[ac-i] KATHARSIS 19 ~ Keburukan Yang Direncanakan
Kebetulan–kebetulan adalah bahasa kebijaksanaan. Pertemuan kita dengan segala sesuatu di luar kita tanpa perencanaan, sebenarnya lebih berguna dari pada apa yang kita rencanakan. Kekecewaan, kesedihan, frustasi dan putus asa serta setumpuk nilai–nilai negatif lainnya adalah musuh–musuh yang semakin menguatkan kita. Tapi, bagiku tidak hanya sekedar itu. Akan kubalikkan segalanya! Akulah yang akan merencanakan kapan datangnya musuh–musuhku dan hal–hal buruk tersebut. Lalu kebetulan–kebetulan dari semua itu adalah sahabat–sahabat yang datang… Namun, mereka–mereka yang datang ini, kubiarkan terlantar dan kelaparan dulu. Aku menunggu sampai sifat bengisnya muncul. Kebengisan yang berkehendak. Dan akhirnya, jadilah mereka musuh–musuh yang berkehendak, yang kemudian bergabung dengan musuh–musuh hasil rencanaku. Bukankah ini akan menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar, yang dapat berlipat–lipat sampai akhirnya semua tidak dapat berlipat. Di sanalah letak bukit tempat duduk sahabat sejati kita… Kebahagiaan Roh Semesta, aku menamakannya! Katharsis-holydiary (11012004) http://katharsis-holydiary.blogspot.com http://daily-spiritualstory.blogspot.com Selalu bersama teman-teman di Yahoo! Messenger. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] Warta Komunitas Kreatif Bali #21
Sahabat kreatif, Nikmatilah kreatifitas yang bertebaran disekitar kita, Warta Komunitas Kreatif #21 menghadirkan beberapa ke hadapan kita: *MAJALAH FUTURARC GELAR GUEST LECTURE INNOVATIVE DESIGN DI UNUD* http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/majalah-futurarc-gelar-guest-lecture-%e2%80%9cinnovative-design%e2%80%9d-di-unud/ Majalah FuturArc, sebuah majalah arsitektur internasional yang memiliki jaringan di 9 negara Asia dan Australia (Cina, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Australia) di bawah BCI Asia akan menggelar guest lecture dengan menghadirkan praktisi arsitektur yang memiliki pengalaman dan referensi karya desain yang dinamis dan inovatif. (more...) *ARTI FOUNDATION GELAR DRAMA-TARI SRI TANJUNG* http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/arti-foundation-gelar-drama-tari-sri-tanjung/ Inilah saatnya karya seni dibawakan dengan penggarapan sangat serius. Memulai tahap demi tahap persiapannya dengan secara seksama dan melibatkan demikian banyak orang yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Adalah Arti Foundation yang menyadari untuk membawakan sebuah kualitas diperlukan sebuah totalitas. (more...) *BERMAIN CONGA DI SOUPCHAT #23* http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/bermain-conga-di-soupchat-23/ Para peminat dan penikmat Soup Chat, Setelah cukup lama tak bersua, kini Soup Chat siap hadir kembali memberikan referensi dan obrolan menarik ala Soup Chat Soup Chat #23 siap menyapa Bali di bulan Februari 2009. Acaranya akan diadakan pada Hari Jumat, 27 Februari 2009 jam 17.00-19.00 WITA di Warung Ole - jl. mahendradata, Denpasar (lihat peta di www.soupchat.org ) (more...) *BLOODY VALENTINE: PELAYANAN KESEHATAN DAN DONOR DARAH BALI BLOGGER COMMUNITY* http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/19/bloody-valentine-pelayanan-kesehatan-dan-donor-darah-bali-blogger-community/ Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day umumnya identik dengan kehidupan anak muda dan hura-hura. Namun di Denpasar, Bali Blogger Community mensikapi acara merayakan Hari Kasih Sayang dengan berbagi kasih pada sesama manusia tanpa memandang suku, agama, ras dan status yang disandang seseorang. (more...) *YAYASAN KELOLA BUKA LAGI HIBAH KOMUNITAS KREATIF* http://komunitaskreatifbali.wordpress.com/2009/02/16/yayasan-kelola-buka-lagi-hibah-komunitas-kreatif/ Dibuka! Program Hibah Kecil Komunitas Kreatif Kelola mengundang individu, organisasi lokal masyarakat, kelompok budaya, kelompok adat masyarakat, kelompok seni, dan siapa pun yang kreatif untuk ikut berpartisipasi dalam Inisiatif Komunitas Kreatif dengan mengirimkan gagasan kreatif dan inovatif , menggunakan pendekatan kreatif dalam pembangunan masyarakat atau yang dapat mendukung kegiatan PNPM Mandiri langsung. (more...) Komunitas Kreatif Bali adalah kelompok masyarakat dan insan kreatif yang menaruh perhatian terhadap pengembangan industri kreatif di Bali sebagai penggerak ekonomi kreatif Bali. Didirikan sebagai forum sosial yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi terciptanya budaya kreatif, munculnya talenta kreatif baru, mendorong inovasi dan tumbuhnya semangat kewirausahaan. Ayo bergabung. Kirimkan tulisan Anda tentang : 1). Acara dan proyek Kreatif 2). Kiprah, karya dan profil insan kreatif atau komunitas kreatif 3). Opini dan artikel tentang komunitas kreatif kirimkan melalui email ke i...@balinow.org Jika isi dari newsletter ini bermanfaat dan dimungkinkan untuk sumber berita media silakan dipergunakan dengan menyebutkan sumbernya. Terima kasih.
[ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
Saya kira di Indonesia, seperti di Eropa, akan terjadi pemisahan yang jelas antara seni canggih klasik dengan seni hiburan massal. Juga makin jelas perbedaan selera peminatnya. Sukar untuk menyajikan sekaligus misalnya opera Verdi dan ballet klasik Bolshoi Theater dengan show Madonna. Atau adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat adiluhung bersama dangdut dan atau musik campursari ria. Keduanya punya peminat tertentu, aneh bila dicampur dalam kemasan bersama. Salam, Bismo DG (mencoba jadi konsumen karya seni) - Original Message - From: awind To: nasional-l...@yahoogroups.com Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 AM Subject: [nasional-list] Wayang Orang Sriwedari http://www.ranesi.nl/arsipaktua/indonesia060905/2sriwedari20090219 Wayang Orang Sriwedari Hanya Ramai Pada Hari Libur KBR 68H 19-02-2009 Laporan KBR 68H Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman Pakubuwono X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang bukan lagi milik istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang nyaris berumur seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi kabarnya. Berikut laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih bertahan di tengah terpaan zaman modern. Tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, Solo, Jawa Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan moral kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan yang berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur hujan, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. Suasana pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan banyolan Petruk menghibur penonton. Sepi Penonton Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu sutradaranya adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000. Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara tua referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum Surakarta harap dibaca. Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) bagi pertunjukan selama tiga jam, dari pukul delapan hingga sebelas malam. Penjaga karcis Puji Maharani tampak santai mencorat-coret kertas kosong menunggu penonton di loket. Hingga sepuluh menit menjelang pertunjukan baru terjual tigabelas tiket. Puji Maharani: Wah hari ini 11 mas, 13 sama yang dua tadi. Biasanya sampai 20-25 hari biasa. Kalau hari Minggu lebih dari 100. Hari Minggu saja raménya. Ada 500 kursi, bawah atas. Tiap hari rata-rata 25, banyak yang kosong. Kalau malam Minggu aja sama hari libur sekolah yang ramé sekali. Kalau hari-hari biasa, apalagi ini hujan, sepi. Tadi malam cuma 14. Budaya Negeri Gedung wayang orang Sriwedari terletak sekitar dua kilometer dari Keraton Kasunanan Surakarta. Di depan gedung seluas 600 meter itu terdapat patung Gatotkaca dan Srikandi. Ada juga spanduk bertuliskan Cintailah Budaya Negeri Kita. Sayangnya, gedung kesenian tua itu tampak tak terawat baik. Atap gedung terlihat rusak dan dinding sulit dibedakan berwarna putih atau kuning. Untunglah sebagian penonton masih merasa nyaman di dalamnya, karena dilengkapi mesin pendingin ruangan dan bangku kayu yang baik. 200 meter di depan gedung Sriwedari terdapat tempat hiburan keluarga dan anak-anak. Tempat ini