Bls: Bls: [ac-i] Karya Selasih
Halo Mba Rita, terima kasih atas informasinya, saya akan meluangkan waktu saya untuk kesana. Salam, Aldia Valentine Dari: Rita Sri Hastuti <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Senin, 27 Oktober, 2008 16:21:32 Topik: Bls: [ac-i] Karya Selasih Halo Aldia, langsung ke Balai Pustaka (Jl.Gunung Sahari) saja. Di lantai dasar kan ada toko bukunya dan sebagian besar roman-roman besar terbitan Balai Pustaka dicetak ulang dan bisa didapatkan di situ. Salam, Rita Sri Hastuti --- Pada Sab, 25/10/08, aldia_valentine menulis: Dari: aldia_valentine Topik: [ac-i] Karya Selasih Kepada: artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com Tanggal: Sabtu, 25 Oktober, 2008, 8:58 PM Maaf saya mo minta tolong kepada teman2 semua, saya sedang mencari novel dari pengarang Selasih, judulnya saya tidak tahu persis, tapi kira2 dalam judul novelnya ada kalimat "Tak Untung", mohon email saya apabila ada yang tahu dimana saya bisa membeli novel tsb. di aldia_valentine@ yahoo.co. id terimasih atas bantuan teman2 semua,,, :) Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain! ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Audisi Penari - PAPPA TARAHUMARA (Jepang)
Bagi para penari Indonesia yang berminat, silakan mendaftar: Panggilan Audisi: Kelompok tari kontemporer Jepang Pappa Tarahumara mencari penari-penari untuk "Asian Swift" Tentang Proyek Ini: Pertunjukan ini adalah bagian dari rangkaian Proyek Swift selama tiga tahun, yang terdiri dari pertunjukan di Jepang (2008), Indonesia (2009), dan Irlandia (2010). Tiap tahun, sutradara Pappa Tarahumara, Hiroshi Koike, akan memroduksi sebuah karya baru melalui kerja sama dengan penari-penari dan seniman lokal. Di Indonesia, produksi ini dinamai "Asian Swift." Garis besar proyek Asian Swift (tentatif) 4/21-6/5 Latihan di Solo 6/6 Pindah ke Yogyakarta 6/7-8 Set-up 6/9 Performance di Yogjakarta 6/10 Pindah ke Jakarta 6/11 Set-up 6/12-13 Performance di Jakarta Kriteria penari Penari yang open-minded, fleksibel, dan menikmati pengalaman baru. Penari yang berpengalaman dan ahli dalam tari tradisional dan kontemporer akan diutamakan. Performance berisikan tarian, nyanyian dan teater dengan dialog. Tanggal/tempat audisi 10/30 13:00-17:00Japan Foundation (Jakarta) 10/31 11:00-17:00Japan Foundation (Jakarta) 11/1 9:30-16:00 Theater Besar, ISI (Solo) Kebutuhan audisi § 1-2 menit tarian § Menyanyi § Gerak bebas § Wawancara singkat Syarat Per diem akan diberikan sewaktu masa latihan dan pertunjukan. Honor pertunjukan akan diputuskan berdasarkan kompetensi penari itu sendiri.
