[ac-i] Pembuatan 'PERANG BUBAT' diproduseri JOHN WOOW?
wah saya baru tahu... menarik lagi minta tolong ke Bang DEDE YUSUF SYAIFULLAH YUSUF yang bikin orang-orang atau setidaknya diproduseri kalangan netral, seperti: 1. John Woo (Woow Keren!) 2. Steven Spielberg 3. Quentine Tarantino 4. Larry Wachowski, Andy Wachowski, Joel Silver pasti menarik orang Indonesia untuk nonton deh dan mungkin malah bisa masuk Oscar... siapa berani? MIKKE SUSANTO Fakultas Seni Rupa ISI YOGYAKARTA Jl.Parangtritis Km. 6,5 Yogyakarta Dari: hakimsorimudapo...@yahoo.com hakimsorimudapo...@yahoo.com Kepada: artculture-indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 16 Desember, 2009 19:06:17 Judul: Re: [ac-i] Re: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Kalau baru mau mulai saja sudah banyak pemikiran yang tendensinya amat perfeksionis, saya khawatir upaya ini dianggap penyelesaian sutu skripsi atau disertasi. Kalau Pemprov Jabar dan Jatim telah siap, mulai sja. Esok lusa ada yang sangat keberatan dengan berbagai variabel pada FILM BUBAT tadi, silahkan produksi lagi film bubat menurut versi lain. Jangan harap nanti para pihak yang urun pikiran akan sepakat bulst akan semua hal. Kalau perlu lokasi syutingnya bisa juga di studio. Jadi tidak usah 'terlalu nyinyir' dimana persis lokasi kejadiannya. Maaf bagi yang kurang berkenan. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Wajah wajahbercahaya@ yahoo.co. id Date: Tue, 15 Dec 2009 10:18:58 - To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Subject: [ac-i] Re: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Sebaiknya diseminarkan dulu,dan undanglah pakar2 Majapahit. Apalagi soal BUBAT tempatnya perlu diriset,karena bisa terjadi di Babat,Lamongan. ( konon tempatnya di lembah Gunung Pegat Babat ).Nama Gunung Pegat juga mengacu Perang Bubat yang mengakibatkan Pegatan/Cerai. Viddy AD Daery-Bandar Sri Begawan-Brunei --- In artculture-indonesi a...@yahoogroups. com, mediacare mediac...@. ... wrote: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Kapanlagi.com - Sabtu, 12 Desember a.. Kirim b.. Kirim via YM c.. Cetak Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Jawa Barat mempertanyakan dan meminta pengkajian ulang rencana pembuatan film kolosal PERANG BUBAT yang akan diproduksi bersama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal itu terungkap dalam Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat dengan agenda pembacaan pandangan fraksi terkait RAPBD Jabar 2010 di Bandung, Jumat (11/12). Bukan berarti menghalangi rencana pembuatan film daerah yang diproduksi bersama Jatim itu, namun perlu ada pengkajian ulang terlebih dahulu dari semua sisi, kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat, Agus Weliansyah. Untuk pembuatan film PERANG BUBAT yang rencananya menjadi upaya untuk rekonsiliasi sejarah Jawa Barat dan Jawa Timur itu akan dibiayai oleh APBD kedua provinsi itu. Pemprov Jabar sendiri mengajukan anggaran sebesar Rp6 miliar pada APBD 2010 untuk pembiayaan produksi film itu. Rencana itu positif, namun kami minta ada pengkajian ulang baik dari sisi efisiensi dan juga sisi sejarah dan budaya kedua daerah itu. Jangan sampai film tersebut kemudian menjadi permasalahan di kemudian hari, kata Agus. PERANG BUBAT sendiri menurut sebuah versi merupakan fakta sejarah yang pernah terjadi di daerah Bubat (Babad, Lamongan). Kejadian bermula saat raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk yang hendak memperistri Dyah Pithaloka Citraresmi, putri Raja Sunda Prabu Maharaja Linggabuana, sebagai permaisuri. Namun Patih Gajahmada