RE: [ac-i] 50 Tahun Studiklub Teater Bandung

2008-10-31 Terurut Topik Salim Said

Teman-teman di STB yang terhormat.
Saya ingin mengucapkan selamat ultah kepada STB. Ketika muda dahulu, yakni 
lebih dari 40 tahun silam, saya mempunyai hubungan baik dengan STB lewat sdr. 
Jim Ahi Limas (dulu Jim lee) yang saya kenal di Yogyakarta dalam pertemuan 
teater yang melahirkan Federasi Teater di Indonesia pada tahun 1961 atau 1962. 
Stelah menjadi mahasiswa Akademi Teater Nasional Indonesia di jakarta kontak 
saya dengan STB makin intens. Banyak pertunjukan STB di bandung yang saya 
sengaja datangi setelah mendapat telegram undangan dari Jim. (Masih ada di 
antara copy telegram itu yang saya simpan di Jakarta, dan kalau STB ingin 
membuat musium, saya bersedia menyerahkannya). Pada awal Orde Baru saya juga 
menonton pertunjukan STB di Balai Budaya Jakarta. Kemudian Jim berangkat ke 
Paris dan nampaknya tak kunjung pulang. Suatu kali menjelang habisnya usia Orde 
Baru  saya berceramah di KBRI Paris, dan...Jim Adhi Limas hadir, dan saya tentu 
senang sekali jumpa dengan teman lama senior saya di bidang teater itu. 
Ternyata Jim secara saksama masih mengikuti perkembangan politik di Indonesia. 
 
Pada  tahun 1970 saya untuk pertama kalinya berkunjung ke Paris dan jumpa Jim 
yang sedang bermain dalam sebuah lakon di sebuah teater kecil di Paris. Tentu 
saja sandiwara itu dalam bahasa Perancis. Mendengar ada orang Indonesia yang 
jadi aktor teater di Paris, seorang nyonya Belanda memerlukan khusus datang 
menonton pertunjukan di gedung kecil yang konon dulu adalah stable kuda seorang 
bangsawan Paris. Saya jumpa nyonya itu setelah pertunjukan dan kami 
bercakap-cakap dalam bahasa Inggris. Yang menguntungkan saya adalah bahwa di 
tengah kesibukannya Jima masih sempat mengantar saya ke Comedi Francais untuk 
menonton lakon ciptaan Moliere, juga membawa saja ke sebuah sekolah teater yang 
mahasiswanya juga banyak dari negara-negara yang berbahasa Perancis. Jim juga 
mengajak saya minum di sebuah cafe yang katanya dulu tempat nongkrongnya pada 
seniman dan sastrawan besar seperti Hemingway, Sartre, Camus, Andre Gide dan 
lainnya.
 
Sekarang saya kehilangan kontak (karena kehilangan alamat) dengan Jim sehingga 
tidak sempat jumpa beliau pada musim panas di Paris tahun silam.Teman lama saya 
lainnya di STB adalah sdr. Sutardjo (sekarang Prof.Dr) antara lain karena kami 
berdua sama -sama dekat dengan almarhum Wiratmo Sukito. Kalau saya tidak salah 
ingat,kami juga sama-sama belajar psikologi meski di universitas yang berbeda. 
Karena perubahan  jalan hidup dan minat, dengan Prof. Dr. Sutardjo juga saya 
sudah lama tidak ada kontak.Beliau tetap di bidang psikologi sementara saya 
berjalan melalui psikologi, sosiologi dan akhirnya ilmu politik. Dan tentu saja 
kegiatan berteater sudah pula tinggal hanya sebagai salah satu bagian dalam 
sejarah perjalanan minat dan kegiatan saya.
 
Dalam sejarah STB, menurut saya, nama Jim Adhi Limas sebaiknya tidak dilupakan 
begitu saja. 
 
Sekali lagi, selamat ulang tahun bagi klub yang mengagumkan daya tahannya itu. 
Barangkali nanti yang akan juga (mudah-mudahan) mengalami sejarah panjang 
seperti STB adalah Teater Koma di Jakarta. Adapun Teater Kecil (saya ikut 
mendirikannya) , serta Teater Populer dan banyak lagi klub lainnya, semua 
diam-diam hilang setelah tokoh utamanya (Arifin C. Noer, Teguh Karya) 
meninggal. Tapi itulah memang nampaknya watak klub teater kita, tergantung pada 
seorang tenaga kreativ. Kecuali STB, tentu saja.
 
Salam hormat dari Praha,
Salim Said.



To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; artculture-indonesia@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]: [EMAIL PROTECTED]: Fri, 31 Oct 2008 06:19:54 -0700Subject: 
[ac-i] 50 Tahun Studiklub Teater Bandung