Re: [ac-i] Re: Pak Sumar Sastrowardoyo
Terima kasih banyak Pak Radityo. Pak Sumar juga sudah membalas email saya dan benar beliau adalah adik dari Dr. Sumarsono Sastrowardoyo dan Subagyo Sastrowardoyo. Salam, Firman Pak Lubis yb > > > Pak Sumar adalah adik kandung dari sastrawan Subagyo Sastrowardoyo, dan > paman dari Dian Sastro (seleb Indonesia). > > > Semoga bisa membantu infonya. > > salam, > > radityo > - Original Message - > From: [EMAIL PROTECTED] > To: artculture-indonesia@yahoogroups.com > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, October 27, 2008 11:05 PM > Subject: Re: [ac-i] Nggak suka Sejarah??? > > > Senang berkenalan dengan Pak Sumarsongko. Apakah Pak Sumarsongko masih > ada hubungan keluarga dengan dr. Sumarsono Sastrowardoyo yang menulis > buku "Kembali ke Uteran"? > Salam, > Firman > > > Dengan hormat saya mohon mendaftarkan diri sebagai anggota. Nama saya > > Sumarsongko Hartono Sastrowardoyo, B.A. Sejarah dan M.A. Ilmu > > Politik/Masalah-masalah Internasional, dari Universitas Fordham dan > > Universitas The New School di kota New York City. Minat saya terutama > > kepada sejarah Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya dan sejarah > > Internasional pada umumnya. Dengan menjadi anggota milis, saya akan > dapat > > lebih meluaskan wawasan saya mengenai sejarah Indonesia, karena di > > Centereach saya kekurangan literatur. Besar harapan saya, dapat > diterima > > sebagai anggota. Atas segala perhatian dan bantuannya, saya haturkan > > diperbanyak terima kasih sebelum maupun sesudahnya. > > > > > > Salam hormat, > > Sumarsongko Hartono Sastrowardoyo, B.A., M.A., > > Centereach, Long Island, New York. > > - Original Message - > > > From: Vita Priyambada > > To: artculture-indonesia@yahoogroups.com > > Sent: Sunday, October 26, 2008 10:13 PM > > Subject: Re: [ac-i] Nggak suka Sejarah??? > > > > > > Wah, saya suka banget sejarah. Dulu cita-cita jadi arkeolog sejak > > kecil ditentang. Akhirnya sekarang jadi penulis. Minat saya > > terutama pada candi dan peninggalan bersejarah. Saya prihatin pada > > benda-benda cagar budaya bangsa, peninggalan tertulis di atas > > lontar dan media lain yang terlantar. > > > > Saya juga ada komunitas di malang, Komunitas sejarah dan budaya > > Malang.. Sudah pernah membuat film dokumenter kerjasama dengan > > jurusan sejarah Universitas negeri malang. Tentang peninggalan > > cagar budaya di malang. Rencana selanjutnya membuat film tentang > > tokoh seni budaya di Malang. > > > > > > Salam, > > > > Vita Priyambada > > rumah menulis - http://vitapriyambada.multiply.com > > > > --- On Fri, 10/24/08, Asep Kambali <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > From: Asep Kambali <[EMAIL PROTECTED]> > > Subject: [ac-i] Nggak suka Sejarah??? > > To: "kpsbi" <[EMAIL PROTECTED]> > > Date: Friday, October 24, 2008, 10:16 AM > > > > > > ASEP KAMBALI, MENGAJAK ANDA CINTA SEJARAH > > > > Masuk jurusan sejarah bukanlah impian setiap orang, > > termasuk saya. Boleh jadi sejarah adalah momok yang > > ditakuti, dibenci dan dicaci. Lebih ironis, ketika sejarah > > menjadi urutan terakhir dari pilihan banyak orang. Betapa > > nyata, ribuan perusahaan di Indonesia tidak satupun dari > > mereka yang menyediakan tempat bagi para lulusan sejarah, > > apa lagi lulusan pendidikan sejarah seperti saya, yang > > dulu terlanjur masuk sejarah. Seringkali buka halaman di > > surat kabar, internet dan media lainnya, saya tidak > > menemukan satu perusahaan pun yang menerima lulusan > > (pendidikan) sejarah. > > > > Akibatnya, para lulusan (pendidikan) sejarah harus keluar > > jalur dan "murtad" dari bidang kuliahnya. Ini tidak lah > > salah atau