Re: [ac-i] Isi dari yang Kosong, Atawa: The Interpretation of Kidung Dharmawedha

2009-01-23 Terurut Topik efix
sdr Wahyu Deniawan, kalau anda tinggal di Jakarta dan sekitar, bisa datang di 
Bentara Budaya, Jl Palmerah Selatan 17, Jakarta, telpon (+62-21) 5483008, 
5490666 ext 7910-7911, di sana ada perkumpulan mocopat yg bertemu tiap 35 
hari, setiap Jumat Kliwon. Pertemuan terdekat adalah Kamis 5 Februari 2009, 
pukul 9-12 malam. Biasanya acara berkisar dari sarasehan ttg sastranya, tema 
puisinya, tafsir atas karya-2 lama, dan tentu saja ajang penampilan para 
pembawa mocopat tersebut. Anda bisa bertemu dng para ahlinya namun juga para 
pemula yg bener-2 baru mengawali perkenalannya dgn dunia sastra jawa yg 
dilesankan dng melodi yg khas tersebut.
salam: efix mulyadi/ kompas/ bentara budaya 
  - Original Message - 
  From: wahyu deniawan 
  To: artculture-indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, January 22, 2009 11:21 AM
  Subject: Bls: [ac-i] Isi dari yang Kosong, Atawa: The Interpretation of 
Kidung Dharmawedha


  SAYA SUKA KIDUNGAN DANDANG GULO. DAN SAYA INGIN MEMPERDALAMINYA SEHINGGA SAYA 
MAHIR BERKIDUNGAN. TAPI SEKARANG SAYA MASIH BELUM MENEMUKANNYA. SINAR MENTARI 
MASIH TERHALANG ILALANG-ILALANG.




--
  Dari: yohanes sutopo ysut...@telkom.net
  Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com
  Terkirim: Rabu, 21 Januari, 2009 18:48:37
  Topik: [ac-i] Isi dari yang Kosong, Atawa: The Interpretation of Kidung 
Dharmawedha



  Isi dari yang Kosong



D h a n d h a n g g u l a :
Ana pandhita akarya wangsit
mindha kombang angajab ing tawang 
susuh angin ngendi nggone
lawan galihing kangkung
wekasane langit jaladri
isining wuluh wungwang
lan gigiring punglu
tapaking kuntul nglayang
manuk mber uluking ngungkuli langit
kusuma njrah ing tawang

(Kidung Darmawedha)


Saya pernah mengunjungi sebuah rumah, bahkan sempat
tinggal beberapa hari di rumah tersebut, dan saya melihat
di dalam rumah tersebut hampir tak tersisa sedikitpun
ruang kosong. Di segenap sudut ruangan, di atas kulkas, di
atas lemari, di kolong tempat tidur, di rak-rak di bawah
meja, di sekitar komputer, bahkan di atas televisi, selalu
saja ada pernak-pernik barang yang ditaruh di situ: mainan
anak-anak, kertas-kertas, koran-koran dan majalah,
tas-tas, buku-buku, alat ini-itu, bunga-bungaan plastik,
kaset-kaset CD, selotip, toples segala bentuk dan ukuran,
kabel-kabel, tisu, makanan burung… rumah itu penuh sesak
dengan segala macam aneka barang. Hampir barang apapun
yang dapat kita bayangkan dapat kita temukan di sana.
Satu-satunya yang tak dapat aku temukan di dalam rumah
tersebut adalah: ruang atau space yang kosong. Rumah itu
jadi terasa sumpek karena penuh sesak dengan barang-barang
yang kebanyakan tidak terlalu kita butuhkan. Pelajaran
yang aku dapatkan dari sana adalah: betapa pentingnya
ruang kosong, bahwa di samping 'yang isi', kita juga
membutuhkan 'yang kosong'. Jika kita hanya menimbun ‘yang
isi’ dan melupakan perlunya ‘ruang kosong’, rumah kita
atau mungkin hidup kita akan terasa sumpek, ruwet dan
hanya akan jadi beban.

