[ac-i] KATHARSIS 19 ~ Keburukan Yang Direncanakan

2009-02-21 Terurut Topik alvin hadiwono
Kebetulan–kebetulan adalah bahasa kebijaksanaan. Pertemuan kita dengan segala 
sesuatu di luar kita tanpa perencanaan, sebenarnya lebih berguna dari pada apa 
yang kita rencanakan. Kekecewaan, kesedihan, frustasi dan putus asa serta 
setumpuk nilai–nilai negatif lainnya adalah musuh–musuh yang semakin menguatkan 
kita. Tapi, bagiku tidak hanya sekedar itu. Akan kubalikkan segalanya! Akulah 
yang akan merencanakan kapan datangnya musuh–musuhku dan hal–hal buruk 
tersebut. Lalu kebetulan–kebetulan dari semua itu adalah sahabat–sahabat yang 
datang… Namun, mereka–mereka yang datang ini, kubiarkan terlantar dan kelaparan 
dulu. Aku  menunggu sampai sifat bengisnya muncul. Kebengisan yang berkehendak. 
Dan akhirnya, jadilah mereka musuh–musuh yang berkehendak, yang kemudian 
bergabung dengan musuh–musuh hasil rencanaku. Bukankah ini akan menjadi sebuah 
kekuatan yang sangat besar, yang dapat berlipat–lipat sampai akhirnya semua 
tidak dapat
 berlipat. Di sanalah letak bukit tempat duduk sahabat sejati kita… Kebahagiaan 
Roh Semesta, aku menamakannya!
 
Katharsis-holydiary (11012004)
http://katharsis-holydiary.blogspot.com
http://daily-spiritualstory.blogspot.com


  Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari 
email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] Warta Komunitas Kreatif Bali #21

2009-02-21 Terurut Topik Ayip

Sahabat kreatif,
Nikmatilah kreatifitas yang bertebaran disekitar kita, Warta Komunitas 
Kreatif #21 menghadirkan beberapa ke hadapan kita:


*MAJALAH FUTURARC GELAR GUEST LECTURE INNOVATIVE DESIGN DI UNUD* 
http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/majalah-futurarc-gelar-guest-lecture-%e2%80%9cinnovative-design%e2%80%9d-di-unud/
Majalah FuturArc, sebuah majalah arsitektur internasional yang memiliki 
jaringan di 9 negara Asia dan Australia (Cina, Hong Kong, Indonesia, 
Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Australia) di 
bawah BCI Asia akan menggelar guest lecture dengan menghadirkan praktisi 
arsitektur yang memiliki pengalaman dan referensi karya desain yang 
dinamis dan inovatif. (more...)


*ARTI FOUNDATION GELAR DRAMA-TARI SRI TANJUNG* 
http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/arti-foundation-gelar-drama-tari-sri-tanjung/
Inilah saatnya karya seni dibawakan dengan penggarapan sangat serius. 
Memulai tahap demi tahap persiapannya dengan secara seksama dan 
melibatkan demikian banyak orang yang kompeten dalam bidangnya 
masing-masing. Adalah Arti Foundation yang menyadari untuk membawakan 
sebuah kualitas diperlukan sebuah totalitas. (more...)


*BERMAIN CONGA DI SOUPCHAT #23* 
http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/bermain-conga-di-soupchat-23/
Para peminat dan penikmat Soup Chat, Setelah cukup lama tak bersua, kini 
Soup Chat siap hadir kembali memberikan referensi dan obrolan menarik 
ala Soup Chat


Soup Chat #23 siap menyapa Bali di bulan Februari 2009. Acaranya akan 
diadakan pada

Hari Jumat, 27 Februari 2009
jam 17.00-19.00 WITA
di Warung Ole - jl. mahendradata, Denpasar (lihat peta di
www.soupchat.org ) (more...)

