[ac-i] Undangan Diskusi Seni Rupa dan Politik

2008-12-14 Terurut Topik MGR
Diskusi "Seni Rupa dan Politik"

Selasa 16 Desember pukul 16.00 WIB di Ruang Serbaguna Komunitas Salihara, Jalan 
Salihara No 16 (dekat Universitas Nasional), Pasar Minggu Jakarta Selatan

Sebagaimana kita tahu, seni rupa modern Indonesia sejak semula tak
terpisah dari peristiwa, dan tujuan-tujuan politik. Semangat yang
dikibarkan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) misalnya, tak
semata perkara estetika, tapi juga sikap anti kolonialisme. Perseteruan
antara kecenderungan berkarya ala PERSAGI, dengan kecenderungan lukisan
yang kita kenal bergaya MOOI INDIE, adalah contoh lain bagaimana tarik
menarik antara kepentingan estetika dan politik. Munculnya
kelompok-kelompok seperti Sanggar Rakyat, Sanggar Bumi Tarung, hingga
LEKRA merupakan cermin dari kepentingan yang sama. 

Pameran
Dari Penjara ke Pigura yang baru saja selesai dalam rangka Festival
Salihara 2008 juga terinspirasi oleh gagasan-gagasan sejumlah tokoh
pergerakan yang menolak penjajahan kolonialisme Belanda. Diskusi ini
kurang lebih akan bertolak dari pelbagai peristiwa tersebut.

Menampilkan
pembicara Jim Supangkat, seorang kurator independen, dan salah satu
pengagas Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia; Agung Hujatnikajennong,
kurator Selasar Sunaryo Art Space, yang berpandangan progresif, dan
banyak mengikuti diskusi dan seminar di dalam maupun luar negeri.
Berperan sebagai moderator adalah Wicaksono Adi, seorang pemerhati seni
rupa yang tajam.

http://salihara.org/main.php?type=detail&module=event&menu=child&parent_id=4&id=31&item_id=505






  Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers!
http://id.answers.yahoo.com

Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?

2008-12-14 Terurut Topik mangoenpoerojo roch basoeki
 
Mas Luluk dan mas
Agung ysh, 
 
APP yang dipertanyakan mas Agung hanyalah salah satu “budaya SALAH KAPRAH” yang 
melanda perilaku kita
selama ini. Konsep “sepuluh Agenda Budaya” yang ditawarkan mas Luluk Sumiarso 
mencoba untuk mereduksi
kesalahan kaprahan itu. 
 
Namunpermasalahkanbudaya yang kita hadapi, jauh lebih pelik. Sampai hari ini
kita belum punya TUJUAN NASIONAL yang kita sepakati. Anda bayangkan organisasi
macam mana yang tidak punya kesatuan tujuan? Dua tiga orang saja membuat
organisasi, pasti menentukan dulu tujuan dan menyepakati. Lha ini organisasi 
terdiri
dari 230 juta jiwa, dengan kekayaan yang luar biasa kok gak punya "satu 
tujuan". Apakah ini termasuk "masyarakat berbudaya"? TIDAK. 
 
Budaya Indonesia paling signifikan adalah budaya pengambilan keputusan,
petunjuknya ada di Pembukaan UUD (demikian juga dengan TUJUAN Nasional). Untuk 
menuju
ke sana, konsep “sepuluh” itu harus segera dirintis-laksanakan, sebelum kita
bicara ideologi (yang digali dari sanubari bangsa itu) dan menghayati lalu 
mengamalkannya. 
 
Semoga cepat bisa terlaksana mas, amien. 
Salam, robama. 




From: luluk sumiarso 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Sunday, December 14, 2008 6:49:19 PM
Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 
2009 sbgi TAHUN BUDAYA?


Mas Basoeki,

Setuju sekali, Mas. Persepsi kita selama ini seolah kalau kebudayaan itu 
hanyalah kesenian saja, padahal jauh lebih luas dari itu. Masih ada unsur lain 
(selain Kesenian), yaitu Kepercayaan, Tatanan Sosial (Kekerabatan Sosial), 
Tatanan Ekonomi (Mata Pencaharian) , Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Bahasa. 
Sedangkan Wujud Budaya dapat berupa Nilai-Nilai (Budaya), Aktivitas Budaya dan 
Produk Budaya.Untuk itu, ke depan kelihatannya kita harus menjadikan 
nilai-nilai budaya ini (atau nilai keindonesian menurut istilah Mas Basoeki) 
sebagai "Panglima" dalam Pembangunan Bangsa, yang harus dipatuhi oleh Semua 
Sektor.

Kami hadir dalam Kongres tersebut dan diundang sebagai Pembicara dalam Kelompok 
Kebijakan dan Strategi, menyajikan Makalah berjudul "Pembangunan Bangsa 
Berbasis Nilai-Nilai Budaya : Perlunya Agenda Budaya Bangsa". Kami menyampaikan 
adanya Usulan 10 (sepuluh Agenda Budaya) untuk dibahas dan disempurnakan oleh 
semua pemangku kepentingan budaya, untuk nantinya disepakati sebagai pedoman 
bersama. (Bagi yang berminat, Naskah lengkap dapat diunduh di www.forumbudaya. 
org klik "DOWNLOAD" sebagai bahan pembahasan dan mohon tanggapan/saran/ 
penyempurnaan) .

Mestinya Kongres Budaya (yang tentunya memakan biaya besar) dapat dipakai untuk 
menyepakati agenda besar seperti ini, agar terjadi sinergi. Kita boleh berbeda 
pendapat, tetapi perbedaan itu tentunya bisa kita bicarakan bersama untuk 
dicari titik temunya.

Sepertinya kita memang harus lebih banyak berdialog. Sementara itu, memang ada 
baiknya kalau kita mengusulkan agar Tahun 2009 ditetapkan sebagai Tahun Budaya, 
agar kita semua menyadari betapa pentingnya nilai-nilai budaya ini bagi 
pembangunan karakter bangsa.

Salam,
Luluk




2008/12/14 mangoenpoerojo roch basoeki 

Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih 
mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan 
satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun 
kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia 
yang berkebudayaan, etc.

salam, robama.





From: luluk sumiarso 
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Cc: jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM
Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 
sbgi TAHUN BUDAYA?



Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya,

Agar kelihatan 'grengsengnya', bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan 
Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?
Setujukah?

Salam,

Luluk S


2008/12/12 henri nurcahyo 

Rumusan
Kongres Kebudayaan Indonesia 2008
di
Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008
 
I.   PENDAHULUAN
 
Kongres
Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan
Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa
Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna,
serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang
dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti
etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula
untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian
masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. 
 
Kongres
diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan
maupun lembaga/institus

Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?

2008-12-14 Terurut Topik Sri Kuncoro

omong-omong, ini kebudayaan versi siapa, ya?

--- On Sun, 14/12/08, agung kurniawan  wrote:
From: agung kurniawan 
Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 
2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Sunday, 14 December, 2008, 8:18 PM










bagaimana respon para budayawan itu dengan RUU APP dan kecenderungan kanan di 
indonesia sekarang ini?
Bukankah semua tesis itu akan runtuh? 

agung kurniawan 
--- On Sun, 12/14/08, mangoenpoerojo roch basoeki  wrote:
From: mangoenpoerojo roch basoeki 
Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 
2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Sunday, December 14, 2008, 1:15 AM








Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. 
Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya 
merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi 
membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan 
indonesia yang berkebudayaan, etc.

salam, robama.

From: luluk sumiarso 
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Cc:
 jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM
Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 
sbgi TAHUN BUDAYA?











Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya,

Agar kelihatan 'grengsengnya' , bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan 
Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?
Setujukah?

Salam,

Luluk S


2008/12/12 henri nurcahyo 





















Rumusan
Kongres Kebudayaan Indonesia 2008

di
Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008

 

I.  
PENDAHULUAN

 

Kongres
Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan
Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa
Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna,
serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang
dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti
etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula
untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian
masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. 

 

Kongres
diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan
maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres
membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan,
akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta
pejabat pemerintah. 

 

 

II.   
POKOK-POKOK
BAHASAN KONGRES

 

Kebijakan dan Strategi KebudayaanFilm/Seni Media
SastraBahasa dan Aksara
Seni RupaMedia Massa
Seni PertunjukanEkonomi Kreatif/Industri Budaya
Hak Atas Kekayaan Intelektual
 (HaKI)Diplomasi KebudayaanWarisan Budaya
PendidikanFilantrophi Kebudayaan
Identitas BudayaEtika


 

 

III.
RUMUSAN


 

MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

1. 
Membangun
kebudayaan berbasis kemajemukan

2. 
Membangun
masyarakat multicultural

3. 
Merumuskan
kembali strategi kebudayaan

MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN
 GLOBALISASI

1. 
Menumbuhkan
apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan

2. 
Meningkatkan
kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif

3. 
Menciptakan
sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas

4. 
Mengembangkan
jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya

 

MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR
 BUDAYA BANGSA UNTUK BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL

1. 
Menumbuhkan
apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural

2. 
Mendokumentasikan
khasanah budaya Indonesia

3. 
Membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya
secara mandiri dan bermutu.

4. 
Menumbuhkembangkan
nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi
manusia dan pelestarian lingkungan).

 

MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA
 PENGUATAN PERADABAN DEMI KESEJAHTERAN BANGSA

1. 
Menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat

2. 
Mengembangkan
sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan

3. 
Mendorong
pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah.

 

IV.
REKOMENDASI

 

Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas
 kebudayaanPendidikan

1. 
Memperkuat
pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau
masyarakat luas dari berbagai lapisan.

2. 
Menanamkan
nilai-nilai budaya melalui arena publik deng

Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?

2008-12-14 Terurut Topik luluk sumiarso
Mas Basoeki,

Setuju sekali, Mas. Persepsi kita selama ini seolah kalau kebudayaan itu
hanyalah kesenian saja, padahal jauh lebih luas dari itu. Masih ada unsur
lain (selain Kesenian), yaitu Kepercayaan, Tatanan Sosial (Kekerabatan
Sosial), Tatanan Ekonomi (Mata Pencaharian), Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Bahasa. Sedangkan Wujud Budaya dapat berupa Nilai-Nilai (Budaya), Aktivitas
Budaya dan Produk Budaya.Untuk itu, ke depan kelihatannya kita harus
menjadikan nilai-nilai budaya ini (atau nilai keindonesian menurut istilah
Mas Basoeki) sebagai "Panglima" dalam Pembangunan Bangsa, yang harus
dipatuhi oleh Semua Sektor.

Kami hadir dalam Kongres tersebut dan diundang sebagai Pembicara dalam
Kelompok Kebijakan dan Strategi, menyajikan Makalah berjudul *"Pembangunan
Bangsa Berbasis Nilai-Nilai Budaya : Perlunya Agenda Budaya Bangsa".* Kami
menyampaikan adanya *Usulan 10 (sepuluh Agenda Budaya)* untuk dibahas dan
disempurnakan oleh semua pemangku kepentingan budaya, untuk nantinya
disepakati sebagai pedoman bersama. (Bagi yang berminat, Naskah lengkap
dapat diunduh di *www.forumbudaya.org *klik "DOWNLOAD" sebagai bahan
pembahasan dan mohon tanggapan/saran/penyempurnaan).

Mestinya Kongres Budaya (yang tentunya memakan biaya besar) dapat dipakai
untuk menyepakati agenda besar seperti ini, agar terjadi sinergi. Kita boleh
berbeda pendapat, tetapi perbedaan itu tentunya bisa kita bicarakan bersama
untuk dicari titik temunya.

Sepertinya kita memang harus lebih banyak berdialog. Sementara itu, memang
ada baiknya kalau kita *mengusulkan agar Tahun 2009 ditetapkan sebagai Tahun
Budaya*, agar kita semua menyadari betapa pentingnya nilai-nilai budaya ini
bagi pembangunan karakter bangsa.

