[ac-i] lingka : sansana bulan pambelum: aku tak kan sampai ke visaya, tetap di laut

2009-01-18 Terurut Topik sangumang kusni
Lingka: Sansana Bulan Pambelum
 
 
AKU TAK KAN SAMPAI KE VISAYA, TETAP DI LAUT 
 
 
tak jauh memang visaya dan borneo
tapi seperti sorga dan komunisme 
aku tak pernah kan sampai di sana
 
harapan dan cinta sering serupa pulau fatamorgana
sang  kapitan lama dilelahkan samudera
-- kemutlakan hanyalah impian sia-sia
tidak senyata visaya dan kampunghalaman
panas dingin musim kembaraku
 
hanya kapitan tetap kapitan 
anak pinisi putera topan
dikawal ajal berpeta harapan 
jentera tak lepas dari genggaman
 
laut atau daratan 
wilayah pertarungan
dan hidup niscaya 
sejak pengungsian 
 
nah, barangkali
kau kemudian paham mengapa
aku tak segan memberontak
walau tak sampai ke visaya
 
tak kujual jiwaku seharga kopra atau lateks ekspor
karena itu aku masih saja seorang anak pinisi dan 
baris-baris begini terus kutulis bagai catatan harian sebelum malam
mengakui laut memang rumah sejati dan nyawa pencari pantai misteri
 
visaya di depan mata
harapan tak semua tergenggam
ke borneo pun aku tak tentu kembali tiba 
lambat menyaing gerak  
 
di pantai dan dermaga
ada bayang-bayang 
samar selalu samar
wajah laksaan kemungkinan
 
 
Winter 2009
-
JJ. Kusni


  Importing contacts has never been easier..Bring your friends over to 
Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg

Re: [ac-i] REPOST: Nyadran

2009-01-18 Terurut Topik danu primanto

salah acara Nyadran yg terkenal di Jogja : Nyadran Wonolelo  
http://bintangtenggara.multiply.com/photos/album/64/Ziarah_Kubur_A_Devotional_Visit_

salam
dp

--- On Sat, 1/17/09, yohanes sutopo ysut...@telkom.net wrote:
From: yohanes sutopo ysut...@telkom.net
Subject: [ac-i] REPOST: Nyadran
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Saturday, January 17, 2009, 3:43 AM
















Essay
 
Nyadran 




Di kampung saya masih sering diadakan upacara 
nyadran. Meski frekuensinya sangat berkurang dibandingkan ketika saya masih 
kecil dulu. Dulu sewaktu saya masih kecil, setiap bulan 'Ruwah', hampir setiap 
rumah mengadakan kenduri untuk mengenang arwah anggota keluarga yang telah 
meninggal. Sehingga setiap bulan 'Ruwah', hampir tiap petang saya bisa makan 
daging ayam kampung yang direbus. Acara kenduri seperti itu sekarang berkurang 
sekali. Hanya masih tersisa satu dua keluarga yang bersedia 
mengadakannya.

Sedangkan 'nyadran' adalah semacam kenduri juga yang biasa 
diadakan di tempat keramat. Di kampung kami terdapat dua tempat keramat ini: 
Sumur Kidul (sebuah sumur tua dengan pohon beringin besar ) dan Punden (yang 
dipercaya sebagai tempat peristarahatan Sunan Giri sewaktu singgah di kampung 
kami. Kini kampung di mana terdapat petilasan Sunan Giri tersebut diberi nama 
kampung Giren (kependekan dari 'Sunan Giri leren'). Setahun sekali pada 
peringatan hari bersih desa (sedekah bumi), orang-orang membawa ayam ingkung 
lengkap dengan nasi dan lauk-pauknya ke Punden. Di sana 
mereka akan saling berbagi: dan dengan demikian memulihkan harmoni 
(keselarasan) 
hubungan manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam semesta, bahkan manusia 
dengan roh-roh gaib yang tidak kelihatan.

Inti budaya Jawa adalah: 
Harmoni (keselarasan) . Keselamatan ditemukan di dalam harmoni. Sehingga 
kenduri 
disebut juga: slametan. Di dalam kenduri, orang sekampung berkumpul, dan 
berbagi 
makanan dari 'ambeng' yang sama: hubungan baik dipulihkan, harmoni kembali 
ditegakkan. Orang Jawa bukan saja merindukan harmoni dalam hubungan antar 
manusia tapi juga hubungan manusia dengan alam semesta, bahkan dengan roh-roh 
gaib yang tidak kelihatan: maka diberikanlah sesaji di tempat-tempat angker: 
sumur-sumur tua dan pohon-pohon besar. Mereka tidak bermaksud 'menyembah' 
roh-roh tersebut, tapi sekedar bermaksud memulihkan keselarasan dengan seluruh 
alam (termasuk dengan alam yang tidak kelihatan).

Karena hanya di dalam 
keselarasan (harmoni) dapat ditemukan keselamatan. Jika harmoni ini terganggu 
maka timbulah bencana: banjir bandang, perang, kerusuhan, terorisme, 
sakit-penyakit. .. dan semua bentuk 'sengkala' 
lainnya.

Walahualam.
Salam,
ys
www.catatanrenungan .blogspot. com
 

  




 

















  

[ac-i] 17 desember 2009

2009-01-18 Terurut Topik penyair_goblok
kamis malam 16 desember malam tahun baru..
diri ku sampai di kota yang sering di sanjung sanjung di nusantara ini
setelah memasuki kota nya langkah ku arahkan ke Pendopo Nol kilometer.
ku hempaskan ke letihan di atas sopa tua di pojok sambil menghirup ke
sejukan sore itu, mungkin memang berbeda klo di bandingkan masa masa
menir belanda menjadikan bandung sebagai kota peristirahatan, berdasar
bukti bukti yang ada bebera meter dari sana tongkat kota bandung di
tancapkan,. pojok atas bar keliatan  poto poto para pemimpim bandung.
tak berapa lama seorang pelayan menghampiri ku
menyapa dengan senyuman khas tanah priangan, sambil menananyakan
adakah sesuatu dapat di bantu. 
karna saya baru pertama kali dataeng ke pendopo 0 Km.
saya diajak berkeling sambil memperkenalkan bandung pada saya, seakan
akan semua nya telah di siapkan untuk saya.
sambil mengucapkan terimaksih saya sampaikan pada nya klo saya mau
minum kopi aja
pelayan itu menanyakan apakah saya mau di ambil kan, aku mau bikin
sendiri.
saya coba bikin sendiri aja ujar ku
silahkan bapak di sebelah sana di atas perapian ada 2 buah teko kedua
telah berisi air panas.. di samping nya ada meja kecil, disana ada
beraneka macam kopi di nusantara ini
yup,
saya melangkahkan kaki kesudut ruangan itu di ikututi pelayan tadi
karan saya sedikit bingung memilih kopi nya pelayan tadi datang
menghampiri, maaf adakah yang dapat saya bantu
ujar nya
oya saya mau coba kopi bandung
sambil memperliat kan merek kopi nya kepada saya pelayan bertutur
tentang proses kopi dan awal pendirian nya
minum kopi sama pisang rebus di sore yang indah
gerimis masih aja membasuh debu pada bunga bunga di pinggir jalan.
sambil menghirup