*BLOODY VALENTINE: PELAYANAN KESEHATAN DAN DONOR DARAH BALI BLOGGER 
COMMUNITY* 
http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/bloody-valentine-pelayanan-kesehatan-dan-donor-darah-bali-blogger-community/
Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day umumnya identik dengan kehidupan 
anak muda dan hura-hura. Namun di Denpasar, Bali Blogger Community 
mensikapi acara merayakan Hari Kasih Sayang dengan berbagi kasih pada 
sesama manusia tanpa memandang suku, agama, ras dan status yang 
disandang seseorang. (more...)


*YAYASAN KELOLA BUKA LAGI HIBAH KOMUNITAS KREATIF* 
http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/16/yayasan-kelola-buka-lagi-hibah-komunitas-kreatif/

Dibuka! Program Hibah Kecil Komunitas Kreatif

Kelola mengundang individu, organisasi lokal masyarakat, kelompok 
budaya, kelompok adat masyarakat, kelompok seni, dan siapa pun yang 
kreatif untuk ikut berpartisipasi dalam Inisiatif Komunitas Kreatif 
dengan mengirimkan gagasan kreatif dan inovatif , menggunakan pendekatan 
kreatif dalam pembangunan masyarakat atau yang dapat mendukung kegiatan 
PNPM Mandiri langsung. (more...)



Komunitas Kreatif Bali adalah kelompok masyarakat dan insan kreatif yang 
menaruh perhatian terhadap pengembangan industri kreatif di Bali sebagai 
penggerak ekonomi kreatif Bali. Didirikan sebagai forum sosial yang 
diharapkan dapat menjadi wadah bagi terciptanya budaya kreatif, 
munculnya talenta kreatif baru, mendorong inovasi dan tumbuhnya semangat 
kewirausahaan. Ayo bergabung. Kirimkan tulisan Anda tentang : 1). Acara 
dan proyek Kreatif 2). Kiprah, karya dan profil insan kreatif atau 
komunitas kreatif 3). Opini dan artikel tentang komunitas kreatif 
kirimkan melalui email ke i...@balinow.org
Jika isi dari newsletter ini bermanfaat dan dimungkinkan untuk sumber 
berita media silakan dipergunakan dengan menyebutkan sumbernya. Terima 
kasih.





[ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari

2009-02-21 Terurut Topik BDG KUSUMO
Saya kira di Indonesia, seperti di Eropa, akan terjadi
pemisahan yang jelas antara seni canggih klasik dengan
seni hiburan massal. Juga makin jelas perbedaan
selera peminatnya.
Sukar untuk menyajikan sekaligus misalnya opera Verdi dan 
ballet klasik Bolshoi Theater dengan show Madonna. Atau 
adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat adiluhung 
bersama dangdut dan atau musik campursari ria. 
Keduanya punya peminat tertentu, aneh bila dicampur 
dalam kemasan bersama.

Salam, Bismo DG 
(mencoba jadi konsumen karya seni)

  - Original Message - 
  From: awind 
  To: nasional-l...@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 AM
  Subject: [nasional-list] Wayang Orang Sriwedari






  http://www.ranesi.nl/arsipaktua/indonesia060905/2sriwedari20090219

  Wayang Orang Sriwedari
  Hanya Ramai Pada Hari Libur
  KBR 68H 

  19-02-2009

   Laporan KBR 68H 


  Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman 
Pakubuwono X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang bukan 
lagi milik istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang nyaris 
berumur seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi kabarnya. 
Berikut laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih bertahan di tengah 
terpaan zaman modern. 

  Tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, 
Solo, Jawa Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan 
moral kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan 
yang berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur 
hujan, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. 
Suasana pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan 
banyolan Petruk menghibur penonton. 

  Sepi Penonton 

  Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu sutradaranya 
adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000. 

  Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. 
Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara tua 
referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya 
kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat 
Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum 
Surakarta harap dibaca. 

  Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) bagi 
pertunjukan selama tiga jam, dari pukul delapan hingga sebelas malam. Penjaga 
karcis Puji Maharani tampak santai mencorat-coret kertas kosong menunggu 
penonton di loket. Hingga sepuluh menit menjelang pertunjukan baru terjual 
tigabelas tiket. 

