengalami tambahan surplus
perdagangan dengan China.

Sementara bila Indonesia tidak ikut mengimplementasikan perdagangan
bebas dengan China (skenario II), volume perdagangan total Indonesia
hanya naik 627 juta dollar AS. Ekspor kita ke China bahkan akan turun
sebesar 435 juta dollar AS.

Hal ini terjadi karena pangsa pasar kita di China tergerus oleh
produk-produk dari negara-negara ASEAN lainnya yang sekarang menjadi
lebih murah dibandingkan produk kita karena tarif impornya di China
turun amat signifikan (akibat perjanjian perdagangan tersebut).

Keadaan ini terlihat dari kenaikan ekspor negara ASEAN lainnya ke
China pada skenario II yang lebih tinggi dari kenaikan pada skenario
I. Misalnya, pada skenario II ekspor Thailand ke China naik 6.894 juta
dollar AS, lebih tinggi dari peningkatan 6.750 juta dollar AS pada
skenario I.

Pada skenario II, kenaikan 

BLS: [Keuangan] apa yg mereka katakan ttg CENTURY pd saat krisis 2008...? Hmmm..lagi

2010-01-04 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Begini Mas Sonrai, pertama kita bahas dulu masalah kalah kliring. Kalah kliring 
adalah hal yang lumrah dalam operasional perbankan dan tidak akan menjadi suatu 
masalah, kecuali bila terjadi setiap hari atau dalam jumlah yang besar. Kalah 
kliring biasanya dapat diatasi menggunakan kas atau pun call money. Nah, setahu 
saya, masalah BC di antaranya adalah kalah kliring terus-menerus yang berakibat 
jumlah tagihannya membengkak.

Memang, logika manajemen awamnya, bila hal ini terjadi ya dibekukan kemudian 
diambil tindakan. Namun, dalam bisnis perbankan yang sangat mendasarkan pada 
kepercayaan, apalagi dalam situasi krisis global, pembekuan ini bisa memicu 
rush.

Lho, kok bisa rush? Padahal kan bank dibekukan, begitu mungkin pertanyaan yang 
timbul di benak anda.

Saya coba berikan gambaran. Misalkan anda nasabah bank  x, suatu pagi anda 
membaca berita bahwa bank x dibekukan karena masalah keuangan. Apa yang ada di 
benak anda? Kalau saya jelas, mengetahui bank saya mengalami masalah, saya 
merasa bahwa simpanan saya di bank x tidak aman, karena sekalipun dijamin LPS, 
tetap saja butuh mekanisme untuk mencairkannya. Apalagi, selama masa pembekuan 
uang saya tidak bisa ditarik. Semakin khawatirlah saya. Akibatnya, begitu bank 
diijinkan beroperasi, dengan segera uang saya tarik seluruhnya dan saya 
berpindah ke bank lain. Kalau semua nasabah berpikir serupa, kolapslah bank x 
ini.

Bila masalah berakhir di sini, maka tidak terjadi masalah sistemik. Apalagi 
bila berpindahnya uang masih dalam sistem perbankan domestik.

Tapi bagaimana bila dalam situasi krisis global yang penuh ketidakpastian, 
pembekuan dan rush ini memicu nasabah bank lain yang jadi ikut merasa dananya 
tidak aman? Apalagi, bila yang merasa tidak aman adalah nasabah kakap yang 
memiliki akses perbankan internasional. Padahal, perbankan kakap ini, meskipun 
jumlah orangnya sedikit, secara nominal rupiah memiliki proporsi yang besar 
dalam sistem perbankan.

Terdapat potensi penarikan dana nasabah kakap ke luar negeri yang mengakibatkan 
bank kolaps. Begitu berita kolaps tersebar, giliran nasabah teri yang melakukan 
rush. Nah lho.

Namun, permasalahan perbankan tidak berhenti di sini. Macetnya fungsi media 
bank dapat mengakibatkan sektor riil gagal, yang diikuti dengan PHK yang akan 
menurunkan daya beli masyarakat yang akan menurunkan pendapatan perusahaan yang 
semakin menambah daftar PHK dan terus menjadi pusaran ke arah depresiasi. 

Itu sebabnya pembekuan bank harus dilakukan dengan hati-hati, terlebih dalam 
kondisi krisis global yang bisa menimbulkan anomali.

Kalau masalah merger, saya minta opini dari rekan-rekan miliser yang lain. 
Bagaimana konsepnya mengenai merger ini? Apakah terkait struktur permodalannya 
atau bagaimana?
Tolong bantuannya ya.

Terkirim dari telepon Nokia saya


RE: [Keuangan] Re: 70% BLT Digunakan untuk Konsumsi Rokok

2009-06-09 Terurut Topik Habibie Nugroho Wicaksono
Ada kok yg ambil BLT trus dipake buat beliin HP bwt anaknya. Saya tahu
orangnya. Memang menurut saya lebih baik bantuan jangan berupa bantuan dalam
bentuk uang, tp bisa berupa sekolah gratis, terutama di daerah-daerah
terpencil di Indonesia.

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Mohamad Ikhsan
Sent: 08 Juni 2009 17:12
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Re: 70% BLT Digunakan untuk Konsumsi Rokok

 







Ngak bener tuh 70% u Rokok. Pak Tulus itu ngomong berdasar apa? BLT 73
persen buat kebutuhan pokok (makanan). Yang rokok dan lain-lain cuma 5
persen. 

Blt juga efektif kok, dalam konteks tujuannya. Dampak negatif juga minimum.
Masalah lain-lainnya bisa dilihat 

http://mimodjo.blogspot.com/2009/06/evaluasi-blt.html

Salam, 

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
mailto:AhliKeuangan-Indonesia%40yahoogroups.com , bum...@...
bum...@... wrote:

 sebenarnya sih saya juga kurang menyambut baik BLT ini, di daerah saya di
Prop. Bengkulu, Kab. REjang Lebong, kec.curup . itu para pengambil BLT bukan
mereka yang layak, memang kondisi perekonomian daerah kami tidak begitu baik
tapi tidak juga mnyenggol pada leevel perlu dibantu spt bantuan BLT.
 
 mereka yang ,mengambil BLT rata - rata bermotor pribadi bergelang emas,
cincin, benar benar tidak menunjukan kemiskinan lah. bahkan yang lebih
tragis salah sasaran siapa saja diberi. itu sisi negative nya
 
 tapi saya akan lebih setuju bila BLT ini diberikan kepada mereka yang yang
dianggap tidak mampu pada saat menjelang anak anak masuk sekolah, jadi kita
memberikan BLT tidak hanya ditujukan untuk komsumsi melainkan untuk invest
ke anak negeri ini. ya saya lebih setuju itu.
 
 BLT kayaknya perlu dikaji ulang






[Non-text portions of this message have been removed]