Karena itu di dalam Tao diajarkan tentang perlunya
Kekosongan. Cangkir dapat dipakai karena terdapat ruang
kosong di dalamnya, pintu dapat dilewati karena memiliki
celah yang kosong, dan pohon bambu memiliki begitu banyak
fungsi bahkan bisa dibentuk menjadi apa saja - hampir
semua peralatan rumah tangga dapat dibuat dari bambu -
karena bambu memiliki ruang kosong di dalamnya. “Isi
adalah kosong, kosong adalah isi,” begitu kata Bikshu
Thong dalam serial Kera Sakti.

Berlawanan dengan rumah yang saya ceritakan di atas, saya
teringat sebuah film yang pernah saya tonton, judulnya
Little Budha, berkisah tentang pencarian akan seorang anak
yang dipercaya sebagai titisan seorang lama dari Tibet.
Anak tersebut tinggal di dalam sebuah keluarga yang
modern, dengan bangunan rumah yang modern pula. Yang
menarik dari rumah tersebut adalah tatanan ruang tamunya:
kosong, tidak ada apa-apa di situ, kecuali sebuah meja
kecil di tengah ruangan. Bahkan tidak terdapat kursi-kursi
di ruang tamu, sehingga tamu-tamu yang datang harus duduk
lesehan mengitari meja kecil, seperti gaya rumah-rumah
klasik di Jepang. Si pemilik rumah dalam film tersebut
mengatakan bahwa dia suka dengan tatanan ruang seperti itu
justru karena kekosongannya: begitu simple dan lapang…
hanya yang basic saja, tanpa banyak aksesoris yang tidak
perlu.

Kenyataannya makin banyak aksesoris yang kita timbun, akan
makin ruwet jadinya. Konon, Socrates pernah mengajak
murid-muridnya berjalan-jalan di sebuah pasar. Mereka
berhenti di depan sebuah kios, dan Socrates memperhatikan
lama-lama barang-barang apa saja yang dipajang di kios
tersebut, kemudian dengan suara lantang dia berseru pada
murid-muridanya, “Betapa banyak barang yang 

Re: [ac-i] Nonton Ledhek

2009-01-23 Terurut Topik yohanessutopo
Wah, soal itu saya nggak berani menghakimi

Salam,
ys

--- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, BDG KUSUMO 
bdgkus...@... wrote:

 Life is a celebration? Right!
 Namun apa kehidupan gaya begini tidak agak tidak sesuai 
 dengan UU Anti Porno?
 Salam, Bismo DG
 
   - Original Message - 
   From: yohanes sutopo 
   To: artculture-indonesia@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, January 21, 2009 12:52 PM
   Subject: [ac-i] Nonton Ledhek
 
 
 
   Nonton Ledhek 
 
 
   Saya pernah melihat pertunjukan ledek di sebuah kampung 
terpencil,kampung yang jauh dari kehidupan kota yang serba sibuk dan 
tak pernah mengenal istirahat. Malam itu sehabis hujan deras, jadi 
jalan-jalan di kampung becek, bahkan untuk menuntun sepeda motor 
punkesulitan karena roda-rodanya lengket dengan tanah.
 
   Sandal dan kakipun kotor penuh lumpur. Setelah selesai bersusah 
payah, sampaijuga akhirnya kami di tempat pertunjukan. Mula-mula kami 
hanyamenonton dari luar, karena kami tidak mendapat undangan. 
Tapikebetulan seseorang dari desa tersebut mengenal kami, 
danmempersilakan kami masuk dan memberi suguhan sebagaimana 
mestinya:teh panas, emping, lemper, jadah, wajik, dan tak ketinggalan 
kari ayam.Musik tayub mulai mengalun: sederhana dan lugas. Berbeda 
dengangendhing-gendhing halus gaya Surakarta, musik tayub lebih 
menghentakdan, yang paling aku sukai, liriknya benar-benar lugas: 
othok kowokkembang srikatan, bengi ngothok awan pegatan...Tiga orang 
penari ledek, ketiganya tidak begitu cantik dan tubuhnyagemuk, menari 
di tengah arena. Para tamu undangan duduk lesehan diatas tikar 
berharap mendapatkan sampur. Siapapun yang ketiban sampur(mendapat 
selendang warna kuning) dari sang Ledek harus bersediatampil ke depan 
dan menari bersama ledek. Mula-mula yang mendapatgiliran adalah orang-
orang tua yang duduk di deretan depan. Makinmalam, dan makin banyak 
penonton yang mendem ciu, musik makin kerasdan arena makin kacau. 
Anak-anak muda mengerubuti para ledek, dan sering menggerayangi 
pantat atau mencium pipi mereka.
   Hal yang paling berkesan bagiku, dan masih kukenang hingga 
sekarangadalah ketika saya melihat seorang kakek mendapat giliran 
untukmenari. Seorang kakek, yang duduk di deretan depan di 
antarapenonton, ketiban sampur. Dengan perlahan-lahan namun penuh 
percayadiri, sang kakek pun bangkit. Gendhing mengalun, dan sang 
kakek punmenari dengan sepenuh hati.Bagi sang kakek, yang sudah uzur, 
hidup tinggal sesaat lagi. Hidupmemang tak lama, seperti kembang api 
yang bersinar sesaat kemudianlenyap. Sang kakek menyadari sepenuhnya 
kesementaraan hidup. Dan dengan menari sang kakek merayakan 
kehidupannya. Life is acelebration. Dengan menari sang kakek melebur 
eksistensinya ke dalam seluruh Keberadaan. Dengan menari sang Kakek 
menemukan essensidirinya. Jika seorang filsuf berkata: Aku berpikir 
maka aku ada, makabagi sang kakek: Aku menari maka aku ada.
 