  Puji Maharani: Wah hari ini 11 mas, 13 sama yang dua tadi. Biasanya sampai 
20-25 hari biasa. Kalau hari Minggu lebih dari 100. Hari Minggu saja raménya. 
Ada 500 kursi, bawah atas. Tiap hari rata-rata 25, banyak yang kosong. Kalau 
malam Minggu aja sama hari libur sekolah yang ramé sekali. Kalau hari-hari 
biasa, apalagi ini hujan, sepi. Tadi malam cuma 14. 

  Budaya Negeri 

  Gedung wayang orang Sriwedari terletak sekitar dua kilometer dari Keraton 
Kasunanan Surakarta. Di depan gedung seluas 600 meter itu terdapat patung 
Gatotkaca dan Srikandi. Ada juga spanduk bertuliskan Cintailah Budaya Negeri 
Kita. 

  Sayangnya, gedung kesenian tua itu tampak tak terawat baik. Atap gedung 
terlihat rusak dan dinding sulit dibedakan berwarna putih atau kuning. 
Untunglah sebagian penonton masih merasa nyaman di dalamnya, karena dilengkapi 
mesin pendingin ruangan dan bangku kayu yang baik. 

  200 meter di depan gedung Sriwedari terdapat tempat hiburan keluarga dan 
anak-anak. Tempat ini ramai pengunjung, meski karcisnya lebih mahal, begitu 
kontras dengan gedung wayang orang. 

  Kesetiaan Melestarikan Peninggalan Kebudayan Keraton. Itulah panutan warga 
Solo untuk tetap mempertahankan wayang orang. Kebanggaan tersendiri bagi 80 
anggota wayang orang Sriwedari untuk tetap bertahan di tengah terpaan zaman 
modern. Dewoso, koordinator yang sekaligus penari wayang orang Sriwedari, 
berkomitmen melestarikan wayang orang. Pertunjukan ini berasal dari zaman 
Pukubuwono X yang berkuasa dari tahun 1893 sampai 1939. 

  Dewoso: Wayang orang Sriwedari itu sudah satu abad lebih. Dulu budaya kraton 
Surakarta yang pada masa pemerintahan Pakubuwono X. Itu awalnya sebagai hiburan 
khusus untuk raja, tetapi karena bukan asli budaya Solo, budaya kraton, maka 
dimasukkan ke Taman Sriwedari, dengan niat untuk hiburan masyarakat umum, itu 
sekitar tahun 1921. 

  Masa Jaya 

  Dewoso pun bertekad mengembalikan kejayaan pertunjukan wayang orang seperti 
pada tahun 1980an. 

  Dewoso: Masa kejayaan itu sekitar 1980an. Masa-masanya pak Surono, bu Darsih 
dan pak Rusman, dan setelah pak Rusman meninggal itu sekitar 1999 sampai 2003 
kita bisa dibilang mati tak mau dan hidup juga enggan. 

  Pertunjukan wayang orang tak pelak lagi telah menyatu dengan masyarakat Solo. 
Tak ada 

[ac-i] Panggung 21 Feb di Rumah Dunia: Rugrag

2009-02-21 Terurut Topik gongmedia cakrawala




RUMAH DUNIA - BANTEN TV

Mempersembahkan



SAKSIKAN

Teater NOL, SMAN 1 Jawilan, Serang

dalam lakon

RUGRAG

Karya Rony M Khalid

Pemain: Duri Dagul, Umar Kuya, Ratoh Gares, Gam Rosadih, Adong Boncel



Sabtu 21 Februari 2009

Pukul 19.30 WIB

Taman Budaya Rumah Dunia



Disiarkan Live di Banten TV

dalam program Panggung: Teater Untuk Semua

Jum'at 27 Februari 2009

Pukul 19.30 WIB di Banten TV, channel 22 UHF

Host: Naszla Thoyib Amir

Nara sumber; DR.Zulkielimansyah, Nandang Aradea

Tema; Apakh Teater Memiliki Nilai Ekonomi? 



