[Keuangan] "Made in China"...most welcome

2010-01-06 Thread Oka Widana
FTA mulai 01 Januari 2009, tapi gaungnya hilang ditelan issue Century, buku
"Gurita Cikeas" dan gelar pahlawan bagi alm Gus Dur. Biasalah orang
Indonesia, selalu salah fokus, terlambat bereaksi dan pandai menyalahkan
orang lain. Issue FTA, kan mestinya sudah menjadi perhatian 10 tahun lalu
(diawali kunjungan Gus Dur ke China dan aktanya ditanda-tangani ketika jaman
ibu Mega)

 

Sudah ada 8 sektor industri yang minta perlindungan antara lian Besi Baja,
Makanan Minuman, Kimia karbon, Textile dan produk textile, alas kaki dll.
Rata-rata memang industri padat karya yang bernilai sedikit  added value,
pasti akan langsung terbantai dengan produk2 China ini, artinya dalam jangka
pendek kemungkinan akan ada gelombang PHK.

 

Topik yang menarik, bukan dari kacamata konsumen, saya kira. Tetapi dari
pembinaan industri dalam negeri dan pada akhirnya pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.

 

Oka Widana

 

 

Pedagang Pasar: FTA ASEAN China Untungkan Ritel Moderen

Suhendra - detikFinance 

 

 

Foto: dok.detikFinance 

 

Jakarta - Para pedagang pasar tradisional yang tergabung dalam Asosiasi
Pedagagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) merasa para ritel moderen sangat
diuntungkan dengan diberlakukannya perdagangan bebas atau Free Trade
Agreement (FTA) ASEAN-China.

 

Peritel-peritel asing seperti Giant dan Carrefour dituding lebih memilih
melakukan impor langsung untuk produk-produk seperti alas kaki, pakaian,
makanan dan minuman dari China karena dianggap lebih murah.

 

Walhasil, langkah ini membuat pedagang pasar resah karena dipastikan
barang-barang impor itu lebih murah dan mengancam persaingan usaha pelaku
pasar tradisional.

 

Di sisi lain para pedagang pasar untuk melakukan impor secara langsung tidak
memungkinkan, paling-paling hanya mengandalkan jalur rantai distribusi yang
panjang dari importir sehingga harganya kompetitif.

 

Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran mengatakan impor langsung oleh peritel
moderen itu berdampak pada harga yang lebih miring hingga 20% dari produk
lokal. Maklum saja para pedagang pasar mengklaim justru lebih banyak menjual
barang-barang lokal yang dianggap kurang kompetitif.

 

"Adanya FTA ini toko ritel moderen diuntungkan, karena bisa impor langsung
pastinya harganya lebih murah dari kita," kata Ngadiran saat dihubungi
detikFinance , Rabu (6/1/2009).

 

Ia mengatakan berdasarkan laporan dari anggotanya di tingkat grosir di
beberapa Pasar Tanah Abang,Pasar senen, Pasar Jatinegara barang-barang impor
eks China

seperti alas kaki, pakaian jadi, makanan dan minuman sudah sangat cepat
masuk ke pasar dalam negeri per tanggal 5 Januari lalu.

 

Padahal kata dia, berlakunya FTA baru berlangsung per tanggal 1 Januari
2010, itu pun diselingi oleh libur panjang. "Makanya saya kaget kok bisa
secepat itu," katanya.

 

Sementara itu salah satu pelaku ritel moderen seperti Carrefour melalui
Director Corporate Affairs PT Carrefour Irawan D Kadarman mengakui selama
ini pihaknya

malakukan langkah impor langsung terhadap beberapa jenis produk yang dijual
Carrefour. 

 

Namun impor langsung tersebut relatif sangat sedikit dari total porsi barang
impor. Itu pun hanya produk-produk yang hanya dibuat diluar negeri. Selain
itu, impor langsung lebih efektif jika barang-barang itu berasal dari negara
jaringan Carrefour dalam hal ini barang-barang impor dari Perancis.

 

"Yang kita jual itu 95% adalah barang-barang produksi lokal,sisanya
barang-barang impor karena memenuhi permintaan konsumen," kata Irawan.