ramai pengunjung, meski karcisnya lebih mahal, begitu kontras dengan gedung wayang orang. Kesetiaan Melestarikan Peninggalan Kebudayan Keraton. Itulah panutan warga Solo untuk tetap mempertahankan wayang orang. Kebanggaan tersendiri bagi 80 anggota wayang orang Sriwedari untuk tetap bertahan di tengah terpaan zaman modern. Dewoso, koordinator yang sekaligus penari wayang orang Sriwedari, berkomitmen melestarikan wayang orang. Pertunjukan ini berasal dari zaman Pukubuwono X yang berkuasa dari tahun 1893 sampai 1939. Dewoso: Wayang orang Sriwedari itu sudah satu abad lebih. Dulu budaya kraton Surakarta yang pada masa pemerintahan Pakubuwono X. Itu awalnya sebagai hiburan khusus untuk raja, tetapi karena bukan asli budaya Solo, budaya kraton, maka dimasukkan ke Taman Sriwedari, dengan niat untuk hiburan masyarakat umum, itu sekitar tahun 1921. Masa Jaya Dewoso pun bertekad mengembalikan kejayaan pertunjukan wayang orang seperti pada tahun 1980an. Dewoso: Masa kejayaan itu sekitar 1980an. Masa-masanya pak Surono, bu Darsih dan pak Rusman, dan setelah pak Rusman meninggal itu sekitar 1999 sampai 2003 kita bisa dibilang mati tak mau dan hidup juga enggan. Pertunjukan wayang orang tak pelak lagi telah menyatu dengan masyarakat Solo. Tak ada
[ac-i] Panggung 21 Feb di Rumah Dunia: Rugrag
RUMAH DUNIA - BANTEN TV Mempersembahkan SAKSIKAN Teater NOL, SMAN 1 Jawilan, Serang dalam lakon RUGRAG Karya Rony M Khalid Pemain: Duri Dagul, Umar Kuya, Ratoh Gares, Gam Rosadih, Adong Boncel Sabtu 21 Februari 2009 Pukul 19.30 WIB Taman Budaya Rumah Dunia Disiarkan Live di Banten TV dalam program Panggung: Teater Untuk Semua Jum'at 27 Februari 2009 Pukul 19.30 WIB di Banten TV, channel 22 UHF Host: Naszla Thoyib Amir Nara sumber; DR.Zulkielimansyah, Nandang Aradea Tema; Apakh Teater Memiliki Nilai Ekonomi? Menurut Roni M Khalid, sutradara, Rugrag bermakna melampaui batas, ambruk, atau kurus. Di sini menceritakan tentang tokoh seorang Mardan, mantan jawara yang memiliki istri ronggeng.Mardan merasa hidup ini sangat sulit, diluar kemampuannya. Dia kesulitan mengatasi istrinya yang gemar menari. Dia juga selalu dihantui masa lalunya sebagai preman. Bahkan anak lelakinya dipenjara, karena ulahnya. Juga nafsu duniawinya sebagai seorang jawara, masih membaluti tubuhnya. Pertarungan batin inilah yang diangkat ke dalam lakon Rugrag. Teater NOL, SMAN 1 Jawilan ini adalah pementasan teater yang kedua dalam acara Panggung: Teater Untuk Semua. Jika bulan Januari lalu Panggung menghadirkan teater dari luar Banten. Kini, di bulan februari, giliran teater dari Banten menunjukan kemampuannya. Ayo, siapa yang mau nonton. Silakan saja datang ke Rumah Dunia Sabtu malam (21/2) jam. 19.30 s/d selesai. Lalu jangan lupa juga nonton langsung diskusi Panggung: Teater Untuk Semua, di area parkir Banten TV, pada jumat malam (27/2) jam. 19.30 WIB . Dengan menghadirkan dua narasumber yang berkompetensi. Yang pertama ada DR. Zulkifliemansyah dari kalangan pejabat, dan Nandang Aradea dari Teater Studio Indonesia. Bagi teman-teman yang tertarik dengan sajian ini. Ayo, gabung dan ikut meramaikan acara ini. Ayo…! Didukung: Suhud Media Promo, Aneka Swalayan, Banten Raya Post, Dindik Banten, Teater 66, Teater 110, Teater Studio Indonesia
[ac-i] PERADABAN UJUNG DUPA JANSEN JASIEN
