Re: [ac-i] Isi dari yang Kosong, Atawa: The Interpretation of Kidung Dharmawedha
sdr Wahyu Deniawan, kalau anda tinggal di Jakarta dan sekitar, bisa datang di Bentara Budaya, Jl Palmerah Selatan 17, Jakarta, telpon (+62-21) 5483008, 5490666 ext 7910-7911, di sana ada perkumpulan mocopat yg bertemu tiap 35 hari, setiap Jumat Kliwon. Pertemuan terdekat adalah Kamis 5 Februari 2009, pukul 9-12 malam. Biasanya acara berkisar dari sarasehan ttg sastranya, tema puisinya, tafsir atas karya-2 lama, dan tentu saja ajang penampilan para pembawa mocopat tersebut. Anda bisa bertemu dng para ahlinya namun juga para pemula yg bener-2 baru mengawali perkenalannya dgn dunia sastra jawa yg dilesankan dng melodi yg khas tersebut. salam: efix mulyadi/ kompas/ bentara budaya - Original Message - From: wahyu deniawan To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, January 22, 2009 11:21 AM Subject: Bls: [ac-i] Isi dari yang Kosong, Atawa: The Interpretation of Kidung Dharmawedha SAYA SUKA KIDUNGAN DANDANG GULO. DAN SAYA INGIN MEMPERDALAMINYA SEHINGGA SAYA MAHIR BERKIDUNGAN. TAPI SEKARANG SAYA MASIH BELUM MENEMUKANNYA. SINAR MENTARI MASIH TERHALANG ILALANG-ILALANG. -- Dari: yohanes sutopo ysut...@telkom.net Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 21 Januari, 2009 18:48:37 Topik: [ac-i] Isi dari yang Kosong, Atawa: The Interpretation of Kidung Dharmawedha Isi dari yang Kosong D h a n d h a n g g u l a : Ana pandhita akarya wangsit mindha kombang angajab ing tawang susuh angin ngendi nggone lawan galihing kangkung wekasane langit jaladri isining wuluh wungwang lan gigiring punglu tapaking kuntul nglayang manuk mber uluking ngungkuli langit kusuma njrah ing tawang (Kidung Darmawedha) Saya pernah mengunjungi sebuah rumah, bahkan sempat tinggal beberapa hari di rumah tersebut, dan saya melihat di dalam rumah tersebut hampir tak tersisa sedikitpun ruang kosong. Di segenap sudut ruangan, di atas kulkas, di atas lemari, di kolong tempat tidur, di rak-rak di bawah meja, di sekitar komputer, bahkan di atas televisi, selalu saja ada pernak-pernik barang yang ditaruh di situ: mainan anak-anak, kertas-kertas, koran-koran dan majalah, tas-tas, buku-buku, alat ini-itu, bunga-bungaan plastik, kaset-kaset CD, selotip, toples segala bentuk dan ukuran, kabel-kabel, tisu, makanan burung… rumah itu penuh sesak dengan segala macam aneka barang. Hampir barang apapun yang dapat kita bayangkan dapat kita temukan di sana. Satu-satunya yang tak dapat aku temukan di dalam rumah tersebut adalah: ruang atau space yang kosong. Rumah itu jadi terasa sumpek karena penuh sesak dengan barang-barang yang kebanyakan tidak terlalu kita butuhkan. Pelajaran yang aku dapatkan dari sana adalah: betapa pentingnya ruang kosong, bahwa di samping 'yang isi', kita juga membutuhkan 'yang kosong'. Jika kita hanya menimbun ‘yang isi’ dan melupakan perlunya ‘ruang kosong’, rumah kita atau mungkin hidup kita akan terasa sumpek, ruwet dan hanya akan jadi beban. Karena itu di dalam Tao diajarkan tentang perlunya Kekosongan. Cangkir dapat dipakai karena terdapat ruang kosong di dalamnya, pintu dapat dilewati karena memiliki celah yang kosong, dan pohon bambu memiliki begitu banyak fungsi bahkan bisa dibentuk menjadi apa saja - hampir semua peralatan rumah tangga dapat dibuat dari bambu - karena bambu memiliki ruang kosong di