[ac-i] Trs: JADUAL SEMENTARA PPN 4 BRUNEI

2010-06-23 Terurut Topik Wajah Bercahaya




- Pesan Diteruskan 
Dari: Wajah Bercahaya 
Kepada: wajahbercah...@yahoo.co.id; wan...@ukm.my; viddy.da...@gmail.com; 
arieme...@yahoo.com; feb_bayu2...@yahoo.co.id; k...@kompas.com; 
d...@kompas.com; e...@mediaindonesia.com
Terkirim: Sel, 22 Juni, 2010 10:56:15
Judul: JADUAL SEMENTARA PPN 4 BRUNEI


 
 
ATUR ACARA TENTATIF
PERTEMUAN PENYAIR NUSANTARA KE-4, 2010 (PPN4) /
BRUNEI INTERNATIONAL POETRY GATHERING 2010
 
HARI PERTAMA:  JUMAAT, 16 JULAI 2010
 
Pagi – petang: Kehadiran dan urusan penginapan bagi peserta 
luar negara dan sesi pendaftaran
 
MAJLIS PEMBUKAAN RASMI PPN4
Tempat:    Dewan Bankuet, Bangunan Majlis Mesyuarat 
Negara
 
7.00 malam: Kehadiran peserta dan jemputan
7.30 malam: Ketibaan Tetamu Kehormat,
Yang Berhormat Pehin Datu Seri Maharaja Dato Paduka Seri Setia Ustaz Dr. Haji 
Awang Abdul Aziz bin Juned (Adi Rumi),
Mufti Kerajaan Negara Brunei Darussalam
* Bacaan surah Al-Fatihah, dan Doa Selamat
* Ucapan Pengerusi Bersama PPN4, YM Prof. Madya Ampuan Dr. Hj. Brahim 
bin Ampuan Hj. Tengah, Ketua I ASTERAWANI
* Ucaptama dan Perasmian oleh Tetamu Kehormat
* Pelancaran Antologi Sajak Gema Nusantara
* Persembahan Tambang Syair karya Muda Omar ‘Ali Saifuddien
* Imbauan dan Ambauan Penyair 3 Serangkai:
* Yahya M.S.
* Badaruddin H.O.
* Adi Rumi
* Menikmati Jamuan
* Persembahan Penyair Nusantara
* Pertukaran Cenderamata
* Bergambar Ramai
* Bersurai
 
HARI KEDUA:  SABTU, 17 JULAI 2010
 
DIALOG PUISI
Tempat:    Dewan Raya, Radio Televisyen Brunei
 
8.00 – 8.30 pagi: Pra Gema:  Melestari Kehijauan Alam dan Kehidupan
Prof. Siti Zainon Ismail
 
8.30 – 10.00 pagi:      Gema 1:  Penyair Pembina Masyarakat 
* Brunei Darussalam:  Prof. Madya Ampuan Dr. Hj. Brahim
* Indonesia:  Drs. Viddy AD Daery
* Malaysia:  Dr. Awang Azman Awang Pawi
* Thailand:  Nik Rakib Nik Hassan
* Pemakalah Singapura
* Pemakalah Luar Nusantara
 
10.00 – 10.30 pagi:    Minum pagi
 
10.30 pagi – 12.00 tgh:  Gema 2:  Kepenyairan: Akreditasi dan Kredibiliti
* Brunei Darussalam:  Prof. Madya Dr. Hj. Hashim
* Indonesia:  Prof. Dr. Abdul Hadi WM
* Malaysia:  Rahimidin Zahari
* Penyair Thailand / Kemboja / Filipina
* Penyair Singapura    
 
12.00 tgh – 2.00 ptg:  Makan tengah hari / Solat Zuhur / Rehat
 
2.00 – 3.30 ptg:   Forum Penyair Nusantara:  “Rangsangan Lonjakan 
Industri Kreatif Menerusi Dunia Perpuisian”
* Brunei Darussalam:  Mohamad bin Rajap
* Indonesia:  Drs. Ahmadun Yosi Herfanda, MTI
* Malaysia:  S.M. Zakir
* Panel Singapura
* Panel Filipina / Kemboja / Thailand
 
3.30 – 4.30 ptg:   Gema 3:  Kepenyairan Media Baru
* Brunei Darussalam:  Zefri Ariff Brunei
* Indonesia:  Drs. Isbedy Stiawan ZS
* Malaysia:  Mohamad Saleeh Rahamad
* Akademia / Pengamal Media dari Singapura
 
4.30 ptg – 7.00 mlm:   Minum Petang / Solat Asar / Rehat
 
MERAKYAT PUISI
Tempat:    Bangunan Yayasan Sultan Haji Hassanal Bolkiah
 
7.00 – 8.00 mlm: Kehadiran Peserta dan Makan Malam
 
8.30 – 10.30 mlm:   Malam Puisi Yayasan
 
HARI KETIGA:  AHAD, 18 JULAI 2010
 
8.00 – 10.15 pagi:  Sepagi Puisi di Tarindak D’Seni
 
10.30 – 11.15 pagi:    Lawatan ke Galeri Pusat Kesenian dan Pertukangan 
Tangan Brunei
 
11.30 pagi – 12.30 tgh:  Lawatan ke Galeri Kebudayaan dan Pelancongan Kg. Ayer
 
12.45 tgh – 1.15 ptg:  Lawatan / Solat Zuhur di Masjid Omar ‘Ali Saifuddien
 
FESTIVAL PENYAIR NUSANTARA
(Bersempena dengan Sambutan Perayaan Hari Ulangtahun Kebawah Duli Yang Maha 
Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam 
yang ke-64 Tahun)
Tempat:    Dewan Raya, Radio Televisyen Brunei
 
