[ac-i] A.Kohar Ibrahim: Sumbu [1 Attachment]
Sumbu Sajak: A.Kohar Ibrahim http://16j42.multiply.com/journal/item/444/ A.Kohar Ibrahim : Sumbu sumbu mau ku nyala sumbu ku mau nyala senantiasa mau ku nyala biar pun dikau tiup nyala tak kan ku redup nyala senantiasa bisa nyala sumbu dikau sulut nyala pelita kalbu mu daku 13.J.09 * Foto ilustrasi : Composition – karya lukis Abe alias Kohar.
[ac-i] President & VP of Indonesia will attend World Premiere of "LIBERTAS"
The President of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, and the Vice President Jusuf Kalla will attend the world premiere of Cantata no. 2 "LIBERTAS", a new masterpiece by the renowned composer Ananda Sukarlan. "LIBERTAS" is commissioned by Bimasena, and patron of this concert is Dr. Purnomo Yusgiantoro, Minister for Energy and Mineral Resources of Indonesia and Chairman of the Board of Advisors of Bimasena. The first part of the concert will feature in the first part the maestro Ananda Sukarlan himself playing the piano compositions such as Prelude, op.3 no.2 by Sergei Rachmaninov, Andante from Sonata Pathetique, op. 13 by Ludwig van Beethoven, and Rapsodia Nusantara no .3 by Ananda Sukarlan himself . The second part will feature Ananda Sukarlan's Cantata no. 2 "LIBERTAS", based on poems on universal freedom and human rights, and its numbers are the following : Bentangkan sayapmu, Indonesia ! Poem by Ilham Malayu Palestina Poem by Hasan Aspahani The young dead soldiers do not speak Poem by Archibald MacLeish I understand the great hearts of heroes Poem by Walt Whitman A un poeta muerto Poem by Luis Cernuda Requiescat, to those who died fighting for freedom (for english horn and strings) Ia telah pergi Poem by WS Rendra Kita Ciptakan Kemerdekaan Poem by Sapardi Djoko Damono Krawang – Bekasi Poem by Chairil Anwar Joseph Kristianto -Baritone Soloist Institut Teknologi Bandung Choir cond. by Indra Listiyanto Adelaide Simbolon-Organ, Harianto-English Horn, Neo String Quartet on: Thursday, 13 August 2009 Time: 19.00 – 22.00 hrs (Preceded by a light buffet) Venue: The Grand Ballroom of The Dharmawangsa Jalan Brawijaya Raya 26, Jakarta Selatan This concert is also aimed to support the YAYASAN MUSIK SASTRA INDONESIA (Indonesian Classical Music Foundation), a foundation with aims to help young people from low income families, to have access to classical music and learn to play musical instrument. More info about the Foundation can be found at http://www.facebook.com/group.php?gid=63718204240 Admission fee : Member of BIMASENA Rp. 1.000.000,- (as donation) Public Rp. 1.500.000,- (Including a light buffet dinner) BIMASENA, The Mines and Energy Society Attn. Ms. Hastin / Ms. Eva Tel: (6221) 725 8668 Fax: (6221) 723 6193 E-mail: bimas...@cbn.net.id more info : Chendra Panatan (Ananda Sukarlan Management) at y...@yahoo.com or 0818 891038
[ac-i] Pusling Ceria di desa Tibasurak [1 Attachment]
Pusling Rumah Dunia: MINGGU CERIA DI KAMPUNG TIBASURAK, TAKTAKAN Bulan Rajab dan sya’ban adalah bulannya musim kawin di Banten. Tapi di Rumah Dunia bulannya “Perpustakaan Keliling Rumah Dunia” (Pusling RD). Bekerjasama dengan KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) Untirta Serang, selama Agustus ini, Pusling RD akan mendatangi 12 desa. Hingga hari ini baru 2 desa; yaitu Curug dan Tibasurak, Taktakan. Hari Minggu (26/7) lalu, Pusling Rumah Dunia mendatangi desa Tibasurak, Taktakan. KKM Untirta Kelompok 15 yang menjadi penanggung jawab di lokasi. “Selain Pusling, juga ada aneka lomba,” terang Muhzen Den, PJ acara. Ada lomba menggambar, mewarnai, dan pembacaan puisi. Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 – 12.00 digelar di Madrasah Diniyah Madarijul Ulum dengan nama “Minggu Ceria Bersama Rumah Dunia”. Tujuannya membahagiakan anak-anak. “Suasana hari anak masih terasa,” kata Firman Venayaksa, Presiden Rumah Dunia. Sekitar 100-an anak memadati halaman madrasah. Para orang tua dan pengurus madrasah tampak hadir. Mereka mendapat hiburan pembacaan puisi dari relawan Rumah dunia; Abdul Salam dan Dedi Setiawan, serta menyanyi bersama Ki Amuk, Anak-anak sangat bergembira dan menyanyi bersama lagu ‘Naik-naik ke puncak gunung”. Ahmad Fatoni, Lurah Tibasurak, dalam sambutannya mengatakan, “Acara seperti ini baru pertama kali di desa kami, yang kebanyakan pedagang. Anak-anak tampak bergembira dan kreativitas mereka pun muncul. Ini luar biasa.” Selain aneka lomba dan perpustakaan keliling menggunakan bajay dan motor, Rumah Dunia juga menyumbang 3 dus buku/majalah ke perpustakaan desa. (*)
[ac-i] Pertunjukan Teater “Kintir (Anak-anak Menga lir di Sungai)” Seni Teku Yogyakarta [1 Attachment]
Pertunjukan Teater “Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai)” Seni Teku Yogyakarta Seni Teku Yogyakarta dalam produksinya yang ke-6 mempersembahkan pertunjukan teater berjudul Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai), di Pendopo Blumbang Garing (Ong Harry Wahyu), Nitiprayan, Selasa-Rabu, 4-5 Agustus 2009, 20.00 WIB. Pertunjukan yang merupakan bagian dari Festival Teater Jogja 2009 ini mengambil bagian kecil dari epos Mahabharata, terutama bagian kelahiran Dewabrata atau Bhisma, sebagai salah satu sumber teks. Teks ini kemudian “dibenturkan” dengan teks-teks tentang pengalaman masa kecil di sungai serta kisah-kisah anak jalanan. Benturan teks-teks tersebut melahirkan peristiwa teatrikal yang tumpang tindih, dengan keberagaman emosi dramatik. Pertunjukan dengan penulis teks dan sutradara oleh Ibed Surgana Yuga ini secara verbal menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa. Idiom pemanggungan merupakan jelajah artistik dari idiom pemanggungan pertunjukan tradisi, realisme hingga kontemporer, seperti gaya akting realis, tari tradisi, tembang, mantra atau doa Jawa, mbarang, musik elektrik, akrobat, dan lain-lain. Cerita berkisar pada Dewi Gangga yang turun ke bumi dengan tugas melahirkan delapan wasu yang dikutuk-pastu menjadi manusia. Tujuh anak yang lahir dari rahimnya dihanyutkannya ke sungai, kecuali anak terakhir, yaitu Dewabrata yang kelak dikenal sebagai mahasenapati Bhisma. Di sisi lain, seorang ibu melahirkan delapan anak tanpa suami. Anak-anak itu lahir dari hubungannya dengan kekasih, lelaki yang memperkosanya serta lelaki yang membayarnya. Ketujuh anaknya hilang tanpa diketahui sebabnya. Mungkin anak-anak itu hanyut di sungai atau tersesat di jalanan. Tiket gratis. Disediakan makan dan minum gratis di angkringan saat pertunjukan. Contact person: Yayan (085 6291 7362). Penulis Teks & Sutradara: Ibed Surgana Yuga, Pelaku: Pranorca Reindra, Joe DN, Marya Yulita Sari, Andika Ananda, Jibna Sudiryo, Cahyo, Sarinah, Penata Bunyi: Lintang Radittya, Penata Cahaya: Agus Salim Bureg, Pewujud Seting & Properti: Miftakul Efendi, Manajer Latihan & Panggung: Ade Puraindra, Pelaksana Produksi: Febrian Eko Mulyono, Dina Triastuti, Riski Pamulanita, Dimas, Rozita.
[ac-i] KOMPETISI MOST- UNESCO- LIPI AWARD : CALL FOR PAPERS
Sekedar informasi KOMPETISI MOST- UNESCO- LIPI AWARD : CALL FOR PAPERS Selasa, 12 Mei 2009 CALL FOR PAPERS KOMPETISI MOST-UNESCO-LIPI AWARDKARYA TULIS TENTANG PELAKSANAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ILMU-ILMU SOSIAL DAN KEMANUSIAANBAGI ILMUWAN MUDA INDONESIA Tema: Pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia dalam Perspektif Ilmu-ilmu Sosial dan KemanusiaanSub tema : Hak-Hak Sosial (Social Rights) Hak-Hak Ekonomi (Economic Rights) Hak-Hak Sipil (Civil Rights) Hak-Hak Politik (Political Rights) Ketentuan peserta: Usia peserta maksimum 35 tahun Minimum lulusan Perguruan Tinggi Memiliki track record dalam penelitian atau penulisan ilmiah (sertakan biodata lengkap) Ketentuan Makalah : Penelitian orisinil baik secara individu atau atas hasil kerja kelompok yang belum pernah diterbitkan. Makalah yang diajukan merupakan analisis sosial dengan disertai pemecahan suatu masalah dalam perumusan kebijakan publik yang berkaitan dengan HAM dan dapat diimplementasikan. Panjang tulisan antara 5000-8000 kata (tidak termasuk tabel dan diagram). Ditulis dengan menggunakan huruf tahoma font 11, satu setengah (1,5) spasi. Seleksi dan Penghargaan Pemenang Setiap makalah yang masuk akan diseleksi dan dinilai oleh tim Juri MOST dan seluruh makalah menjadi hak milik panitia. Lima makalah terbaik akan dipresentasikan dalam acara workshop MOST- UNESCO -LIPI dengan tema ?HAM dalam perspektif Imu-ilmu Sosial dan Kemanusian?, untuk kemudian disaring dan dipilih menjadi tiga orang pemenang. Ketiga pemenang akan menerima Penghargaan MOST UNESCO LIPI berupa sejumlah uang dan piagam. Karya Tulis pemenang akan dipromosikan untuk diterbitkan di Jurnal Masyarakat Indonesia dan/atau Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities (JISSH)-Jurnal Internasional Ilmu Sosial-LIPI. Pengiriman Makalah Makalah (dalam bentuk softcopy) dapat dikirimkan melalui e-mail ke mostlipi...@yahoo.com, mostlipi...@gmail.com, mostlipi...@plasa.com dan diterima panitia paling lambat 15 Juli 2009. Sekretariat Panitia Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (Deputi IPSK-LIPI), Gedung Widya Sarwono Lt 3 Jl. Gatot Subroto No 10, Jakarta Selatan Indonesia, Tel./Fax. (021) 522 2085. Contact Person : Endang S Soesilowati 081808243437 Bahtiar Rifai 08562717145 Penyelenggara MOST-UNESCO-LIPI Atas kerjasama LIPI dengan Kantor UNESCO JakartaTawaran ini diperpanjang sampai dengan tanggal 29 Juli 2009. Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
[ac-i] PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO (DKKM) 2009-2014
PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO (DKKM) 2009-2014 HARI : SABTU TANGGAL: 1 AGUSTUS 2009 PUKUL : 09.00 WIB TEMPAT : AULA DINAS PEMUDA OLAH RAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN MOJOKERTO JL.JAYANEGARA 4 MOJOKERTO Setiap komite (Sastra, Musik, Tradisi, Teater, Tari, Rupa) akan diwakili 5 orang. Konfirmasi Undangan: Bapak Drs H Eko Edy Susanto, Msi 081 231 89 347
[ac-i] Mencicipi Tulang dengan Sedotan
Mencicipi Tulang dengan Sedotan Oleh Siti Nurdina Di depan saya terhidang semangkuk sop tulang sumsum kambing. Panasnya mengepul dan tampak lezat. Sop ini memiliki kuah kaldu yang bening dan sangat gurih. Cara menyantapnya cukup unik: saya harus menghirupnya dengan cara memasukkan sedotan panjang ke dalam rongga tulang. Karena tampak lezat, saya langsung menyerbu begitu sop berada di depan saya. Tapi… aduh! Lidah saya kepanasan. Ternyata panas sop ini memang harus ditunggu beberapa saat untuk menjadi hangat. Setelah itu barulah kelembutan sumsum mengalir di lidah saya. Dan rasanya… hmm… sungguh enak. Selanjutnya klik http://wisataloka.com/menu/mencicipi-tulang-dengan-sedotan/ Salam, TM. Dhani Iqbal
[ac-i] Pendaftaran Relawan Komnas Perempuan
Sekedar Informasi, mudah-mudahan berguna Pendaftaran Relawan Komnas Perempuan 29 Juni 2009 Anda ingin menjadi relawan? Anda ingin berbuat sesuatu terhadap sesama? Setiap tahun Unit Pengaduan untuk Rujukan (UPR) Komnas Perempuan menerima rata-rata 500 kasus pengaduan kekerrasan terhadap perempuan (KTP). Sementara jumlah kekerasan meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 54.425, yang ditangani oleh pemberi layanan di seluruh Indonesia. Anda mau, Anda bisa bergabunglah menjadi relawan. Syarat-syarat Pendidikan minimum SMU dan sederajatPerempuanUsia 20-50 tahunBerdomisili di JabodetabekKomunikastifMemiliki pengetahuan tentang kekerasan terhadap perempuanMempunyai pengetahuan memberikan konsultasi awalDapat bekerja dalam tim Untuk informasi hubungi Unit Pengaduan untuk rujukan Telp : 021.3903963 Fax : 021.3903963 E-mail : jana...@komnasperempuan.or.id Website : www.komnasperempuan.or.id Pendaftaran ditunggu sampai akhir Juli 2009 Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
