[ac-i] Undangan Diskusi Seni Rupa dan Politik
Diskusi "Seni Rupa dan Politik" Selasa 16 Desember pukul 16.00 WIB di Ruang Serbaguna Komunitas Salihara, Jalan Salihara No 16 (dekat Universitas Nasional), Pasar Minggu Jakarta Selatan Sebagaimana kita tahu, seni rupa modern Indonesia sejak semula tak terpisah dari peristiwa, dan tujuan-tujuan politik. Semangat yang dikibarkan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) misalnya, tak semata perkara estetika, tapi juga sikap anti kolonialisme. Perseteruan antara kecenderungan berkarya ala PERSAGI, dengan kecenderungan lukisan yang kita kenal bergaya MOOI INDIE, adalah contoh lain bagaimana tarik menarik antara kepentingan estetika dan politik. Munculnya kelompok-kelompok seperti Sanggar Rakyat, Sanggar Bumi Tarung, hingga LEKRA merupakan cermin dari kepentingan yang sama. Pameran Dari Penjara ke Pigura yang baru saja selesai dalam rangka Festival Salihara 2008 juga terinspirasi oleh gagasan-gagasan sejumlah tokoh pergerakan yang menolak penjajahan kolonialisme Belanda. Diskusi ini kurang lebih akan bertolak dari pelbagai peristiwa tersebut. Menampilkan pembicara Jim Supangkat, seorang kurator independen, dan salah satu pengagas Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia; Agung Hujatnikajennong, kurator Selasar Sunaryo Art Space, yang berpandangan progresif, dan banyak mengikuti diskusi dan seminar di dalam maupun luar negeri. Berperan sebagai moderator adalah Wicaksono Adi, seorang pemerhati seni rupa yang tajam. http://salihara.org/main.php?type=detail&module=event&menu=child&parent_id=4&id=31&item_id=505 Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
Mas Luluk dan mas Agung ysh, APP yang dipertanyakan mas Agung hanyalah salah satu “budaya SALAH KAPRAH” yang melanda perilaku kita selama ini. Konsep “sepuluh Agenda Budaya” yang ditawarkan mas Luluk Sumiarso mencoba untuk mereduksi kesalahan kaprahan itu. Namunpermasalahkanbudaya yang kita hadapi, jauh lebih pelik. Sampai hari ini kita belum punya TUJUAN NASIONAL yang kita sepakati. Anda bayangkan organisasi macam mana yang tidak punya kesatuan tujuan? Dua tiga orang saja membuat organisasi, pasti menentukan dulu tujuan dan menyepakati. Lha ini organisasi terdiri dari 230 juta jiwa, dengan kekayaan yang luar biasa kok gak punya "satu tujuan". Apakah ini termasuk "masyarakat berbudaya"? TIDAK. Budaya Indonesia paling signifikan adalah budaya pengambilan keputusan, petunjuknya ada di Pembukaan UUD (demikian juga dengan TUJUAN Nasional). Untuk menuju ke sana, konsep “sepuluh” itu harus segera dirintis-laksanakan, sebelum kita bicara ideologi (yang digali dari sanubari bangsa itu) dan menghayati lalu mengamalkannya. Semoga cepat bisa terlaksana mas, amien. Salam, robama. From: luluk sumiarso To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Sunday, December 14, 2008 6:49:19 PM Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Mas Basoeki, Setuju sekali, Mas. Persepsi kita selama ini seolah kalau kebudayaan itu hanyalah kesenian saja, padahal jauh lebih luas dari itu. Masih ada unsur lain (selain Kesenian), yaitu Kepercayaan, Tatanan Sosial (Kekerabatan Sosial), Tatanan Ekonomi (Mata Pencaharian) , Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Bahasa. Sedangkan Wujud Budaya dapat berupa Nilai-Nilai (Budaya), Aktivitas Budaya dan Produk Budaya.Untuk itu, ke depan kelihatannya kita harus menjadikan nilai-nilai budaya ini (atau nilai keindonesian menurut istilah Mas Basoeki) sebagai "Panglima" dalam Pembangunan Bangsa, yang harus dipatuhi oleh Semua Sektor. Kami hadir dalam Kongres tersebut dan diundang sebagai Pembicara dalam Kelompok Kebijakan dan Strategi, menyajikan Makalah berjudul "Pembangunan Bangsa Berbasis Nilai-Nilai Budaya : Perlunya Agenda Budaya Bangsa". Kami menyampaikan adanya Usulan 10 (sepuluh Agenda Budaya) untuk dibahas dan disempurnakan oleh semua pemangku kepentingan budaya, untuk nantinya disepakati sebagai pedoman bersama. (Bagi yang berminat, Naskah lengkap dapat diunduh di www.forumbudaya. org klik "DOWNLOAD" sebagai bahan pembahasan dan mohon tanggapan/saran/ penyempurnaan) . Mestinya Kongres Budaya (yang tentunya memakan biaya besar) dapat dipakai untuk menyepakati agenda besar seperti ini, agar terjadi sinergi. Kita boleh berbeda pendapat, tetapi perbedaan itu tentunya bisa kita bicarakan bersama untuk dicari titik temunya. Sepertinya kita memang harus lebih banyak berdialog. Sementara itu, memang ada baiknya kalau kita mengusulkan agar Tahun 2009 ditetapkan sebagai Tahun Budaya, agar kita semua menyadari betapa pentingnya nilai-nilai budaya ini bagi pembangunan karakter bangsa. Salam, Luluk 2008/12/14 mangoenpoerojo roch basoeki Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia yang berkebudayaan, etc. salam, robama. From: luluk sumiarso To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Cc: jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, Agar kelihatan 'grengsengnya', bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"? Setujukah? Salam, Luluk S 2008/12/12 henri nurcahyo Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 I. PENDAHULUAN Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan maupun lembaga/institus
Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
omong-omong, ini kebudayaan versi siapa, ya? --- On Sun, 14/12/08, agung kurniawan wrote: From: agung kurniawan Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Sunday, 14 December, 2008, 8:18 PM bagaimana respon para budayawan itu dengan RUU APP dan kecenderungan kanan di indonesia sekarang ini? Bukankah semua tesis itu akan runtuh? agung kurniawan --- On Sun, 12/14/08, mangoenpoerojo roch basoeki wrote: From: mangoenpoerojo roch basoeki Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Sunday, December 14, 2008, 1:15 AM Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia yang berkebudayaan, etc. salam, robama. From: luluk sumiarso To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Cc: jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, Agar kelihatan 'grengsengnya' , bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"? Setujukah? Salam, Luluk S 2008/12/12 henri nurcahyo Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 I. PENDAHULUAN Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah. II. POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES Kebijakan dan Strategi KebudayaanFilm/Seni Media SastraBahasa dan Aksara Seni RupaMedia Massa Seni PertunjukanEkonomi Kreatif/Industri Budaya Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)Diplomasi KebudayaanWarisan Budaya PendidikanFilantrophi Kebudayaan Identitas BudayaEtika III. RUMUSAN MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL 1. Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan 2. Membangun masyarakat multicultural 3. Merumuskan kembali strategi kebudayaan MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI 1. Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif 3. Menciptakan sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas 4. Mengembangkan jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL 1. Menumbuhkan apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural 2. Mendokumentasikan khasanah budaya Indonesia 3. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya secara mandiri dan bermutu. 4. Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan). MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN DEMI KESEJAHTERAN BANGSA 1. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat 2. Mengembangkan sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan 3. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah. IV. REKOMENDASI Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaanPendidikan 1. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau masyarakat luas dari berbagai lapisan. 2. Menanamkan nilai-nilai budaya melalui arena publik deng
Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
Mas Basoeki, Setuju sekali, Mas. Persepsi kita selama ini seolah kalau kebudayaan itu hanyalah kesenian saja, padahal jauh lebih luas dari itu. Masih ada unsur lain (selain Kesenian), yaitu Kepercayaan, Tatanan Sosial (Kekerabatan Sosial), Tatanan Ekonomi (Mata Pencaharian), Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Bahasa. Sedangkan Wujud Budaya dapat berupa Nilai-Nilai (Budaya), Aktivitas Budaya dan Produk Budaya.Untuk itu, ke depan kelihatannya kita harus menjadikan nilai-nilai budaya ini (atau nilai keindonesian menurut istilah Mas Basoeki) sebagai "Panglima" dalam Pembangunan Bangsa, yang harus dipatuhi oleh Semua Sektor. Kami hadir dalam Kongres tersebut dan diundang sebagai Pembicara dalam Kelompok Kebijakan dan Strategi, menyajikan Makalah berjudul *"Pembangunan Bangsa Berbasis Nilai-Nilai Budaya : Perlunya Agenda Budaya Bangsa".* Kami menyampaikan adanya *Usulan 10 (sepuluh Agenda Budaya)* untuk dibahas dan disempurnakan oleh semua pemangku kepentingan budaya, untuk nantinya disepakati sebagai pedoman bersama. (Bagi yang berminat, Naskah lengkap dapat diunduh di *www.forumbudaya.org *klik "DOWNLOAD" sebagai bahan pembahasan dan mohon tanggapan/saran/penyempurnaan). Mestinya Kongres Budaya (yang tentunya memakan biaya besar) dapat dipakai untuk menyepakati agenda besar seperti ini, agar terjadi sinergi. Kita boleh berbeda pendapat, tetapi perbedaan itu tentunya bisa kita bicarakan bersama untuk dicari titik temunya. Sepertinya kita memang harus lebih banyak berdialog. Sementara itu, memang ada baiknya kalau kita *mengusulkan agar Tahun 2009 ditetapkan sebagai Tahun Budaya*, agar kita semua menyadari betapa pentingnya nilai-nilai budaya ini bagi pembangunan karakter bangsa. Salam, Luluk 2008/12/14 mangoenpoerojo roch basoeki > Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau > masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya > merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi > membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan > indonesia yang berkebudayaan, etc. > > salam, robama. > > -- > *From:* luluk sumiarso > *To:* artculture-indonesia@yahoogroups.com > *Cc:* jambore_kebuday...@yahoogroups.com; media-ja...@yahoogroups.com > *Sent:* Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM > *Subject:* [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun > 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? > > Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, > > Agar kelihatan '*grengsengnya',* bagaimana kalau *kita usulkan untuk > menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?* > Setujukah? > > Salam, > > Luluk S > > 2008/12/12 henri nurcahyo > > > >>Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 >> >> di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 >> >> >> >> I. PENDAHULUAN >> >> >> >> Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk >> Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh >> kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, >> flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar >> tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan >> masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi >> berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem >> nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena >> itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan >> kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang >> Dasar 1945. >> >> >> >> Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik >> perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat >> umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, >> seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan >> dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah. >> >> >> >> >> >> II.POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES >> >> >> >>1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan >>2. Film/Seni Media >>3. Sastra >>4. Bahasa dan Aksara >>5. Seni Rupa >>6. Media Massa >>7. Seni Pertunjukan >>8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya >>9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) >>10. Diplomasi Kebudayaan >>11. Warisan Budaya >>12. Pendidikan >>13. Filantrophi Kebudayaan >>14. Identitas Budaya >>15. Etika >> >> >> >> >> >> III. RUMUSAN >> >> >> >>1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL >> >> 1. Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan >> >> 2. Membangun masyarakat multicultural >> >> 3. Merumuskan kembali strategi kebudayaan >> >>1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI >> >> 1. Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya >> berkelanjutan >> >> 2. Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif >> dan inovatif >> >> 3.
Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
bagaimana respon para budayawan itu dengan RUU APP dan kecenderungan kanan di indonesia sekarang ini? Bukankah semua tesis itu akan runtuh? agung kurniawan --- On Sun, 12/14/08, mangoenpoerojo roch basoeki wrote: From: mangoenpoerojo roch basoeki Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Sunday, December 14, 2008, 1:15 AM Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia yang berkebudayaan, etc. salam, robama. From: luluk sumiarso To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Cc: jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, Agar kelihatan 'grengsengnya' , bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"? Setujukah? Salam, Luluk S 2008/12/12 henri nurcahyo Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 I. PENDAHULUAN Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah. II. POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES Kebijakan dan Strategi KebudayaanFilm/Seni Media SastraBahasa dan Aksara Seni RupaMedia Massa Seni PertunjukanEkonomi Kreatif/Industri Budaya Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)Diplomasi KebudayaanWarisan Budaya PendidikanFilantrophi Kebudayaan Identitas BudayaEtika III. RUMUSAN MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL 1. Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan 2. Membangun masyarakat multicultural 3. Merumuskan kembali strategi kebudayaan MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI 1. Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif 3. Menciptakan sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas 4. Mengembangkan jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL 1. Menumbuhkan apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural 2. Mendokumentasikan khasanah budaya Indonesia 3. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya secara mandiri dan bermutu. 4. Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan). MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN DEMI KESEJAHTERAN BANGSA 1. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat 2. Mengembangkan sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan 3. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah. IV. REKOMENDASI Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaanPendidikan 1. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau masyarakat luas dari berbagai lapisan. 2. Menanamkan nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan menekankan pada penegakan hukum dan peraturan. 3. Mengembangkan pemahaman geobudaya Kemitraan - Meningkatkan peran masyarakat dalam program pembangunan kebudayaan Peran Pemerintah 1. Memfasilitasi upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan nasional. 2. Mewuj
Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia yang berkebudayaan, etc. salam, robama. From: luluk sumiarso To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Cc: jambore_kebuday...@yahoogroups.com; media-ja...@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA? Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, Agar kelihatan 'grengsengnya', bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"? Setujukah? Salam, Luluk S 2008/12/12 henri nurcahyo Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 I. PENDAHULUAN Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah. II.POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES 1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan 2. Film/Seni Media 3. Sastra 4. Bahasa dan Aksara 5. Seni Rupa 6. Media Massa 7. Seni Pertunjukan 8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya 9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) 10. Diplomasi Kebudayaan 11. Warisan Budaya 12. Pendidikan 13. Filantrophi Kebudayaan 14. Identitas Budaya 15. Etika III. RUMUSAN 1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL 1. Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan 2. Membangun masyarakat multicultural 3. Merumuskan kembali strategi kebudayaan 1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI 1. Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan 2. Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif 3. Menciptakan sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas 4. Mengembangkan jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya 1. MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL 1. Menumbuhkan apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural 2. Mendokumentasikan khasanah budaya Indonesia 3. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya secara mandiri dan bermutu. 4. Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan). 1. MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN DEMI KESEJAHTERAN BANGSA 1. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat 2. Mengembangkan sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan 3. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah. IV. REKOMENDASI 1. Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaan 2. Pendidikan 1. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau masyarakat luas dari berbagai lapisan. 2. Menanamkan nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan menekankan pada penegakan hukum dan peraturan. 3. Mengembangkan pemahaman geobudaya 1. Kemitraan - Meningkatkan peran masyarakat dalam program pembangunan kebudayaan 1. Peran Pemerintah 1. Memfasilitasi upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan nasional. 2. Mewujudkan pembentukan pusat-pusat kebudayaan di ranah internasional. 1. Kelembagaan - Mewujudkan terbentuknya Departemen Kebudayaan 1. Regulasi 1. Melaksanakan Undang-Undang Penyiaran yang mewajibkan televisi berjaringan yang berwawasan budaya. 2. Melindungi karya-
[ac-i] Museum Probolinggo
Radar Bromo [ Minggu, 14 Desember 2008 ] Dorong Pendirian Museum PROBOLINGGO - Rencana pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo di kota ini disambut baik oleh sejumlah seniman. Sebab, dengan begitu, semua kegiatan budaya dan puncak-puncak kesenian yang dimiliki oleh Kota Probolinggo dapat lestari dan menarik wisatawan. Pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo itu sekarang tengah dirintis oleh Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan lembaga bernama BIAS (British Indonesia Artists' Society) yang ada di Bringhton, Inggris. Dijadwalkan, pada 2009 sudah mulai ada tahapan-tahapan untuk merealisasikannya. Seniman lukis Kota Probolinggo Djoko Sudarto pun menyambut gembira rencana ini. "Alhamdulillah. Dengan begitu semua seniman yang ada di kota bisa punya ruang untuk mengadakan pameran atau kegiatan. Kalau ada museum dan pusat kebudayaan, dapat memudahkan seniman-seniman muda yang cenderung malas mengurus administrasi," ujarnya kemarin. Tidak hanya itu, kata Joko, inovasi pendirian museum juga dapat memberikan pengetahuan mengenai sejarah kota Probolinggo agar tidak ngambang lagi. "Karena sejarah kota Probolinggo ini sudah hampir terlupakan. Bagi saya, memiliki museum adalah hal yang positif," katanya. Paling tidak, tambah dia, kota Probolinggo harus mempunyai gedung dan wadah untuk kegiatan kelompok-kelompok para seniman. Sehingga di lokasi itulah semua kebudayaan khas kota Probolinggo dipusatkan di museum tersebut. Joko berharap, koleksi di museum seharusnya punya nilai budaya tinggi. Ia mengharapkan, minimal ada arca yang sebelumnya dipasang di depan markas Kodim 0820 Probolinggo. "Dulu, pada tahun1974 disana ada reco-nya. Tetapi sekarang sudah tidak ada, entah siapa yang mencuri," imbuhnya. Terwujudnya museum dan pusat kebudayaan juga disebut-sebut Joko sebagai pemicu semangat generasi mudah dalam berkiprah. Guna mendukung berdirinya museum, pemerintah harus berkomitmen dan punya anggaran khusus. "Nantinya pelaku seni yang ingin memakai gedung, semoga izinnya tidak dipersulit. Biarlah seniman-seniman di sini bisa memanfaatkan modal kreasi di kotanya sendiri daripada di kota lain. Soal lokasinya, saya setuju juga di Panti Budaya (Jl Suroyo) karena di sana itu peninggalan Belanda," pungkas Joko. Sementara itu, seniman tari dari sanggar Bayu Kencana Peni Priyono justru mendorong agar pemkot proaktif dalam rencana pembuatan museum tersebut. "Untuk sisi kebudayaan kota Probolinggo, museum sangat diperlukan. Kalau tidak ingin ketinggalan, ya kita harus punya," jawabnya. Bagi Peni, sekecil apapun kota ini, tetap harus punya tempat pusat kebudayaan. "Jangan hanya dilihat dari segi ekonominya saja. Tetapi lebih menguntungkan dari segi wisata, penelitian dan pembelajaran. Jadi, saya rasa ini hal yang sangat penting memang. Toh, untuk perpustakaan umum sudah ada. Tinggal museumnya," katanya kepada Radar Bromo. Digambarkan olehnya, di dalam museum itu bakal menyimpan benda-benda adat seperti busana dan senjata. Di musem tersebut juga sebagai tempat penelitian dan lokasi pembelajaran sejarah masa lalu kota Probolinggo. "Perlu diingat juga, museum tidak sekedar untuk menyimpan tetapi juga sebagai tempat melestarikan budaya yang pernah ada di kota Probolinggo dan sekitarnya. Atau bahkan budaya milik bangsa Indonesia," pungkasnya. (fa) Ajak Siswa Tanam Pohon Hari Ini Tes CPNS Usaha Kota Pasuruan Mengembangkan Bandeng Crispy Tandu Anggaran Pendidikan Belum 20 Persen Banyak Buta Budaya Sendiri Tak Ada Tanda Bakal Menetas Guru Bantu Nelangsa Benahi Kabel, Tewas Tersengat Persekap Bertemu Temanggung Sutrisno Resmi Ketua KONI Persekabpas Masih Khawatir HALAMAN KEMARIN Berkas Sudah Diekspose di Kejagung Ketua DPC PDIP Gegeran Curi Motor untuk Beli Rokok Dongkrak Rest Area Tongas LPM Unesa Mengaku Salah Mulai Tahap Pertama Panggil Tersangka Kasus Lumbang Ditetapkan Tersangka, Warga Lapor Dewan Janji Tanpa Money Politics Bantu Rumah Warga Miskin ___ Dapatkan alamat Email baru Anda! Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[ac-i] Datuk BAHA ZAIN