menyimpang, karena kemampuan seseoarang bisa > > terus diasah dan dikembangkan tidak harus pada dibidangnya > > waktu kuliah. Tetapi, alangkah tidak masuk akal jika > > sejarah disepelekan. Mereka bekerja di media, di > > perbankan, di pelayaran, di tempat hiburan, jadi guru dan > > petani di kampung halaman, sebagian ada yang > > dipemerintahan, dan sebagian lagi harus rela jadi > > pengangguran massal. Ini lah bukti bahwa bangsa ini telah > > menjadi materialistk di atas segala-gala pengharapan. > > Karena ternyata bangsa kita masih menilai bidang sejarah > > /budaya / heritage sebagai komoditas tidak menguntungkan > > secara ekonomis akibatnya tidak mendapatkan perhatian dari > > pemerintah dan masyarakatnya. Berbeda dengan negara-negara > > di Eropa, Amerika, Australia dan beberapa negara di Asia. > > Maka, tunggulah kehancuran sejarah dan budaya kita! > > > > Di sekolah, mata pelajaran sejarah sangat membosankan, > > membuat ngantuk dan siapapun yang mempelajarinya dianggap > > kurang pergaulan. Hanya sedikit yang menyukai sejarah. > > Saya termasuk golongan orang yang biasa-biasa saja > > memandang sejarah, tidak benci tapi juga bukan berarti > > suka. Tapi, Alhamdulillah, nilai sejarah saya selalu di > > atas delapan. Bagi saya sejarah mata pelajaran h
[ac-i] Jurnal Toddopuli: "Dix heures pour la littérature in donésienne" di paris 7 desember 2008
JURNAL TODDOPULI: "SEPULUH JAM UNTUK SASTRA INDONESIA DI PARIS" Lembaga Persahabatan Perancis-Indonesia, "Pasar Malam" pada tanggal 07 Desember 2008 mendatang kembali akan menyelenggarakan kegiatan budayanya. Kali ini dengan menggelarkan acara yang dijuduli "Dix Heures Pour La Littérature Indonésienne" [Sepuluh Jam Untuk Sastra Indonesia]. Kegiatan tentang sastra Indonesia ini akan berlangsung di ruangan La Maison des Cultures du Monde,101 Boulevard Raspail, 75006 Paris. Dalam acara "Dix Heures Pour La Littérature Indonésienne" ini akan berbicara Sitor Situmorang, Laksmi Pamuncak dan Richard Oh, dengan tema "Dari Lingkup Pribadi Ke Ruang Publik . Otofiksi atau Meninjau Ulang Citra Diri .Otobiografi Dalam Karya Sastra"[" De la sphère privée à l'espace public : . autofiction ou image de soi revisitée ? La part autobiographique dans luvre littéraire"]. Tema lain yang akan dibicarakan adalah "Aku dan Orang Lain" [Je et L'Autre]. Melihat komposisi para pembicara utama dalam jumpa sastra tersebut yang berasal dari berbagai latar etnik dan sosial, maka ketika berjumpa dengan Johanna Lederer, Ketua Lembaga Persahabatan Perancis-Indonesia "Pasar Malam" di Koperasi Restoran Indonesia, aku jajagi pendapatnya tanyakan: "Apakah tidak sebaiknya juga para pembicara disarankan atau diarahkan untuk menyinggung masalah sastra lokal dan pengaruhnya terhadap diri mereka sebagai penulis. Bagaimana hubungan sastra lokal dan nilai-nilai universal?" Secara prinsip Johanna yang sarjana sastra Amerika lulusan Universitas Sorbonne itu, menyatakan setuju. Ia pun melihat arti penting pengangkatan sastra lokal di Indonesia dalam konteks sastra Indonesia sebagai suatu bangsa dan negeri. Pengangkatan sastra lokal, tidak berarti mempertentangkannya dengan sastra nasional yang berbahasa Indonesia. Patut pula dicatat bahwa di dunia akademi, masalah-masalah sastra lokal banyak ditangani oleh para Indonesianis Perancis dan dilihat dari berbagai metode pendekatan. Waktu berjumpa di Paris dalam tahun ini, ketika soal ini aku singgung, sebagaimana juga kubicarakan dengan Sitor Situmorang, Goenawan Mohamad memperlihatkan ketertarikannya dan mengesankan bahwa ia sangat mendukung. Kesan ini nampak ketika aku berbicara tentang Luna Vidya sebagai penyair yang lahir di Sentani dan sekarang