mempunyai maksud bahwa Dyah Pithaloka sebagai upeti raja Sunda, sebagai bentuk kepatuhan pada Majapahit.. Gajahmada bersama pasukannya kemudian menghadang rombongan pengantin di Bubat, dan membantai rombongan tersebut karena menolak penaklukan tersebut. Bahkan Dyah Pithaloka pun memilih bunuh diri karena melihat keluarganya dibantai. Sementara itu Wagub Jawa Barat, H Dede Yusuf yang juga penggagas produksi film PERANG BUBAT menyambut masukan dari fraksi PDIP itu. Pendapat itu hanya dari satu fraksi, bukan suara seluruh fraksi di DPRD. Yang jelas Pemprov Jatim juga sudah memasukkan pada APBD 2010, kata Dede Yusuf. Menurut Dede, rencana pembuatan film PERANG BUBAT itu sudah dilakukan secara matang dan dibicarakan dengan pihak Pemprov Jatim yang diwakili oleh Wagub H Syaifullah Yusuf. Termasuk juga berkonsultasi dengan ahli sejarah dan tokoh-tokoh masyarakat. Wagub Jabar dan Jatim itu beberapa kali bertemu untuk membahas rencana pembuatan film yang disebut-sebut akan menjadi salah satu upaya rekonsiliasi sejarah kedua wilayah itu. Film ini rencananya akan mengupas sisi lain dari konflik Kerajaan Sunda dengan Majapahit di masa lalu yang dikemas menjadi sebuah misi rekonsiliasi bagi kedua wilayah itu. (ant/dar) Facebook: Radityo Djadjoeri
[ac-i] SABAR ANANTAGUNA PUISI-PUISI DARI PENJARA
ASAHAN: Komentar sastra (singkat) PUISI-PUISI DARI PENJARA Sabar Anantaguna Penerbit: Ultimus Bandung; 2009 Sabar Anantaguna adalah salah seorang penyair senior Lekra yang kini telah berusia di atas 80 tahun. Di tahun-tahun ahir 59-nan hingga permulaan 60-han kadang-kadang saya membaca sajak-sajaknya dan saya suka dan menikmatinya karena menurut selera saya waktu itu, Anantaguna menulis sajak yang mudah dimengerti tapi tetap memperthanakan segi-segi keindahan puisi atau dengan kata lain estetika puisi yang pada sebagian penyair Lekra lainnya terasa kurang diperhatikan dan terlalu menekankan isi serta politik dan ideologi (itu tidak salah hanya saja kurang indah).Dan di umurnya yang sekarang, puisi-puisi Anantaguna masih tetap terasa indah tanpa harus merubah pendirian atau menjadi desertir yang merapat ke selera puisi penyair-penyair borjuasi untuk bisa dapat pengakuan agar bisa berdiri sama tegak serta bersanding dalam majalah-majalah yang dianggap bergengsi dengan royalty yang lebih baik dan nama yang lebih bersinar. Meskipun puisi adalah juga barang dagangan yang seharusnya seorang penyair bisa menjadi professional dan hidup dari puisi-puisinya atau karya-karya sastra lainnya, namun ideologi dan pandangan politik tidak seharusnya ikut diperdagangkan dan dikomersilisiasikan. Dan hal ini tidak dilakukan oleh Sabar Anantaguna. Sebagian besar puisi Anantaguna yang diproduksi dalam penjara-penjara dan buangan ini, semula saya duga akan menimbulkan kelelehan bagi para pembacanya. Dalam salah satu sajaknya Anantaguna menulis: PENJARA ITU KETERBATASAN KETERBATASAN ITU PENJARA Dari sajak: Catatan dalam Ingatan. Sebuah pernyataan puitis dan puisi yang berfilsafat. Dengan pernyataan ini, Anantaguna telah lebih meluaskan arti dan pengertian tentang penjara itu sendiri. Kita akan cepat merasa, dalam sebuah negara yang tidak atau kurang demokratis, adalah juga sebuah penjara besar atau negara penjara.Tapi penjara yang lebih kecil, yang dalam cel-cel yang kotor dan berjeruji besi yang pernah didiami Sabar Anantaguna , keterbatasan itu punya arti yang lebih mutlak, lebih berkesan. Namun Sabar menganggap jeruji-jeruji besai yang mengurungnya adalah juga tali-tali kecapi yang dipetiknya setiap hari, begitu akrab, begitu merdu yang mengalahkan