dalamnya. “Isi adalah kosong, kosong adalah isi,” begitu kata Bikshu Thong dalam serial Kera Sakti. Berlawanan dengan rumah yang saya ceritakan di atas, saya teringat sebuah film yang pernah saya tonton, judulnya Little Budha, berkisah tentang pencarian akan seorang anak yang dipercaya sebagai titisan seorang lama dari Tibet. Anak tersebut tinggal di dalam sebuah keluarga yang modern, dengan bangunan rumah yang modern pula. Yang menarik dari rumah tersebut adalah tatanan ruang tamunya: kosong, tidak ada apa-apa di situ, kecuali sebuah meja kecil di tengah ruangan. Bahkan tidak terdapat kursi-kursi di ruang tamu, sehingga tamu-tamu yang datang harus duduk lesehan mengitari meja kecil, seperti gaya rumah-rumah klasik di Jepang. Si pemilik rumah dalam film tersebut mengatakan bahwa dia suka dengan tatanan ruang seperti itu justru karena kekosongannya: begitu simple dan lapang… hanya yang basic saja, tanpa banyak aksesoris yang tidak perlu. Kenyataannya makin banyak aksesoris yang kita timbun, akan makin ruwet jadinya. Konon, Socrates pernah mengajak murid-muridnya berjalan-jalan di sebuah pasar. Mereka berhenti di depan sebuah kios, dan Socrates memperhatikan lama-lama barang-barang apa saja yang dipajang di kios tersebut, kemudian dengan suara lantang dia berseru pada murid-muridanya, “Betapa banyak barang yang
Re: [ac-i] Nonton Ledhek
Wah, soal itu saya nggak berani menghakimi Salam, ys --- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, BDG KUSUMO bdgkus...@... wrote: Life is a celebration? Right! Namun apa kehidupan gaya begini tidak agak tidak sesuai dengan UU Anti Porno? Salam, Bismo DG - Original Message - From: yohanes sutopo To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 21, 2009 12:52 PM Subject: [ac-i] Nonton Ledhek Nonton Ledhek Saya pernah melihat pertunjukan ledek di sebuah kampung terpencil,kampung yang jauh dari kehidupan kota yang serba sibuk dan tak pernah mengenal istirahat. Malam itu sehabis hujan deras, jadi jalan-jalan di kampung becek, bahkan untuk menuntun sepeda motor punkesulitan karena roda-rodanya lengket dengan tanah. Sandal dan kakipun kotor penuh lumpur. Setelah selesai bersusah payah, sampaijuga akhirnya kami di tempat pertunjukan. Mula-mula kami hanyamenonton dari luar, karena kami tidak mendapat undangan. Tapikebetulan seseorang dari desa tersebut mengenal kami, danmempersilakan kami masuk dan memberi suguhan sebagaimana mestinya:teh panas, emping, lemper, jadah, wajik, dan tak ketinggalan kari ayam.Musik tayub mulai mengalun: sederhana dan lugas. Berbeda dengangendhing-gendhing halus gaya Surakarta, musik tayub lebih menghentakdan, yang paling aku sukai, liriknya benar-benar lugas: othok kowokkembang srikatan, bengi ngothok awan pegatan...Tiga orang penari ledek, ketiganya tidak begitu cantik dan tubuhnyagemuk, menari di tengah arena. Para tamu undangan duduk lesehan diatas tikar berharap mendapatkan sampur. Siapapun yang ketiban sampur(mendapat selendang warna kuning) dari sang Ledek harus bersediatampil ke depan dan menari bersama ledek. Mula-mula yang mendapatgiliran adalah orang- orang tua yang duduk di deretan depan. Makinmalam, dan makin banyak penonton yang mendem ciu, musik makin kerasdan arena makin kacau. Anak-anak muda mengerubuti para ledek, dan sering menggerayangi pantat atau mencium pipi mereka. Hal yang paling