[ac-i] A.Kohar Ibrahim: Sumbu [1 Attachment]

2009-07-28 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
Sumbu
Sajak: A.Kohar Ibrahim
http://16j42.multiply.com/journal/item/444/
 
 
A.Kohar Ibrahim :
 
 
Sumbu
 
sumbu mau ku
nyala
sumbu ku mau
nyala
senantiasa mau ku
nyala
biar pun dikau tiup
nyala
tak kan ku redup
nyala
senantiasa bisa
nyala
sumbu dikau sulut
nyala
pelita kalbu mu
daku
 
13.J.09
*
Foto ilustrasi : Composition – karya lukis Abe alias Kohar.
 


  

[ac-i] President & VP of Indonesia will attend World Premiere of "LIBERTAS"

2009-07-28 Terurut Topik chendra panatan


















The President of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, and the Vice President 
Jusuf Kalla will attend the world premiere of Cantata no. 2 "LIBERTAS", a new 
masterpiece by the renowned composer Ananda Sukarlan. "LIBERTAS" 
is commissioned by Bimasena,  and patron of this concert is Dr. Purnomo 
Yusgiantoro, Minister for Energy and Mineral Resources of Indonesia and 
Chairman of the Board of Advisors of Bimasena.



  
The first part of the concert will feature in the first part the maestro Ananda 
Sukarlan himself playing the piano  compositions such as Prelude, op.3 no.2 by 
Sergei Rachmaninov, Andante from Sonata Pathetique, op. 13 by Ludwig van 
Beethoven, and Rapsodia Nusantara no .3 by Ananda Sukarlan himself . 
  
The second part will feature Ananda Sukarlan's Cantata no. 2 "LIBERTAS", based 
on poems on universal freedom and human rights, and its numbers are the 
following : 
  


Bentangkan sayapmu, Indonesia ! 
  
Poem by Ilham Malayu 


Palestina 
  
Poem by Hasan Aspahani 


The young dead soldiers do not speak 
  
Poem by Archibald MacLeish 


I understand the great hearts of heroes 
  
Poem by Walt Whitman 


A un poeta muerto 
  
Poem by Luis Cernuda 


Requiescat, to those who died fighting for freedom  
  
(for english horn and strings) 
  
  


Ia telah pergi 
  
Poem by WS Rendra 


Kita Ciptakan Kemerdekaan 
  
Poem by Sapardi Djoko Damono 


Krawang – Bekasi 
  
Poem by Chairil Anwar 
  
  
Joseph Kristianto -Baritone Soloist 
Institut Teknologi Bandung Choir cond. by Indra Listiyanto 
 Adelaide Simbolon-Organ, Harianto-English Horn, Neo String Quartet 




on: Thursday, 13 August 2009 


Time: 19.00 – 22.00 hrs 
(Preceded by a light buffet) 


Venue: The Grand Ballroom of The Dharmawangsa 
Jalan Brawijaya Raya 26, Jakarta Selatan 
  

This concert is also aimed to support the YAYASAN MUSIK SASTRA INDONESIA 
(Indonesian Classical Music Foundation), a foundation with aims to help young 
people from low income families, to have access to classical music and learn to 
play musical instrument. More info about the Foundation can be found at 
http://www.facebook.com/group.php?gid=63718204240 

Admission fee : Member of BIMASENA Rp. 1.000.000,- 
(as donation) Public Rp. 1.500.000,- 

(Including a light buffet dinner) 
  

BIMASENA, The Mines and Energy Society 
Attn. Ms. Hastin / Ms. Eva 
Tel: (6221) 725 8668 Fax: (6221) 723 6193 
E-mail: bimas...@cbn.net.id 
  
more info : Chendra Panatan (Ananda Sukarlan Management) at y...@yahoo.com or 
0818 891038 




  

[ac-i] Pusling Ceria di desa Tibasurak [1 Attachment]

2009-07-28 Terurut Topik gongmedia cakrawala




Pusling Rumah Dunia:

MINGGU CERIA DI KAMPUNG TIBASURAK, TAKTAKAN

 

Bulan Rajab dan sya’ban adalah bulannya musim kawin di Banten. Tapi di
Rumah Dunia bulannya “Perpustakaan Keliling Rumah Dunia” (Pusling RD).
Bekerjasama dengan KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) Untirta Serang, selama Agustus
ini, Pusling RD akan mendatangi 12 desa. Hingga hari ini baru 2 desa; yaitu
Curug dan Tibasurak, Taktakan.

 

Hari Minggu (26/7) lalu, Pusling Rumah Dunia mendatangi desa Tibasurak,
Taktakan. KKM Untirta Kelompok 15 yang menjadi penanggung jawab di lokasi. 
“Selain
Pusling, juga ada aneka lomba,” terang Muhzen Den, PJ acara. Ada lomba
menggambar, mewarnai, dan pembacaan puisi. 

 

Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 – 12.00 digelar di Madrasah
Diniyah Madarijul Ulum dengan nama “Minggu Ceria Bersama Rumah Dunia”.
Tujuannya membahagiakan anak-anak. “Suasana hari anak masih terasa,” kata
Firman Venayaksa, Presiden Rumah Dunia.

 

Sekitar 100-an anak memadati  halaman madrasah. Para orang tua dan pengurus
madrasah tampak hadir. Mereka mendapat hiburan pembacaan puisi dari relawan
Rumah dunia; Abdul Salam dan Dedi Setiawan, serta menyanyi bersama Ki Amuk,
Anak-anak  sangat bergembira dan menyanyi
bersama lagu ‘Naik-naik ke puncak gunung”. 

 

Ahmad Fatoni, Lurah Tibasurak, dalam sambutannya mengatakan, “Acara  seperti 
ini baru pertama kali di desa kami,
yang kebanyakan pedagang. Anak-anak tampak bergembira dan kreativitas mereka
pun muncul. Ini luar biasa.”

 

 Selain aneka lomba dan
perpustakaan keliling menggunakan bajay dan motor, Rumah Dunia juga menyumbang
3 dus buku/majalah ke perpustakaan desa. (*)






  

[ac-i] Pertunjukan Teater “Kintir (Anak-anak Menga lir di Sungai)” Seni Teku Yogyakarta [1 Attachment]

2009-07-28 Terurut Topik ibed surgana yuga
Pertunjukan Teater “Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai)” 
Seni Teku Yogyakarta 

Seni Teku Yogyakarta dalam produksinya yang ke-6 mempersembahkan pertunjukan 
teater berjudul Kintir (Anak-anak Mengalir di Sungai), di Pendopo Blumbang 
Garing (Ong Harry Wahyu), Nitiprayan, Selasa-Rabu, 4-5 Agustus 2009, 20.00 WIB. 
Pertunjukan yang merupakan bagian dari Festival Teater Jogja 2009 ini mengambil 
bagian kecil dari epos Mahabharata, terutama bagian kelahiran Dewabrata atau 
Bhisma, sebagai salah satu sumber teks. Teks ini kemudian “dibenturkan” dengan 
teks-teks tentang pengalaman masa kecil di sungai serta kisah-kisah anak 
jalanan. Benturan teks-teks tersebut melahirkan peristiwa teatrikal yang 
tumpang tindih, dengan keberagaman emosi dramatik. 

Pertunjukan dengan penulis teks dan sutradara oleh Ibed Surgana Yuga ini secara 
verbal menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa. Idiom pemanggungan merupakan 
jelajah artistik dari idiom pemanggungan pertunjukan tradisi, realisme hingga 
kontemporer, seperti gaya akting realis, tari tradisi, tembang, mantra atau doa 
Jawa, mbarang, musik elektrik, akrobat, dan lain-lain. 

Cerita berkisar pada Dewi Gangga yang turun ke bumi dengan tugas melahirkan 
delapan wasu yang dikutuk-pastu menjadi manusia. Tujuh anak yang lahir dari 
rahimnya dihanyutkannya ke sungai, kecuali anak terakhir, yaitu Dewabrata yang 
kelak dikenal sebagai mahasenapati Bhisma. Di sisi lain, seorang ibu melahirkan 
delapan anak tanpa suami. Anak-anak itu lahir dari hubungannya dengan kekasih, 
lelaki yang memperkosanya serta lelaki yang membayarnya. Ketujuh anaknya hilang 
tanpa diketahui sebabnya. Mungkin anak-anak itu hanyut di sungai atau tersesat 
di jalanan. 

Tiket gratis. Disediakan makan dan minum gratis di angkringan saat pertunjukan. 
Contact person: Yayan (085 6291 7362). 

Penulis Teks & Sutradara: Ibed Surgana Yuga, Pelaku: Pranorca Reindra, Joe DN, 
Marya Yulita Sari, Andika Ananda, Jibna Sudiryo, Cahyo, Sarinah, Penata Bunyi: 
Lintang Radittya, Penata Cahaya: Agus Salim Bureg, Pewujud Seting & Properti: 
Miftakul Efendi, Manajer Latihan & Panggung: Ade Puraindra, Pelaksana Produksi: 
Febrian Eko Mulyono, Dina Triastuti, Riski Pamulanita, Dimas, Rozita. 



  

[ac-i] KOMPETISI MOST- UNESCO- LIPI AWARD : CALL FOR PAPERS

2009-07-28 Terurut Topik Chris Poerba


  Sekedar informasi 

KOMPETISI MOST- UNESCO- LIPI AWARD : CALL FOR PAPERS

  Selasa, 12 Mei 2009
  
  CALL FOR PAPERS
KOMPETISI MOST-UNESCO-LIPI AWARDKARYA TULIS TENTANG PELAKSANAAN HAK ASASI 
MANUSIA (HAM) DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ILMU-ILMU SOSIAL DAN 
KEMANUSIAANBAGI ILMUWAN MUDA INDONESIA
Tema:
Pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia dalam Perspektif Ilmu-ilmu 
Sosial dan KemanusiaanSub tema :
Hak-Hak Sosial (Social Rights)
Hak-Hak Ekonomi (Economic Rights)
Hak-Hak Sipil (Civil Rights)
Hak-Hak Politik (Political Rights)
Ketentuan peserta:
Usia peserta maksimum 35 tahun
Minimum lulusan Perguruan Tinggi
Memiliki track record dalam penelitian atau penulisan ilmiah (sertakan biodata 
lengkap)
Ketentuan Makalah :
Penelitian orisinil baik secara  individu atau atas hasil kerja kelompok yang 
belum pernah diterbitkan.
Makalah
yang diajukan merupakan analisis sosial dengan disertai pemecahan suatu
masalah dalam perumusan kebijakan publik yang berkaitan dengan HAM dan
dapat diimplementasikan.
Panjang tulisan antara 5000-8000 kata (tidak termasuk tabel dan diagram).
Ditulis dengan menggunakan huruf tahoma font 11, satu setengah (1,5) spasi.
Seleksi dan Penghargaan Pemenang
Setiap
makalah yang masuk akan diseleksi dan dinilai oleh tim Juri MOST dan
seluruh makalah menjadi hak milik panitia. Lima makalah terbaik akan
dipresentasikan dalam acara workshop MOST- UNESCO -LIPI dengan tema
?HAM dalam perspektif Imu-ilmu Sosial dan Kemanusian?, untuk kemudian
disaring dan dipilih menjadi tiga orang pemenang. 
Ketiga
pemenang akan menerima Penghargaan MOST UNESCO LIPI berupa sejumlah
uang dan piagam. Karya Tulis pemenang akan dipromosikan untuk
diterbitkan di Jurnal Masyarakat Indonesia dan/atau Journal of
Indonesian Social Sciences and Humanities (JISSH)-Jurnal Internasional
Ilmu Sosial-LIPI.
Pengiriman Makalah
Makalah
(dalam bentuk softcopy) dapat dikirimkan melalui e-mail ke
mostlipi...@yahoo.com, mostlipi...@gmail.com, mostlipi...@plasa.com dan
diterima panitia paling lambat 15 Juli 2009. Sekretariat Panitia

Kedeputian
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Penelitian
Indonesia (Deputi IPSK-LIPI), Gedung Widya Sarwono Lt 3
Jl. Gatot Subroto No 10, Jakarta Selatan
Indonesia, Tel./Fax. (021) 522 2085.
Contact Person : Endang S Soesilowati 081808243437
Bahtiar Rifai 08562717145
Penyelenggara
MOST-UNESCO-LIPI
Atas kerjasama LIPI dengan Kantor UNESCO JakartaTawaran ini diperpanjang sampai 
dengan tanggal 29 Juli 2009.


  Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari 
Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

[ac-i] PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO (DKKM) 2009-2014

2009-07-28 Terurut Topik abdul malik


PEMILIHAN KETUA UMUM DEWAN KESENIAN KABUPATEN MOJOKERTO  (DKKM) 2009-2014

 

HARI : SABTU

TANGGAL: 1 AGUSTUS 2009

PUKUL   : 09.00 WIB

TEMPAT : AULA DINAS PEMUDA OLAH RAGA KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA KABUPATEN MOJOKERTO

JL.JAYANEGARA 4

MOJOKERTO

 

Setiap komite (Sastra, Musik, Tradisi, Teater, Tari, Rupa)
akan diwakili 5 orang.

 

Konfirmasi Undangan:

Bapak Drs H Eko Edy Susanto, Msi

081 231 89 347 




  

[ac-i] Mencicipi Tulang dengan Sedotan

2009-07-28 Terurut Topik Dhani Iqbal
Mencicipi Tulang dengan Sedotan
Oleh Siti Nurdina

Di depan
saya terhidang semangkuk sop tulang sumsum kambing. Panasnya mengepul
dan tampak lezat. Sop ini memiliki kuah kaldu yang bening dan sangat
gurih. Cara menyantapnya cukup unik: saya harus menghirupnya dengan
cara memasukkan sedotan panjang ke dalam rongga tulang.

Karena
tampak lezat, saya langsung menyerbu begitu sop berada di depan saya.
Tapi… aduh! Lidah saya kepanasan. Ternyata panas sop ini memang harus
ditunggu beberapa saat untuk menjadi hangat. Setelah itu barulah
kelembutan sumsum mengalir di lidah saya. Dan rasanya… hmm… sungguh
enak.

Selanjutnya klik http://wisataloka.com/menu/mencicipi-tulang-dengan-sedotan/


Salam,
TM. Dhani Iqbal


  

[ac-i] Pendaftaran Relawan Komnas Perempuan

2009-07-28 Terurut Topik Chris Poerba
Sekedar Informasi, mudah-mudahan berguna
Pendaftaran Relawan Komnas Perempuan
29 Juni 2009

 Anda ingin menjadi relawan?

Anda ingin berbuat sesuatu terhadap sesama?

Setiap tahun Unit Pengaduan untuk Rujukan (UPR) Komnas Perempuan
menerima rata-rata 500 kasus pengaduan kekerrasan terhadap perempuan
(KTP).
Sementara jumlah kekerasan meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
2008 jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 54.425, yang ditangani oleh
pemberi layanan di seluruh Indonesia.