   Pernahkah kita menari sepenuh hati untuk merayakan Kehidupan? 
November 2004, Dukuh Bangoan, Desa Gilirejo (Daerah Genangan Waduk 
Kedungombo)
 
 
   www.catatanrenungan.blogspot.com
 
 

 
 
 
--
 
 
 
   No virus found in this incoming message.
   Checked by AVG - http://www.avg.com 
   Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.10/1906 - Release Date: 
21.1.2009 7:07





Re: [ac-i] Nonton Ledhek

2009-01-23 Terurut Topik gita pratama
 menghapus budaya tradisional, jika UU tidak dipikirkan secara matang
pantas saja perlahan negara ini kehilangan jati diri

ikutan salam
:D


--- On Fri, 23/1/09, yohanessutopo ysut...@telkom.net wrote:
From: yohanessutopo ysut...@telkom.net
Subject: Re: [ac-i] Nonton Ledhek
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Friday, 23 January, 2009, 6:54 PM











Wah, soal itu saya nggak berani menghakimi.. ..



Salam,

ys



--- In artculture-indonesi a...@yahoogroups. com, BDG KUSUMO 

bdgkus...@. .. wrote:



 Life is a celebration? Right!

 Namun apa kehidupan gaya begini tidak agak tidak sesuai 

 dengan UU Anti Porno?

 Salam, Bismo DG

 

   - Original Message - 

   From: yohanes sutopo 

   To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com 

   Sent: Wednesday, January 21, 2009 12:52 PM

   Subject: [ac-i] Nonton Ledhek

 

 

 

   Nonton Ledhek 

 

 

   Saya pernah melihat pertunjukan ledek di sebuah kampung 

terpencil,kampung yang jauh dari kehidupan kota yang serba sibuk dan 

tak pernah mengenal istirahat. Malam itu sehabis hujan deras, jadi 

jalan-jalan di kampung becek, bahkan untuk menuntun sepeda motor 

punkesulitan karena roda-rodanya lengket dengan tanah.

 

   Sandal dan kakipun kotor penuh lumpur. Setelah selesai bersusah 

payah, sampaijuga akhirnya kami di tempat pertunjukan. Mula-mula kami 

hanyamenonton dari luar, karena kami tidak mendapat undangan. 

Tapikebetulan seseorang dari desa tersebut mengenal kami, 

danmempersilakan kami masuk dan memberi suguhan sebagaimana 

mestinya:teh panas, emping, lemper, jadah, wajik, dan tak ketinggalan 

kari ayam.Musik tayub mulai mengalun: sederhana dan lugas. Berbeda 

dengangendhing- gendhing halus gaya Surakarta, musik tayub lebih 

menghentakdan, yang paling aku sukai, liriknya benar-benar lugas: 

othok kowokkembang srikatan, bengi ngothok awan pegatan...Tiga orang 

penari ledek, ketiganya tidak begitu cantik dan tubuhnyagemuk, menari 

di tengah arena. Para tamu undangan duduk lesehan diatas tikar 

berharap mendapatkan sampur. Siapapun yang ketiban sampur(mendapat 

selendang warna kuning) dari sang Ledek harus bersediatampil ke depan 

dan menari bersama ledek. Mula-mula yang mendapatgiliran adalah orang-

orang tua yang duduk di deretan depan. Makinmalam, dan makin banyak 

penonton yang mendem ciu, musik makin kerasdan arena makin kacau. 