Menurut Roni M Khalid, sutradara, Rugrag bermakna melampaui batas, ambruk, atau
kurus. Di sini menceritakan tentang tokoh seorang Mardan, mantan jawara yang
memiliki istri ronggeng.Mardan merasa hidup ini sangat sulit, diluar
kemampuannya. Dia kesulitan mengatasi istrinya yang gemar menari. Dia juga
selalu dihantui masa lalunya sebagai preman. Bahkan anak lelakinya dipenjara,
karena ulahnya. Juga nafsu duniawinya sebagai seorang jawara, masih membaluti
tubuhnya. Pertarungan batin inilah yang diangkat ke dalam lakon
Rugrag.

Teater NOL, SMAN 1 Jawilan ini adalah pementasan teater yang kedua dalam
acara Panggung: Teater Untuk Semua. Jika bulan Januari lalu Panggung
menghadirkan teater dari luar Banten. Kini, di bulan februari, giliran teater
dari Banten menunjukan kemampuannya. 

Ayo, siapa yang mau nonton. Silakan saja datang ke Rumah Dunia Sabtu malam
(21/2) jam. 19.30 s/d selesai. Lalu jangan lupa juga nonton langsung diskusi
Panggung: Teater Untuk Semua, di area parkir Banten TV, pada jumat malam (27/2)
jam. 19.30 WIB . Dengan menghadirkan dua narasumber yang berkompetensi. Yang
pertama ada DR. Zulkifliemansyah dari kalangan pejabat, dan Nandang Aradea dari
Teater Studio Indonesia.
Bagi teman-teman yang tertarik dengan sajian ini. Ayo, gabung dan ikut
meramaikan acara ini. Ayo…!

Didukung: Suhud Media Promo, Aneka Swalayan, Banten Raya Post, Dindik
Banten, Teater 66, Teater 110, Teater Studio Indonesia






  

[ac-i] PERADABAN UJUNG DUPA JANSEN JASIEN

2009-02-21 Terurut Topik Choirul Anwar
Pameran Sketsa Jansen Jasien
House of sampoerna art Gallery
jalan taman sampoerna no 6 surabaya
28-28 Feb 2009
REKAMAN PERJALANAN PERADABAN UJUNG DUPA JANSEN JASIEN




Kreatifitas seniman memang mencengangkan. 
Kreatifitas memang tidak pernah bisa dibayangkan, bahkan tidak dapat pula 
secara ilmiah diprediksikan. ‘Out 
of the box’ adalah uniqueness seniman. Seperti ketika Jansen Jasien 
kembali membuat decak 
kagum dengan rekaman sejarah melalui ujung dupa kali ini.



Goresan-goresan penuh makna, antara ‘content’ dengan ‘tools’. Antara 
pengapresiasian 
makna visual dalam karya yang ada, dengan alat yang digunakan mencipta 
pemaknaan-pemaknaan itu. Semua menyimpan banyak interpretasi. Seperti tema 
pameran “Surabaya di Ujung Dupa”.



Dupa dalam pameran ini menerbangkan 
imajinasi kita. Juga mempertanyakan apa maunya Jansen Jasien. Dupa tidak 
sekedar menebarkan aromanya. Dia pun melayangkan asapnya. Sekaligus selalu 
mempertanyakan kemana asap itu membawa pergi dan menerbangkan angan-angan 
kita.



Jansen Jasien seakan membawa emosi kita 
teraduk-aduk. Dan ujung dupa tidak sekadar se-elastis asapnya yang meliukkan 

tarian indah di cakrawala. Tetes dan torehan tinta dari ujung dupa pun 
menari di media kanvas bahkan kertas, sambilmengusung pesan visual yang 
liar, unik, dan menyejarah.



Semua keterbatasan media, yang kali ini 
lewat ujung dupa, nyatanya bukan masalah di tangan Jansen Jasien. Seolah 
terbata-bata menarik garis-garis estetikanya, Jansen membawa eksotika dupa 
dan media tinta gayut dengan estetika berkeseniannya.



Dupa yang kadang membawa rupa magis, 
membuat karya-karya sketsa Jansen Jasien kali ini menjurus kesana pula. 
‘Surabaya di Ujung Dupa’ telah membawa karya Jansen Jasien larut dalam 
emosi berbeda para pengamatnya. Seperti pula karya-karya yang dihadirkan 
Jansen menjadi pusaran penasaran yang lain lagi.