berkesan bagiku, dan masih kukenang hingga sekarangadalah ketika saya melihat seorang kakek mendapat giliran untukmenari. Seorang kakek, yang duduk di deretan depan di antarapenonton, ketiban sampur. Dengan perlahan-lahan namun penuh percayadiri, sang kakek pun bangkit. Gendhing mengalun, dan sang kakek punmenari dengan sepenuh hati.Bagi sang kakek, yang sudah uzur, hidup tinggal sesaat lagi. Hidupmemang tak lama, seperti kembang api yang bersinar sesaat kemudianlenyap. Sang kakek menyadari sepenuhnya kesementaraan hidup. Dan dengan menari sang kakek merayakan kehidupannya. Life is acelebration. Dengan menari sang kakek melebur eksistensinya ke dalam seluruh Keberadaan. Dengan menari sang Kakek menemukan essensidirinya. Jika seorang filsuf berkata: Aku berpikir maka aku ada, makabagi sang kakek: Aku menari maka aku ada. Pernahkah kita menari sepenuh hati untuk merayakan Kehidupan? November 2004, Dukuh Bangoan, Desa Gilirejo (Daerah Genangan Waduk Kedungombo) www.catatanrenungan.blogspot.com -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - http://www.avg.com Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.10/1906 - Release Date: 21.1.2009 7:07
Re: [ac-i] Nonton Ledhek
menghapus budaya tradisional, jika UU tidak dipikirkan secara matang pantas saja perlahan negara ini kehilangan jati diri ikutan salam :D --- On Fri, 23/1/09, yohanessutopo ysut...@telkom.net wrote: From: yohanessutopo ysut...@telkom.net Subject: Re: [ac-i] Nonton Ledhek To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Friday, 23 January, 2009, 6:54 PM Wah, soal itu saya nggak berani menghakimi.. .. Salam, ys --- In artculture-indonesi a...@yahoogroups. com, BDG KUSUMO bdgkus...@. .. wrote: Life is a celebration? Right! Namun apa kehidupan gaya begini tidak agak tidak sesuai dengan UU Anti Porno? Salam, Bismo DG - Original Message - From: yohanes sutopo To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Wednesday, January 21, 2009 12:52 PM Subject: [ac-i] Nonton Ledhek Nonton Ledhek Saya pernah melihat pertunjukan ledek di sebuah kampung terpencil,kampung yang jauh dari kehidupan kota yang serba sibuk dan tak pernah mengenal istirahat. Malam itu sehabis hujan deras, jadi jalan-jalan di kampung becek, bahkan untuk menuntun sepeda motor punkesulitan karena roda-rodanya lengket dengan tanah. Sandal dan kakipun kotor penuh lumpur. Setelah selesai bersusah payah, sampaijuga akhirnya kami di tempat pertunjukan. Mula-mula kami hanyamenonton dari luar, karena kami tidak mendapat undangan. Tapikebetulan seseorang dari desa tersebut mengenal kami, danmempersilakan kami masuk dan memberi suguhan sebagaimana mestinya:teh panas, emping, lemper, jadah, wajik, dan tak ketinggalan kari ayam.Musik tayub mulai mengalun: sederhana dan lugas. Berbeda dengangendhing- gendhing halus gaya Surakarta, musik tayub lebih menghentakdan, yang paling aku sukai, liriknya benar-benar lugas: othok kowokkembang srikatan, bengi ngothok awan pegatan...Tiga orang penari ledek, ketiganya tidak begitu cantik dan tubuhnyagemuk, menari di tengah arena. Para tamu undangan duduk lesehan diatas tikar berharap mendapatkan sampur. Siapapun yang ketiban sampur(mendapat selendang warna kuning) dari sang Ledek harus bersediatampil ke depan dan menari bersama ledek. Mula-mula yang mendapatgiliran adalah orang- orang tua yang duduk di