suara bentakan para sipir, interogator bahkan rontaan teman-temannya yang disiksa dan siksaan terhadap dirinya sendiri. Di sini kita merasakan kekuatan puisi diluar puisi itu sendiri. Kelahiran sebuah puisi adalah juga sebuah proses dan proses itu sering-sering diartikan orang sebagai ilham atau inspirasi atau ada juga yang menyebutnya sebagai moment-moment puitis. Proses lahirnya sebuah puisi bisa sangat berlainan pada tiap penyair. Dan pada Sabar, proses itu sangat istimewa atau tak biasa datangnya. Dan Sabar dengan jelas memberitahu kita dengan segera sebagaimana judul kumpulan pusinya itu sendiri: Puisi-Puisi Dari Penjara. Tapi saya tidak merasa pengap, tidak merasakan keterbatasan bahkan saya merasa dibebaskan oleh puisi-puisi Sabar Anantaguna. Bebas dari dugaan bahwa seorang Sabar itu akan kapok, akan kompromi dan akan berpaling sesudah menjalani hidup yang serba terbatas, serba direndahkan, serba diabaikan. Puisi-puisi Sabar Anantaguna sebagaimana juga puisi-puisi Sutikno WS mempunyai nyawa yang sama: Kesetiaan dan tanpa penyesalan meskipun cara pengungkapannya sangat berlainan dan mempunyai ciri khusus sendiri-sendiri. Dalam banyak sajak-sajak Sabar Anantaguna saya menemui banyak personafikasi yang menggelora yang adalah juga metafora penghias segar dan menarik dalam banyak puisi-puisinya. Tapi tidak hanya itu. Sinisme Sabar bertebaran di sana sini tapi tidak menimbulkan antipatik atau iritasi pada pembacanya. Dan sinisme itu juga adalah sebagai pengganti makian kasar atau kutukan pada musuh yang kejam dan biadab. Puisi protes tidak mesti harus selalu gamblang dan frontal. Sabar menempuh jalan lain yang tidak lagi mengikuti sajak-sajak perlawanan segolongan penyair Lekra di jaman kejayaannya. Sajak-sajak Sabar sudah sangat berlainanan dengan sajak-sajak perlawanan Agam Wispi pada jamannya yang bisa frontal hadap berhadapan dengan para musuhnya (para jendral umpamanya). Namun sinisme Sabar terasa mempunyai kekuatan magis meskipun juga tidak sengaja mengajak orang lain berpihak atau bertimbang rasa padanya. Sabar membuat sajak-sajak bukan hanya untuk orang-orang yang sehaluan dengannya tapi memang secara sengaja atau tidak, untuk orang seperasaan dengannya karenanya dia bisa menjengkau hati nurani manusia yang lebih luas lingkungannya. Mimpi, cinta, sunyi, rindu dan bahkan hingga bulan turut mewarnai sajak-sajak Sabar Anantaguna. Cinta bagi Sabar adalah kesetiaan, mimpi adalah nostalgia sedangkan sunyi adalah suasana hatinya dalam keterpencilan dan kurungan dinding semen dan jeruji besi.
[ac-i] Seni Barongan
Radar Bojonegoro -Jawa Pos Grup [ Minggu, 20 Desember 2009 ] 600 Grup Barongan Atraksi Masal BLORA - Enam ratus grup barongan se-Kabupaten Blora kemarin (19/12) memadati Jalan Pemuda. Mereka menggelar atraksi masal untuk mendeklarasikan kesenian barongan sebagai kesenian khas dan asli Blora. ''Jika di Ponorogo ada reog, di sini ada barongan karena kesenian ini sudah mendarah daging bagi warga Blora,'' ujar Pudiyatmo, kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (DPKPOR) Blora. Selain Bupati Yudhi Sancoyo dan Ketua DPRD Maulana Kusnanto, deklarasi itu juga dihadiri para pejabat pemkab setempat dan Profesor Slamet, ahli kebudayaan dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. 