[ac-i] Jadwal Pentas Ludruk Karya Budaya Mojokerto AGUSTUS 2009
JADWAL LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO BULAN AGUSTUS 2009: 1 Agustus, Sabtu : Jetak/Jasem, Nogro, Kabupaten Mojokerto 2 Agustus , Minggu: Setro, Menganti, Gresik 3 Agustus, Senin: Temuireng, Dawar, Kabupaten Mojokerto 4 Agustus, Selasa: Bantengan, Krian, Sidoarjo 5 Agustus, Rabu: Mntub, Lamongan 6 Agustus, Kamis: Jatisumber,Trowulan, Kabupaten Mojokerto (Ruwah desa) 7 Agustus, Jumat: Keper, Krembong, Sidoarjo 8 Agustus, Sabtu: Karangandong, Kedamean, Gresik 9 Agustus, Minggu: Sodowungu, Menganti, Gresik 10 Agustus, Senin: Kesemen, Ngoro, Kabupaten Mojokerto 11 Agustus, Selasa: Gampingrowo, Tarik, Sidoarjo 12 Agustus, Rabu: Manduru, Ngoro,Mojokerto 13 Agustus, Kamis: Watesari, Balongbendo, Mojokerto 14 Agustus, Jumat: Kantor kecamatan Kutorejo Mojokerto 15 Agustus, Sabtu: Bambe, Driyorejo, Gresik 16 Agustus, Minggu: Karangturi, Menganti, Gresik 17 Agustus, Senin: Semambung, Gedangan, Sidoarjo 18 Agustus, Selasa: Wates/Kupang, Jetis, Mojokerto 19 Agustus, Rabu: Ngepung, Pungging, Mojokerto 20 Agustus, Kamis: Cembor, Pacet, Kabupaten Mojokerto SEKRETARIAT: Suromulang Barat II-5 Perum Surodinawan Kota Mojokerto PONDOK: Pondok Jula Juli Dusun Sukodono RT 02 RW 1, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto 61300, Jawa Timur KONTAK: H. Eko Edy Susanto,Msi [Cak Edy Karya], Pimpinan Ludruk Karya Budaya, Telp 0321- 362847 Hp 081 231 89347. Email: cakedikarya(at)yahoo.com, cakedikarya(at)gmail.com http://ludrukkaryabudaya.multiply.com
[ac-i] Lomba Esai Foto "Entitas yang Terlupakan"
Untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-64, www.wisataloka.com bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyelenggarakan Lomba Esai Foto. Tema: “ENTITAS YANG TERLUPAKAN” Sub tema: 1. Sejarah 2. Kebudayaan Jenis Foto : Foto esai (berseri); minimal 5 (lima) foto dan maksimal 12 (dua belas). Dilengkapi dengan keterangan foto (caption) dan pengantar narasi foto. Penerimaan Foto : 22 Juli 2009 s/d 22 Agustus 2009. Pengumuman Pemenang : 29 Agustus 2009 di www.wisataloka.com Peserta berdomisili di Jabodetabek Info selengkapnya klik : http://wisataloka.com/lomba-foto.htm Salam, TM. Dhani Iqbal
[ac-i] [BUKU INCARAN] Orang Biasa Menulis Kehidupan Langka
[BUKU INCARAN] Orang Biasa Menulis Kehidupan Langka ---Anwar Holid Vinondini Indriati pernah menulis di muka Facebook saya: "Ordinary people write unordinary life." Ungkapan itu cukup pas mewadahi kesan umum atas autobiografinya, Nyi Vinon (Daun Buku, 398 hal., Rp.60.000), yang terbit dalam kemasan cantik-mungil, sehingga sangat enak untuk dibawa-bawa sepanjang waktu sampai habis dibaca. Saya membolak-balik buku itu, menandai bagian yang asyik dan mengesankan, akhirnya berani bilang betapa seorang individu yang tampak biasa-biasa saja, ternyata memiliki isi kepala, pandangan hidup, dan komentar terhadap dunia beserta segala halnya, yang begitu ramai, unik, bahkan kadang-kadang aneh dan mencengangkan. Seperti keberaniannya menulis "unordinary", dan bukan memilih "unorthodox", "extraordinary", atau "uncommon" meski artinya serumpun. Setelah dalam beberapa minggu agak tekun membaca-baca autobiografi tersebut, terasa betapa buku ini asyik, lucu, jujur, lancar, sederhana, sekaligus mendasar. Memang ada kala tulisannya merembet ke mana-mana, akibat ingin mengomentari banyak hal, tapi dia terus berusaha fokus dari bagian ke bagian. Karakter dirinya nyata dan jelas-jelas tampak di setiap fase kehidupan dan pemikiran. Dari segi penuturan, buku itu melesat berhasil menghindari klise autobiografi yang membosankan. Publik yang skeptik mungkin akan bertanya-tanya, siapakah Vinon sampai berani-berani bikin autobiografi di usia awal tiga puluhan? Apa dia membuat terobosan sejarah? Mengalami drama kemanusiaan begitu hebat? Bila itu pijakannya, orang akan kecewa. Karena menulis tentang kehidupan "biasa" itu, yang terasa pada bukunya bukan heroisme, menghebatkan diri, atau mencela orang lain, melainkan mengamat-amati dan berketapan hati. Meski ada-ada saja, perjalanan hidup Vinon pada dasarnya masih terbilang biasa untuk ukuran orang kebanyakan. Dia menghabiskan sekolah dengan ikut Pramuka, ekstrakurikuler, aktif di banyak kegiatan, atau membentuk peer group yang solid. Bagi sebagian anak SMA, terpilih sebagai peserta AFS mungkin terbilang istimewa. Tapi bukan itu poinnya. Yang paling berharga dari bukunya ialah proses penemuan diri, bahwa hidup merupakan serangkaian pilihan dan tanggung jawab, dan itu akan berlangsung terus memasuki periode baru. Sebagai anak dari keluarga pengelola pabrik gula di Cirebon, masa kecil Vinon berlangsung menyenangkan, penuh permainan dan kegiatan, sebagian mengandung balutan mitos agama Islam setempat. Meski mengakui bahwa lingkungan pabrik gula merupakan subkultur, Vinon bukan tipe anak sok atau pertentangan kelasnya meruncing jadi permusuhan. Keluarganya memperlihatkan moral dan toleransi tinggi. Di sebelah rumahnya ada asrama zending, tempat kawan-kawan ayahnya main catur, sementara Vinon bersama kakak dan adik main ketangkasan bernama "jembatan sirotol mustakim" untuk menentukan apa mereka akan masuk neraka atau surga. Dia mengutip sebuah hadis Qudsi, salah satu teks suci dalam agama Islam: Barangsiapa mengetahui dirinya, sesungguhnya ia mengetahui Tuhan yang menjadikannya. Itulah tujuan besar dari autobiografi tersebut: dia ingin memahami diri sendiri. Kehidupan Vinon banyak cerita, penuh interaksi dengan orang lain, dan karena itu membuat buku ini berharga. Dia cukup utuh menceritakan perkembangan kesadaran pemikiran dan emosional dirinya. Berkisah dari masa kecil bersama keluarga, sekolah, kuliah, aktivitas, keyakinan, tempat tinggal, kawan, dan pekerjaan dengan bahasa riang. Bab paling menarik dalam buku ini ialah mengenai kepercayaan. Komentarnya tentang keyakinan, agama, sisi spiritualitas manusia, pandangannya tentang Tuhan, jangan-jangan bisa membuat orang yang beriman secara dogmatis jadi tambah putus asa. Mengherankan betapa orang awam bisa menemukan keyakinan pribadi yang begitu lain dengan orang kebanyakan. "Penemuan" seperti itu sungguh luar biasa, apalagi bila kita bandingkan dengan ajaran maupun mitos yang dia terima sejak kecil. Konon, sebelum terbit seperti sekarang, autobiografi ini sudah beredar dari tangan ke tangan (bukan tertangkap tangan) di kalangan teman-teman dan keluarga dekatnya. Namun rupanya aspek dalam buku ini---mulai dari kekayaan budaya, perkembangan pemikiran, hingga uraian psikoanalisis terhadap dirinya---melebarkan distribusinya hingga sampai ke tangan dosen antropologi maupun psikologi untuk dijadikan bahan kajian. Atas desakan kakaknya, akhirnya buku ini terbit dengan pantas, mendapat sentuhan editing dan desain yang bagus. Vinon sendiri terinspirasi menulis biografi setelah membaca autobiografi karya seorang kerabat tuanya. Setelah buku pertama ini, bila nanti berniat dan berhasil menuntaskan, Vinon akan menulis pengalamannya memasuki periode pernikahan, membentuk keluarga, menjadi orangtua. Subjudul "sastra pranikah" mengindikasikan hal itu. Buku ini berakhir dengan pertanyaan: "Dengan siapa saya menikah nanti?" Buku ini menunjukkan betapa untuk mengetahui diri sendiri indivi
[ac-i] Madiun Affair 1948 Diskusi Bersama Soemarsono (Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00)
Sekedar informasi, Ternyata presiden pertama di republik ini bisa jadi seorang Batak, Kristen dan Kiri.Amir Sjarifuddin. Pantau dan TUK Madiun Affair 1948 Diskusi Bersama Soemarsono Soemarsono, pada 1945, sebagai ketua Pemuda Republik Indonesia , melucuti senjata Jepang dan memimpin perang lawan tentara Inggris di Surabaya . Mayor Jenderal Soemarsono lantas jadi Gubernur Militer Pemerintahan Front Nasional daerah Madiun pada September 1948. Bersama Amir Sjarifuddin, dia memimpin long march 100 hari melawan "terror putih" pemerintahan Perdana Menteri Moh. Hatta. Lantas dia sembunyi di Pematang Siantar hingga 1964. Pada 1965 dia ditangkap dan ditahan 10 tahun di Salemba. Pada 1987, pindah ke Sydney dan menjadi warganegara Australia . "Siapa yang musti memproklamasikan dan menjadi Presiden Republik Indonesia pertama? Pertama kali yang dicalonkan adalah Amir Sjarifuddin. Semua pemuda menerima. Cuma Soekarni tanya, `Bung Amir dimana?' Dia sebenarnya tahu Bung Amir ditawan Jepang di Lowokwaru, Malang … Umpamanya dia diketahui Jepang, lalu dibunuh. Nah kita mempunyai presiden pertama sudah dibunuh. Bagaimana bisa?" "Saya ini pelaku, saya saksi. Bahwa sampai kapan pun Peristiwa Madiun itu bukan suatu pemberontakan, tetapi penindasan dari satu pemerintah yang melaksanakan Red Drive Proposal dari Amerika Serikat, mau membasmi kaum kiri dan kami melakukan perlawanan. Lha Berontak Madiun! Berontak apa? Buktinya apa?" Teater Utan Kayu Jl.. Utan Kayu 68H Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00 Penanggap: Baskara T. Wardaya, sejarawan, menulis disertasi Cold War Shadow: United States Policy Toward Indonesia 1953-1963; serta buku Bung Karno Menggugat. Wilson , sejarawan, menulis buku Orang dan Partai NASI di Indonesia, sedang bikin documentary soal Soemarsono Moderator: Andreas Harsono, wartawan, kini menulis buku A Nation in Name: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism Screening Film: Saksi Mata Yang Terlupakan produksi Jaringan Videomaker Independen Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
[ac-i] DeniseJannah-PRemail
Konser Musik Jazz dari Belanda DENISE JANNAH AND BAND Senin, 27 Juli 2009, 19.30 wib. Gedung Thomas Aquinas Univ. Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 44, Yogyakarta Tanda masuk: Rp. 10.000,00. dapat diperoleh di: 1. Karta Pustaka: Jl. Bintaran Tengah 16. T. 383792 2. EltiRa: Jl. Sabirin 6, Kotabaru. T. 557215 3. Bagian KHK UAJY: Jl. Babarsari 44. T. 487711 "Wanita ini bisa membuat kita bermimpi, menangis, dan jatuh cinta. Apalagi yang kita inginkan?" (The Music Advocate) Denise Jannah seorang vokalis jazz kelahiran Suriname. Ia juga penulis lirik lagu, pelatih teater, dan aktris. Ia telah mengeluarkan 6 CD album, dan memenangkan 2 Edison Award untuk prestasinya sebagai penyanyi jazz. Di samping suaranya yang hangat, supel dan kepribadiannya yang menarik, ia adalah musisi serba bisa. Ia menguasai musik Gospel, R&B, Musical, Latin, dan World Music. Ia telah tampil di pangung-panggung internasional, dan bernyanyi dalam berbagai formasi musik. Ia menyuarakan kebebasan artistiknya dengan menggabungkan aneka gaya musik, termasuk budaya Suriname yang begitu kaya. Ia menguasai banyak bahasa. Kemampuan ini dimanfaatkan dalam musiknya. Ia pun membuat puisi menjadi musik. Ia membawakan puisinya pada festival-festival sastra di belanda, Suriname, Afrika Selatan, Aruba, Antillen Belanda. Dengan kemampuan musiknya yang mengagumkan, Denise Jannah menjadi duta budaya yang efektif bagi bangsanya. Pada tahun 2003 dan 2005 ia telah mengadakan tur konser di Indonesia, namun baru kali inilah ia akan menyapa publik jazz Yogyakarta. Konser di Yogyakarta ini terselenggara atas kerjasama Erasmus Huis, Karta Pustaka, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan EltiRa.