deretan depan. Makinmalam, dan makin banyak penonton yang mendem ciu, musik makin kerasdan arena makin kacau. Anak-anak muda mengerubuti para ledek, dan sering menggerayangi pantat atau mencium pipi mereka. Hal yang paling berkesan bagiku, dan masih kukenang hingga sekarangadalah ketika saya melihat seorang kakek mendapat giliran untukmenari. Seorang kakek, yang duduk di deretan depan di antarapenonton, ketiban sampur. Dengan perlahan-lahan namun penuh percayadiri, sang kakek pun bangkit. Gendhing mengalun, dan sang kakek punmenari dengan sepenuh hati.Bagi sang kakek, yang sudah uzur, hidup tinggal sesaat lagi. Hidupmemang tak lama, seperti kembang api yang bersinar sesaat kemudianlenyap. Sang kakek menyadari sepenuhnya kesementaraan hidup. Dan dengan menari sang kakek merayakan kehidupannya. Life is acelebration. Dengan menari sang kakek melebur eksistensinya ke dalam seluruh Keberadaan. Dengan menari sang Kakek menemukan essensidirinya. Jika seorang filsuf berkata: Aku berpikir maka aku ada, makabagi sang kakek: Aku menari maka aku ada. Pernahkah kita menari sepenuh hati untuk merayakan Kehidupan? November 2004, Dukuh Bangoan, Desa Gilirejo (Daerah Genangan Waduk Kedungombo) www.catatanrenungan .blogspot. com - - - - - - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG - http://www.avg. com Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.10/1906 - Release Date: 21.1.2009 7:07 Get your new Email address! Grab the Email name you#39;ve always wanted before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[ac-i] KATHARSIS 14 ~ Bekerja Dalam Tujuan... Bukan Menuju Tujuan
Apakah begitu penting waktu sekian lama yang sudah terlewat ini. Aku merasa belum mempergunakan waktu sesuai dengan tujuanku, apalagi tujuan yang diinginkan segala di luarku… Terkutuklah untuk segala tujuan, karena semuanya menginginkan darah dariku! Hidup pada momen ini… memperlambat tempo kehidupan agar perhatian penuh dan ketenangan terserap oleh diriku… Apalah arti sebuah belenggu yang begitu halus? Apalah artinya sebuah ketegangan konsentrasi untuk mencapai sebuah hasil? Segalanya saling terkait, aku dapat mengatakan tidur nyenyaklah yang diperlukan ketika kerumunan orang berebutan jalan mencapai tujuannya… karena di dalam tidur, aku sedang bekerja dalam tujuan, bukan menuju tujuan… Jenis tujuanku dengan orang banyak sangat berbeda. Untuk segala yang paling konkret, sebuah piala emas akan membuat orang banyak saling menggigit dan mencakar, seperti keributan dan perkelahian kucing – kucing rakus di atap rumah waktu tengah malam, dimana kemudian tubuh mereka jatuh bergulingan ke selokan. Hanya saja pada manusia sebuah polesan disemirkan, agar berbau lebih manusiawi. Jangan sekali – kali katakan kepadaku bahwa materi membuatmu merasa aman, ini dikarenakan roh telah memanjakanmu. Dengan demikian engkau melihat kedalaman dari rasa aman itu, dan suatu hari kedalaman tersebut akan berbalik menipu dirimu lalu mengatakan pada pikiran bahwa itu adalah pengetahuan sejati… apalagi sampai merayap keluar dari mulut! Saudaraku, ada piala emas yang seharusnya engkau cari dalam pikiranmu… Perjalanan ini tidaklah mudah, karena engkau akan menemukan musuh yang terkuat di dalam dirimu sendiri. Katharsis - holydiary (07102005-10: 12) http://katharsis-holydiary.blogspot.com http://daily-spiritualstory.blogspot.com Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/