Studiklub Teater Bandung Berulang Tahun ke 50 
Usia tua tak selalu berkesan renta. Setidaknya itulah yang ingin disampaikan 
oleh sebuah perkumpulan teater tertua di bumi Indonesia ini. 
Studiklub Teater Bandung (STB) pada tanggal 13 Oktober 2008 ini genap berusia 
50 tahun. Sebuah usia paling panjang yang mampu diraih oleh sebuah kelompok 
teater kita. Kota Bandung bisa berbangga karenanya, karena dibanding dengan 
kelompok teater lain di Indonesia ini, baru Bandung yang memiliki kelompok 
teater yang mampu bertahan hadir di hadapan publik dengan produktivitas yang 
berkesinambungan dari tahun ke tahun meski mereka berkegiatan secara mandiri, 
tanpa subsidi dari Pemerintah. 
Organisasi ini pada awalnya didirikan oleh para mahasiswa energik yang saat itu 
mempunyai semangat kreativitas tinggi dan karenanya membutuhkan sebuah wadah 
untuk menampung kegiatan mereka. Ada 7 orang mahasiswa, 5 orang diantaranya 
adalah mahasiswa Seni Rupa ITB, ditambah seorang wartawan Pikiran Rakyat dan 
seorang

[ac-i] Re: [mediacare] Undangan Liputan Pergelaran Kesenian Sumbawa

2008-10-31 Terurut Topik mediacare

  - Original Message - 
  From: Redaksi Sumbawanews.com 
  To: siaran pers ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, November 01, 2008 12:36 AM
  Subject: [mediacare] Undangan Liputan Pergelaran Kesenian Sumbawa


  Kepada
  Yth, Redaktur Media cetak, online dan elektronik
  di
  tempat


  Hal: Undangan Liputan



  Undangan

  HALAL BI HALAL DAN SILATURRAHIM 

  MASYARAKAT SUMBAWA PERANTAUAN

  "Implementasi nilai-nilai budaya daerah sebagai kekayaan & khasanah budaya 
nasional"

   

   

  Assalamu'alaikum Wr.Wb

   

  Teriring salam dan do'a semoga Bapak/Ibu/saudara selalu dalam lindungan dan 
bimbingan Allah SWT, Amien.

   

  Berkenaan dengan pelaksanaan Halal Bi Halal dan Silaturrahim Tau Samawa Leng 
Rantau ( Masyarakat Sumbawa di Tanah Rantau ), dengan ini kami mengundang Bapak 
/ Ibu/ saudara untuk menghadiri dan menyaksikan pergelaran kesenian Sumbawa 
yang Insya Allah dilaksanakan pada :

   

  Hari  : Ahad, 2 November 2008

  Jam  : 09.00 - 12.00 WIB

  Tempat : Ball Room Hotel Hyat Aryaduta Jakarta

Jl. Prapatan Tugu Tani Jakarta Pusat

   

  Demikian atas kehadiran Bapak / Ibu / Saudara kami sampaikan terima kasih

   

  Wassalamu'alaikum Wr. WB

   

  IKATAN KELUARGA SUMBAWA ( IKASUM ) JAYA

   

   

   

  L. B. Hermawansyah, SE
  Yan Sirajuddin, MK

 Ketua Umum 
  Sekretaris Umum

   

   

   

  Prof. DR. H.M. Din Syamsuddin

  Dewan Pembina

   

   

   

   

   

   

  Kontak Media :  Arif Hidayat ( 021-70960307, 08122007378)

   

   

  SUSUNAN ACARA:



Waktu
   Acara
   PJ / Pelaksana
   
08.00 - 09.00
   General Check
   OC & SC
   
09.00 - 09.05
   Pembukaan
   MC
   
09.05 - 09.10
   Qalam Illahi
   Farid Yahya
   
09.10 - 09.15
   Laporan Panitia
   Drs. A. Rahim Mahmud
   
09.15 - 09.25
   Sambutan Ketua Umum IKASUM Jaya
   L.B. Hermawansyah, SE
   
09.25 - 10.00
   Sambutan Tokoh Masyarakat Sumbawa
   Prof. DR. H.M. Din Syamsuddin

 
   
10.00 - 10.20
   Sambutan Gubernur DKI Jakarta
   DR. H. Fauzie Bowo
   
10.20 - 10.30
   Do'a
   DR. H. Zulkieflimansyah, SE
   
10.30 - 11.30
   Penampilan Kesenian Daerah Sumbawa:

  1.. Sakeco 
  2.. Ngumang & Balawas 
  3.. Koor Lagu-lagu Sumbawa 
  4.. Kelompok "Orbit" 
  5.. Group Band Religi "Debu"


 

Kab. Sumbawa Barat

Kab. Sumbawa

Ibu-ibu IKASUM

Yuni Sarah

DEBU
   
11.30 - 12.40
   Ramah Tamah dan Hiburan
   Tim Kreatif
   
12.40 - 13.00
   Penutup & Selesai
   OC & SC
   

   

  Catatan:

1.. Pakaian bebas rapi 
2.. Hadir 15 menit sebelum acara 
3.. Tersedia Door Price 
4.. Kontak Media  : Arif Hidayat ( 021-70960307, 08122007378)


   

[ac-i] Hidup UU PARNOGRAFI !

2008-10-31 Terurut Topik leonardo rimba

UU PARNOGRAFI adalah DAGELAN konyol dan secara substantial batal demi hukum. 
Kalau jalannya harus lewat hal2 seperti CLASS STRUGLE, ya dijalanilah. Di 
negara2 Barat juga seperti itu jalannya, segala macam UU yg berlawanan dengan 
HAM itu harus dilawan, dan jalannya biasanya tidak mulus. Banyak pihak yg ingin 
memaksakan pendapatnya dan itu harus dilawan terus. 