Salam,
Luluk



2008/12/14 mangoenpoerojo roch basoeki 

>   Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau
> masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya
> merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi
> membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan
> indonesia yang berkebudayaan, etc.
>
> salam, robama.
>
> --
> *From:* luluk sumiarso 
> *To:* artculture-indonesia@yahoogroups.com
> *Cc:* jambore_kebuday...@yahoogroups.com; media-ja...@yahoogroups.com
> *Sent:* Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM
> *Subject:* [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun
> 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
>
>  Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya,
>
> Agar kelihatan '*grengsengnya',* bagaimana kalau *kita usulkan untuk
> menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?*
> Setujukah?
>
> Salam,
>
> Luluk S
>
> 2008/12/12 henri nurcahyo 
> >
>
>>Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008
>>
>> di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008
>>
>>
>>
>> I.   PENDAHULUAN
>>
>>
>>
>> Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk
>> Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh
>> kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya,
>> flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar
>> tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan
>> masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi
>> berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem
>> nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena
>> itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan
>> kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang
>> Dasar 1945.
>>
>>
>>
>> Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik
>> perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat
>> umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan,
>> seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
>> dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah.
>>
>>
>>
>>
>>
>> II.POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES
>>
>>
>>
>>1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan
>>2. Film/Seni Media
>>3. Sastra
>>4. Bahasa dan Aksara
>>5. Seni Rupa
>>6. Media Massa
>>7. Seni Pertunjukan
>>8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya
>>9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
>>10. Diplomasi Kebudayaan
>>11. Warisan Budaya
>>12. Pendidikan
>>13. Filantrophi Kebudayaan
>>14. Identitas Budaya
>>15. Etika
>>
>>
>>
>>
>>
>> III. RUMUSAN
>>
>>
>>
>>1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
>>
>> 1.  Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan
>>
>> 2.  Membangun masyarakat multicultural
>>
>> 3.  Merumuskan kembali strategi kebudayaan
>>
>>1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI
>>
>> 1.  Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya
>> berkelanjutan
>>
>> 2.  Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif
>> dan inovatif
>>
>> 3.

Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?

2008-12-14 Terurut Topik agung kurniawan

bagaimana respon para budayawan itu dengan RUU APP dan kecenderungan kanan di 
indonesia sekarang ini?
Bukankah semua tesis itu akan runtuh? 

agung kurniawan 
--- On Sun, 12/14/08, mangoenpoerojo roch basoeki  wrote:
From: mangoenpoerojo roch basoeki 
Subject: Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 
2009 sbgi TAHUN BUDAYA?
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Sunday, December 14, 2008, 1:15 AM











Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. 
Kalau masih mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya 
merupakan satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi 
membangun kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan 
indonesia yang berkebudayaan, etc.

salam, robama.

From: luluk sumiarso 
To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
Cc: jambore_kebudayaan@ yahoogroups. com; media-jatim@ yahoogroups. com
Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM
Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 
sbgi TAHUN BUDAYA?











Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya,

Agar kelihatan 'grengsengnya' , bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan 
Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?
Setujukah?

Salam,

Luluk S


2008/12/12 henri nurcahyo 





















Rumusan
Kongres Kebudayaan Indonesia 2008

di
Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008

 

I.  
PENDAHULUAN

 

Kongres
Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan
Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa
Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna,
serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang
dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti
etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula
untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian
masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. 

 

Kongres
diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan
maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres
membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan,
akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta
pejabat pemerintah. 

 

 

II.   
POKOK-POKOK
BAHASAN KONGRES

 

Kebijakan dan Strategi KebudayaanFilm/Seni Media
SastraBahasa dan Aksara
Seni RupaMedia Massa
Seni PertunjukanEkonomi Kreatif/Industri Budaya
Hak Atas Kekayaan Intelektual
 (HaKI)Diplomasi KebudayaanWarisan Budaya
PendidikanFilantrophi Kebudayaan
Identitas BudayaEtika


 

 

III.
RUMUSAN


 

MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

1. 
Membangun
kebudayaan berbasis kemajemukan

2. 
Membangun
masyarakat multicultural

3. 
Merumuskan
kembali strategi kebudayaan

MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN
 GLOBALISASI

1. 
Menumbuhkan
apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan

2. 
Meningkatkan
kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif

3. 
Menciptakan
sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas

4. 
Mengembangkan
jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya

 

MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR
 BUDAYA BANGSA UNTUK BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL

1. 
Menumbuhkan
apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural

2. 
Mendokumentasikan
khasanah budaya Indonesia

3. 
Membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya
secara mandiri dan bermutu.

4. 
Menumbuhkembangkan
nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi
manusia dan pelestarian lingkungan).

 

MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA
 PENGUATAN PERADABAN DEMI KESEJAHTERAN BANGSA

1. 
Menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat

2. 
Mengembangkan
sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan

3. 
Mendorong
pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah.

 

IV.
REKOMENDASI

 

Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas
 kebudayaanPendidikan

1. 
Memperkuat
pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau
masyarakat luas dari berbagai lapisan.

2. 
Menanamkan
nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan menekankan pada penegakan hukum
dan peraturan.

3. 
Mengembangkan
pemahaman geobudaya

 

Kemitraan

- 
Meningkatkan
peran masyarakat dalam program pembangunan kebudayaan

 

Peran Pemerintah

1. 
Memfasilitasi
upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan nasional.

2. 
Mewuj

Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?

2008-12-14 Terurut Topik mangoenpoerojo roch basoeki
Bukan hanya setuju pak Luluk, tetapi harus diiktikadi begitu rupa. Kalau masih 
mengacu pada rumusan hasil kongres itu, kok rasanya "budaya hanya merupakan 
satu sektor" dalam pembangunan. Saya sarankan ditingkatkan menjadi membangun 
kebudayaan yang berisi nilai-nilai keindonesiaan. Atau pembangunan indonesia 
yang berkebudayaan, etc.

salam, robama.





From: luluk sumiarso 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Cc: jambore_kebuday...@yahoogroups.com; media-ja...@yahoogroups.com
Sent: Saturday, December 13, 2008 6:36:32 PM
Subject: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 
sbgi TAHUN BUDAYA?


Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya,

Agar kelihatan 'grengsengnya', bagaimana kalau kita usulkan untuk menetapkan 
Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?
Setujukah?

Salam,

Luluk S


2008/12/12 henri nurcahyo 

Rumusan
Kongres Kebudayaan Indonesia 2008
di
Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008
 
I.   PENDAHULUAN
 
Kongres
Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk Kemajuan dan
Perdamaian Menuju Kesejahteraan" . Pemilihan ini didorong oleh kenyataan bahwa
Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya, flora dan fauna,
serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar tersebut belum
dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi berbagai krisis yang
dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem nilai budaya, seperti
etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena itu perlu dicari formula
untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan kesejahteraan dan perdamaian
masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar 1945. 
 
Kongres
diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik perorangan
maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat umum. Kongres
membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan, seniman, cendekiawan,
akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan serta
pejabat pemerintah. 
 
 
II.POKOK-POKOK
BAHASAN KONGRES
 
1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan
2. Film/Seni Media
3. Sastra
4. Bahasa dan Aksara
5. Seni Rupa
6. Media Massa
7. Seni Pertunjukan
8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya
9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
10. Diplomasi Kebudayaan
11. Warisan Budaya
12. Pendidikan
13. Filantrophi Kebudayaan
14. Identitas Budaya
15. Etika
 
 
III. RUMUSAN 
 
1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
1.  Membangun
kebudayaan berbasis kemajemukan
2.  Membangun
masyarakat multicultural
3.  Merumuskan
kembali strategi kebudayaan
1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI
1.  Menumbuhkan
apresiasi dan mengembangan industri budaya berkelanjutan
2.  Meningkatkan
kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif
3.  Menciptakan
sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang berkualitas
4.  Mengembangkan
jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran industri budaya
 
1. MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK 
BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL
1.  Menumbuhkan
apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang multikultural
2.  Mendokumentasikan
khasanah budaya Indonesia
3.  Membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengembangkan produk budaya
secara mandiri dan bermutu.
4.  Menumbuhkembangkan
nilai-nilai budaya yang berakar pada etika universal (demokrasi, hak azasi
manusia dan pelestarian lingkungan).
 
1. MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN 
DEMI KESEJAHTERAN BANGSA
1.  Menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
2.  Mengembangkan
sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan
3.  Mendorong
pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan penciptaan budaya khas daerah.
 
IV. REKOMENDASI
 
1. Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaan
2. Pendidikan
1.  Memperkuat
pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman budaya dan menjangkau
masyarakat luas dari berbagai lapisan.
2.  Menanamkan
nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan menekankan pada penegakan hukum
dan peraturan.
3.  Mengembangkan
pemahaman geobudaya
 
1. Kemitraan
-  Meningkatkan
peran masyarakat dalam program pembangunan kebudayaan
 
1. Peran Pemerintah
1.  Memfasilitasi
upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan nasional.
2.  Mewujudkan
pembentukan pusat-pusat kebudayaan di ranah internasional. 
 
1. Kelembagaan
-  Mewujudkan
terbentuknya Departemen Kebudayaan
 
1. Regulasi
1.  Melaksanakan
Undang-Undang Penyiaran yang mewajibkan televisi berjaringan yang berwawasan
budaya.
2.  Melindungi
karya-

[ac-i] Museum Probolinggo

2008-12-14 Terurut Topik anuv chaviddy

  



   Radar Bromo 


[ Minggu, 14 Desember 2008 ] 
Dorong Pendirian Museum 

PROBOLINGGO - Rencana pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo di kota 
ini disambut baik oleh sejumlah seniman. Sebab, dengan begitu, semua kegiatan 
budaya dan puncak-puncak kesenian yang dimiliki oleh Kota Probolinggo dapat 
lestari dan menarik wisatawan. 

Pendirian Museum dan Pusat Kebudayaan Probolinggo itu sekarang tengah dirintis 
oleh Pemkot Probolinggo bekerja sama dengan lembaga bernama BIAS (British 
Indonesia Artists' Society) yang ada di Bringhton, Inggris. Dijadwalkan, pada 
2009 sudah mulai ada tahapan-tahapan untuk merealisasikannya. 

Seniman lukis Kota Probolinggo Djoko Sudarto pun menyambut gembira rencana ini. 
"Alhamdulillah. Dengan begitu semua seniman yang ada di kota bisa punya ruang 
untuk mengadakan pameran atau kegiatan. Kalau ada museum dan pusat kebudayaan, 
dapat memudahkan seniman-seniman muda yang cenderung malas mengurus 
administrasi," ujarnya kemarin. 

Tidak hanya itu, kata Joko, inovasi pendirian museum juga dapat memberikan 
pengetahuan mengenai sejarah kota Probolinggo agar tidak ngambang lagi. "Karena 
sejarah kota Probolinggo ini sudah hampir terlupakan. Bagi saya, memiliki 
museum adalah hal yang positif," katanya. 

Paling tidak, tambah dia, kota Probolinggo harus mempunyai gedung dan wadah 
untuk kegiatan kelompok-kelompok para seniman. Sehingga di lokasi itulah semua 
kebudayaan khas kota Probolinggo dipusatkan di museum tersebut. 

Joko berharap, koleksi di museum seharusnya punya nilai budaya tinggi. Ia 
mengharapkan, minimal ada arca yang sebelumnya dipasang di depan markas Kodim 
0820 Probolinggo. "Dulu, pada tahun1974 disana ada reco-nya. Tetapi sekarang 
sudah tidak ada, entah siapa yang mencuri," imbuhnya. 

Terwujudnya museum dan pusat kebudayaan juga disebut-sebut Joko sebagai pemicu 
semangat generasi mudah dalam berkiprah. Guna mendukung berdirinya museum, 
pemerintah harus berkomitmen dan punya anggaran khusus. 

"Nantinya pelaku seni yang ingin memakai gedung, semoga izinnya tidak 
dipersulit. Biarlah seniman-seniman di sini bisa memanfaatkan modal kreasi di 
kotanya sendiri daripada di kota lain. Soal lokasinya, saya setuju juga di 
Panti Budaya (Jl Suroyo) karena di sana itu peninggalan Belanda," pungkas Joko. 