[ac-i] Rilis: Gelar Apresiasi Kaum Perempuan Seni Tradisi & Kuliner Kab.Sukoharjo
* Press rilis: * Gelar Apresiasi Kaum Perempuan * Seni Tradisi & Kuliner Desa Kotakan, Kab.Sukoharjo, 25 -26 Juli 2009 * Sanggar Sekar Jagad, Desa Kotakan, Kab. Sukoharjo mengadakan Festival Seni Tradisi & Kuliner, Kaum Perempuan se-Kab.Sukhojarjo. Suatu festival menghidupkan dan melestarikan seni tradisi yang dilakukan oleh perempuan pelaku seni/komunitas yang berbasis spirit tradisi agraris dan juga lomba kuliner berbahan lokal. Festival ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisi dan mendorong pertumbuhan kreativitas kaum perempuan untuk berjiwa innovatif. Menyadari dan mencintai potensi *local genius*-nya sendiri – seni tradisi dan bahan pangan lokal s , mengandung substansi: kesadaran merawat sejarah lokalnya dan rasa bangga menuju insan yang mandiri dan kreatif-innovatif. Event ini juga untuk merespon Tahun Industri Kreatrif 2009. Bahwa dengan bersikap kreatif dan innovatif , seni tradisi lestari dan jiwa kewirausahaan *(entrepreneurship) *tumbuh dalam karya nyata. Kreatif bukan hanya sekedar kata, namun berbuat dalam karya nyata. Program ini juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sikap kreatif dan innovatif pada kaum perempuan pada khususnya dan masyarakat Kab. Sukojarjo pada umumnnya serta membangkitkan kesadaran untuk peduli pada potensi budaya dan sejarah lokalnya Festival diadakan di Desa Kotakan, RT.04/RW.06. Kelurahan Bakalan, Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo 25 – 26 Juli 2009 dengan agenda : * 25 Juli 2009. pk. 19.00 – 22.00 Pementasan: * Konser Gamelan Srikandi Penembromo Lesung Lesung Ngumandang Kolosal Lesung Lesung Tiga Generasi Rampak Kentongan * 26 Juli 2009, pk. 08.00 – 12.00 wib Pameran kuliner * 35 grup kuliner dari 12 kecamatan di Kab. Sukoharjo. * ** Contact Person: * Joko Ngadimin 081225949078, 081578484834 sanggarsekarja...@yahoo.co.id
[ac-i] Trs: Arung Sejarah Maritim (ODT): HISTORICAL ISLAND ADVENTURE VI & VII [2 Attachments]
--- Pada Rab, 22/7/09, Asep Kambali menulis: Dari: Asep Kambali Judul: Arung Sejarah Maritim (ODT): HISTORICAL ISLAND ADVENTURE VI & VII Tanggal: Rabu, 22 Juli, 2009, 3:59 PM Arung Sejarah Maritim (ODT) HISTORICAL ISLAND ADVENTURE VI & VII Onrust, Kelor, & Cipir Islands Sabtu, 1 Agustus 2009 & Minggu, 2 Agustus 2009 Pkl.06.30-16.00 wib (One Day Trip) Silahkan pilih hari yang cocok dengan Anda! HTM Rp. 145.000.- / peserta, terbatas hanya untuk 90 orang. Kegiatan tidak akan dilaksanakan jika peserta kurang dari 30 orang. Peserta anak-anak harus diatas 10 tahun dan di bawah pengawasan orang tua. SUDAH TERMASUK pin unik; air mineral; transportasi kapal pp; t-shirt keren, tiket masuk lokasi [3 pulau], makalah/ handsout, ikan bakar sepuasnya, tour guide & nara sumber. TIDAK TERMASUK asuransi jiwa/kecelakaan; tiket masuk pulau Bidadari; makan siang; snack; transportasi menuju Muara Kamal. MEETING POINT Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan KAMAL MUARA (Peta terlampir) RENCANA ACARA [06.00-07.00] Registrasi Ulang di TPI Pelabuhan Muara Kamal (bukti transfer WAJIB dibawa) [07.00-07.15] Persiapan Pemberangkatan [07.15-07.45] Perjalanan menuju Pulau Kelor [07.45-08.45] Jelajah Pulau Kelor [09.00-09.15] Perjalanan menuju Pulau Onrust [09.20-11.20] Jelajah Pulau Onrust + Games [11.20-13.30] ISTIRAHAT, Sholat, Makan Siang [13.30-13.40] Perjalanan Menuju Pulau Cipir [13.40-15.00] Jelajah Pulau Cipir + Closing [15.10-15.40] Perjalanan pulang menuju Pelabuhan Muara Kamal [15.40-16.00] Pulang ke Rumah masing-masing. CATATAN & TIPS ü Peserta wajib registrasi ulang, dengan menyerahkan bukti transfer (struk). Jika tidak membawa bukti transfer HARUS membayar kembali di tempat. Dan akan dikembalikan (100%) jika dapat menunjukan bukti transfernya dikemudian hari. ü Registrasi ulang dilakukan pada jam tersebut di atas, diluar jam itu tidak akan dilayani. ü Toleransi keterlambatan 15 menit, peserta yang terlambat akan ditinggal. Kecuali ada komunikasi dengan panitia. ü Total peserta fixed adalah 90 orang dan akan dibagi menjadi 3 kelompok @ 30 orang. Masing-masing kelompok akan naik dalam satu kapal yang berbeda (total kapal 3 buah). ü Acara 100% walking tour di dalam pulau, dengan mengarungi lautan menggunakan transportasi kapal yang terbuat dari kayu. ü Dipersilahkan membawa makanan (berat + ringan) untuk makan siang dan cemilan. Boleh juga membawa makanan lain buat dishare sesama peserta ;-) ü Disarankan memakai pakaian casual, memakai sepatu kets/sandal gunung, membawa pakaian ganti secukupnya, obat-obatan pribadi, sunblock, sunglass, handuk kecil / tisue basah dan topi lebar. ü Diwajibkan membawa alat makan/minum dan nasi putih. (Air mineral disediakan) ü Boleh juga membawa kamera/handycam/ recorder ü Diwajibkan membawa lotion anti nyamuk. ü Boleh membawa alat snorkeling dan atau pelampung pribadi (jika memiliki) ü Karena kegiatan banyak dilakukan di dalam pulau bersejarah dan lautan, maka perlu berhati-hati dalam beraktivitas tidak pisah dengan rombongan, dan tidak berkata-kata yang sombong. ü Semua peserta dilarang mengambil, memindahkan, merusak, mencorat-coret bangunan/barang- barang/ benda-benda bersejarah. (Pasal 26, UU BCB No.5/Th.1992) . ü Kondisi objektif Kamal Muara, becek, bau amis, dan ramai. Tidak tersedia tempat parkir yang layak. ü Alternatif Transportasi: Bus Transjakarta jalur Kalideres berhenti di Cengkareng Mall dari situ tersedia angkutan omprengan sejenis carry ber-plat hitam menuju Kamal Muara. Biaya perorang sekitar Rp.5000; Bus Transjakarta jalur Blok M – Kota berhenti di Stasiun KA Kota, jalan kaki / naik ojek sepeda menuju RM. Batavia Minang Kali Besar Barat – Jak Bar. Biaya perorang Rp.3000.- CARA PENDAFTARAN & PEMBAYARAN Pendaftaran dan Pembayaran DITUTUP hari Rabu, 29 Juli 2009, Pukul 18.00wib. Pendaftaran: Silahkan Booking via SMS ke: 0816.982.789 (no call, please!) dan kemudian Anda akan mendapatkan Reply no.urut pendaftaran. Cara SMS Booking: Nama Lengkap / Jenis Kelamin / Pekerjaan / Email / Total peserta yang akan ikut. Contoh Booking: Denny Setiawan / L / Wiraswasta / de...@live.com / 5 orang. Pembayaran: Pembayaran dengan cara transfer ke Acc. BCA No: 697.0109.160 an. Asep Kambali, dengan menambahkan no.urut pendaftaran yang didapat dari panitia. Contoh transfer: Setelah mendaftar melalui SMS, Denny mendapatkan SMS balasan dengan no.urut 85, maka Denny harus transfer sejumlah Rp.145.085 (085 adalah no.urut pendafaran). INFORMASI UMUM: Telepon: (021) 9465.0099 | M.0818.0807.3636 Secretariat KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI) & JAKARTA HERITAGE COMMUNITY (JHC) Jl. Danau Limboto No.17 Pav, Bendungan Hilir Jakarta 10210 Indonesia. Phone:+62.21.9465.0099; HP:+62.818.0807.3636 Homepage: http://www.komunitashistoria.org Group Discussion: http://www.forum.komunitashistoria.org Add us on your FS | FB |
[ac-i] Nanti dari Pelabuhan Lamongan bisa tak gendong kemana-mana
Radar Bojonegoro [ Selasa, 21 Juli 2009 ] Siapkan 11 Trayek Kapal Antarpulau LAMONGAN - Meski pelabuhan ASDP di Desa Tunggul, Kecamatan Paciran baru ditarget beroperasi tahun depan, pihak pengelola telah menyiapkan 11 trayek kapal penumpang antarpulau. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Lamongan Agus Suyanto mengatakan, trayek-trayek itu adalah Lamongan-Bawean, Banjarmasin, Balikpapan, Batulicin, Makasar, Pontianak, Sampit, Kumai, Maumere, Ende, dan Kupang. "Nantinya pelabuhan ASDP Lamongan itu akan diproyeksikan menggantikan peran pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya khusus untuk melayani kapal penumpang. Sebab pelabuhan Tanjung Perak sudah semakin padat trayek kapalnya, mulai kapal penumpang hingga barang," katanya kemarin (20/7). Menurut dia, dipilihnya Lamongan sebagai lokasi pembangunan ASDP karena lokasinya dinilai cukup strategis untuk menjangkau berbagai daerah di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Sehingga, penumpang kapal yang turun di pelabuhan ASDP Lamongan mudah meneruskan perjalanan ke berbagai daerah. "Akses Paciran ke Surabaya juga mudah, jaraknya hanya sekitar 68 km melalui jalan nasional dan sebagian jalan tol," terangnya. Agus mengungkapkan, sebagian besar dana untuk pembangunan pelabuhan ASDP yang mencapai Rp 170 miliar itu berasal dari APBN. Meski demikian, Pemkab Lamongan juga ikut memberikan kontribusi. "Share pemkab berupa pembebasan lahan seluas 4,5 hektare, studi terminal terpadu, studi amdal, pembangunan terminal terpadu dan pembangunan jalan radial Kota Lamongan ke pelabuhan ASDP," paparnya. Seperti diberitakan, tahun depan pelabuhan ASDP Lamongan ditargetkan beroperasi. Dari kebutuhan dana Rp 170 miliar sudah terserap Rp 90 miliar untuk 15 kegiatan. Kekurangan dana Rp 80 miliar akan dipakai untuk pembangunan breakwater (bangunan pemecah ombak) untuk pengamanan areal pelabuhan dan keselamatan pelayaran. (feb) HALAMAN KEMARIN Rumah Ketua PC NU Dirampok Perkirakan Telan Anggaran Rp 12 M Rumah Arifudn Digeledah Muncul Lima Kandidat Susupkan Pria, Rumah Janda Digerebek Karyawan SBG Ditangkap Berjudi Kampus Unirow Dibobol Maling Transaksi Carnopen, Mucikari Ditangkap Siapkan Rp 4,2 M untuk Jabung Ring Dyke Bayar Molor, Dilaporkan Polisi Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka browser. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
[ac-i] aku dan novelku
Hudanosch Hudan novelku about an hour ago · Comment · LikeUnlike You and Sahid Sadoell Freeman like this. Sahid Sadoell Freeman likes this. Heru Susanto Heru Susanto baru? about an hour ago · Delete iku Novee Gondrong keren deh!!! kapan bang... about an hour ago · Delete Hudanosch Hudan novel keduaku namanya kayu api. aku sayang sekali padanya. mungkin saut benar: bagaimanapun, aku adalah prosawan, bukanlah seorang penyair. agak aneh juga: orang lain mungkin sukar menulis novel, aku tidak. menulis novel, bagiku semudah menulis cerpen atau esai. aku bisa sret langsung menuliskan ketiga itu. keenggananku dengan dunia kutipan, agak membantuku juga: aku bisa langsung masuk ke pokok soalku sendiri, tanpa harus bersibuk dengan pelacakan data. kelak, kalau memang memerlukan data, aku tinggal menyusur apa yang kubutuhkan itu. banyak yang aneh dalam hidup ini. yang kurasakan adalah aku dan tertibnya situasi. aku selalu mengangankan suasana yang bersih dan tertib. misalnya buku buku, dan tempatku bekerja. tapi makin kuangankan makin tak tertiblah kedua hal itu. selalu tempatku bekerja itu kumuh dan kotor. tempatnya sih bagus, tapi kebiasaanku yang menyebabkan ia kumuh dan kotor. misalnya rokok dan makanan. aku selalu merokok dan mulailah abu rokok dan puntung rokok di mana about an hour ago · Delete Yuswan Taufiq hehe, sama. Abu rokok, bungkus rokok, makanan dan bekas bungkusnya masih selalu krasan di dalam ruangan hehe about an hour ago · Delete Iwan Gunawan aih .. aih sama juga bang yakhh ... apalah buat ... about an hour ago · Delete Hudanosch Hudan mana. mungkin aku bisa meminum kopi kental tanpa gula sepuluh gelas sehari. mungkin aku percaya: kopi bisa membunuh nikotin. dan kukira itu benar: diriku asik asik aja, banyak ngopi dan banyak merokok. tak ada sesuatu pun yang kurang. hanya puntungnya itu: berceceran di setiap talam cangkir kopiku. kadang aku membuangnya begitu saja tanpa asbak lagi. dan jadilah seputar kursi tempat sehari hari aku membaca dan menulis, penuh dengan puntung dan abu yang berceceran itu. belum lagi buku buku. tak banyak, tapi ia seolah kabel kabel dari tiang listrik yang berpalangan di atas udara. tak tentu arahnya. sering buku buku itu demikian ruwet letaknya, setelah suatu hari aku menghabiskan seharian waktu untuk menyusunnya. belum lagi seminggu ia sudah bergeletakan di sana sini. sehingga aku mulai sukar mengambil data yang kuperlukan. sehingga jadilah aku penulis tanpa data. besok, semuanya akan kurapikan, kataku. dan tanpa kusadari waktu telah berjalan berbulan bulan. semua itu masih saja seperti about an hour ago · Delete Hudanosch Hudan keadaannya semula: tak teratur. itulah latar membuat aku malas merapikan semua kerjaku: tulisanku makin melimpah limpah, tapi aku tak kuat menjadikannya dalam suatu