'Kami ingin pemkab mengembangkan kesenian ini dan menjadikan kesenian ini kebanggaan dan budaya lokal yang adiluhung,'' tambah Pudiyatmo. Enam ratus grup barongan itu tampil memanjang hingga lebih dari dua kilometer. Menurut Prof Slamet, dari catatan dirinya, kesenian barongan ada sejak sekitar tahun 1935. Kesenian itu merupakan kesenian asli Blora. Alasannya, sebuah buku yang ditulis warga Belanda, menyebutkan Gubernur Belanda saat itu pernah datang ke Blora dan disuguhi kesenian tersebut. Setiap tahun, kesenian barongan berkembang. ''Sebelum tahun 1945 kesenian Barongan masih merupakan kepercayaan dan olah kanuragan,'' tuturnya. Sejak 1945 sampai 1965, kesenian barongan menjadi propaganda politik. Melalui kesenian ini, warga Blora ingin menggelorakan perlawanan pada penjajah. Karena itu, ada sebuah wadanan atau olok-olok untuk barongan. Yakni, barongan ora galak, barongan moto beling. Barongan ora galak, endas butak ditempiling (Barongan tidak galak, barongan bermata kaca. Barongan tidak galak, kepala botak di tempeleng). ''Wadanan ini isyarat karena mengandung makna semangat. Kepala botak yang dimaksud adalah penjajah saat itu sehingga harus ditempeleng dan diusir dari negeri ini,'' jelasnya. Dalam perkembangan selanjutnya, barongan menjadi seni pertunjukan, meski masih ada unsur mistiknya. Menurut Slamet, barongan sebagai alat mengusir energi jahat ketika itu masih ada. Sejak 1965 sampai 1998, lanjut dia, kesenian ini terpengaruh dengan kuda lumping. Sehingga kuda lumping pun dimasukkan. ''Dan hingga sekarang barongan menjadi kesenian yang masih digemari,'' ujarnya. (ono) Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
[ac-i] Pertunjukan Teater Sapu Lidi Dengan Lakon Terdakwa karya Ikranegara
Pertunjukan Teater Sapu Lidi Dengan Lakon Terdakwa karya Ikranegara, Sutradara Ary Sharing. Di Teater Luwes Institut Kesenian Jakarta (IKJ)- Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini Raya Jakarta Pusat. Selasa, 22 Desember 2009 Pukul 16.00 WIB s/d 17.30 WIB Teater sapu lidi adalah sebuah wadah yang mencoba menampung ekspresi para anak muda (dari berbagai disiplin ilmu) dalam kesenian (teater Khususnya), dalam perjalanannya yang mencapai 10 tahun beberapa karya sudah dipentaskan, diantaranya, Pemimpin karya Ieunesco (2004), Malam Jahanam karya Motinggo Busye (2005-2006), Nyanian Angsa karya Anton Chekov (2006), Jalan ke Sorga Karya Akhudiat (2007), dll. Kali ini dalam rangkaian acara Festival Teater Jakarta yang ke-37, Teater Sapu Lidi coba memanggungkan lakon Terdakwa karya Ikranegara, sebagai sebuah refleksi juga protes terhadap hukum negara kita saat ini. Pertunjukan satu babak yang akan ditampilkan dengan gaya pemanggungan tradisi dan juga struktur dramatic yang kuat. Lakon Terdakwa yang sempat di pentaskan di UIN Jakarta pada Juli 2009, juga November 2009 ini mencoba mengupas masalah hukum, yang mungkin saat ini sedang hangat-hangatnya kita saksikan di negara kita. Masih hangat di ingatan kita, bagaiman secara Vulgar Praktek Mafia Hukum terkuak, hampir setiap hari media massa, baik televisi maupun cetak menampilkan Aktor-aktor hukum melakukan perannya, bahkan sempat hingga melibatkan nama RI 1 ke permukaan! Pada waktu yang singkat juga bergulir banyak aksi oleh masyarakat yang mencoba mengapresiasi apa yang terjadi dalam ranah hukum kita dengan cara-cara demonstrasi maupun aksi-aksi lain yang mungkin saja dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan. Untuk itu dengan bentuk ekspresi lain kami coba menampilkan petunjukan ini yang dikemas dengan cukup menarik sebagai sebuah sajian kesenian yang kaya akan nilai estetik juga pesan yang sarat makna. Ahmad Olie Sopan Pimpinan Produksi
[ac-i] PRESS RELEASE Acara HUT FTI ke-5 dan Malam Anugerah FTI