Anda mau, Anda bisa bergabunglah menjadi relawan.
Syarat-syarat
Pendidikan minimum SMU dan sederajatPerempuanUsia 20-50 tahunBerdomisili di 
JabodetabekKomunikastifMemiliki pengetahuan tentang kekerasan terhadap 
perempuanMempunyai pengetahuan memberikan konsultasi awalDapat bekerja dalam tim

Untuk informasi hubungi
Unit Pengaduan untuk rujukan



Telp
:
021.3903963


Fax
:
021.3903963


E-mail
:
jana...@komnasperempuan.or.id


Website
:
www.komnasperempuan.or.id



Pendaftaran ditunggu sampai akhir Juli 2009



  Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[ac-i] Jadwal Pentas Ludruk Karya Budaya Mojokerto AGUSTUS 2009

2009-07-28 Terurut Topik abdul malik


JADWAL LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO

BULAN AGUSTUS 2009:

 1 Agustus, Sabtu  : Jetak/Jasem, Nogro,
Kabupaten Mojokerto

2 Agustus , Minggu: Setro, Menganti, Gresik

3 Agustus, Senin: Temuireng, Dawar, Kabupaten
Mojokerto

4 Agustus, Selasa: Bantengan, Krian, Sidoarjo

5 Agustus, Rabu: Mntub, Lamongan

6 Agustus, Kamis: Jatisumber,Trowulan, Kabupaten
Mojokerto (Ruwah desa)

7 Agustus, Jumat: Keper, Krembong, Sidoarjo

8 Agustus, Sabtu: Karangandong, Kedamean, Gresik

9 Agustus, Minggu: Sodowungu, Menganti, Gresik

10 Agustus, Senin: Kesemen, Ngoro, Kabupaten
Mojokerto

11 Agustus, Selasa: Gampingrowo, Tarik, Sidoarjo

12 Agustus, Rabu: Manduru, Ngoro,Mojokerto

13 Agustus, Kamis: Watesari, Balongbendo,
Mojokerto

14 Agustus, Jumat: Kantor kecamatan Kutorejo
Mojokerto

15 Agustus, Sabtu: Bambe, Driyorejo, Gresik

16 Agustus, Minggu: Karangturi, Menganti, Gresik

17 Agustus, Senin: Semambung, Gedangan, Sidoarjo

18 Agustus, Selasa: Wates/Kupang, Jetis, Mojokerto

19 Agustus, Rabu: Ngepung, Pungging, Mojokerto

20 Agustus, Kamis: Cembor, Pacet, Kabupaten
Mojokerto

SEKRETARIAT:

Suromulang Barat II-5

Perum Surodinawan Kota Mojokerto

 

PONDOK:

Pondok Jula Juli

Dusun Sukodono RT 02 RW 1, Desa Canggu, 

Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto 61300, Jawa
Timur

KONTAK:

H. Eko Edy Susanto,Msi [Cak Edy Karya],

Pimpinan Ludruk Karya Budaya,

Telp 0321- 362847

Hp 081 231 89347.

Email: 

cakedikarya(at)yahoo.com,


cakedikarya(at)gmail.com

http://ludrukkaryabudaya.multiply.com

 




  

[ac-i] Lomba Esai Foto "Entitas yang Terlupakan"

2009-07-28 Terurut Topik Dhani Iqbal
Untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-64,
www.wisataloka.com bekerjasama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ)
menyelenggarakan Lomba Esai Foto.

Tema:   “ENTITAS YANG TERLUPAKAN”
Sub tema:   
1. Sejarah
2. Kebudayaan

Jenis
Foto : Foto esai (berseri); minimal 5 (lima) foto dan maksimal 12 (dua
belas). Dilengkapi dengan keterangan foto (caption) dan pengantar
narasi foto.

Penerimaan Foto :   22 Juli 2009 s/d 22 Agustus 2009.

Pengumuman Pemenang :   29 Agustus 2009 di www.wisataloka.com

Peserta berdomisili di Jabodetabek

Info selengkapnya klik : http://wisataloka.com/lomba-foto.htm


Salam,
TM. Dhani Iqbal



  

[ac-i] [BUKU INCARAN] Orang Biasa Menulis Kehidupan Langka

2009-07-28 Terurut Topik Anwar Holid
[BUKU INCARAN]

Orang Biasa Menulis Kehidupan Langka
---Anwar Holid


Vinondini Indriati pernah menulis di muka Facebook saya: "Ordinary people write 
unordinary life."

Ungkapan itu cukup pas mewadahi kesan umum atas autobiografinya, Nyi Vinon 
(Daun Buku, 398 hal., Rp.60.000), yang terbit dalam kemasan cantik-mungil, 
sehingga sangat enak untuk dibawa-bawa sepanjang waktu sampai habis dibaca. 
Saya membolak-balik buku itu, menandai bagian yang asyik dan mengesankan, 
akhirnya berani bilang betapa seorang individu yang tampak biasa-biasa saja, 
ternyata memiliki isi kepala, pandangan hidup, dan komentar terhadap dunia 
beserta segala halnya, yang begitu ramai, unik, bahkan kadang-kadang aneh dan 
mencengangkan. Seperti keberaniannya menulis "unordinary", dan bukan memilih 
"unorthodox", "extraordinary", atau "uncommon" meski artinya serumpun.

Setelah dalam beberapa minggu agak tekun membaca-baca autobiografi tersebut, 
terasa betapa buku ini asyik, lucu, jujur, lancar, sederhana, sekaligus 
mendasar. Memang ada kala tulisannya merembet ke mana-mana, akibat ingin 
mengomentari banyak hal, tapi dia terus berusaha fokus dari bagian ke bagian. 
Karakter dirinya nyata dan jelas-jelas tampak di setiap fase kehidupan dan 
pemikiran. Dari segi penuturan, buku itu melesat berhasil menghindari klise 
autobiografi yang membosankan. 

Publik yang skeptik mungkin akan bertanya-tanya, siapakah Vinon sampai 
berani-berani bikin autobiografi di usia awal tiga puluhan? Apa dia membuat 
terobosan sejarah? Mengalami drama kemanusiaan begitu hebat? Bila itu 
pijakannya, orang akan kecewa. Karena menulis tentang kehidupan "biasa" itu, 
yang terasa pada bukunya bukan heroisme, menghebatkan diri,  atau mencela orang 
lain, melainkan mengamat-amati dan berketapan hati. Meski ada-ada saja, 
perjalanan hidup Vinon pada dasarnya masih terbilang biasa untuk ukuran orang 
kebanyakan. Dia menghabiskan sekolah dengan ikut Pramuka, ekstrakurikuler, 
aktif di banyak kegiatan, atau membentuk peer group yang solid. Bagi sebagian 
anak SMA, terpilih sebagai peserta AFS mungkin terbilang istimewa. Tapi bukan 
itu poinnya. Yang paling berharga dari bukunya ialah proses penemuan diri, 
bahwa hidup merupakan serangkaian pilihan dan tanggung jawab, dan itu akan 
berlangsung terus memasuki periode baru.

Sebagai anak dari keluarga pengelola pabrik gula di Cirebon, masa kecil Vinon 
berlangsung menyenangkan, penuh permainan dan kegiatan, sebagian mengandung 
balutan mitos agama Islam setempat. Meski mengakui bahwa lingkungan pabrik gula 
merupakan subkultur, Vinon bukan tipe anak sok atau pertentangan kelasnya 
meruncing jadi permusuhan. Keluarganya memperlihatkan moral dan toleransi 
tinggi. Di sebelah rumahnya ada asrama zending, tempat kawan-kawan ayahnya main 
catur, sementara Vinon bersama kakak dan adik main ketangkasan bernama 
"jembatan sirotol mustakim" untuk menentukan apa mereka akan masuk neraka atau 
surga.

Dia mengutip sebuah hadis Qudsi, salah satu teks suci dalam agama Islam: 
Barangsiapa mengetahui dirinya, sesungguhnya ia mengetahui Tuhan yang 
menjadikannya. Itulah tujuan besar dari autobiografi tersebut: dia ingin 
memahami diri sendiri. Kehidupan Vinon banyak cerita, penuh interaksi dengan 
orang lain, dan karena itu membuat buku ini berharga. Dia cukup utuh 
menceritakan perkembangan kesadaran pemikiran dan emosional dirinya. Berkisah 
dari masa kecil bersama keluarga, sekolah, kuliah, aktivitas, keyakinan, tempat 
tinggal, kawan, dan pekerjaan dengan bahasa riang. 

Bab paling menarik dalam buku ini ialah mengenai kepercayaan. Komentarnya 
tentang keyakinan, agama, sisi spiritualitas manusia, pandangannya tentang 
Tuhan, jangan-jangan bisa membuat orang yang beriman secara dogmatis jadi 
tambah putus asa. Mengherankan betapa orang awam bisa menemukan keyakinan 
pribadi yang begitu lain dengan orang kebanyakan. "Penemuan" seperti itu 
sungguh luar biasa, apalagi bila kita bandingkan dengan ajaran maupun mitos 
yang dia terima sejak kecil.

Konon, sebelum terbit seperti sekarang, autobiografi ini sudah beredar dari 
tangan ke tangan (bukan tertangkap tangan) di kalangan teman-teman dan keluarga 
dekatnya. Namun rupanya aspek dalam buku ini---mulai dari kekayaan budaya, 
perkembangan pemikiran, hingga uraian psikoanalisis terhadap 
dirinya---melebarkan distribusinya hingga sampai ke tangan dosen antropologi 
maupun psikologi untuk dijadikan bahan kajian. Atas desakan kakaknya, akhirnya 
buku ini terbit dengan pantas, mendapat sentuhan editing dan desain yang bagus. 
Vinon sendiri terinspirasi menulis biografi setelah membaca autobiografi karya 
seorang kerabat tuanya.

Setelah buku pertama ini, bila nanti berniat dan berhasil menuntaskan, Vinon 
akan menulis pengalamannya memasuki periode pernikahan, membentuk keluarga, 
menjadi orangtua. Subjudul "sastra pranikah" mengindikasikan hal itu. Buku ini 
berakhir dengan pertanyaan: "Dengan siapa saya menikah nanti?" Buku ini 
menunjukkan betapa untuk mengetahui diri sendiri indivi

[ac-i] Madiun Affair 1948 Diskusi Bersama Soemarsono (Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00)

2009-07-28 Terurut Topik Chris Poerba
Sekedar informasi, 
Ternyata presiden pertama di republik ini bisa jadi seorang Batak, Kristen dan 
Kiri.Amir Sjarifuddin.

  
Pantau dan TUK



Madiun Affair 1948

Diskusi Bersama Soemarsono



Soemarsono, pada 1945, sebagai ketua Pemuda Republik Indonesia ,

melucuti senjata Jepang dan memimpin perang lawan tentara Inggris di

 Surabaya . Mayor
Jenderal Soemarsono lantas jadi Gubernur Militer

Pemerintahan Front Nasional daerah Madiun pada September 1948. Bersama

Amir Sjarifuddin, dia memimpin long march 100 hari melawan "terror

putih" pemerintahan Perdana Menteri Moh. Hatta. Lantas dia sembunyi di

Pematang Siantar hingga 1964. Pada 1965 dia ditangkap dan ditahan 10

tahun di Salemba. Pada 1987, pindah ke Sydney 
dan menjadi warganegara

 Australia .



"Siapa yang musti memproklamasikan dan menjadi Presiden Republik

 Indonesia 
pertama? Pertama kali yang dicalonkan adalah Amir

Sjarifuddin. Semua pemuda menerima. Cuma Soekarni tanya, `Bung Amir

dimana?' Dia sebenarnya tahu Bung Amir ditawan Jepang di Lowokwaru,

 Malang …
Umpamanya dia diketahui Jepang, lalu dibunuh. Nah kita

mempunyai presiden pertama sudah dibunuh. Bagaimana bisa?"



"Saya ini pelaku, saya saksi. Bahwa sampai kapan pun Peristiwa Madiun

itu bukan suatu pemberontakan, tetapi penindasan dari satu pemerintah

yang melaksanakan Red Drive Proposal dari Amerika Serikat, mau

membasmi kaum kiri dan kami melakukan perlawanan. Lha Berontak Madiun!

Berontak apa? Buktinya apa?"



Teater Utan Kayu

Jl.. Utan Kayu 68H

Jumat, 24 Juli 2009 pukul 16:00-19:00



Penanggap:

Baskara T. Wardaya, sejarawan, menulis disertasi Cold War Shadow:

United States Policy Toward Indonesia 1953-1963; serta buku Bung Karno

Menggugat.



 Wilson ,
sejarawan, menulis buku Orang dan Partai NASI di Indonesia,

sedang bikin documentary soal Soemarsono



Moderator:

Andreas Harsono, wartawan, kini menulis buku A Nation in Name:

Debunking the Myth of Indonesian Nationalism



Screening Film:

Saksi Mata Yang Terlupakan produksi Jaringan Videomaker Independen


  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[ac-i] DeniseJannah-PRemail

2009-07-28 Terurut Topik karta pustaka


Konser Musik Jazz dari Belanda

DENISE JANNAH AND BAND

Senin, 27 Juli 2009, 19.30 wib.
Gedung Thomas Aquinas Univ. Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 44, Yogyakarta

Tanda masuk: Rp. 10.000,00. dapat diperoleh di:
1. Karta Pustaka: Jl. Bintaran Tengah 16. T. 383792
2. EltiRa: Jl. Sabirin 6, Kotabaru. T. 557215
3. Bagian KHK UAJY: Jl. Babarsari 44. T. 487711 

"Wanita ini bisa membuat kita bermimpi, menangis, dan jatuh cinta. Apalagi yang 
kita inginkan?" (The Music Advocate)

Denise Jannah seorang vokalis jazz kelahiran Suriname. Ia juga penulis lirik 
lagu, pelatih teater, dan aktris. Ia telah mengeluarkan 6 CD album, dan 
memenangkan 2 Edison Award untuk prestasinya sebagai penyanyi jazz. Di samping 
suaranya yang hangat, supel dan kepribadiannya yang menarik, ia adalah musisi 
serba bisa. Ia menguasai musik Gospel, R&B, Musical, Latin, dan World Music. Ia 
telah tampil di pangung-panggung internasional, dan bernyanyi dalam berbagai 
formasi musik. Ia menyuarakan kebebasan artistiknya  dengan menggabungkan aneka 
gaya musik, termasuk budaya Suriname yang begitu kaya. Ia menguasai banyak 
bahasa. Kemampuan ini dimanfaatkan dalam musiknya. Ia pun membuat puisi menjadi 
musik. Ia membawakan puisinya pada festival-festival sastra di belanda, 
Suriname, Afrika Selatan, Aruba, Antillen Belanda. Dengan kemampuan musiknya 
yang mengagumkan, Denise Jannah menjadi duta budaya yang efektif bagi 
bangsanya. 