Sebagian penikmat pun mungkin sempat 
bertanya pula, kenapa dengan kondisi kota, hingga diungkap denganfrase 
“Surabaya di Ujung Dupa”.



Dan kesetiaan Jansen Jasien pada sejarah 
Surabaya yang otentik adanya, diantara pintu masuk mencari jawaban atas 
tanya itu. Dupa seakan tamsil, bahwa sejarah peradapan kota ini, jangan 
sekadar nyala, redup, mati lalu membekas sekadar abu.



Tamsil dupa bukan mengada-ada. Inilah 
keseharian Jansen ketua kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah atau KPSPS 
Surabaya. Yang mengakrabi dupa seakan nafasnya. Dupa sekutunya, waktu kantuk 

menyeruduk tengah malam di studio lukisnya di Krian. Juga teknik dan media 
yang sengaja ia jumput.



Dan lahirlah tarikan-tarikan spontan dari 
batang dupa itu. Lewat ujung dupa yang sudah terbakar dan terhirup aromanya, 

jadilah goreran lukisan sketsa tentang kota, bak sperma aktif yang menyeruak 

kemana-mana. Seakan ekspresi dinamis bagaimana aktivitas warga kota ini.



Goresan terbatas dupa kadang meliuk 
pendek. Meski juga sering menggerus panjang, hadirkan banyak kejutan guratan 

visual. Apalagi sesekali Jansen Jasien mengawinkannya pula dengan goresan 
kuas spontan tebal tipis yang susah ditebak. Padu padan ini seakan kesadaran 

ingin hadirkan cermin sejarah kota Surabaya, yang kaya akan keberagamannya. 
Spontan emosinya.



Kalau kemudian Jansen Jasien menyapa 
pemerhati dan pecinta lukisannya dengan elemen-elemen Jawa, China, Arab atau 

bahkan Belanda; maka itu Surabaya pula. Sebuah cerita total tentang kota 
kesayangannya.



Dupa membawa juga misi utama, ketika dia 
kadang menjadi media reliji manusia. Terlihat Jansen Jasien menuangkan semua 

ekspresi nurani dangejolak 
batinnya dalam pusaran goresan ujung dupanya.



Pusaran-pusaran itu memusat menuju inti 
kehidupan relijinya, fokus pada ketuhanannya. Peradaban bangsa ini memang 
catatan-catatan juga aspek rohani warga-negaranya. Lewat ujung dupa, Jansen 
Jasien mewakilinya. Membawa ujung dupa bahkan bagian dari ekspresi nurani 
dasarnya, “Cintailah Sejarah!”.



** 
Freddy H Istanto

Vice 
Chairman Surabaya Heritage/

Dekan Fakultas teknologi dan Disain Universitas Ciputra/

Kurator Karya Jansen Jasien.





===WHEN ENCENSES SCRECTH HISTORY

CIVILIZATION’S JOURNEY 
RECORDS BY JANSEN JASIEN’S ENCENSES’ TIP





It is always amazing 
to se how artists develop their creativity. Human’s creativity will never 
be imagined or even scientifically predicted. ‘Out of the box’ 
is the artist’ uniqueness. Just like JANSEN JASIEN amazed us 
(again) by displaying his historical record paintings through the tip of 
incenses



Meaningful scratches 
are such a perfect combination between contents and tools. It is also 
appreciation visual meaning in the painting, when the artist with his tool, 
composing various meanings and messages. All this mixture, ends in thousand 
interpretations, in “Surabaya di Ujung Dupa” (Surabaya at Incense’s 
Tip) 
Exhibition.