Kredibilitas SBY sudah jatuh total sekarang. He is completely dead kecuali 
kalau dia menolak. Setahu saya Presiden RI masih bisa menolak UU yg sudah 
disahkan oleh DPR. Saya sendiri merasa bahwa UU PARNOGRAFI itu tidak akan 
ditanda-tangani oleh Presiden karena pada dasarnya sudah BATAL DEMI HUKUM. 
Jadi, memang sejak awal semula sudah cacat hukum. So, sekali lagi, UU 
PARNOGRAFI is a joke, dagelan. Kita semua patut bertepuk tangan. Ternyata DPR 
di NKRI ini isinya pelawak2. 

Kita juga bisa tahu bahwa saat ini ada KEMUNDURAN dalam kehidupan kenegaraan, 
dalam arti bahwa mereka yg membuat UU PARNOGRAFI ternyata TIDAK memiliki 
pemahaman tentang AZAS KEPATUTAN berdasarkan Prinsip2 HAM, yg mencakup 
Kebebasan Berekspresi (FREE SPEECH). Kalau negara mau ikut mengatur Kebebasan 
Berekspresi yg dimiliki oleh warganegara, maka namanya BUKAN negara demokrasi 
melainkan negara totaliter. Kita ini sudah meninggalkan jaman totaliter, tetapi 
dengan selubung baru sekarang dicoba lagi untuk diperkenalkan. 

So, akhirnya akan muncul DIS-INTEGRASI SOSIAL yg patut disambut dengan suka 
cita juga. Kalau jalannya harus melalui dis-integrasi sosial, ya dijalanilah. 
Artinya kita sekarang BISA melakukan apa yg ingin kita lakukan... Mereka ada yg 
bilang tidak boleh ini atau itu, ya biar saja mereka bilang tidak boleh karena 
kita BISA tetap melakukan apa yg kita mau lakukan, dan segala macam pengaturan 
seperti UU PARNOGRAFI itu tidak akan bisa apa2. UU yg tidak bisa diterapkan 
cuma akan menjadi DAGELAN belaka karena yg diatur adalah hal2 yg tidak bisa dan 
tidak perlu diatur karena merupakan DOMAIN PRIBADI warganegara. 

Kita lihat saja apakah ada Presiden RI yg BERANI menanda-tangani UU PARNOGRAFI 
itu ? Setahu saya, UU dibuat oleh DPR dan Presiden. Kalau Presiden tidak 
setuju, naskah UU bisa tidak ditanda-tangani, bisa dikembalikan lagi ke DPR dan 
begitu seterusnya. Juga, masih bisa diuji di Mahkamah Konstitusi. Jadi, masih 
banyak prosesnya. Masih banyak yg BISA dilakukan sehingga kita akan bisa 
menonton siapa2 saja yg berperan dalam PERJUANGAN HAM di Indonesia. FREE SPEECH 
itu HAM. 

Yg jelas, kita bisa melihat disini bahwa DPR kita ternyata isinya pelawak2, yg 
mampunya menghasilkan UU yg kabur dan melecehkan HAM warganegara untuk 
ber-ekspresi maupun mengatur hidupnya sendiri2. DPR kita ternyata TIDAK 
menghormati HAM. 

Fenomena ini adalah jalan NORMAL perjuangan HAM. Semua negara2 Barat melewati 
tahap seperti ini dimana elemen2 totaliter akan berusaha untuk memaksakan 
pendapatnya. Tetapi caranya adalah LAWAN TERUS. 

Saya juga bisa bilang bahwa HB X itu sudah memperlihatkan kepemimpinannya. 
Daerah2 yg menolak juga SUDAH memperlihatkan keinginannya. Berbagai LSM wanita 
juga sudah bersuara. Dan elemen2 PEMBAHARU itu akan terus bersuara, malah 
menemukan KATALIS dalam kontroversi Parnografi ini. 

So, akhirnya akan terlihat jelas siapa yg PARNO disini ? Mereka yg memaksakan 
pengaturan publik ke dalam ruang2 pribadi warganegara adalah mereka yg PARNO. 
The fight is still ON. Ini baru permulaan saja. The title is CULTURE WAR. 
Seperti di AS dan negara2 Barat lainnya, the culture war antara nilai2 masa 
lalu yg otoriter dan penuh kemunafikan dan nilai2 HUMANIS yg menghormati HAM 
tetap berjalan terus, bahkan sampai saat ini. 

The culture war has started in Indonesia. Hidup UU PARNOGRAFI ! 

Leo
Group Webpage: .

 




  Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Re: Fw: [ac-i] Salut Untuk PDI-P

2008-10-31 Terurut Topik joko sulis
uup berlaku nggak buat dpr. ? Apa hanya buat rakyat aja. Jangan jangan buat 
anggota dpr gak berlaku. Perlu di tulis yg jelas itu(liat ada foot note nya 
gak, jgn jgn kayak iklan promo pulsa,hahahah ketipu). La yg bikin aja kelakuan 
nya banyak yg mesum.

