Re: [Keuangan] Menurut Menpan Prioritasnya adalah Reformasi Birokrasi , budgetnya ?

2009-10-26 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Kalau gaji menteri lebih kecil dari direktur BUMN memang kurang sehat,
bisa-bisa tiap BUMN "diwajibkan"nyetor ke menteri tersebut.

Sebaiknya kenaikan gaji dikaitkan dengan KPI (kinerja) tiap menteri. Kalo
nggak salah SBY udah mewajibkan menandatangani kontrak kinerja untuk tiap
menterinya. Tinggal dibuat lagi aja lebih detil & target tiap tahunnya.
Misalnya untuk Menteri Perdagangan : ekspor untuk komoditi x harus meningkat
10 %, kebocoran anggaran maksimum 5 %, dsb. Nanti tinggal menteri
membreakdown kan ke masing-masing pejabat di bawahnya.

Yang lebih menyakitkan adalah bila ada BUMN yang merugi terus, sering ada
kebocoran (mungkin tidak diungkapkan secara resmi tapi tampak kasat mata
oleh masyarakat) tapi pejabat & pegawainya bergaji besar dengan fasilitas
berlimpah (rumah, kendaraan, kesempatan melanjutkan pendidikan, dll).

Harus ada KPI yang jelas untuk seluruh aparat pemerintah (bukan hanya
menteri). Dan ada direktorat khusus di tiap kementerian yg memantau KPI
tersebut (syukur-syukur melibatkan pihak external yang profesional). Di
samping itu juga harus ada ditingkat MENPAN.

Saya sangat ingin melihat aparat kita bergaji besar, bisa makmur dengan
penghasilan resminya dari negara. Sehingga mampu menarik para lulusan
terbaik dari perguruan tinggi di dalam negeri & luar negeri. Karena bila
aparat makmur maka semestinya masyarakat sebagai yang menggaji mereka bisa
lebih makmur lagi.


Pada 26 Oktober 2009 23:17, devry bonte  menulis:

>
>
>
> Menaikkan gaji kan perlu anggaran yang besar, darimana uangnya ?
> Utang lagi ?
> atau genjot pajak ?
>
> --- On Mon, 10/26/09, Muluk Wijaya 
> >
> wrote:
>
> From: Muluk Wijaya >
> Subject: Bls: [Keuangan] Menpan: Prioritasnya adalah Reformasi Birokrasi,
> Bukan Naik Gaji
> To: 
> AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
> Date: Monday, October 26, 2009, 9:30 PM
>
>
>
> Dear Pak Anton & rekan Milis Akue Indo,
>
> Sebenarnya jika berbicara masalah gaji yang diterima oleh pekerja baik
> sebagai karyawan swasta atau pegawai negeri, buruh, dan lainnya, apakah
> mengalami kenaikan atau penurunan akan timbul pro dan kontra. Siapa sih yang
> tidak mau mengalami kenaikan gaji ? pastinya semua orang normal akan mau
> terlepas dari berprestasi atau tidak berprestasi atas kinerja yang
> telah mereka lakukan, berdedikasi tinggi-kah mereka atas tugas dan tanggung
> jawab yang harus diemban. Siapa juga sih orang yang mau mengalami
> pengurangan gaji ? tentunya semua orang normal tidak ada yang mau
> karena seiring dengan adanya kenaikan gaji tentunya menyesuaikan
> dengan semakin bertambahnya kebutuhan hidup atau gaya hidup yang harus
> dipenuhi atau diinginkan oleh ybs. Malah mungkin saja ada yang
> pengeluarannya lebih besar dari penerimaan yang mereka peroleh setiap
> bulannya.
>
> Dan jika berbicara reformasi birokrasi tentunya mencakup keseluruhan bukan
> hanya dilihat dari sisi tugas dan tanggung jawabnya saja, tapi bidang
> lainnya juga perlu direformasi dari sisi sumber daya manusia yang ada ditiap
> departmen, karena secara tidak langsung jika gaji menteri saja mengalami
> kenaikan tentu gaji pejabat dan staf ahli didalam setiap departemen yang
> mereka pimpin akan mengalami kenaikan juga. Sehingga berpengaruh kepada
> kebijakan anggaran negara atas gaji pegawai yang ada.
>
> Bagi 36 orang yang sudah terpilih untuk duduk dijajaran kabinet SBY sebagai
> menteri tentunya bisa berbangga dan berbesar hati karena mereka adalah
> termasuk kedalam sekian orang terbaik yang terpilih dari sekian ratus juta
> penduduk Indonesia. Mungkin saja bukan hanya sekedar mengharapkan gaji yang
> besar dengan segala tunjangan plus fasilitas akomodasi yang serba mewah
> untuk ukuran umumnya masyarakat Indonesia. Tapi ada hal lainnya, bisa saja
> sebagai ajang aktualisasi diri, rasa ingin dihormati dan dihargai oleh orang
> lain dan mudah-mudahan bukan bertujuan untuk memperkaya diri sendiri ataupun
> mencari nilai-nilai plus lainnya dibalik jabatan sebagai menteri, karena toh
> sebelumnya semua orang pilihan tersebut adalah kumpulan orang-orang yang
> sukses dibidangnya masing-masing, dari sisi materi lebih dari cukup bahkan
> sangat berlebih.
>
> Mengingat jutaan orang menggantungkan harapan yang tinggi akan kinerja yang
> lebih baik kepada tim kabinet pemerintahan baru untuk program kerja lima
> tahun kedepan. Tentu sudah sepatutnya mereka semua mampu dan wajib
> memberikan yang terbaik bukan hanya sekedar " cukup ", karena toh isu
> kebijakan kenaikan gaji para menteri bagaikan bola salju yang menggelinding
> kebawah semakin lama semakin membesar hingga membentur bebatuan terjal
> dipegunungan dan pecah berantakan atau jatuh kedalam jurang yang dalam
> hingga menyentuh dasar yang berimbas dengan pecahan salju besar keras,
> serpihan salju kecil nan tajam menimpa lingkungan sekitarnya. Kini tinggal
> masalah waktu yang berjalan untuk membuktikan prestasi kerja mereka semua.
> Semoga saja.
>
> Salam,
>
> Muluk Wijaya
> WNI
>
> --- Pada Sen, 26/10/09, anton ms wardhana  menulis:
>
> Dari: 