Incenses in this 
artwork exhibition will fly our imagination up. This Exhibition also 
questioning JANSEN JASIEN’s intention. Incenses will not only spread 

[ac-i] DARI M YASIN KE JANSEN JASIEN

2009-02-21 Terurut Topik Choirul Anwar
DARI M YASIN KE JANSEN JASIEN

Oleh Masuki M Astro


Sekitar enam tahun lalu, tidak ada orang yang kenal nama Jansen Jasien. 
Namun, kini namanya sudah melambung dalam jagad seni rupa, bahkan hingga 
negeri luar, seperti Belanda. Ya, karyanya, yang bercerita tentang pelabuhan 
lama Tanjung Perak, Surabaya, menjadi koleksi di sebuah museum negeri Kincir 
Angin itu.
Tidak ada perubahan secara fisik pada diri pelukis asal Krian, Sidoarjo 
tersebut. Ia tetap berpenampilan kurus dengan rambut panjang.
Di Surabaya, nama Jasien begitu terkenal setelah sukses menggelar 
beberapa pameran tunggal. Pameran tunggal ayah dari seorang anak, Mahara 
Swarganessa Sinavas, itu dimulai tahun 2007 bertempat di selasar RSU Dr 
Soetomo Surabaya.
Pameran itu menjadi tonggak sejarah Jasien hingga dikenal dan karyanya 
disegani. Setelah itu dilanjutkan dengan pameran mengenai Tanjung Perak di 
Graha Pena, lalu sejarah hidup di kantor Telkomsel dan tentang kepahlawanan 
di kantor PWI Jatim. Ketiganya di tahun 2008. 
Kini ia menggelar pameran tunggal bertema, Soerabaia di Oedjoeng Doepa 
di Galeri House of Sampoerna Surabaya mulai Januari hingga Februari 2009.
Rully Anwar, seorang reporter radio yang banyak terlibat dalam mendorong 
kemajuan Jasien menceritakan, ia bertemu suami dari Try Ativa itu sekitar 
tahun 2003 saat liputan seni budaya di kompleks Taman Hiburan (THR) 
Surabaya. Di THR, Jasien biasa kongko-kongko.
Waktu itu saya terkesan dengan sikap dan pribadinya. Apalagi setelah 
saya tahu ia memiliki minat besar pada obyek-obyek bersejarah. Saya kemudian 
melihat-lihat karyanya yang ternyata memiliki kekuatan tersendiri, katanya.
Pertemuan selanjutnya terus berlangsung antara Rully dan Jasien. Rully 
mendorong Jasien agar bisa menggelar pameran tunggal yang berujung pada 
diskusi-diskusi intensif. Saat itu muncul dalam benak Rully, nama M Yasin 
dianggapnya terlalu umum.
Nama aslinya memang M Yasin. Saya pikir, nama Yasin itu kan ribuan. Di 
mana-mana ada nama Yasin. Saya usul agar ditambahi. Saat itu terlintas nama 
Jansen untuk digandeng dengan nama Yasin. Jansen itu agak mengarah ke 
Belanda, sehingga ada kesan lama. Orang yang baru kenal memang mengira 
Jasien dari Belanda, katanya.
Yasin tidak keberatan dengan usul itu yang kemudian penulisannya 
disesuaikan menjadi Jansen Jasien. Tak ada prosesi adat Jawa, seperti 
selamatan dengan kembang tujuh rupa atau bubur dalam penetapan nama baru 
itu.
Nama sudah kadung berubah, namun rencana pameran tunggal belum terwujud 
hingga empat tahun kemudian. Sejak meninggalkan kenang-kenangan nama 
bersejarah itu, Rully kemudian jarang bertemu Jasien sehingga rencana 
pameran tunggal hanya menjadi cita-cita.
Suatu ketika di tahun 2007 saya bertemu lagi dengan Yasin dan kemudian 
terlibat diskusi lagi. Saya kaget ketika dia sudah mantap dengan nama 
barunya Jansen Jasien. Saya menilai bahwa pelukis ini betul-betul serius, 
katanya.
Maka dirancang lah untuk pameran tunggal dengan obyek bangunan lama RSU 
Dr Soetomo yang dulu bernama RS Simpang. Meskipun pameran di selasar rumah 
sakit, namun karya-karya Jasien banyak yang menjadi incaran kolektor.
Di tahun yang sama, Jasien mengikuti pameran bersama dengan seniman 
korban lumpur asal Sidoarjo di tiga kota, yakni Surabaya, Jakarta, dan 
Denpasar yang semuanya digelar di kantor Bank Indonesia (BI).
Salah satu lukisannya berjudul Mahakarya Java Anyer Panarukan, menarik 
minat Deputi Senior BI Miranda S Gultom. Lukisan dalam tiga bingkai 
berukuran 1,5 meter x 3,5 meter itu laku Rp21 juta.
Meskipun sekarang nama Jasien sudah diperhitungkan oleh kolektor, Rully 
berharap agar semua itu tidak menjadikan dia berhenti berjuang untuk terus 
menghasilakn karya-karya besar.
Semua itu bagian dari perjuangan. Karena itu sekarang ini bukan tempat 
untuk berhenti bagi Jasien. masih banyak cita-citanya yang harus 
diperjuangkan, seperti pameran tunggal di Belanda yang direncanakan tahun 
ini. Tapi karena kendala krisis global, sepertinya tahun ini dia konsentrasi 
di dalam negeri, katanya.
Try Ativa (33), isteri Jasien, tidak membantah ketika disebutkan bahwa 
saat ini dirinya ikut merasakan kemajuan yang diperoleh suaminya dalam 
berkesenian. Kondisi saat ini diakuinya sebagai buah dari keteguhan hati 
Jasien.
Dulu saya pernah meminta dia agar bekerja di pabrik saja. Waktu itu 
saya menikah dengan Mas Jasien tahun 2003 sangat susah karena untuk makan 
saja sempat berutang. Mas Jasien saat itu hanya bekerja melukis foto diri, 
kaos, atau membuat relief yang hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan hidup, 
katanya.
Untuk tempat bernaung dari hujan dan panas, keluarga itu masih kos 
dengan harga Rp50.000 per bulan. Ia mengaku, Jasien tetap teguh untuk 
berkarier di kesenian sehingga permintaannya untuk bekerja di pabrik tidak 
digubrisnya.
Rully Anwar mengaku pernah diajak diskusi oleh Jasien mengenai anjuran 
Try Ativa itu. Rully justru mendukung keteguhan Jasien untuk 