Pada tahun 2003 dan 2005 ia telah mengadakan tur konser di Indonesia, namun 
baru kali inilah ia akan menyapa publik jazz Yogyakarta. Konser di Yogyakarta 
ini terselenggara atas kerjasama Erasmus Huis, Karta Pustaka, Universitas Atma 
Jaya Yogyakarta, dan EltiRa.




[ac-i] Rilis: Gelar Apresiasi Kaum Perempuan Seni Tradisi & Kuliner Kab.Sukoharjo

2009-07-28 Terurut Topik agung priyo wibowo
*

Press rilis:
*

Gelar Apresiasi Kaum Perempuan
*

Seni Tradisi & Kuliner

Desa Kotakan, Kab.Sukoharjo, 25 -26 Juli 2009
*



Sanggar Sekar Jagad, Desa Kotakan, Kab. Sukoharjo mengadakan Festival Seni
Tradisi & Kuliner, Kaum Perempuan se-Kab.Sukhojarjo. Suatu festival
menghidupkan dan melestarikan seni tradisi yang dilakukan oleh perempuan
pelaku seni/komunitas yang berbasis spirit tradisi agraris dan juga lomba
kuliner berbahan lokal.

Festival ini bertujuan untuk melestarikan seni tradisi dan mendorong
pertumbuhan kreativitas kaum perempuan untuk berjiwa innovatif. Menyadari
dan mencintai potensi *local genius*-nya sendiri – seni tradisi dan bahan
pangan lokal s , mengandung substansi: kesadaran merawat sejarah lokalnya
dan rasa bangga menuju insan yang mandiri dan kreatif-innovatif. Event ini
juga untuk merespon Tahun Industri Kreatrif 2009. Bahwa dengan bersikap
kreatif dan innovatif , seni tradisi lestari dan jiwa kewirausahaan
*(entrepreneurship)
*tumbuh dalam karya nyata. Kreatif bukan hanya sekedar kata, namun berbuat
dalam karya nyata.

Program ini juga bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sikap kreatif dan
innovatif pada kaum perempuan pada khususnya dan masyarakat Kab. Sukojarjo
pada umumnnya serta membangkitkan kesadaran untuk peduli pada potensi budaya
dan sejarah lokalnya

Festival diadakan di Desa Kotakan, RT.04/RW.06. Kelurahan Bakalan,
Kec.Polokarto, Kab. Sukoharjo 25 – 26 Juli 2009 dengan agenda :
*

25 Juli 2009. pk. 19.00 – 22.00

Pementasan:
*

Konser Gamelan Srikandi

Penembromo Lesung

Lesung Ngumandang

Kolosal Lesung

Lesung Tiga Generasi

Rampak Kentongan


*

26 Juli 2009, pk. 08.00 – 12.00 wib

Pameran kuliner
*

35 grup kuliner dari 12 kecamatan di Kab. Sukoharjo.
*

**

Contact Person:
*

Joko Ngadimin

081225949078, 081578484834

sanggarsekarja...@yahoo.co.id


[ac-i] Trs: Arung Sejarah Maritim (ODT): HISTORICAL ISLAND ADVENTURE VI & VII [2 Attachments]

2009-07-28 Terurut Topik Asep Kambali
--- Pada Rab, 22/7/09, Asep Kambali  menulis:
Dari: Asep Kambali 
Judul: Arung Sejarah Maritim (ODT):  HISTORICAL ISLAND ADVENTURE VI & VII

Tanggal: Rabu, 22 Juli, 2009, 3:59 PM





Arung Sejarah Maritim (ODT) 

HISTORICAL ISLAND ADVENTURE VI & VII 

Onrust, Kelor, & Cipir Islands 

   

Sabtu, 1 Agustus 2009
& Minggu, 2 Agustus 2009 

Pkl.06.30-16.00 wib (One Day
Trip) 

   

Silahkan pilih hari yang cocok dengan Anda! 

   

HTM Rp. 145.000.- / peserta, terbatas hanya untuk 90 orang.

Kegiatan tidak akan dilaksanakan
jika peserta kurang dari 30 orang.  

Peserta anak-anak harus
diatas 10 tahun dan di bawah pengawasan orang tua. 

   

SUDAH TERMASUK pin unik; air mineral; transportasi kapal pp; t-shirt keren, 
tiket masuk
lokasi [3 pulau], makalah/ handsout, ikan bakar sepuasnya, tour guide &
nara sumber. 

   

TIDAK TERMASUK asuransi jiwa/kecelakaan;
tiket masuk pulau Bidadari; makan siang; snack; transportasi menuju Muara
Kamal. 

   

MEETING POINT Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan KAMAL MUARA 

(Peta terlampir) 

   

RENCANA ACARA

[06.00-07.00] Registrasi
Ulang di TPI Pelabuhan Muara
Kamal
(bukti transfer WAJIB
dibawa)

[07.00-07.15] Persiapan Pemberangkatan  

[07.15-07.45] Perjalanan menuju Pulau Kelor

[07.45-08.45] Jelajah Pulau Kelor  

[09.00-09.15]
Perjalanan menuju Pulau Onrust

[09.20-11.20] Jelajah Pulau Onrust + Games

[11.20-13.30] ISTIRAHAT, Sholat, Makan Siang

[13.30-13.40]
Perjalanan
Menuju Pulau Cipir  

[13.40-15.00]
Jelajah Pulau Cipir +
Closing

[15.10-15.40] Perjalanan pulang menuju
Pelabuhan Muara Kamal

[15.40-16.00] Pulang ke Rumah masing-masing. 

   

CATATAN &
TIPS 

ü  Peserta wajib registrasi ulang,
dengan menyerahkan bukti transfer (struk). Jika tidak membawa bukti transfer
HARUS membayar kembali di tempat. Dan akan dikembalikan (100%) jika dapat
menunjukan bukti transfernya dikemudian hari. 

ü  Registrasi ulang dilakukan pada jam
tersebut di atas, diluar jam itu tidak akan dilayani. 

ü  Toleransi keterlambatan 15 menit,
peserta yang terlambat akan ditinggal. Kecuali ada komunikasi dengan panitia. 

ü  Total peserta fixed adalah 90 orang
dan akan dibagi menjadi 3 kelompok @ 30 orang. Masing­-masing kelompok akan
naik dalam satu kapal yang berbeda (total kapal 3 buah).  

ü  Acara 100% walking tour di
dalam pulau, dengan mengarungi lautan menggunakan transportasi kapal yang
terbuat dari kayu. 

ü  Dipersilahkan membawa makanan (berat
+ ringan) untuk makan siang dan cemilan. Boleh juga membawa makanan lain buat
dishare sesama peserta ;-)  

ü  Disarankan memakai pakaian casual,
memakai sepatu kets/sandal gunung, membawa pakaian ganti secukupnya,
obat-obatan pribadi, sunblock, sunglass, handuk kecil / tisue basah dan topi
lebar.  

ü  Diwajibkan membawa alat makan/minum
dan nasi putih. (Air mineral disediakan)  

ü  Boleh juga membawa kamera/handycam/
recorder  

ü  Diwajibkan membawa lotion anti
nyamuk. 

ü  Boleh membawa alat snorkeling dan
atau pelampung pribadi (jika memiliki) 

ü  Karena kegiatan banyak dilakukan di
dalam pulau bersejarah dan lautan, maka perlu berhati-hati dalam beraktivitas
tidak pisah dengan rombongan, dan tidak berkata-kata yang sombong.  

ü  Semua peserta dilarang mengambil,
memindahkan, merusak, mencorat-coret bangunan/barang- barang/ benda-benda
bersejarah. (Pasal 26, UU BCB No.5/Th.1992) . 

ü  Kondisi objektif Kamal Muara, becek,
bau amis, dan ramai. Tidak tersedia tempat parkir yang layak. 

ü  Alternatif Transportasi: Bus Transjakarta
jalur Kalideres berhenti di Cengkareng Mall  dari situ tersedia angkutan 
omprengan sejenis
carry ber-plat hitam menuju Kamal Muara. Biaya perorang sekitar Rp.5000; Bus
Transjakarta jalur Blok M – Kota berhenti di Stasiun KA Kota, jalan kaki / naik
ojek sepeda menuju RM. Batavia Minang Kali Besar Barat – Jak Bar. Biaya
perorang Rp.3000.-  

   

CARA PENDAFTARAN & PEMBAYARAN 

Pendaftaran dan Pembayaran DITUTUP hari
Rabu, 29 Juli 2009, Pukul 18.00wib. 



Pendaftaran: Silahkan Booking via SMS ke: 0816.982.789 (no call, please!) dan
kemudian Anda akan mendapatkan Reply
no.urut pendaftaran. Cara SMS
Booking: Nama Lengkap / Jenis Kelamin / Pekerjaan / Email / Total peserta yang 
akan ikut.
Contoh Booking: Denny
Setiawan / L / Wiraswasta / de...@live.com /
5 orang. 

Pembayaran: Pembayaran dengan cara
transfer ke Acc. BCA No: 697.0109.160 an.
Asep Kambali, dengan menambahkan no.urut pendaftaran yang didapat dari panitia.
Contoh transfer: Setelah mendaftar
melalui SMS, Denny mendapatkan SMS balasan dengan no.urut 85, maka Denny harus
transfer sejumlah Rp.145.085 (085 adalah no.urut pendafaran).  

   

INFORMASI UMUM:


Telepon: (021) 9465.0099 | M.0818.0807.3636 



 

   

Secretariat 

KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI) & JAKARTA HERITAGE COMMUNITY (JHC) 

Jl. Danau Limboto No.17 Pav, Bendungan Hilir Jakarta 10210 Indonesia. 

Phone:+62.21.9465.0099; HP:+62.818.0807.3636 

Homepage: http://www.komunitashistoria.org 

Group Discussion: http://www.forum.komunitashistoria.org


Add us on your FS | FB | 

[ac-i] Nanti dari Pelabuhan Lamongan bisa tak gendong kemana-mana

2009-07-28 Terurut Topik Wajah Bercahaya
 Radar Bojonegoro






  
[ Selasa, 21 Juli 2009 ]

  

  Siapkan 11 Trayek Kapal Antarpulau 




  LAMONGAN
- Meski pelabuhan ASDP di Desa Tunggul, Kecamatan Paciran baru ditarget
beroperasi tahun depan, pihak pengelola telah menyiapkan 11 trayek
kapal penumpang antarpulau. 

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub)
Lamongan Agus Suyanto mengatakan, trayek-trayek itu adalah
Lamongan-Bawean, Banjarmasin, Balikpapan, Batulicin, Makasar,
Pontianak, Sampit, Kumai, Maumere, Ende, dan Kupang. "Nantinya
pelabuhan ASDP Lamongan itu akan diproyeksikan menggantikan peran
pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya khusus untuk melayani kapal
penumpang. Sebab pelabuhan Tanjung Perak sudah semakin padat trayek
kapalnya, mulai kapal penumpang hingga barang," katanya kemarin (20/7).

Menurut
dia, dipilihnya Lamongan sebagai lokasi pembangunan ASDP karena
lokasinya dinilai cukup strategis untuk menjangkau berbagai daerah di
Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Sehingga, penumpang kapal yang turun di
pelabuhan ASDP Lamongan mudah meneruskan perjalanan ke berbagai daerah.
"Akses Paciran ke Surabaya juga mudah, jaraknya hanya sekitar 68 km
melalui jalan nasional dan sebagian jalan tol," terangnya. 

Agus
mengungkapkan, sebagian besar dana untuk pembangunan pelabuhan ASDP
yang mencapai Rp 170 miliar itu berasal dari APBN. Meski demikian,
Pemkab Lamongan juga ikut memberikan kontribusi. "Share pemkab berupa
pembebasan lahan seluas 4,5 hektare, studi terminal terpadu, studi
amdal, pembangunan terminal terpadu dan pembangunan jalan radial Kota
Lamongan ke pelabuhan ASDP," paparnya.

Seperti diberitakan,
tahun depan pelabuhan ASDP Lamongan ditargetkan beroperasi. Dari
kebutuhan dana Rp 170 miliar sudah terserap Rp 90 miliar untuk 15
kegiatan. Kekurangan dana Rp 80 miliar akan dipakai untuk pembangunan 
breakwater (bangunan pemecah ombak) untuk pengamanan areal pelabuhan dan 
keselamatan pelayaran. (feb)




 










 


HALAMAN KEMARIN



   

 
  Rumah Ketua PC NU Dirampok 

 

  Perkirakan Telan Anggaran Rp 12 M 
 

 

  Rumah Arifudn Digeledah
 

 

  Muncul Lima Kandidat 
 

 

  Susupkan Pria, Rumah Janda Digerebek
 

 

  Karyawan SBG Ditangkap Berjudi
 

 

  Kampus Unirow Dibobol Maling
 

 

  Transaksi Carnopen, Mucikari Ditangkap
 

 

  Siapkan Rp 4,2 M untuk Jabung Ring Dyke
 

 

  Bayar Molor, Dilaporkan Polisi
 









  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[ac-i] aku dan novelku

2009-07-28 Terurut Topik hudanhidayat
Hudanosch Hudan  novelku
about an hour ago · Comment · LikeUnlike
You and Sahid Sadoell Freeman like this.
Sahid Sadoell Freeman likes this.
Heru Susanto
Heru Susanto
baru?
about an hour ago · Delete

iku Novee Gondrong
keren deh!!! kapan bang...
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
novel keduaku namanya kayu api. aku sayang sekali padanya. mungkin saut benar: 
bagaimanapun, aku adalah prosawan, bukanlah seorang penyair. agak aneh juga: 
orang lain mungkin sukar menulis novel, aku tidak. menulis novel, bagiku 
semudah menulis cerpen atau esai. aku bisa sret langsung menuliskan ketiga itu.

keenggananku dengan dunia kutipan, agak membantuku juga: aku bisa langsung 
masuk ke pokok soalku sendiri, tanpa harus bersibuk dengan pelacakan data. 
kelak, kalau memang memerlukan data, aku tinggal menyusur apa yang kubutuhkan 
itu.

banyak yang aneh dalam hidup ini. yang kurasakan adalah aku dan tertibnya 
situasi. aku selalu mengangankan suasana yang bersih dan tertib. misalnya buku 
buku, dan tempatku bekerja. tapi makin kuangankan makin tak tertiblah kedua hal 
itu.

selalu tempatku bekerja itu kumuh dan kotor. tempatnya sih bagus, tapi 
kebiasaanku yang menyebabkan ia kumuh dan kotor. misalnya rokok dan makanan. 
aku selalu merokok dan mulailah abu rokok dan puntung rokok di mana
about an hour ago · Delete