Sementara itu, seniman tari dari sanggar Bayu Kencana Peni Priyono justru 
mendorong agar pemkot proaktif dalam rencana pembuatan museum tersebut. "Untuk 
sisi kebudayaan kota Probolinggo, museum sangat diperlukan. Kalau tidak ingin 
ketinggalan, ya kita harus punya," jawabnya. 

Bagi Peni, sekecil apapun kota ini, tetap harus punya tempat pusat kebudayaan. 
"Jangan hanya dilihat dari segi ekonominya saja. Tetapi lebih menguntungkan 
dari segi wisata, penelitian dan pembelajaran. Jadi, saya rasa ini hal yang 
sangat penting memang. Toh, untuk perpustakaan umum sudah ada. Tinggal 
museumnya," katanya kepada Radar Bromo. 

Digambarkan olehnya, di dalam museum itu bakal menyimpan benda-benda adat 
seperti busana dan senjata. Di musem tersebut juga sebagai tempat penelitian 
dan lokasi pembelajaran sejarah masa lalu kota Probolinggo. 

"Perlu diingat juga, museum tidak sekedar untuk menyimpan tetapi juga sebagai 
tempat melestarikan budaya yang pernah ada di kota Probolinggo dan sekitarnya. 
Atau bahkan budaya milik bangsa Indonesia," pungkasnya. (fa)


  

 



Ajak Siswa Tanam Pohon 
Hari Ini Tes CPNS 
Usaha Kota Pasuruan Mengembangkan Bandeng Crispy Tandu 
Anggaran Pendidikan Belum 20 Persen 
Banyak Buta Budaya Sendiri 
Tak Ada Tanda Bakal Menetas 
Guru Bantu Nelangsa 
Benahi Kabel, Tewas Tersengat 
Persekap Bertemu Temanggung 
Sutrisno Resmi Ketua KONI 
Persekabpas Masih Khawatir 

HALAMAN KEMARIN 



Berkas Sudah Diekspose di Kejagung 
Ketua DPC PDIP Gegeran 
Curi Motor untuk Beli Rokok 
Dongkrak Rest Area Tongas 
LPM Unesa Mengaku Salah 
Mulai Tahap Pertama 
Panggil Tersangka Kasus Lumbang 
Ditetapkan Tersangka, Warga Lapor Dewan 
Janji Tanpa Money Politics 
Bantu Rumah Warga Miskin 


  
___
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

[ac-i] Datuk BAHA ZAIN

2008-12-14 Terurut Topik anuv chaviddy





PERSONALITI - BERITA HARIAN
Pejuang bahasa Melayu
Oleh Mohd Azis Ngah 
a...@bharian.com.my





DI bilik bacaan peribadi di rumahnya bersama koleksi buku.


Bagi Baha Zain tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, 
berkongsi pendapat dalam memperjuangkan bahasa kebangsaan 

KETIKA melayari blog milik bahazain (Datuk Baharudin Zainal), penulis tertarik 
dengan perenggan akhir pada muka utama yang memetik kata-kata Prof A Rahman 
Shaari, 'Baharuddin Zainal Pengkritik Sastera dan Penyair,' dalam Esei & Puisi 
Baha Zain (2000). 

Katanya, 'Baharuddin Zainal ialah pengkritik sastera yang cukup berjaya. Ia 
sebenarnya berjaya akibat daripada sikap berhati-hati yang ada padanya dan 
sikap itu sentiasa dipeliharanya. Sikap berhati-hati itu menyebabkan 
kritikannya kerap kali mengandungi isi yang bernas, dan isi itu disampaikan 
melalui bahasa yang kreatif. Elok saya tegaskan, bahawa tidak besar jumlah 
pengkritik sastera yang berkeupayaan membina bahasa yang kreatif'. 



Jika diamati, memang ada kebenarannya, cakapnya memang berhati-hati tetapi 
tegas dengan pendirian dalam menyatakan pandangan, kritikan serta cadangan 
mengenai pelbagai isu yang diaju dan dipersoalkan kepadanya. 

Usianya akan mencecah 70 tahun menjelang 2009, namun ingatan, kritikan ke atas 
isu semasa tetap bagus kerana beliau sentiasa mengamalkan budaya mencari ilmu, 
mengikuti perkembangan semasa di dunia luar walaupun kini hidup di alam 
persaraan. 

Baginya, tiada istilah bersara daripada menulis, menyampaikan pandangan, 
berkongsi pendapat terutama dalam bidang persuratan khususnya memperjuangkan 
martabat bahasa kebangsaan. 






Antara buku terbaru tulisan Baha Zain.


"Saya tiada kemahiran lain selain menulis, ini sudah saya lakukan sejak zaman 
persekolahan dan akan teruskan selagi terdaya. Semangat memartabatkan bahasa 
ini tidak akan luntur sampai bila-bila dan berharap generasi muda akan teruskan 
usaha murni ini. 

"Sejak zaman kebangkitan perjuangan Bahasa Melayu sekitar 1957 hingga 1959 saya 
sudah merasai bahangnya dan cukup bersemangat untuk turut berjuang. Pada 
peringkat sekolah, kami tubuhkan Persatuan Peminat Bahasa Kebangsaan Sekolah 
Anderson, Perak. 

"Saya dilantik sebagai pengerusi pertama dan kami menerbitkan majalah dalam 
bahasa kebangsaan pada 1958 dan 1959. Kami adakan aktiviti drama, teater untuk 
menyokong gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu. 

"Guru-guru resah melihat gerakan mengembalikan maruah bahasa Melayu kerana 
mereka berpendidikan kolonial dan tidak begitu senang dengan kegiatan kami," 
katanya. 
Semangat perjuangan bahasa itu juga membawa kepada penubuhan Dewan Bahasa dan 
Pustaka pada 1956 dan dua tahun berikutnya, digerakkan bahasa kebangsaan. 

Semangat perjuangan meningkat maruah itu diteruskan ketika menyambung pengajian 
di Universiti Malaya (UM) pada 1960. Sewaktu cuti semester, beliau turut 
bekerja sambilan di DBP disebabkan minat mendalam dalam usaha menjadikan bahasa 
sebagai satu perjuangan. 

Sebaik saja menamatkan pengajian di UM, Baharudin terus diterima berkhidmat 
sebagai Penolong Pegawai Penyelidik DBP sekali gus memberi ruang kepadanya 
untuk meneruskan perjuangan memartabatkan bahasa kebangsaan. 

"Sejak kerja di DBP sampai ke hari ini, saya tak reti buat kerja lain, menulis 
saja. Menulis pun dalam bahasa Melayu, bukan saya tak boleh tulis dalam bahasa 
Inggeris, tetapi lebih selesa dengan bahasa ibunda. Itu sudah saya amalkan 
sejak sekian lama, bermula menulis puisi dan karangan di sekolah. 

"Memang dari dulu saya nak membina bahasa Melayu. Apabila kerajaan lancarkan 
penggunaan bahasa Inggeris dalam mata pelajaran Sains dan Matematik, saya 
tentang habis-habisan, itu pendirian saya. 

Saya jumpa Tun Dr Mahathir Mohamad (bekas Perdana Menteri) dan Datuk Seri 
Abdullah Ahmad Badawi. 

"Dua kali saya jumpa Pak Lah, saya cakap jelas-jelas, bukan emosional, tetapi 
ikut rasional. Saya katakan sejak dulu, saya memang konsisten, bukan ini tidak 
bermakna saya tak suka bahasa Inggeris, anak-anak saya pun belajar bahasa 
Inggeris, tetapi kena utamakan bahasa ibunda. 

"Perjuangan saya cukup jelas, walaupun saya bukan orang politik. Untuk 
perjuangan bangsa, tak semestinya jadi orang politik. Masing-masing ada peranan 
dalam perjuangan seluruh kehidupan kita, mesti maju dalam semua bidang. "Kita 
perlukan peniaga, tukang kebun yang baik, barangkali pemandu teksi yang jujur 
juga penting untuk negara kita, bukan hanya menteri, ahli sukan pun sama, macam 
Datuk Nicol David (skuasy) dan Datuk Lee Chong Wei (badminton)," katanya. 

Disebabkan itulah, walaupun sudah bersara, beliau tetap meneruskan agenda 
perjuangannya dan segala pandangan, komen mengenai isu semasa, perbahasan di 
Dewan Rakyat akan dikupas, diulas melalui blog miliknya. 

Melalui cara itu, beliau cukup yakin masyarakat terutama generasi muda akan 
mendapat pandangan alternatif dan maklumat selain melalui pelbagai buku hasil 
tulisannya yang menggambarkan pendiriannya sejak sekian lama

[ac-i] Mitos Bara Biru Nirwan Dewanto

2008-12-14 Terurut Topik Nong Mahmada
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/12/14/01113863/mitos.bara.biru.nirwan.dewanto

Mitos Bara Biru Nirwan Dewanto


  



ACEP IWAN SAIDI
”A tree is a tree. Yes,
of course. But a tree as expressed by Minou Drouet is no longer quite a
tree, it is a tree which is decorated, adapted to a certain type
consumption, laden with literary self-indulgence, revolt, images, in
short with a type of social usage which is added tu pure matter”
(Barthes, 1983: 109).
Jika mitos merupakan tipe wicara (”a type
of speech”) seperti dikatakan Barthes, sastra tentu merupakan mitos.
Soalnya, sastra adalah model wicara juga. Sebagaimana halnya mitos,
yang utama dalam sastra adalah bagaimana sesuatu diujarkan, bukan apa
yang diujarkan.
Metaforarisasi” adalah sebuah mekanisme
pemitosan: pembubuhan sejumlah fungsi, makna, dan pesan pada materi
murni. Materi murni seperti pohon, ranting, debu, dan lain-lain dicuci
dan dialihkan tempat serta fungsinya.
Dengan mekanisme tersebut,
sastra sebagai mitos identik dengan idealisasi atas materi murni. Di
situ penyair menempati posisi pemancar (sender) yang mengirim hal ideal
kepada pembaca (receiver). Penyair menginterpelasi obyek-obyek ke dalam
”lembaga kreatif” pada dirinya, mengeksiskan obyek-obyek tersebut
sebelum kemudian menjadikannya agen yang mengirim sejumlah pesan ideal.
Pembaca pun teryakinkan.
Dalam mitos, keyakinan atas yang ideal
itu umumnya melampaui batas nalar. Hal terpenting dalam mitos memang
bukan benar atau salah, logis atau tidak, melainkan yakin atau tidak.
Mitos adalah seperangkat linguistik yang memasyarakat atau
tersosialisasikan. Dalam sosialisasi terdapat proses ”menetapkan”.
Penetapan ini terjadi sejalan dengan tertanamnya keyakinan (Berg,
Penulisan Sejarah Jawa, 1974, hal 7).
Pada level itu,
metaforarisasi menjadi identik dengan cara teks sastra bekerja
memancarkan ideologi. Karena proses inilah Louis Althusser menyebut
sastra sebagai salah satu elemen dari Ideological State Aparatuss
(ISA). Sastra memancarkan ideologi dengan caranya yang paling halus
(Althusser, Tentang Ideologi: Marxisme Strukturalis, Psikoanalisis,
Cultural Studies, 2004 hal 20).
Idiom mengejutkan
Penempatan
teks sastra dalam perspektif di atas saya pakai untuk mendekati
sajak-sajak Nirwan Dewanto (ND) yang terkumpul dalam himpunan Jantung
Lebah Ratu.Membaca sajak-sajak ND dalam himpunan ini, saya
menemukan beberapa idiom yang berasa menyentak, dan karena itu, asing.
Mungkin ini pula yang menyebabkan Melani Budianta, dalam endorsement
buku ini, menulis ”membaca puisi Nirwan membuat kita bertanya: Siapa
yang bicara? Dari mana datang suaranya? Tapi sajak-sajak Nirwan bukan
teka-teki, melainkan sehamparan estetika”.
Apa yang dimaksud
sehamparan estetika oleh Budianta, bagi saya adalah sebaran idiom yang
mengejutkan. Perhatikan, misalnya, sajak ”Perenang Buta” (hal 3).
Sesuai judulnya, sajak ini bertutur tentang perenang buta dalam samudra
(tentu kita tidak harus memaknainya secara harfiah). Sebab itu,
perenang buta diriwayatkan dalam himpunan kata yang sekomunitas: arus,
tanjung, ubur-ubur, ganggang, teluk, dan mercu suar. Ekologi kata ini
juga berelasi dengan kata dari komunitas lain yang logis, baik secara
sintaktik maupun semantik. Namun, di antara relasi itu ada yang terasa
muncul dengan tiba-tiba. Periksa larik 6 dan 7 sebagai berikut, ”Tak
beda ubur-ubur atau dara/mendekat ke punggungnya”.
Kata dara pada
larik itu datang sekonyong-konyong menghancurkan struktur. Dengannya
logika metafor terjerembab dan terputus. Tiba-tiba kita dibawa ke dalam
imaji yang asing. Fokus sajak yang telah dibangun sejak kata pertama
menjadi terpecah sebab putusnya rantai penandaan (skizofrenik).
Selanjutnya,
pada sajak ”Kunang-Kunang” (hal 2), ditemukan idiom lain yang juga
menarik ditelisik. Perhatikan bait berikut, ”Baraku biru, begitu biru,
sehingga sebatang sungai meninggikan/sayapnya ke arahku dan berkata,
terbanglah seperti aku sebab kau adalah kembaranku, tapi segera aku
tahu ia tak bermata, maka ia lupa siapa bundanya”.Pertanyaan
atas larik ini adalah: bagaimana kaitan antara ”baraku biru” dan
sebatang sungai sehingga ia harus meninggikan sayapnya? Ada rantai
logika sintaktik yang putus, sintak yang lagi-lagi skizofrenik.
Jika
relasi ungkapan itu skizofrenik, idiom sebatang sungai pada bait itu
menunjukkan kasus lain. Hemat saya, kata sebatang yang ditempelkan pada
sungai telah mereduksi realitas. Imaji kita tentang sungai tiba-tiba
menyempit dengan kata sebatang. Sebatang, kita tahu, adalah kata yang
biasa digunakan untuk pohon/kayu (sebatang pohon/kayu). Sebatang juga
bisa disebut sebagai kata yang mengklasifikasi, memisahkan sesuatu dari
keberagaman (serumpun, misalnya).
Walhasil, idiom sebatang sungai
bisa dibilang sebagai idiom yang menyederhanakan, formalistik. Bukankah
sungai merupakan arsitektur alam yang renik dan kompleks, mengalur dari
gunung sampai ke laut. Dibandingkan dengan idiom skizofrenik di atas,
sebatang sungai menandai hal yang bisa dibilang sebaliknya. Jika yang
pertama merupaka