[ac-i] Bola Api dari Timur yg jatuh di Utara
T = Di hadapan saya ada bola api warna merah kekuningan menyala, jatuh dari langit sebelah kanan. Dalam mimpi itu saya tidak melihat bolanya langsung, hanya lesatannya saja dari langit. Saya 'tahu' ujudnya, karena saya telah 'menunggu' kejadian itu datang. Saya menunjuk arah bola api itu jatuh: Utara. Jadi arah jatuhnya itu dari langit sebelah Timur (kanan saya). Dalam mimpi itu, saya tinggal di area bukit. Dan saya melihat semua orang panik atas kejadian itu. Ada bencana di hadapan mata. Di depan saya, di atas pagar (warna putih) ada bola cahaya warna biru muda terang. Cahaya yang begitu sejuk, tenang, dan damai. Yang saya tahu dalam mimpi itu, akan ada tsunami besar yang disebabkan oleh jatuhnya bola cahaya pertama. Tetapi, bukannya lari, saya malah menyuruh semua orang masuk rumah saya dan mengunci semua pintu, karena ada yang mau menjemput kita semua. Lalu saya melihat mobil mulai bergerak, dan mesti melewati jalan di pesisir pantai terlebih dahulu. Di pesisir itu sudah ada dinding tanggul yang katanya sih sudah tua sekali umurnya. Dalam susunan tanggul itu seperti ada kepala-kepala udang besar yang jadi bagian susunan. Susunan yang rapi. Tsunami pertama datang, masih ombak besar saja. Saya dapat melihat ombak dari jauh. Mobil terus jalan, tidak terjadi bandang. Lalu datang tsunami kedua, lebih besar. Arah datang sama, Utara. Bandang setinggi dada sampai leher di dalam mobil. Mobil terus jalan. Tsunami ketiga yang paling tinggi. Saya bisa melihat perut ombak itu, warna biru kehijauan. Dan bandang hanya menyisakan ubun-ubun kepala saja. Dekat ke langit-langit mobil. Saya antara menahan nafas atau tidak bernafas, yang pasti saya (dan semua penumpang) hidup. Mobil terus jalan. Lalu belok kiri, jalan menanjak. Terus ke arah bukit/ gunung baru. Semua selamat di sana. Banyak pertanyaan saya, tetapi saya belum memiliki pertanyaan yang spesifik. Bila Mas Leo berkenan, bagilah saya pendapat di mana Mas Leo paling kuat rasakan.. Terima kasih Mas Leo.. :) J = Terima kasih atas sharing mimpi anda yg sangat menarik ini. Pertama saya akan mengartikan tentang bola api yg datang dari arah Timur, yg di mimpi itu letaknya di sebelah kanan anda, dan jatuh di arah Utara. Arti dari mimpi tentu saja bisa bermacam-macam, tetapi saya mengartikan bahwa apa yg anda lihat memiliki konotasi politis. Api yg datang dari arah Timur itu berasal dari Amerika Serikat, dan dibawa oleh pemerintahan Partai Demokrat di AS di bawah Barack Obama. Jatuhnya di arah Utara, yg saya artikan sebagai Cina. Jadi, Cina akan mengalami kebakaran besar di dalam sistem politiknya yg sebenarnya kita semua sudah tahu. Semua pemerintahan non demokratik dan menginjak-injak HAM akan habis sedikit demi sedikit. Cina termasuk sedikit negara di dunia yg masih non demokratik dan menginjak-injak HAM, dan kalau bola api dari Amerika Serikat itu terbang, maka jatuhnya pastilah pada tempat yg paling membutuhkan reformasi, yaitu di Cina daratan. Kenapa saya bilang bahwa bola api yg datang dari arah Timur itu berasal dari Amerika Serikat ? Jawab: Karena kita di Indonesia secara normal akan menghadap ke arah Utara, dan sebelah kanan kita atau arah Timur adalah Amerika Serikat. Utara merupakan simbol dari Cina atau Benua Asia bagi kita