tri wibowo wrote: 
> Terlepas dari pluralisme dan isme-isme lainnya. Sebetulnya, DPR 
> dan pemerintah tuh mbok mengaca diri! Bicara soal ografi, justru DPR dan 
> PEMERINTAH itu yang o. Misalnya, masih inget nggak soal kasus VIDEO MEZUM 
> Yahya Zaini (Kepala Bidang Kerohanian Partai GOLKAR) dan Maria Eva?  Masih 
> inget nggak sama kasus perselingkuhannya Al Amin Nasution? (Partai 
> berbasiskan AGAMA loch) Kasus pelecehan sexsual oleh Anggota DPR Max Moein? 
>  Sebaiknya Negara jangan mengurus MORALITAS masyarakat-nya! URUS dulu MORAL 
> para ANGGOTA DPR dan PEMERINTAH sendiri. Salam, Bowo KETUA MASYARAKAT TAAT 
> BERIBADAH (kalau hari raya doang :)) 
> 2008/10/30 BDG KUSUMO < [EMAIL PROTECTED] cz > 
>  Bung Imam ÿb., 
>  salut kita untuk PDI-P, PDS, juga perorangan 
> anggota DPR RI dan semua 
>  komponen Civil Society yang menolak RUU ografi 
> dan dengan demikian 
>  gigih mempertahankan pluralisme di Nusantara. 
> Ingat, bahwa pluralisme 
>  adalah sama dan sebangun dengan demokrasi. Demagogi 
> tentang ber 
>  demokratisasi yang "takes time" namun sekaligus 
> rajin meletakan fondasi 
>  untuk men nihilisasi 
> pluralisme adalah kemunafikan kolosal. Kita tolak! 
>    
>  Salam, Bismo DG 
>    
>  - Original Message - 
>  From: imam 
>  To: Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com 
> ; jurnalperempuan@ yahoogroups. com 
> ; fhmindonesia2005@ yahoogroups. com 
> ; artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] com 
>  Sent: Wednesday, October 29, 2008 2:22 PM 
>  Subject: [ac-i] Salut Untuk PDI-P 
>  Tidak perlu 
> jenius untuk mengetahui kalau ancaman bagi Indonesia adalah rembetan krisis 
> keuangan global, bukan ografi.  Ancaman gawat darurat di depan hidung 
> kita semua adalah pelemahan pertumbuhan, ancaman PHK masal, rupiah terjun 
> bebas. 
> Kita menghadapi krisis keuangan global, bukan krisis ografi. Tapi kenapa 
> yang diurusin DPR malah RUU 'o'? Di saat arus penolakan terhadap RUU '
> o' 
> menguat, DPR ngotot mensahkan RUU 'o'.. Menjadi pertanyaan, kalau 
> notabene 
> arus publik menolak RUU 'o' namun DPR malah melawan arus, terus di mana 
> makna "wakil rakyat"? 
>  Di tengah krisis 
> keuangan global, menjadi pertanyaan, apa urgensinya RUU 'o'? Apa rakyat 
> menjadi sejahtera bila pakaiannya diatur-atur?  Apa kemiskinan dan 
> pengangguran akan menurun dengan mengatur cara berpakaian rakyat, dengan 
> mengatur bacaan rakyat, dengan mengatur film dan konten yang boleh diakses 
> orang 
> dewasa? Apa sektor riil akan tertolong dengan RUU 'o' ini? 
>  Mbok ya membuat 
> RUU itu jangan suka-suka sesuai selera politiknya sendiri, jangan membuat RUU 
> yang melanggar kepastian hukum, melanggar hak sipil masyarakat. Frase kata 
> 'gerak tubuh' digabung dengan pasal 'peran serta masyarakat', wah akan 
> membuat 
> cewek cantik bertubuh seksi rentan menjadi korban pemerasan. Kemudian, pasal 
> 'peran serta masyarakat' itu, apa kita ingin merubuhkan negara hukum ini dan 
> menyerahkannya pada angry mob..??! 
>  Melihat kosa 
> kata di RUU 'o' ini yang memuat kata 'senggama', 'onani', 'oral seks', 
> 'anal 
> seks', alih-alih RUU ini untuk memberantas ografi, justru RUU inilah 
> salah 
> satu contoh ografi. 
>  Salut pada PDI-P 
> yang menolak RUU 'o' ini. 
>  Regards, 
>  Imam 
>  No virus found in this incoming message. Checked by AVG - 
>  http://www.avg. com Version: 8.0.175 / Virus Database: 270.8.4/1753 - 
> Release 
> Date: 28.10.2008 21:20 
>  



  



[ac-i] Demokarasi Makan(an)- Edisi terbaru 104 Majalah Gong

2008-10-31 Terurut Topik gongetnik
Majalah GONG Edisi "104"  Oktober 2008

Telah terbit majalah gong edisi #104 "Demokrasi Makan(an)"

Sorot: Demokrasi Makan(an), Hairus Salim HS
Box: Sensasi Kue Altar dalam Tenong, Widya Wijayanti
Box:  Ikhlas di siksa Sebelum Menyantap, Butet Kertaredjasa
Box: Kemasan Makanan Sebelum Kertas dan Plastik, Setiawan Sabana
Box: Berjamur Bukan Berarti Rugi, Pincuk Suroto
Box: Makanan Tradisional, Ketahanan Pangan dan Gizi. Murdijati Gardjito.

Sosok: Yoyok Hery Wahyono: Mr. Huuh Haah, FG. Pandhuagie

Wawasan: Defenderisasi Tradisi: "Molang Are" dan "Toron Tana", Iqro'
Alfirdaus.