PRESS RELEASE Acara HUT FTI ke-5 dan Malam Anugerah FTI Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta Minggu, 27 Desember 2009, Pukul 09.00-22.30 WIB Menjelang Tutup tahun 2009, FTI (Federasi Teater Indonesia) kembali menyelenggarakan serangkaian acara bersamaan dengan peringatan hari jadinya yang ke-5 pada hari Minggu tanggal 27 Desember 2009 di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki Cikini Jakarta. Serangkaian acara dan penampilan telah kami siapkan pada tanggal 27 Desember 2009, mulai pukul 09.00 s/d 22.30 WIB, antara lain; Diskusi Teater, Klinik Teater dan Perlombaan di Loby GBB dan sebuah syukuran dengan retrospeksi kegiatan FTI selama 5 tahun, yang insya Allah dihadiri oleh seluruh pengurus FTI, tokoh senior maupun junior teater Indonesia. Juga sebuah acara khusus untuk penganugerahan FTI Award kepada dramawan terkemuka Indonesia atas sumbangsihnya pada perkembangan seni teater dan kebudayaan Indonesia pada umumnya. Dewan Juri dalam FTI Award ke-4 tahun ini, yaitu: Jajang C.Noer, Akhudiat, Aspar Paturusi, Amoroso Katamsi, dan Radhar Panca Dahana akhirnya bersepakat untuk memilih Slamet Rahardjo Djarot sebagai penerima FTI Award tahun ini. Selain itu, beberapa Anugerah FTI akan diberikan kepada Aktor Terbaik, Aktris Terbaik, Penata Artistik, Penata Musik dan Grup Teater tahun ini, yang telah mengikuti Invitasi Teater FTI dan di nilai oleh para juri kolektif sebanyak 40 orang dari berbagai lapisan Profesi (Wartawan, Manager Bank, Pelajar, Mahasiswa, Ibu Rumah tangga dll). Pada kesempatan yang sama juga akan diberikan hadiah bagi pemenang Festival Monolog 2 FTI 2009 di ruang-ruang public, dari tujuh berlas peserta yang ikut dari Jakarta dan juga luar Jakarta Telah terpilih 1 (satu) pemenang utama dan juga 3 (tiga) pemenang terbaik. Dalam acara puncak yang rencana dibawakan oleh Dik Doank dan Olive Zalainty, selain diisi penampilan selebratif dari teaterawan terkemuka, sejumlah ucapan selamat akan dikemas melalui pertunjukan Teatrikal Performace, Sulap Oge Arthemus, Stand up Comedian, dan Keroncong yang berkolaborasi dengan para pemusik Jazz. Cp : Humas : Olie AS (021-96992204) Penanggung Jawab: Bambang Prihadi (021-93128044)
[ac-i] Aq di Brunei di sms Mas Amang berita ini! Innalillahi...
JAWA POS [ Sabtu, 19 Desember 2009 ] Pendiri Bengkel Muda Surabaya Meninggal SURABAYA -Dunia seni Surabaya dan Jawa Timur berduka. Penyair dan teaterawan Bambang Sujiyono, pukul 18.30 tadi malam (18/12) meninggal dunia di kediamannya, Jalan Garuda, Rewwin, Sidoarjo. Seniman 61 tahun itu meninggal akibat penyakit komplikasi yang dideritanya. Tadi malam almarhum langsung dimakamkan di TPU Rewwin. Di dunia kesenian Surabaya, Bambang banyak meninggalkan ''warisan'' penting.. Salah satunya berdirinya Bengkel Muda Surabaya (BMS), wadah berkreativitas bagi para seniman Surabaya. Hingga akhir hayatnya Bambang masih didapuk menjadi penasihat BMS. Hampir empat bulan ini, Bambang memang keluar masuk rumah sakit. Salah satunya akibat kanker pankreas yang dideritanya. Amang Mawardi, salah satu seniman yang juga sahabat dekat Bambang mengatakan, selama ini Bambang juga menderita beberapa penyakit lain. Terakhir, pria kelahiran Ponorogo, Februari 1948, itu masuk Graha Amerta, RSUD dr Soetomo. Bagi Amang, sosok Bambang dikenal sebagai pria low profile dan tidak suka merepotkan orang lain. Selama sakit dia meminta pihak keluarga tidak mengabarkan ke teman-temannya. Keluarganya bilang, beliau tidak ingin merepotkan teman-teman,'' ucapnya. Banyak hal berharga terkait dunia seni Surabaya dan Jawa Timur lahir dari tangannya tidak diketahui banyak orang. Beliau selalu berada di balik layar, sehingga namanya tidak banyak diketahui orang awam, jelasnya. Dari tangan Bambang