Anak-anak muda mengerubuti para ledek, dan sering menggerayangi 

pantat atau mencium pipi mereka.

   Hal yang paling berkesan bagiku, dan masih kukenang hingga 

sekarangadalah ketika saya melihat seorang kakek mendapat giliran 

untukmenari. Seorang kakek, yang duduk di deretan depan di 

antarapenonton, ketiban sampur. Dengan perlahan-lahan namun penuh 

percayadiri, sang kakek pun bangkit. Gendhing mengalun, dan sang 

kakek punmenari dengan sepenuh hati.Bagi sang kakek, yang sudah uzur, 

hidup tinggal sesaat lagi. Hidupmemang tak lama, seperti kembang api 

yang bersinar sesaat kemudianlenyap. Sang kakek menyadari sepenuhnya 

kesementaraan hidup. Dan dengan menari sang kakek merayakan 

kehidupannya. Life is acelebration. Dengan menari sang kakek melebur 

eksistensinya ke dalam seluruh Keberadaan. Dengan menari sang Kakek 

menemukan essensidirinya. Jika seorang filsuf berkata: Aku berpikir 

maka aku ada, makabagi sang kakek: Aku menari maka aku ada.

 

   Pernahkah kita menari sepenuh hati untuk merayakan Kehidupan? 

November 2004, Dukuh Bangoan, Desa Gilirejo (Daerah Genangan Waduk 

Kedungombo)

 

 

   www.catatanrenungan .blogspot. com

 

 



 

 

  - - - - - -

--

 

 

 

   No virus found in this incoming message.

   Checked by AVG - http://www.avg. com 

   Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.10/1906 - Release Date: 

21.1.2009 7:07






  




 

















  Get your new Email address!
Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[ac-i] KATHARSIS 14 ~ Bekerja Dalam Tujuan... Bukan Menuju Tujuan

2009-01-23 Terurut Topik alvin hadiwono
Apakah begitu penting waktu sekian lama yang sudah terlewat ini. Aku merasa 
belum mempergunakan waktu sesuai dengan tujuanku, apalagi tujuan yang 
diinginkan segala di luarku… Terkutuklah untuk segala tujuan, karena semuanya 
menginginkan darah dariku! Hidup pada momen ini… memperlambat tempo kehidupan 
agar perhatian penuh dan ketenangan terserap oleh diriku… Apalah arti sebuah 
belenggu yang begitu halus? Apalah artinya sebuah ketegangan konsentrasi untuk 
mencapai sebuah hasil? Segalanya saling terkait, aku dapat mengatakan tidur 
nyenyaklah yang diperlukan ketika kerumunan orang berebutan jalan mencapai 
tujuannya… karena di dalam tidur, aku sedang bekerja dalam tujuan, bukan menuju 
tujuan… Jenis tujuanku dengan orang banyak sangat berbeda. Untuk segala yang 
paling konkret, sebuah piala emas akan membuat orang banyak saling menggigit 
dan mencakar, seperti keributan dan perkelahian kucing – kucing rakus di atap 
rumah waktu tengah malam, dimana
 kemudian tubuh mereka jatuh bergulingan ke selokan. Hanya saja pada manusia 
sebuah polesan disemirkan, agar berbau lebih manusiawi. Jangan sekali – kali 
katakan kepadaku bahwa materi membuatmu merasa aman, ini dikarenakan roh telah 
memanjakanmu. Dengan demikian engkau melihat kedalaman dari rasa aman itu, dan 
suatu hari kedalaman tersebut akan berbalik menipu dirimu lalu mengatakan pada 
pikiran bahwa itu adalah pengetahuan sejati… apalagi sampai merayap keluar dari 
mulut! Saudaraku, ada piala emas yang seharusnya engkau cari dalam pikiranmu… 
Perjalanan ini tidaklah mudah, karena engkau akan menemukan musuh yang terkuat 
di dalam dirimu sendiri.
 