Yuswan Taufiq
hehe, sama. Abu rokok, bungkus rokok, makanan dan bekas bungkusnya masih selalu 
krasan di dalam ruangan hehe
about an hour ago · Delete

Iwan Gunawan
aih .. aih  sama juga bang  yakhh ... apalah buat ...
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
mana. mungkin aku bisa meminum kopi kental tanpa gula sepuluh gelas sehari. 
mungkin aku percaya: kopi bisa membunuh nikotin. dan kukira itu benar: diriku 
asik asik aja, banyak ngopi dan banyak merokok. tak ada sesuatu pun yang 
kurang. hanya puntungnya itu: berceceran di setiap talam cangkir kopiku. kadang 
aku membuangnya begitu saja tanpa asbak lagi. dan jadilah seputar kursi tempat 
sehari hari aku membaca dan menulis, penuh dengan puntung dan abu yang 
berceceran itu.

belum lagi buku buku. tak banyak, tapi ia seolah kabel kabel dari tiang listrik 
yang berpalangan di atas udara. tak tentu arahnya. sering buku buku itu 
demikian ruwet letaknya, setelah suatu hari aku menghabiskan seharian waktu 
untuk menyusunnya. belum lagi seminggu ia sudah bergeletakan di sana sini. 
sehingga aku mulai sukar mengambil data yang kuperlukan. sehingga jadilah aku 
penulis tanpa data.

besok, semuanya akan kurapikan, kataku. dan tanpa kusadari waktu telah berjalan 
berbulan bulan. semua itu masih saja seperti
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
keadaannya semula: tak teratur.

itulah latar membuat aku malas merapikan semua kerjaku: tulisanku makin 
melimpah limpah, tapi aku tak kuat menjadikannya dalam suatu kumpulan sehingga 
ia menjadi satu naskah yang selesai.

ada juga soal dorongan menulis setiap hari. dorongan yang datang dari dalam 
diriku sendiri. menulis, sehingga tema tema luput dan fokus selalu berganti 
arah. kubayangkan kerja memang harus ada yang memegang, sehingga apa yang telah 
kita mulai mewujud hingga selesai.

tapi apa pula pentingnya, nah ini membuat kesukaran sendiri: apa pula 
pentingnya. sudah lama aku memasuki pikiran ini. tak penting ah, harus jadi 
buku. note juga kan buku.

sebenarnya pikiran ini benar. tapi biarkan sajalah. kelak orang tahu juga ada 
buku di sana. lagi pula aku kini sudah kurang perduli lagi: buku atau tak buku. 
aku hanya perduli: apakah hari ini aku dapat tulisan bagus atau tidak. buku, 
dulu memang menggairahkanku. kini tidak lagi. sudah banyak sekali aku membaca 
buku,
about an hour ago · Delete

Iwan Gunawan
he he he ... sebuah gua yang kusam, dimana perintah baca diperintahkan, tanpa 
terasa kisah ashabul kahfi terjelma dalam diri Hudan. Angannya berlari ke 
depan, sementara badannya dalam kekinian. dimana di masa depan transaksi sudah 
tidak melalui lembaran uang, tapi hanya dengan kedip mata, makan gado-gado 
sudah di depan mata dengan seorang gadis siap menggoda. asyik bang 
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
dan tahu kalau bab babnya dicopoti ia jadi note yang sama dengan note di fb 
ini. dikembalikan ke awalnya jadi buku lagi. jadi apalagi? tidaklah. biasa 
saja. lagi pula aku tidak punya hasrat seperti dulu lagi: membawa bukuku ke 
mana mana. sekarang cukup di tempatku saja. buku atau tidak buku, akan diambil 
orang atau tidak. dibaca atau dibiarkan, semua itu sudah tidak menarik minatku 
lagi.

tapi aku sangat memahami, kalau seseorang belum punya buku. tentulah ia akan 
bergairah sekali. dan tentulah itu akan menjadi pertaruhannya.
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
pernah mungkin untuk lima atau empat bulan, aku kerja tiap hari. pagi, siang, 
malam, dan jarang sekali aku bergerak dari kursiku. bahkan untuk makan dan 
buang air kecil pun. suasana seperti itu kini terasa aneh, dan nyaris mustahil. 
kalau kupikirkan kini: bagaimana aku bisa tak bergerak seper

[ac-i] "Merah Putih" Film Kolosal Lokal Didukung Sineas Hollywood

2009-07-28 Terurut Topik BDG KUSUMO
JAWA POS 
Jum'at, 24 Juli 2009  
"Merah Putih" Film Kolosal Lokal Didukung Sineas Hollywood 

Rp 60 Miliar untuk Merah Putih 

JAKARTA - Film kolosal Merah Putih bisa mengakhiri dahaga akan film perjuangan 
Indonesia. Apalagi, produksinya tidak asal-asalan. Film tersebut melibatkan 
banyak pihak profesional yang pernah sukses dengan berbagai judul film 
Hollywood. Produksi film itu dikerjakan serius dalam jangka waktu empat bulan. 
Biaya untuk pembuatan film tersebut pun tidak sedikit.

Film yang dikemas trilogi dan mulai tayang di bioskop pada 13 Agustus 2009 
tersebut didukung oleh Adam Howarth, ahli efek khusus yang pernah terlibat 
dalam pengerjaan film Saving Private Ryan, Blackhawk Down, dan Harry Potter and 
The Sorcerer's Stone.

Selain itu, ada sutradara bidang laga Rocky McDonald (Mission Impossible II dan 
The Quiet American), jago make-up dan visual effects artist asal London Rob 
Trenton (sekuel Batman, The Dark Knight), serta ahli persenjataan asal 
Australia John Bowring (The Matrix, The Thin Red Line, X Men Origins; 
Wolverine). 

Hasilnya, setelah menyaksikan cuplikan filmnya, adegan perang, perkelahian, 
ledakan bom, dan ledakan mobil dalam film Merah Putih tidak mengecewakan. 
Adegannya tidak kalah dengan adegan film action Hollywood terkenal yang sudah 
ada.

Yadi Sugandi, sang sutradara, menyatakan salut kepada pengorbanan sekitar 200 
kru dan 400 orang yang setiap hari syuting. Termasuk, para pemain utama seperti 
Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, Zumi Zola, T. Rifnu Wikana, 
Rahayu Saraswati, dan Astri Nurdin. "Mereka syuting empat bulan di lokasi tanpa 
pulang," tutur Yadi setelah pemutaran behind the scene Merah Putih di Djakarta 
Theater kemarin (23/7).

Lokasi syuting lebih banyak di Bandungan, Ungaran, Jawa Tengah. Sisanya, 
syuting dilakukan di Jogjakarta, Depok, Bogor, dan Jakarta. "Mereka syuting 
saat hujan, panas, dan dingin. Syuting empat hari di sungai, gunung, dan hutan 
belantara," tambah Geremi Steward, sang produser.

Dalam film senilai USD 6 juta (setara Rp 60 miliar) itu, dibuatkan dua truk 
khusus dengan desain truk yang lazim dipakai tentara Belanda pada 1945-an. Truk 
itulah yang diledakkan. "Kami bikin ke sebuah pabrik bodi mobil, tapi mesinnya 
zaman sekarang. Untuk mobil Jeep, kami menyewa," jelas Yadi.

Untuk senjata, TNI menyumbang banyak senjata rusak. Untung, John Bowring 
memperbaikinya dan membawa banyak senjata milik sendiri untuk dipergunakan 
dalam syuting film tersebut. "Peluru senjata di atas Jeep itu sebenarnya sudah 
tidak diproduksi lagi. Makanya, spesifikasinya dibuat ulang oleh John dengan 
lebih rendah," papar Yadi.

Khusus bagi pemain utama, sebelum syuting, selama sepuluh hari mereka 
dipusatkan di Booth Camp Military milik TNI. Di sana, mereka digembleng oleh 
tentara asli. Itu dilakukan untuk membentuk badan dan menjiwai semangat 
militer, sesuai dengan peran yang mereka mainkan.

Darius mengatakan, syuting filmnya saat ini sangat mengesankan. "Meski lelah, 
ini akan selalu membekas di hati. Ada bahagia dan haru. Terlebih, film ini 
bercerita tentang negara kita," ujar suami Donna Agnesia itu.

Begitu juga Lukman Sardi. Bagi dia, syuting di film Merah Putih dengan sangat 
serius memberikan hikmah. "Hal ini menjadi sebuah perjalanan panjang untuk 
sebuah pembelajaran. Untuk mendapatkan yang terbaik, kita memang harus berjuang 
dan perjuangan itu tidak gampang. Film ini menggambarkan begitu beragamnya suku 
dan agama di Indonesia. Mari kita sadari itu," ucapnya bersemangat.

Geremi dan Yadi yakin, film tersebut tidak berumur pendek. "Film ini relevan 
untuk bertahun-tahun kemudian. Film ini juga akan memperlihatkan kepada dunia 
internasional bahwa sejarah perjuangan Indonesia seperti ini. Kami akan bawa 
film ini ke dunia internasional juga," janji Geremi. (gen/tia)


 
 


HALAMAN KEMARIN 

  a.. Darius Sinathrya Merasa Tersiksa saat Latihan 
  b.. Piyu "Padi" Cari Superband 
  c.. Inul Daratista Dapat Teror Bom Ainur 
  d.. Putri Indonesia 2008 Dibekali Kostum Srikandi 
  e.. Cathy Sharon Cari Suami yang Patuh Orang Tua 
  f.. Alena Tunda untuk Memiliki Anak 
  g.. Stephen Baldwin Terjerat Utang Rp 23 Miliar 
  h.. Menjadi Orang Tua Ubah Hidup Ben Stiller 
  i.. Ending Serial Desperate Housewives Masih Menggantung 
  j.. Iwan Fals Merasa Gagal sebagai Ayah 
<>

[ac-i] UNDANGAN [2 Attachments]

2009-07-28 Terurut Topik ita lau
Kepada YTHdi tempatDengan email ini, saya mengundang 
bapak/ ibu/ saudara/i untuk hadir di pementasan tari karya saya tanggal 29 ini. 
Untuk keterangan lebih lengkapnya, saya lampirkan pada release. Atas 
perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.Salam Novita AK. Lau


  

[ac-i] Puisi-puisi Heri Latief (Kompas)

2009-07-28 Terurut Topik BDG KUSUMO
Puisi-puisi Heri Latief
 
KOMPAS/PRIYOMBODO
Gedung DPR RI
/Sabtu, 25 Juli 2009 | 23:51 WIB
Tahun 1982 Ke Jerman Barat, sekolah sampai 1986, di jurusan ekonomi dan 
politik. Pernah tinggal dan sekolah di Neumunster. Kini tinggal di Belanda

Yang Muda Yang Berlawan

gerakan mahasiwa jaman kita
dulu cuma punya semangat
menebar berita tanah airmu

pameran penindasan pabrik intrik
kesadisan cecunguk bayaran rejim

intimidasi penguasa istana drakula
kita lawan dengan ide yang berlawan

gerakan sangar akar rumput liar
tetap ada dan tak pernah punah
menyebar dalam urat darahmu

musuh yang kemarin sekarang sama
majulah kawan janganlah diam!

Amsterdam, 20/07/2009

--

Sirkus Drakula

drakula siapa punya nyali?
musuhmu adalah kemunafikan

tontonan sirkus politisi istana
info bocor napsu juara isu
suluk dalang mistik politik
obral intrik demi kekuasaan

budaya horor melawan teror?
musuhmu adalah kemiskinan!

Amsterdam, 20/07/2009

--

Anak Jalan

ditempa kerasnya kehidupan
anak kecil berangkat dewasa
mengejar bisunya kenangan
tersimpan rapi dalam puisi
siapa pernah melupakannya
nyanyian rindu srigala malam
membelit segala impianmu
muara dari semua kesunyian
: anak jalanan

Amsterdam, 19/07/2009

-

Mimpi Budak Berdasi

bajingan berdasi menginjak demokrasi
syarat berdemokrasi digagahi pencuri
riuh swara orang yang dimanipulasi
simpan dimana kecurangan itu?

tukang sulap dan tukang sihir berpestapora
makin jelas tandanya jaman kehancuran
mimpi budak berdasi jual harga diri
: lanjutkan jadi budak belian

Amsterdam, 17/07/2009

---

ARTIKULASI

merah langit senja menjelang
metafornya rindu bilang sayang
origami selembar kertas berpuisi
memuja malam merindu sunyi
: nekat!

Amsterdam, 15/07/2009

--

KATALEPSI PUISI

selamat malam jakartaku
jalanan macet bukan puisi
sisa keringat campur debu
bujukan pedagang asongan
rindumu secawan arak wangi

membatu syair yang berlawan
perjuangan hidup anak jalanan

sepanjang jalan berduri ironi
ibukota biang segala ilusi
sinis senyum machiavelli
dipelet modal rayuan binal
katalepsi kata jadi buta tuli

Amsterdam, 14/07/2009

---

Ide Berbisa

mengerami telur siapa
menetas nanti jadi apa?

pada wanginya bunga utang
rayuan politik gincunya uang
koalisi partai bau kemenyan
bisnis politik neo orba
pabrik intrik janjinya munafik

genit berdasi bergaya barat
biduan pujaan klas menengah ke atas
kutukan kaum miskin yang termajinalkan
jangan percaya pada angka sulapan
iklan kepentingan modal global

telur ular dalam keranjang
awas idenya makin jalang!

Amsterdam, 12/07/2009

-

CURANG!

menang diatur sihirnya uang
jilatan napsu lidah birokrasi
konsultan politik spesialis curang

kolaborasi para pemuja hutang
bergaya genit angka sulapan
kau percaya dan diam aja?

Amsterdam, 11/07/2009



Demi Cinta Demokrasi

Menyebut nama sayangku
Seperti hangatnya kopi susu
Sumber syair yang berlawan
Melawan datang dari kesadaran

Lihatlah orang kesepian
Di pojokan nulis puisi?
Di istana biangnya intrik
Bisnis jual beli demokrasi

Menyebut nama Indonesia
Bukan sekedar tanah airmu
Musim janji bulan madu
Dunia ngibul mukanya maling

Lihatlah orang kebingungan
Ngambek gak mau milih
Marah pada siapa sayang?
Cinta Demokrasi buat siapa?

Amsterdam, 07/07/2009

-

Merayu Swara Rakyat

sebanyak janji kampanye diobral
siapa itu yang anti modal?
kapital asing punya kepentingan
jangan mau tertipu lagi!

tetesan keringat darah rakyat
sumbangan orang melarat
dibilang pahlawan devisa
siksaan hidup buruh migran

sebanyak luka sejarah
kita harus berani berubah
demi keadilan sosial
Indonesiaku, majulah menang!