Pameran Sketsa Jansen Jasien House of sampoerna art Gallery jalan taman sampoerna no 6 surabaya 28-28 Feb 2009 REKAMAN PERJALANAN PERADABAN UJUNG DUPA JANSEN JASIEN Kreatifitas seniman memang mencengangkan. Kreatifitas memang tidak pernah bisa dibayangkan, bahkan tidak dapat pula secara ilmiah diprediksikan. ‘Out of the box’ adalah uniqueness seniman. Seperti ketika Jansen Jasien kembali membuat decak kagum dengan rekaman sejarah melalui ujung dupa kali ini. Goresan-goresan penuh makna, antara ‘content’ dengan ‘tools’. Antara pengapresiasian makna visual dalam karya yang ada, dengan alat yang digunakan mencipta pemaknaan-pemaknaan itu. Semua menyimpan banyak interpretasi. Seperti tema pameran “Surabaya di Ujung Dupa”. Dupa dalam pameran ini menerbangkan imajinasi kita. Juga mempertanyakan apa maunya Jansen Jasien. Dupa tidak sekedar menebarkan aromanya. Dia pun melayangkan asapnya. Sekaligus selalu mempertanyakan kemana asap itu membawa pergi dan menerbangkan angan-angan kita. Jansen Jasien seakan membawa emosi kita teraduk-aduk. Dan ujung dupa tidak sekadar se-elastis asapnya yang meliukkan tarian indah di cakrawala. Tetes dan torehan tinta dari ujung dupa pun menari di media kanvas bahkan kertas, sambilmengusung pesan visual yang liar, unik, dan menyejarah. Semua keterbatasan media, yang kali ini lewat ujung dupa, nyatanya bukan masalah di tangan Jansen Jasien. Seolah terbata-bata menarik garis-garis estetikanya, Jansen membawa eksotika dupa dan media tinta gayut dengan estetika berkeseniannya. Dupa yang kadang membawa rupa magis, membuat karya-karya sketsa Jansen Jasien kali ini menjurus kesana pula. ‘Surabaya di Ujung Dupa’ telah membawa karya Jansen Jasien larut dalam emosi berbeda para pengamatnya. Seperti pula karya-karya yang dihadirkan Jansen menjadi pusaran penasaran yang lain lagi. Sebagian penikmat pun mungkin sempat bertanya pula, kenapa dengan kondisi kota, hingga diungkap denganfrase “Surabaya di Ujung Dupa”. Dan kesetiaan Jansen Jasien pada sejarah Surabaya yang otentik adanya, diantara pintu masuk mencari jawaban atas tanya itu. Dupa seakan tamsil, bahwa sejarah peradapan kota ini, jangan sekadar nyala, redup, mati lalu membekas sekadar abu. Tamsil dupa bukan mengada-ada. Inilah keseharian Jansen ketua kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah atau KPSPS Surabaya. Yang mengakrabi dupa seakan nafasnya. Dupa sekutunya, waktu kantuk menyeruduk tengah malam di studio lukisnya di Krian. Juga teknik dan media yang sengaja ia jumput. Dan lahirlah tarikan-tarikan spontan dari batang dupa itu. Lewat ujung dupa yang sudah terbakar dan terhirup aromanya, jadilah goreran lukisan sketsa tentang kota, bak sperma aktif yang menyeruak kemana-mana. Seakan ekspresi dinamis bagaimana aktivitas warga kota ini. Goresan terbatas dupa kadang meliuk pendek. Meski juga sering menggerus panjang, hadirkan banyak kejutan guratan visual. Apalagi sesekali Jansen Jasien mengawinkannya pula dengan goresan kuas spontan tebal tipis yang susah ditebak. Padu padan ini seakan kesadaran ingin hadirkan cermin sejarah kota Surabaya, yang kaya akan keberagamannya. Spontan emosinya. Kalau kemudian Jansen Jasien menyapa pemerhati dan pecinta lukisannya dengan elemen-elemen Jawa, China, Arab atau bahkan Belanda; maka itu