di Indonesia. Ketika bencana atau reformasi besar-besaran di Cina itu terjadi, semua orang akan panik, tetapi anda tenang saja karena ada pagar putih di hadapan anda yg berdiri di atas bukit. Pagar putih itu simbol dari pembatas yg menyatakan bahwa anda sebenarnya tidak terkena. Walaupun semua orang panik, anda tahu bahwa anda aman saja karena ada pagar putih yg memisahkan diri anda dari bencana di Utara itu. Jadi, anda berdiri di atas bukit yg memiliki pagar putih, bahkan ada bola cahaya berwarna biru terang yg terasa menyejukkan. Bola cahaya berwarna biru terang itu adalah sesuatu yg anda lihat sebagai suatu pencerahan. Ternyata anda itu mengerti bahwa apa yg terjadi di hadapan mata anda tidaklah seperti yg orang lain kuatirkan. Orang-orang bisa panik melihat bola api berwarna merah kuning melesat dari arah Timur (Amerika Serikat) dan jatuh di arah Utara (Cina), tetapi anda sendiri memiliki bola cahaya pencerahan berwarna biru terang sehingga anda tidak panik melainkan tetap berjalan saja mengendarai mobil. Ketika anda di dalam mobil akhirnya terjadi tsunami sampai tiga kali, semakin lama semakin besar. Tiga gelombang tsunami itu berasal dari Utara yg saya artikan sebagai Cina atau Benua Asia. Gelombang pertama biasa saja, gelombang kedua lebih besar, dan gelombang ketiga besar sekali sampai air naik ke ubun-ubun anda, tetapi anda dan teman-teman anda selamat. Artinya juga sudah jelas bahwa Indonesia akan terkena bencana yg datang dari Utara yg dibawa oleh bola api dari Amerika Serikat yg jatuh dan terbakar di Cina. Menurut pengertian politis dan ekonomi, pembaharuan di Cina akan berkobar karena ada sulutan dari AS. Bola api merah kekuningan berasal dari AS,
Re: [ac-i] Alasanku Menulis dan Situasi di Aceh Saat Ini
saya meliat hal ini dua pandang yang berbeda karna mennerima informasi sepihak, klo saya meliat perbedaan pandangan itu tampa di sadari merugi kedua belah nya, ini tentu ini ada yang di untungkan, dua ekor ayam tak akan pernah tahu klo akibat pertempuran nya di arena telah menguntungkan bandar, tapi bandar menyadari cara membuat ayam jagoan nya tampak gagah. karnah ketidak tahuan ato entah apalah istilah nya, untuk ini... kuburkan masa lalu karna masa lalu adalah milik malu, mari kita berpegangan untuk bercemin pada masa lalu. kasihan saudara saudara kita yang untuk menjalanin hidup aja udah berat di tambah lagi beban berpolitik, sebab ayam sendiri bukan kepala semua ada juga taji yang tumbuh di kaki, ada juga mahkota, ato bapak bapak kitakah yang kurang berlajar dimasa lalu ato kita yang kurang cerdas menangkapa nya, lupakan kan itu semua marikita duduk bersama sama, ga ada kusut yg ga terselesaikan klo kita bersama sama, andaikan orang gayo itu kompak gunung galungung di jawa barat pun bisa mereka pindah kan ke gayo, dengan cara membawa pertuk ,ato pun kapal, tentu kita bertanya sampai kapan itu selesai nya tentu masarakat gayolah bersama sama duduk untuk menjawab nya. apakah di harapkan merobah nya kecuali nasi udah menjadi bubur, tinggal mencari kerupuk, ayam, daun bawang kecap sambal, dan segelas air teh hangat, kita makan sama sama bubur ayam yang lezat di pagi hari begitu aja kok repot From: winwannur winwan...