 

Ia menjelaskan barang-barang impor yang ada di Carrefour selain diimpor
langsung oleh pihak Carrefour, namun mayoritas lebih banyak diperoleh
pemasok dari importir lain. Barang-barang yang diimpor langsung oleh
Carrefour lebih banyak pada produk yogurt, produk-produk pangan dan
lain-lain.

 

"Ritel boleh melakukan impor langsung, asalkan ada izinnya," jelasnya.



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] "Made in China"...most welcome

2010-01-06 Thread Muh. Nurul Falah
Indonesia seperti murid yang tidak mengerjakan PR nya. Begitu tiba waktunya
untuk dikumpulkan, jadi kelabakan sendiri.[?]

Bakalan nambah banyak pengangguran nich. haiyya ...[?]

Pada 6 Januari 2010 16:38, Oka Widana  menulis:

>
>
> FTA mulai 01 Januari 2009, tapi gaungnya hilang ditelan issue Century, buku
> "Gurita Cikeas" dan gelar pahlawan bagi alm Gus Dur. Biasalah orang
> Indonesia, selalu salah fokus, terlambat bereaksi dan pandai menyalahkan
> orang lain. Issue FTA, kan mestinya sudah menjadi perhatian 10 tahun lalu
> (diawali kunjungan Gus Dur ke China dan aktanya ditanda-tangani ketika
> jaman
> ibu Mega)
>
> Sudah ada 8 sektor industri yang minta perlindungan antara lian Besi Baja,
> Makanan Minuman, Kimia karbon, Textile dan produk textile, alas kaki dll.
> Rata-rata memang industri padat karya yang bernilai sedikit added value,
> pasti akan langsung terbantai dengan produk2 China ini, artinya dalam
> jangka
> pendek kemungkinan akan ada gelombang PHK.
>
> Topik yang menarik, bukan dari kacamata konsumen, saya kira. Tetapi dari
> pembinaan industri dalam negeri dan pada akhirnya pengaruh terhadap
> pertumbuhan ekonomi.
>
> Oka Widana
>
> Pedagang Pasar: FTA ASEAN China Untungkan Ritel Moderen
>
> Suhendra - detikFinance
>
> Foto: dok.detikFinance
>
> Jakarta - Para pedagang pasar tradisional yang tergabung dalam Asosiasi
> Pedagagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) merasa para ritel moderen sangat
> diuntungkan dengan diberlakukannya perdagangan bebas atau Free Trade
> Agreement (FTA) ASEAN-China.
>
> Peritel-peritel asing seperti Giant dan Carrefour dituding lebih memilih
> melakukan impor langsung untuk produk-produk seperti alas kaki, pakaian,
> makanan dan minuman dari China karena dianggap lebih murah.
>
> Walhasil, langkah ini membuat pedagang pasar resah karena dipastikan
> barang-barang impor itu lebih murah dan mengancam persaingan usaha pelaku
> pasar tradisional.
>
> Di sisi lain para pedagang pasar untuk melakukan impor secara langsung
> tidak
> memungkinkan, paling-paling hanya mengandalkan jalur rantai distribusi yang
> panjang dari importir sehingga harganya kompetitif.
>
> Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran mengatakan impor langsung oleh peritel
> moderen itu berdampak pada harga yang lebih miring hingga 20% dari produk
> lokal. Maklum saja para pedagang pasar mengklaim justru lebih banyak
> menjual
> barang-barang lokal yang dianggap kurang kompetitif.
>
> "Adanya FTA ini toko ritel moderen diuntungkan, karena bisa impor langsung
> pastinya harganya lebih murah dari kita," kata Ngadiran saat dihubungi
> detikFinance , Rabu (6/1/2009).
>
> Ia mengatakan berdasarkan laporan dari anggotanya di tingkat grosir di
> beberapa Pasar Tanah Abang,Pasar senen, Pasar Jatinegara barang-barang
> impor
> eks China
>
> seperti alas kaki, pakaian jadi, makanan dan minuman sudah sangat cepat
> masuk ke pasar dalam negeri per tanggal 5 Januari lalu.
>
> Padahal kata dia, berlakunya FTA baru berlangsung per tanggal 1 Januari
> 2010, itu pun diselingi oleh libur panjang. "Makanya saya kaget kok bisa
> secepat itu," katanya.
>
> Sementara itu salah satu pelaku ritel moderen seperti Carrefour melalui
> Director Corporate Affairs PT Carrefour Irawan D Kadarman mengakui selama
> ini pihaknya
>
> malakukan langkah impor langsung terhadap beberapa jenis produk yang dijual
> Carrefour.
>
> Namun impor langsung tersebut relatif sangat sedikit dari total porsi
> barang
> impor. Itu pun hanya produk-produk yang hanya dibuat diluar negeri. Selain
> itu, impor langsung lebih efektif jika barang-barang itu berasal dari
> negara
> jaringan Carrefour dalam hal ini barang-barang impor dari Perancis.
>
> "Yang kita jual itu 95% adalah barang-barang produksi lokal,sisanya
> barang-barang impor karena memenuhi permintaan konsumen," kata Irawan.
>
> Ia menjelaskan barang-barang impor yang ada di Carrefour selain diimpor
> langsung oleh pihak Carrefour, namun mayoritas lebih banyak diperoleh
> pemasok dari importir lain. Barang-barang yang diimpor langsung oleh
> Carrefour lebih banyak pada produk yogurt, produk-produk pangan dan
> lain-lain.
>
> "Ritel boleh melakukan impor langsung, asalkan ada izinnya," jelasnya.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] "Made in China"...most welcome