Surabaya pula. Sebuah cerita total tentang kota kesayangannya. Dupa membawa juga misi utama, ketika dia kadang menjadi media reliji manusia. Terlihat Jansen Jasien menuangkan semua ekspresi nurani dangejolak batinnya dalam pusaran goresan ujung dupanya. Pusaran-pusaran itu memusat menuju inti kehidupan relijinya, fokus pada ketuhanannya. Peradaban bangsa ini memang catatan-catatan juga aspek rohani warga-negaranya. Lewat ujung dupa, Jansen Jasien mewakilinya. Membawa ujung dupa bahkan bagian dari ekspresi nurani dasarnya, “Cintailah Sejarah!”. ** Freddy H Istanto Vice Chairman Surabaya Heritage/ Dekan Fakultas teknologi dan Disain Universitas Ciputra/ Kurator Karya Jansen Jasien. ===WHEN ENCENSES SCRECTH HISTORY CIVILIZATION’S JOURNEY RECORDS BY JANSEN JASIEN’S ENCENSES’ TIP It is always amazing to se how artists develop their creativity. Human’s creativity will never be imagined or even scientifically predicted. ‘Out of the box’ is the artist’ uniqueness. Just like JANSEN JASIEN amazed us (again) by displaying his historical record paintings through the tip of incenses Meaningful scratches are such a perfect combination between contents and tools. It is also appreciation visual meaning in the painting, when the artist with his tool, composing various meanings and messages. All this mixture, ends in thousand interpretations, in “Surabaya di Ujung Dupa” (Surabaya at Incense’s Tip) Exhibition. Incenses in this artwork exhibition will fly our imagination up. This Exhibition also questioning JANSEN JASIEN’s intention. Incenses will not only spread
[ac-i] DARI M YASIN KE JANSEN JASIEN
DARI M YASIN KE JANSEN JASIEN Oleh Masuki M Astro Sekitar enam tahun lalu, tidak ada orang yang kenal nama Jansen Jasien. Namun, kini namanya sudah melambung dalam jagad seni rupa, bahkan hingga negeri luar, seperti Belanda. Ya, karyanya, yang bercerita tentang pelabuhan lama Tanjung Perak, Surabaya, menjadi koleksi di sebuah museum negeri Kincir Angin itu. Tidak ada perubahan secara fisik pada diri pelukis asal Krian, Sidoarjo tersebut. Ia tetap berpenampilan kurus dengan rambut panjang. Di Surabaya, nama Jasien begitu terkenal setelah sukses menggelar beberapa pameran tunggal. Pameran tunggal ayah dari seorang anak, Mahara Swarganessa Sinavas, itu dimulai tahun 2007 bertempat di selasar RSU Dr Soetomo Surabaya. Pameran itu menjadi tonggak sejarah Jasien hingga dikenal dan karyanya disegani. Setelah itu dilanjutkan dengan pameran mengenai Tanjung Perak di Graha Pena, lalu sejarah hidup di kantor Telkomsel dan tentang kepahlawanan di kantor PWI Jatim. Ketiganya di tahun 2008. Kini ia menggelar pameran tunggal bertema, Soerabaia di Oedjoeng Doepa di Galeri House of Sampoerna Surabaya mulai Januari hingga Februari 2009. Rully Anwar, seorang reporter radio yang banyak terlibat dalam mendorong kemajuan Jasien menceritakan, ia bertemu suami dari Try Ativa itu sekitar tahun 2003 saat liputan seni budaya di kompleks Taman Hiburan (THR) Surabaya. Di THR, Jasien biasa kongko-kongko. Waktu itu saya terkesan dengan sikap dan pribadinya. Apalagi setelah saya tahu ia memiliki minat besar pada obyek-obyek bersejarah. Saya kemudian melihat-lihat karyanya yang ternyata memiliki kekuatan tersendiri, katanya. Pertemuan selanjutnya terus berlangsung antara