@yahoo.com To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 21, 2009 7:40:29 AM Subject: [ac-i] Alasanku Menulis dan Situasi di Aceh Saat Ini Begini Serinen Kosasih, seperti yang sudah pernah aku katakan, kita ini cuma sekumpulan manusia yang bisanya mencari alasan, ketika itu aku katakan, adalah serinen Kosasih sendiri salah satu dari jenis manusia yang aku maksudkan. Misalnya ketika China si komunis itu saya contohkan, Indonesia dengan China, amat jauh perbedaannya kata anda. China bisa besar seperti sekarang ini karena ia berhasil dengan system komunisnya ia berhasil membuat upah buruh lebih murah, ia berhasil membuat Negara lebih berkuasa daripada rakyat, tidak ada yang namanya demokrasi dalam berpolitik disana. Saya contohkan Korea Selatan, kata anda perekonomian di Korea Selatan itu didukung sejak awal oleh IMF, seperti halnya dengan Singapura... Lah Soeharto orang Jawa yang menjadi khalifah anda itu, dulu apa tidak begitu juga? Ketika saya mengatakan itu, saya juga tidak sedang berbicara untuk meng-copy paste apa yang dilakukan Cina dan Korea. Karena Cina dan Korea sendiripun maju dengan cara yang berbeda. Yang saya maksudkan di situ adalah bagaimana semangat dan niat untuk maju itu ada. Sebenarnya itu sudah jelas dalam tulisan saya sebelumnya. Tapi tentu saja saya sangat maklum ketidak mengertian serinen, karena ibarat komputer untuk mengerti penjelasan saya itu dibutuhkan paling tidak spek minimum, Prosesor Pentium Core 2 Duo dan sistem operasi Windows XP. Sementara saya lihat spek otak serinen Kosasih jelas sekali masih spek lama dengan sistem operasi Dos dengan program CW dan WS-nya. Soal perseteruan antara Islam dengan non Islam itu yang kata anda akan selalu ada dalam hati setiap manusia, bukan cuma Islam non Islam, serinen. Apapun yang berbeda termasuk sesama saudara sekecil apapun yang namanya perseteruan itu pasti ada. Selalu bakal ada yang lebih dominan dan ada yang terpinggirkan. Dari dulu yang lebih dominan itu selalu kelompok yang setiap menghadapi masalah mampu mencari solusi yang tepat sasaran. Bukan yang seperti anda ini yang hanya bisa mencari alasan. Soal terpancing emosi?...Siapapun yang pernah lama mengenal saya, tahu kalau memang dari dulu itu gaya saya seperti itu. Dari dulu saya memang tidak pernah terlalu strik menahan diri, kalau memang situasi membutuhkan harus main fisik ya saya tidak lari. Seperti soal anak PKS yang serinen permasalahkan. Itu bukan soal hilang akal atau karena emosi. Saya lakukan itu adalah karena saya adalah makhluk yang normal, yang masih punya mekanisme naluriah untuk mempertahankan diri. Apalagi serinen Kosasih Bakar, perlu anda tahu, serinenmu Win Wan Nur ini adalah orang Gayo, bukan pengikut Yesus yang ditampar pipi kanan malah memberikan pipi kiri. Reaksi saya sedemikian kerasnya kepada si bagudung PKS itu adalah karena seperti saya sebutkan dalam postingan saya kemarin...tuduhan sebagai 'Agen Israel dan Antek Amerika 'dari seorang fanatikus semacam yang disampaikan oleh bagudung simpatisan PKS itu artinya adalah VONIS MATI. Dan sejujurnya, saya justru merasa aneh ketika serinen yang orang Gayo mempermasalahkan ini. Karena meskipun sudah lama tingga di Jawa, saya tahu darah serinen adalah darah Gayo asli. Seharusnya serinen tahu, kalau darah saya yang orang Gayo ini jauh lebih rendah titik didihnya dibandingkan darah Jawa tetangga serinen di sana. Yang sudah dihina dan diinjak kepalanyapun masih bisa bilang 'inggih ndoro' dengan takzimnya. Justru