kumpulan sehingga ia menjadi satu naskah yang selesai. ada juga soal dorongan menulis setiap hari. dorongan yang datang dari dalam diriku sendiri. menulis, sehingga tema tema luput dan fokus selalu berganti arah. kubayangkan kerja memang harus ada yang memegang, sehingga apa yang telah kita mulai mewujud hingga selesai. tapi apa pula pentingnya, nah ini membuat kesukaran sendiri: apa pula pentingnya. sudah lama aku memasuki pikiran ini. tak penting ah, harus jadi buku. note juga kan buku. sebenarnya pikiran ini benar. tapi biarkan sajalah. kelak orang tahu juga ada buku di sana. lagi pula aku kini sudah kurang perduli lagi: buku atau tak buku. aku hanya perduli: apakah hari ini aku dapat tulisan bagus atau tidak. buku, dulu memang menggairahkanku. kini tidak lagi. sudah banyak sekali aku membaca buku, about an hour ago · Delete Iwan Gunawan he he he ... sebuah gua yang kusam, dimana perintah baca diperintahkan, tanpa terasa kisah ashabul kahfi terjelma dalam diri Hudan. Angannya berlari ke depan, sementara badannya dalam kekinian. dimana di masa depan transaksi sudah tidak melalui lembaran uang, tapi hanya dengan kedip mata, makan gado-gado sudah di depan mata dengan seorang gadis siap menggoda. asyik bang about an hour ago · Delete Hudanosch Hudan dan tahu kalau bab babnya dicopoti ia jadi note yang sama dengan note di fb ini. dikembalikan ke awalnya jadi buku lagi. jadi apalagi? tidaklah. biasa saja. lagi pula aku tidak punya hasrat seperti dulu lagi: membawa bukuku ke mana mana. sekarang cukup di tempatku saja. buku atau tidak buku, akan diambil orang atau tidak. dibaca atau dibiarkan, semua itu sudah tidak menarik minatku lagi. tapi aku sangat memahami, kalau seseorang belum punya buku. tentulah ia akan bergairah sekali. dan tentulah itu akan menjadi pertaruhannya. about an hour ago · Delete Hudanosch Hudan pernah mungkin untuk lima atau empat bulan, aku kerja tiap hari. pagi, siang, malam, dan jarang sekali aku bergerak dari kursiku. bahkan untuk makan dan buang air kecil pun. suasana seperti itu kini terasa aneh, dan nyaris mustahil. kalau kupikirkan kini: bagaimana aku bisa tak bergerak seper
[ac-i] "Merah Putih" Film Kolosal Lokal Didukung Sineas Hollywood
JAWA POS Jum'at, 24 Juli 2009 "Merah Putih" Film Kolosal Lokal Didukung Sineas Hollywood Rp 60 Miliar untuk Merah Putih JAKARTA - Film kolosal Merah Putih bisa mengakhiri dahaga akan film perjuangan Indonesia. Apalagi, produksinya tidak asal-asalan. Film tersebut melibatkan banyak pihak profesional yang pernah sukses dengan berbagai judul film Hollywood. Produksi film itu dikerjakan serius dalam jangka waktu empat bulan. Biaya untuk pembuatan film tersebut pun tidak sedikit. Film yang dikemas trilogi dan mulai tayang di bioskop pada 13 Agustus 2009 tersebut didukung oleh Adam Howarth, ahli efek khusus yang pernah terlibat dalam pengerjaan film Saving Private Ryan, Blackhawk Down, dan Harry Potter and The Sorcerer's Stone. Selain itu, ada sutradara bidang laga Rocky McDonald (Mission Impossible II dan The Quiet American), jago make-up dan visual effects artist asal London Rob Trenton (sekuel Batman, The Dark Knight), serta ahli persenjataan asal Australia John Bowring (The Matrix, The Thin Red Line, X Men Origins; Wolverine). Hasilnya, setelah menyaksikan cuplikan filmnya, adegan perang, perkelahian, ledakan bom, dan ledakan mobil dalam film Merah Putih tidak mengecewakan. Adegannya tidak kalah dengan adegan film action Hollywood terkenal yang sudah ada. Yadi Sugandi, sang sutradara, menyatakan salut kepada pengorbanan sekitar 200 kru dan 400 orang yang setiap hari syuting. Termasuk, para pemain utama seperti Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, Zumi Zola, T. Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, dan Astri Nurdin. "Mereka syuting empat bulan di lokasi tanpa pulang," tutur Yadi setelah pemutaran behind the scene Merah Putih di Djakarta Theater kemarin (23/7). Lokasi syuting lebih banyak di Bandungan, Ungaran, Jawa Tengah. Sisanya, syuting dilakukan di Jogjakarta, Depok, Bogor, dan Jakarta. "Mereka syuting saat hujan, panas, dan dingin. Syuting empat hari di sungai, gunung, dan hutan belantara," tambah Geremi Steward, sang produser. Dalam film senilai USD 6 juta (setara Rp 60 miliar) itu, dibuatkan dua truk khusus dengan desain truk yang lazim dipakai tentara Belanda pada 1945-an. Truk itulah yang diledakkan. "Kami bikin ke sebuah pabrik bodi mobil, tapi mesinnya zaman sekarang. Untuk mobil Jeep, kami menyewa," jelas Yadi. Untuk senjata, TNI menyumbang banyak senjata rusak. Untung, John Bowring memperbaikinya dan membawa banyak senjata milik sendiri untuk dipergunakan dalam syuting film tersebut. "Peluru senjata di atas Jeep itu sebenarnya sudah tidak diproduksi lagi. Makanya, spesifikasinya dibuat ulang oleh John dengan lebih rendah," papar Yadi. Khusus bagi pemain utama, sebelum syuting, selama sepuluh hari mereka dipusatkan di Booth Camp Military milik TNI. Di sana, mereka digembleng oleh tentara asli. Itu dilakukan untuk membentuk badan dan menjiwai semangat militer, sesuai dengan peran yang mereka mainkan. Darius mengatakan, syuting filmnya saat ini sangat mengesankan. "Meski lelah, ini akan selalu membekas di hati. Ada bahagia dan haru. Terlebih, film ini bercerita tentang negara kita," ujar suami Donna Agnesia itu. Begitu juga Lukman Sardi. Bagi dia, syuting di film Merah Putih dengan sangat serius memberikan hikmah. "Hal ini menjadi sebuah perjalanan panjang untuk sebuah pembelajaran. Untuk mendapatkan yang terbaik, kita memang harus berjuang dan perjuangan itu tidak gampang. Film ini menggambarkan begitu beragamnya suku dan agama di Indonesia. Mari kita sadari itu," ucapnya bersemangat. Geremi dan Yadi yakin, film tersebut tidak berumur pendek. "Film ini relevan untuk bertahun-tahun kemudian. Film ini juga akan memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa sejarah perjuangan Indonesia seperti ini. Kami akan bawa film ini ke dunia internasional juga," janji Geremi. (gen/tia) HALAMAN KEMARIN a.. Darius Sinathrya Merasa Tersiksa saat Latihan b.. Piyu "Padi" Cari Superband c.. Inul Daratista Dapat Teror Bom Ainur d.. Putri Indonesia 2008 Dibekali Kostum Srikandi e.. Cathy Sharon Cari Suami yang Patuh Orang Tua f.. Alena Tunda untuk Memiliki Anak g.. Stephen Baldwin Terjerat Utang Rp 23 Miliar h.. Menjadi Orang Tua Ubah Hidup Ben Stiller i.. Ending Serial Desperate Housewives Masih Menggantung j.. Iwan Fals Merasa Gagal sebagai Ayah <>
[ac-i] UNDANGAN [2 Attachments]
Kepada YTHdi tempatDengan email ini, saya mengundang bapak/ ibu/ saudara/i untuk hadir di pementasan tari karya saya tanggal 29 ini. Untuk keterangan lebih lengkapnya, saya lampirkan pada release. Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.Salam Novita AK. Lau
[ac-i] Puisi-puisi Heri Latief (Kompas)
Puisi-puisi Heri Latief KOMPAS/PRIYOMBODO Gedung DPR RI /Sabtu, 25 Juli 2009 | 23:51 WIB Tahun 1982 Ke Jerman Barat, sekolah sampai 1986, di jurusan ekonomi dan politik. Pernah tinggal dan sekolah di Neumunster. Kini tinggal di Belanda Yang Muda Yang Berlawan gerakan mahasiwa jaman kita dulu cuma punya semangat menebar berita tanah airmu pameran penindasan pabrik intrik kesadisan cecunguk bayaran rejim intimidasi penguasa istana drakula kita lawan dengan ide yang berlawan gerakan sangar akar rumput liar tetap ada dan tak pernah punah menyebar dalam urat darahmu musuh yang kemarin sekarang sama majulah kawan janganlah diam! Amsterdam, 20/07/2009 -- Sirkus Drakula drakula siapa punya nyali? musuhmu adalah kemunafikan tontonan sirkus politisi istana info bocor napsu juara isu suluk dalang mistik politik obral intrik demi kekuasaan budaya horor melawan teror? musuhmu adalah kemiskinan! Amsterdam, 20/07/2009 -- Anak Jalan ditempa kerasnya kehidupan anak kecil berangkat dewasa mengejar bisunya kenangan tersimpan rapi dalam puisi siapa pernah melupakannya nyanyian rindu srigala malam membelit segala impianmu muara dari semua kesunyian : anak jalanan Amsterdam, 19/07/2009 - Mimpi Budak Berdasi bajingan berdasi menginjak demokrasi syarat berdemokrasi digagahi pencuri riuh swara orang yang dimanipulasi simpan dimana kecurangan itu? tukang sulap dan tukang sihir berpestapora makin jelas tandanya jaman kehancuran mimpi budak berdasi jual harga diri : lanjutkan jadi budak belian Amsterdam, 17/07/2009 --- ARTIKULASI merah langit senja menjelang metafornya rindu bilang sayang origami selembar kertas berpuisi memuja malam merindu sunyi : nekat! Amsterdam, 15/07/2009 -- KATALEPSI PUISI selamat malam jakartaku jalanan macet bukan puisi sisa keringat campur debu bujukan pedagang asongan rindumu secawan arak wangi membatu syair yang berlawan perjuangan hidup anak jalanan sepanjang jalan berduri ironi ibukota biang segala ilusi sinis senyum machiavelli dipelet modal rayuan binal katalepsi kata jadi buta tuli Amsterdam, 14/07/2009 --- Ide Berbisa mengerami telur siapa menetas nanti jadi apa? pada wanginya bunga utang rayuan politik gincunya uang koalisi partai bau kemenyan bisnis politik neo orba pabrik intrik janjinya munafik genit berdasi bergaya barat biduan pujaan klas menengah ke atas kutukan kaum miskin yang termajinalkan jangan percaya pada angka sulapan iklan kepentingan modal global telur ular dalam keranjang awas idenya makin jalang! Amsterdam, 12/07/2009 - CURANG! menang diatur sihirnya uang jilatan napsu lidah birokrasi konsultan politik spesialis curang kolaborasi para pemuja hutang bergaya genit angka sulapan kau percaya dan diam aja? Amsterdam, 11/07/2009 Demi Cinta Demokrasi Menyebut nama sayangku Seperti hangatnya kopi susu Sumber syair yang berlawan Melawan datang dari kesadaran Lihatlah orang kesepian Di pojokan nulis puisi? Di istana biangnya intrik Bisnis jual beli demokrasi Menyebut nama Indonesia Bukan sekedar tanah airmu Musim janji bulan madu Dunia ngibul mukanya maling Lihatlah orang kebingungan Ngambek gak mau milih Marah pada siapa sayang? Cinta Demokrasi buat siapa? Amsterdam, 07/07/2009 - Merayu Swara Rakyat sebanyak janji kampanye diobral siapa itu yang anti modal? kapital asing punya kepentingan jangan mau tertipu lagi! tetesan keringat darah rakyat sumbangan orang melarat dibilang pahlawan devisa siksaan hidup buruh migran sebanyak luka sejarah kita harus berani berubah demi keadilan sosial Indonesiaku, majulah menang! Amsterdam, 07/07/2009 - DI PINGGIRAN REL KRETA rumah kumuh silang menyilang cintamu hilang di pojok gang bacalah doa dukun politik sihirnya santun bikin binun apalah isu semua nipu punya keyakinan palsu? kemerdekaan cuma kenangan fakta hutang segunung kawi mistiknya intrik istana raja janganlah lupa janji pemilu lima tahun lewat sudah apa kata sejarah? rumah kumuh sistem kusut membelit kemiskinan budaya keberanian pilih perubahan! Amsterdam, 05/07/2009 http://sastrapembebasan.wordpress.com/ <<174824p.jpg>>
[ac-i] Perpustakaan Keliling Rumah Dunia Berjalan lagi