Re: [ac-i] diskon buku gila-gilaan

2008-12-14 Terurut Topik Jenni Thio
Mohon informasi.Kalau berminat atas semua paket yang ditawarkan, d.p.l. borong 
paket, adakah discount tambahan ? Jika ya, berapa pula tambahannya ? 
Harapan aku, Kobam dapat tercatat di Muri sebagai pencetus discount buku 
gila-gilaan abiez.Lumrah pemesanan dilakukan setelah memperoleh jawaban.Terima 
kasih.eom+ 
--- On Fri, 12/12/08, kobam_masup  wrote:
From: kobam_masup 
Subject: [ac-i] diskon buku gila-gilaan
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Friday, December 12, 2008, 7:32 AM

CUCI GUDANG KOBAM DI AKHIR TAHUN
Sebulan Mabok Diskon Sonder Ampun
Dari Tanggal 24 November – 31 Desember 2008

Nyambut ganti taon, Komunitas Bambu, Masup Jakarta, Mushaf en Ka
Bandung bikin obral buku en paket buku murah. Obral buku murah dikasih
diskon 30% ampe 70%. Kalau pilih paket dapet harga lebih miring karena
ada tambahan diskon 5%. Bisa pesan en diantar tapi kena ongkos kirim.

Pemesanan Hubungi:
Komunitas Bambu
Jl. Pala No. 4B Beji Timur Depok 16422
Telp/Fax. 021 772 06 987
Sms Pesanan : 0813 8543 0505
komunitasbambupemasa...@yahoo.com

Buku Obral Murah
No. Judul   Harga NormalObral 5.000-15.000
1   Catatan Seorang Pejalan Dari Hadrami18,000  5,000
2   Biksu Tak Berjubah  25,000  5,000
3   Kisah Surat Dari Legian 18,000  5,000
4   Cerita dari Gedung Arca 30,000  10,000
5   Lembah Kekal55,000  10,000
6   Melintasi Dua Jaman 40,000  10,000
7   Mengikis Batas Timur dan Barat  35,000  10,000
8   Perempuan Semusim   34,000  10,000
9   Profil Etnik Jakarta30,000  10,000
10  Wayang Liederen 28,000  10,000
11  Catatan Dari Penjara45,000  15,000
12  Glosari Betawi  25,000  15,000
13  Keadaan Jakarta Tempo Dulu  30,000  15,000
14  Ketawa-Ketawi Betawi50,000  15,000
15  Ni Hoe Kong 35,000  15,000
16  Status Piagam Jakarta   25,000  15,000
No. Judul   Harga NormalObral  20.000-30.000
1   Dari Botchan Sampai Kalong Taman Firdaus35,000  
20,000
2   Hikmah Al Fatihah   35,000  20,000
3   Karya Lengkap Al Misri  35,000  20,000
4   Menguak Duniaku 55,000  20,000
5   Muhammad; Nabi dan Negarawan50,000  20,000
6   Onze Ong; Onghokham dalam Kenangan  50,000  20,000
7   Tangan dan Kaki Terikat 40,000  20,000
8   Terang Bulan Terang di Kali 48,000  20,000
9   Sumpah Pemuda   30,000  21,000
10  Salemba Rawamangun  30,000  21,000
11  Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir 30,000  21,000
12  Pram dan Cina   32,000  23,000
13  Nyai Dasima 32,000  23,000
14  Sebelas Colen di Malam Lebaran  30,000  24,000
15  Braga Jantung Parijs van Java   35,000  24,500
16  HM Misbach; Kisah Haji Merah35,000  24,500
17  Mayor Jantje35,000  24,500
18  Orang Cina, Bandar Tol, Candu & Perang Jawa 35,000  
24,500
19  Cut Nyak Dien   44,000  25,000
20  Greget Tuanku Rao   55,000  25,000
21  Kerajaan Mori   40,000  25,000
22  Prajurit Perempuan Jawa 50,000  25,000
23  Sejarah Para Pembesar Mengatur Batavia  50,000  25,000
24  Nabi Muhammad Juga Manusia  37,000  26,000
25  Kisah Para Pilot; KAMIKAZE  38,000  27,000
26  Hiroshima   40,000  28,000
27  Kota-Kota Prakolonialisme   40,000  28,000
28  Pelayaran dan Perniagaan Nusantara  40,000  28,000
29  Blue Print  65,000  30,000
30  Cokin So What Gitu Loh  65,000  30,000
31  Jakarta 1950-an 60,000  30,000
32  Orang dan Partai Nazi di Indonesia  55,000  30,000
33  Orang Indonesia di Kamp Nazi55,000  30,000
34  Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya 
40,000  30,000
No. Judul   Harga NormalObral  31.000-70.000
1   Samurai 45,000  32,000
2   Istana Dewa Pulau Dewata50,000  35,000
3   Kapitalisme Pribumi Awal50,000  35,000
4   Sumbangan Islam Kepada Ilmu 50,000  35,000
5   Anti Cina, Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina50,000  
35,000
6   Dalem Tawanan Djepang 

[ac-i] jurnal toddopuli: éman-éman endasé -- sayang-sayan g kepalanya

2008-12-14 Terurut Topik sangumang kusni
Jurnal Toddopuli:
 
 
EMAN-EMAN ENDASE
[SAYANG-SAYANG KEPALANYA]
 
  
 
Aku kira waktu itu musim panas ketika beberapa surat listrik [sulis] masuk ke 
kotak surat laptopku.  Sulis-sulis itu berasal dari Rosa Prabowo, seorang 
mantan anggota DPR Pusat dari NU dan sedang menyelesaikan program S3-nya di 
salah satu universitas di Australia. "Negeri dan bangsa ini memerlukan 
anak-anaknya yang terdidik baik dan berwawasan", jelas Rosa kepadaku mengapa ia 
melepaskan sementara kedudukannya sebagai anggota DPR Pusat. 
 
Aku mengenal Rosa dan juga Choirotun Chisaan,  adiknya yang penulis buku 
"Testimoni H. Misbach Yusa Biran. Lesbuli. Strategi Politik Kebudayaan" [LKiS, 
Yogyakarta, 2008, 247 hlm],  sudah cukup lama dan ketika tahun 2007  lalu 
aku ke Yogyakarta, kami berkesempatan jumpa di kantor Syarikat Indonesia yang 
menerbitkan bukuku "Aku Telah Dikutuk Menjadi Laut" [ Yogyakarta, April 2007].
 
Dalam sulis-sulisnya, Rosa mengatakan bahwa setelah dari Jerman, ia bermaksud 
untuk datang ke Paris. "Apakah Babé [demikian anak-anak muda NU memanggilku 
selalu] ada di Paris musim panas ini?   
 
Setelah tukar-menukar sulis, pada hari kedatangannya aku datang ke  Stasiun 
Utara [Gare du Nord], sebuah stasiun kereta-api terbesar di Paris, dari mana 
kereta-kereta yang berangkat dan tiba ke dan dari negeri-negeri Eropa Utara 
berpangkal. Gare du Nord biasa juga disebut Paris Utara. Kedatangan kali ini 
adalah kedatangan Rosa pertama kali ke Paris. Paris tidak ia 
kenal,utara-selatan, barat--timurnya. 
 
Karena tahu ia belum makan , maka Rosa langsung kuajak ke Koperasi Restoran 
kami yang terletak di pusat kota Paris. Sambil menyeret kopernya yang penuh 
buku, kami berjalan sambil kujelaskan keadaan tempat-tempat yang kami lalui. Di 
Koperasi, Rosa berkenalan dengan awak koperasi kami. Saling tukar cerita sambil 
makan bersama masakan sederhana yang khusus dibuat menyambutnya. Sebagaimana 
biasa, ketika ada tamu-tamu khusus datang ke Paris, Koperas memanfaatkan 
kehadiran mereka untuk tukar-pikiran dan informasi. Demikian juga untuk Rosa 
sebelum ia kembali ke Jerman dalam perjalanan kembali ke tanahair, sudah 
dijadwalkan kegiatan demikian.
 
Yang ingin kucatat dalam Jurnal Toddopuli kali ini adalah beberapa pendapat 
Rosa yang tengah menyelesaikan program S3nya di bidang antropologi, yang juga 
merupakan aktivis NU semenjak muda. Sehingga mendengar kisahnya , aku sekaligus 
mendengar lika-liku perjalanan NU dan organisasi-organisai pemudanya, terutama 
pada masa dan pasca Orde Baru. Hadiah paling berharga dari Rosa adalah 
tesisnya. Sebuah kopie tesisnya ia tinggalkan untukku: "Agar Babé makin kenal 
Islam dan NU", ujarnya sambil menyerahkan kopie tesis tersebut. Tentu saja di 
sini aku tidak membahas isi tesisnya tapi mencatat beberapa pendapat-pendapat 
atau pernyataan-pernyataannya di depan teman-teman Koperasi yang mengesankan.
 
Salah satu  yang paling berkesan adalah pernyataannya dalam bahasa Jawa khas 
Yogya yang kocak  bahwa cendekiawan dan pemimpin negeri kita dinilainya sangat 
"éman-éman karo nadsé" [sangat sayang-sayang pada kepalanya]. Dengan kata lain, 
Rosa melihat bahwa cendekiawan dan para pemimpin kita kurang suka menggunakan 
kepalanya.  Malas berpikir. Tapi lebih suka menggunakan jalan pintas. Keadaan 
yang sering aku namakan pola pikir danmentalitas "mie instant". Korupsi 
material, pikiran dan data termasuk beberapa ujud dari pola pikir dan 
mentalitas "mie instant" atau yang "éman-éman karo ndasé". Sayang-sayang dengan 
kepalanya Sehingga kepala itu dipelihara demikian rupa. Tidak digunakan sesuai 
fungsinya Sampai berlumut. Bulukan.  
 