1.30 ptg:   Kehadiran Peserta dan Jemputan    
 
2.00 – 3.45 ptg:   Festival Penyair Nusantara
 
MAJLIS PENUTUPAN RASMI PPN4
 
4.00 ptg:   Kehadiran Tetamu Kehormat,
  Yang Berhormat Pehin Udana Khatib 
Dato Paduka Seri Setia Ustaz Haji Awang Badaruddin bin Dato Paduka Pengarah 
Haji Othman (Badaruddin H.O.),
  Menteri Hal Ehwal Dalam Negeri, 
Negara Brunei Darussalam
* Pembentangan Resolusi
* Ucapan Pengerusi Bersama PPN4, YM Dayang Hajah Aminah binti Hj. 
Momin, Pemangku Pengarah DBP
* Penyerahan Simbolik kepada Tuan Rumah PPN5
* Ucapan Penutupan Rasmi oleh Tetamu Kehormat
* Pertukaran Cenderamata
* Doa Selamat
* Acara Bergambar Ramai
* Jamuan
* Bersurai
 
Malam: Acara bebas
 
HARI KEEMPAT:  ISNIN, 19 JULAI 2

[ac-i] Menonton Teater Payung Hitam dan Piala Dunia di Salihara

2010-06-23 Terurut Topik Melan Fitri

Puisi Tubuh yang Runtuhberawal dari pengalaman
pribadi Rachman Sabur mengidap penyakit stroke. Tubuh yang lumpuh ia rasa
pelan-pelan menggerogoti jiwanya, dan pada suatu ketika ia berupaya bangkit
melawan ketakberdayaannya itu. Ia pun berlatih menggerakkan, mengolah,
membentuk kembali tubuhnya seakan segumpal tanah lempung, bahkan membantingnya
bila perlu. Dalam proses itu ia mencoba mewujudkan karakter-karakter dalam
khazanah Topeng Cirebon. Ia mengambil karakter Topeng Kelana (sebagai simbol
kedigdayaan dan angkara murka) dan Topeng Panji (sosok yang sudah menguasai
emosi dan mencapai makrifat), serta mengangkat konflik-konflik antara dua
karakter tersebut.


Teater Payung Hitam telah menghasilkan 80
pertunjukan sejak berdiri pada tahun 1982, dan menjelajahi berbagai bentuk
pertunjukan dalam mencari dan menemukan bentuk ekspresi artistiknya sendiri.
Grup teater ini pernah tampil antara lain di Art Summit 2001 di Jakarta,
Festival Laokoon 2003 di Hamburg, dan Festival Oerol 2005 di Terschelling,
Belanda. Pada bulan Juli 2010, Teater Payung Hitam akan tampil dalam beberapa
festival di Serbia, yaitu Festival Patosoffiranje, Infant Festival, dan Belef
Festival.

Pementasan teater Puisi Tubuh yang Runtuh oleh Teater payung Hitam dengan 
sutradara Rachman Saburini akan diselenggarakan di
Teater Salihara,Jumat-Sabtu, 25-26 Juni 2010, jam 20:00 WIB. Tiket seharga Rp
50.000,- (dan Rp 25.000,- khusus untuk pelajar/mahasiswa) dapat dipesan melalui
021-789-1202, 0817-077-1913, 0857-193-111-50, 0812-8184-5500, 021-9974-5934, 
d...@salihara.org, atau
secara on-line melalui www.salihara.org.

Bagi para penonton Teater Payung Hitam yang ingin menyaksikan pertandingan 
Piala Dunia 2010, Komunitas Salihara menyediakan fasilitas menonton di Serambi 
Salihara pada tanggal 25-26 Juni 2010 tepat setelah pementasan usai.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai program
Komunitas Salihara lainnya, maupun permintaan peta lokasi Komunitas Salihara,
silakan hubungi me...@salihara.org atau d...@salihara.org.

Sampai bertemu di Komunitas Salihara!

Komunitas Salihara; Jl. Salihara 16, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan 12520. Tel: 021-789-1202.

(Parkir terbatas, kami melayani pemesanan taksi
di tempat.)


  

[ac-i] Gelar Aktor Teater Satu Lampung di Yogyakarta [1 Attachment]

2010-06-23 Terurut Topik Ahmad Jalidu
Teater Satu Lampung akan memamerkan kepiawaian aktor-aktornya di Jogja. Acara 
ini bertajuk Festival Monolog dan Sebuah Drama Pendek. Akan ditampilkan 3 
Monolog dan sebuah Drama pendek.
Selama 3 malam, bertempat di Auditorium Lembaga Indonesia Perancis, jl. Sagan 
no 3 Yogyakarta, Teaeter Satu akan menyuguhkan aktor2 besutan sutradara Iswadi 
Pratama ini secara bergantian. Berikut Jadwalnya :
30 Juni 2010. mulai jam 19.30 WIBDESI SUSANTI.
 Kenang-kenangan Seorang Perempuan, monolog karya WS Rendra. LARAS SHINTA 
UTAMI. Bara di Hamparan Salju, monolog karya Osman
 Saadi
1 Juli 2010. Mulai jam 19.30 WIBDERI EFWANTO dan BUDI LAKSANA. Orang-orang 
Setia, drama pendek karya Iswadi PratamaDESI SUSANTI. Kenang-kenangan Seorang 
Perempuan, monolog karya WS Rendra
2 Juli 2010. Mulai jam 19.30 WIBRUTH MARINI. Wanci, monolog karya Imas Sobariah.