Re: [ac-i] Kenapa di Indonesia pernikahan yg berbeda agama dilarang?

2009-02-21 Terurut Topik opet alatas
ya ampun penyair goblok jangan kasar gitu lah... nyantai aja...jangan mendadak 
dungu...
 
buat aku sih 
menikah itu karena pasangan yang cocok..
perkara anak mau ikut siapa itu terserah kesepakatan..lha wong mau orang taunya 
agamanya sama tetap aja ada kesepakatan (biasanya ikut agama orang tuanya)
 
maaf...soalnya ini terjadi sama saya...
 
tidak beragama bukan berarti tidak bertuhan bro...
nyante aja lah seharusnya

--- On Wed, 2/18/09, Penyair Dunggu Dunggu penyair_gob...@yahoo.com wrote:

From: Penyair Dunggu Dunggu penyair_gob...@yahoo.com
Subject: Re: [ac-i] Kenapa di Indonesia pernikahan yg berbeda agama dilarang?
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, February 18, 2009, 10:58 PM








klo menurut saya pernikahan adalah hal yang sakral dan berhubungan erat dengan 
ideologi, dan saya ga setuju TUHan yme ga mempermasalahkan kalau masih satu 
agama, klo beda agama ya jelas beda lah..
karna berbeda itulah ada nya bermacam macam agama, klo ga beda mungkin cuma 
satu agama. begitu aja kok repot, 
kenapa harus di haram kan karna masing masing agama punya standar sendiri.. 
bagi orang ber agama nikah sah walau ga di catet negara. disini jelas sekali 
bahwa pernikahan adalah bagian dari ibadah, entah bagi bagi agama bro leo bukan?
pertayaan yang mesti bung leo tanyakan mesti nya kenapa mesti ada agama klo 
tuhan nya sama semua nya???
begitu aja kok idiot leo...
leo bintang dengan lambang binatang singa.. kenapa singa?
kenapa rimba? rimba menurut saya disana tempat hidup binatang binatang yang ga 
ga mengnal tuhan seperti manusia mengenal tuhan nya.
 