bermukim di Makassar. Kesan serupa juga kudapatkan dari Sitor Situmorang ketika ia mengakui bahwa ia sering dikonsultasi oleh penggiat-penggiat sastra-seni Tapianauli. Mengembangkan sastra-seni lokal, aku lihat hanya menguntungkan bangsa dan negeri, suatu usaha sadar mendorong pengejawantahan potensi yang kaya-raya dan potensial di negeri kita. Barangkali melalui cara ini, melalui proses, kita bisa mendapatkan wajah sastra-seni yang berkindonesiaan yang sekaligus bernilai universal. Sebab aku tidak pernah mempertentangkan nilai lokal dengan universal. Pada karya-karya lokal terdapat nilai universal. Dengan pengembangan sadar sastra-seni lokal, barangkali kita sekaligus mengejawantahkan konsep bhinneka tunggal ika yang oleh Paul Ricoeur disebut bahwa "lokalitas adalah bahasa dalam bergaul dengan budaya dunia". "Kebudayaan itu majemk,kemanusiaan itu tunggal" sebagaimana yang tertuang pada konsep "rengan tingang nyanak jata" [anak enggang putera-puteri naga] dan "Utus Kalunen [Anak Manusia] pada budaya Dayak dahoeloe. Pengembangan sastra-seni lokal yang pada suatu ketika oleh budayawan Halim HD dirumuskan sebagai "sastra-seni kepulauan", aku melihat bahwa keragaman itu adalah suatu rakhmat dan indah, sedangkan ketunggalan itu mengandung bahaya. Dengan pandangan ini, aku mempertanyakan pendapat Ignas Kleden yang mengesankan bahwa keindonesiaan itu bermula dari "atas". Sementara, aku melihat, bahwa dalam pengembangan kebudayaan di negeri ini, kita perlu berpijak di dua kaki: Dari atas dan dari bawah, tapi dengan titik berat dari bawah. Sebab seperti dikatakan oleh salah seorang penyair Tiongkok Kuno, penguasa bisa silih berganti, rakyat itu akan tetap ada.Dalam istilah kelompok pemikir Samir Amin, pandangan begini disebut : "rakyat sebagai poros". Dalam acara "Sepuluh Jam Untuk Sastra Indonesia-s" kali ini seperti biasa akan turut berbicara para Indonesianis dan sejumlah pakar-pakar sastra dari Perancis sendiri seperti Gilbert Hamonic, antropolog dengan spesialisasi Asia Tenggarah, Christine Jordis, penulis dan redaktur pada penerbit besar Gallimard, Etienne Naveau, dosen pada INALCO [Institut Nasional Untuk Bahasa-bahasa Timur] tentang sastra Indonesia, Vincent Bardet dari penerbit Le Seuil, penulis Bernard Chambaz dan lain-lain... Kegiatan sastra Indonesia kali ini untuk pertama kali mendapat sokongan dari KBRI Paris, bahkan pejabat Dubes sendiri akan hadir. Bantuan dari Perancis diperoleh dari Centre National du Livre Conseil régional dIle de France Direction régionale des Affaires Culturelles dIle de France, LES ÉDITIONS DU PACIFIQUE et Willem, seor
[ac-i] Press Release: MAKE UP - Pameran Seni Kolase
Press Release MAKE UP ACARA: Pembukaan: 3 November 2008 | 20:00 WIB Dibuka oleh: Bpk. Dr. Dody Hapsoro, MSPA. MBA. Ak. Tempat: V-Art Gallery café Jl. Laksda Adisucipto No. 165 Yogyakarta Telp./fax.: +62 274 581027 | email: [EMAIL PROTECTED] Bintang Tamu: Solo Piano by Frau (Leilani Hermiasih) Jadwal Pameran: 4 - 15 November 2008| 10:00 – 22:00 WIB Artist Talk: 14 November 2008 |19.00 WIB Kami mengharapkan kehadiran anda untuk menikmati 34 karya terbaik hasil dari workshop seni kolase oleh STIEHUNT [Unit Kegiatan Mahasiswa fotografi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta] dan Angki Purbandono [Ruang MES 56] yang diselenggarakan oleh STIEHUNT. Mereka adalah: Andrew Budhitama | Awaluddin | Bimo Wikan Rochmadadi | Dona Pambudi Wijayana | Dwiaji Admojo Yudo| Eko Hari Pranoto | Halimah | Idhul Fitrial | Leonardus Ragil Prabowo | M.Kharis Mahmud | Nanda Cista Pradipta | Nissa Yuliza Agassi | Novika Argiriani | Novita Kristiana Hutabarat | Pratiwi Setyaningrum | Rafika Dian Fibiriani | Renal