Sutradara : Iswadi PratamaProduser : Dina Oktaviani

Jangan sampai terlewat, Pertunjukan bermutu ini dapat Anda saksikan dengan
 tiket hanya seharga Rp 10.000 untuk satu malam pertunjukan.
Dapatkan tiket sekarang juga!,
 jangan sampai kehabisan.untuk reservasi tiket silakan hubungi 08562856610 
(Jali) atau klik www.tiketboks.com
Sampai jumpa ...Jali






SEKOLAH SENI YOGYAKARTA
  Acting | Sulap | Gamelan | Tembang Jawa | MC Jawa | Skenario Film | Buku Non 
Fiksi | Biola | Gitar Elektrik.
http://sekolahsenijogja.blogspot.com

Sindikat Daya Guyub
http://dgprojogja.blogspot.com
http://www.Jali.Tokopedia.com
http://teatergmt.blogspot.com
http://paguyubanslenk.blogspot.com
http://jogjateater.blogspot.com



[ac-i] [BUKU INCARAN] Raksasa Bedah Saraf dari Klaten

2010-06-23 Terurut Topik Anwar Holid
[BUKU INCARAN]

Raksasa Bedah Saraf dari Klaten
---Anwar Holid

Tinta Emas di Kanvas Dunia
Penulis: Pitan Daslani 
Penerbit: Kompas, 2010
Tebal: 226 + xxi
ISBN: 978-979-709-466-9

Pada Senin, 14 Januari 2008, masuklah seorang pasien koma karena stroke ke RS 
Siloam, Karawaci. Dia langsung ditangani Dr. Eka J. Wahjoepramono, seorang 
spesialis bedah saraf. Dr. Eka segera melihat hasil CT scan pasien tersebut, 
lantas memberi penjelasan singkat pada istri pasien: "Ibu, kondisi suami sangat 
gawat. Perdarahannya luas. Kita hanya punya dua pilihan. Pertama, we do 
nothing. Kita diam saja, dan suami ibu akan meninggal within hours, dalam 
beberapa jam lagi. Kedua, kita operasi, tapi saya bukan Tuhan. Hasilnya seperti 
apa, saya tidak tahu." 

Keterangan itu membuat sang istri tambah syok, sebab di rumah sakit sebelumnya 
dia diberi tahu bahwa kesadaran suaminya "menurun."

Begitulah Dr. Eka Julianta Wahjoepramono, Sp. BS. Dia sigap dan cekatan 
melakukan operasi. Bicaranya lugas, informal, suka campur-aduk menggunakan 
kosakata bahasa Indonesia dan Inggris. Dia terkenal jujur terhadap kondisi 
pasien, ekspresif, sekaligus sangat perhatian dan teliti. Bila sedang menangani 
pasien, dia mencurahkan seluruh energi, pengetahuan, kemampuan, dan kesabaran 
demi kesembuhan pasien. Dia enggan menyembunyikan kondisi pasien hanya demi 
menyenangkan keluarga pasien atau takut dikira menambah beban psikologis 
keluarga. 

Seperti cerita Tingka Adiati dalam memoarnya Miracle of the Brain (2009), 
setelah operasi Eka berkata tentang kondisi suaminya: "Bapak mengalami 
perdarahan di otak. Saya enggak tahu saraf mana yang kena, dan sejauh mana 
dampaknya. Itu baru kelihatan nanti kalau sudah sadar. But I can tell you for 
sure, dapat saya katakan dengan tegas, tubuh kiri bapak akan lumpuh." 

Dokter spesialis bedah saraf ini berani terus-terang tentang kelemahan dan 
keterbatasan dirinya sebagai orang yang paling diandalkan untuk memulihkan 
pasien, meski dalam setiap operasi bedah saraf, dia bersama tim akan memberikan 
kemampuan maksimal.

"Saya selalu tekankan kepada staf jangan ada sedikit pun kesalahan atau human 
error dalam penanganan pasien. Semua harus mendapat pelayanan terbaik. 
Penderita dan keluarga mereka akhirnya percaya, kami benar- benar menjalankan 
komitmen profesi kami," demikian katanya pada seorang wartawan.

Kisah, kinerja, dan pribadi Eka juga tergambar lugas dalam biografi karya Pitan 
Daslani ini, Tinta Emas di Kanvas Dunia. Meski endorsement-nya penuh oleh 
puja-puji kolega atas pencapaian Eka, di sana kita bisa ikut menimba semangat 
betapa perjalanan untuk mewujudkan cita-cita, menjadi yang terbaik, dan tetap 
bersahaja, mustahil berhenti setelah seseorang ada di puncak. Gail Rosseau, 
Kepala Bedah Saraf di Neurological & Orthopedic Hospital of Chicago, Amerika 
Serikat berkomentar, "Biografi ini bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama 
sebagai sumber inspirasi bagi calon penggerak bedah saraf masa depan di 
Indonesia."

Reputasi Eka sebagai dokter bedah saraf terangkat setelah bersama tim sukses 
melakukan operasi batang otak untuk pertama kali dalam sejarah kedokteran 
Indonesia (2001), sebuah kasus yang sangat langka. Batang otak (pons) ialah 
organ sebesar ibu jari, kenyal serupa tahu, berfungsi sebagai kumpulan kabel 
vital yang amat lembut dan menghubungkan semua fungsi orak dan tubuh manusia. 
Bila batang otak tak berfungsi, seseorang secara klinis sudah meninggal dunia, 
istilahnya mengalami brain-dead. 