Katharsis - holydiary (07102005-10: 12)
http://katharsis-holydiary.blogspot.com
http://daily-spiritualstory.blogspot.com


  
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

[ac-i] Bola Api dari Timur yg jatuh di Utara

2009-01-23 Terurut Topik leonardo rimba





T = Di hadapan saya ada bola api warna merah kekuningan menyala, jatuh dari 
langit sebelah kanan. Dalam mimpi itu saya tidak melihat bolanya langsung, 
hanya lesatannya saja dari langit. Saya 'tahu' ujudnya, karena saya telah 
'menunggu' kejadian itu datang.

Saya menunjuk arah bola api itu jatuh: Utara. Jadi arah jatuhnya itu dari 
langit sebelah Timur (kanan saya).

Dalam mimpi itu, saya tinggal di area bukit. Dan saya melihat semua orang panik 
atas kejadian itu. Ada bencana di hadapan mata.

Di depan saya, di atas pagar (warna putih) ada bola cahaya warna biru muda 
terang. Cahaya yang begitu sejuk, tenang, dan damai.

Yang saya tahu dalam mimpi itu, akan ada tsunami besar yang disebabkan oleh 
jatuhnya bola cahaya pertama. Tetapi, bukannya lari, saya malah menyuruh
 semua orang masuk rumah saya dan mengunci semua pintu, karena ada yang mau 
menjemput kita semua.

Lalu saya melihat mobil mulai bergerak, dan mesti melewati jalan di pesisir 
pantai terlebih dahulu. Di pesisir itu sudah ada dinding tanggul yang katanya 
sih sudah tua sekali umurnya. Dalam susunan tanggul itu seperti ada 
kepala-kepala udang besar yang jadi bagian susunan. Susunan yang rapi.

Tsunami pertama datang, masih ombak besar saja. Saya dapat melihat ombak dari 
jauh. Mobil terus jalan, tidak terjadi bandang.

Lalu datang tsunami kedua, lebih besar. Arah datang sama, Utara. Bandang 
setinggi dada sampai leher di dalam mobil. Mobil terus jalan.

Tsunami ketiga yang paling tinggi. Saya bisa melihat perut ombak itu, warna 
biru kehijauan. Dan bandang hanya menyisakan ubun-ubun kepala saja. Dekat ke 
langit-langit mobil. Saya antara menahan nafas atau tidak bernafas, yang pasti 
saya (dan semua penumpang) hidup.

Mobil terus
 jalan. Lalu belok kiri, jalan menanjak. Terus ke arah bukit/ gunung baru. 
Semua selamat di sana.

Banyak pertanyaan saya, tetapi saya belum memiliki pertanyaan yang spesifik. 
Bila Mas Leo berkenan, bagilah saya pendapat di mana Mas Leo paling kuat 
rasakan.. Terima kasih Mas Leo.. :)

J = Terima kasih atas sharing mimpi anda yg sangat menarik ini.

Pertama saya akan mengartikan tentang bola api yg datang dari arah Timur, yg di 
mimpi itu letaknya di sebelah kanan anda, dan jatuh di arah Utara.

Arti dari mimpi tentu saja bisa bermacam-macam, tetapi saya mengartikan bahwa 
apa yg anda lihat memiliki konotasi politis. Api yg datang dari arah Timur itu 
berasal dari Amerika Serikat, dan dibawa oleh pemerintahan Partai Demokrat di 
AS di bawah Barack Obama. Jatuhnya di arah Utara, yg saya artikan sebagai Cina. 
Jadi, Cina akan mengalami kebakaran besar di dalam sistem politiknya yg 
sebenarnya kita semua sudah tahu. Semua pemerintahan non
 demokratik dan menginjak-injak HAM akan habis sedikit demi sedikit. Cina 
termasuk sedikit negara di dunia yg masih non demokratik dan menginjak-injak 
HAM, dan kalau bola api dari Amerika Serikat itu terbang, maka jatuhnya 
pastilah pada tempat yg paling membutuhkan reformasi, yaitu di Cina daratan.