PERSONALITI - BERITA HARIAN Pejuang bahasa Melayu Oleh Mohd Azis Ngah a...@bharian.com.my DI bilik bacaan peribadi di rumahnya bersama koleksi buku. Bagi Baha Zain tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, berkongsi pendapat dalam memperjuangkan bahasa kebangsaan KETIKA melayari blog milik bahazain (Datuk Baharudin Zainal), penulis tertarik dengan perenggan akhir pada muka utama yang memetik kata-kata Prof A Rahman Shaari, 'Baharuddin Zainal Pengkritik Sastera dan Penyair,' dalam Esei & Puisi Baha Zain (2000). Katanya, 'Baharuddin Zainal ialah pengkritik sastera yang cukup berjaya. Ia sebenarnya berjaya akibat daripada sikap berhati-hati yang ada padanya dan sikap itu sentiasa dipeliharanya. Sikap berhati-hati itu menyebabkan kritikannya kerap kali mengandungi isi yang bernas, dan isi itu disampaikan melalui bahasa yang kreatif. Elok saya tegaskan, bahawa tidak besar jumlah pengkritik sastera yang berkeupayaan membina bahasa yang kreatif'. Jika diamati, memang ada kebenarannya, cakapnya memang berhati-hati tetapi tegas dengan pendirian dalam menyatakan pandangan, kritikan serta cadangan mengenai pelbagai isu yang diaju dan dipersoalkan kepadanya. Usianya akan mencecah 70 tahun menjelang 2009, namun ingatan, kritikan ke atas isu semasa tetap bagus kerana beliau sentiasa mengamalkan budaya mencari ilmu, mengikuti perkembangan semasa di dunia luar walaupun kini hidup di alam persaraan. Baginya, tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, berkongsi pendapat terutama dalam bidang persuratan khususnya memperjuangkan martabat bahasa kebangsaan. Antara buku terbaru tulisan Baha Zain. "Saya tiada kemahiran lain selain menulis, ini sudah saya lakukan sejak zaman persekolahan dan akan teruskan selagi terdaya. Semangat memartabatkan bahasa ini tidak akan luntur sampai bila-bila dan berharap generasi muda akan teruskan usaha murni ini. "Sejak zaman kebangkitan perjuangan Bahasa Melayu sekitar 1957 hingga 1959 saya sudah merasai bahangnya dan cukup bersemangat untuk turut berjuang. Pada peringkat sekolah, kami tubuhkan Persatuan Peminat Bahasa Kebangsaan Sekolah Anderson, Perak. "Saya dilantik sebagai pengerusi pertama dan kami menerbitkan majalah dalam bahasa kebangsaan pada 1958 dan 1959. Kami adakan aktiviti drama, teater untuk menyokong gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu. "Guru-guru resah melihat gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu kerana mereka berpendidikan kolonial dan tidak begitu senang dengan kegiatan kami," katanya. Semangat perjuangan bahasa itu juga membawa kepada penubuhan Dewan Bahasa dan Pustaka pada 1956 dan dua tahun berikutnya, digerakkan bahasa kebangsaan. Semangat perjuangan meningkat maruah itu diteruskan ketika menyambung pengajian di Universiti Malaya (UM) pada 1960. Sewaktu cuti semester, beliau turut bekerja sambilan di DBP disebabkan minat mendalam dalam usaha menjadikan bahasa sebagai satu perjuangan. Sebaik saja menamatkan pengajian di UM, Baharudin terus diterima berkhidmat sebagai Penolong Pegawai Penyelidik DBP sekali gus memberi ruang kepadanya untuk meneruskan perjuangan memartabatkan bahasa kebangsaan. "Sejak kerja di DBP sampai ke hari ini, saya tak reti buat kerja lain, menulis saja. Menulis pun dalam bahasa Melayu, bukan saya tak boleh tulis dalam bahasa Inggeris, tetapi lebih selesa dengan bahasa ibunda. Itu sudah saya amalkan sejak sekian lama, bermula menulis puisi dan karangan di sekolah. "Memang dari dulu saya nak membina bahasa Melayu. Apabila kerajaan lancarkan penggunaan bahasa Inggeris dalam mata pelajaran Sains dan Matematik, saya tentang habis-habisan, itu pendirian saya. Saya jumpa Tun Dr Mahathir Mohamad (bekas Perdana Menteri) dan Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi. "Dua kali saya jumpa Pak Lah, saya cakap jelas-jelas, bukan emosional, tetapi ikut rasional. Saya katakan sejak dulu, saya memang konsisten, bukan ini tidak bermakna saya tak suka bahasa Inggeris, anak-anak saya pun belajar bahasa Inggeris, tetapi kena utamakan bahasa ibunda. "Perjuangan saya cukup jelas, walaupun saya bukan orang politik. Untuk perjuangan bangsa, tak semestinya jadi orang politik. Masing-masing ada peranan dalam perjuangan seluruh kehidupan kita, mesti maju dalam semua bidang. "Kita perlukan peniaga, tukang kebun yang baik, barangkali pemandu teksi yang jujur juga penting untuk negara kita, bukan hanya menteri, ahli sukan pun sama, macam Datuk Nicol David (skuasy) dan Datuk Lee Chong Wei (badminton)," katanya. Disebabkan itulah, walaupun sudah bersara, beliau tetap meneruskan agenda perjuangannya dan segala pandangan, komen mengenai isu semasa, perbahasan di Dewan Rakyat akan dikupas, diulas melalui blog miliknya. Melalui cara itu, beliau cukup yakin masyarakat terutama generasi muda akan mendapat pandangan alternatif dan maklumat selain melalui pelbagai buku hasil tulisannya yang menggambarkan pendiriannya sejak sekian lama
[ac-i] Mitos Bara Biru Nirwan Dewanto
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/14/01113863/mitos.bara.biru.nirwan.dewanto Mitos Bara Biru Nirwan Dewanto ACEP IWAN SAIDI ”A tree is a tree. Yes, of course. But a tree as expressed by Minou Drouet is no longer quite a tree, it is a tree which is decorated, adapted to a certain type consumption, laden with literary self-indulgence, revolt, images, in short with a type of social usage which is added tu pure matter” (Barthes, 1983: 109). Jika mitos merupakan tipe wicara (”a type of speech”) seperti dikatakan Barthes, sastra tentu merupakan mitos. Soalnya, sastra adalah model wicara juga. Sebagaimana halnya mitos, yang utama dalam sastra adalah bagaimana sesuatu diujarkan, bukan apa yang diujarkan. Metaforarisasi” adalah sebuah mekanisme pemitosan: pembubuhan sejumlah fungsi, makna, dan pesan pada materi murni. Materi murni seperti pohon, ranting, debu, dan lain-lain dicuci dan dialihkan tempat serta fungsinya. Dengan mekanisme tersebut, sastra sebagai mitos identik dengan idealisasi atas materi murni. Di situ penyair menempati posisi pemancar (sender) yang mengirim hal ideal kepada pembaca (receiver). Penyair menginterpelasi obyek-obyek ke dalam ”lembaga kreatif” pada dirinya, mengeksiskan obyek-obyek tersebut sebelum kemudian menjadikannya agen yang mengirim sejumlah pesan ideal. Pembaca pun teryakinkan. Dalam mitos, keyakinan atas yang ideal itu umumnya melampaui batas nalar. Hal terpenting dalam mitos memang bukan benar atau salah, logis atau tidak, melainkan yakin atau tidak. Mitos adalah seperangkat linguistik yang memasyarakat atau tersosialisasikan. Dalam sosialisasi terdapat proses ”menetapkan”. Penetapan ini terjadi sejalan dengan tertanamnya keyakinan (Berg, Penulisan Sejarah Jawa, 1974, hal 7). Pada level itu, metaforarisasi menjadi identik dengan cara teks sastra bekerja memancarkan ideologi. Karena proses inilah Louis Althusser menyebut sastra sebagai salah satu elemen dari Ideological State Aparatuss (ISA). Sastra memancarkan ideologi dengan caranya yang paling halus (Althusser, Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis, Cultural Studies, 2004 hal 20). Idiom mengejutkan Penempatan teks sastra dalam perspektif di atas saya pakai untuk mendekati sajak-sajak Nirwan Dewanto (ND) yang terkumpul dalam himpunan Jantung Lebah Ratu.Membaca sajak-sajak ND dalam himpunan ini, saya menemukan beberapa idiom yang berasa menyentak, dan karena itu, asing. Mungkin ini pula yang menyebabkan Melani Budianta, dalam endorsement buku ini, menulis ”membaca puisi Nirwan membuat kita bertanya: Siapa yang bicara? Dari mana datang suaranya? Tapi sajak-sajak Nirwan bukan teka-teki, melainkan sehamparan estetika”. Apa yang dimaksud sehamparan estetika oleh Budianta, bagi saya adalah sebaran idiom yang mengejutkan. Perhatikan, misalnya, sajak ”Perenang Buta” (hal 3). Sesuai judulnya, sajak ini bertutur tentang perenang buta dalam samudra (tentu kita tidak harus memaknainya secara harfiah). Sebab itu, perenang buta diriwayatkan dalam himpunan kata yang sekomunitas: arus, tanjung, ubur-ubur, ganggang, teluk, dan mercu suar. Ekologi kata ini juga berelasi dengan kata dari komunitas lain yang logis, baik secara sintaktik maupun semantik. Namun, di antara relasi itu ada yang terasa muncul dengan tiba-tiba. Periksa larik 6 dan 7 sebagai berikut, ”Tak beda ubur-ubur atau dara/mendekat ke punggungnya”. Kata dara pada larik itu datang sekonyong-konyong menghancurkan struktur. Dengannya logika metafor terjerembab dan terputus. Tiba-tiba kita dibawa ke dalam imaji yang asing. Fokus sajak yang telah dibangun sejak kata pertama menjadi terpecah sebab putusnya rantai penandaan (skizofrenik). Selanjutnya, pada sajak ”Kunang-Kunang” (hal 2), ditemukan idiom lain yang juga menarik ditelisik. Perhatikan bait berikut, ”Baraku biru, begitu biru, sehingga sebatang sungai meninggikan/sayapnya ke arahku dan berkata, terbanglah seperti aku sebab kau adalah kembaranku, tapi segera aku tahu ia tak bermata, maka ia lupa siapa bundanya”.Pertanyaan atas larik ini adalah: bagaimana kaitan antara ”baraku biru” dan sebatang sungai sehingga ia harus meninggikan sayapnya? Ada rantai logika sintaktik yang putus, sintak yang lagi-lagi skizofrenik. Jika relasi ungkapan itu skizofrenik, idiom sebatang sungai pada bait itu menunjukkan kasus lain. Hemat saya, kata sebatang yang ditempelkan pada sungai telah mereduksi realitas. Imaji kita tentang sungai tiba-tiba menyempit dengan kata sebatang. Sebatang, kita tahu, adalah kata yang biasa digunakan untuk pohon/kayu (sebatang pohon/kayu). Sebatang juga bisa disebut sebagai kata yang mengklasifikasi, memisahkan sesuatu dari keberagaman (serumpun, misalnya). Walhasil, idiom sebatang sungai bisa dibilang sebagai idiom yang menyederhanakan, formalistik. Bukankah sungai merupakan arsitektur alam yang renik dan kompleks, mengalur dari gunung sampai ke laut. Dibandingkan dengan idiom skizofrenik di atas, sebatang sungai menandai hal yang bisa dibilang sebaliknya. Jika yang pertama merupaka