Semalam (Sabtu 25 Juli) miting dengan penuh kegembiraan. GG, irman, Langlang, Asep Soleh, Salam, Roy, Awi, dan Udin. Kami gembira, karena Allah memberi kami rezeki bertubi-tubi di bulan Sya’ban ini. Banyak orang yang mendoakn dan membantu secara materi. Mereka semua tergerak ingin membantu Rumah Dunia. Kegembiraan itu bermula pada Kamis 23 Juli. Hari itu Rumah Dunia kedatangan Pak Toha (Humas) dan Pak Omi (CSR); keduanya dari Krakatau Steel, pabrik baja terbesar di Asia Tenggara dan ikon Banten. Mereka datang atas rekomendasi Ahmad Mukhlis Yusuf (Direktur LKBN ANTARA). Mereka mewawancarai kami, melihat kegiatan yang rutin kami lakukan. Pada saat itu, ramai datang ke Rumah Dunia para mahasiswa Untirta yang sedang KKM alias kuliah kerja Mahasiswa. Para mahasiswa itu meminta sumbangan buku untuk taman-taman baca di desa serta ingin tempatnya didatangi PUSLING alias perpustakaan keliling RUMAH DUNIA. Setiap titik KKM itu kami beri 1 hingga 3 dus buku/majalah yang saat itu sedang melimpah. Insya Allah, nanti akn datang lagi buku-buku baru sumbangin dari simpatisan Rumah Dunia. Bapak-bapak dari Krakatau Steel itu mengumpulkasn data dan akan membawanya ke direksi; apakah Rumh Dunia akan menapatkan dana CSR dari Krakatau Steel? Doakan, ya! Kegembiraan pada miting malam Minggu itu sangat luar biasa. Subhanallah. Kami bersyukur karena program PERPUSTAKAAN KELILING RUMAH DUNIA jalan lagi berkat suntikan dana Rp. 20 juta dari Riska Ruswandy untuk kas Rumah Dunia. Ini dana segar dan bermanfaat! Kami serasa hidup semakin hidup saja! Plong! PUSLING RD itu membutuhkan dana sekitar Rp. 500 ribu untuk mendatangi sebuah desa. Kami harus menydiakan alat-alat gambar; crayon dan kertas, serta membeli 4 set piala untuk hadiah pemenang mewarnai, menggambar, memyanyi, dan baca puisi. Sekarang, hingga Desember 2009, PUSLING RD aman dan terkendali. Asiklah. Bulan Agustus 2009 ini, PUSLING RD harus mengunjungi sekitar 12 titik. Mungkin tidak semua titik akan ada aneka lombanya. Dalam miting itu juga kami membagi tugas untuk PUSLING RD Minggu (26 Juli) pukul 09.00. Kami akan meluncur ke Kampung Tibasurak, Taktakan, Serang. Mahasiswa Untirta Serang sedang KKM. Lurahnya Ahmad Fatoni. Akan ada lomba menggambar, mewarnai, mmbaca puisi utk anak-anak. Workshop taman baca dan pemutaran film dokumenter. Hadiah buku serta piala. RD juga akan menyumbang 3 dus buku untuk perpustakaan desa. Apalagi Sabtu (25 Juli) sorenya, para mahasiswa yang sedang KKM di kampong Tibasurak sudah datang ke Rumah dunia mengangkuti peralatan; sound system dan set-propertinya. Muhzen Den – relawan Rumah Dunia, kebetulan salahsatu mahasiswa yang sedang KKM di kampong itu. Mujzen Den jadi penanggung jawab acaranya. PUSLING RUMAH DUNIA bergulir setelah ada bantuan mobile library berupa bajay dan gerobak bukunya dari XL Care – Yayasan Nurani Dunia pimpinan Imam B. Prasojo sekitar 2007. Juga Motor keliling sumbangan dari Kelompk Pencinta Bacaan Anak pimpinan Murti Bunnata. Denan bajay dan motor itu, PUSLING RUMAH DUNIA mnejadi lebih gesit, lincah, dan cekatan mengunjungi desa-desa di sekitar Banten dalam menyebarkan virus membaca. Gerakan Indonesia Membaca yang diusung FORUM INDONESIA membaca kami support di tingkat local dengan BANTEN MEMBACA! Kegembiraan lainnya, subhanallah, uang pembebasan tanah Rumah Dunia seluas 2873 m2 melesat! Kini sudah terkumpul RP. 250 JUTA! Ada tranferan dari Bartal Foundation lewat Clara Zeta Zones Rp. 500 ribu. Berarti dalam waktu 3 hari ada lonjakan Rp. 100 jt, berkat Riska Ruswandy juga. Dalam waktu 2 hari, Riska berhasil mencari para donator untuk membantu Rumah Dunia. Bulan Sya'ban memang luar biasa.Allah SWT membukikan janji-janjinya. Kekuataan doa, yang dipanjatkan kolektif untuk kebersamaan; pembebasan tanah Rumah Dunia. Sebetulnya semua bulan baik, tapi Sya'ban istimewa, karena menghadapi ramadhan. Hanya 2 hari, Riska - atas ijin Allah, berhasil mengumpulkan Rp. 100 juta dari para donatur: Humprey Djemat 10 jt, My Home Properti 20 jt, Marqueen 10 jt, Belsoap 10 jt, Merry Pramono 10 juta! Sisa Rp. 40 juta lagi, Riska belum mengirim lagi rinciannya. Allahu Akbar! Berarti terisisa tinggal sekitar RP. 280 JUTAAN lagi! Subhanallah! Sekedar mengingatkan, di atas tanah seluas 2873 m2 itu akan kami bangun gedung kesenian, ruang pameran lukisan dan buku, perpustakaan, MCK untuk warga kampong, lapangan olahraga, taman bermain, dan kios jajanan kampong, Ayo, siapa punya rezeki berlebih, Rumah Dunia akan bahagia menerimananya. (GG)
[ac-i] TVRI Tempo doeloe
Monday, July 03, 2006 Menuju TVRI Sebagai TV Publik, sebuah artikel Menuju TVRI Sebagai TV Publik: TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, TAK SAYANG MAKA TAK MERASA MEMILIKI Oleh: Maya Fitrianingsih Takjub pula bila saya mengingat masa lalu. Tiap Sabtu malam, saya yang masih duduk di bangku awal Sekolah Dasar, berbondong bersama kakak, ibu, kadang pula bapak, menuju rumah Lik Kismo, tetangga kami. Di sana kami bertemu beberapa keluarga lain yang punya tujuan sama: menonton ketoprak yang ditayangkan TVRI Jogja (TVRI stasiun Yogyakarta). Sesekali kami ingin menonton lebih lama. Tak lupa saya membawa kain sarung untuk selimut sehingga waktu acara Dunia Dalam Berita saya bisa tidur dulu tanpa kedinginan. Selepas siaran berita tiap pukul 21.00 WIB itu, kami bisa menonton film, kuis atau hiburan musik. Betapa mahalnya sebuah tontonan televisi, bukan sekadar karena tak punya pesawat televisi tapi TVRI-lah the single fighter televisi saat itu. Minggu pagi, cerita anak-anak Unyil, klip-klip musik yang dirangkum dalam acara Album Minggu serta seri Little Missy yang saya nantikan. Saya jadi ingat, betapa Little Missy menjadi cerita hiburan yang merogoh emosi penonton, mirip halnya Maria Mercedes yang merebut hati penonton dan mengawali booming cerita telenovela beberapa tahun lalu. Masih ada pula catatan di otak saya pada tayangan yang melegenda seperti Jendela Rumah Kita, Siti Nurbaya dan Sengsara Membawa Nikmat. Ya, itu sekadar nostalgia yang hanya sesekali saja menyenangkan untuk dikenang. Potret sejarah. Yang berbicara betapa TVRI telah puluhan tahun menemani penontonnya, meninggalkan sebagian jejak-jejaknya dalam ruang memori saya. TVRI telah 43 tahun menuliskan sejarahnya sejak siaran percobaannya pada HUT RI ke-17 di Istana Merdeka hingga seminggu kemudian mulai mengudara lewat siaran langsung pembukaan Asian Games IV (24 Agustus 1962). Saya tergelitik dan secara tak sadar mencoba membuka ruang nostalgia acara-acara TVRI dan membawa saya untuk mengaduknya bersama pengalaman dan kesan yang saya rasa mengendap pada ruang sadar saya. *** TVRI sebagai corong pemerintah di masa Orde Baru, siapa pun mafhum itu. Sebelum munculnya televisi swasta, TVRI sebagai media audio-visual satu-satunya, siapa pun tak menyangkal. Tapi, begitu televisi swasta muncul, segera penontonnya berpaling. Tahun 1994, SRI (kini AC Nielsen, salah satu peneliti media), menyatakan bahwa jumlah penonton TVRI tinggal 5 % (Viddy AD Daery, Republika, 1 April 2001). Selepas tumbangnya Orde Baru, terlihat bagaimana TVRI mulai “mencari bentuk” sehingga acap kita dengar bagaimana upaya TVRI mereposisi diri menuju sistem yang lebih ideal. Diantara dinamika demokratisasi di segala bidang, Juni 2000, dikeluarkan PP No. 36/ 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Pada perkembangannya UU No. 32/ 2002 tentang penyiaran menyebutkan TVRI sebagai lembaga penyiaran publik atau TV publik. Berdasar pada UU ini pula, TVRI diberi waktu 3 tahun untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian sebelum siap sebagai TV pulik. Akte notaris pendirian PT TVRI (Persero) ditandatangani 15 April 2003 sehingga sempat muncul polemik di masyarakat tentang keberadaan TVRI. Namun, satu yang pasti, TVRI sebagai TV publik efektif berlaku mulai 1 Desember 2005 ini (demikian keterangan yang saya peroleh dari TVRI Jogja). Ada satu pengalaman yang sempat membuat saya patah arang dan memaki diri sendiri. Waktu itu, masih masa awal TVRI menggunakan slogan “makin dekat di hati”. Saya mendapat hadiah/ doorprize dari acara Resensi Buku TVRI Jogja. Setahu saya, bentuk hadiahnya adalah buku. Lain hari, saya coba ambil di stasiun yang sama. Petugas yang berkompeten tak ada, “keluar” tanpa kejelasan urusan apa. Padahal, untuk mengambil hadiah, musti pada yang bersangkutan. Nah, inilah stereotip sosok PNS yang suka “mangkir”, begitu pikir saya. Maka, mengalahlah saya. Beberapa hari kemudian, saya datang lagi, tak berubah. Pengalaman yang sama. Sejak itu, saya coba ikhlaskan untuk tidak mengharap lagi hadiah itu. Untung saja, meski rumah saya cukup jauh namun tak berada di pucuk gunung sehingga saya tak terlalu kecewa jika biaya transportasi ke stasiun itu sama dengan harga bukunya. Tak ada kejelasan selepas itu. Toh, kalaupun TVRI akan mengirimkan lewat pos atau meminta konfirmasi ke saya, mereka tahu alamat saya. Satu hal yang saya rasakan waktu itu, betapa ironisnya pengalaman ini dengan slogan yang mulai didengungkan. TVRI bukannya makin dekat tapi makin jauh di hati. Setelah beberapa tahun, tepatnya awal Agustus 2005 ini, ketika saya tahu iklan lomba artikel yang diadakan TVRI pusat (Jakarta), saya coba cari informasi selengkapnya di internet, termasuk website TVRI. Hasilnya teramat susah dan untuk sementara pulanglah saya dengan tangan hampa. Saya coba tanya ke TVRI Jogja yang menurut logika saya tentunya tahu informasi itu. Ternyata asumsi saya keliru. Nyatanya,
[ac-i] aku dan tuhan
Hudanosch Hudan saya dan sartre konon kata kata, les mots itu, adalah buku yang menentukan sartre mendapat hadiah nobel yang ditolaknya. saya sendiri tidak tahu bahasa perancis, dan kata kata ini pun saya baca dalam bahasa indonesia. sudah lama saya tahu bahasa itu tidak menentukan kualitas pikiran seseorang, apalagi menentukan ketinggian mutu tulisan seseorang. kata kata ini juga saya baca dalam buku terjemahannya. karena itu agak aneh bagi saya, kalau ada orang yang begitu membanggakan apa yang dibacanya. bagi saya bukanlah apa yang kita baca, tapi adalah apa dan bagaimana kita mengolah bacaan yang sampai kepada kita. dan orang banyak tidak tahu, bahwa bacaan yang terbaik itu adalah alam itu sendiri. bahan yang terbaik itu adalah manusia, dengan suka dan dukanya. bahkan diri kita sendiri dengan bahagia dan nestapanya. banyak orang yang mengatakan sartre ini sudah ketinggalan zaman, bahwa kini orang sudah melompat ke isu isu lain. mungkin saja. tapi saya suka karena eksistensi itu adalah bidang yang saya 2 seconds ago · Delete senangi, dan lagi tidak ada yang kuno atau up to date dalam pikiran, karena pikiran itu adalah mengolah kehidupan. buktinya hingga hari ini orang masih membaca plato, orang yang sangat kuno itu, dalam dunia pikiran barat kini. kuno, dalam arti sudah lama sekali berlalu. sudah lama pula saya tak menganggap bacaan adalah suatu mode, seakan berpikir karena suatu zaman. zaman boleh berganti ganti, selera zaman boleh berubah rubah, tapi soal soal kemanusiaan itu tetap: hidup nya sendiri, dalam kaitan dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam dan tentu saja dengan tuhannya. tuhan telah ketinggalan zaman, begitulah saya sering mendengar orang orang mengesankan diri, atau setengah sinis, berkata. tapi akhirnya saya melihat tiap diri, kini kembali kepada yang satu itu - tuhan, dengan apa saja hendak orang sebutkan: dengan ilmu pengetahuan, dengan klenik, dengan seni, bahkan dengan tubuh dan jiwa kekasih kita. saya baru tahu, tepatnya baru menyadari, bahwa buku sartre kata kata ini, 2 seconds ago · Delete hanya terdiri dari dua bagian saja, yakni membaca dan menulis. dan ini agak aneh bagi saya, bagaimana sartre ini bisa bertemu dengan saya dalam soal ini. sungguh saya tidak pernah memperhatikan dengan seksama pembagian bab buku sartre ini. tapi lihatlah ia ketemu. lihatlah bahwa melalui waktu, pikiran itu muncul melintasi zamannya. bahwa di suatu zaman yang berbeda, tanpa disadarinya, orangpun berpikir akan hal hal yang sama. saya akan menyebutkan ujung buku sartre ini. ujung yang menjadi apa yang saya maksudkan, dan apa yang sartre maksudkan. dia telah mati, tapi saya masih hidup dan kita semua kelak akan mati juga. jadi sebelum mati mungkin ada juga bagusnya saling mengetahui ide ide orang yang pernah lahir di bumi. bumi kita ini juga. dengan manusia seperti kita ini juga. "nulla dies sine linea," kata sartre, "tiada hari tanpa baris baris tulisan." "menulis adalah suatu kebiasaan dan juga pekerjaan untukku. lama sekali kuanggap penaku sebagai pedang. kini aku sudah tahu para 2 seconds ago · Delete penulis tidak bisa berbuat apa apa. tapi itu tidak penting. yang penting: aku menulis, aku akan menulis buku buku. buku buku tetap harus ada, harus ada, karena bagaimanapun juga dia punya gunanya sendiri lalu sartre bicara tuhan dan dirinya sendiri, di halaman akhir bukunya itu. aku sudah agak lelah melihat untuk menuliskannya. hurufnya kecil kecil, dan lagi pula aku harus menoleh sambil tanganku mengetik. lagi pula sudah cukuplah kukira apa yang dituliskannya itu, dan yang kini kutuliskan kembali. lagi pula aku yakin sudah banyak orang yang membacanya. lagi pula, nah, ini yang sebenarnya, aku tidak tahan untuk terus menyuarakan pikiran sartre dengan menuliskannya. lebih baik aku menuliskan pikiranku sendiri. aku tidak angkuh pada sartre itu, tapi sungguh aku ingin menuliskan pikiranku sendiri. mungkin sama mungkin beda dengan sartre. tak apa. kita tak harus menjadi orang yang sama. bahkan bagiku kita harus menjadi orang yang berbeda. bukan hanya karena tuntutan kreatif kita 2 seconds ago · Delete harus berbeda, tapi karena daerah daerah misteri itu sendiri. saya percaya, misteri camus hanya untuknya sendiri, misteriku hanya untukku sendiri. misteri chairil hanya untuk chairil, bukan untuk sutardji misalnya. begitulah dunia penuh misteri dan kita harus menguakkannya. kita boleh kembali kepada sartre tadi, sedikit, bahwa menulis itu penting. tapi saya punya dasar lain, bahwa menulis memang penting, suatu dasar yang sangat bertolak belakang dengan sartre. bahwa menulis bagiku karena memang tuhan meminta kita menulis. sedang sartre tidak percaya tuhan maka menulis baginya mengisi kekosongan jiwanya yang telah ditinggalkan tuhan. aku tidak percaya ada atheis sepenuh hatinya. bagiku itu tidak masuk akal. walau mereka berkata segenap jiwa raga saya tidak percaya tuhan, tetap ada ruang dari sudut hati kita, walau