From: leonardo rimba leonardo_rimba@ yahoo.com
To: spiritual-indonesia @yahoogroups. com
Sent: Monday, February 16, 2009 11:23:13 AM
Subject: [ac-i] Kenapa di Indonesia pernikahan yg berbeda agama dilarang?









Dear sahabat terkasih,
 
Maaf jika saya salah bertutur dalam pertanyaan ini: Kenapa ya di indonesia, 
pernikahan yg terjadi karena berbeda agama dilarang?  Padahal Tuhan YME,  tidak 
pernah mempermasalahkan tentang siapa kamu? Apa agamamu? siapa Tuhanmu ? Semua 
sama dimata Tuhan YME,  sama-sama kembali kepada sang khaliq kelak, walau beda 
cara menggapai Tuhannya, kenapa harus dipermasalahkan? Kenapa harus diharamkan? 
kenapa tidak diperbolehkan? Kenapa kita harus berkedok dibalik sebuah agama?
 
Salam Cinta Kasih,
 
+
 
JAWABAN SAYA:
 
Pernikahan berbeda agama dilarang di Indonesia karena Pemerintah Republik 
Indonesia menginjak-injak HAM (Hak Azasi Manusia).

Kita semua tahu bahwa RI telah meratifikasi Deklarasi Universal HAM. Dan isi 
dari pasal 16, ayat 1, Deklarasi Universal HAM, sbb:
 
Pasal 16
(1) Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi 
kebangsaan, kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk 
membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di 
dalam masa perkawinan dan di saat perceraian.
 
Karena pernikahan berbeda agama tidak mau dilakukan oleh pencatatan sipil di 
Indonesia, maka artinya sudah jelas bahwa Pemerintah RI melecehkan HAM 
Universal. HAM dari mereka yg berbeda agama dan ingin menikah telah 
diinjak-injak oleh Pemerintah RI, dan situasi seperti itu masih berlangsung 
sampai saat ini.

+
 
Saya sendiri sangat terperangah ketika memperoleh pertanyaan spesifik tentang 
hal itu dari seorang ahli tentang Indonesia berkewarga-negaraan Australia, 
Prof. Dr. Julia Day Howell, dari Griffith University, Australia. Tanggal 23 
Januari 2009 saya bertemu dengan Prof. Dr. Julia Day Howell di Jakarta. Ini 
pertemuan kami untuk pertama-kalinya. Dr. Howell berada di Jakarta untuk 
memberikan pidato pembukaan dalam acara Urban Sufism Days di Universitas 
Paramadina.
 
Ternyata Dr. Howell dan saya memiliki concern yg sama tentang masa depan 
kehidupan spiritual di Indonesia yg berkaitan dengan politik keagamaan negara. 
Kami sependapat bahwa sampai saat ini Indonesia masih tidak menghormati HAM 
Kebebasan Beragama (Religious Freedom) yg dibuktikan oleh susah atau tidak 
mungkinnya melakukan pernikahan antar agama. Kalau mau menikah, maka harus satu 
agama. Kalau agama berbeda, maka tidak bisa atau sangat dipersulit. Ini jelas 
melanggar HAM.
So, sebagai pengamat dan pelaku spiritualitas kami memiliki pendapat sama bahwa 
negara harus sekuler. Harus ada pemisahan tegas antara negara dan agama. Negara 
hanya mengurusi kepentingan umum dan tidak boleh mencampuri urusan keagamaan.
 
Agama merupakan domain pribadi dari warganegara. Yg beragama itu pribadi per 
pribadi, para manusia yg menjadi warganegara. Negara sendiri tidak beragama 
karena negara bukan manusia. Segala kolom agama di dalam KTP dan berbagai 
formulir yg harus kita isi sebaga WNI merupakan pelanggaran atau setidaknya 
pelecehan HAM. Negara-negara modern sudah meninggalkan kebiasaan membedakan 
manusia berdasarkan agama. Bahkan menanyakan dan mencatat latar belakang agama 
warganegara bisa dianggap pelecehan HAM. Negara modern cuma mencatat perjanjian 
sipil antara warganegara yg menikah.