Mendengar pernyataan kocak serius, mengena dan komunikatif  ini, para anggota 
Koperasi tidak bisa menahan gelak. Pilihan ungkapan begini, jika pengamatanku 
benar, adalah ungkapan-ungkapa yang  khas terdapat di kalangan para penggiat di 
akar rumput, baik di kalangan buruh atau tani atau pun lapisan-lapisan 
masyarakat lapisan bawah.  
 
Adanya jual-beli skripsi di dunia akademi, barangkali ujud dari gejala yang 
disebut oleh Rosa dengan sikap "éman-éman ndasé" juga adanya. Bentuk dari 
kultus akademi yang umum di negeri-negeri yang baru mencapai kemerdekaan 
nasional, negeri yang oleh Alfred Sauvy dinamakan "negeri-negeri dunia ketiga" 
sekalipun gelar akademi dan isi kepala tidak rasuk [uncompatible]. Varian dari 
pola pikir dan mentalitas "éman-éman endasé" atau "mie instant" ini boleh jadi 
yang sering kita lihat dalam sikap "menindas ke bawah menjilat ke atas", 
"sanuwun dawuh", "minta restu bapak". Yang "éman-éman endasé" sering menjadi 
alat jinak [docile tool] dengan segala dampaknya dari tuan-tuan paternalistik 
Sementara kebebasan dan keberanian berpikir serta mencari kebenaran dari 
kenyataan yang memerlukan kerja keras dan ketekunan merupakan kutub lain dari 
"éman-éman endasé".
 
Gejala lain yang diangkat oleh Rosa Praboowo adalah masalah "latah". Rosa 
melihat bahwa masyarakat kita sekarang, masih dihinggapi oleh penyakit "latah". 
Isu syar

Re: Bls: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri

2008-12-14 Terurut Topik Artie H. Tjakra
saya pun pernah menerima email semacam ini dari teman 
tetapi saya tidak menanggapi karena merasa aneh
dan kebetulan teman tsb adalah teman dari Myanmar
dan saya tidak punya kontak no telp, jadi malas juga utk men cek nya
dan sekarang saya merasa pasti bhw email ini adalah salah satu 
dari penipuan ini
berikut tulisan emailnya : (nama juga saya hilangkan)
salam,
Ade Artie


How are you doing?Hope all is well with you and family,I am sorry that i didn't 
inform you about my traveling to Africa{Nigeria}for an Art Exhibiton in 
relation to African Culture and Heritage organised by artist from all around 
the world.
 
I need a favour from you as soon as you recieve this e-mail because i misplaced 
my little bag in the Taxi where my wallet,phone and flight ticket were kept on 
my way to the hotel and i will like you to assist me with a soft loan urgently 
with the sum of $2,800USD to get me back home.
 
I am sending you this e-mail from the city Library and i only have 30 mins.I 
will appreciate whatever you can afford and i'll pay you back as soon as i 
return,Kindly let me know if you can be of help so that i can send you my 
details to use when sending the money through western union or money 
gram.There's a Western Union here at the airport,but the ticket home is 
$2,800USD. I need you to help me out here please. I have plenty of money, I 
just can't get at it till I get back.Hope to hear from you.
Best Regards,




From: ardi supardi Hello,
 

Sent: Friday, December 12, 2008 9:34 PM
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com 
Subject: Bls: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri



thx for infonya,,,
alhamdulillah, saya blum pernah dpet email kya gtu,,, lebih sering dapet yang 
butuh dana operasi medis di afrika sana atau ngga dapet hadiah uang 170.000 
euro dari yahoo, setelah dicek ternyata palsu abiiizzz




Dari: "e...@kompas.com" 
Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Rabu, 10 Desember, 2008 19:29:59
Topik: Re: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri



salam kenal, saya belum satu jam lalu juga menerima email seperti ini, untung 
teman bersangkutan (korban) sudah memberitahu ke sejumlah kenalan bahwa 
emailnya dicuri sehingga saya tidak terpengaruh. trims peringatannya
efix mulyadi
  - Original Message - 
  From: ve.ama...@gmail. com 
  To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com 
  Sent: Wednesday, December 10, 2008 5:13 PM
  Subject: Re: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri


  Thx for info. Sy prnh menerima email spt ini. Email address n password teman 
saya di hacked (it's called spoofing??) jd si hacker bs assess dan kirim email 
blast ke smua contact yg ada disitu. Hebatnya dia pelajari profile siempunya 
email dan bikin cerita yg sesuai dg org tsb jd kita2 tdk terlalu curiga awalnya.
  Btw, is it .hotmail address? 
  Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
Teruuusss... !



--
  From: nuri aryati 
  Date: Tue, 9 Dec 2008 20:52:05 -0800 (PST)
  To: artculture; media 
jateng; surya
  Subject: [ac-i] MOHON WASPADA, RAMPOK lewat EMAIL-dari teman sendiri


  MOHON WASPADA, PERAMPOK MODEL BARU 

  Saya nyaris kehilangan uang 28 juta. 
  Awalnya saya dapat email dari teman yang saya kenal
  betul. Dia mengirim surat tetapi memakai bahasa
  Inggris, biasanya bahasa Indonesia. 

  Dia memang sering keluar negeri untuk sesuatu urusan.
  Pada email tersebut dia katakan bahwa dia dirampok di
  luar negeri dan tidak bisa pulang. 

  Sebagai teman, saya tentu kasihan dan kalau bisa
  membantu, kenapa tidak. Tetapi ada beberapa
  kejanggalan, yaitu: 

  - Kenapa kalau ada apa-apa di luar negeri, tidak minta
  tolong ke kedutaan? 
  - Kenapa email tidak menyebut nama saya, melainkan
  universal, hello
  - Kenapa tidak minta tolong terlebih dulu ke
  keluarganya, bahkan setahu saya ada keluarganya yang
  di Eropa?
  - Kenapa tidak mencatumkan nama Hotel dan telponnya,
  sehingga saya bisa konfirmasi dia?

  Ketika saya konfirmasi ke salah satu teman dekatnya di
  Indonesia, dia bilang ybs tidak pernah mengirim email
  itu. Bahkan ternyata emailnya, dicuri passwordnya oleh
  orang lain. 

  Saya mengimbau, teman-teman agar waspada dengan email
  yang minta kiriman uang, bahkan meski dari teman
  sendiri.

  Kalau mau membaca emailnya, silahkan !!! Nama sengaja
  saya hilangkan. 
   _ _ _ _ _

  Hello, 
  This has to come in a hurry because it has left me
  in a very critical situation. I had travelled to
  United Kingdom unannounced for an urgent situation,
  unfortunately for me all my luggages and money was
  stolen at the hotel where i lodged. I am so confused
  right now, i dont know what to do or where to go.I
  didn't bring my phone here and the hotel telephone
  line's was disconnected 

Re: [ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA

2008-12-14 Terurut Topik arief rahman arief rahman
Lihat dari rekomendasi, hasilnya tak jauh beda dengan kongres-kongres 
sebelumnya. Yang baru dan menarik Ekonomi Kreatif/Industri Budaya dan 
Filantrophi Kebudayaan. 

Begitu lihat pokok bahasan kongres, banyak poin yang sebenarnya mengulang isu 
lama. Seolah pokok bahasan tersebut tak pernah selesai urusannya, misalnya 
Kebijakan dan Strategi Kebudayaan, Film/Seni Media, Sastra, Bahasa dan Aksara, 
Seni Rupa, Media Massa, Seni Pertunjukan, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI), 
Diplomasi Kebudayaan,  Pendidikan, Identitas Budaya. 

Tak terlihat terobosan baru untuk kebudayaan Indonesia. Terlihat reaktif 
terhadap perkembangan budaya di Indonesia, tak memberi visi baru bagi arah 
pertumbuhan kebudayaan kita.

Ada empat poin utama yang tertangkap dalam rumusan dan rekomendasi:
pertama, budaya adalah sumber uang.
kedua, budaya (atawa seni?) ialah medium untuk diplomasi antar negara.
ketiga, multikultur
empat, organisasi/pelaku budaya silakan bergerak terus (urus diri sendiri 
dulu). pemerintah buat regulasi, kita tunggu ada filantropis budaya untuk 
membantu. Ya begitulah, seperti yang kita harap-harap dari dulu.

Arahman Ali, dewa-api.blogspot.com





  

Re: [ac-i] Pementasan Taufik Ismail di GKJ

2008-12-14 Terurut Topik gongmedia cakrawala
tiketnya berapa ya, bu?
kalau tidak ada halangan, saya di Serang, ingin sekali nonton.
kalau tidak salah, pakaian juga ada aturannya?
harus jas? atau kemeja?

tetap semangat
gola gong

--- On Fri, 12/12/08, gkj  wrote:
From: gkj 
Subject: [ac-i] Pementasan Taufik Ismail di GKJ
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Date: Friday, December 12, 2008, 12:29 PM














Dear all, 
 
Badan Pengelola Gedung Kesenian Jakarta mengharapkan 
kehadiran anda pada acara
 
 
Generasi Dalam Dialog
 
TAUFIK ISMAIL 
 & 

SKOLASTIKA ANSAMBEL Pimpinan Marusya 
Nainggolan
 
yang akan diselenggarakn pada: 
 
Hari/ Tanggal     : Selasa, 
16 Desember 2008
Waktu         
        : 20.00 WIB - 
selesai
Tempat   : Gedung 
Kesenian Jakarta 
    
                
      Jl. Gedung Kesenian No. 1. 
Jakarta   
 
Atas kehadirannya, kami ucapkan 
terimakasih.
 
 
RSP : Ibu Lia 0811 
901380   

 

  




 

















  

[ac-i] MBALJIGONG di HUT KODAM V BRAWIJAYA, 17-12-2008

2008-12-14 Terurut Topik abdul malik


 
  
  
  
  
  
  
  
   
  
 
  
   Komunitas musik MBALJIGONG Dewan Kesenian Kota Mojokerto akan tampil pada 
   
   Hari : Rabu
   Tanggal    : 17 Desember 2008
   Pukul    : 7 malam
   Tempat  : Pendopo Agung Trowulan, Kabupaten Mojokerto
   Acara : HUT KODAM V BRAWIJAYA
   
   Terima kasih.
   
   Salam hangat,
   Saiful Bakri
   081 330 06 1978
   
   
   
   
   Histrografi Kegiatan Komunitas Musik Mbal Jigong 
    
   Musik Pembuka
   Kadang meramu banyak pemikiran dengan latar belakang yang berbeda sering 
kali menimbulkan percikan-percikan, namun dari percikan-percikan itulah gairah 
untuk mencipta karya musik selalu mengganggu ruang diam itu.
   Dengan back ground Majapahit kita usung ide-ide, karena hidup adalah putaran 
roda dimana pada waktu tertentu akan kembali kepada sebuah titik yang mana 
sudah pernah terlampaui, namun dengan suhu dan cuaca yang berbeda dari sinilah 
musik pembuka diramu dengan gelegak gairah semangat Majapahit maka lahirlah 
musik dan tari.
    
   Gunungan (Pakeliran)
   Kehidupan memang komplit di ciptakan Tuhan, sandiwara besar ini diputar 
berulang-ulang tidak mengenal pangkat dan derajat, tinggal kita jeli atau tidak 
membidik peristiwa-peristiwa itu untuk dikaji kembali seperti jaman Majapahit. 
Kita tinggal mencontoh rencana besar dari sebuah negeri. Disini gunungan 
menggambarkan Siniwula  kehidupan manusia. 
    
   Lenggang Kali Brantas
   Sebuah simbol betapa hebatnya sebuah perjalanan kehidupan, seperti halnya 
sebuah kelahiran dari gelap gulita sampai pada sebuah cahaya terang benderang.
   Dimana liku-liku untuk mencapai sebuah tujuan akan mengarungi gelombang 
samudra sampai pada akhirnya menemukan sebuah kejayaan.
    