Re: [ac-i] diskon buku gila-gilaan
Mohon informasi.Kalau berminat atas semua paket yang ditawarkan, d.p.l. borong paket, adakah discount tambahan ? Jika ya, berapa pula tambahannya ? Harapan aku, Kobam dapat tercatat di Muri sebagai pencetus discount buku gila-gilaan abiez.Lumrah pemesanan dilakukan setelah memperoleh jawaban.Terima kasih.eom+ --- On Fri, 12/12/08, kobam_masup wrote: From: kobam_masup Subject: [ac-i] diskon buku gila-gilaan To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Friday, December 12, 2008, 7:32 AM CUCI GUDANG KOBAM DI AKHIR TAHUN Sebulan Mabok Diskon Sonder Ampun Dari Tanggal 24 November – 31 Desember 2008 Nyambut ganti taon, Komunitas Bambu, Masup Jakarta, Mushaf en Ka Bandung bikin obral buku en paket buku murah. Obral buku murah dikasih diskon 30% ampe 70%. Kalau pilih paket dapet harga lebih miring karena ada tambahan diskon 5%. Bisa pesan en diantar tapi kena ongkos kirim. Pemesanan Hubungi: Komunitas Bambu Jl. Pala No. 4B Beji Timur Depok 16422 Telp/Fax. 021 772 06 987 Sms Pesanan : 0813 8543 0505 komunitasbambupemasa...@yahoo.com Buku Obral Murah No. Judul Harga NormalObral 5.000-15.000 1 Catatan Seorang Pejalan Dari Hadrami18,000 5,000 2 Biksu Tak Berjubah 25,000 5,000 3 Kisah Surat Dari Legian 18,000 5,000 4 Cerita dari Gedung Arca 30,000 10,000 5 Lembah Kekal55,000 10,000 6 Melintasi Dua Jaman 40,000 10,000 7 Mengikis Batas Timur dan Barat 35,000 10,000 8 Perempuan Semusim 34,000 10,000 9 Profil Etnik Jakarta30,000 10,000 10 Wayang Liederen 28,000 10,000 11 Catatan Dari Penjara45,000 15,000 12 Glosari Betawi 25,000 15,000 13 Keadaan Jakarta Tempo Dulu 30,000 15,000 14 Ketawa-Ketawi Betawi50,000 15,000 15 Ni Hoe Kong 35,000 15,000 16 Status Piagam Jakarta 25,000 15,000 No. Judul Harga NormalObral 20.000-30.000 1 Dari Botchan Sampai Kalong Taman Firdaus35,000 20,000 2 Hikmah Al Fatihah 35,000 20,000 3 Karya Lengkap Al Misri 35,000 20,000 4 Menguak Duniaku 55,000 20,000 5 Muhammad; Nabi dan Negarawan50,000 20,000 6 Onze Ong; Onghokham dalam Kenangan 50,000 20,000 7 Tangan dan Kaki Terikat 40,000 20,000 8 Terang Bulan Terang di Kali 48,000 20,000 9 Sumpah Pemuda 30,000 21,000 10 Salemba Rawamangun 30,000 21,000 11 Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir 30,000 21,000 12 Pram dan Cina 32,000 23,000 13 Nyai Dasima 32,000 23,000 14 Sebelas Colen di Malam Lebaran 30,000 24,000 15 Braga Jantung Parijs van Java 35,000 24,500 16 HM Misbach; Kisah Haji Merah35,000 24,500 17 Mayor Jantje35,000 24,500 18 Orang Cina, Bandar Tol, Candu & Perang Jawa 35,000 24,500 19 Cut Nyak Dien 44,000 25,000 20 Greget Tuanku Rao 55,000 25,000 21 Kerajaan Mori 40,000 25,000 22 Prajurit Perempuan Jawa 50,000 25,000 23 Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia 50,000 25,000 24 Nabi Muhammad Juga Manusia 37,000 26,000 25 Kisah Para Pilot; KAMIKAZE 38,000 27,000 26 Hiroshima 40,000 28,000 27 Kota-Kota Prakolonialisme 40,000 28,000 28 Pelayaran dan Perniagaan Nusantara 40,000 28,000 29 Blue Print 65,000 30,000 30 Cokin So What Gitu Loh 65,000 30,000 31 Jakarta 1950-an 60,000 30,000 32 Orang dan Partai Nazi di Indonesia 55,000 30,000 33 Orang Indonesia di Kamp Nazi55,000 30,000 34 Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya 40,000 30,000 No. Judul Harga NormalObral 31.000-70.000 1 Samurai 45,000 32,000 2 Istana Dewa Pulau Dewata50,000 35,000 3 Kapitalisme Pribumi Awal50,000 35,000 4 Sumbangan Islam Kepada Ilmu 50,000 35,000 5 Anti Cina, Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina50,000 35,000 6 Dalem Tawanan Djepang
[ac-i] jurnal toddopuli: éman-éman endasé -- sayang-sayan g kepalanya
Jurnal Toddopuli: EMAN-EMAN ENDASE [SAYANG-SAYANG KEPALANYA] Aku kira waktu itu musim panas ketika beberapa surat listrik [sulis] masuk ke kotak surat laptopku. Sulis-sulis itu berasal dari Rosa Prabowo, seorang mantan anggota DPR Pusat dari NU dan sedang menyelesaikan program S3-nya di salah satu universitas di Australia. "Negeri dan bangsa ini memerlukan anak-anaknya yang terdidik baik dan berwawasan", jelas Rosa kepadaku mengapa ia melepaskan sementara kedudukannya sebagai anggota DPR Pusat. Aku mengenal Rosa dan juga Choirotun Chisaan, adiknya yang penulis buku "Testimoni H. Misbach Yusa Biran. Lesbuli. Strategi Politik Kebudayaan" [LKiS, Yogyakarta, 2008, 247 hlm], sudah cukup lama dan ketika tahun 2007 lalu aku ke Yogyakarta, kami berkesempatan jumpa di kantor Syarikat Indonesia yang menerbitkan bukuku "Aku Telah Dikutuk Menjadi Laut" [ Yogyakarta, April 2007]. Dalam sulis-sulisnya, Rosa mengatakan bahwa setelah dari Jerman, ia bermaksud untuk datang ke Paris. "Apakah Babé [demikian anak-anak muda NU memanggilku selalu] ada di Paris musim panas ini? Setelah tukar-menukar sulis, pada hari kedatangannya aku datang ke Stasiun Utara [Gare du Nord], sebuah stasiun kereta-api terbesar di Paris, dari mana kereta-kereta yang berangkat dan tiba ke dan dari negeri-negeri Eropa Utara berpangkal. Gare du Nord biasa juga disebut Paris Utara. Kedatangan kali ini adalah kedatangan Rosa pertama kali ke Paris. Paris tidak ia kenal,utara-selatan, barat--timurnya. Karena tahu ia belum makan , maka Rosa langsung kuajak ke Koperasi Restoran kami yang terletak di pusat kota Paris. Sambil menyeret kopernya yang penuh buku, kami berjalan sambil kujelaskan keadaan tempat-tempat yang kami lalui. Di Koperasi, Rosa berkenalan dengan awak koperasi kami. Saling tukar cerita sambil makan bersama masakan sederhana yang khusus dibuat menyambutnya. Sebagaimana biasa, ketika ada tamu-tamu khusus datang ke Paris, Koperas memanfaatkan kehadiran mereka untuk tukar-pikiran dan informasi. Demikian juga untuk Rosa sebelum ia kembali ke Jerman dalam perjalanan kembali ke tanahair, sudah dijadwalkan kegiatan demikian. Yang ingin kucatat dalam Jurnal Toddopuli kali ini adalah beberapa pendapat Rosa yang tengah menyelesaikan program S3nya di bidang antropologi, yang juga merupakan aktivis NU semenjak muda. Sehingga mendengar kisahnya , aku sekaligus mendengar lika-liku perjalanan NU dan organisasi-organisai pemudanya, terutama pada masa dan pasca Orde Baru. Hadiah paling berharga dari Rosa adalah tesisnya. Sebuah kopie tesisnya ia tinggalkan untukku: "Agar Babé makin kenal Islam dan NU", ujarnya sambil menyerahkan kopie tesis tersebut. Tentu saja di sini aku tidak membahas isi tesisnya tapi mencatat beberapa pendapat-pendapat atau pernyataan-pernyataannya di depan teman-teman Koperasi yang mengesankan. Salah satu yang paling berkesan adalah pernyataannya dalam bahasa Jawa khas Yogya yang kocak bahwa cendekiawan dan pemimpin negeri kita dinilainya sangat "éman-éman karo nadsé" [sangat sayang-sayang pada kepalanya]. Dengan kata lain, Rosa melihat bahwa cendekiawan dan para pemimpin kita kurang suka menggunakan kepalanya. Malas berpikir. Tapi lebih suka menggunakan jalan pintas. Keadaan yang sering aku namakan pola pikir danmentalitas "mie instant". Korupsi material, pikiran dan data termasuk beberapa ujud dari pola pikir dan mentalitas "mie instant" atau yang "éman-éman karo ndasé". Sayang-sayang dengan kepalanya Sehingga kepala itu dipelihara demikian rupa. Tidak digunakan sesuai fungsinya Sampai berlumut. Bulukan. Mendengar pernyataan kocak serius, mengena dan komunikatif ini, para anggota Koperasi tidak bisa menahan gelak. Pilihan ungkapan begini, jika pengamatanku benar, adalah ungkapan-ungkapa yang khas terdapat di kalangan para penggiat di akar rumput, baik di kalangan buruh atau tani atau pun lapisan-lapisan masyarakat lapisan bawah. Adanya jual-beli skripsi di dunia akademi, barangkali ujud dari gejala yang disebut oleh Rosa dengan sikap "éman-éman ndasé" juga adanya. Bentuk dari kultus akademi yang umum di negeri-negeri yang baru mencapai kemerdekaan nasional, negeri yang oleh Alfred Sauvy dinamakan "negeri-negeri dunia ketiga" sekalipun gelar akademi dan isi kepala tidak rasuk [uncompatible]. Varian dari pola pikir dan mentalitas "éman-éman endasé" atau "mie instant" ini boleh jadi yang sering kita lihat dalam sikap "menindas ke bawah menjilat ke atas", "sanuwun dawuh", "minta restu bapak". Yang "éman-éman endasé" sering menjadi alat jinak [docile tool] dengan segala dampaknya dari tuan-tuan paternalistik Sementara kebebasan dan keberanian berpikir serta mencari kebenaran dari kenyataan yang memerlukan kerja keras dan ketekunan merupakan kutub lain dari "éman-éman endasé". Gejala lain yang diangkat oleh Rosa Praboowo adalah masalah "latah". Rosa melihat bahwa masyarakat kita sekarang, masih dihinggapi oleh penyakit "latah". Isu syar