pula banyak lahir seniman-seniman berbakat dari Surabaya. Bambang juga dikenal sebagai sosok yang menghargai seniman. Hal itu ditunjukkannya, selama 12 tahun ini dia menjadi penasihat tim penghargaan seniman Jatim. (gun/ari) Perayaan 1 Sura Sejumlah Seniman Di Depan Gedung Grahadi Desak-desakan Berebut Hp Murah Di Royal Plaza Januari 2010, Satpol PP Bongkar 263 Bangunan Liar Desak-Desakan Berebut HP Murah di Royal Plaza Perayaan 1 Sura Sejumlah Seniman di Depan Gedung Grahadi Pemenang Surabaya Berbunga Diumumkan di Jatim Expo Yusuf Husni-Alisjahbana Deklarasi Maju Pilwali Antisipasi Banjir dan Longsor Berhitung ala Lumba-Lumba Operasi Lilin Terjunkan 4.500 Personel Wisuda Sekaligus Syukuran Sawahan Larang PSK Indekos Reklame Mayangkara Akan Dipindah Karangpilang Razia Bengkel dan Konter HP Menghadang Bayi di Bawah Garis Merah Pasien Di Rumah Sakit Terus Bertambah Wali Kota Tak Ingin Saling Lempar Embat Pakan Ternak Rp 23,4 M untuk Kantor Praja Fashion Fantasi Natal Green House Kecamatan Sebagai Contoh Melestarikan Ritual Sedekah Bumi Pantau Jajan via Lab Keliling Boneka Salju Lengkapi Natal Sukses KTP, Ganti SKTS Yakin Niat Terbitkan Buletin Terealisasi Gali Potensi Berbahasa di Sanggar Sastra Apresiasi HALAMAN KEMARIN PAN Belum Tetapkan Calon, Kader Muda Siapkan Slogan Hamas FKB Tanyakan Legalitas Pansus LPA Benowo Polda Jatim Kerja Sama dengan Telkom Perbaiki Konten Situs Simulasi Tanggulangi Flu Misterius di Tanjung Perak Warga Koordinasi untuk Percepatan Penutupan Lokalisasi Dupak Bangunsari APBD 2010 Makin Ruwet Bogowonto Berikutnya Sabu biar Kuat Banting Sapi KSAL: Penertiban Jalan Terus Hore, Kembali ke Sekolah Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[ac-i] Lomba Tulis dan Foto utk Jurnalis
Pak Moderator, numpang nyebar informasi yah, kali aja bermanfaat dan rekan2 wartawan ada yg berminat... Salam, Hanif -- 50 TAHUN WIJAYA KARYA MENGADAKAN LOMBA PENULISAN ARTIKEL FOTO TEMA : GOLDEN STEP TO BEST - Lima puluh tahun WIKA berkarya untuk bangsa - WIKA sebagai salah satu pendukung kemajuan ekonomi bangsa melalui pembangunan infrastruktur. - Peran WIKA dalam pembangunan ekonomi di masa depan - Kontribusi WIKA dalam mencapai target pembangunan ekonomi. Syarat lomba penulisan artikel 1. peserta adalah wartawan media massa nasional 2. karya tulis harus sesuai dengan tema yang diangkat 3. peserta bebas memilih tema yang diangkat dan bisa mengirimkan karya tulis sebanyak banyaknya. 4. karya tulis dipublikasikan di media cetak nasional dan regional antara Desember 2009- Pebruari 2010 5. kriteria yang dijadikan sebagai dasar penilaian artikel adalah : - sesuai dengan tema, aktual dan faktual serta berbasis pada riset. - tulisan memperlihatkan kinerja 50 tahun terakhir dan menunjukan keunggulan WIKA. - tulisan memberikan usulan bagaimana kiprah WIKA di masa depan. - tulisan yang memuat foto mempunyai nilai lebih - daya tarik isi tulisan - memberi bobot edukasi kepada masyarakat. Syarat lomba foto 1. foto harus sesuai dengan tema yang diangkat 2. dicetak dalam kertas A4/ukuran 10 R 3. setiap peserta boleh mengirimkan foto sebanyak banyaknya. 4. foto tidak harus dipublikasikan di media cetak nasional dan regional. Bila dipublikasikan semakin baik. 5. kriteria foto : foto memiliki kesesuaian dengan tema, visualisasi, artistik, dan ketajaman foto. 6. maksimal pengiriman foto sebanyak 3 lembar ke panitia disertai dengan judul foto, lokasi foto dan identitas dengan dibuktikan melalui kartu press. 7. objek foto adalah proyek wijaya karya baik yang sudah eksis maupun lagi berjalan. 