Rully dan Jasien. Rully mendorong Jasien agar bisa menggelar pameran tunggal yang berujung pada diskusi-diskusi intensif. Saat itu muncul dalam benak Rully, nama M Yasin dianggapnya terlalu umum. Nama aslinya memang M Yasin. Saya pikir, nama Yasin itu kan ribuan. Di mana-mana ada nama Yasin. Saya usul agar ditambahi. Saat itu terlintas nama Jansen untuk digandeng dengan nama Yasin. Jansen itu agak mengarah ke Belanda, sehingga ada kesan lama. Orang yang baru kenal memang mengira Jasien dari Belanda, katanya. Yasin tidak keberatan dengan usul itu yang kemudian penulisannya disesuaikan menjadi Jansen Jasien. Tak ada prosesi adat Jawa, seperti selamatan dengan kembang tujuh rupa atau bubur dalam penetapan nama baru itu. Nama sudah kadung berubah, namun rencana pameran tunggal belum terwujud hingga empat tahun kemudian. Sejak meninggalkan kenang-kenangan nama bersejarah itu, Rully kemudian jarang bertemu Jasien sehingga rencana pameran tunggal hanya menjadi cita-cita. Suatu ketika di tahun 2007 saya bertemu lagi dengan Yasin dan kemudian terlibat diskusi lagi. Saya kaget ketika dia sudah mantap dengan nama barunya Jansen Jasien. Saya menilai bahwa pelukis ini betul-betul serius, katanya. Maka dirancang lah untuk pameran tunggal dengan obyek bangunan lama RSU Dr Soetomo yang dulu bernama RS Simpang. Meskipun pameran di selasar rumah sakit, namun karya-karya Jasien banyak yang menjadi incaran kolektor. Di tahun yang sama, Jasien mengikuti pameran bersama dengan seniman korban lumpur asal Sidoarjo di tiga kota, yakni Surabaya, Jakarta, dan Denpasar yang semuanya digelar di kantor Bank Indonesia (BI). Salah satu lukisannya berjudul Mahakarya Java Anyer Panarukan, menarik minat Deputi Senior BI Miranda S Gultom. Lukisan dalam tiga bingkai berukuran 1,5 meter x 3,5 meter itu laku Rp21 juta. Meskipun sekarang nama Jasien sudah diperhitungkan oleh kolektor, Rully berharap agar semua itu tidak menjadikan dia berhenti berjuang untuk terus menghasilakn karya-karya besar. Semua itu bagian dari perjuangan. Karena itu sekarang ini bukan tempat untuk berhenti bagi Jasien. masih banyak cita-citanya yang harus diperjuangkan, seperti pameran tunggal di Belanda yang direncanakan tahun ini. Tapi karena kendala krisis global, sepertinya tahun ini dia konsentrasi di dalam negeri, katanya. Try Ativa (33), isteri Jasien, tidak membantah ketika disebutkan bahwa saat ini dirinya ikut merasakan kemajuan yang diperoleh suaminya dalam berkesenian. Kondisi saat ini diakuinya sebagai buah dari keteguhan hati Jasien. Dulu saya pernah meminta dia agar bekerja di pabrik saja. Waktu itu saya menikah dengan Mas Jasien tahun 2003 sangat susah karena untuk makan saja sempat berutang. Mas Jasien saat itu hanya bekerja melukis foto diri, kaos, atau membuat relief yang hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan hidup, katanya. Untuk tempat bernaung dari hujan dan panas, keluarga itu masih kos dengan harga Rp50.000 per bulan. Ia mengaku, Jasien tetap teguh untuk berkarier di kesenian sehingga permintaannya untuk bekerja di pabrik tidak digubrisnya. Rully Anwar mengaku pernah diajak diskusi oleh Jasien mengenai anjuran Try Ativa itu. Rully justru mendukung keteguhan Jasien untuk
Re: [ac-i] Kenapa di Indonesia pernikahan yg berbeda agama dilarang?