[ac-i] Ke Cina Leonardo da Vinci Bermuara [Ruang Baca Koran Tempo]
HTML clipboard Ke Cina Leonardo da Vinci Bermuara Resensi Buku 1434: Saat Armada China Berlayar... (Gavin Menzies) Ruang Baca Koran Tempo | Minggu, 26 Juli 2009 | Oleh Katamsi Ginano* Di abad ke-21, Cina adalah naga yang makin kokoh menancapkan cakar. Pertumbuhan ekonomi yang meroket setelah revolusi kebudayaan dan lompatan besar tak hanya membawa negara berpenduduk lebih satu miliar jiwa ini ke pencapaian kemakmuran yang didukung infrastruktur masif dan teknologi tinggi, melainkan juga ekspansi budaya yang kian tak terbendung. Hari ini nyaris tak ada produk modern yang bebas sentuhan Cina. Dari jarum pentul hingga produk gadget berteknologi tinggi berlabel merek terkemuka Amerika atau Eropa tak lepas dari produksi, kemasan, atau minimal sumbangsih sedikit komponen dari Cina. Dan produk kebudayaannya, sesederhana kue bulan (moon cake), bakso, film, karya seni, dan sastra menerobos batas-batas wilayah hingga ke pelosok terpencil. Televisi dan jaringan Internet mengukuhkan kedigjayaan itu. Ratusan buku dan ribuan karya ilmiah sudah mengupas bagaimana Cina menggeliat dari ketertinggalan, terutama dibanding Barat Amerika dan Eropa atau bahkan tetangganya, Jepang, dan dengan cepat mencapai kemakmuran ekonomi hanya kurang dari 30 tahun. Daya apa yang menjadi rahasia hingga mereka dapat segera menyejajarkan diri dengan pencapaian bangsa lain, dan bahkan dengan pasti mulai menjadi salah satu pemimpin terdepan di kancah global? Membaca literatur-literatur terkini itu, bisa disimpulkan, apa yang dicapai Cina adalah perpaduan kompleks persaingan bertahan hidup penduduknya, kerja keras, etos, kecerdasan, budaya, dan sejarah peradabannya yang merentang hingga puluhan abad ke belakang. Dan bahwa Cina hanyalah tertidur sementara, yang ketika terbangun bersigegas menggembalikan kejayaannya sebagaimana yang pernah dicatat sejarah. Buku berjudul 1434: Saat Armada Besar Cina Berlayar ke Italia dan Mengobarkan Renaisans yang ditulis Gevin Manzies dan diterbitkan Pustaka Alvabet (April 2009) ini adalah konfirmasi bahwa cepat atau lambat Cina akan mengulang sejarah dominasi yang pernah dicapai, yang berpuncak di awal abad ke-15. Buku yang diterjemahkan dari 1434: The Year a Magnificent Chinese Fleet Sailed to Italy and Ignited the Renaissance (William Morrow, 2008) ini sekaligus juga melengkapi dan mempertegas peran besar bangsa Cina bagi peradaban modern yang dipapar penulis yang sama lewat karya best seller-nya, 1421: Saat China Menemukan Dunia (Pustaka Alvabet, 2006) --dialih bahasakan dari 1421: The Year China Discovered The World (Batam Book, 2002). Dominasi Cina di peta dunia bermula di tangan penguasa pertama Dinasti Ming, Kaisar Zhu Di, yang pada Februari 1421 berhasil menundukkan semua penguasa di kawasan yang membentang sepanjang Asia, Arab, Afrika, dan Samudera Hindia. Demi mengukuhkan dan memperluas kekuasaannya, Maret di tahun yang sama, Sang Putra Langit ini mengirim armada kapal berjumlah ribuan yang dipimpin lima laksamana kasim (para lelaki yang dikebiri), masing-masing Laksamana (Utama) Cheng Ho, Kasim Agung Hong Bao, Kasim Zhou Man, Laksamana Zhou Wen, dan Kasim Agung Yang Qing. Armada raksasa itulah, menurut Menzies di 1421, yang berhasil memetakan bola dunia di saat bangsa Eropa masih berada di zaman kegelapan. Penjelajahan mereka bukan hanya sukses mengeksplorasi Benua Amerika --jauh sebelum Colombus mengaku menemukan benua ini --Australia, tapi juga hingga jauh ke jantung Kutub Utara. Bangsa Cina menyempurnakan pula pengetahuan navigasi, pemetaan, dan perbintangan mereka, menyebarkan genetika Cina --yang bahkan bisa ditemukan pada beberapa suku Indian di pengunungan Andes --serta aneka flora dan fauna di hampir seantero jagad. Pendek kata, pada 1421, armada yang dipimpin Laksamana Cheng Ho berhasil menyingkap hampir seluruh laut dan daratan yang ada di muka bumi. Prestasi besar armada laut Cina itu mendadak berhenti ketika Zhu Gaozi, pengganti Kaisar Zhu Di yang wafat pada 1424, mengambil alih kekuasaan. Penguasa baru ini memensiunkan Laksamana Cheng Ho dan laksamana lainnya, serta memerintah seluruh kapal ditambat dan dibiarkan membusuk digerogoti air laut. Namun arah kekuasaan sekali lagi tiba-tiba berubah saat Kaisar Zhu Gaozi mendadak wafat pada 1425 dan digantikan anak laki-lakinya, Zhu Zhanji. Kaisar yang baru ini, yang kelak dikenang sebagai salah satu penguasa terhebat dalam sejarah Cina, mengaktifkan kembali armada lautnya, dan bahkan memberi kuasa pada Laksamana Cheng Ho dan Wang Jinghong untuk bertindak atas namanya. Pada 1434, Kaisar Zhu Zhangji yang telah menunjuk Laksamana Cheng Ho sebagai Duta Besar memerintah ekspedisi pelayaran yang hampir setara dengan armada yang dikirim kakeknya ke Mesir dan Venesia. Kendati tak sebesar armada yang dilayarkan pada 1421, ekspedisi untuk “mengajari serta memerintahkan bangsa barbar tunduk dan patuh kekaisaran Cina” ini, menurut perkir
[ac-i] Pers Release "Hyperlinks"
Agus `baqul' Purnomo - Anggar Prasetyo - Anthonius Kho Antoni Eka Putra Askanadi - AT Sitompul - Deddy Sufriadi Donni Kurniawan - Entang Wiharso - Firman Lie - Freddy Sofyan Hadi Soesanto - Ida Bagus Putu Purwa - Kukuh Nuswantoro Lugas Syllabus - Sigit Santoso - Valasara Wadino Wahyu Geiyonk - Wahyu Gunawan - Wayan Redika - Yurnalis Bes Kurator : Rusnoto Susanto Pembukaan : Kamis, 30 Juli 2009 pukul 19:30 Tempat : Tujuh Bintang Art Space, Jl. Sukonandi 7 Yogyakarta 55166 Musik : Deliciouz Band MC : Hadi Soes & Eny Pameran : Tanggal 30 Juli 10 Agustus 2009, Pukul 10:00 20:00 WIB \ Hyperlinks nyaris dikonotasikan dengan wacana teknis teknologi simulasi dan pencitraan virtual. Meminjam istilah Hyperlinks yang dihasratkan pada event pameran ini tentu dalam konteks paling sederhana ialah sebuah artikulasi tanda atas realitas jejaring besar yang secara simultan membentuk jaringan-jaringan baru untuk membangun ideologi kreatif di dalamnya. Hyperlinks dalam bingkai kuratorial ini mencoba menerjemahkan sekaligus melakukan langkah praktis dengan mendokumentasikan bagaimana sebuah jejaring besar tersebut dirintis, dikembangkan dan dipelihara. Kemudian jejaring dengan tegas dapat menentukan posisi strategis seorang perupa dan menegaskan eksistensi dirinya di dalam sistem networking. Seorang perupa segera melakukan kesadaran baru ketika berada di dalam gugusan jejaring besar tersebut bukan semata-mata artificial tetapi lebih pada kesadaran substansial. Dalam kehidupan kreativitas kesenian kita hari ini, tanpa kesadaran global tentu tak akan terjadi komunikasi antar jejaring sehingga konteks pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring mustahil tergapai. Begitu leluasa peran perupa ketika menghadapi berbagai bentuk pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring itu sendiri, karena dengan besaran gugus jejaring seorang perupa kian bergiat memperoleh pengakuan eksistensi dalam jejaringnya maupun di luar jejaringnya. Seorang perupa dapat diperhitungkan atau tidak sangat bergantung pada kemapanan sistem networking yang handal. Kita sungguh tak dapat membayangkan seorang perupa tanpa jejaring yang cukup baik untuk mensosialisasikan pemikiran melalui karya-karya seni yang mati-matian dibelanya, dan sebaliknya kita juga dapat menyaksikan sebuah kesuksesan-kesuksesan besar dari seorang perupa yang memiliki kesadaran, dedikasi maupun etos kerja yang luar biasa untuk membangun sekaligus mengembangkan jejaringnya tanpa batas. Ini berarti bahwa kesadaran global menjadi hal penting untuk menumbuhkan kesadaran-kesadaran eksistensi untuk dihasratkan pada sebuah aktivitas mobilisasi- jejaring untuk keniscayaan sebuah posisioning terbaiknya dalam memberikan nilai tawar ke hadapan publik secara luas. Ambil contoh seorang Entang Wiharso, Dadang Christanto, Heri Dono, Eddi Hara dan sederet nama perupa yang tak asing lagi berkelebat melenting-lenting di gugusan awan bukan sekadar menikmati sensasi jejaringnya semata namun lebih kepada upaya pemecahan problem keciutan nyali perupa kita. Mereka mampu membongkar kepadatan hubungan relationship dengan jejaring global yang hendak dicairkan hanya dengan tekad bahwa sebuah pilin jejaring-jejaring yang begitu harmonis dan meyakinkan dengan pencapaian-pencapaian terbaiknya. Tentu ini menjadi semacam elaborasi sederhana untuk mendedah secara luas perihal hyperlinks. Selamat mengapresiasi. Tujuh Bintang Art Space, Juli 2009 More info : Email : i...@tujuhbintang.com Website : www.tujuhbintang.com Blog : blog.tujuhbintang.com
[ac-i] Undangan Sarasehan DKS
TEMA: Gedung Kesenian di Antara Impian dan Harapan Bangunan eks bioskop Mitra 21 di Kompleks Balai Pemuda Surabaya telah mulai dibongkar sejak akhir pekan lalu. Selanjutnya di lokasi tersebut akan dibangun gedung kesenian senilai Rp 6,2 miliar. Pemenang tender proyek pembangunan gedung ini ditargetkan harus tuntas Desember 2009 untuk tahap pertama. Sedangkan tahap kedua adalah finishing dijadwalkan rampung tahun depan. Gedung baru berlantai dua yang rencananya dijadikan pusat kesenian itu akan dibangun dengan model open stage multifungsi yang dilengkapi dengan perpustakaan, galeri, gedung teater dan plasa. Bagaimana tanggapan seniman dan budayawan tentang dimulainya pembangunan gedung kesenian yang sebenarnya telah lama diidamkan ini? Ikuti Sarasehan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) bersama Pakar Tata Kota dari ITS, Prof. Ir. Johan Silas, dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair, Aribowo, MA, pada hari Kamis, 30 Juli 2009, pukul 14.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya. Tampil sebagai moderator adalah Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang) DKS yang saat ini juga mengajar di jurusan Seni Teater Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, Drs. Rusdi Zaki. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum!!! Surabaya, 28 Juli 2009 a/n Dewan Kesenian Surabaya Hanif Nashrullah
[ac-i] Pekan Teater & Sastra di Kendari
PEKAN TEATER & SASTRA 2009 Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara Setelah lama tidak menggelar kegiatan di bidang sastra dan teater, Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar PEKAN TEATER & SASTRA 2009 pada 15-17 Juli, mulai pukul 19.30 s.d. selesai. Tempat: Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara, Jalan Saosao Kendari AGENDA 15 Juli Musikalisasi Puisi Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (KOMPI) Sulawesi Tenggara Pementasan Teater "Kena Batunya" oleh Teater Kloter B (Kendari) "Dendam Amarah" oleh X'Pentilam (Lambuya, Konawe) 16 Juli Pementasan Teater "Cermin" oleh Teater Kolaka (Kolaka) "Rahasia" oleh Teater Empat (Raha, Muna) "Teropong oleh Teater Tanah (Baubau) 17 Juli Pembacaan Puisi Penyair Sulawesi Tenggara Ahid Hidayat, Dhidhit Marshel, Irianto Ibrahim, Iwan Djibran, Kamilus Nara Odung, Sendri Yakti, Syaifuddin Gani Pementasan Monolog "Bulan" oleh Sulprina Rahmin Putri, Teater Sendiri (Kendari) Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com
[ac-i] PSD dari sudut KOMEDI-resensi yang amat amat menarik!!!