Kenapa saya bilang bahwa bola api yg datang dari arah Timur itu berasal dari 
Amerika Serikat ? Jawab: Karena kita di Indonesia secara normal akan 
menghadap ke arah Utara, dan sebelah kanan kita atau arah Timur adalah Amerika 
Serikat. Utara merupakan simbol dari Cina atau Benua Asia bagi kita di 
Indonesia.

Ketika bencana atau reformasi besar-besaran di Cina itu terjadi, semua orang 
akan panik, tetapi anda tenang saja karena ada pagar putih di hadapan anda yg 
berdiri di atas bukit. Pagar putih itu simbol dari pembatas yg menyatakan bahwa 
anda sebenarnya tidak terkena. Walaupun semua orang panik, anda tahu bahwa anda 
aman saja karena ada pagar
 putih yg memisahkan diri anda dari bencana di Utara itu.

Jadi, anda berdiri di atas bukit yg memiliki pagar putih, bahkan ada bola 
cahaya berwarna biru terang yg terasa menyejukkan. Bola cahaya berwarna biru 
terang itu adalah sesuatu yg anda lihat sebagai suatu pencerahan. Ternyata 
anda itu mengerti bahwa apa yg terjadi di hadapan mata anda tidaklah seperti yg 
orang lain kuatirkan. Orang-orang bisa panik melihat bola api berwarna merah 
kuning melesat dari arah Timur (Amerika Serikat) dan jatuh di arah Utara 
(Cina), tetapi anda sendiri memiliki bola cahaya pencerahan berwarna biru 
terang sehingga anda tidak panik melainkan tetap berjalan saja mengendarai 
mobil.

Ketika anda di dalam mobil akhirnya terjadi tsunami sampai tiga kali, semakin 
lama semakin besar. Tiga gelombang tsunami itu berasal dari Utara yg saya 
artikan sebagai Cina atau Benua Asia. Gelombang pertama biasa saja, gelombang 
kedua lebih besar, dan gelombang ketiga besar
 sekali sampai air naik ke ubun-ubun anda, tetapi anda dan teman-teman anda 
selamat.

Artinya juga sudah jelas bahwa Indonesia akan terkena bencana yg datang dari 
Utara yg dibawa oleh bola api dari Amerika Serikat yg jatuh dan terbakar di 
Cina. Menurut pengertian politis dan ekonomi, pembaharuan di Cina akan 
berkobar karena ada sulutan dari AS. Bola api merah kekuningan berasal dari 
AS, 

Re: [ac-i] Alasanku Menulis dan Situasi di Aceh Saat Ini

2009-01-23 Terurut Topik izul pelican
saya meliat hal ini dua pandang yang berbeda karna mennerima informasi sepihak, 
klo saya meliat perbedaan pandangan itu tampa di sadari merugi kedua belah nya, 
ini tentu ini ada yang di untungkan, dua ekor ayam tak akan pernah tahu klo 
akibat pertempuran nya di arena telah menguntungkan bandar, tapi bandar 
menyadari cara membuat ayam jagoan nya tampak gagah. karnah ketidak tahuan ato 
entah apalah istilah nya, untuk ini... kuburkan masa lalu karna masa lalu 
adalah milik malu, mari kita berpegangan untuk bercemin pada masa lalu. kasihan 
saudara saudara kita yang untuk menjalanin hidup aja udah berat di tambah lagi 
beban berpolitik, sebab ayam sendiri bukan kepala semua ada juga taji yang 
tumbuh di kaki, ada juga mahkota, ato bapak bapak kitakah yang kurang berlajar 
dimasa lalu ato kita yang kurang cerdas menangkapa nya, 
lupakan kan itu semua marikita duduk bersama sama, ga ada kusut yg ga 
terselesaikan klo kita bersama sama, andaikan orang gayo itu kompak gunung 
galungung di jawa barat pun bisa mereka pindah kan ke gayo, dengan cara membawa 
pertuk ,ato pun kapal, tentu kita bertanya sampai kapan itu selesai nya tentu 
masarakat gayolah bersama sama duduk untuk menjawab nya.
apakah di harapkan merobah nya kecuali nasi udah menjadi bubur, tinggal mencari 
kerupuk, ayam, daun bawang kecap sambal, dan segelas air teh hangat, kita makan 
sama sama bubur ayam yang lezat di pagi hari
begitu aja kok repot





From: winwannur winwan...@yahoo.com
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 21, 2009 7:40:29 AM
Subject: [ac-i] Alasanku Menulis dan Situasi di Aceh Saat Ini


Begini Serinen Kosasih, seperti yang sudah pernah aku katakan, kita
ini cuma sekumpulan manusia yang bisanya mencari alasan, ketika itu 
aku katakan, adalah serinen Kosasih sendiri salah satu dari jenis
manusia yang aku maksudkan.