   Empu Prapanca
   Sinawung Getering Kidung 
   Siniwo Cahayaning Asih
   Kanjeng Ratu Wulat Mandulu 
   Ring Putro Wadyo
    
   Pepateting Ilmu Luhung 
   Angudi Margining Rahayu
   Lumunturing pringgo ratri
   Sawego ngrumekso
    
   Hayam Wuruk 
   Ngulat angelangut
   Kabeh wis podo kebekan 
   Saking Kehing Murka 
   Wis warata dadi cidro
    
   Gajah Mada
   Sing becik ketitik
   Kang Olo Ketoro 
   Ojo Seneng Sare 
   Enggal ndang tangi..o
    
   Sabar Jujur Jejek Nrimo teposliro 
   Samudraning sirno
   Gempaling gapuro
    
   Turonggo Seto (Kuda Putih)
   Pada Hakikatnya sebagai tunggangan para pembesar kerajaan, namun disini 
semangat Turonggo Seto itulah dikemas dalam sebuah musik dan tari yang 
menggambarkan tentang kesucian dan keikhlasan.
    
   Labuh Pertiwi
   Katon endah warno niro 
   Kadyo sekar tunjung putih jingo
   Manunggaling roso sumunar murub
   Tumus mring tyas satrio utomo
    
   Puri agung bojro lepo
   Siniwing sang ratu wilwotikto
   Krido bekti mulyo sang mahapatih
   Gajamada ngglar mukti setyo
    
   Elok kembang rinonce
   Maringo jejekke Negara
   Gabuhing balong kang kececer
   Kadyo sodo die rut nunggal nyawiji
   Prabawaning ratri
   Nyawiji labuh pertiwi
   Panjer surub ping sirno
   Amewo yu hayuning nagari
    
   Wo awi awo awo
   Wedang kopi gulo klopo
    
    
    
    
    STAF PRODUKSI
    
   Pimpinan produksi :  Saiful Bakri
   Bendahara :  Akhiria
   Marketing  :  Tutik samsul
   Publikasi    :  Gaguk kris
   Umum   :  Hengki
   Tranportasi    :  Basuki
   Dokumentasi :  Mamack
   Konsumsi  :  Sutrami
    
    
   STAF ARTISTIK
    
   Komposer :  Oki Sunarko 
   Dartok kuswandi
   Pemusik   :  Oki Sunarko, Dartok, Saiful Bakri, 
Sugeng, Sulis, Danang, Hengki, Rustamaji, Cak Run, Ambon, Bayu,Pendik, Ince, 
Awik
   Penata artistic    :  Sokib, Aris
   Lighting   :  Gatot Sableng
    
    
    
    
   BIOGRAFI KOMPOSER
    
   1.  OKI SUNARKO
   Mbah Oki nama akrabnya, sejak masih muda beliau sudah berkecimpung dengan 
musik. Mulai keroncong, campur sari, pop, paduan suara, bahkan di eranya mbah 
Oki sering kali mendapat juara lomba menyanyi. Di usianya yang ke 62 tahun ini, 
mbah Oki masih bergairah untuk menciptakan karya musik juga memberikan 
pembinaan di sekolah-sekolah, dan salab satu karya yang masih hangat 
diciptakannya musik Mbaljigong. Mbaljigong terlahir dari tangannya, bersama 
anak-anak muda yang senang musik dari berbagai aliran dengan telaten beliau 
mengajari sampai pada akhirnya mbaljigong biasa pentas kemana-mana salah 
satunya di TMII. 
    
   2.  DARTO KUSWANDI
   Biasa dipanggil “Wak To”, sangat menyukai musik tradisional sejak masa 
mudanya,  Ikut berkecimpung dalam grup campursari “Gagrak Anyar” yang masih 
eksis sampai sekarang, bersama Mbah Oki dan kawan-kawan lainnya membentuk 
komunitas seni bernama Mbal Jigong, Selain dalam komunitas musik ini beliau 
juga mengajar

[ac-i] imajinasi dalam novel (3)

2008-12-14 Terurut Topik Hudan Hidayat

Tungs aa

pukul 10 pagi. Aku janji dengan Mariana sore hari. masih ada waktu bermalas 
malasan. Anakanak di luar main kejar kejaran, dekat simpang sekolahan. Video 
ini boleh juga. sebuah tali dan sebuah pistol, pisau dan cemeti. Mari kita 
bermain. Tapi aku lagi bosan. Kuletakkan barang-barang itu. nanti aku akan 
melihat kamu lagi. mariana tak akan marah kalau aku menggesernya lain hari. 
jiwaku ingin yang lain. Buku ini menarik juga. 

Tentang apa kiranya. aHa, jiwa yang mati.

terbayang wajah ibu. ibu yang mati. Ayah yang malang. ayah yang mati. Kami 
masih sempat bergumul malam hari. ibu bersemangat sekali. Kau kecup batang 
ayah, seperti mengecup pipiku yang nangis sakit gigi. Tapi aku tak berhenti 
menangis. Seperti ayah tak berhenti mengerang. mengeranglah selagi bisa, ayah. 
sebab dunia menolak kita. keluarga kita memang lain. kemarin kudengar 
bisik-bisik, orang-orang kampung mulai menimbang. tak terima setitik nila di 
tengah mereka. Aku mengendap-ngendap menghindari mereka. Takut nila itu mereka 
bantai sebelum waktunya. Mengeranglah ayah, bersama ibu. bersamaku juga. Yang 
melihat kalian bermain mata. Bermain batang dan cawan. aku bermain dalam 
duniaku dulu. Hitung-hitung pemanasan. bayangan kalian lebih dari cukup. Nanti 
tiba giliranku menggantikan kamu. Memeluk ibu ketika kau tak berdaya. Cukuplah 
kau tidur, saat aku memasuki istana kita bersama. menjebolnya sambil menekan 
pahamu sekuat tenaga. Pintukan sudah terkunci. tak
 ada yang melihat binatang dalam rumah ini. sampai kita bertiga kaget, ketika 
derap kaki seperti tentara mengepung. Lalu gedoran di pintu. Suara-suara orang 
marah. Dan aku yang paling sigap berlari malam hari. meninggalkan kalian yang 
dirajam. rembang malam. mambang. Aku menangis di tengah hutan. kuakui aKu 
takut. Jiwaku menggigil. Aku perkasa cuma di pintu istana. Di sini aku tak 
berdaya. kutangisi kalian yang mati. Mengapa aku hidup mengapa kalian mati. 
Kita sama-sama nila. Harusnya mati bersama. Tapi aku memang pengecut. Aku takut 
melihat orang-orang itu. ingat srigala di tepi hutan. Yang menarik bajuku tanpa 
kesempatan.

ponselku berdering. mariana sayang, tunggu. Aku masih mengerat tanganku, 
latihan bunuh diri. Siapa tahu aku membutuhkannya. Aku memang penakut, tapi aku 
memerlukan macam-macam jalan keluar. pisau cukurku kupegang kuat-kuat. Kalau 
kubenamkan ia akan memotong naDiku. Aku harus membuat keratan dalam lingkar 
sederhana. Cukup sebagai latihan. Yang penting kalau saatnya tiba, aku terlatih 
menggunakannya. Agar jiwaku siap. terbiasa karena latihan. Ponsel mati. Aku 
ingat ibu. Kami terbata-bata membaca alfatihah. bismilillah, katanya. Lidahnya 
pelo. Suara apa itu, kok enak sekali. Ibu belum pernah bernyanyi. anakku, ini 
bukan nyanyian. Kalau mau disebut nyanyian boleh juga. Ini nyanyian tuhan. 
dinyanyikan untuk kita. Ajarkan aku. Aku ingin nyanyi bersama. kami bernyanyi, 
diiringi gerimis. berdekatan. tubuh ibu harum. Tangannnya mulai membelai. 
sampai nyanyian tadi hilang. Dan ibu menuntunku menunjuk peta. ini cawanku, 
katanya. dan ini? ini buahku sayang. Tapi
 jangan di sini dulu. Masih enak di sini. 

Maka tanganku menggapai peta ibu. Ibu aku takut, kataku. Wajah ibu redup. Aku 
juga takut, bisiknya. Ia terus memintaku mengaduk-ngaduk petanya. dari atas ke 
bawah. naik ke atas lagi. sudah Bu, kita baca alfa apa tadi? alfatihah sayang. 
Ya. Kita baca aflatihah saja. Kok malam ini lain sekali. Tak biasa aku 
mendengar angin berdesir seperti ini. Seperti nyanyian manusia yang kubaca di 
novel ayah. Seperti orang mengadukan jiwanya. Mengadu pada tuhan ya bu? Ya, 
mereka sama dengan aku. Aku juga mengadu. Marilah kita mengadu. Kita baca lagi 
barang yang baru kudapat ini. tadi siang kiai ibu memberikannya. Katanya 
bacalah kalau jiwamu resah. Kalau kau tak mampu lagi menahannya. Kalau obat Ibu 
habis dan ayah belum juga pulang? Ya, kalau obat ibu habis dan ayah belum juga 
pulang. kesinilah sayang, dekat-dekat Ibu. kok cawanku bergerak-geRak terus ya. 
Tolonglah ibu dulu, tanganmu di sini dulu. Aku ajarkan kamu sambil kita nyanyi. 
Maka kami bernyanyi. Suaraku dan
 suara ibu membentuk irama. Naik turun menampung jiwa. alfatihah, kata ibu. Aku 
mengikutinya. alfatihah, kataku. Jangan keras-keras sayang. pelan-pelan saja. 
licin ya bu.

ponselku berdering lagi. bukan Mariana. Siapa? Deringnya tak kukenal. Siapapun 
kamu, biarkan aku dulu. Enak sekali pisau cukur ini. Bentuknya sederhana, 
indah. Kokoh dan kuat. Tajam dan mematikan. Aku mengambil rokok dan merokok. 
Sialan, nanti dong. Kok enggak sabaran sih. Telpon mati. nah, begitu dong. 
Mengertilah, aku kan lagi latihan bunuh diri. Mati.

Oi, aku ingin mati. kapan kematianku datang. Mengapa harus datang. Mengapa 
harus tidak datang. jadi kapan. Mana kutahu. Kapan-kapan kematianku datang. 
Takut kau kalau dia datang. mengapa harus takut. Berani kau kalau dia datang. 
mengapa harus berani. Jadi bagaimana? apa? kematianmu. Aku tak tahu. Kematianku 
bisa kapan saja. mungkin aku akan mati seper

[ac-i] Pagelaran batik ala Harajuku pukau ratusan anak muda Jepang

2008-12-14 Terurut Topik Tiarma Sirait
Pagelaran batik ala Harajuku pukau ratusan anak muda Jepang
http://www.koraninternet.com/webv2/lihatartik el/lihat. php?pilih= lihat&id= 
10700

Minggu, 30 Nopember 08
Tokyo, Koran Internet: Tepuk tangan riuh diiringi hentakan musik hip-hop 
menjadi saksi kemeriahan pagelaran busana batik bergaya Harajuku (busana 
kontemporer anak muda Jepang) yang dihadiri sekitar 200 kawula muda Jepang yang 
memadati sebuah klub malam di kawasan Roppongi, Tokyo, Sabtu malam. 

Sebanyak 44 koleksi dari perancang busana Tiarma Sirait ditampilkan oleh 
belasan model cantik dan langsing asal Jepang, sebagai bagian dari acara 
peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia - Jepang. 

Setiap kali sejumlah model tampil di atas catwalk, decak kagum dan tatapan mata 
pengunjung tidak pernah lepas dari lenggak-lenggok gerakan para model yang 
malam itu mengenakan batik dengan warna yang mencolok mata berpadu dengan corak 
batik yang saling "bertabrakan" . 

"H, sugoi (hebat, red)," begitu komentar seorang gadis muda Jepang usai 
menyaksikan pagelaran yang dihadiri juga oleh kalangan diplomat, wartawan dan 
juga sejumlah pebisnis muda Jepang. 