2010-01-06 Thread Wong Cilik
Yg dimaksud Indonesia ini siapanya? Konsumennya? Produsennya? Pemerintah?
Distributornya? Dan kira kira bagaimana PR ini seharusnya dikerjakan?
Ditengah segala isu bank ambruk, amerika ambruk, cadangan dolar melorot,
rekapitalisasi perbankan 10 tahun lalu, demo-demo gak karuan, listrik yang
byar-pet... dll dan dll lainnya?

2010/1/6 Muh. Nurul Falah 

> Indonesia seperti murid yang tidak mengerjakan PR nya. Begitu tiba waktunya
> untuk dikumpulkan, jadi kelabakan sendiri.[?]
>
> Bakalan nambah banyak pengangguran nich. haiyya ...[?]
>
> P


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] "Made in China"...most welcome

2010-01-06 Thread Muh. Nurul Falah
Yang pasti pemerintahnya. Infrastruktur masih lambat (jalan, PLN,
pelabuhan,dll), pemerintahan masih korup sehingga perijinan jadi lambat &
biaya tinggi, kepastian hukum yg lemah, koordinasi antar departemen, dll,
dll.

Tentu produsen juga punya PR tersendiri (harus lebih kreatif, inovatif &
efisien).  Tapi PR mereka hanya sebatas yg bisa mereka kendalikan, diluar
itu faktor pemerintah sangat dominan (penciptaan iklim berusahan yg
kondusif, pengendalian makro, kepastian hukum yg adil, aparat yg bersih &
cekatan, dll).

Kalo konsumen sih asyik-asyik aja. Dapet lebih banyak pilihan dg harga &
kualitas yg bersaing. Padahal sebenarnya mata pencarian konsumen juga sedang
terancam dg semakin banyaknya barang impor.

Kira-kira bidang pekerjaan apa yah yg masih tetep eksis (or bahkan semakin
dibutuhkan) di era free trade skrg ?


Pada 6 Januari 2010 17:38, Wong Cilik  menulis:

>
>
> Yg dimaksud Indonesia ini siapanya? Konsumennya? Produsennya? Pemerintah?
> Distributornya? Dan kira kira bagaimana PR ini seharusnya dikerjakan?
> Ditengah segala isu bank ambruk, amerika ambruk, cadangan dolar melorot,
> rekapitalisasi perbankan 10 tahun lalu, demo-demo gak karuan, listrik yang
> byar-pet... dll dan dll lainnya?
>
> 2010/1/6 Muh. Nurul Falah >
>
>
> > Indonesia seperti murid yang tidak mengerjakan PR nya. Begitu tiba
> waktunya
> > untuk dikumpulkan, jadi kelabakan sendiri.[?]
> >
> > Bakalan nambah banyak pengangguran nich. haiyya ...[?]
>
> >
> > P
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]