Amsterdam, 07/07/2009

-

DI PINGGIRAN REL KRETA

rumah kumuh silang menyilang
cintamu hilang di pojok gang
bacalah doa dukun politik

sihirnya santun bikin binun
apalah isu semua nipu
punya keyakinan palsu?

kemerdekaan cuma kenangan
fakta hutang segunung kawi
mistiknya intrik istana raja

janganlah lupa janji pemilu
lima tahun lewat sudah
apa kata sejarah?

rumah kumuh sistem kusut
membelit kemiskinan budaya
keberanian pilih perubahan!

Amsterdam, 05/07/2009

http://sastrapembebasan.wordpress.com/



<<174824p.jpg>>

[ac-i] Perpustakaan Keliling Rumah Dunia Berjalan lagi

2009-07-28 Terurut Topik gongmedia cakrawala
Semalam (Sabtu 25 Juli)  miting dengan penuh kegembiraan. GG, irman, Langlang, 
Asep Soleh, Salam, Roy, Awi, dan Udin. Kami gembira, karena Allah memberi kami 
rezeki bertubi-tubi di bulan Sya’ban ini. Banyak orang yang mendoakn dan 
membantu secara materi. Mereka semua tergerak ingin membantu Rumah Dunia.

Kegembiraan itu bermula pada Kamis 23 Juli. Hari itu Rumah Dunia kedatangan Pak 
Toha (Humas) dan Pak Omi (CSR); keduanya dari Krakatau Steel, pabrik baja 
terbesar di Asia Tenggara dan ikon Banten. Mereka datang atas rekomendasi Ahmad 
Mukhlis Yusuf (Direktur LKBN ANTARA). Mereka mewawancarai kami, melihat 
kegiatan yang rutin kami lakukan. Pada saat itu, ramai datang ke Rumah Dunia 
para mahasiswa Untirta yang sedang KKM alias kuliah kerja Mahasiswa. Para 
mahasiswa itu meminta sumbangan buku untuk taman-taman baca di desa serta ingin 
tempatnya didatangi PUSLING alias perpustakaan keliling RUMAH DUNIA. Setiap 
titik KKM itu kami beri 1 hingga 3 dus buku/majalah yang saat itu sedang 
melimpah. Insya Allah, nanti akn datang lagi buku-buku baru sumbangin dari 
simpatisan Rumah Dunia. Bapak-bapak dari Krakatau Steel itu mengumpulkasn data 
dan akan membawanya ke direksi; apakah Rumh Dunia akan menapatkan dana CSR dari 
Krakatau Steel? Doakan, ya!

Kegembiraan pada miting malam Minggu itu sangat luar biasa. Subhanallah. Kami 
bersyukur karena program PERPUSTAKAAN KELILING RUMAH DUNIA jalan lagi berkat 
suntikan dana Rp. 20 juta dari Riska Ruswandy untuk kas Rumah Dunia. Ini dana 
segar dan bermanfaat! Kami serasa hidup semakin hidup saja! Plong!

PUSLING RD itu membutuhkan dana sekitar Rp. 500 ribu untuk mendatangi sebuah 
desa. Kami harus menydiakan alat-alat gambar; crayon dan kertas, serta membeli 
4 set piala untuk hadiah pemenang mewarnai, menggambar, memyanyi, dan baca 
puisi. Sekarang, hingga Desember 2009, PUSLING RD aman dan terkendali. Asiklah. 
Bulan Agustus 2009 ini, PUSLING RD harus mengunjungi sekitar 12 titik. Mungkin 
tidak semua titik akan ada aneka lombanya.

Dalam miting itu juga kami membagi tugas untuk PUSLING RD Minggu (26 Juli) 
pukul 09.00. Kami akan meluncur ke Kampung Tibasurak, Taktakan, Serang. 
Mahasiswa Untirta Serang sedang KKM. Lurahnya Ahmad Fatoni. Akan ada lomba 
menggambar, mewarnai, mmbaca puisi utk anak-anak. Workshop taman baca dan 
pemutaran film dokumenter. Hadiah buku serta piala. RD juga akan menyumbang 3 
dus buku untuk perpustakaan desa. Apalagi Sabtu (25 Juli) sorenya, para 
mahasiswa yang sedang KKM di kampong Tibasurak sudah datang ke Rumah dunia 
mengangkuti peralatan; sound system dan set-propertinya. Muhzen Den – relawan 
Rumah Dunia, kebetulan salahsatu mahasiswa yang sedang KKM di kampong itu. 
Mujzen Den jadi penanggung jawab acaranya. 

PUSLING RUMAH DUNIA bergulir setelah ada bantuan mobile library berupa bajay 
dan gerobak bukunya dari XL Care – Yayasan Nurani Dunia pimpinan Imam B. 
Prasojo sekitar 2007. Juga Motor keliling sumbangan dari Kelompk Pencinta 
Bacaan Anak pimpinan Murti Bunnata. Denan bajay dan motor itu, PUSLING RUMAH 
DUNIA mnejadi lebih gesit, lincah, dan cekatan mengunjungi desa-desa di sekitar 
Banten dalam menyebarkan virus membaca. Gerakan Indonesia Membaca yang diusung 
FORUM INDONESIA membaca kami support di tingkat local dengan BANTEN MEMBACA! 

Kegembiraan lainnya, subhanallah, uang pembebasan tanah Rumah Dunia seluas 2873 
m2 melesat! Kini sudah terkumpul RP. 250 JUTA! Ada tranferan dari Bartal 
Foundation lewat Clara Zeta Zones Rp. 500 ribu. Berarti dalam waktu 3 hari ada 
lonjakan Rp. 100 jt, berkat Riska Ruswandy juga. Dalam waktu 2 hari, Riska 
berhasil mencari para donator untuk membantu Rumah Dunia. Bulan Sya'ban memang 
luar biasa.Allah SWT membukikan janji-janjinya. Kekuataan doa, yang dipanjatkan 
kolektif untuk kebersamaan; pembebasan tanah Rumah Dunia. Sebetulnya semua 
bulan baik, tapi Sya'ban istimewa, karena menghadapi ramadhan. Hanya 2 hari, 
Riska - atas ijin Allah, berhasil mengumpulkan Rp. 100 juta dari para donatur: 
Humprey Djemat 10 jt, My Home Properti 20 jt, Marqueen 10 jt, Belsoap 10 jt, 
Merry Pramono 10 juta! Sisa Rp. 40 juta lagi, Riska  belum mengirim lagi 
rinciannya. Allahu Akbar! Berarti terisisa tinggal sekitar RP. 280 JUTAAN lagi! 
Subhanallah!

Sekedar mengingatkan, di atas tanah seluas 2873 m2 itu akan kami bangun gedung 
kesenian, ruang pameran lukisan dan buku, perpustakaan, MCK untuk warga 
kampong, lapangan olahraga, taman bermain, dan kios jajanan kampong, Ayo, siapa 
punya rezeki berlebih, Rumah Dunia akan bahagia menerimananya. (GG)







  

[ac-i] TVRI Tempo doeloe

2009-07-28 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Monday, July 03, 2006
  

 

  

 


 
 Menuju TVRI Sebagai TV Publik, sebuah artikel
 



 

  Menuju TVRI Sebagai TV Publik:
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG, 
TAK SAYANG MAKA TAK MERASA MEMILIKI
Oleh: Maya Fitrianingsih

Takjub
pula bila saya mengingat masa lalu. Tiap Sabtu malam, saya yang masih
duduk di bangku awal Sekolah Dasar, berbondong bersama kakak, ibu,
kadang pula bapak, menuju rumah Lik Kismo, tetangga kami. Di sana kami
bertemu beberapa keluarga lain yang punya tujuan sama: menonton
ketoprak yang ditayangkan TVRI Jogja (TVRI stasiun Yogyakarta).

Sesekali
kami ingin menonton lebih lama. Tak lupa saya membawa kain sarung untuk
selimut sehingga waktu acara Dunia Dalam Berita saya bisa tidur dulu
tanpa kedinginan. Selepas siaran berita tiap pukul 21.00 WIB itu, kami
bisa menonton film, kuis atau hiburan musik. Betapa mahalnya sebuah
tontonan televisi, bukan sekadar karena tak punya pesawat televisi tapi
TVRI-lah the single fighter televisi saat itu. 

Minggu pagi, cerita
anak-anak Unyil, klip-klip musik yang dirangkum dalam acara Album
Minggu serta seri Little Missy yang saya nantikan. Saya jadi ingat,
betapa Little Missy menjadi cerita hiburan yang merogoh emosi penonton,
mirip halnya Maria Mercedes yang merebut hati penonton dan mengawali
booming cerita telenovela beberapa tahun lalu. Masih ada pula catatan
di otak saya pada tayangan yang melegenda seperti Jendela Rumah Kita,
Siti Nurbaya dan Sengsara Membawa Nikmat. 

Ya, itu sekadar
nostalgia yang hanya sesekali saja menyenangkan untuk dikenang. Potret
sejarah. Yang berbicara betapa TVRI telah puluhan tahun menemani
penontonnya, meninggalkan sebagian jejak-jejaknya dalam ruang memori
saya. TVRI telah 43 tahun menuliskan sejarahnya sejak siaran
percobaannya pada HUT RI ke-17 di Istana Merdeka hingga seminggu
kemudian mulai mengudara lewat siaran langsung pembukaan Asian Games IV
(24 Agustus 1962).

Saya tergelitik dan secara tak sadar mencoba
membuka ruang nostalgia acara-acara TVRI dan membawa saya untuk
mengaduknya bersama pengalaman dan kesan yang saya rasa mengendap pada
ruang sadar saya.
***
TVRI sebagai corong pemerintah di masa Orde
Baru, siapa pun mafhum itu. Sebelum munculnya televisi swasta, TVRI
sebagai media audio-visual satu-satunya, siapa pun tak menyangkal.
Tapi, begitu televisi swasta muncul, segera penontonnya berpaling.
Tahun 1994, SRI (kini AC Nielsen, salah satu peneliti media),
menyatakan bahwa jumlah penonton TVRI tinggal 5 % (Viddy AD Daery, Republika, 1 
April 2001).

Selepas
tumbangnya Orde Baru, terlihat bagaimana TVRI mulai “mencari bentuk”
sehingga acap kita dengar bagaimana upaya TVRI mereposisi diri menuju
sistem yang lebih ideal. 
Diantara dinamika demokratisasi di segala
bidang, Juni 2000, dikeluarkan PP No. 36/ 2000 tentang perubahan status
TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). 

Pada perkembangannya UU No.
32/ 2002 tentang penyiaran menyebutkan TVRI sebagai lembaga penyiaran
publik atau TV publik. Berdasar pada UU ini pula, TVRI diberi waktu 3
tahun untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian sebelum siap sebagai TV
pulik. Akte notaris pendirian PT TVRI (Persero) ditandatangani 15 April
2003 sehingga sempat muncul polemik di masyarakat tentang keberadaan
TVRI. Namun, satu yang pasti, TVRI sebagai TV publik efektif berlaku
mulai 1 Desember 2005 ini (demikian keterangan yang saya peroleh dari
TVRI Jogja).

Ada satu pengalaman yang sempat membuat saya patah
arang dan memaki diri sendiri. Waktu itu, masih masa awal TVRI
menggunakan slogan “makin dekat di hati”. Saya mendapat hadiah/
doorprize dari acara Resensi Buku TVRI Jogja. Setahu saya, bentuk
hadiahnya adalah buku. Lain hari, saya coba ambil di stasiun yang sama.
Petugas yang berkompeten tak ada, “keluar” tanpa kejelasan urusan apa.
Padahal, untuk mengambil hadiah, musti pada yang bersangkutan. Nah,
inilah stereotip sosok PNS yang suka “mangkir”, begitu pikir saya.
Maka, mengalahlah saya. Beberapa hari kemudian, saya datang lagi, tak
berubah. Pengalaman yang sama. Sejak itu, saya coba ikhlaskan untuk
tidak mengharap lagi hadiah itu. Untung saja, meski rumah saya cukup
jauh namun tak berada di pucuk gunung sehingga saya tak terlalu kecewa
jika biaya transportasi ke stasiun itu sama dengan harga bukunya. Tak
ada kejelasan selepas itu. Toh, kalaupun TVRI akan mengirimkan lewat
pos atau meminta konfirmasi ke saya, mereka tahu alamat saya. 

Satu hal
yang saya rasakan waktu itu, betapa ironisnya pengalaman ini dengan
slogan yang mulai didengungkan. TVRI bukannya makin dekat tapi makin
jauh di hati. 
Setelah beberapa tahun, tepatnya awal Agustus 2005
ini, ketika saya tahu iklan lomba artikel yang diadakan TVRI pusat
(Jakarta), saya coba cari informasi selengkapnya di internet, termasuk
website TVRI. Hasilnya teramat susah dan untuk sementara pulanglah saya
dengan tangan hampa. Saya coba tanya ke TVRI Jogja yang menurut logika
saya tentunya tahu informasi itu. 

Ternyata asumsi saya keliru.
Nyatanya,

[ac-i] aku dan tuhan

2009-07-28 Terurut Topik hudanhidayat
 Hudanosch Hudan  saya dan sartre

konon kata kata, les mots itu, adalah buku yang menentukan sartre mendapat 
hadiah nobel yang ditolaknya. saya sendiri tidak tahu bahasa perancis, dan kata 
kata ini pun saya baca dalam bahasa indonesia. sudah lama saya tahu bahasa itu 
tidak menentukan kualitas pikiran seseorang, apalagi menentukan ketinggian mutu 
tulisan seseorang. kata kata ini juga saya baca dalam buku terjemahannya.

karena itu agak aneh bagi saya, kalau ada orang yang begitu membanggakan apa 
yang dibacanya. bagi saya bukanlah apa yang kita baca, tapi adalah apa dan 
bagaimana kita mengolah bacaan yang sampai kepada kita. dan orang banyak tidak 
tahu, bahwa bacaan yang terbaik itu adalah alam itu sendiri. bahan yang terbaik 
itu adalah manusia, dengan suka dan dukanya. bahkan diri kita sendiri dengan 
bahagia dan nestapanya.

banyak orang yang mengatakan sartre ini sudah ketinggalan zaman, bahwa kini 
orang sudah melompat ke isu isu lain. mungkin saja. tapi saya suka karena 
eksistensi itu adalah bidang yang saya

2 seconds ago · Delete

senangi, dan lagi tidak ada yang kuno atau up to date dalam pikiran, karena 
pikiran itu adalah mengolah kehidupan. buktinya hingga hari ini orang masih 
membaca plato, orang yang sangat kuno itu, dalam dunia pikiran barat kini. 
kuno, dalam arti sudah lama sekali berlalu.

sudah lama pula saya tak menganggap bacaan adalah suatu mode, seakan berpikir 
karena suatu zaman. zaman boleh berganti ganti, selera zaman boleh berubah 
rubah, tapi soal soal kemanusiaan itu tetap: hidup nya sendiri, dalam kaitan 
dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam dan tentu saja dengan 
tuhannya.

tuhan telah ketinggalan zaman, begitulah saya sering mendengar orang orang 
mengesankan diri, atau setengah sinis, berkata. tapi akhirnya saya melihat tiap 
diri, kini kembali kepada yang satu itu - tuhan, dengan apa saja hendak orang 
sebutkan: dengan ilmu pengetahuan, dengan klenik, dengan seni, bahkan dengan 
tubuh dan jiwa kekasih kita.

saya baru tahu, tepatnya baru menyadari, bahwa buku sartre kata kata ini,

2 seconds ago · Delete

hanya terdiri dari dua bagian saja, yakni membaca dan menulis. dan ini agak 
aneh bagi saya, bagaimana sartre ini bisa bertemu dengan saya dalam soal ini. 
sungguh saya tidak pernah memperhatikan dengan seksama pembagian bab buku 
sartre ini. tapi lihatlah ia ketemu. lihatlah bahwa melalui waktu, pikiran itu 
muncul melintasi zamannya. bahwa di suatu zaman yang berbeda, tanpa 
disadarinya, orangpun berpikir akan hal hal yang sama.

saya akan menyebutkan ujung buku sartre ini. ujung yang menjadi apa yang saya 
maksudkan, dan apa yang sartre maksudkan. dia telah mati, tapi saya masih hidup 
dan kita semua kelak akan mati juga. jadi sebelum mati mungkin ada juga 
bagusnya saling mengetahui ide ide orang yang pernah lahir di bumi. bumi kita 
ini juga. dengan manusia seperti kita ini juga.