Dunia kedokteran menyebut wilayah ini sebagai no man's land, karena tak seorang 
pun sebelumnya sanggup mencapai dan menyentuh organ itu (hal. 60). Kondisi ini 
tambah mendebarkan betapa Dr. Eka pun belum pernah melakukan operasi di batang 
otak, padahal kondisi pasien sudah begitu memilukan. Pasien ini pemuda berusia 
20 tahun, seorang buruh nelayan. Hanya berkat keyakinan dan mengalahkan segala 
halangan mental dan fisikal, termasuk peralatan mikro seadanya, akhirnya dia 
sukses melakukan bedah saraf yang amat berisiko itu, meskipun awalnya 
berdebar-debar. Pada tahun itu Eka ialah dokter Asia pertama yang mampu 
melakukannya.

Keberhasilan Eka terbilang istimewa, karena dia berhasil melakukan operasi 
sangat sulit meskipun tanpa dibimbing secara khusus. Kebanyakan dokter bedah 
dibimbing dulu oleh senior sebelum dia betul-betul menjadi ahli. 

Keberhasilan itu bersifat spiritual baginya. Di satu sisi namanya meroket dan 
kemampuannya menanjak drastik, bahkan disebut-sebut sebagai giant of 
neurosurgery; di sisi lain ia makin prihatin betapa perhatian bangsa kita 
terhadap penyakit sakit dan operasinya masih begitu minim. Indonesia belum 
punya yayasan yang fokus memperhatikan otak maupun saraf. Karena itu dia 
bersama rekan mendirikan Yayasan Otak Indonesia (YOI), yang fokus membantu 
pasien untuk operasi otak dan saraf, dan mendapat dukungan dari Pemerhati Otak 
Saraf, sebuah komunitas yang terdiri dari mantan pasien bedah saraf beserta 
sanak keluarganya untuk tolong-menolong dan be

[ac-i] Penawaran: PIXELLINE house of GRAPHIC design...

2010-06-23 Terurut Topik Pixelline
Salam Kenal..

Brand Activition, Sales Activation, Bellow The Line..menjadi kata atau istilah 
yang semakin propuler dan diminati baik bagi kalangan pengusaha atau 
produsen...atau cukup menyebut satu kata "MICE" - istilah yang tidak kalah 
asingnya di kalangan Event Organizer...

Dampaknya jelas, begitu banyak dan beragamnya aktivitas Brand + Sales 
Activation yang dibungkus dalam sebuah event - yang juga berakibat maraknya 
bisnis event organizer dan pendukungnya...
Kerjasama yang harmonis antara EO dengan industri pendukungnya sangat 
dibutuhkan - dengan harapan event yang dilaksanakan dapat berjalan dengan 
sukses...

Kami siap mensupport…

PIXELLINE houseofGRAPHICdesign
…...senang untuk menjadi Partner of  Event Organizer.

Didukung 3 personil  inti yang mumpuni untuk menggarap desain grafis, kami 
sangat serius mensupport teman-teman yang membutuhkan:

Media Promosi:
flyer|leaflet|katalog|brosur|banner|backdrop|kalender|poster|x-banner|spanduk | 
packaging

Coorporate Identity: 
logo|company profile|kop,amplop,kartu nama|map folder
 
Publishing: 
jurnal|buletin|news letter|media internal|free magazine|taloid|perwajahan buku
 
Multimedia:
video looping for seminar & presentation|multimedia standar
 
Silahkan kontak kami. Dengan senang hati kami siap melayani Anda.
 
Thank You and Kind Regards,
AR Luchfi
021 97134690
081 8706915
 
PIXELLINEhouseofGRAPHICdesign
Partner of  Event Organizer
Graphic design|offset printing|digital printing 
Jl. Merah Delima 1 No. 1A
Cawang Baru Utara, Jakarta 13340
Email: pixell...@ymail.com





[ac-i] Sabtu ini Bedah Epitaph di Rumah Dunia

2010-06-23 Terurut Topik gongmedia cakrawala
Rumah Dunia
 mempersembahkan bedah novel Epitaph karya Daniel Mahendra. Pembedah: Gol A Gong
 [Pendiri Rumah Dunia] dan Niduparas Erlang [Cerpenis Banten].

Hari
 ini, Sabtu, 19 Juni 2010, pukul 13.30 WIB, di Rumah Dunia. Alamat Komplek 
Hegar Alam 
No.40, Ciloang, Serang, Banten. 
Acara terbuka untuk umum serta gratis. 
Plus menyeruput ba...jigur dan penganan sepuasnya


  

[ac-i] "Anniversary" Ananda Sukarlan & Chendra Panatan di Gedung Kesenian Jakarta, 24-25 Juni

2010-06-23 Terurut Topik chendra panatan




























ANNIVERSARY - 5 years of artistic collaboration 
Ananda Sukarlan - Chendra Panatan
A night of music & dance
Jakarta Anniversary Festival 
GKJ, 24-25 June 2010, 8pm
 
Selama 5 tahun terakhir ini komponis & pianis Ananda Sukarlan & koreografer & 
penari Chendra Panatan telah bekerjasama secara erat untuk membuahkan 
karya-karya artistik yang telah dipagelarkan di Inggris, Spanyol dan 
Indonesia. Beberapa hasil karya mereka akan mereka persembahkan di GKJ  tgl 24 
dan 25 Juni nanti dalam Jakarta Anniversary Festival 2010. 
   