topic: Buku & Membaca > Resensi Buku: Pendekar Masa Transisi -- By : Sjifa Amori Comments (showing 1-1 of 1) (1 new) post a comment » date newest » message 1: by Amang, Moderator (new) 07/14/2009 09:27AM Judul: Pendekar Sendang Drajat (Pesisir Utara Majapahit di Abad Ke-16) Penulis: Viddy AD Daery Terbit : Mei 2009 Penerbit: Pustaka Alvabet Tebal : 236 hlm Raden Ahmad atau Pendekar Sendang Drajat, adalah potret pahlawan yang muncul demi membenahi situasi dengan keutuhan sifatnya manusianya. BARANGKALI Pendekar Sendang Drajat termasuk salah satu novel silat berlatar sejarah yang gaya tulisannya paling berapi-api sejak awal cerita hingga klimaksnya. Meski penulis Viddy Ad Daery mengaku kalau proses penulisan Pendekar Sendang Drajat lebih lama dibandingkan novel karyanya yang lain -materi cerita sudah memenuhi otak penulis sejak kanak-kanak-, alur cerita mengalir begitu lancar seolah ditulis tanpa jeda karena pengarang seperti tak pernah kehabisan inspirasi. Mungkin juga karena materi cerita sudah tertanam di benak penulis sejak kecil, ada daya tarik kanak-kanak karakter penceritaan Pendekar Sendang Drajat, yaitu gaya berkisah ceplas-ceplos penuh keyakinan dan keberanian yang jadi pesona novel silat yang satu ini. Berdasar kekuatan riset sejarah yang kemudian diracik bebas dengan fantasi mengenai pendekar muslim ideal, Viddy menyuguhkan dimensi masa lalu yang menyegarkan. Sejak awal, pengarang sudah mengawali ceritanya dengan latar waktu masa-masa senja kekuasaan Majapahit Raya. Ini adalah era “kegelapan” yang menggiring wilayah-wilayah di bawah kekuasaannya masuk dalam kondisi chaos karena kehilangan pegangan. Termasuk sendi kehidupan dan sistem pemerintahan di wilayah otonom Sendang Duwur di daerah Kerajaan Pamotan, Tuban (kini Lamongan). Di masa itulah, seperti dituturkan Viddy, yaitu sekitar tahun 1565-an, hidup seorang jagoan silat berusia 30-an yang mumpuni dalam olah kanuragan, olah perkelahian. Dialah Raden Ahmad yang lebih dikenal dengan sebutan Pendekar Sendang Drajat. Kelihatan tak mau berbasa-basi dengan plot, setting kekacauan ini menghalalkan pengarang untuk langsung menampilkan Raden Ahmad di awal tulisannya. Pengarang langsung bergulat dengan konflik yang akhirnya juga menjadi seluruh pokok permasalahan yang mesti dihadapi sang pendekar. Meski baru sedikit saja diulas tentang kepiawaian si tokoh utama, perkelahian dan interaksi yang kemudian terjadi akan segera mengungkap tentang kepribadian pendekar. Tentunya masih ada serapan karakter jagoan klasik seperti gagah, bijaksana, kharismatik, dan tentu saja berakhlak mulia. Bedanya, Pendekar Sendang Drajat agak galak dan tidak bertele-tele. Bisa jadi karena pengaruh suburnya pertumbuhan Islam yang menggantikan Hindu di masa itu, maka ciri khas pendekarnya pun lekat dengan budaya dakwah dan penegakan nilai Islam selayaknya para Sunan yang menyebarkan Islam di bumi nusantara. Pendekar Sendang Drajat sesekali menghabisi lawan tanpa pertimbangan yang lambat jika ia yakin musuhnya hanya akan menambah maksiat di bumi. Misalnya ketika pendekar ini membantu Ki Suryadadi menghadapi gerombolan penjahat sadis pimpinan Ki Suradadu. Tanpa ragu-ragu, Pendekar Sendang Drajat memenggal kepala lawannya yang sudah menyerah karena segala kebejatannya terbongkar. “Rupanya kau adalah manusia yang sangat berbahaya jika dibiarkan hidup, Darmo,” seru Raden Ahmad gusar mengetahui kalau musuhnya menculik banyak perempuan untuk dijadikan “penghibur”. Segeralah ia mencabut pedang dan menebaskannya ke leher laki-laki yang dipanggil Darmo tersebut. Adegan yang lumayan sadis macam ini memang umum dijumpain dalam novel silat. Viddy pun mengemukakannya dengan gamblang selayaknya keputusan macam itu bukan sesuatu yang luar biasa. Untungnya, penulis mengimbangi kekelaman yang penuh adu cabut-nyawa ini dengan kejenakaan yang diselipkan di sana sini. Humor menggelitik dalam novel ini tak membutuhkan eksistensi sosok konyol tertentu, karena sesungguhnya yang menggelitik adalah gaya tutur pengarang. Viddy terbilang piawai memilih timing yang tepat untuk melontarkan hal-hal yang lucu sehingga karakter mana pun bisa jadi lucu kapan pun dimana pun. Terkadang panas hati, lembut, humoris, atau konyol karena jatuh cinta, adalah sifat dasar manusia yang dipaparkan dengan jujur oleh pengarang denga membiarkannya terjadi pada beberapa tokoh cerita. Biasanya sisi manusia yang kompleks macam ini disederhanakan dalam s
[ac-i] Press rilis: Solo Dance Festival 5
*Press rilis:* *Solo Dance Festival 5* *‘mask & body’* *A. Latar belakang* Manusia di zaman prasejarah dan zaman klasik memperlakukan topeng sebagai media penghubung jagad kecil *(microcosmos) *dan jagad besar *(macrocosmos)*, yang berfungsi dalam kehidupan ritual dan religisositas mereka. Hampir semua etnis di penjuru dunia – Indian, India, Cina, Jepang, Aborigin, dan lain-lain, termasuk negeri nusantara ini mempunyai tradisi topeng dan kesejarahannya bagaimana tradisi topeng berinteraksi dengan masyarakatnya. Misalnya, tradisi topeng panji terdapat di daerah Malang, Bali, Indramayu, dan Cirebon serta ragam topeng daerah-daerah nusantara lainnya.Dengan kata lain, tradisi topeng merupakan*. heritage* planet bumi ini. Topeng juga menggambarkan emosi dan bahasa tubuh universal, seperti rasa marah, cinta, benci, takut, susah dan lain-lain. Di sini topeng menjadi jembatan ragam kebudayaan dunia untuk saling berinteraksi. Namun orang-orang modern masih memperlakukan topeng sebagai media kepura-puraan kosmetik dan cenderung berkonotasi negatif. Dalam Solo Dance Festival (SDF) ke-5 ini yang bertema *the mask and the body ( topeng dan tubuh) *adalah bagaimana penari menyikapi dan memperlakukan topeng dari dunia kepenariannya. Pengalaman-pengalaman *inner person* dan *the outer phenomenal word* apa yang terjadi pada tubuh penari ketika bergerak memakai topeng dalam melahirkan karya-karya tarinya. *Solo Dance Festival* adalah festival penari tunggal yang diadakan sejak 2001, dimana para penari mengekspresikan karyanya untuk mengetahui bagaimana biografi tubuhnya terpengaruh oleh komunikasi intra-/interkultural di era globalisasi. Pada SDF 5 ini diadakan di Taman Balekambang, Solo, yang merupakan kawasan *heritage* Kota Solo pada 4 – 5 Agustus 2009. Tidak hanya pementasan juga diadakan agenda workshop tari untuk anak-anak dan remaja pada tanggal 4 Agustus 2009. Pengarah workshop tari untuk anak-anak adalah Aerli Rasinah dan untuk remaja, Didik Nini Thowok. Workshop ini penting dilakukan sebagai usaha pelestarian seni tradisi *(intangible heritage)* kepada kaum muda dan untuk mengetahui bagaimana perspektif mereka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi kreativitas penari-koreografer Indonesia dan memahami kembali bagaimana karya-karya tari topeng lahir di masa kini. *B. Wak**t**u & Tempat* · *4 Agustus 2009, pk. 15.00 – 17.00* ü Worksop tari untuk anak-anak oleh Aerly Rasinah ü Workshop tari remaja oleh Didik Nini Thowok · *5 Agustus 2009, pk. 19.00 – 21.00 wib* *Penampil:* Didik Nini Thowok (Jogjakarta), I Made Sidia (Bali), Aerly Rasinah (Indramayu), Bambang Besur Suryono (Solo)** *bertempat di* Taman Balekambang, Jl. Adisucipto, Solo *C. Tentang Taman Balekambang:* Taman Balekambang yang memiliki nama asli Partini Tuin dan Partinah Boch dibangun oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII pada 26 Oktober 1921 sebagai tanda cinta kepada dua putri beliau. Awalnya taman ini dibagi menjadi dua area. Area pertama diberi nama Partini Tuin yang berarti Taman Partini. Partini adalah nama putri tertua Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII. Area kedua dinamakan Partinah Bosch yang berarti Taman Air Partinah. Kedua taman inilah yang di kemudian hari oleh masyarakat Solo lebih dikenal sebagai Taman Balekambang. *Contact*: 0816675808 Email: infomat...@yahoo.com, udanda...@gmail.com
[ac-i] Melabuh di Museum Bahari
Melabuh di Museum Bahari Oleh Siti Nurdina Ketika turun ke lantai satu, saya lalu pergi ke belakang bagian museum. Ada bangunan besar memanjang bertembok putih, berpintu kayu coklat, dan berjendela banyak. Ketika saya masuk, ternyata di ruangan ini tersimpan kapal-kapal besar dari daerah Papua. Kapal-kapal ini berukir dan diberi sentuhan berwarna-warni cerah di badan kapal. Saya merasa, pemisahan kapal-kapal Papua ini dengan kapal-kapal lain dikarenakan ukurannya yang jauh lebih besar. Yang paling mengesankan adalah ketika saya melihat sebuah kapal yang panjangnya tidak kurang dari 15 meter. “Jayapura 02”, demikian nama itu terpahat di badan kapal kayu yang berwarna coklat tua. Di bagian hulunya terpancang patung Ayam Jago dari kayu. Tapi sayang, saya tak melihat ada keterangan apapun tentang kapal-kapal papua ini. Tapi itu tak mempengaruhi fantasi saya, bahwa sayalah yang sedang mengarungi samudra luas dengan kapal cantik ini. Selanjutnya klik http://wisataloka.com/pelesir/melabuh-di-museum-bahari/ Salam, TM. Dhani Iqbal
[ac-i] Indahnya Masa Kecil Tanpa Semai Kebencian
Beberapa waktu yang lalu menjelang akhir masa sekolah tahun ajaran ini. Sekolah Montessori, tempat Matahari Kecil anak saya bersekolah, mengadakan International Day, sebuah acara yang merupakan tradisi tahunan di sekolah ini. Dalam acara International Day, di sekolah yang siswanya berasal dari berbagai pelosok planet biru yang kita diami ini, para siswa sekolah tersebut tampil dalam kostum khas daerah/negara asalnya dan memperkenalkan daerah/negara asalnya dengan bahasa nasional masing-masing. Matahari Kecil anak saya tentu saja tampil dengan kostum Kerawang Gayo, pakaian berbahan kain berwarna hitam yang dihiasi bordiran bermotif kerawang yang merupakan pakaian khas daerah kami, pakaian khas yang belakangan telah banyak dikaburkan identitasnya menjadi Kerawang Aceh oleh suku mayoritas di daerah kami. Teman anak saya yang berasal Denmark, tampil dengan Kostum viking lengkap dengan topi bertanduk dan pedang khas mereka, seorang siswa asal Selandia Baru tampil dengan tato khas suku Maori dan siswa-siswa lain juga tampil dengan ciri khasnya masing-masing. Kami para orang tua diminta membawa makanan yang merupakan ciri khas daerah/negara masing-masing. Matahari kecil anak saya yang orang Gayo membawa masakan ikan mujair pengat, sementara Karuna temannya yang orang jepang membawa onigiri dan berbagai masakan jepang lainnya anak-anak lainpun membawa makanan khas daerah/negaranya masing-masing. International Day di Montessori ini adalah salah satu dari sekian banyak konsep di Montessori yang sangat saya suka. Melalui acara ini anak-anak diajak untuk tidak melupakan akarnya sambil di saat yang sama diajarkan untuk menghargai keberagaman dengan cara menghormati budaya orang lain yang berbeda dari kebudayaan yang mereka punya. Acara International Day ini diawali dengan kemunculan masing-masing delegasi siswa di atas pentas. Anak-anak ini memperkenalkan negara asal mereka