"nulla dies sine linea," kata sartre, "tiada hari tanpa baris baris tulisan."

"menulis adalah suatu kebiasaan dan juga pekerjaan untukku. lama sekali 
kuanggap penaku sebagai pedang. kini aku sudah tahu para

2 seconds ago · Delete

penulis tidak bisa berbuat apa apa. tapi itu tidak penting. yang penting: aku 
menulis, aku akan menulis buku buku. buku buku tetap harus ada, harus ada, 
karena bagaimanapun juga dia punya gunanya sendiri

lalu sartre bicara tuhan dan dirinya sendiri, di halaman akhir bukunya itu. aku 
sudah agak lelah melihat untuk menuliskannya. hurufnya kecil kecil, dan lagi 
pula aku harus menoleh sambil tanganku mengetik. lagi pula sudah cukuplah 
kukira apa yang dituliskannya itu, dan yang kini kutuliskan kembali. lagi pula 
aku yakin sudah banyak orang yang membacanya. lagi pula, nah, ini yang 
sebenarnya, aku tidak tahan untuk terus menyuarakan pikiran sartre dengan 
menuliskannya.

lebih baik aku menuliskan pikiranku sendiri. aku tidak angkuh pada sartre itu, 
tapi sungguh aku ingin menuliskan pikiranku sendiri. mungkin sama mungkin beda 
dengan sartre. tak apa. kita tak harus menjadi orang yang sama. bahkan bagiku 
kita harus menjadi orang yang berbeda.

bukan hanya karena tuntutan kreatif kita

2 seconds ago · Delete

harus berbeda, tapi karena daerah daerah misteri itu sendiri. saya percaya, 
misteri camus hanya untuknya sendiri, misteriku hanya untukku sendiri. misteri 
chairil hanya untuk chairil, bukan untuk sutardji misalnya.

begitulah dunia penuh misteri dan kita harus menguakkannya. kita boleh kembali 
kepada sartre tadi, sedikit, bahwa menulis itu penting. tapi saya punya dasar 
lain, bahwa menulis memang penting, suatu dasar yang sangat bertolak belakang 
dengan sartre. bahwa menulis bagiku karena memang tuhan meminta kita menulis. 
sedang sartre tidak percaya tuhan maka menulis baginya mengisi kekosongan 
jiwanya yang telah ditinggalkan tuhan.

aku tidak percaya ada atheis sepenuh hatinya. bagiku itu tidak masuk akal. 
walau mereka berkata segenap jiwa raga saya tidak percaya tuhan, tetap ada 
ruang dari sudut hati kita, walau 

[ac-i] Ke Cina Leonardo da Vinci Bermuara [Ruang Baca Koran Tempo]

2009-07-28 Terurut Topik Pustaka Alvabet
HTML clipboard 
 



Ke Cina Leonardo da Vinci Bermuara
 
 

Resensi Buku 1434: Saat Armada China 
Berlayar... (Gavin Menzies)



Ruang Baca Koran Tempo | Minggu, 26 Juli 2009 | Oleh Katamsi 
Ginano*
 
 
 

Di abad ke-21, Cina adalah naga yang makin 
kokoh menancapkan cakar. Pertumbuhan ekonomi yang meroket setelah revolusi 
kebudayaan dan lompatan besar tak hanya membawa negara berpenduduk lebih satu 
miliar jiwa ini ke pencapaian kemakmuran yang didukung infrastruktur masif dan 
teknologi tinggi, melainkan juga ekspansi budaya yang kian tak terbendung.
 

Hari ini nyaris tak ada produk modern yang 
bebas sentuhan Cina. Dari jarum pentul hingga produk gadget berteknologi 
tinggi berlabel merek terkemuka Amerika atau Eropa tak lepas dari produksi, 
kemasan, atau minimal sumbangsih sedikit komponen dari Cina. Dan produk 
kebudayaannya, sesederhana kue bulan (moon cake), bakso, film, karya seni, 
dan sastra menerobos batas-batas wilayah hingga ke pelosok terpencil. Televisi 
dan jaringan Internet mengukuhkan kedigjayaan itu.
 

Ratusan buku dan ribuan karya ilmiah sudah 
mengupas bagaimana Cina menggeliat dari ketertinggalan, terutama dibanding 
Barat 
Amerika dan Eropa atau bahkan tetangganya, Jepang, dan dengan cepat mencapai 
kemakmuran ekonomi hanya kurang dari 30 tahun. Daya apa yang menjadi rahasia 
hingga mereka dapat segera menyejajarkan diri dengan pencapaian bangsa lain, 
dan 
bahkan dengan pasti mulai menjadi salah satu pemimpin terdepan di kancah global?
 

Membaca literatur-literatur terkini itu, bisa 
disimpulkan, apa yang dicapai Cina adalah perpaduan kompleks persaingan 
bertahan 
hidup penduduknya, kerja keras, etos, kecerdasan, budaya, dan sejarah 
peradabannya yang merentang hingga puluhan abad ke belakang. Dan bahwa Cina 
hanyalah tertidur sementara, yang ketika terbangun bersigegas menggembalikan 
kejayaannya sebagaimana yang pernah dicatat sejarah.
 

Buku berjudul 1434: Saat Armada Besar Cina 
Berlayar ke Italia dan Mengobarkan Renaisans yang ditulis Gevin Manzies dan 
diterbitkan Pustaka Alvabet (April 2009) ini adalah konfirmasi bahwa cepat atau 
lambat Cina akan mengulang sejarah dominasi yang pernah dicapai, yang berpuncak 
di awal abad ke-15. Buku yang diterjemahkan dari 1434: The Year a Magnificent 
Chinese Fleet Sailed to Italy and Ignited the Renaissance (William Morrow, 
2008) ini sekaligus juga melengkapi dan mempertegas peran besar bangsa Cina 
bagi 
peradaban modern yang dipapar penulis yang sama lewat karya best seller-nya,
1421: Saat China Menemukan Dunia (Pustaka Alvabet, 2006) --dialih 
bahasakan dari 1421: The Year China Discovered The World (Batam Book, 
2002).
 

Dominasi Cina di peta dunia bermula di tangan 
penguasa pertama Dinasti Ming, Kaisar Zhu Di, yang pada Februari 1421 berhasil 
menundukkan semua penguasa di kawasan yang membentang sepanjang Asia, Arab, 
Afrika, dan Samudera Hindia. Demi mengukuhkan dan memperluas kekuasaannya, 
Maret 
di tahun yang sama, Sang Putra Langit ini mengirim armada kapal berjumlah 
ribuan 
yang dipimpin lima laksamana kasim (para lelaki yang dikebiri), masing-masing 
Laksamana (Utama) Cheng Ho, Kasim Agung Hong Bao, Kasim Zhou Man, Laksamana 
Zhou 
Wen, dan Kasim Agung Yang Qing.
 

Armada raksasa itulah, menurut Menzies di 
1421, yang berhasil memetakan bola dunia di saat bangsa Eropa masih berada 
di zaman kegelapan. Penjelajahan mereka bukan hanya sukses mengeksplorasi Benua 
Amerika --jauh sebelum Colombus mengaku menemukan benua ini --Australia, tapi 
juga hingga jauh ke jantung Kutub Utara. Bangsa Cina menyempurnakan pula 
pengetahuan navigasi, pemetaan, dan perbintangan mereka, menyebarkan genetika 
Cina --yang bahkan bisa ditemukan pada beberapa suku Indian di pengunungan 
Andes 
--serta aneka flora dan fauna di hampir seantero jagad.
 

Pendek kata, pada 1421, armada yang dipimpin 
Laksamana Cheng Ho berhasil menyingkap hampir seluruh laut dan daratan yang ada 
di muka bumi.
 

Prestasi besar armada laut Cina itu mendadak 
berhenti ketika Zhu Gaozi, pengganti Kaisar Zhu Di yang wafat pada 1424, 
mengambil alih kekuasaan. Penguasa baru ini memensiunkan Laksamana Cheng Ho dan 
laksamana lainnya, serta memerintah seluruh kapal ditambat dan dibiarkan 
membusuk digerogoti air laut.
 

Namun arah kekuasaan sekali lagi tiba-tiba 
berubah saat Kaisar Zhu Gaozi mendadak wafat pada 1425 dan digantikan anak 
laki-lakinya, Zhu Zhanji. Kaisar yang baru ini, yang kelak dikenang sebagai 
salah satu penguasa terhebat dalam sejarah Cina, mengaktifkan kembali armada 
lautnya, dan bahkan memberi kuasa pada Laksamana Cheng Ho dan Wang Jinghong 
untuk bertindak atas namanya.
 

Pada 1434, Kaisar Zhu Zhangji yang telah 
menunjuk Laksamana Cheng Ho sebagai Duta Besar memerintah ekspedisi pelayaran 
yang hampir setara dengan armada yang dikirim kakeknya ke Mesir dan Venesia. 
Kendati tak sebesar armada yang dilayarkan pada 1421, ekspedisi untuk 
“mengajari 
serta memerintahkan bangsa barbar tunduk dan patuh kekaisaran Cina” ini, 
menurut 
perkir

[ac-i] Pers Release "Hyperlinks"

2009-07-28 Terurut Topik tubi_artspace

Agus `baqul' Purnomo - Anggar Prasetyo - Anthonius Kho
Antoni Eka Putra – Askanadi - AT Sitompul - Deddy Sufriadi
Donni Kurniawan - Entang Wiharso - Firman Lie - Freddy Sofyan
Hadi Soesanto - Ida Bagus Putu Purwa - Kukuh Nuswantoro
Lugas Syllabus - Sigit Santoso - Valasara – Wadino
Wahyu Geiyonk - Wahyu Gunawan - Wayan Redika - Yurnalis Bes


Kurator : Rusnoto Susanto
Pembukaan : Kamis, 30 Juli 2009 pukul 19:30
Tempat : Tujuh Bintang Art Space, Jl. Sukonandi 7 Yogyakarta 55166
Musik : Deliciouz Band
MC : Hadi Soes & Eny
Pameran : Tanggal 30 Juli – 10 Agustus 2009, Pukul 10:00 – 20:00
WIB
\


Hyperlinks nyaris dikonotasikan dengan wacana teknis teknologi simulasi
dan pencitraan virtual. Meminjam istilah Hyperlinks yang dihasratkan
pada event pameran ini tentu dalam konteks paling sederhana ialah sebuah
artikulasi tanda atas realitas jejaring besar yang secara simultan
membentuk jaringan-jaringan baru untuk membangun ideologi kreatif di
dalamnya. Hyperlinks dalam bingkai kuratorial ini mencoba menerjemahkan
sekaligus melakukan langkah praktis dengan mendokumentasikan bagaimana
sebuah jejaring besar tersebut dirintis, dikembangkan dan dipelihara.
Kemudian jejaring dengan tegas dapat menentukan posisi strategis seorang
perupa dan menegaskan eksistensi dirinya di dalam sistem networking.
Seorang perupa segera melakukan kesadaran baru ketika berada di dalam
gugusan jejaring besar tersebut bukan semata-mata artificial tetapi
lebih pada kesadaran substansial.

Dalam kehidupan kreativitas kesenian kita hari ini, tanpa kesadaran
global tentu tak akan terjadi komunikasi antar jejaring sehingga konteks
pertumbuhan dan percepatan akumulasi jejaring mustahil tergapai. Begitu
leluasa peran perupa ketika menghadapi berbagai bentuk pertumbuhan dan
percepatan akumulasi jejaring itu sendiri, karena dengan besaran gugus
jejaring seorang perupa kian bergiat memperoleh pengakuan eksistensi
dalam jejaringnya maupun di luar jejaringnya. Seorang perupa dapat
diperhitungkan atau tidak sangat bergantung pada kemapanan sistem
networking yang handal. Kita sungguh tak dapat membayangkan seorang
perupa tanpa jejaring yang cukup baik untuk mensosialisasikan pemikiran
melalui karya-karya seni yang mati-matian dibelanya, dan sebaliknya kita
juga dapat menyaksikan sebuah kesuksesan-kesuksesan besar dari seorang
perupa yang memiliki kesadaran, dedikasi maupun etos kerja yang luar
biasa untuk membangun sekaligus mengembangkan jejaringnya tanpa batas.

Ini berarti bahwa kesadaran global menjadi hal penting untuk menumbuhkan
kesadaran-kesadaran eksistensi untuk dihasratkan pada sebuah aktivitas
–mobilisasi- jejaring untuk keniscayaan sebuah posisioning
terbaiknya dalam memberikan nilai tawar ke hadapan publik secara luas.
Ambil contoh seorang Entang Wiharso, Dadang Christanto, Heri Dono, Eddi
Hara dan sederet nama perupa yang tak asing lagi berkelebat
melenting-lenting di gugusan awan bukan sekadar menikmati sensasi
jejaringnya semata namun lebih kepada upaya pemecahan problem keciutan
nyali perupa kita. Mereka mampu membongkar kepadatan hubungan
relationship dengan jejaring global yang hendak dicairkan hanya dengan
tekad bahwa sebuah pilin jejaring-jejaring yang begitu harmonis dan
meyakinkan dengan pencapaian-pencapaian terbaiknya. Tentu ini menjadi
semacam elaborasi sederhana untuk mendedah secara luas perihal
hyperlinks.

Selamat mengapresiasi.