Pagelaran ini menampilkan beberapa karya hasil kolaborasi dua seniman besar 
Indonesia dalam bidangnya masing-masing dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 
Koreografer Chendra Panatan serta komponis & pianis Ananda Sukarlan telah 
menghasilkan karya-karya yang menjadi tonggak sejarah musik dan tari Indonesia 
dan telah dipagelarkan di negara-negara Eropah, Asia, Amerika dan Australia . 
Mereka juga telah bersama mendirikan Yayasan Musik Sastra Indonesia 
(http://www.musik-sastra.com) bersama Ibu Pia Alisjahbana dan Bapak Dedi S 
Panigoro yang bertujuan memasyarakatkan seni pertunjukan terutama kepada mereka 
yang secara finansial tidak mampu. 
  
Dalam pertunjukan ini juga akan tampil para penari dan pemusik terbaik 
Indonesia sebagai bintang tamu. Tema dari pertunjukan ini adalah interpretasi 
sebuah legenda/mitologi/karya fiksi dalam kehidupan urban dan sehari-hari, 
antara lain kontras antara karya "Sweet Sorrow" yang merupakan terjemahan 
musikal literal dari "Romeo & Juliet" dan "West Side Story" yang merupakan 
transformasi (dan transportasi) cerita yang sama  ke masa kini dan ke kota 
besar New York. Sebagai intermezzo Ananda Sukarlan akan memainkan beberapa 
nomor untuk piano, antara lain "Rapsodia Nusantara no. 4"nya yang sukses besar 
saat premierenya April lalu, dan juga merupakan lagu wajib untuk kompetisi 
piano nasional "Ananda Sukarlan Award 2010" akhir Juli mendatang. Karya ini 
berdasarkan tema lagu rakyat yang lagi-lagi bertransformasi dalam hingar bingar 
kota besar di era digital ini.
 
Mereka juga telah bekerjasama dengan para seniman di Eropa, serta telah sukses 
menyelenggarakan pagelaran tari Kecak yang pertama di Spanyol 2 tahun yang lalu 
(2008), dengan 40 penari Spanyol yang telah dilatih khusus oleh Chendra selama 
2 minggu lebih. Berkat pagelaran kolosal ini lahirlah karya-karya baru komponis 
Spanyol yang terpengaruh oleh bunyi dan ritme tarian Kecak, antara lain karya 
Sonata no. 2 "Kecak" oleh komponis National Music Award 2005, Jesus Rueda. 
Sonata ini telah dipagelarkan Ananda di 3 benua dan telah direkam dalam CD yang 
direlease oleh NAXOS . 
 
Di pagelaran yang mencampur seni tari, sastra, musik dan lighting ini mereka 
akan membawakan koreografi dengan musik oleh komponis David del Puerto, 
Santiago Lanchares dan Ananda Sukarlan sendiri. Juga akan ditampilkan duo 
Ananda Sukarlan dengan pianis muda berbakat Elwin Hendrijanto, memainkan "West 
Side Story Symphonic Dances" karya komponis Amerika Leonard Bernstein. Duo 
piano ini juga akan menutup konser dengan karya besar Ananda Sukarlan, "The 
Humiliation of Drupadi" yang sukses besar diperdanakan di Jakarta New Year 
Concert 2009. 
 
Pendukung acara lainnya adalah flutist Metta F. Ariono, pemain biola 14 tahun 
Inez Raharjo dan para penari dari Jakarta Ballet  pimpinan Chendra Panatan.  
 
 
Tiket dan info lebih lanjut : sms/telpon ke 021.26718621 dan 021.34110621 
(Muslih, jam 09.00 – 21.00) atau Ananda Sukarlan Center di 
ananda.sukar...@musik-sastra.com
PROGRAM: 
  
Santiago Lanchares          Love scene from the ballet "Castor & Pollux"    6' 
  
Ananda Sukarlan "Rescuing Ariadne" for flute & piano       6’ 
  
Ananda Sukarlan "You had me at hello" for flute solo 10’ 
  
Ananda Sukarlan             "Sweet Sorrow" for violin & piano     3’ 
  
David del Puerto  "Alio Modo" for piano solo    10’ 
  
Ananda Sukarlan           Rapsodia Nusantara no. 4   (without choreo) 
8’ 
  
 p a u s e  – 20 mins 
  
Ananda Sukarlan "The Sleepers" for violin & piano    4’ 
  
Leonard Bernstein    4 numbers from Westside Story (arr. for 2 
pianos)            15’
  
Ananda Sukarlan  "The Humiliation of Drupadi" for 2 pianos  6’ 









  

[ac-i] Fw: Goenawan Mohamad Kembalikan Bakrie Award

2010-06-23 Terurut Topik ASAHAN
- Original Message -
From: ASAHAN
To: AKSARA SASTRA
Sent: Tuesday, June 22, 2010 12:06 PM
Subject: Fw: #sastra-pembebasan# Goenawan Mohamad Kembalikan Bakrie Award


APALAH ARTI SERATUS JUTA BAHKAN HINGGA SATU MILYARD RUPIAH
BAGI SEORANG MULTI MILYUNER.