"Saya memang sengaja membuat busana batik untuk kalangan anak muda Jepang, 
kalangan yang dengan mudah untuk tertarik dengan sesuatu yang baru," kata 
Tiarma Sirait kepada Antara usai pagelaran. 

Tiarma yang baru saja mendapat penghargaan bergengsi dari Olympic Fine Art atas 
karya lukisnya itu begitu tertarik menggelar pameran busana batik yang 
menargetkan kaum muda Jepang. Begitu mendapat tawaran dari Javarism, panitia 
yang menggelar acara tersebut, ia langsung saja menyatakan setuju. 

"Memperkenalkan Indonesia saat ini tentu memerlukan cara yang lebih kreatif. 
Batik bergaya Harajuku bisa menjadi awal perkenalan akan Indonesia dari cara 
yang bisa diterima kalangan muda Jepang," kata Tiarma yang juga memboyong 
sebanyak 200 karyanya untuk dijual pada malam itu. 

Menurut dia batik memang sudah cukup dikenal di Jepang, tetapi belum menjadi 
suatu fashion pilihan, padahal potensi batik untuk menjadi busana dunia sangat 
luar biasa. Tokyo, sebagai salah satu bagian dari tren mode dunia merupakan 
tempat yang perlu terus dipilih sebagai ajang pagelaran batik agar memiliki 
gaung yang juga mendunia. 

Sementara itu, Dubes Jusuf Anwar mengemukakan bahwa pagelaran "Harjutik" atau 
perpaduan gaya Harajuku dan batik merupakan keberanian anak muda Indonesia 
untuk menampilkan karya kreatifnya di luar negeri. 

"Memperkenalkan Indonesia tidak selalu melalui acara-acara resmi, tetapi 
pagelaran seni busana juga bisa menjadi ajang diplomasi yang baik untuk 
mengenalkan Indonesia secara berbeda," kata mantan menteri keuangan itu. 
(Mnr/Ant) 


Tiarma Sirait
Komp. PPR - ITB Blok F no.10
Dago Bengkok
Bandung 40135
INDONESIA

POLENG STUDIO
Tel:  +62 22 91760013 and +62 22 2504013
Fax: +62 22 2516473  or +62 22 2504013
email: polengstu...@yahoo.com
http://tiarma.multiply.com/

Tiarma Sirait   /  tia...@gmail. com   / +62 81931413838 (idn)  /  tiarma 
sirait (skype)  /  polengstudio (ym)  /



  


[ac-i] imajinasi dalam novel (dua) - bukan pornografi

2008-12-14 Terurut Topik Hudan Hidayat

4 rancak bana

Matahari terasa mengambang, ketika kami mencari makanan ke luar. Sambil turun 
aku menceritakan novel ayah. Mariana tertawa dan berkata ayahku gila. Ia 
menambahkan: pantas anaknya gila, ayahnya sendiri gila. Kami tertawa dan 
kukatakan bahwa dia pun gila.

kami memesan makanan. Kentang goreng dan daging. Juga bir dingin. Sambil makan 
aku bercerita bagian novel ayah, yang mengambil tempat di restoran. Tokohnya 
sepasang suami istri, masih muda. mereka berbicara tubuh semesta.
tubuh berasal dari semesta, begitu pendapat suami itu. Dari tanah. Tanah 
memproduksi makanan dan busana yang kita kenakan. Kita membuang tai dan tai 
masuk ke dalam tanah kembali. begitu juga orang mati. Masuk ke dalam tanah 
kembali. Jadi kita ini sebenarnya makan tai dan makan tubuh kita sendiri. Atau 
makan tai dan tubuh orang lain. Kalau pun ada penyulingan, yang disuling tetap 
tai dan tubuh kita sendiri. Dapat kau membayangkan sirkulasi aneh ini?

Istri lelaki itu tertawa. Kamu benar, katanya. Meski yang kita makan dan kita 
kenakan tidak bau tai dan tidak bau orang mati. Kalau tubuh kita dari tanah, 
maka kita dapat mengurai anasir-anasirnya. Seperti mesin, kita dapat melepasnya 
bagian demi bagian, memasangnya kembali atau membuangnya sama sekali. semua itu 
tergantung kita sendiri. Juga jiwa kita. Kita dapat menguraikannya dan 
memasangnya. Bukankah ini menarik: kita melepaskan bagian-bagian tubuh dan jiwa 
kita? Kita pisahkan anasir-anasirnya. kita susun kembali. atau kita buang sama 
sekali. Atau kita terbangkan anasir-anasirnya sesuai dengan sifat-sifatnya. Air 
kita kembalikan ke air. Tanah kita kembalikan ke tanah. Udara kita kembalikan 
ke udara. Jiwa kita kembalikan ke semesta.

perempuan itu tersenyum puas. Ia berkata dengan cepat pada suaminya. Kau harus 
membantuku melepas anasir-anasir tubuh dan jiwaku. Aku ingin meloloskan mereka 
dari selubungnya. Aku ingin merasakan eksistensi tubuhku sendiri, dalam 
wujudnya yang murni. hanya dengan melepas anasir-anasir aku bisa merasakan apa 
yang kumaksud ini.

Restoran tempat mereka makan sedang ramai, ketika istri lelaki itu seperti 
orang sekarat ingin mengalami apa yang dikatakannya. Suaminya tersenyum. Jadi 
kau akan melepaskan anasir-anasir tubuhmu di depan orang banyak ini? Ya, 
mengapa tidak? Bukankah orang banyak itu pada hakekatnya tidak ada? Saya adalah 
mereka, mereka adalah saya. Bukankah demikian hakekat “tai” dan tubuh “kita” 
tadi?

perempuan itu memandang sekeliling. Di wajah orang-orang banyak itu dia melihat 
wajahnya sendiri. Seorang anak kecil tersenyum dan perempuan itu melihat 
dirinya tersenyum. seorang nenek tua tertawa dan dia melihat dirinya tertawa. 
Sebuah gelas kristal pecah berantakan dan perempuan itu melihat dirinya dalam 
kepingan beling. Sepotong daging setengah matang masuk ke mulut seorang lelaki 
dan perempuan itu melihat dirinya masuk ke mulut lelaki itu. Ia mengambang. Ia 
merasa senang. Seakan-akan semesta masuk ke dalam dirinya. Ia menjadi semesta 
itu sendiri.

Apakah begini? katanya. Ia melepaskan satu demi satu pakaiannya, lalu naik ke 
atas meja. Di meja busananya sudah terlepas semua. Ia mulai menanggalkan 
besi-besi di tubuhnya. mula-mula ia mencopot cincin, kalung, dan 
asesori-asesori di rambutnya. Barang-barang itu berterbangan. Perempuan itu 
merasa berterbangan. Ringan sekali tubuhnya. ia mulai melepaskan payudaranya 
sebelah kanan. Tangannya mengambil payudara itu dan melemparkannya ke udara. Ia 
menjadi payudara yang dilemparkannya. tangannya kembali mengambil payudaranya 
sebelah kiri dan ia melemparkannya. Kembali dirinya menjadi payudara yang 
dilemparkannya. Ia menaiki payudaranya sendiri. Terbang berputar-putar. Kembali 
lagi ke mejanya. Kini ia mengambil vaginanya dan melepaskannya. vagina itu 
berterbangan dan perempuan itu berterbangan. Berkitar-kitar. Tamu-tamu yang 
tadinya heran dengan aksi perempuan itu kini bisa menikmati. mereka pun 
bertepuk tangan. Mereka ikut terbang berkitar-kitar.

Kadang-kadang mereka menunggangi vagina itu. Kadang-kadang mereka memasukinya 
dengan hati-hati. Keluar lagi. masuk lagi. begitu berulang-ulang. Sampai suatu 
ketika mereka bosan dan membiarkan vagina itu mengambang sendirian.

Perempuan itu mengajak suaminya naik ke atas meja. Lelaki itu tertawa naik ke 
atas meja. Ia membuka busananya. Semuanya. Ia bahagia sekali. ia merasa dirinya 
mengambang dan melayang. tangannya mulai melepaskan rambutnya dan 
melemparkannya ke udara. Rambut itu menjulur-julur membelai tamu-tamu di 
restoran itu. lelaki itu naik ke atas rambut dan permadani itu terbang bersama 
lelaki itu. Kembali ke mejanya lagi. istrinya menyambutnya dan bertepuk tangan. 
Lelaki itu mulai mencabut jembutnya satu demi satu. 

Jembut-jembut itu menjadi bulu-bulu hitam yang tebal dan kini mulai 
berterbangan. menghampiri pengunjung-pengunjung wanita yang menyambutnya dengan 
riang. Lelaki itu kembali lagi ke mejanya bersama jembut-jembut itu. kini ia 
lepaskan penisnya yang besar dan tebal. Setebal pi

[ac-i] Rekomendasi KONGRES KEBUDAYAAN INDONESIA => Usul: Tahun 2009 sbgi TAHUN BUDAYA?

2008-12-14 Terurut Topik luluk sumiarso
Rekan2 Budayawan/Penggiat Budaya,

Agar kelihatan '*grengsengnya',* bagaimana kalau *kita usulkan untuk
menetapkan Tahun 2009 sebagai "TAHUN BUDAYA"?*
Setujukah?

Salam,

Luluk S

2008/12/12 henri nurcahyo 

>Rumusan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008
>
> di Bogor, Jawa Barat, 10-12 Desember 2008
>
>
>
> I.   PENDAHULUAN
>
>
>
> Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2008 memilih tema "Kebudayaan untuk
> Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan". Pemilihan ini didorong oleh
> kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman suku bangsa dan budaya,
> flora dan fauna, serta kekayaan sumberdaya alam. Namun segala modal besar
> tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan dan kesejahteraan
> masyarakat. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia belum dapat mengatasi
> berbagai krisis yang dihadapi, terutama krisis yang berkenaan dengan sistem
> nilai budaya, seperti etika, moral, kejujuran, dan etos kerja. Oleh karena
> itu perlu dicari formula untuk memaanfaatkan modal budaya untuk memajukan
> kesejahteraan dan perdamaian masyarakat sesuai dengan amanat Undang Undang
> Dasar 1945.
>
>
>
> Kongres diikuti oleh 500 peserta yang mewakili berbagai kepentingan baik
> perorangan maupun lembaga/institusi, akademisi, media massa, dan masyarakat
> umum. Kongres membahas 102 makalah yang berasal dari unsur budayawan,
> seniman, cendekiawan, akademisi dan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
> dengan kebudayaan serta pejabat pemerintah.
>
>
>
>
>
> II.POKOK-POKOK BAHASAN KONGRES
>
>
>
>1. Kebijakan dan Strategi Kebudayaan
>2. Film/Seni Media
>3. Sastra
>4. Bahasa dan Aksara
>5. Seni Rupa
>6. Media Massa
>7. Seni Pertunjukan
>8. Ekonomi Kreatif/Industri Budaya
>9. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
>10. Diplomasi Kebudayaan
>11. Warisan Budaya
>12. Pendidikan
>13. Filantrophi Kebudayaan
>14. Identitas Budaya
>15. Etika
>
>
>
>
>
> III. RUMUSAN
>
>
>
>1. MELANJUTKAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
>
> 1.  Membangun kebudayaan berbasis kemajemukan
>
> 2.  Membangun masyarakat multicultural
>
> 3.  Merumuskan kembali strategi kebudayaan
>
>1. MENJAWAB TANTANGAN INDUSTRI BUDAYA DAN GLOBALISASI
>
> 1.  Menumbuhkan apresiasi dan mengembangan industri budaya
> berkelanjutan
>
> 2.  Meningkatkan kualitas pendidikan sumberdaya manusia yang kreatif
> dan inovatif
>
> 3.  Menciptakan sistem keuangan yang mendorong industri budaya yang
> berkualitas
>
> 4.  Mengembangkan jaringan kerja yang mendukung produksi dan pemasaran
> industri budaya
>
>
>
>1. MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA UNTUK
>BERSAING DI DUNIA INTERNASIONAL
>
> 1.  Menumbuhkan apresiasi terhadap identitas budaya bangsa yang
> multikultural
>
> 2.  Mendokumentasikan khasanah budaya Indonesia
>
> 3.  Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
> mengembangkan produk budaya secara mandiri dan bermutu.
>
> 4.  Menumbuhkembangkan nilai-nilai budaya yang berakar pada etika
> universal (demokrasi, hak azasi manusia dan pelestarian lingkungan).
>
>
>
>1. MENGELOLA WARISAN BUDAYA SEBAGAI MODAL UTAMA PENGUATAN PERADABAN
>DEMI KESEJAHTERAN BANGSA
>
> 1.  Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
>
> 2.  Mengembangkan sistem kemitraan berbasis masyarakat tempatan
>
> 3.  Mendorong pelaksanaan otonomi daerah untuk penguatan dan
> penciptaan budaya khas daerah.
>
>
>
> IV. REKOMENDASI
>
>
>
>1. Merevitalisasi lembaga, sarana dan aktivitas kebudayaan
>2. Pendidikan
>
> 1.  Memperkuat pendidikan kewarganegaraan yang menghargai keragaman
> budaya dan menjangkau masyarakat luas dari berbagai lapisan.
>
> 2.  Menanamkan nilai-nilai budaya melalui arena publik dengan
> menekankan pada penegakan hukum dan peraturan.
>
> 3.  Mengembangkan pemahaman geobudaya
>
>
>
>1. Kemitraan
>
> -  Meningkatkan peran masyarakat dalam program pembangunan
> kebudayaan
>
>
>
>1. Peran Pemerintah
>
> 1.  Memfasilitasi upaya pengembangan kebudayaan di tingkat daerah dan
> nasional.
>
> 2.  Mewujudkan pembentukan pusat-pusat kebudayaan di ranah
> internasional.
>
>
>
>1. Kelembagaan
>
> -  Mewujudkan terbentuknya Departemen Kebudayaan
>
>
>
>1. Regulasi
>
> 1.  Melaksanakan Undang-Undang Penyiaran yang mewajibkan televisi
> berjaringan yang berwawasan budaya.
>
> 2.  Melindungi karya-karya kreatif.
>
> 3.  Memberikan insentif pajak untuk kegiatan kebudayaan
>
> 4.  Menyelesaikan penyusunan rancangan UU Kebudayaan dan menyelesaikan
> revisi UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
>
> 5.  Menciptakan sistem penghargaan pada pelaku budaya
>
>
>
>1. Otonomi Daerah
>
> -  Memberi peluang yang sebesar-besarnya pada daerah untuk
> melaksanakan pembangunan kebudayaan lokal.
>
>
>
>1. Kebijakan
>
> 1.  Merumuskan kembali strategi dan diplomasi keb