Re: Bls: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri
saya pun pernah menerima email semacam ini dari teman tetapi saya tidak menanggapi karena merasa aneh dan kebetulan teman tsb adalah teman dari Myanmar dan saya tidak punya kontak no telp, jadi malas juga utk men cek nya dan sekarang saya merasa pasti bhw email ini adalah salah satu dari penipuan ini berikut tulisan emailnya : (nama juga saya hilangkan) salam, Ade Artie How are you doing?Hope all is well with you and family,I am sorry that i didn't inform you about my traveling to Africa{Nigeria}for an Art Exhibiton in relation to African Culture and Heritage organised by artist from all around the world. I need a favour from you as soon as you recieve this e-mail because i misplaced my little bag in the Taxi where my wallet,phone and flight ticket were kept on my way to the hotel and i will like you to assist me with a soft loan urgently with the sum of $2,800USD to get me back home. I am sending you this e-mail from the city Library and i only have 30 mins.I will appreciate whatever you can afford and i'll pay you back as soon as i return,Kindly let me know if you can be of help so that i can send you my details to use when sending the money through western union or money gram.There's a Western Union here at the airport,but the ticket home is $2,800USD. I need you to help me out here please. I have plenty of money, I just can't get at it till I get back.Hope to hear from you. Best Regards, From: ardi supardi Hello, Sent: Friday, December 12, 2008 9:34 PM To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri thx for infonya,,, alhamdulillah, saya blum pernah dpet email kya gtu,,, lebih sering dapet yang butuh dana operasi medis di afrika sana atau ngga dapet hadiah uang 170.000 euro dari yahoo, setelah dicek ternyata palsu abiiizzz Dari: "e...@kompas.com" Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 10 Desember, 2008 19:29:59 Topik: Re: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri salam kenal, saya belum satu jam lalu juga menerima email seperti ini, untung teman bersangkutan (korban) sudah memberitahu ke sejumlah kenalan bahwa emailnya dicuri sehingga saya tidak terpengaruh. trims peringatannya efix mulyadi - Original Message - From: ve.ama...@gmail. com To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Wednesday, December 10, 2008 5:13 PM Subject: Re: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri Thx for info. Sy prnh menerima email spt ini. Email address n password teman saya di hacked (it's called spoofing??) jd si hacker bs assess dan kirim email blast ke smua contact yg ada disitu. Hebatnya dia pelajari profile siempunya email dan bikin cerita yg sesuai dg org tsb jd kita2 tdk terlalu curiga awalnya. Btw, is it .hotmail address? Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -- From: nuri aryati Date: Tue, 9 Dec 2008 20:52:05 -0800 (PST) To: artculture; media jateng; surya Subject: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri MOHON WASPADA, PERAMPOK MODEL BARU Saya nyaris kehilangan uang 28 juta. Awalnya saya dapat email dari teman yang saya kenal betul. Dia mengirim surat tetapi memakai bahasa Inggris, biasanya bahasa Indonesia. Dia memang sering keluar negeri untuk sesuatu urusan. Pada email tersebut dia katakan bahwa dia dirampok di luar negeri dan tidak bisa pulang. Sebagai teman, saya tentu kasihan dan kalau bisa membantu, kenapa tidak. Tetapi ada beberapa kejanggalan, yaitu: - Kenapa kalau ada apa-apa di luar negeri, tidak minta tolong ke kedutaan? - Kenapa email tidak menyebut nama saya, melainkan universal, hello - Kenapa tidak minta tolong terlebih dulu ke keluarganya, bahkan setahu saya ada keluarganya yang di Eropa? - Kenapa tidak mencatumkan nama Hotel dan telponnya, sehingga saya bisa konfirmasi dia? Ketika saya konfirmasi ke salah satu teman dekatnya di Indonesia, dia bilang ybs tidak pernah mengirim email itu. Bahkan ternyata emailnya, dicuri passwordnya oleh orang lain. Saya mengimbau, teman-teman agar waspada dengan email yang minta kiriman uang, bahkan meski dari teman sendiri. Kalau mau membaca emailnya, silahkan !!! Nama sengaja saya hilangkan. _ _ _ _ _ Hello, This has to come in a hurry because it has left me in a very critical situation. I had travelled to United Kingdom unannounced for an urgent situation, unfortunately for me all my luggages and money was stolen at the hotel where i lodged. I am so confused right now, i dont know what to do or where to go.I didn't bring my phone here and the hotel telephone line's was disconnected
Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA
Lihat dari rekomendasi, hasilnya tak jauh beda dengan kongres-kongres sebelumnya. Yang baru dan menarik Ekonomi Kreatif/Industri Budaya dan Filantrophi Kebudayaan. Begitu lihat pokok bahasan kongres, banyak poin yang sebenarnya mengulang isu lama. Seolah pokok bahasan tersebut tak pernah selesai urusannya, misalnya Kebijakan dan Strategi Kebudayaan, Film/Seni Media, Sastra, Bahasa dan Aksara, Seni Rupa, Media Massa, Seni Pertunjukan, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI), Diplomasi Kebudayaan, Pendidikan, Identitas Budaya. Tak terlihat terobosan baru untuk kebudayaan Indonesia. Terlihat reaktif terhadap perkembangan budaya di Indonesia, tak memberi visi baru bagi arah pertumbuhan kebudayaan kita. Ada empat poin utama yang tertangkap dalam rumusan dan rekomendasi: pertama, budaya adalah sumber uang. kedua, budaya (atawa seni?) ialah medium untuk diplomasi antar negara. ketiga, multikultur empat, organisasi/pelaku budaya silakan bergerak terus (urus diri sendiri dulu). pemerintah buat regulasi, kita tunggu ada filantropis budaya untuk membantu. Ya begitulah, seperti yang kita harap-harap dari dulu. Arahman Ali, dewa-api.blogspot.com
Re: [ac-i] Pementasan Taufik Ismail di GKJ
tiketnya berapa ya, bu? kalau tidak ada halangan, saya di Serang, ingin sekali nonton. kalau tidak salah, pakaian juga ada aturannya? harus jas? atau kemeja? tetap semangat gola gong --- On Fri, 12/12/08, gkj wrote: From: gkj Subject: [ac-i] Pementasan Taufik Ismail di GKJ To: undisclosed-recipi...@yahoo.com Date: Friday, December 12, 2008, 12:29 PM Dear all, Badan Pengelola Gedung Kesenian Jakarta mengharapkan kehadiran anda pada acara Generasi Dalam Dialog TAUFIK ISMAIL & SKOLASTIKA ANSAMBEL Pimpinan Marusya Nainggolan yang akan diselenggarakn pada: Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Desember 2008 Waktu : 20.00 WIB - selesai Tempat : Gedung Kesenian Jakarta Jl. Gedung Kesenian No. 1. Jakarta Atas kehadirannya, kami ucapkan terimakasih. RSP : Ibu Lia 0811 901380
[ac-i] MBALJIGONG di HUT KODAM V BRAWIJAYA, 17-12-2008
Komunitas musik MBALJIGONG Dewan Kesenian Kota Mojokerto akan tampil pada Hari : Rabu Tanggal : 17 Desember 2008 Pukul : 7 malam Tempat : Pendopo Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto Acara : HUT KODAM V BRAWIJAYA Terima kasih. Salam hangat, Saiful Bakri 081 330 06 1978 Histrografi Kegiatan Komunitas Musik Mbal Jigong Musik Pembuka Kadang meramu banyak pemikiran dengan latar belakang yang berbeda sering kali menimbulkan percikan-percikan, namun dari percikan-percikan itulah gairah untuk mencipta karya musik selalu mengganggu ruang diam itu. Dengan back ground Majapahit kita usung ide-ide, karena hidup adalah putaran roda dimana pada waktu tertentu akan kembali kepada sebuah titik yang mana sudah pernah terlampaui, namun dengan suhu dan cuaca yang berbeda dari sinilah musik pembuka diramu dengan gelegak gairah semangat Majapahit maka lahirlah musik dan tari. Gunungan (Pakeliran) Kehidupan memang komplit di ciptakan Tuhan, sandiwara besar ini diputar berulang-ulang tidak mengenal pangkat dan derajat, tinggal kita jeli atau tidak membidik peristiwa-peristiwa itu untuk dikaji kembali seperti jaman Majapahit. Kita tinggal mencontoh rencana besar dari sebuah negeri. Disini gunungan menggambarkan Siniwula kehidupan manusia. Lenggang Kali Brantas Sebuah simbol betapa hebatnya sebuah perjalanan kehidupan, seperti halnya sebuah kelahiran dari gelap gulita sampai pada sebuah cahaya terang benderang. Dimana liku-liku untuk mencapai sebuah tujuan akan mengarungi gelombang samudra sampai pada akhirnya menemukan sebuah kejayaan. Empu Prapanca Sinawung Getering Kidung Siniwo Cahayaning Asih Kanjeng Ratu Wulat Mandulu Ring Putro Wadyo Pepateting Ilmu Luhung Angudi Margining Rahayu Lumunturing pringgo ratri Sawego ngrumekso Hayam Wuruk Ngulat angelangut Kabeh wis podo kebekan Saking Kehing Murka Wis warata dadi cidro Gajah Mada Sing becik ketitik Kang Olo Ketoro Ojo Seneng Sare Enggal