masing-masing dengan bahasa nasional masing-masing pula. Diawali dengan delegasi Amerika dan diakhiri dengan Kazakhtan. Setiap kali anak-anak ini memperkenalkan diri dan negaranya dengan penuh rasa bangga, anak-anak lain dan para orang tua menyambutnya dengan tepuk tangan yang membahana. Selesai acara perkenalan, acara dilanjutkan dengan penampilan anak-anak Montessori dari masing-masing tingkatan mulai dari anak-anak Pre-School yang masih terlihat lucu dan menggemaskan dilanjutkan dengan penampilan anak-anak Lower Elementery yang baru mulai belajar memainkan alat musik dan diakhiri dengan penampilan anak-anak Higher-Elementery yang sudah mulai sempurna baik dalam memainkan alat musik, menyanyi maupun menari. Qien Mattane Lao, matahari kecil saya, bersama anak-anak Pre-School lain yang satu tingkatan dengannya memulai konser ini dengan menyanyikan lagu `Ouvrez La Cage aux Oiseau', lagu berbahasa Perancis karangan Pierre Perret yang melalui liriknya mengajak pendengarnya untuk melepaskan burung-burung kecil yang malang yang terpenjara di dalam sangkar oleh penggemar burung yang egois ingin menikmati sendiri merdunya kicauan dan indahnya warna-warni bulu burung peliharaannya. Begini kira-kira arti lirik lagu ini jika diartikan ke dalam bahasa melayu. Buka buka sangkar burungnya Perhatikanlah (ketika) burung-burung itu mulai terbang betapa indahnya Anak-anak yang kalian lihat (Mereka sebenarnya seperti) Burung-burung Kecil yang terpenjara (Karena itu) Bukalah pintu sangkarnya dan biarkanlah mereka bebas merdeka Lirik lagu ini adalah sebuah metafora sekaligus kritik dan sentilan bagi kebanyakan orang tua yang gemar'memenjara' anak-anak mereka dalam 'sangkar' keinginan dan ambisi sang orang tua. Di permukaan planet ini, orang tua sejenis ini dari dulu sampai sekarang jumlahnya banyak sekali. Jumlah orang tua 'spesies' ini bertambah dengan jumlah yang semakin menjadi-jadi di masa modern dengan tekanan dan persaingan hidup yang semakin ketat seperti sekarang ini. Dulu orang-orang tua semacam ini sering `memenjara' anak-anak mereka dengan cara menakut-nakuti anak-anak dengan cerita-cerita semacam `Malin Kundang' dan `Sampuraga'. Di zaman sekarang orang tua semacam ini `memenjara' anak-anak mereka dengan cara memaksa anak-anak untuk mengikuti berbagai kegiatan yang menurut para orang tua ini akan menjadi bekal kehidupan anak-anak tersebut di masa depan, diantaranya dengan memaksakan anak untuk mengikuti berbagai les dan kursus yang kadang tidak disukai oleh anak-anak itu. Begitu banyaknya orang tua jenis ini di negara ini sekarang, sampai-sampai Departemen pendidikan Indonesia melalui menteri pendidikannya yang cerdas dan bergelar Professor itupun memformalkan `penyiksaan' terhadap anak-anak ini dalam sebuah kurikulum nasional yang `kejam' dan tidak `berperikemanusiaan'. Begitu tinggi dan `istimewanya' standar kurikulum bikinan menteri pendidikan yang profesor ini sampai-sampai sekarang beberapa sekolah dasar mensyaratkan kemampuan membaca dan berhitung bagi calon siswanya yang akan masuk ke
[ac-i] film transeksual "Renita Renita" bisa ditonton GRATIS Online
GRATIS menonton film online "RENITA RENITA" Silahkan masuk ke : http://www.cultureunplugged.com/play/1057/Renita-Renita SYNOPSIS Trapped in a male body, Renita wanted to be a doctor and a woman since she was a child but her parents forced her to study at a Islamic school where she was bullied and ostracised. She rebelled by becoming a prostitute in the hope of finding freedom but instead, found that it came at a cost she experienced brutality and was discriminated against by her family and the Indonesian society in which she lived. Producer and Directed by Tonny Trimarsanto Editor Danny C Videographer Robertus Production Manager : Siwi-Plentong Music by Joko S Gombloh "BEST SHORT ASIA FILM" at 9th Cinemanila International Film Festival Philiphines 2007 Jury Comment A very interesting movie; the treatment is brilliant and special because it is dealt in a very different way creating a strange sensitivy. A new dimension is revealed paving the way to claim their rightful demands. A good effort. (Tapan Sinha, Film Director India, CON CAN Jury ) A familiar approach to a familiar theme in recent documentary. The mournful music comments too heavily on the images, which themselves sometimes seem random. (Chris Fujiwara, USA Film Critic ) A surprising and close look into a different kind of life. The documentary does not offer simple ready answers, but makes one define what is normal.(Jukka- Pekka Laakso, Director of Tampere Film Festival Finland ) In Competition Selection, 4th CON CAN SHORT Film Festival Tokyo Japan 2007 In Short Programme, 20th Singapore International Film Festival 2007 In Short Programme, Q Film Festival 2007 In Competition DOCNZ New Zealand Documentary Film Festival 2007 In Competition Jaff Asia Netpac Film Festival 2007 In Competition 5th Amnesty International Film Festival Amsterdam, Netherlands 2008 In Program DOCUMENTARY PANORAMA at Torino GLBT International ITALY 2008 in Competition 19th InsideOut Toronto LGBT Film Festival Canada 2009 salam http://trimarsantofilms.com 08159256503
[ac-i] Catatan Kaki dari Batavia
Catatan Kaki dari Batavia Ada banyak cerita dari gedung yang kini bernama Museum Fatahillah. Gedung yang berada di Jakarta ini adalah saksi dari praktek penjajahan yang dilakukan oleh negeri Belanda terhadap bangsa Indonesia. Jika memasuki museum ini dari pintu utama, Anda akan menyaksikan ruangan-ruangan nan mewah, tidak saja bagi pejabat Belanda, tetapi juga bagi keluarga-keluarga mereka. Sementara itu, di bagian bawah museum ini, ada ruang-ruang yang sangat sempit dan gelap yang dijadikan penjara. Namun, penjara itu tidak hanya diperuntukkan bagi pejuang-pejuang Indonesia. Hadir bersama pejuang-pejuang itu adalah orang-orang gila dan juga pemberontak dari etnis China. Selanjutnya klik http://wisataloka.com/wisatalokatv/catatan-kaki-dari-batavia/ Salam, TM. Dhani Iqbal
[ac-i] SCENTING..experimental conceptual photography, IVANA STOJAKOVIC (SERBIA)
SCENTING..experimental conceptual photography IVANA STOJAKOVIC (SERBIA) CORAL Art Gallery Jl. Affandi (Gejayan ) CT. X No. 82, Sleman, Yogyakarta Pameran : 21 - 28 Juli 2009 Pembukaan dan Diskusi: Selasa, 21 Juli / Pukul 19:00 Melalui karya saya, saya mencoba untuk mendapatkan permukaan (surface) dari segala hal yang belum jelas, tidak biasa (tidak familiar) dan ketertekanan, dalam rangka untuk mewacanakan (to discourse) itu dengan kesadaran. Saya menemukan berbagai kesulitan sementara pencarian berlangsung dan berhadapan dengan banyak yang tidak familier dengan sisi yang berlawanan dari kepribadian, yang hanya berfungsi ketika ada pertentangan. Fotografi “Scenting” direalisasikan dengan teknik manual – multi eksposisi. proses teknik ini tidak bisa di bawah kendali yang memberikan satu kesempatan besar untuk cara bekerja yang bersifat insting dan bergerak menampilkan sisi dari ketidaksadaran. Saya memilih motif secara instingtif, perkalian dari motif ini yang memberi kombinasi baru komposisi yang sebelumnya tidak ada dalam kesadaran saya. Ivana Stojakovic www.ivanastojakovic.arte.rs
[ac-i] Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009
Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009 Yang dibutuhkan bukan hanya bahan yang bagus, tetapi juga kecakapan mengolahnya. Tuntutan ini berlaku bukan hanya dalam penulisan sastra, tetapi juga dalam telaah sastra. Untuk merangsang kelahiran telaah sastra yang bermutu, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyelenggarakan kembali sayembara telaah sastra. Mengambil tema “Kepengrajinan (craftmanship) dalam Sastra Indonesia Mutakhir” sayembara kali ini mengajukan sejumlah pertanyaan pemancing: Bagaimana pencapaian sastra kita dalam 10 tahun terakhir ini? Bagaimana kecakapan mengolah gagasan di kalangan penulis sastra mutakhir kita? Apakah kecakapan ini hadir secara konsisten atau hanya kebetulan? Bagaimana kecakapan ini membedakan mereka dari pendahulu mereka? Bagaimana percobaan bentuk-bentuk baru berkelindan dengan muatan lokal yang ada? Bagaimana pula para penulis sastra terkini memandang para pendahulu mereka dari khasanah nusantara dan dunia? Terobosan apa saja yang mereka lakukan? Dan seterusnya. Adapun Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009 mempunyai syarat dan ketentuan sebagai berikut: Syarat-syarat: 1. Telaah harus karya asli, bukan terjemahan, saduran, atau jiplakan. 2. Buku-buku sastra yang ditelaah adalah yang terbit dalam 10 tahun terakhir (1998—saat ini) 3. Telaah harus membahas satu karya sastra (buku tunggal atau bagian dari bunga rampai). 4. Belum pernah dipublikasikan atau dipresentasikan di media atau forum mana pun. 5. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik. 6. Tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara serupa. 7. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah telaah. 8. Panjang telaah paling sedikit 20 halaman dan diketik dalam kertas format A4 , 1,5 spasi, Times New Roman 12. 9. Naskah hanya berisi judul dan isi telaah. Biodata peserta ditulis di dalam lembar terpisah. 10. Lima salinan telaah dan biodata peserta dikirim ke: Panitia Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009 Dewan Kesenian Jakarta Kompleks Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta 10330 11. Batas akhir pengiriman naskah: 31 Oktober 2009 (stempel pos atau diantar langsung). 12. Para pemenang akan diumumkan di Taman Ismail Marzuki pada akhir Desember 2009. 13. Karya para pemenang akan dibukukan. 14. Hadiah termasuk honor pemuatan untuk cetakan pertama. 15. Sayembara tertutup untuk anggota DKJ dan staff. 16. Keputusan Dewan Juri tidak bisa diganggu gugat dan tidak ada surat-menyurat. 17. Pajak ditanggung pemenang. Keterangan lebih lanjut sila hubungi : Dewan Kesenian Jakarta , 021- 3162780 / 31937639 / 39899634 up Shinta Tobing. Hadiah: Juara I : Rp 20..000,- Juara II : Rp 15.000.000,- Juara III : Rp 12.500.000,- Tujuh besar : Rp 2.000.000,- Kriteria Penjurian: 1. Ketajaman dalam menggali kepengrajinan karya 2. Telaah yang inspiratif dan orisinal 3. Argumentasi yang meyakinkan 4. Keberanian menafsir dan kesegaran perspektif
[ac-i] Poso dan Pesona yang Terpendam
Poso dan Pesona yang Terpendam Oleh Arya Subandi Di sebelah utara Kota Poso, tepatnya di Kecamatan Lore Utara, ada objek wisata yang sangat bersejarah dan misterius. Diantaranya adalah Lembah Bada atau yang lebih dikenal dengan sebutan The Bada Valley. Lokasi yang berjarak sekitar 125 kilometer dari Kota Poso ini, orang dapat melihat situs peninggalan prasejarah berupa patung megalit yang tingginya mencapai lima meter. Namun demikian, tak satupun yang mengetahui asal muasal keberadaan puluhan patung-patung raksasa ini. Selanjutnya klik http://wisataloka.com/jelajah/poso-dan-pesona-yang-terpendam/ Salam, TM. Dhani Iqbal