Kolom: Jejak Seni Kontemporer Indonesia, R.M. Momo Pramutomo

Info Buku:
-   Fiksi Sejarah Ken Arok, Narasi Yogyakarta
-   Cinta di Latar Tradisi, Frame Publishing Yogyakarta
-   Bercakap Jawa Gaya Suroboyoan, Henk Publica Surabaya
-   Sang Penggiat Seni dari Surabaya, Henk Publica Surabaya

Media: 
-   Bersantap Menu Politik, Errol Jonathan
-   Menjelajahi Dunia Baru Duo Aussie, FG. Pandhuagie
-   Bentuk Ekspresi dar Lorong Kekuasaan, Bambang Supriyadi

Ensiklopedi: Debus: Seni Uji Nyali Dari Banten, Christian Heru Cahyo

Resensi : Mengusung Ideologi Musik Seni

Bingkai: Ritual Mata'a, Arif Relano Oba

Panggung:
-   Empat Rampak dalam Satu Irama, FG. Pandhuagie
-   Bach in Bali, Kawinnya Musik Brown dan Sura, Retno Devil Hemawati
-   Momotaro: Citra Gamelan yang Membumi, Agus Bing.
-   Meralas Sambung Rasa, Titus
-   Tradisi yang Tak Diam: Pementasan Teater "Siti Baheram", Y. Thendra BP

Manca Negara : 
-   Iron Bed: Kesederhanaan yang Kompleks dari Garin Nugraha, Rahayu
Supanggah. 
-   Indonesia Day 2008, Baghawan Ciptoning

Sastra: Penjual Sayap, Triunfo Arciniegas
Puisi: Sajak-Sajak Dadang Ari Nurtono


Lintas budaya: 
-   Balimau: Tradisi Menyambut Puasa di Ranah Minang, Asril Muchtar
-   Piodhalan, Membersihkan Diri untuk Keselamatan Bersama, Pincuk Suroto
-   Perkuasi: Benang Merah Musik Asia-Eropa, Retno Devil Hemawati

Anjungan: 
-   Tubuh dan Cara Membacanya, Pincuk Suroto
-   Galeri: Representasi Ruang Kebudayaan, Agus Bing

Laku dan Cerita: 
-   Garin Nugroho: Kekurangan Stok Seniman
-   Shin Nakagawa: Butuh Waktu Tahunan Pentaskan Momotaro
-   Alif Syakur: Memikst lewat Paduan Etnik dan Cosmo
-   Michi Tomiaka: "Pulang" dengan Misi Khusus
Tatap: Dionisius, Hairus Salim

Alamat 
Majalah Gong
Media, Seni, dan Pendidikan Seni
Jl. Nitikan Baru, Gang Aries No.46 Kelurahan Sorosutan, Kecamatan
umbulharjo
Yogyakarta 55161
Telp/Fax   : 0274- 370 830
HP   : 081568445708
E-mail  : [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Email:
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

Contac HP:
HP Gong: 081 56 84 45 708 

Bagi komentar, pertanyaan atau apapun juga yang dimuat dalam rubrik
dari pembaca, bagian promosi majalah Gong akan memberikan bonus
berlangganan 3 edisi terbaru berturut-turut terhitung sejak edisi
pemuatan.

Majalah Gong mengundang penulis dan penerbit untuk mengirimkan buku ke
redaksi untuk diinformasikan dalam rubrik Info Buku. Syaratnya: buku
yang bersinggungan dengan seni, media, dan pendidikan seni serta tahun
penerbitannya tidak lebih dari 3 (tiga) tahun. Kirimkan 2 (dua)
eksemplar buku Anda dan akan diinformasikan kepada pembaca majalah Gong.

Dapatkan Majalah Gong di kota-kota berikut:
MALANG

TOBUKI  
Ragil
 
Jl. Diponegoro 
Malang 65111

LUCKY AGENCY
Jl. Arief Margono No. 6
Malang   
Telp: 0341 - 358663

Kristin
Ndalem Hamur Sava   
TBI Araya P6 1 - 2 Malang

Pambudi, 
Jl.Tirto Utomo 2 nomor 6   
Dau Landungsari, Malang   
Jawa Timur

SURABAYA

"999" MEDIA AGENCY
Mukti
Jl. Patemon Barat 55A
   
Surabaya 

JURUSAN SENDRATASIK
Fakultas Bahasa dan Seni.  
Universitas Surabaya
Joko Tetuko 
Kampus Lidah Wetan. 
Surabaya – Jawa Timur
Telp: 031-7522876

MOJOKERTO

LUDRUK KARYA BUDAYA
Eko Edi Susanto  
Dusun Sukodono RT.02 RW 01
Desa Canggu kecamatan Jetis, 
Kabupaten Mojokerto 61310
Telp. ( 0321- 362847 ) 
HP. 081 231 893 47

PIMPINAN LIDHIE ART FORUM
Bagus Yuwono
Jl.Benteng Pancasila 62
Mojokerto
Hp: 081759288.   

KOMUNITAS TOMBO ATI
Irul An
Jl. Arif Rahman Hakim 07  
Jombang 61411
(0321) 868464 
HP:081330666771

ORASIS ART GALLERY  
Veve   
Jln HR Muhammad N0 94  
SURABAYA
TELP : (031) 7340507

UNIT KEGIATAN MAHASISWA KESENIAN UNIVERSITAS JEMBER
Selviyanina  

Re: Fw: [ac-i] Salut Untuk PDI-P

2008-10-31 Terurut Topik bambang hidayat
Saya berduka cita atas kepergian kebebasan yang mengagungkan dan mengacu kepada 
kebaiakan dan kesusilaan. Yang akan datang mungkin malah pemerkosaan terhadap 
hak2 individu dan pertumbuhan polisi preman yang mengatas namakan kessusilaan.
B.Hidayat.