ndang tangi..o Sabar Jujur Jejek Nrimo teposliro Samudraning sirno Gempaling gapuro Turonggo Seto (Kuda Putih) Pada Hakikatnya sebagai tunggangan para pembesar kerajaan, namun disini semangat Turonggo Seto itulah dikemas dalam sebuah musik dan tari yang menggambarkan tentang kesucian dan keikhlasan. Labuh Pertiwi Katon endah warno niro Kadyo sekar tunjung putih jingo Manunggaling roso sumunar murub Tumus mring tyas satrio utomo Puri agung bojro lepo Siniwing sang ratu wilwotikto Krido bekti mulyo sang mahapatih Gajamada ngglar mukti setyo Elok kembang rinonce Maringo jejekke Negara Gabuhing balong kang kececer Kadyo sodo die rut nunggal nyawiji Prabawaning ratri Nyawiji labuh pertiwi Panjer surub ping sirno Amewo yu hayuning nagari Wo awi awo awo Wedang kopi gulo klopo STAF PRODUKSI Pimpinan produksi : Saiful Bakri Bendahara : Akhiria Marketing : Tutik samsul Publikasi : Gaguk kris Umum : Hengki Tranportasi : Basuki Dokumentasi : Mamack Konsumsi : Sutrami STAF ARTISTIK Komposer : Oki Sunarko Dartok kuswandi Pemusik : Oki Sunarko, Dartok, Saiful Bakri, Sugeng, Sulis, Danang, Hengki, Rustamaji, Cak Run, Ambon, Bayu,Pendik, Ince, Awik Penata artistic : Sokib, Aris Lighting : Gatot Sableng BIOGRAFI KOMPOSER 1. OKI SUNARKO Mbah Oki nama akrabnya, sejak masih muda beliau sudah berkecimpung dengan musik. Mulai keroncong, campur sari, pop, paduan suara, bahkan di eranya mbah Oki sering kali mendapat juara lomba menyanyi. Di usianya yang ke 62 tahun ini, mbah Oki masih bergairah untuk menciptakan karya musik juga memberikan pembinaan di sekolah-sekolah, dan salab satu karya yang masih hangat diciptakannya musik Mbaljigong. Mbaljigong terlahir dari tangannya, bersama anak-anak muda yang senang musik dari berbagai aliran dengan telaten beliau mengajari sampai pada akhirnya mbaljigong biasa pentas kemana-mana salah satunya di TMII. 2. DARTO KUSWANDI Biasa dipanggil “Wak To”, sangat menyukai musik tradisional sejak masa mudanya, Ikut berkecimpung dalam grup campursari “Gagrak Anyar” yang masih eksis sampai sekarang, bersama Mbah Oki dan kawan-kawan lainnya membentuk komunitas seni bernama Mbal Jigong, Selain dalam komunitas musik ini beliau juga mengajar
[ac-i] imajinasi dalam novel (3)
Tungs aa pukul 10 pagi. Aku janji dengan Mariana sore hari. masih ada waktu bermalas malasan. Anakanak di luar main kejar kejaran, dekat simpang sekolahan. Video ini boleh juga. sebuah tali dan sebuah pistol, pisau dan cemeti. Mari kita bermain. Tapi aku lagi bosan. Kuletakkan barang-barang itu. nanti aku akan melihat kamu lagi. mariana tak akan marah kalau aku menggesernya lain hari. jiwaku ingin yang lain. Buku ini menarik juga. Tentang apa kiranya. aHa, jiwa yang mati. terbayang wajah ibu. ibu yang mati. Ayah yang malang. ayah yang mati. Kami masih sempat bergumul malam hari. ibu bersemangat sekali. Kau kecup batang ayah, seperti mengecup pipiku yang nangis sakit gigi. Tapi aku tak berhenti menangis. Seperti ayah tak berhenti mengerang. mengeranglah selagi bisa, ayah. sebab dunia menolak kita. keluarga kita memang lain. kemarin kudengar bisik-bisik, orang-orang kampung mulai menimbang. tak terima setitik nila di tengah mereka. Aku mengendap-ngendap menghindari mereka. Takut nila itu mereka bantai sebelum waktunya. Mengeranglah ayah, bersama ibu. bersamaku juga. Yang melihat kalian bermain mata. Bermain batang dan cawan. aku bermain dalam duniaku dulu. Hitung-hitung pemanasan. bayangan kalian lebih dari cukup. Nanti tiba giliranku menggantikan kamu. Memeluk ibu ketika kau tak berdaya. Cukuplah kau tidur, saat aku memasuki istana kita bersama. menjebolnya sambil menekan pahamu sekuat tenaga. Pintukan sudah terkunci. tak ada yang melihat binatang dalam rumah ini. sampai kita bertiga kaget, ketika derap kaki seperti tentara mengepung. Lalu gedoran di pintu. Suara-suara orang marah. Dan aku yang paling sigap berlari malam hari. meninggalkan kalian yang dirajam. rembang malam. mambang. Aku menangis di tengah hutan. kuakui aKu takut. Jiwaku menggigil. Aku perkasa cuma di pintu istana. Di sini aku tak berdaya. kutangisi kalian yang mati. Mengapa aku hidup mengapa kalian mati. Kita sama-sama nila. Harusnya mati bersama. Tapi aku memang pengecut. Aku takut melihat orang-orang itu. ingat srigala di tepi hutan. Yang menarik bajuku tanpa kesempatan. ponselku berdering. mariana sayang, tunggu. Aku masih mengerat tanganku, latihan bunuh diri. Siapa tahu aku membutuhkannya. Aku memang penakut, tapi aku memerlukan macam-macam jalan keluar. pisau cukurku kupegang kuat-kuat. Kalau kubenamkan ia akan memotong naDiku. Aku harus membuat keratan dalam lingkar sederhana. Cukup sebagai latihan. Yang penting kalau saatnya tiba, aku terlatih menggunakannya. Agar jiwaku siap. terbiasa karena latihan. Ponsel mati. Aku ingat ibu. Kami terbata-bata membaca alfatihah. bismilillah, katanya. Lidahnya pelo. Suara apa itu, kok enak sekali. Ibu belum pernah bernyanyi. anakku, ini bukan nyanyian. Kalau mau disebut nyanyian boleh juga. Ini nyanyian tuhan. dinyanyikan untuk kita. Ajarkan aku. Aku ingin nyanyi bersama. kami bernyanyi, diiringi gerimis. berdekatan. tubuh ibu harum. Tangannnya mulai membelai. sampai nyanyian tadi hilang. Dan ibu menuntunku menunjuk peta. ini cawanku, katanya. dan ini? ini buahku sayang. Tapi jangan di sini dulu. Masih enak di sini. Maka tanganku menggapai peta ibu. Ibu aku takut, kataku. Wajah ibu redup. Aku juga takut, bisiknya. Ia terus memintaku mengaduk-ngaduk petanya. dari atas ke bawah. naik ke atas lagi. sudah Bu, kita baca alfa apa tadi? alfatihah sayang. Ya. Kita baca aflatihah saja. Kok malam ini lain sekali. Tak biasa aku mendengar angin berdesir seperti ini. Seperti nyanyian manusia yang kubaca di novel ayah. Seperti orang mengadukan jiwanya. Mengadu pada tuhan ya bu? Ya, mereka sama dengan aku. Aku juga mengadu. Marilah kita mengadu. Kita baca lagi barang yang baru kudapat ini. tadi siang kiai ibu memberikannya. Katanya bacalah kalau jiwamu resah. Kalau kau tak mampu lagi menahannya. Kalau obat Ibu habis dan ayah belum juga pulang? Ya, kalau obat ibu habis dan ayah belum juga pulang. kesinilah sayang, dekat-dekat Ibu. kok cawanku bergerak-geRak terus ya. Tolonglah ibu dulu, tanganmu di sini dulu. Aku ajarkan kamu sambil kita nyanyi. Maka kami bernyanyi. Suaraku dan suara ibu membentuk irama. Naik turun menampung jiwa. alfatihah, kata ibu. Aku mengikutinya. alfatihah, kataku. Jangan keras-keras sayang. pelan-pelan saja. licin ya bu. ponselku berdering lagi. bukan Mariana. Siapa? Deringnya tak kukenal. Siapapun kamu, biarkan aku dulu. Enak sekali pisau cukur ini. Bentuknya sederhana, indah. Kokoh dan kuat. Tajam dan mematikan. Aku mengambil rokok dan merokok. Sialan, nanti dong. Kok enggak sabaran sih. Telpon mati. nah, begitu dong. Mengertilah, aku kan lagi latihan bunuh diri. Mati. Oi, aku ingin mati. kapan kematianku datang. Mengapa harus datang. Mengapa harus tidak datang. jadi kapan. Mana kutahu. Kapan-kapan kematianku datang. Takut kau kalau dia datang. mengapa harus takut. Berani kau kalau dia datang. mengapa harus berani. Jadi bagaimana? apa? kematianmu. Aku tak tahu. Kematianku bisa kapan saja. mungkin aku akan mati seper
[ac-i] Pagelaran batik ala Harajuku pukau ratusan anak muda Jepang
Pagelaran batik ala Harajuku pukau ratusan anak muda Jepang http://www.koraninternet.com/webv2/lihatartik el/lihat. php?pilih= lihat&id= 10700 Minggu, 30 Nopember 08 Tokyo, Koran Internet: Tepuk tangan riuh diiringi hentakan musik hip-hop menjadi saksi kemeriahan pagelaran busana batik bergaya Harajuku (busana kontemporer anak muda Jepang) yang dihadiri sekitar 200 kawula muda Jepang yang memadati sebuah klub malam di kawasan Roppongi, Tokyo, Sabtu malam. Sebanyak 44 koleksi dari perancang busana Tiarma Sirait ditampilkan oleh belasan model cantik dan langsing asal Jepang, sebagai bagian dari acara peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia - Jepang. Setiap kali sejumlah model tampil di atas catwalk, decak kagum dan tatapan mata pengunjung tidak pernah lepas dari lenggak-lenggok gerakan para model yang malam itu mengenakan batik dengan warna yang mencolok mata berpadu dengan corak batik yang saling "bertabrakan" . "H, sugoi (hebat, red)," begitu komentar seorang gadis muda Jepang usai menyaksikan pagelaran yang dihadiri juga oleh kalangan diplomat, wartawan dan juga sejumlah pebisnis muda Jepang. "Saya memang sengaja membuat busana batik untuk kalangan anak muda Jepang, kalangan yang dengan mudah untuk tertarik dengan sesuatu yang baru," kata Tiarma Sirait kepada Antara usai pagelaran. Tiarma yang baru saja mendapat penghargaan bergengsi dari Olympic Fine Art atas karya lukisnya itu begitu tertarik menggelar pameran busana batik yang menargetkan kaum muda Jepang. Begitu mendapat tawaran dari Javarism, panitia yang menggelar acara tersebut, ia langsung saja menyatakan setuju. "Memperkenalkan Indonesia saat ini tentu memerlukan cara yang lebih kreatif. Batik bergaya Harajuku bisa menjadi awal perkenalan akan Indonesia dari cara yang bisa diterima kalangan muda Jepang," kata Tiarma yang juga memboyong sebanyak 200 karyanya untuk dijual pada malam itu. Menurut dia batik memang sudah cukup dikenal di Jepang, tetapi belum menjadi suatu fashion pilihan, padahal potensi batik untuk menjadi busana dunia sangat luar biasa. Tokyo, sebagai salah satu bagian dari tren mode dunia merupakan tempat yang perlu terus dipilih sebagai ajang pagelaran batik agar memiliki gaung yang juga mendunia. Sementara itu, Dubes Jusuf Anwar mengemukakan bahwa pagelaran "Harjutik" atau perpaduan gaya Harajuku dan batik merupakan keberanian anak muda Indonesia untuk menampilkan karya kreatifnya di luar negeri. "Memperkenalkan Indonesia tidak selalu melalui acara-acara resmi, tetapi pagelaran seni busana juga bisa menjadi ajang diplomasi yang baik untuk mengenalkan Indonesia secara berbeda," kata mantan menteri keuangan itu. (Mnr/Ant) Tiarma Sirait Komp. PPR - ITB Blok F no.10 Dago Bengkok Bandung 40135 INDONESIA POLENG STUDIO Tel: +62 22 91760013 and +62 22 2504013 Fax: +62 22 2516473 or +62 22 2504013 email: polengstu...@yahoo.com http://tiarma.multiply.com/ Tiarma Sirait / tia...@gmail. com / +62 81931413838 (idn) / tiarma sirait (skype) / polengstudio (ym) /