GM sudah pasti tidak suka kalau Sri Mulyani atau Budiono diganggu Ical hingga 
gangguan itu  membuat Sri harus terbang ke Amerika meninggalkan kursi mentrinya 
dan jatuh di kursi empuk Bank Dunia yang dia sukuri sambil mengeluh. GM pasti 
tahu, semua itu cuma olah Ical dan sekarang kedongkolan dan dendam politiknya 
itu dia lampiaskan dengan sedikit membuang uang hadiah Ical yang bagi dia cuma 
sen-senan itu. Dulu ketika Pramoedya Ananta Toer (PAT) menerima hadiah Presiden 
Magsaysay yang gembong besar anti Komunis itu, para teman-teman GM seperti 
Rendra dan  Mochtar Lubis menentang hadiah itu dan bahkan hingga Mochtar Lubis 
mengembalikan hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya. Orang-orang dari Komite 
hadiah Magsaysay cuma bilang, katanya, kami tidak melihat dan menilai apa 
pandangan politik PAT, yang kami nilai adalah nilai buku dan nilai sastranya 
yang bagus dan telah diterjermahkan ke dalam banyak bahasa di dunia dan bisa 
dibeli di toko-toko buku hampir di seluruh dunia. Dan Pram-pun menikmati hadiah 
yang patut dia terima, seorang pengarang terkenal di dunia tapi selalu miskin 
yang seharusnya juga dia punya hak untuk kaya raya. suharto yang anti Komunis 
membunuh berjuta-juta komunis hingga yang non komunis, memenjarakan dan 
membuang yang salah satunya adalah Pramoedya ke Pulau Buru. Tapi para penerus 
anti Komunis di Komite Magsaysay memberi hadiah sastra pada Pram karena 
pertimbangan seni dan kebesaran Pram sebagai pengarang. Ironi pahit yang harus 
ditelan oleh teman-teman GM ini membuat kedongkolan politik mereka harus 
mengembalikan hadiah yang juga pernah mereka terima (Mochtar Lubis) yang  
mengaku sebagai para penulis Humanisme Universil yang ternyata pandangan 
politik adalah di luar lingkaran humanisme Universil yang berakibat karya 
sastra yang bertentangan politik denga mereka bukan karya sastra dan tidak 
berhak mendapat hadiah sastra dari siapapun.

Kembali ke GM. Juga hadiah sastra atau lainnya bisa menjadi senjata kedongkolan 
politik. Apakah itu bisa diterima?.  Hal itu tergantung pada pandangan politik 
seseorang. Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa seseorang bisa pula terjerat 
dalam jerat yang dia pasang sendiri yang jerat itu adalah jerat politik. Tapi 
jerat politik tidak seperti jerat biasa karena jerat itu lebih lentur di mana 
seseorang bisa meleplaskan dirinya dari jerat yang dia pasang sendiri.  Orang 
lain hanya bisa tesenyum.

Namun bagaimanapun, GM lebih punya prinsip dibandingkan dengan kaum Oportunis 
atau Kaum Oporkaki PKI umpamanya, karena kaum ini, hanya melihat keuntungan dan 
duit serta kekuasaan di mana prinsip dan pandangan politik bisa digadaikan 
setiap saat bila KESEMPATAN telah tiba.
ASAHAN.

- Original Message -
From: GELORA45
To: GELORA_In
Sent: Tuesday, June 22, 2010 3:39 AM
Subject: #sastra-pembebasan# Goenawan Mohamad Kembalikan Bakrie Award



Selasa, 22/06/2010 07:30 WIB
Tak Sepaham Dengan Ical,
Goenawan Mohamad Kembalikan Bakrie Award
Arifin Asydhad - detikNews

wikipedia
Jakarta - Budayawan yang juga tokoh pers Goenawan Mohamad (GM) membuat 
keputusan mengejutkan. Dia akan mengembalikan Ahmad Bakrie Award - sering 
disebut 'Bakrie Award' - yang ia terima pada 2004 dan selama ini ia simpan.

GM akan mengembalikan Bakrie Award kepada penyelenggaranya, Freedom Institute, 
hari ini, Selasa (22/10/2010). "Hari ini, GM akan mengembalikan Bakrie Award 
yang didapatnya pada 2004. Award sudah dibungkus rapi," kata sumber terdekat GM 
kepada detikcom.

Di samping award, GM juga akan mengembalikan hadiah Rp 100 juta yang ia terima 
saat menerima award 6 tahun silam. Dia juga akan mengembalikan bunga atas 
hadiah itu yang sebesar Rp 54 juta. "Jadi, total yang akan dikembalikan Rp 154 
juta," jelas dia.

GM yang juga dikenal sebagai tokoh 'Majalah Tempo' tidak akan mengembalikan 
sendiri award dan uang plus bunga itu. Tetapi pengembalian award itu dilakukan 
melalui utusan.

Lantas mengapa GM akan mengembalikan award dan hadiah tersebut? "GM 
mengembalikan Bakrie Award ini karena tak sepaham dengan apa yang dilakukan 
Ical (Aburizal Bakrie-Red) selama ini," tutur dia.

Penghargaan Bakrie Award sempat cukup heboh pada 2007. Saat itu, salah satu 
penerima penghargaan, Franz Magnis Suseno menolak pemberian award itu. Romo 
Franz menolak karena keluarga Bakrie merupakan pemilik mayoritas PT Lapindo 
Brantas yang sedang bermasalah dengan semburan lumpur di Porong, Sidoarjo.

Bakrie Award telah menjadi agenda rutin Freedom Institue yang bekerja sama 
dengan Yayasan Ahmad Bakrie sejak 2003. Biasanya, Anugerah Bakrie Award 
diberikan menjelang Peringatan Kemerdekaan RI.