Bambang Hidayat
Pasir Muncang,Dago Atas
PPR-ITB G17
Bandung 40135
Jawa Barat,Indonesia
Tilp./fax: 62-22-250 3375
e-mail : [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]

--- On Thu, 10/30/08, tri wibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: tri wibowo <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Fw: [ac-i] Salut Untuk PDI-P
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Cc: "imam" <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], "Mediacare" <[EMAIL 
PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, October 30, 2008, 10:07 PM






Terlepas dari pluralisme dan isme-isme lainnya. Sebetulnya, DPR dan pemerintah 
tuh mbok mengaca diri! Bicara soal ografi, justru DPR dan PEMERINTAH itu yang 
o. Misalnya, masih inget nggak soal kasus VIDEO MEZUM Yahya Zaini (Kepala 
Bidang Kerohanian Partai GOLKAR) dan Maria Eva?  Masih inget nggak sama kasus 
perselingkuhannya Al Amin Nasution? (Partai berbasiskan AGAMA loch) Kasus 
pelecehan sexsual oleh Anggota DPR Max Moein?

Sebaiknya Negara jangan mengurus MORALITAS masyarakat-nya! URUS dulu MORAL para 
ANGGOTA DPR dan PEMERINTAH sendiri. 

Salam,

Bowo

KETUA MASYARAKAT TAAT BERIBADAH (kalau hari raya doang :))


2008/10/30 BDG KUSUMO <[EMAIL PROTECTED] cz>







Bung Imam ÿb.,
salut kita untuk PDI-P, PDS, juga perorangan anggota DPR RI dan semua
komponen Civil Society yang menolak RUU ografi dan dengan demikian
gigih mempertahankan pluralisme di Nusantara. Ingat, bahwa pluralisme
adalah sama dan sebangun dengan demokrasi. Demagogi tentang ber
demokratisasi yang "takes time" namun sekaligus rajin meletakan fondasi 
untuk men nihilisasi pluralisme adalah kemunafikan kolosal. Kita tolak!
 
Salam, Bismo DG

 
- Original Message - 
From: imam 
To: Forum-Pembaca- [EMAIL PROTECTED] ps.com ; jurnalperempuan@ yahoogroups. com 
; fhmindonesia2005@ yahoogroups. com ; artculture-indonesi [EMAIL PROTECTED] 
com 
Sent: Wednesday, October 29, 2008 2:22 PM
Subject: [ac-i] Salut Untuk PDI-P





Tidak perlu jenius untuk mengetahui kalau ancaman bagi Indonesia adalah 
rembetan krisis keuangan global, bukan ografi.  Ancaman gawat darurat di depan 
hidung kita semua adalah pelemahan pertumbuhan, ancaman PHK masal, rupiah 
terjun bebas. Kita menghadapi krisis keuangan global, bukan krisis ografi.. 
Tapi kenapa yang diurusin DPR malah RUU ' o'? Di saat arus penolakan terhadap 
RUU ' o' menguat, DPR ngotot mensahkan RUU ' o'. Menjadi pertanyaan, kalau 
notabene arus publik menolak RUU ' o' namun DPR malah melawan arus, terus di 
mana makna "wakil rakyat"?

Di tengah krisis keuangan global, menjadi pertanyaan, apa urgensinya RUU ' o'? 
Apa rakyat menjadi sejahtera bila pakaiannya diatur-atur?  Apa kemiskinan dan 
pengangguran akan menurun dengan mengatur cara berpakaian rakyat, dengan 
mengatur bacaan rakyat, dengan mengatur film dan konten yang boleh diakses 
orang dewasa? Apa sektor riil akan tertolong dengan RUU ' o' ini?

Mbok ya membuat RUU itu jangan suka-suka sesuai selera politiknya sendiri, 
jangan membuat RUU yang melanggar kepastian hukum, melanggar hak sipil 
masyarakat. Frase kata 'gerak tubuh' digabung dengan pasal 'peran serta 
masyarakat', wah akan membuat cewek cantik bertubuh seksi rentan menjadi korban 
pemerasan. Kemudian, pasal 'peran serta masyarakat' itu, apa kita ingin 
merubuhkan negara hukum ini dan menyerahkannya pada angry mob..??! 

Melihat kosa kata di RUU ' o' ini yang memuat kata 'senggama', 'onani', 'oral 
seks', 'anal seks', alih-alih RUU ini untuk memberantas ografi, justru RUU 
inilah salah satu contoh ografi.

Salut pada PDI-P yang menolak RUU ' o' ini.

Regards,
Imam





No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - http://www.avg. com 
Version: 8.0.175 / Virus Database: 270.8.4/1753 - Release Date: 28.10.2008 21:20


 














  

[ac-i] antologi Aceh

2008-10-31 Terurut Topik arifin katiq arifin
KAng lamongan,  mendung terus. Memayungi berita jelang berpulangnya Amrozi/ 
oh ya kirimi dong, aku puisi peno ya nanti  suatu saat tak pamerno nyang teman 
DKL yang katanya mau ngadakan Lamongan art  akhir bulan.