ya ampun penyair goblok jangan kasar gitu lah... nyantai aja...jangan mendadak dungu... buat aku sih menikah itu karena pasangan yang cocok.. perkara anak mau ikut siapa itu terserah kesepakatan..lha wong mau orang taunya agamanya sama tetap aja ada kesepakatan (biasanya ikut agama orang tuanya) maaf...soalnya ini terjadi sama saya... tidak beragama bukan berarti tidak bertuhan bro... nyante aja lah seharusnya --- On Wed, 2/18/09, Penyair Dunggu Dunggu penyair_gob...@yahoo.com wrote: From: Penyair Dunggu Dunggu penyair_gob...@yahoo.com Subject: Re: [ac-i] Kenapa di Indonesia pernikahan yg berbeda agama dilarang? To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, February 18, 2009, 10:58 PM klo menurut saya pernikahan adalah hal yang sakral dan berhubungan erat dengan ideologi, dan saya ga setuju TUHan yme ga mempermasalahkan kalau masih satu agama, klo beda agama ya jelas beda lah.. karna berbeda itulah ada nya bermacam macam agama, klo ga beda mungkin cuma satu agama. begitu aja kok repot, kenapa harus di haram kan karna masing masing agama punya standar sendiri.. bagi orang ber agama nikah sah walau ga di catet negara. disini jelas sekali bahwa pernikahan adalah bagian dari ibadah, entah bagi bagi agama bro leo bukan? pertayaan yang mesti bung leo tanyakan mesti nya kenapa mesti ada agama klo tuhan nya sama semua nya??? begitu aja kok idiot leo... leo bintang dengan lambang binatang singa.. kenapa singa? kenapa rimba? rimba menurut saya disana tempat hidup binatang binatang yang ga ga mengnal tuhan seperti manusia mengenal tuhan nya. From: leonardo rimba leonardo_rimba@ yahoo.com To: spiritual-indonesia @yahoogroups. com Sent: Monday, February 16, 2009 11:23:13 AM Subject: [ac-i] Kenapa di Indonesia pernikahan yg berbeda agama dilarang? Dear sahabat terkasih, Maaf jika saya salah bertutur dalam pertanyaan ini: Kenapa ya di indonesia, pernikahan yg terjadi karena berbeda agama dilarang? Padahal Tuhan YME, tidak pernah mempermasalahkan tentang siapa kamu? Apa agamamu? siapa Tuhanmu ? Semua sama dimata Tuhan YME, sama-sama kembali kepada sang khaliq kelak, walau beda cara menggapai Tuhannya, kenapa harus dipermasalahkan? Kenapa harus diharamkan? kenapa tidak diperbolehkan? Kenapa kita harus berkedok dibalik sebuah agama? Salam Cinta Kasih, + JAWABAN SAYA: Pernikahan berbeda agama dilarang di Indonesia karena Pemerintah Republik Indonesia menginjak-injak HAM (Hak Azasi Manusia). Kita semua tahu bahwa RI telah meratifikasi Deklarasi Universal HAM. Dan isi dari pasal 16, ayat 1, Deklarasi Universal HAM, sbb: Pasal 16 (1) Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan, kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan di saat perceraian. Karena pernikahan berbeda agama tidak mau dilakukan oleh pencatatan sipil di Indonesia, maka artinya sudah jelas bahwa Pemerintah RI melecehkan HAM Universal. HAM dari mereka yg berbeda agama dan ingin menikah telah diinjak-injak oleh Pemerintah RI, dan situasi seperti itu masih berlangsung sampai saat ini. + Saya sendiri sangat terperangah ketika memperoleh pertanyaan spesifik tentang hal itu dari seorang ahli tentang Indonesia berkewarga-negaraan Australia, Prof. Dr. Julia Day Howell, dari Griffith University, Australia. Tanggal 23 Januari 2009 saya bertemu dengan Prof. Dr. Julia Day Howell di Jakarta. Ini pertemuan kami untuk pertama-kalinya. Dr. Howell berada di Jakarta untuk memberikan pidato pembukaan dalam acara Urban Sufism Days di Universitas Paramadina. Ternyata Dr. Howell dan saya memiliki concern yg sama tentang masa depan kehidupan spiritual di Indonesia yg berkaitan dengan politik keagamaan negara. Kami sependapat bahwa sampai saat ini Indonesia masih tidak menghormati HAM Kebebasan Beragama (Religious Freedom) yg dibuktikan oleh susah atau tidak mungkinnya melakukan pernikahan antar agama. Kalau mau menikah, maka harus satu agama. Kalau agama berbeda, maka tidak bisa atau sangat dipersulit. Ini jelas melanggar HAM. So, sebagai pengamat dan pelaku spiritualitas kami memiliki pendapat sama bahwa negara harus sekuler. Harus ada pemisahan tegas antara negara dan agama. Negara hanya mengurusi kepentingan umum dan tidak boleh mencampuri urusan keagamaan. Agama merupakan domain pribadi dari warganegara. Yg beragama itu pribadi per pribadi, para manusia yg menjadi warganegara. Negara sendiri tidak beragama karena negara bukan manusia. Segala kolom agama di dalam KTP dan berbagai formulir yg harus kita isi sebaga WNI merupakan pelanggaran atau setidaknya pelecehan HAM. Negara-negara modern sudah meninggalkan kebiasaan membedakan manusia berdasarkan agama. Bahkan menanyakan dan mencatat latar belakang agama warganegara bisa dianggap pelecehan HAM. Negara modern cuma mencatat perjanjian sipil antara warganegara yg menikah.