Tujuh Bintang Art Space, Juli 2009

More info :
Email : i...@tujuhbintang.com
Website : www.tujuhbintang.com
Blog : blog.tujuhbintang.com





[ac-i] Undangan Sarasehan DKS

2009-07-28 Terurut Topik hanif nashrullah
TEMA: Gedung Kesenian di Antara Impian dan Harapan
 
Bangunan eks bioskop Mitra 21 di Kompleks Balai Pemuda Surabaya telah mulai 
dibongkar sejak akhir pekan lalu. Selanjutnya di lokasi tersebut akan dibangun 
gedung kesenian senilai Rp 6,2 miliar. 
Pemenang tender proyek pembangunan gedung ini ditargetkan harus tuntas Desember 
2009 untuk tahap pertama. Sedangkan tahap kedua adalah finishing dijadwalkan 
rampung tahun depan. 
Gedung baru berlantai dua yang rencananya dijadikan pusat kesenian itu akan 
dibangun dengan model open stage multifungsi yang dilengkapi dengan 
perpustakaan, galeri, gedung teater dan plasa.
Bagaimana tanggapan seniman dan budayawan tentang dimulainya pembangunan gedung 
kesenian yang sebenarnya telah lama diidamkan ini? Ikuti Sarasehan Dewan 
Kesenian Surabaya (DKS) bersama Pakar Tata Kota dari ITS, Prof. Ir. Johan 
Silas, dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unair, Aribowo, MA, pada hari Kamis, 30 
Juli 2009, pukul 14.00, di Galeri Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jl. Gubernur 
Suryo 15 Surabaya.
Tampil sebagai moderator adalah Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang) DKS 
yang saat ini juga mengajar di jurusan Seni Teater Sekolah Tinggi Kesenian 
Wilwatikta Surabaya, Drs. Rusdi Zaki. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum!!!
 
Surabaya, 28 Juli 2009
 
a/n Dewan Kesenian Surabaya
Hanif Nashrullah


  

[ac-i] Pekan Teater & Sastra di Kendari

2009-07-28 Terurut Topik Ahid Hidayat
PEKAN TEATER & SASTRA 2009
Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara


Setelah lama tidak menggelar kegiatan di bidang sastra dan teater, Taman Budaya 
Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar PEKAN TEATER & SASTRA 2009 pada 15-17 
Juli, mulai pukul 19.30 s.d. selesai.
Tempat: Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara, Jalan Saosao Kendari

AGENDA

15 Juli
Musikalisasi Puisi
Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (KOMPI) Sulawesi Tenggara
Pementasan Teater
"Kena Batunya" oleh Teater Kloter B (Kendari)
"Dendam Amarah" oleh X'Pentilam (Lambuya, Konawe)

16 Juli
Pementasan Teater
"Cermin" oleh Teater Kolaka (Kolaka)
"Rahasia" oleh Teater Empat (Raha, Muna)
"Teropong oleh Teater Tanah (Baubau)

17 Juli
Pembacaan Puisi Penyair Sulawesi Tenggara
Ahid Hidayat, Dhidhit Marshel, Irianto Ibrahim, Iwan Djibran, Kamilus Nara 
Odung, Sendri Yakti, Syaifuddin Gani

Pementasan Monolog
"Bulan" oleh Sulprina Rahmin Putri, Teater Sendiri (Kendari)



  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[ac-i] PSD dari sudut KOMEDI-resensi yang amat amat menarik!!!

2009-07-28 Terurut Topik Wajah Bercahaya

topic: 
Buku & Membaca >
Resensi Buku: 

Pendekar Masa Transisi -- By : Sjifa Amori














  
  Comments

  
(showing 1-1 of 1)
  
(1 new)
  



    
  post a comment »
  


  date
    
  
newest »
  









  
  



  message 1:

by
Amang, Moderator

  
(new)
  


07/14/2009 09:27AM



  
  



  Judul: Pendekar Sendang Drajat (Pesisir Utara Majapahit di Abad Ke-16)

Penulis: Viddy AD Daery

Terbit : Mei 2009

Penerbit: Pustaka Alvabet

Tebal : 236 hlm



Raden Ahmad atau Pendekar Sendang Drajat, adalah potret pahlawan
yang muncul demi membenahi situasi dengan keutuhan sifatnya manusianya.



BARANGKALI Pendekar Sendang Drajat termasuk salah satu novel silat
berlatar sejarah yang gaya tulisannya paling berapi-api sejak awal
cerita hingga klimaksnya. Meski penulis Viddy Ad Daery mengaku kalau
proses penulisan Pendekar Sendang Drajat lebih lama dibandingkan novel
karyanya yang lain -materi cerita sudah memenuhi otak penulis sejak
kanak-kanak-, alur cerita mengalir begitu lancar seolah ditulis tanpa
jeda karena pengarang seperti tak pernah kehabisan inspirasi.



Mungkin juga karena materi cerita sudah tertanam di benak penulis
sejak kecil, ada daya tarik kanak-kanak karakter penceritaan Pendekar
Sendang Drajat, yaitu gaya berkisah ceplas-ceplos penuh keyakinan dan
keberanian yang jadi pesona novel silat yang satu ini. Berdasar
kekuatan riset sejarah yang kemudian diracik bebas dengan fantasi
mengenai pendekar muslim ideal, Viddy menyuguhkan dimensi masa lalu
yang menyegarkan.



Sejak awal, pengarang sudah mengawali ceritanya dengan latar waktu
masa-masa senja kekuasaan Majapahit Raya. Ini adalah era “kegelapan”
yang menggiring wilayah-wilayah di bawah kekuasaannya masuk dalam
kondisi chaos karena kehilangan pegangan. Termasuk sendi kehidupan dan
sistem pemerintahan di wilayah otonom Sendang Duwur di daerah Kerajaan
Pamotan, Tuban (kini Lamongan).



Di masa itulah, seperti dituturkan Viddy, yaitu sekitar tahun
1565-an, hidup seorang jagoan silat berusia 30-an yang mumpuni dalam
olah kanuragan, olah perkelahian. Dialah Raden Ahmad yang lebih dikenal
dengan sebutan Pendekar Sendang Drajat.



Kelihatan tak mau berbasa-basi dengan plot, setting kekacauan ini
menghalalkan pengarang untuk langsung menampilkan Raden Ahmad di awal
tulisannya. Pengarang langsung bergulat dengan konflik yang akhirnya
juga menjadi seluruh pokok permasalahan yang mesti dihadapi sang
pendekar.



Meski baru sedikit saja diulas tentang kepiawaian si tokoh utama,
perkelahian dan interaksi yang kemudian terjadi akan segera mengungkap
tentang kepribadian pendekar. Tentunya masih ada serapan karakter
jagoan klasik seperti gagah, bijaksana, kharismatik, dan tentu saja
berakhlak mulia. Bedanya, Pendekar Sendang Drajat agak galak dan tidak
bertele-tele. Bisa jadi karena pengaruh suburnya pertumbuhan Islam yang
menggantikan Hindu di masa itu, maka ciri khas pendekarnya pun lekat
dengan budaya dakwah dan penegakan nilai Islam selayaknya para Sunan
yang menyebarkan Islam di bumi nusantara.



Pendekar Sendang Drajat sesekali menghabisi lawan tanpa
pertimbangan yang lambat jika ia yakin musuhnya hanya akan menambah
maksiat di bumi. Misalnya ketika pendekar ini membantu Ki Suryadadi
menghadapi gerombolan penjahat sadis pimpinan Ki Suradadu. Tanpa
ragu-ragu, Pendekar Sendang Drajat memenggal kepala lawannya yang sudah
menyerah karena segala kebejatannya terbongkar.



“Rupanya kau adalah manusia yang sangat berbahaya jika dibiarkan
hidup, Darmo,” seru Raden Ahmad gusar mengetahui kalau musuhnya
menculik banyak perempuan untuk dijadikan “penghibur”. Segeralah ia
mencabut pedang dan menebaskannya ke leher laki-laki yang dipanggil
Darmo tersebut.



Adegan yang lumayan sadis macam ini memang umum dijumpain dalam
novel silat. Viddy pun mengemukakannya dengan gamblang selayaknya
keputusan macam itu bukan sesuatu yang luar biasa. Untungnya, penulis
mengimbangi kekelaman yang penuh adu cabut-nyawa ini dengan kejenakaan
yang diselipkan di sana sini.



Humor menggelitik dalam novel ini tak membutuhkan eksistensi sosok
konyol tertentu, karena sesungguhnya yang menggelitik adalah gaya tutur
pengarang. Viddy terbilang piawai memilih timing yang tepat untuk
melontarkan hal-hal yang lucu sehingga karakter mana pun bisa jadi lucu
kapan pun dimana pun. Terkadang panas hati, lembut, humoris, atau
konyol karena jatuh cinta, adalah sifat dasar manusia yang dipaparkan
dengan jujur oleh pengarang denga membiarkannya terjadi pada beberapa
tokoh cerita. Biasanya sisi manusia yang kompleks macam ini
disederhanakan dalam s

[ac-i] Press rilis: Solo Dance Festival 5

2009-07-28 Terurut Topik agung priyo wibowo
*Press rilis:*

*Solo Dance Festival 5*

*‘mask & body’*





*A. Latar belakang*



Manusia di zaman prasejarah  dan zaman klasik  memperlakukan topeng sebagai
media penghubung jagad kecil *(microcosmos) *dan jagad besar *(macrocosmos)*,
yang berfungsi dalam kehidupan ritual dan religisositas mereka. Hampir semua
etnis di penjuru dunia –  Indian, India, Cina, Jepang, Aborigin, dan
lain-lain, termasuk negeri nusantara ini mempunyai tradisi topeng dan
kesejarahannya bagaimana tradisi topeng berinteraksi dengan masyarakatnya.
Misalnya, tradisi topeng panji terdapat di daerah Malang, Bali, Indramayu,  dan
Cirebon serta ragam topeng  daerah-daerah nusantara lainnya.Dengan kata
lain, tradisi topeng merupakan*. heritage* planet bumi ini.

Topeng juga menggambarkan emosi dan bahasa tubuh universal, seperti rasa
marah, cinta, benci, takut, susah dan lain-lain. Di sini topeng menjadi
jembatan ragam kebudayaan dunia untuk saling berinteraksi. Namun orang-orang
modern masih memperlakukan topeng sebagai media kepura-puraan kosmetik dan
cenderung berkonotasi negatif. Dalam Solo Dance Festival (SDF) ke-5  ini
yang bertema *the mask and the body ( topeng dan tubuh) *adalah bagaimana
penari menyikapi dan memperlakukan topeng dari dunia kepenariannya.
Pengalaman-pengalaman *inner person* dan  *the outer phenomenal word* apa
yang terjadi pada tubuh penari ketika bergerak memakai topeng dalam
melahirkan karya-karya tarinya.

*Solo Dance Festival* adalah festival penari tunggal yang
diadakan sejak 2001, dimana para penari mengekspresikan karyanya untuk
mengetahui bagaimana biografi tubuhnya terpengaruh oleh komunikasi
intra-/interkultural di era globalisasi. Pada SDF 5 ini diadakan di Taman
Balekambang, Solo, yang merupakan kawasan *heritage* Kota Solo pada 4 – 5
Agustus 2009. Tidak hanya pementasan juga diadakan agenda workshop tari
untuk anak-anak dan remaja pada tanggal 4 Agustus 2009. Pengarah workshop
tari untuk anak-anak adalah Aerli Rasinah dan untuk remaja, Didik Nini
Thowok. Workshop ini penting dilakukan sebagai usaha pelestarian seni
tradisi *(intangible heritage)* kepada kaum muda dan untuk mengetahui
bagaimana perspektif mereka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan
interaksi kreativitas penari-koreografer Indonesia dan memahami kembali
bagaimana karya-karya tari topeng lahir di masa kini.





*B. Wak**t**u & Tempat*

· *4 Agustus 2009, pk. 15.00 – 17.00*

ü  Worksop tari untuk anak-anak oleh Aerly Rasinah

ü  Workshop tari remaja oleh Didik Nini Thowok

· *5 Agustus 2009, pk. 19.00 –  21.00 wib*

*Penampil:*  Didik Nini Thowok (Jogjakarta),  I Made Sidia (Bali), Aerly
Rasinah (Indramayu), Bambang Besur Suryono (Solo)**

*bertempat di* Taman Balekambang, Jl. Adisucipto, Solo





*C. Tentang Taman Balekambang:*

Taman Balekambang yang memiliki nama asli Partini Tuin dan Partinah Boch
dibangun oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII pada 26 Oktober 1921
sebagai tanda cinta kepada dua putri beliau. Awalnya taman ini dibagi
menjadi dua area. Area pertama diberi nama Partini Tuin yang berarti Taman
Partini. Partini adalah nama putri tertua Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro
VII. Area kedua dinamakan Partinah Bosch yang berarti Taman Air Partinah.
Kedua taman inilah yang di kemudian hari oleh masyarakat Solo lebih dikenal
sebagai Taman Balekambang.





*Contact*:

0816675808

Email:  infomat...@yahoo.com, udanda...@gmail.com


[ac-i] Melabuh di Museum Bahari

2009-07-28 Terurut Topik Dhani Iqbal
Melabuh di Museum Bahari
Oleh Siti Nurdina



Ketika turun ke lantai satu, saya lalu pergi ke belakang bagian
museum. Ada bangunan besar memanjang bertembok putih, berpintu kayu
coklat, dan berjendela banyak. Ketika saya masuk, ternyata di ruangan
ini tersimpan kapal-kapal besar dari daerah Papua. Kapal-kapal ini
berukir dan diberi sentuhan berwarna-warni cerah di badan kapal. Saya
merasa, pemisahan kapal-kapal Papua ini dengan kapal-kapal lain
dikarenakan ukurannya yang jauh lebih besar.

Yang paling mengesankan adalah ketika saya melihat sebuah kapal yang
panjangnya tidak kurang dari 15 meter. “Jayapura 02”, demikian nama itu
terpahat di badan kapal kayu yang berwarna coklat tua. Di bagian
hulunya terpancang patung Ayam Jago dari kayu. Tapi sayang, saya tak
melihat ada keterangan apapun tentang kapal-kapal papua ini. Tapi itu
tak mempengaruhi fantasi saya, bahwa sayalah yang sedang mengarungi
samudra luas dengan kapal cantik ini.
Selanjutnya klik http://wisataloka.com/pelesir/melabuh-di-museum-bahari/


Salam,
TM. Dhani Iqbal



  

[ac-i] Indahnya Masa Kecil Tanpa Semai Kebencian

2009-07-28 Terurut Topik winwannur
Beberapa waktu yang lalu menjelang akhir masa sekolah tahun ajaran ini. Sekolah 
Montessori, tempat Matahari Kecil anak saya bersekolah, mengadakan 
International Day, sebuah acara yang merupakan tradisi tahunan di sekolah ini.