From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, October 30, 2008 10:01:14 AM
Subject: [ac-i] Kerajinan Orok-Orok juga diekspor


Radar Tulungagung 
[ Rabu, 29 Oktober 2008 ] 
Kerajinan Ekspor Orok-Orok Kota Blitar, Hadapi Badai Krisis Global Bermodal 
Kepercayaan, Minta Showroom Penarik Wisatawan 

Krisis finansial yang dialami negara maju, juga membawa dampak
kekhawatiran bagi perajin orok-orok atau kendang mini di Kota Blitar.
Pasalnya, kerajinan ini pemasarannya sudah tembus pasaran luar negeri. 

Aziz Wahyudi, Radar Blitar 



Menelusuri kampung Kelurahan Ngadirejo,
Kecamatan Kepanjenkidul, terasa beda. Mayoritas warga yang memiliki
sisa ruang di teras rumah dipenuhi dengan tumpukan kayu. Potongan kayu
berukuran paha orang dewasa tersebut ditata rapi secara bolak balik.
Ada yang sudah dipolitur, ada juga yang masih berupa kayu utuhan. 

Kayu
tersebut merupakan bahan kerajinan orok-orok. Disebut orok-orok karena
ketika dibunyikan berbunyi seperti orok-orok. Bentuknya seperti kendang
kecil dan di tengahnya dipasang tali. Untuk memainkannya dengan cara
diputar. 

Andri Susanto merupakan pemuda yang kreatif. Dia
bersama dengan pamannya, Solikin, mencoba memanfaatkan kayu menjadi
barang berharga. Bahkan, diakuinya produksinya sudah tembus pasar Eropa
dan Jepang. Orok-orok digunakan sebagai souvenir dan hiasan ruang tamu. 

Awal bisnis ini dijalani ketika mendapati kampungnya banyak
mahoni. Hampir sebagian warga yang memiliki pekarangan ditanami mahoni.
"Di sini kan perbatasan dengan Kabupaten Blitar, atau Nglegok. Makanya
banyak tanaman mahoni," kata pria berusia 32 tahun ini. 

Mengapa dirinya memilih orok-orok dibanding dengan kendang? Dia bersama
Solikin yakin kalau prospeksnya sangat bagus. Usaha semakin berkembang
ketika ada distributor yang bersedia membeli hasil karyanya. Akhirnya,
berbekal modal utang, Solikin mulai membuat orok-orok. Cara
pembuatannya pun mudah. Kayu mahoni yang sudah dibentuk dibor listrik.
Selanjutnya dihaluskan dan dilubangi seukuran pulpen. Sementara
penempelan kulit atau kendang dipercayakan kepada temannya. Rata-rata
sebulan bisa memproduksi hingga 10 ribu buah lebih. "Butuh ketelatenan
untuk membuat orok-orok," katanya lagi. 

Untuk satu orok-orok
dihargai Rp 500. Padahal kalau sudah dijual di Bali harganya bisa
sampai Rp 3 ribu, bahkan Rp 5 ribu. Sementara di luar negeri dijual Rp
20 ribu.

Beberapa waktu lalu, Solikin sempat ketir-ketir. Itu
karena terjadi iklim ekonomi yang melanda sebagian Eropa atau yang
lebih dikenal dengan krisis global. Untungnya, berkat kepercayaan
produk kerajinannya berusaha tetap eksis. Pesanan pun tetap mengalir.
"Modalnya kepercayaan itu saja," tambahnya lagi. 

Sebenarnya
dia menginginkan usahanya lebih besar lagi. Terlebih jika melongok
hasil karyanya ketika dipoles lebih bagus lagi harganya bisa berlipat.
Keterbatasan modal serta minimnya pengetahuan pemasaran menjadi
permasalahan. "Dari dulu ya cuma membuat saja," keluhnya. 

Dia
berharap produk-produk asli Kota Blitar dipajang di tempat atau lokasi
khusus seperti showroom. Harapannya, agar menarik wisatawan datang
langsung ke Kota Blitar. (*/cam) 
 


 Nama baru untuk Anda!  
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!


  

[ac-i] Polisi Moral Akan Segera Muncul RE: [Jurnal Perempuan] Ikut berduka Cita: RUU APP Disyahkan

2008-10-31 Terurut Topik imam
Waduh jangan mBak, kalau artis dan pelaku seni protes pakai cadar, geng-geng
talibanis ini justru senang. Wong saya hampir-hampir percaya UU 'porno' ini
insya Allah hanyalah pintu gerbang. Tujuan akhirnya ya MENTALIBANKAN
laki-laki dan perempuan Indonesia. Rumah tidak boleh berjendela, anak tidak
boleh bermain, segala macam media cetak elektronik diberangus, perempuan
tidak boleh sekolah, tidak boleh bekerja, tidak boleh keluar rumah, kalaupun
terpaksa keluar rumah harus berbaju hitam legam dari ujung rambut sampai
ujung kaki tinggal kelihatan mata doang.