8. objek foto bisa proyek jalan, bangunan, konstruksi atau infrastruktur yang lain sepanjang itu adalah proyek wika yang ada di masing masing daerah. 9. setiap karya foto yang masuk menjadi hak milik panitia WIKA, dan dapat dipergunakan untuk kepentingan wika seperti materi promosi lainnya. 10. bagi peserta yang mau mengetahui apa saja proyek wika di jabotabek maupun di daerah, bisa menghubungi panitia melalui emai prasetyo.ga...@yahoo.com. Pengiriman artikel atau foto : - tulisan atau foto asli bukan saduran atau terjemahan - naskah atau foto merupakan tulisan atau foto yang bisa dipertanggungjawabkan - setiap penulis atau fotografer dapat mengirimkan lebih dari satu naskah atau guntingan berita atau foto, - peserta menyerahkan CV, pas photo 4x6 dan fotocopy kartu pers yang berlaku - mengirimkan bukti penerbitan di media cetak dan atau media online - artikel dikirim ke Panitia Lomba Artikel dan Foto Wijaya Karya, Lima Puluh Tahun Berbakti untuk Negeri. d/a : PT Wijaya Karya, Jalan DI Panjaitan Kav 9, Jakarta 13340, up nya humas wika (Firlan/Yuliana) atau bisa juga kirim softcopynya ke email : hu...@wika.co.id, prasetyo.ga...@yahoo.com, yulianatriwijaya...@wika.co.id - identitas penulis dicantumkan di belakang amplop atau di dalam email - pengiriman artikel dari tanggal 20 Desember 2009 sampai 25 Pebruari 2010 - tulisan atau foto akan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari direksi wika, ade armando (dosen komunikasi fisip UI), Budiarto Shambazy (wartawan senior), Oscar Motulloh (Photografer senior) HADIAH LOMBA - hadiah lomba artikel juara 1 : Rp 10 juta plus laptop juara 2 : Rp 7,5 juta. juara 3 : Rp 5 juta hadiah hiburan pengirim artikel terbanyak : laptop -hadiah lomba foto juara 1 : Rp 10 juta plus kamera juara 2 : Rp 7,5 juta juara 3 : Rp 5 juta hadiah hiburan pengirim foto terbanyak : Laptop Penyerahan hadiah akan dilaksanakan pada peringatan HUT WIKA pada tanggal : 11 maret 2010 waktu : pukul 10.00- pukul 12.000 WIB catatan : bagi yang berada di luar Jakarta, maka panitia akan mengundang pemenang saat penyerahan hadiah. Segala akomodasi dan transportasi ditanggung panitia. atau hadiah penyerahan hadiah bisa dilakukan melalui perwakilan yang ada di Jakarta. keterangan lebih lanjut bisa hubungi : humas wika Yuliana : 0815 8604 9518, 081384134997 Email : yulianatriwijaya...@wika.co.id
Re: [ac-i] Re: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan
Iya saya setuju saja dibikin film bernuansa sejarah Majapahit. Tapi kenapa yang diangkat kok Perang Bubat? Dan yang paling saya tidak setuju adalah kalau film ini dibiayai oleh Pemda. Ngurusin ekonomi masyarakatnya saja kurang becus kok malah duitnya buat bikin film. Kalau mau, Pemda sekadar berperan yang menggerakkan swasta bikin film. salam, radityo Facebook: Radityo Djadjoeri - Original Message - From: Wajah To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Sent: Saturday, December 19, 2009 5:58 AM Subject: [ac-i] Re: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Tentu saja soal lokasi pembuatannya boleh dimana saja Pak,aku pernah jadi manajer bidang sinetron di TPI selama 12 tahun,jadi soal itu sangat paham. Film Cut Nyak Dien yang settingnya di Aceh dan Film Nagabonar yang settingnya di Sumatra juga dibikin di Sukabumi.Gak papa,hasilnya bagus dan terkesan settingnya persis! Tapi soal riset ilmiah tentu perlu, JADI BUKAN NYINYIR!!! Ini film sejarah,meskipun sejarah juga bisa jadi ditulis oleh berbagai versi. Tolong jangan terlalu Pede mempertunjukkan KEBODOHAN ( tolong dibaca : kurang ilmu )!!! VDAD --- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, hakimsorimudapo...