Rah Adi Wisesa | Romanus Daniel Riyanto | Sekar Putri Andayani | Tommy Janadi | Yogi Wirawan | Make Up adalah sebuah hasil terapi gambar dengan teknik kolase-gunting tempel-yang kemudian di-scan untuk dijadikan data digital yang kemudian di print dengan media dan ukuran bebas. Dengan praktek mendandani, otak kiri dan kanan disegarkan dan mendapatkan pemikiran serta kreativitas seni yang spontan. Kegiatan berkesenian ini dilakukan dengan menggunakan media iklan dari majalah import dan lokal. Acara ini di selenggarakan oleh: STIEHUNT Ruang MES 56 Didukung juga oleh: V-art Gallery and Cafe STIE YKPN Yogyakarta Globe Digital Imaging Jakarta Radio Geronimo Jogja Pesta 42 Pt. Trikarya Putra Central Studio Foto Discreet Clothing Kontak acara: V-art Gallery: +62 274 581027 | email: [EMAIL PROTECTED] Ruang MES 56: Ina +62 8157977683 | email: [EMAIL PROTECTED] | www.mes56.com STIEHUNT: Andrew [+62 85643550344] | email: [EMAIL PROTECTED] www.stiehunters.multiply.com Press Release ini dibuat oleh Ruang MES 56 Ruang MES 56 Jalan Nagan Lor no.17, Patehan Kraton Yogyakarta 55133 Indonesia Ph: +62 274 375131 +62 817 915 1155 [EMAIL PROTECTED] Iwww.mes56.com
Re: [ac-i] Re: Pak Sumar Sastrowardoyo
Selamat malam, Bapak Firman Lubis, yth, Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih saya ucapkan atas kiriman e-mail serta segala perhatian Bapak Lubis dan Saudara Radityo Djadjoeri. Memang benar, Dr. Sumarsono Sastrowardoyo adalah abang almarhum Drs. Subagio Sastrowardoyo, M.A., dan abang saya, serta kakek Dian Sastrowardoyo, B.A. Salam berkenalan, Sumarsongko Sastrowardoyo, B.A., M.A. 14 Loretta Court Centereach, Long Island, New York 11720-3800 USA - Original Message - From: mediacare To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, October 27, 2008 9:58 PM Subject: [ac-i] Re: Pak Sumar Sastrowardoyo Pak Lubis yb Pak Sumar adalah adik kandung dari sastrawan Subagyo Sastrowardoyo, dan paman dari Dian Sastro (seleb Indonesia). Semoga bisa membantu infonya. salam, radityo - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, October 27, 2008 11:05 PM Subject: Re: [ac-i] Nggak suka Sejarah??? Senang berkenalan dengan Pak Sumarsongko. Apakah Pak Sumarsongko masih ada hubungan keluarga dengan dr. Sumarsono Sastrowardoyo yang menulis buku "Kembali ke Uteran"? Salam, Firman Dengan hormat saya mohon mendaftarkan diri sebagai anggota. Nama saya > Sumarsongko Hartono Sastrowardoyo, B.A. Sejarah dan M.A. Ilmu > Politik/Masalah-masalah Internasional, dari Universitas Fordham dan > Universitas The New School di kota New York City. Minat saya terutama > kepada sejarah Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya dan sejarah > Internasional pada umumnya. Dengan menjadi anggota milis, saya akan dapat > lebih meluaskan wawasan saya mengenai sejarah Indonesia, karena di > Centereach saya kekurangan literatur. Besar harapan saya, dapat diterima > sebagai anggota. Atas segala perhatian dan bantuannya, saya haturkan > diperbanyak terima kasih sebelum maupun sesudahnya. > > > Salam hormat, > Sumarsongko Hartono Sastrowardoyo, B.A., M.A., > Centereach, Long Island, New York. > - Original Message - > From: Vita Priyambada > To: artculture-indonesia@yahoogroups.com > Sent: Sunday, October 26, 2008 10:13 PM > Subject: Re: [ac-i] Nggak suka Sejarah??? > > > Wah, saya suka banget sejarah. Dulu cita-cita jadi arkeolog sejak > kecil ditentang. Akhirnya sekarang jadi penulis. Minat saya > terutama pada candi dan peninggalan bersejarah. Saya prihatin pada > benda-benda cagar budaya bangsa, peninggalan tertulis di atas > lontar dan media lain yang terlantar. > > Saya juga ada komunitas di malang, Komunitas sejarah dan