 

Oh ya, sekadar info, POLISI MORAL sudah akan muncul. Tadi di khotbah Jumat,
si pengkotbah (dari FUI kalau tidak salah) sibuk memuji UU 'porno' seraya
mencap kafir pada penolak UU blekhutuk ini. Benar-benar khotbah memuakkan,
satu-satunya hal yang membuat saya bertahan tidak meninggalkan Jumatan
adalah semata-mata karena Jumatan adalah perintah Allah Azza Wajalla.
Seandainya tadi itu adalah acara kumpul-kumpul duniawi, sudah tentu saya
akan langsung angkat kaki.

 

Yang lebih berbahaya, di khotbah itu dia mempromosikan pembentukan 'SATGAS
AKHLAK BANGSA' (atau mirip-mirip begitulah, karena saya sudah tidak concern
saking muaknya). Selesai Jumatan, kemudian dia panjang lebar menjelaskan
'Satgas' itu seraya mengajak jemaah untuk bergabung menjadi anggota satgas
moral itu. Tugasnya antara lain mendata dan mencegah perilaku pornografi dan
pornoaksi di lingkungan masing-masing, melaporkan siapa-siapa yang kerap
berbaju tidak islami di luar rumah, atau siapa-siapa yang kerap menonton BF.
Bikin muntah saja..

 

Regards,

Imam

 

From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of TANUHANDARU Monica
Sent: 31 Oktober 2008 1:10
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Jurnal Perempuan] Ikut berduka Cita: RUU APP Disyahkan

 

untuk protes, semua artis dan pelaku seni muncul memakai cadar.
Monica via BlackBerry



[ac-i] 50 Tahun Studiklub Teater Bandung

2008-10-31 Terurut Topik abdul malik




Studiklub Teater Bandung
Berulang Tahun ke 50 

Usia tua tak selalu berkesan
renta. Setidaknya itulah yang ingin disampaikan oleh sebuah perkumpulan teater
tertua di bumi Indonesia ini. 

Studiklub Teater Bandung
(STB) pada tanggal 13 Oktober 2008 ini genap berusia 50 tahun. Sebuah usia
paling panjang yang mampu diraih oleh sebuah kelompok teater kita. Kota Bandung
bisa berbangga karenanya, karena dibanding dengan kelompok teater lain di 
Indonesia ini,
baru Bandung yang memiliki kelompok teater yang mampu bertahan hadir di hadapan
publik dengan produktivitas yang berkesinambungan dari tahun ke tahun meski
mereka berkegiatan secara mandiri, tanpa subsidi dari Pemerintah. 

Organisasi ini pada awalnya
didirikan oleh para mahasiswa energik yang saat itu mempunyai semangat 
kreativitas
tinggi dan karenanya membutuhkan sebuah wadah untuk menampung kegiatan mereka.
Ada 7 orang mahasiswa, 5 orang diantaranya adalah mahasiswa Seni Rupa ITB,
ditambah seorang wartawan Pikiran Rakyat dan seorang mahasiswi Hukum UNPAR yang
memprakarsai pendirian STB dengan mendaftarkan Organisasi ini dihadapan
Notaris, dan sejak itulah perkumpulan ini kemudian berkiprah tanpa henti di
ajang perteateran Indonesia. 

Para pendiri itu kini sudah
berangkat tua, bahkan sebagian sudah dipanggil pulang kembali menghadap Illahi,
tetapi yang tertinggal masih terus bergiat hingga kini, antara lain adalah
Prof. DR. Sutardjo AWM, yang masih aktif sebagai pengajar ahli di bidang
Psikologi, disamping jabatan-jabatan lain yang disandangnya di berbagai
lembaga. 

Ketahanan STB menjaga energi
kehidupan organisasi adalah karena regenerasi dilakukan melalui pendidikan Seni
Peran yang dilakukan setiap tahun, yang diikuti oleh para kawula muda. 

Dalam rangka mensyukuri usia
setengah abad itu, STB bekerja sama dengan Selasar Sunaryo Art Space, akan
menggelar kegiatan bertempat di Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar
Timur No. 100 Bandung, pada hari Jumat tanggal 31 Oktober 2008, dimulai pukul
19.00 WIB. 

Kegiatan akan diisi oleh
pergelaran "Pinangan" karya Anton Chekov yang akan dimainkan oleh
perupa Tisna Sanjaya dan isterinya Molly Agustina, dibantu dan disutradarai
oleh Yusef Muldiyana. Selain Pinangan, akan ditampilkan pula lakon "Pagi Bening"
karya Serafin & Joaquin Alfarez Quintero, dimainkan oleh aktor tua Mohamad 
Sunjaya
dan Yati Suyatna. Juga akan diluncurkan buku-buku peninggalan Suyatna Anirun
almarhum, salah seorang pendiri STB yang dihibahkan oleh isteri Suyatna kepada
Pustaka Selasar Sunaryo Art Space. 

Acara ini diharapkan akan
dihadiri selain oleh para sahabat STB, para perupa terkenal, tokoh teater
Slamet Rahardjo, Nano Riantiarno beserta Ratna Riantiarno dan tokoh selebriti
yang kini menjadi pejabat Pemerintahan yakni Dede Yusuf. Bagi para pecinta
teater yang mungkin terluput dari undangan, dipersilakan hadir pada waktunya. 

-salam-

Yanni Aman 

Selasar Sunaryo Art Space

Jl. Bukit Pakar Timur 100

Bandung 40198

Ph. +62 22 2507939

Fax +62 22 2516508

www.selasarsunaryo.com


Email:
<[EMAIL PROTECTED]>