[ac-i] surat untuk nashar

2008-12-14 Terurut Topik Hudan Hidayat

nashar,

saat ini aku menghadapi surat pertamamu. tapi sebelumnya ingin kujelaskan dulu 
kemajuan yang telah kami capai. 

kini kami telah mempunyai dunia internet. zaman kalian dulu kan tidak ada. tapi 
kini kami bisa membuat apa saja tanpa harus melalui sensor redaktur. 
redakturnya adalah kami sendiri dan sidang pembaca kami sendiri. tapi aku yakin 
kawanku, bahwa tiap tulisan yang baik, muncul di manapun, pastilah akan 
ditemukan orang. hidup ini aneh dan salah satu keanehan hidup: ada keadilan 
dalam alam, yang mengambil bentuk pro dan kontra. suatu ketika kita ditolak 
orang tapi kelak di saat yang sama atau pada waktu berbeda, kehadiran kita well 
come bagi orang tertentu.

entah mengapa aku tidak mau latah membahas karya sastra orang luar sana. 
kalaupun aku menyentuhnya itu untuk sharing sampai di mana kemajuan yang telah 
kita capai. contoh pun jarang kukemukakan. aku lebih bahagia melihat diri kita 
saja dalam soal sastra ini. soalnya kami ini adalah sebuah generasi tanpa juru 
bicara dan tanpa peta. ada juru bicara kami tapi mereka letaknya jauh sekali. 
ada peta tapi peta itu kabur. bahkan seorang di antara kami terang terang an 
menuntut peta: di manakah dirinya sebenarnya dalam tata sastra kita ini. 

aku tahu kegetirannya itu: 

bukankah amat pilu bila kita dijadikan semacam anak pungut dalam keluarga besar 
kita sendiri. 

setahuku bertahun tahun kawan kami itu menuntut haknya. dan bertahun tahun pula 
semua orang diam. kami tahu, tapi kami diam. sebabnya sederhana saja: kami tak 
peduli karena kami sendiri pun tak tahu di mana ibu dan bapa kami. 
sebenarnyalah kami pun ditelantarkan. jarang diperhatikan atau jarang 
dibicarakan. maka semua orang yang mengharapkan sebuah perhatian, tentulah 
sukar sekali kami memberikan perhatian. sebabnya sederhana: kami sendiri haus 
akan perhatian atau tempat sebagaimana yang dituntut oleh kawan kami itu.

bisa dikatakan mereka itu bukanlah juru bicara sebuah generasi, tapi juru 
bicara sebuah kelompok modal dalam dunia industri. dan kamu tahu kan, nashar, 
dunia industri itu adalah sebuah dunia di mana laba menjadi satu-satunya 
hitungan terakhir. kalaupun ada sisanya, barulah pelaba akan mengalihkan 
semacam belas kasihan. jadi kalau kami tiba tiba mendapat sebuah sorotan, itu 
semacam mekanisme dari politik belas kasihan yang bekerja untuk menyehatkan 
dunia laba itu sendiri.

maka karena itu, kami berusaha menjadi juru bicara kami sendiri. 

seperti kau, kami juga bukanlah sebuah generasi yang gampang menyerah. kita 
tahu bersama kedudukan bidang kita ini: sebuah dunia kesepian di mana jangankan 
dengan produk industri lainnya yang kemilau, dengan di antara kami sendiri kami 
ini tidak dibaca, nashar. ini menyedihkan tapi hendak apa dengan sebuah 
kesedihan? dunia ini bukanlah tempat para penyedih. penyedih bolehlah ada tapi 
sedikit saja. sisanya yang besar dari lapisan kami ini haruslah menjadi 
generasi petarung, yang siap melangkah ke tepi batas terakhir demi pencapaian 
dalam dunia ciptaan. 

berlebihankah? 

mungkin pada beberapa orang. mereka membuat dunia ini secara santai dan banyak 
mengeluh. biarkan saja. itu gejala biasa yang terdapat di manapun. bahkan ada 
juga di antara kami bergenit dengan makna yang tak jelas: semacam memainkan 
dunia kata sehingga terbentuk dunia kata ringan yang manis. bukan sebuah dunia 
penuh darah dan air mata seperti sering kubaca pada generasi kalian dulu itu. 
bahkan ada juga di antar kami mulai melakukan upaya pendauran ulang dari mitos 
mitos ibu bapa kami. aku tidak tahu apakah itu semacam strategi kreatif, atau 
sudah kehilangan visi untuk mencari tema sendiri. kebesaran sebuah mitos kadang 
menggoda juga: saat kita mampu mendekatinya apalagi melampauinya, maka sebesar 
mitos itu pulalah karya kita akan terangkat. 

tapi mungkin aku ingin berkaca padamu. 

katamu, 

selama hampir satu tahun aku melukis hanya dengan alat alat yang paling 
sederhana, yaitu dengan tinta dan kertas. aku memang belum mampu membeli alat 
alat lukis lainnya, seperti cat minyak atau cat air. tapi untunglah sejak aku 
mulai terjun dalam dunia seni lukis aku telah mengambil satu sikap: dengan alat 
berupa apapun yang ada aku akan terus melukis. sebab itulah selama aku masih 
bisa melukis, walau dengan alat alat lukis yang paling sederhana pun, aku tetap 
merasa bahagia.

aku ingin menekankan kata katamu: alat seadanya dan bahagia.

kukira itu tepat sekali. sebab di belahan manapun orang berjuang mengatasi 
dirinya masing-masing. konon amerika kini masuk ke tahap krisis. bukan karena 
penopangnya tidak kuat, tapi karena ia hamburkan daya dayanya untuk menjadi 
polisi dunia. maka kini ia terbenam. 

aku tertarik dengan kenyataan ini. dulu saat sovie mendekati ajalnya karena si 
muka bayi itu, aku terperangah karena nyaris tidak masuk akal. tapi begitulah 
kenyataannya. lalu aku berspekulasi amerika ini bagaimana kemundurannya: apakah 
sebab lahirnya si muka bayi versi negeri paman sam, ataukah hulu ledak nuklir 
itu akan berjatuha.

[ac-i] BENTARA BUDAYA MOVIE SCREEN-Sidney Poitier

2008-12-14 Terurut Topik ika w
BBJ Putar Film-film Masalah Rasial Amerika/Sydney Poitier

Sydney Poitier adalah aktor kulit hitam pertama Amerika Serikat yang
meraih Oscar sebagai aktor terbaik 45 tahun lalu. Sejak tahun 1950 hingga
awal tahun 2000an ia telah membintangi, menyutradarai dan menjadi
produser sekitar 60 film.

Menyambut terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat
bulan November lalu yang juga presiden pertama AS yang berkulit hitam
(ayahnya berasal dari Kenya sedang ibunya kulit putih) —tujuh film yang
dibintangi Poitier dapat menjadi refleksi pergulatan hubungan dan
prasangka rasial di Amerika yang telah berusia lebih dari 232 tahun ini.

Salah satu film pertama Poitier yang penting adalah Raisin in the Sun
(1961), yang mengukuhkannya sebagai actor kulit hitam papan atas. Film
Lilies of the Field (1963), sebuah film drama religius menghantarnya
meraih Oscar pemain terbaik. Disusul A Patch of Blue (1965), sebuah drama
percintaan antar-ras yang melibatkan Poitier dengan seorang gadis kulit
putih yang buta.Film ini di beberapa bagian sangat menyentuh dan natural.
Film Guess Who’s Coming to Dinner (1967) mengisahkan drama sebuah
keluarga kulit putih yang anak perempuannya bertunangan dengan seorang
dokter kulit hitam dan awalnya mengalami pertentangan. Dibawakan dengan
elegan dan lembut oleh Sidney, tanpa harus memperlihatkan kekerasan dalam
penyampaian perbedaan.

Film In the Heat of the Night (1967) yang dikukuhkan memenangi Oscar
untuk Film Terbaik menampilkan Poitier sebagai soerang detektif di
Mississippi, negara bagian yang masih kental dengan prasangka rasial.
Tahun 1967 kembali Poitier menghebohkan dengan perannya sebagai guru
dalam film yang paling laris To Sir, With Love. Tentang sekolah yang
dihuni oleh murid-murid yang nakal dan mengintimidasi para guru. Dengan
sentuhan Poiter, posisi intimidasi itu kemudian berubah.Film ketujuh, For
Love of Ivy (1968), yang merupakan film arus utama Hollywood pertama yang
menyajikan kisah cinta dewasa seorang pria dan wanita kulit hitam.

Senin, 15 Desember 2008

Jam 14.00 - A Raisin in the Sun

Jam 16.30 - Lilies of the Field

Jam 19.00 - A Patch of Blue

Selasa, 16 Desember 2008

Jam 16.30 - Guess Who’s Coming to Dinner

Jam 19.00 - In the Heat of the Night

Rabu, 17 Desember 2008

Jam 16.30 - To Sir, With Love

Jam 19.00 - For Love of Ivy

Datang ya, sayang untuk tidak ditonton. Disini kita bisa melihat akting
Poitier yang elegan dan natural dalam memecahkan beberapa kasus rasial.

Free Entry as always:-)

Ika W Burhan

Bentara Budaya Jakarta

Jl, Palmerah Selatan 17

Jakarta 10270

(021)5483008, ext.7910-13

www.bentarabudaya.com

www.ikaatje.multiply.com

www.myspace.com/ikaatje

-- 
Be Yourself @ mail.com!
Choose From 200+ Email Addresses
Get a Free Account at www.mail.com