Selain GM, beberapa tokoh yang pernah mendapat penghargaan ini, antara lain 
Ignas Kleden, Nurcholish Madjid, Sartono Kartod

[ac-i] JEMBATAN (1) Dari Singapur Ke Kuala Lumpur by A.Kohar Ibrahim

2010-06-23 Terurut Topik abdul kohar ibrahim
Dari Singapur Ke Kuala Lumpur
 
By
 
A.Kohar Ibrahim
 
 
Jembatan
(1)
 
Tekad
Kita Bertekad
Ayun Terus Jejak Langkah
Perjalanan Menata Tanda Impian
Dua Kota Pesona Singapura Kuala Lumpur
Jika Tujuan Jelas Sudah Apa Alangan Ditakutkan
Seperti Sang Prameswara, Hang Tuah, Gajah Mada
Seperti Pula Sisingamangaraja, Bung Karno Bung Hatta
Seperti Pula Ragam Pahlawan Pekerja Dan Seni Budaya
Gagah Berani Bina Jembatan Sejarah Zaman Ke Zaman
Meski Penjara Tanah Buangan Maut Datang Menjemput
Di Sini Lah Makna Kita Menelusuri Perjalanan Bersama
Faktualita Simbolika Melewat Batas Jembatan Lintas
Woodlands-Johorbaru Keretapi Deras Melaju Tuju
Duhai Kasih Menatapku Dikau Senyum Tersipu
Masuk Malaysia Dikau Ingat Siapa Sayang
Jawabmu Ingatku Ingat Usman Awang
Sang Pujangga Besar Berjiwa Besar
Dari Padanya Kutimba Unjuk Ajar
Tentang Gelombang Dan Bintang
Berkas Puitis Debu Beterbangan
Menggubah Lagu Persahabatan
Menyanyikan Juang Kehidupan
Keyakinan Tak Pernah Padam
Perdamaian Atasi Peperangan
Peradaban Atasi Kebiadaban
Cita Cinta Atasi Kebencian
Persatuan Persaudaraan
Jembatan Bersejarah
Simbolisasi Abadi
Nusantara
Dunia
!
*
(28.05.2010)
 
Catatan : 
Naskah disiar pertamakali di Facebook 28.05.2010.
Pujangga Usman Awang dikenal pula bernama-pena Tongkat Warrant. Kumpulan 
puisinya yang terkenal berjudul: “Gelombang”. Dengan kata pengantar  dari 
Ismail Hussein. Edisi Kuala Lumpur – Oxford University Press 1961.
Biodata A.Kohar Ibrahim: http://16j42.multiply.com/journal/item/517/
Kumpulan Tulisan: http://16j42.multiply.com/journal/item/494/
Berkas naskah « Jembatan » adalah lanjutan dari berkas-berkas
 « Jari Jari Kaki Kekasih » dan « Singapura Dalam Puisi ».
 


  

[ac-i] Keindonesiaan dalam Perspektif Papua

2010-06-23 Terurut Topik Dhani Iqbal
Fadhal Alhamid, pemuda Papua yang menjadi pembicara pertama dalam Dialog 
Nasional Pemuda bertajuk "Menyoal Identitas Kebudayaan Indonesia", mengatakan 
bahwa Belanda tidak melakukan penyerbuan atau praktek penjajahan di tanah 
Papua. Alih-alih merusak atau membunuh, Belanda justru menggelar pendidikan dan 
juga pembangunan bagi masyarakat Papua.

Terkadang, ketika orang kecewa dengan pemerintah Indonesia, orang kemudian 
bernostalgia dengan jaman Belanda yang dianggap baik, termasuk soal pendidikan.

“Kalau ajar membaca… ‘ini api, api menyala, babi lari’. Sesuatu yang kemudian 
mengakar dalam realita. Sekarang, ‘ini pak madi, pak madi ke sawah’. Siapa pak 
madi? Sawah mana? Orang papua tidak kenal sawah. Orang papua kenal hutan sagu.”

Terlepas dari perbedaan sejarah, kebudayaan, dan ras dengan kebanyakan 
negeri-negeri di Indonesia, Fadhal berharap Papua dapat diterima dalam 
keragaman Indonesia. Papua semestinya diberi ruang untuk turut membentuk dan 
mewarnai identitas keindonesiaan.

Namun, persoalannya tidak mudah. Dalam berbagai iklan yang setiap hari tayang 
di ruang-ruang media massa, apa yang disebut cantik itu adalah orang yang 
berambut lurus dan berkulit putih. Dan kriteria itu membuat orang Papua, di 
tanahnya sendiri, sulit untuk mengisi posisi-posisi tersebut di pasar, seperti 
bank atau supermarket.

Bahkan, ketika ada kontes putri kecantikan yang dibuat oleh kelompok Dharma 
Wanita di Papua, putri-putri (suku) Dani diajak untuk menjadi putri Jawa, yakni 
dengan memakaikan sanggul dan kebaya pada tubuhnya. Padahal, perspektif 
kecantikan bagi orang (suku) Dani bukan itu.

“Perempuan yang cantik itu yang tangannya kuat. Kepalanya kuat untuk memanggul 
itu noken. Dia orang yang pandai mengurus kebun, pandai mengurus anak, pandai 
mengurus babi. Itulah perempuan Papua, perempuan Dani yang cantik.

Fadhal juga mencatat persoalan militerisme di papua. Menurutnya, pemerintah dan 
militer Indonesia lebih merasa terganggu ketika bendera bintang kejora berkibar 
ketimbang sekolah dan layanan kesehatan tidak berfungsi. Nasionalisme Indonesia 
hanya hadir dalam bentuk pos-pos militer dan bendera merah putih.

Kalau ada yang menaikkan bendera Bintang Kejora, pemerintah dan militer 
Indonesia tidak pernah menanyakan kenapa bendera tersebut dinaikkan. Kalau ada 
yang menaikkan bendera, maka tindakan keras langsung diambil: tangkap, adili, 
penjara.