[Keuangan] Menurut Menpan Prioritasnya adalah Reformasi Birokrasi , budgetnya ?

2009-10-26 Terurut Topik devry bonte
 
Menaikkan gaji kan perlu anggaran yang besar, darimana uangnya ?
Utang lagi ?
atau genjot pajak ?
 
--- On Mon, 10/26/09, Muluk Wijaya  wrote:


From: Muluk Wijaya 
Subject: Bls: [Keuangan] Menpan: Prioritasnya adalah Reformasi Birokrasi, Bukan 
Naik Gaji
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, October 26, 2009, 9:30 PM


  



Dear Pak Anton & rekan Milis Akue Indo,
 
Sebenarnya jika berbicara masalah gaji yang diterima oleh pekerja baik sebagai 
karyawan swasta atau pegawai negeri, buruh, dan lainnya, apakah mengalami 
kenaikan atau penurunan akan timbul pro dan kontra. Siapa sih yang tidak mau 
mengalami kenaikan gaji ? pastinya semua orang normal akan mau terlepas dari 
berprestasi atau tidak berprestasi atas kinerja yang telah mereka lakukan, 
berdedikasi tinggi-kah mereka atas tugas dan tanggung jawab yang harus diemban. 
Siapa juga sih orang yang mau mengalami pengurangan gaji ? tentunya semua orang 
normal tidak ada yang mau karena seiring dengan adanya kenaikan gaji tentunya 
menyesuaikan dengan semakin bertambahnya kebutuhan hidup atau gaya hidup yang 
harus dipenuhi atau diinginkan oleh ybs. Malah mungkin saja ada yang 
pengeluarannya lebih besar dari penerimaan yang mereka peroleh setiap bulannya. 
 
Dan jika berbicara reformasi birokrasi tentunya mencakup keseluruhan bukan 
hanya dilihat dari sisi tugas dan tanggung jawabnya saja, tapi bidang lainnya 
juga perlu direformasi dari sisi sumber daya manusia yang ada ditiap departmen, 
karena secara tidak langsung jika gaji menteri saja mengalami kenaikan tentu 
gaji pejabat dan staf ahli didalam setiap departemen yang mereka pimpin akan 
mengalami kenaikan juga. Sehingga berpengaruh kepada kebijakan anggaran negara 
atas gaji pegawai yang ada.
 