Dalam acara International Day, di sekolah yang siswanya berasal dari berbagai 
pelosok planet biru yang kita diami ini, para siswa sekolah tersebut tampil 
dalam kostum khas daerah/negara asalnya dan memperkenalkan daerah/negara 
asalnya dengan bahasa nasional masing-masing.

Matahari Kecil anak saya tentu saja tampil dengan kostum Kerawang Gayo, pakaian 
berbahan kain berwarna hitam yang dihiasi bordiran bermotif kerawang yang 
merupakan pakaian khas daerah kami, pakaian khas yang belakangan telah banyak 
dikaburkan identitasnya menjadi Kerawang Aceh oleh suku mayoritas di daerah 
kami. Teman anak saya yang berasal Denmark, tampil dengan Kostum viking lengkap 
dengan topi bertanduk dan pedang khas mereka, seorang siswa asal Selandia Baru 
tampil dengan tato khas suku Maori dan siswa-siswa lain juga tampil dengan ciri 
khasnya masing-masing.

Kami para orang tua diminta membawa makanan yang merupakan ciri khas 
daerah/negara masing-masing. Matahari kecil anak saya yang orang Gayo membawa 
masakan ikan mujair pengat, sementara Karuna temannya yang orang jepang membawa 
onigiri dan berbagai masakan jepang lainnya anak-anak lainpun membawa makanan 
khas daerah/negaranya masing-masing.

International Day di Montessori ini adalah salah satu dari sekian banyak konsep 
di Montessori yang sangat saya suka. Melalui acara ini anak-anak diajak untuk 
tidak melupakan akarnya sambil di saat yang sama diajarkan untuk menghargai 
keberagaman dengan cara menghormati budaya orang lain yang berbeda dari 
kebudayaan yang mereka punya.

Acara International Day ini diawali dengan kemunculan masing-masing delegasi 
siswa di atas pentas. Anak-anak ini memperkenalkan negara asal mereka 
masing-masing dengan bahasa nasional masing-masing pula. Diawali dengan 
delegasi Amerika dan diakhiri dengan Kazakhtan.

Setiap kali anak-anak ini memperkenalkan diri dan negaranya dengan penuh rasa 
bangga, anak-anak lain dan para orang tua menyambutnya dengan tepuk tangan yang 
membahana.

Selesai acara perkenalan, acara dilanjutkan dengan penampilan anak-anak 
Montessori dari masing-masing tingkatan mulai dari anak-anak Pre-School yang 
masih terlihat lucu dan menggemaskan dilanjutkan dengan penampilan anak-anak 
Lower Elementery yang baru mulai belajar memainkan alat musik dan diakhiri 
dengan penampilan anak-anak Higher-Elementery yang sudah mulai sempurna baik 
dalam memainkan alat musik, menyanyi maupun menari.

Qien Mattane Lao, matahari kecil saya, bersama anak-anak Pre-School lain yang 
satu tingkatan dengannya memulai konser ini dengan menyanyikan lagu `Ouvrez La 
Cage aux Oiseau', lagu berbahasa Perancis karangan Pierre Perret yang melalui 
liriknya mengajak pendengarnya untuk melepaskan burung-burung kecil yang malang 
yang terpenjara di dalam sangkar oleh penggemar burung yang egois ingin 
menikmati sendiri merdunya kicauan dan indahnya warna-warni bulu burung 
peliharaannya.

Begini kira-kira arti lirik lagu ini jika diartikan ke dalam bahasa melayu.

Buka buka sangkar burungnya
Perhatikanlah (ketika) burung-burung itu mulai terbang betapa indahnya
Anak-anak yang kalian lihat
(Mereka sebenarnya seperti) Burung-burung Kecil yang terpenjara
(Karena itu) Bukalah pintu sangkarnya dan biarkanlah mereka bebas merdeka

Lirik lagu ini adalah sebuah metafora sekaligus kritik dan sentilan bagi 
kebanyakan orang tua yang gemar'memenjara' anak-anak mereka dalam 'sangkar' 
keinginan dan ambisi sang orang tua.

Di permukaan planet ini, orang tua sejenis ini dari dulu sampai sekarang 
jumlahnya banyak sekali. Jumlah orang tua 'spesies' ini bertambah dengan jumlah 
yang semakin menjadi-jadi di masa modern dengan tekanan dan persaingan hidup 
yang semakin ketat seperti sekarang ini.

Dulu orang-orang tua semacam ini sering `memenjara' anak-anak mereka dengan 
cara menakut-nakuti anak-anak dengan cerita-cerita semacam `Malin Kundang' dan 
`Sampuraga'. Di zaman sekarang orang tua semacam ini `memenjara' anak-anak 
mereka dengan cara memaksa anak-anak untuk mengikuti berbagai kegiatan yang 
menurut para orang tua ini akan menjadi bekal kehidupan anak-anak tersebut di 
masa depan, diantaranya dengan memaksakan anak untuk mengikuti berbagai les dan 
kursus yang kadang tidak disukai oleh anak-anak itu.

Begitu banyaknya orang tua jenis ini di negara ini sekarang, sampai-sampai 
Departemen pendidikan Indonesia melalui menteri pendidikannya yang cerdas dan 
bergelar Professor itupun memformalkan `penyiksaan' terhadap anak-anak ini 
dalam sebuah kurikulum nasional yang `kejam' dan tidak `berperikemanusiaan'. 
Begitu tinggi dan `istimewanya' standar kurikulum bikinan menteri pendidikan 
yang profesor ini sampai-sampai sekarang beberapa sekolah dasar mensyaratkan 
kemampuan membaca dan berhitung bagi calon siswanya yang akan masuk ke 

[ac-i] film transeksual "Renita Renita" bisa ditonton GRATIS Online

2009-07-28 Terurut Topik tonnytrimarsanto
GRATIS menonton  film online  "RENITA RENITA"
Silahkan masuk ke :
http://www.cultureunplugged.com/play/1057/Renita-Renita

SYNOPSIS
Trapped in a male body, Renita wanted to be a doctor and a woman since she was 
a child but her parents forced her to study at a Islamic school where she was 
bullied and ostracised. She rebelled by becoming a prostitute in the hope of 
finding freedom but instead, found that it came at a cost – she experienced 
brutality and was discriminated against by her family and the Indonesian 
society in which she lived.

Producer and Directed by Tonny Trimarsanto
Editor Danny C 
Videographer Robertus
Production Manager : Siwi-Plentong
Music by Joko S Gombloh

"BEST SHORT ASIA FILM"
at 9th Cinemanila International Film Festival Philiphines 2007

Jury Comment
A very interesting movie; the treatment is brilliant and special because it is 
dealt in a very different way creating a strange sensitivy. A new dimension is 
revealed paving the way to claim their rightful demands. A good effort.
(Tapan Sinha, Film Director India, CON CAN Jury )

A familiar approach to a familiar theme in recent documentary. The mournful 
music comments too heavily on the images, which themselves sometimes
seem random. (Chris Fujiwara, USA Film Critic )

A surprising and close look into a different kind of life. The documentary does
not offer simple ready answers, but makes one define what is normal.(Jukka- 
Pekka Laakso, Director of Tampere Film Festival Finland )

In Competition Selection, 4th CON CAN SHORT Film Festival Tokyo Japan 2007
In Short Programme, 20th Singapore International Film Festival 2007
In Short Programme, Q Film Festival 2007
In Competition DOCNZ New Zealand Documentary Film Festival 2007
In Competition Jaff Asia Netpac Film Festival 2007
In Competition 5th Amnesty International Film Festival Amsterdam, Netherlands 
2008
In Program DOCUMENTARY PANORAMA at Torino GLBT International ITALY 2008
in Competition 19th InsideOut Toronto LGBT Film Festival Canada 2009

salam 
http://trimarsantofilms.com
08159256503




[ac-i] Catatan Kaki dari Batavia

2009-07-28 Terurut Topik Dhani Iqbal
Catatan Kaki dari Batavia

Ada banyak cerita dari gedung yang kini bernama Museum Fatahillah. Gedung yang 
berada di Jakarta ini adalah saksi dari praktek penjajahan yang dilakukan oleh 
negeri Belanda terhadap bangsa Indonesia. Jika memasuki museum ini dari pintu 
utama, Anda akan menyaksikan ruangan-ruangan nan mewah, tidak saja bagi pejabat 
Belanda, tetapi juga bagi keluarga-keluarga mereka.
 
Sementara itu, di bagian bawah museum ini, ada ruang-ruang yang sangat sempit 
dan gelap yang dijadikan penjara. Namun, penjara itu tidak hanya diperuntukkan 
bagi pejuang-pejuang Indonesia. Hadir bersama pejuang-pejuang itu adalah 
orang-orang gila dan juga pemberontak dari etnis China.

Selanjutnya klik http://wisataloka.com/wisatalokatv/catatan-kaki-dari-batavia/


Salam,
TM. Dhani Iqbal


  

[ac-i] SCENTING..experimental conceptual photography, IVANA STOJAKOVIC (SERBIA)

2009-07-28 Terurut Topik saratuspersen

 SCENTING..experimental conceptual photography
IVANA STOJAKOVIC (SERBIA)

CORAL Art Gallery
Jl. Affandi (Gejayan ) CT. X No. 82, Sleman, Yogyakarta
Pameran : 
21 - 28 Juli 2009
Pembukaan dan Diskusi: 
Selasa, 21 Juli / Pukul 19:00


Melalui karya saya, saya mencoba untuk mendapatkan permukaan (surface) dari 
segala hal yang belum jelas, tidak biasa (tidak familiar) dan ketertekanan, 
dalam rangka untuk mewacanakan (to discourse) itu dengan kesadaran.
Saya menemukan berbagai kesulitan sementara pencarian berlangsung dan 
berhadapan dengan banyak yang tidak familier dengan sisi yang berlawanan dari 
kepribadian, yang hanya berfungsi ketika ada pertentangan.
Fotografi “Scenting” direalisasikan dengan teknik manual – multi eksposisi. 
proses teknik ini tidak bisa di bawah kendali yang memberikan satu kesempatan 
besar untuk cara bekerja yang bersifat insting dan bergerak menampilkan sisi 
dari
 ketidaksadaran.
Saya memilih motif secara instingtif, perkalian dari motif ini yang memberi 
kombinasi baru komposisi yang sebelumnya tidak ada dalam kesadaran saya.
Ivana Stojakovic

www.ivanastojakovic.arte.rs
  








  

[ac-i] Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009

2009-07-28 Terurut Topik nanina ninana
Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009
 
Yang dibutuhkan bukan hanya bahan yang bagus, tetapi juga kecakapan 
mengolahnya. Tuntutan ini berlaku bukan hanya dalam penulisan sastra, tetapi 
juga dalam telaah sastra. Untuk merangsang kelahiran telaah sastra yang 
bermutu, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyelenggarakan kembali sayembara telaah 
sastra. Mengambil tema “Kepengrajinan (craftmanship) dalam Sastra Indonesia 
Mutakhir” sayembara kali ini mengajukan sejumlah pertanyaan pemancing:
Bagaimana pencapaian sastra kita dalam 10 tahun terakhir ini? Bagaimana 
kecakapan mengolah gagasan di kalangan penulis sastra mutakhir kita? Apakah 
kecakapan ini hadir secara konsisten atau hanya kebetulan? Bagaimana kecakapan 
ini membedakan mereka dari pendahulu mereka? Bagaimana percobaan bentuk-bentuk 
baru berkelindan dengan muatan lokal yang ada? Bagaimana pula para penulis 
sastra terkini memandang para pendahulu mereka dari khasanah nusantara dan 
dunia? Terobosan apa saja yang mereka lakukan? Dan seterusnya.
Adapun Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009 mempunyai syarat dan ketentuan sebagai 
berikut:
 
Syarat-syarat:
1.  Telaah harus karya asli, bukan terjemahan, saduran, atau jiplakan.
2.  Buku-buku sastra yang ditelaah adalah yang terbit dalam 10 tahun 
terakhir (1998—saat ini)
3.  Telaah harus membahas satu karya sastra (buku tunggal atau bagian dari 
bunga rampai).
4.  Belum pernah dipublikasikan atau dipresentasikan di media atau forum 
mana pun.
5.  Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik.
6.  Tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara serupa.
7.  Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah telaah.
8.  Panjang telaah paling sedikit 20 halaman dan diketik dalam kertas 
format A4 , 1,5 spasi, Times New Roman 12.
9.  Naskah hanya berisi judul dan isi telaah. Biodata peserta ditulis di 
dalam lembar terpisah.
10.  Lima salinan telaah dan biodata peserta dikirim ke:
Panitia Sayembara Telaah Sastra DKJ 2009
Dewan Kesenian Jakarta
Kompleks Taman Ismail Marzuki
Jl. Cikini Raya No. 73
Jakarta 10330
 
11.  Batas akhir pengiriman naskah: 31 Oktober 2009 (stempel pos atau diantar 
langsung).
12.  Para pemenang akan diumumkan di Taman Ismail Marzuki pada akhir Desember 
2009.
13.  Karya para pemenang akan dibukukan.
14.  Hadiah termasuk honor pemuatan untuk cetakan pertama.
15.  Sayembara tertutup untuk anggota DKJ dan staff.
16.  Keputusan Dewan Juri tidak bisa diganggu gugat dan tidak ada 
surat-menyurat.
17.  Pajak ditanggung pemenang.
 
Keterangan lebih lanjut sila hubungi :
Dewan Kesenian Jakarta , 021- 3162780 / 31937639 / 39899634 up Shinta Tobing. 
 
 
Hadiah:
Juara I    :  Rp 20..000,-
Juara II   :  Rp 15.000.000,-
Juara III :  Rp 12.500.000,-
Tujuh besar   : Rp 2.000.000,-
 
Kriteria Penjurian:
1.  Ketajaman dalam menggali kepengrajinan karya
2.  Telaah yang inspiratif dan orisinal
3.  Argumentasi yang meyakinkan
4.  Keberanian menafsir dan kesegaran perspektif


  

[ac-i] Poso dan Pesona yang Terpendam

2009-07-28 Terurut Topik Dhani Iqbal
Poso dan Pesona yang Terpendam
Oleh Arya Subandi


Di sebelah utara Kota Poso, tepatnya di Kecamatan Lore Utara, ada objek wisata 
yang sangat bersejarah dan misterius. Diantaranya adalah Lembah Bada atau yang 
lebih dikenal dengan sebutan The Bada Valley. Lokasi yang berjarak sekitar 125 
kilometer dari Kota Poso ini, orang dapat melihat situs peninggalan prasejarah 
berupa patung megalit yang tingginya mencapai lima meter. Namun demikian, tak 
satupun yang mengetahui asal muasal keberadaan puluhan patung-patung raksasa 
ini.

Selanjutnya klik http://wisataloka.com/jelajah/poso-dan-pesona-yang-terpendam/

Salam,
TM. Dhani Iqbal