budaya > Malang.. Sudah pernah membuat film dokumenter kerjasama dengan > jurusan sejarah Universitas negeri malang. Tentang peninggalan > cagar budaya di malang. Rencana selanjutnya membuat film tentang > tokoh seni budaya di Malang. > > > Salam, > > Vita Priyambada > rumah menulis - http://vitapriyambada.multiply.com > > --- On Fri, 10/24/08, Asep Kambali <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: Asep Kambali <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: [ac-i] Nggak suka Sejarah??? > To: "kpsbi" <[EMAIL PROTECTED]> > Date: Friday, October 24, 2008, 10:16 AM > > > ASEP KAMBALI, MENGAJAK ANDA CINTA SEJARAH > > Masuk jurusan sejarah bukanlah impian setiap orang, > termasuk saya. Boleh jadi sejarah adalah momok yang > ditakuti, dibenci dan dicaci. Lebih ironis, ketika sejarah > menjadi urutan terakhir dari pilihan banyak orang. Betapa > nyata, ribuan perusahaan di Indonesia tidak satupun dari > mereka yang menyediakan tempat bagi para lulusan sejarah, > apa lagi lulusan pendidikan sejarah seperti saya, yang > dulu terlanjur masuk sejarah. Seringkali buka halaman di > surat kabar, internet dan media lainnya, saya tidak > menemukan satu perusahaan pun yang menerima lulusan > (pendidikan) sejarah. > > Akibatnya, para lulusan (pendidikan) sejarah harus keluar > jalur dan "murtad" dari bidang kuliahnya. Ini tidak lah > salah atau menyimpang, karena kemampuan seseoarang bisa > terus diasah dan dikembangkan tidak harus pada dibidangnya > waktu kuliah. Tetapi, alangkah tidak masuk akal jika > sejarah disepelekan. Mereka bekerja di media, di > perbankan, di pelayaran, di tempat hiburan, jadi guru dan > petani di kampung halaman, sebagian ada yang > dipemerintahan, dan sebagian lagi harus rela jadi > pengangguran massal. Ini lah bukti bahwa bangsa ini telah > menjadi materialistk di atas segala-gala pengharapan. > Karena ternyata bangsa kita masih menilai bidang sejarah > /budaya / heritage sebagai komoditas tidak menguntungkan > secara ekonomis akibatnya tidak mendapatkan perhatian dari
[ac-i] Fw: [media-sumut] What next?!
- Original Message - From: Aron on Art To: Tanah Karo ; Komunitas Karo ; Teater Aron ; Seniman Karo ; Fotografer Karo ; Permata GBKP ; MOB 2008 ; Batak Cyber ; Generasi Batak ; Go Batak ; Media Sumut Sent: Tuesday, October 28, 2008 10:09 AM Subject: [media-sumut] What next?! A TEATER ARON PRODUCTION the tale of North Sumatera Karo & Melayu Deli present ~PUTRI HIJAU~ directed by JOEY BANGUN COMING UP 2009! ~ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
[ac-i] baca puisi dan diskusi budaya di Ngawi, Jatim
Baca Puisi & Diskusi Budaya di Ngawi Insya-Allah : Baca Puisi dan Diskusi Budaya. bersama: Dharmadi (Purwokerto), Haryono Soekiran (Purbalingga), Beni Setia (Caruban), Hardo Sayoko (Jakart-Ngawi), Koesprihyanto Namma (Ngawi). di: MAN Ngawi. Rabu, 29 Oktober 2008. Pukul: 19.00 (dimulai). Ngaturi rawuh, sukur bage kersa menyebarkan undangan ini. Suwun sperti yang di-sms-kan Sdr. Kus kepada saya bonari
[ac-i] Peluncuran Komik SERIKAT JAGOAN (01-11-08)
Dear All, Kami mengundang anda semua untuk berapresiasi di Peluncuran Komik SERIKAT JAGOAN INDONESIA, pada: Sabtu, 1 November 2008 Pk, 16.00 - Selesai Lt.III Comic Cafe Lounge Jl Tebet Raya No 35D Jakarta Selatan Diskusi bersama: Salman Aristo (Penulis Skenario Film "Laskar Pelangi") Hikmat Darmawan (Pengamat Komik) dan Team Serikat Jagoan Ditunggu ya... Dapatkan harga menarik paket komik, TShirt dan sticker Jagoan Comic (Rp.100,000). Sekaligus ketitipan pesan dari sponsor, Comic Cafe Distro (Lt.II) menerima segala titipan komik2 dan merchandise nya, konsinyasi silahkan dibicarakan sendiri dengan pihak Comic Cafe.