[ac-i] imajinasi dalam novel (dua) - bukan pornografi
4 rancak bana Matahari terasa mengambang, ketika kami mencari makanan ke luar. Sambil turun aku menceritakan novel ayah. Mariana tertawa dan berkata ayahku gila. Ia menambahkan: pantas anaknya gila, ayahnya sendiri gila. Kami tertawa dan kukatakan bahwa dia pun gila. kami memesan makanan. Kentang goreng dan daging. Juga bir dingin. Sambil makan aku bercerita bagian novel ayah, yang mengambil tempat di restoran. Tokohnya sepasang suami istri, masih muda. mereka berbicara tubuh semesta. tubuh berasal dari semesta, begitu pendapat suami itu. Dari tanah. Tanah memproduksi makanan dan busana yang kita kenakan. Kita membuang tai dan tai masuk ke dalam tanah kembali. begitu juga orang mati. Masuk ke dalam tanah kembali. Jadi kita ini sebenarnya makan tai dan makan tubuh kita sendiri. Atau makan tai dan tubuh orang lain. Kalau pun ada penyulingan, yang disuling tetap tai dan tubuh kita sendiri. Dapat kau membayangkan sirkulasi aneh ini? Istri lelaki itu tertawa. Kamu benar, katanya. Meski yang kita makan dan kita kenakan tidak bau tai dan tidak bau orang mati. Kalau tubuh kita dari tanah, maka kita dapat mengurai anasir-anasirnya. Seperti mesin, kita dapat melepasnya bagian demi bagian, memasangnya kembali atau membuangnya sama sekali. semua itu tergantung kita sendiri. Juga jiwa kita. Kita dapat menguraikannya dan memasangnya. Bukankah ini menarik: kita melepaskan bagian-bagian tubuh dan jiwa kita? Kita pisahkan anasir-anasirnya. kita susun kembali. atau kita buang sama sekali. Atau kita terbangkan anasir-anasirnya sesuai dengan sifat-sifatnya. Air kita kembalikan ke air. Tanah kita kembalikan ke tanah. Udara kita kembalikan ke udara. Jiwa kita kembalikan ke semesta. perempuan itu tersenyum puas. Ia berkata dengan cepat pada suaminya. Kau harus membantuku melepas anasir-anasir tubuh dan jiwaku. Aku ingin meloloskan mereka dari selubungnya. Aku ingin merasakan eksistensi tubuhku sendiri, dalam wujudnya yang murni. hanya dengan melepas anasir-anasir aku bisa merasakan apa yang kumaksud ini. Restoran tempat mereka makan sedang ramai, ketika istri lelaki itu seperti orang sekarat ingin mengalami apa yang dikatakannya. Suaminya tersenyum. Jadi kau akan melepaskan anasir-anasir tubuhmu di depan orang banyak ini? Ya, mengapa tidak? Bukankah orang banyak itu pada hakekatnya tidak ada? Saya adalah mereka, mereka adalah saya. Bukankah demikian hakekat “tai” dan tubuh “kita” tadi? perempuan itu memandang sekeliling. Di wajah orang-orang banyak itu dia melihat wajahnya sendiri. Seorang anak kecil tersenyum dan perempuan itu melihat dirinya tersenyum. seorang nenek tua tertawa dan dia melihat dirinya tertawa. Sebuah gelas kristal pecah berantakan dan perempuan itu melihat dirinya dalam kepingan beling. Sepotong daging setengah matang masuk ke mulut seorang lelaki dan perempuan itu melihat dirinya masuk ke mulut lelaki itu. Ia mengambang. Ia merasa senang. Seakan-akan semesta masuk ke dalam dirinya. Ia menjadi semesta itu sendiri. Apakah begini? katanya. Ia melepaskan satu demi satu pakaiannya, lalu naik ke atas meja. Di meja busananya sudah terlepas semua. Ia mulai menanggalkan besi-besi di tubuhnya. mula-mula ia mencopot cincin, kalung, dan asesori-asesori di rambutnya. Barang-barang itu berterbangan. Perempuan itu merasa berterbangan. Ringan sekali tubuhnya. ia mulai melepaskan payudaranya sebelah kanan. Tangannya mengambil payudara itu dan melemparkannya ke udara. Ia menjadi payudara yang dilemparkannya. tangannya kembali mengambil payudaranya sebelah kiri dan ia melemparkannya. Kembali dirinya menjadi payudara yang dilemparkannya. Ia menaiki payudaranya sendiri. Terbang berputar-putar. Kembali lagi ke mejanya. Kini ia mengambil vaginanya dan melepaskannya. vagina itu berterbangan dan perempuan itu berterbangan. Berkitar-kitar. Tamu-tamu yang tadinya heran dengan aksi perempuan itu kini bisa menikmati. mereka pun bertepuk tangan. Mereka ikut terbang berkitar-kitar. Kadang-kadang mereka menunggangi vagina itu. Kadang-kadang mereka memasukinya dengan hati-hati. Keluar lagi. masuk lagi. begitu berulang-ulang. Sampai suatu ketika mereka bosan dan membiarkan vagina itu mengambang sendirian. Perempuan itu mengajak suaminya naik ke atas meja. Lelaki itu tertawa naik ke atas meja. Ia membuka busananya. Semuanya. Ia bahagia sekali. ia merasa dirinya mengambang dan melayang. tangannya mulai melepaskan rambutnya dan melemparkannya ke udara. Rambut itu menjulur-julur membelai tamu-tamu di restoran itu. lelaki itu naik ke atas rambut dan permadani itu terbang bersama lelaki itu. Kembali ke mejanya lagi. istrinya menyambutnya dan bertepuk tangan. Lelaki itu mulai mencabut jembutnya satu demi satu. Jembut-jembut itu menjadi bulu-bulu hitam yang tebal dan kini mulai berterbangan. menghampiri pengunjung-pengunjung wanita yang menyambutnya dengan riang. Lelaki itu kembali lagi ke mejanya bersama jembut-jembut itu. kini ia lepaskan penisnya yang besar dan tebal. Setebal pi
[ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya, Agar kelihatan '*grengsengnya',* bagaimana kalau *kita usulkan untuk menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?* Setujukah? Salam, Luluk S 2008/12/12 henri nurcahyo >Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008 > > di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008 > > > > I. PENDAHULUAN > > > > Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk > Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan". Pemilihan ini didorong oleh > kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, > flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar > tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan > masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi > berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem > nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena > itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan > kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang > Dasar 1945. > > > > Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik > perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat > umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, > seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan > dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah. > > > > > > II.POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES > > > >1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan >2. Film/Seni Media >3. Sastra >4. Bahasa dan Aksara >5. Seni Rupa >6. Media Massa >7. Seni Pertunjukan >8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya >9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) >10. Diplomasi Kebudayaan >11. Warisan Budaya >12. Pendidikan >13. Filantrophi Kebudayaan >14. Identitas Budaya >15. Etika > > > > > > III. RUMUSAN > > > >1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL > > 1. Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan > > 2. Membangun masyarakat multicultural > > 3. Merumuskan kembali strategi kebudayaan > >1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI > > 1. Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya > berkelanjutan > > 2. Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif > dan inovatif > > 3. Menciptakan sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang > berkualitas > > 4. Mengembangkan jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran > industri budaya > > > >1. MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK >BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL > > 1. Menumbuhkan apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang > multikultural > > 2. Mendokumentasikan khasanah budaya Indonesia > > 3. Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk > mengembangkan produk budaya secara mandiri dan bermutu. > > 4. Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang berakar pada etika > universal (demokrasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan). > > > >1. MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN >DEMI KESEJAHTERAN BANGSA > > 1. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat > > 2. Mengembangkan sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan > > 3. Mendorong pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan > penciptaan budaya khas daerah. > > > > IV. REKOMENDASI > > > >1. Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaan >2. Pendidikan > > 1. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman > budaya dan menjangkau masyarakat luas dari berbagai lapisan. > > 2. Menanamkan nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan > menekankan pada penegakan hukum dan peraturan. > > 3. Mengembangkan pemahaman geobudaya > > > >1. Kemitraan > > - Meningkatkan peran masyarakat dalam program pembangunan > kebudayaan > > > >1. Peran Pemerintah > > 1. Memfasilitasi upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan > nasional. > > 2. Mewujudkan pembentukan pusat-pusat kebudayaan di ranah > internasional. > > > >1. Kelembagaan > > - Mewujudkan terbentuknya Departemen Kebudayaan > > > >1. Regulasi > > 1. Melaksanakan Undang-Undang Penyiaran yang mewajibkan televisi > berjaringan yang berwawasan budaya. > > 2. Melindungi karya-karya kreatif. > > 3. Memberikan insentif pajak untuk kegiatan kebudayaan > > 4. Menyelesaikan penyusunan rancangan UU Kebudayaan dan menyelesaikan > revisi UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya > > 5. Menciptakan sistem penghargaan pada pelaku budaya > > > >1. Otonomi Daerah > > - Memberi peluang yang sebesar-besarnya pada daerah untuk > melaksanakan pembangunan kebudayaan lokal. > > > >1. Kebijakan > > 1. Merumuskan kembali strategi dan diplomasi keb
[ac-i] surat untuk nashar
nashar, saat ini aku menghadapi surat pertamamu. tapi sebelumnya ingin kujelaskan dulu kemajuan yang telah kami capai. kini kami telah mempunyai dunia internet. zaman kalian dulu kan tidak ada. tapi kini kami bisa membuat apa saja tanpa harus melalui sensor redaktur. redakturnya adalah kami sendiri dan sidang pembaca kami sendiri. tapi aku yakin kawanku, bahwa tiap tulisan yang baik, muncul di manapun, pastilah akan ditemukan orang. hidup ini aneh dan salah satu keanehan hidup: ada keadilan dalam alam, yang mengambil bentuk pro dan kontra. suatu ketika kita ditolak orang tapi kelak di saat yang sama atau pada waktu berbeda, kehadiran kita well come bagi orang tertentu. entah mengapa aku tidak mau latah membahas karya sastra orang luar sana. kalaupun aku menyentuhnya itu untuk sharing sampai di mana kemajuan yang telah kita capai. contoh pun jarang kukemukakan. aku lebih bahagia melihat diri kita saja dalam soal sastra ini. soalnya kami ini adalah sebuah generasi tanpa juru bicara dan tanpa peta. ada juru bicara kami tapi mereka letaknya jauh sekali. ada peta tapi peta itu kabur. bahkan seorang di antara kami terang terang an menuntut peta: di manakah dirinya sebenarnya dalam tata sastra kita ini. aku tahu kegetirannya itu: bukankah amat pilu bila kita dijadikan semacam anak pungut dalam keluarga besar kita sendiri. setahuku bertahun tahun kawan kami itu menuntut haknya. dan bertahun tahun pula semua orang diam. kami tahu, tapi kami diam. sebabnya sederhana saja: kami tak peduli karena kami sendiri pun tak tahu di mana ibu dan bapa kami. sebenarnyalah kami pun ditelantarkan. jarang diperhatikan atau jarang dibicarakan. maka semua orang yang mengharapkan sebuah perhatian, tentulah sukar sekali kami memberikan perhatian. sebabnya sederhana: kami sendiri haus akan perhatian atau tempat sebagaimana yang dituntut oleh kawan kami itu. bisa dikatakan mereka itu bukanlah juru bicara sebuah generasi, tapi juru bicara sebuah kelompok modal dalam dunia industri. dan kamu tahu kan, nashar, dunia industri itu adalah sebuah dunia di mana laba menjadi satu-satunya hitungan terakhir. kalaupun ada sisanya, barulah pelaba akan mengalihkan semacam belas kasihan. jadi kalau kami tiba tiba mendapat sebuah sorotan, itu semacam mekanisme dari politik belas kasihan yang bekerja untuk menyehatkan dunia laba itu sendiri. maka karena itu, kami berusaha menjadi juru bicara kami sendiri. seperti kau, kami juga bukanlah sebuah generasi yang gampang menyerah. kita tahu bersama kedudukan bidang kita ini: sebuah dunia kesepian di mana jangankan dengan produk industri lainnya yang kemilau, dengan di antara kami sendiri kami ini tidak dibaca, nashar. ini menyedihkan tapi hendak apa dengan sebuah kesedihan? dunia ini bukanlah tempat para penyedih. penyedih bolehlah ada tapi sedikit saja. sisanya yang besar dari lapisan kami ini haruslah menjadi generasi petarung, yang siap melangkah ke tepi batas terakhir demi pencapaian dalam dunia ciptaan. berlebihankah? mungkin pada beberapa orang. mereka membuat dunia ini secara santai dan banyak mengeluh. biarkan saja. itu gejala biasa yang terdapat di manapun. bahkan ada juga di antara kami bergenit dengan makna yang tak jelas: semacam memainkan dunia kata sehingga terbentuk dunia kata ringan yang manis. bukan sebuah dunia penuh darah dan air mata seperti sering kubaca pada generasi kalian dulu itu. bahkan ada juga di antar kami mulai melakukan upaya pendauran ulang dari mitos mitos ibu bapa kami. aku tidak tahu apakah itu semacam strategi kreatif, atau sudah kehilangan visi untuk mencari tema sendiri. kebesaran sebuah mitos kadang menggoda juga: saat kita mampu mendekatinya apalagi melampauinya, maka sebesar mitos itu pulalah karya kita akan terangkat. tapi mungkin aku ingin berkaca padamu. katamu, selama hampir satu tahun aku melukis hanya dengan alat alat yang paling sederhana, yaitu dengan tinta dan kertas. aku memang belum mampu membeli alat alat lukis lainnya, seperti cat minyak atau cat air. tapi untunglah sejak aku mulai terjun dalam dunia seni lukis aku telah mengambil satu sikap: dengan alat berupa apapun yang ada aku akan terus melukis. sebab itulah selama aku masih bisa melukis, walau dengan alat alat lukis yang paling sederhana pun, aku tetap merasa bahagia. aku ingin menekankan kata katamu: alat seadanya dan bahagia. kukira itu tepat sekali. sebab di belahan manapun orang berjuang mengatasi dirinya masing-masing. konon amerika kini masuk ke tahap krisis. bukan karena penopangnya tidak kuat, tapi karena ia hamburkan daya dayanya untuk menjadi polisi dunia. maka kini ia terbenam. aku tertarik dengan kenyataan ini. dulu saat sovie mendekati ajalnya karena si muka bayi itu, aku terperangah karena nyaris tidak masuk akal. tapi begitulah kenyataannya. lalu aku berspekulasi amerika ini bagaimana kemundurannya: apakah sebab lahirnya si muka bayi versi negeri paman sam, ataukah hulu ledak nuklir itu akan berjatuha.
[ac-i] BENTARA BUDAYA MOVIE SCREEN-Sidney Poitier
BBJ Putar Film-film Masalah Rasial Amerika/Sydney Poitier Sydney Poitier adalah aktor kulit hitam pertama Amerika Serikat yang meraih Oscar sebagai aktor terbaik 45 tahun lalu. Sejak tahun 1950 hingga awal tahun 2000an ia telah membintangi, menyutradarai dan menjadi produser sekitar 60 film. Menyambut terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat bulan November lalu yang juga presiden pertama AS yang berkulit hitam (ayahnya berasal dari Kenya sedang ibunya kulit putih) tujuh film yang dibintangi Poitier dapat menjadi refleksi pergulatan hubungan dan prasangka rasial di Amerika yang telah berusia lebih dari 232 tahun ini. Salah satu film pertama Poitier yang penting adalah Raisin in the Sun (1961), yang mengukuhkannya sebagai actor kulit hitam papan atas. Film Lilies of the Field (1963), sebuah film drama religius menghantarnya meraih Oscar pemain terbaik. Disusul A Patch of Blue (1965), sebuah drama percintaan antar-ras yang melibatkan Poitier dengan seorang gadis kulit putih yang buta.Film ini di beberapa bagian sangat menyentuh dan natural. Film Guess Whos Coming to Dinner (1967) mengisahkan drama sebuah keluarga kulit putih yang anak perempuannya bertunangan dengan seorang dokter kulit hitam dan awalnya mengalami pertentangan. Dibawakan dengan elegan dan lembut oleh Sidney, tanpa harus memperlihatkan kekerasan dalam penyampaian perbedaan. Film In the Heat of the Night (1967) yang dikukuhkan memenangi Oscar untuk Film Terbaik menampilkan Poitier sebagai soerang detektif di Mississippi, negara bagian yang masih kental dengan prasangka rasial. Tahun 1967 kembali Poitier menghebohkan dengan perannya sebagai guru dalam film yang paling laris To Sir, With Love. Tentang sekolah yang dihuni oleh murid-murid yang nakal dan mengintimidasi para guru. Dengan sentuhan Poiter, posisi intimidasi itu kemudian berubah.Film ketujuh, For Love of Ivy (1968), yang merupakan film arus utama Hollywood pertama yang menyajikan kisah cinta dewasa seorang pria dan wanita kulit hitam. Senin, 15 Desember 2008 Jam 14.00 - A Raisin in the Sun Jam 16.30 - Lilies of the Field Jam 19.00 - A Patch of Blue Selasa, 16 Desember 2008 Jam 16.30 - Guess Whos Coming to Dinner Jam 19.00 - In the Heat of the Night Rabu, 17 Desember 2008 Jam 16.30 - To Sir, With Love Jam 19.00 - For Love of Ivy Datang ya, sayang untuk tidak ditonton. Disini kita bisa melihat akting Poitier yang elegan dan natural dalam memecahkan beberapa kasus rasial. Free Entry as always:-) Ika W Burhan Bentara Budaya Jakarta Jl, Palmerah Selatan 17 Jakarta 10270 (021)5483008, ext.7910-13 www.bentarabudaya.com www.ikaatje.multiply.com www.myspace.com/ikaatje -- Be Yourself @ mail.com! Choose From 200+ Email Addresses Get a Free Account at www.mail.com