Bagi 36 orang yang sudah terpilih untuk duduk dijajaran kabinet SBY sebagai 
menteri tentunya bisa berbangga dan berbesar hati karena mereka adalah termasuk 
kedalam sekian orang terbaik yang terpilih dari sekian ratus juta penduduk 
Indonesia. Mungkin saja bukan hanya sekedar mengharapkan gaji yang besar dengan 
segala tunjangan plus fasilitas akomodasi yang serba mewah untuk ukuran umumnya 
masyarakat Indonesia. Tapi ada hal lainnya, bisa saja sebagai ajang aktualisasi 
diri, rasa ingin dihormati dan dihargai oleh orang lain dan mudah-mudahan bukan 
bertujuan untuk memperkaya diri sendiri ataupun mencari nilai-nilai plus 
lainnya dibalik jabatan sebagai menteri, karena toh sebelumnya semua orang 
pilihan tersebut adalah kumpulan orang-orang yang sukses dibidangnya 
masing-masing, dari sisi materi lebih dari cukup bahkan sangat berlebih.
 
Mengingat jutaan orang menggantungkan harapan yang tinggi akan kinerja yang 
lebih baik kepada tim kabinet pemerintahan baru untuk program kerja lima tahun 
kedepan. Tentu sudah sepatutnya mereka semua mampu dan wajib memberikan yang 
terbaik bukan hanya sekedar " cukup ", karena toh isu kebijakan kenaikan gaji 
para menteri bagaikan bola salju yang menggelinding kebawah semakin lama 
semakin membesar hingga membentur bebatuan terjal dipegunungan dan pecah 
berantakan atau jatuh kedalam jurang yang dalam hingga menyentuh dasar 
yang berimbas dengan pecahan salju besar keras, serpihan salju kecil nan 
tajam menimpa lingkungan sekitarnya. Kini tinggal masalah waktu yang berjalan 
untuk membuktikan prestasi kerja mereka semua. Semoga saja.
 
Salam,
 
Muluk Wijaya
WNI

--- Pada Sen, 26/10/09, anton ms wardhana  menulis:

Dari: anton ms wardhana 
Judul: [Keuangan] Menpan: Prioritasnya adalah Reformasi Birokrasi, Bukan Naik 
Gaji
Kepada: "ahlikeuangan- indonesia" 
Tanggal: Senin, 26 Oktober, 2009, 7:43 PM

  

artikel asli:
http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/10/26/ 14415983/ menpan.prioritas 
nya.adalah. reformasi. birokrasi. bukan.naik. gaji
/Home/Nasional
Menpan: Prioritasnya adalah Reformasi Birokrasi, Bukan Naik Gaji

SENIN, 26 OKTOBER 2009 | 14:41 WIB
*Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik*

*JAKARTA, KOMPAS.com *- Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara EE
Mangindaan masih enggan membicarakan tentang rencana kenaikan gaji menteri.
Menurut politisi Demokrat ini, kementerian yang dipimpinnya hanya akan
memprioritaskan reformasi birokrasi dalam 100 hari ke depan.

Jadi apakah tak akan ada kenaikan gaji menteri dalam waktu dekat, Mangindaan
mengisyaratkan tidak. "Yang pasti program 100 hari adalah reformasi
birokrasi. Tak hanya *an sich *tapi juga peraturan-peraturan pemerintah.
Tidak difokuskan pada kenaikan gaji," tuturnya dalam keterangan pers di
Kantor Menpan, Senin (26/10).

Prioritas ini, diakui Mangindaan, merupakan amanat yang diterimanya sebagai
Menpan, antara lain membenahi sistem reformasi birokrasi, implementasi
pelayanan publik yang undang-undangnya sudah ada serta kesiapan rencana
strategis untuk 2009-2014.

Menpan juga mengaku tak ingin terburu-buru karena kebijakan kenaikan gaji
menteri atau pejabat negara sangat terkait dengan anggaran yang ada. Itupun
lebih baik difokuskan untuk pembangunan yang berpihak kepada masya