[ac-i] Batik: Sebuah Inspirasi Untuk Kebangkitan Indonesia
Geometri atau ilmu ukur telah menginspirasi lahirnya Renaisan, yang pada akhirnya membawa Eropa menujuk puncak kejayaan. Realita ini terlihat dalam karya-karya seni Eropa mulai pada abad 12-15. Inspirasi ini kemudian memicu lahirnya revolusi sains di Eropa pada abad ke 15-17, yang dimotor oleh Copernicus, Galileo , Descartes dan Newton. Pemikiran ini kemudian termanifestasikan dalam bentuk teknologi yang memicu lahirnya revolusi industri dan mendorong terjadinya proses kolonialisme dan imperialisme. Ia memicu terjadinya arus balik (meminjam bahasa Pramoedya Ananta Toer) dari selatan ke utara menjadi dari utara ke selatan. Bangsa-bangsa di timur menjadi warga kelas dua di dunia. Perkembangan lanjutan dalam studi geometri telah membawa krisis ke dalam tradisi saintifik di belahan dunia utara. Kondisi ini terjadi ketika mulai dikenalnya objek-objek objek yang tidak berdimensi bulat (garis=dimensi 1, lingkaran=2, bola=3, kubus=3 dan seterusnya) melainkan sebuah bilangan pecahan atau fraktal. Hal ini terlupakan dalam kebudayaan Eropa. Penelitian yang dirintis dan dimotori oleh Bandung Fe Institute (www.bandungfe.net) dan Bandung Fe Institute dan Surya Research International (www.ekonofisika.com) menunjukan bahwa batik bersifat fraktal. Jauh sebelum Eropa mengenal konsep fraktal, kita telah mengakuisisinya dalam kehidupan sehari-hari. Batik telah membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia bukanlah sebuah bangsa terbelakang. Batik bukanlah sebuah seni tradisi semata, ia dapat menjadi inspirasi untuk kebangkitan Indonesia. Namun tentu saja, kita tidak boleh berhenti pada upaya penggalian kearifan nilai-nilai budaya tradisional semata. Kita harus mampu melakukan inovasi dengan memanfaatkan sains dan teknologi untuk memperkaya budaya Indonesia, bukan mendangkalkan budaya tradisi yang kita miliki. Semangat inilah yang melatar belakangi dikembangkannya teknologi pembuat motif batik dengan memanfaatkan perangkat komputasi oleh Bandung Fe Institute. Untuk memperingat 80 tahun Sumpah Pemuda, Bandung Fe Institute dan Surya Research International meluncurkan situs "FRAKTAL BATIK KOMPUTASIONAL INDONESIA" dengan alamat: http://fraktal.bandungfe.net/ . Di situs tersebut Anda dapat menikmati sejumlah demonstrasi teknologi pembuat motif batik secara komputasional. 80 tahun Sumpah Pemuda harus kita jadikan momentum untuk mengembalikan arus balik, dari selatan ke utara. "FRAKTAL BATIK KOMPUTASIONAL INDONESIA" http://fraktal.bandungfe.net/ Mari mencintai Indonesia! Mari menginspirasi dunia!