@... wrote: Kalau baru mau mulai saja sudah banyak pemikiran yang tendensinya amat perfeksionis, saya khawatir upaya ini dianggap penyelesaian sutu skripsi atau disertasi. Kalau Pemprov Jabar dan Jatim telah siap, mulai sja. Esok lusa ada yang sangat keberatan dengan berbagai variabel pada FILM BUBAT tadi, silahkan produksi lagi film bubat menurut versi lain. Jangan harap nanti para pihak yang urun pikiran akan sepakat bulst akan semua hal. Kalau perlu lokasi syutingnya bisa juga di studio. Jadi tidak usah 'terlalu nyinyir' dimana persis lokasi kejadiannya. Maaf bagi yang kurang berkenan. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Wajah wajahbercah...@... Date: Tue, 15 Dec 2009 10:18:58 To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Subject: [ac-i] Re: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Sebaiknya diseminarkan dulu,dan undanglah pakar2 Majapahit. Apalagi soal BUBAT tempatnya perlu diriset,karena bisa terjadi di Babat,Lamongan. ( konon tempatnya di lembah Gunung Pegat Babat ).Nama Gunung Pegat juga mengacu Perang Bubat yang mengakibatkan Pegatan/Cerai. Viddy AD Daery-Bandar Sri Begawan-Brunei --- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, mediacare mediacare@ wrote: Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Kapanlagi.com - Sabtu, 12 Desember a.. Kirim b.. Kirim via YM c.. Cetak Pembuatan 'PERANG BUBAT' Mulai Dipermasalahkan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Jawa Barat mempertanyakan dan meminta pengkajian ulang rencana pembuatan film kolosal PERANG BUBAT yang akan diproduksi bersama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal itu terungkap dalam Rapat Paripurna DPRD Jawa Barat dengan agenda pembacaan pandangan fraksi terkait RAPBD Jabar 2010 di Bandung, Jumat (11/12). Bukan berarti menghalangi rencana pembuatan film daerah yang diproduksi bersama Jatim itu, namun perlu ada pengkajian ulang terlebih dahulu dari semua sisi, kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat, Agus Weliansyah. Untuk pembuatan film PERANG BUBAT yang rencananya menjadi upaya untuk rekonsiliasi sejarah Jawa Barat dan Jawa Timur itu akan dibiayai oleh APBD kedua provinsi itu. Pemprov Jabar sendiri mengajukan anggaran sebesar Rp6 miliar pada APBD 2010 untuk pembiayaan produksi film itu. Rencana itu positif, namun kami minta ada pengkajian ulang baik dari sisi efisiensi dan juga sisi sejarah dan budaya kedua daerah itu. Jangan sampai film tersebut kemudian menjadi permasalahan di kemudian hari, kata Agus. PERANG BUBAT sendiri menurut sebuah versi merupakan fakta sejarah yang pernah terjadi di daerah Bubat (Babad, Lamongan). Kejadian bermula saat raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk yang hendak memperistri Dyah Pithaloka Citraresmi, putri Raja Sunda Prabu Maharaja Linggabuana, sebagai permaisuri. Namun Patih Gajahmada mempunyai maksud bahwa Dyah Pithaloka sebagai upeti raja Sunda, sebagai bentuk kepatuhan pada Majapahit. Gajahmada bersama pasukannya kemudian menghadang rombongan pengantin di Bubat, dan membantai rombongan tersebut karena menolak penaklukan tersebut. Bahkan Dyah Pithaloka pun memilih bunuh diri karena melihat keluarganya dibantai. Sementara itu Wagub Jawa Barat, H Dede Yusuf yang juga penggagas produksi film PERANG BUBAT menyambut masukan dari fraksi PDIP itu. Pendapat itu hanya dari satu fraksi, bukan suara seluruh fraksi di DPRD. Yang jelas Pemprov Jatim juga sudah memasukkan pada APBD 2010, kata Dede Yusuf. Menurut Dede, rencana pembuatan film PERANG BUBAT itu sudah dilakukan secara matang dan