Misalnya ketika China si komunis itu saya contohkan, Indonesia dengan
China, amat jauh perbedaannya kata anda. China bisa besar seperti
sekarang ini karena ia berhasil dengan system komunisnya ia berhasil
membuat upah buruh lebih murah, ia berhasil membuat Negara lebih
berkuasa daripada rakyat, tidak ada yang namanya demokrasi dalam
berpolitik disana. Saya contohkan Korea Selatan, kata anda
perekonomian di Korea Selatan itu didukung sejak awal oleh IMF,
seperti halnya dengan Singapura... Lah Soeharto orang Jawa yang
menjadi khalifah anda itu, dulu apa tidak begitu juga?

Ketika saya mengatakan itu, saya juga tidak sedang berbicara untuk
meng-copy paste apa yang dilakukan Cina dan Korea. Karena Cina dan
Korea sendiripun maju dengan cara yang berbeda. Yang saya maksudkan di
situ adalah bagaimana semangat dan niat untuk maju itu ada. Sebenarnya
itu sudah jelas dalam tulisan saya sebelumnya. Tapi tentu saja saya
sangat maklum ketidak mengertian serinen, karena ibarat komputer untuk
mengerti penjelasan saya itu dibutuhkan paling tidak spek minimum,
Prosesor Pentium Core 2 Duo dan sistem operasi Windows XP. Sementara
saya lihat spek otak serinen Kosasih jelas sekali masih spek lama
dengan sistem operasi Dos dengan program CW dan WS-nya.

Soal perseteruan antara Islam dengan non Islam itu yang kata anda akan
selalu ada dalam hati setiap manusia, bukan cuma Islam non Islam,
serinen. Apapun yang berbeda termasuk sesama saudara sekecil apapun
yang namanya perseteruan itu pasti ada. Selalu bakal ada yang lebih
dominan dan ada yang terpinggirkan. Dari dulu yang lebih dominan itu
selalu kelompok yang setiap menghadapi masalah mampu mencari solusi
yang tepat sasaran. Bukan yang seperti anda ini yang hanya bisa
mencari alasan. 

Soal terpancing emosi?...Siapapun yang pernah lama mengenal saya, tahu
kalau memang dari dulu itu gaya saya seperti itu.  Dari dulu saya
memang tidak pernah terlalu strik menahan diri, kalau memang situasi
membutuhkan harus main fisik ya saya tidak lari. 

Seperti soal anak PKS yang serinen permasalahkan. Itu bukan soal
hilang akal atau karena emosi. Saya lakukan itu adalah karena saya
adalah makhluk yang normal, yang masih punya mekanisme naluriah untuk
mempertahankan diri. Apalagi serinen Kosasih Bakar, perlu anda tahu,
serinenmu Win Wan Nur ini adalah orang Gayo, bukan pengikut Yesus yang
ditampar pipi kanan malah memberikan pipi kiri. 

Reaksi saya sedemikian kerasnya kepada si bagudung PKS itu adalah
karena seperti saya sebutkan dalam postingan saya kemarin...tuduhan
sebagai 'Agen Israel dan Antek Amerika 'dari seorang fanatikus semacam
yang disampaikan oleh bagudung simpatisan PKS itu artinya adalah VONIS
MATI. 

Dan sejujurnya, saya justru merasa aneh ketika serinen yang orang Gayo
mempermasalahkan ini. Karena meskipun sudah lama tingga di Jawa, saya
tahu darah serinen adalah darah  Gayo asli. Seharusnya serinen tahu,
kalau darah saya yang orang Gayo ini jauh lebih rendah titik didihnya
dibandingkan darah Jawa tetangga serinen di sana. Yang sudah dihina
dan diinjak kepalanyapun masih bisa bilang 'inggih ndoro' dengan
takzimnya.

Justru