“Padahal kalau ada yang kasih naik itu bendera, itu bisa saja karena anaknya 
tidak lolos itu pegawai negeri, gajinya sekian bulan tidak dibayar, atau karena 
hutannya dirampas,” kata Fadhal.

Selanjutnya saksikan di sini atau di 
http://wisataloka.com/wisatalokatv/keindonesiaan-dalam-perspektif-papua/


Salam,
TM. Dhani Iqbal


  

[ac-i] Be a Writer di Purwakarta 22 Juni

2010-06-23 Terurut Topik gongmedia cakrawala




“BE A WRITER” DI PURWAKARTA

Selasa, 22 Juni, Pukul 09.00 – 12.00



Untuk teman-teman yang berdomisili di sekitar Karesidenan Purwakarta (Subang,
Cikampek, Padalarang, Cianjur, Plered, Indramayu, Karawang), jika ingin
mengikti pelatihan “Be a Writer” Gol A Gong, silahkan gabung Selasa besok,
22 Juni 2010 di Perguruan Al-Manar, Pasar Rebo, Purwakarta.

 

”Be a Writer” Gol A Gong akan
mampir di Purwakarta. “Liburan anak-anak. Nengok nenek moyang. Sekalian 
bagi-bagi ilmu. Karena ini tempatku dilahirkan, semuanya serba special.
Kontribusinya murah banget, Rp. 50.000,-, dapat bonus buku ‘Be a Writer’ dan
pelatihan menulis,” kata Gong.

 

Mae, Panitia yang juga tergabung di Forum Lingkar Pena Purwakarta
menambahkan “Acara dimulai pukul 09.00 - 12.00. Ayo, masih ada tempat!”

 

Metode BE WRITER adalah
interactive class, model akselerasi, dan mengedepankan praktek.  

 

MENULIS ITU GAMPANG

- Pemutaran Film doc ”Be a Writer”

- Tujuan Menulis

-Tema popular

-Target pembaca

-Target media

-Profesi menulis

-Simulasi nama pena

 

UNSUR-UNSUR INTRINSIC
DALAM SEBUAH KARYA FIKSI

-Menggali ide dengan 5W
+ 1H (metode jurnalistik)

-Sinposis, karakter,
alur, latar waktu-tempat, dialog, konflik, ending

 

- UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
DALAM SEBUAH KARYA FIKSI 

- Bagimanana memulai mnulis

- Pentingya membaca

- Observasi

- Riset pustaka dan riset lapangan

- memahani social-budaya cerita

- Point of view

- majas/diksi

 

Kontak Panitia, Mae di nomor
08997103778 dan Gina di 08997849945. Sampai
jumpa.

 




  

[ac-i] Undangan Jumpa Pers Kompetisi Teater Indonesia memperebutkan piala WS Rendra

2010-06-23 Terurut Topik abdul malik










Yth. Kawan-kawan Jurnalis


Untuk
mengenang dan memberi penghormatan atas karya-karya dan jasa
almarhum
WS Rendra dalam kancah teater Indonesia, serta untuk memberi
ruang
ekspresi kompetitif bagi pelaku teater, Lintas Masyarakat Teater
Jawa
Timur dan Dewan Kesenian Surabaya bermaksud untuk menggelar
acara
Kompetisi Teater Indonesia memperebutkan piala WS Rendra di
Surabaya.
Kompetisi ini kali pertama diselenggarakan di Indonesia
dalam skala
nasional.

Untuk itu, guna membagi informasi
mengenai acara ini secara lebih
rinci, kami mengundang kawan-kawan
untuk hadir dalam JUMPA PERS yang
akan kami helat
pada:

Hari/Tanggal            :
Senin/21 Juni 2010
Waktu            
       : 13.00 WIB
Tempat      
            : Galeri Surabaya, Komplek
Balai Pemuda, Jl
Gubernur Suryo 15, Surabaya.

Demikian
undangan ini. Kami mengharapkan kerjasama kawan-kawan media
untuk
menyukseskan acara ini.

Salam hangat,


Farid Syamlan
(Ketua Panitia)
Sabrot D Malioboro (Ketua Dewan Kesenian
Surabaya)

Informasi dan komunikasi : 085 232 444 023 (Diana
Sasa)


NB; mohon undangan ini dibagikan kepada kawan
jurnalis lainnya. Terimakasih



  

Re: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia

2010-06-23 Terurut Topik francis yaman
Pak Gayatri...

Saya rasa amat sedih karena bapak ini memang orang yang duduk di bawah 
tempurung. Bukankah satu pekerjaan sebagai karyawan adalah pilihan sendiri.  
Yang mendengar kabar angin itu adalah orang yang kurang intelek untuk 
membanding antara yang benar, separuh benar dan yang helah untuk membakar bara 
benci antara satu sama lain. Saya harap Pak Gayatri punya intelek untuk 
membanding yang sebenar. Saya rasa mungkin bapak sendiri tidak mampu untuk 
membayar upah yang sejajar dengan nilai karyawan, gak usah nyatakan nilai 
tambah karyawan. 

Tetapi amat memeranjatkan adalah betapa ramai pekerja Indonesia masih mahu 
bekerja di Malaysia kalau yang dinyatakan oleh bapak itu benar.  Kalau benar 
orang malaysia itu maling, memang ramai warga Indonesia gak mahu berhijrah ke 
mMalaysia untuk bekerja.  Sayang sekali, mungkinkah bapak gak bisa mendapat 
karyawan yang bagus untuk kerja dengan bapak atau bapak dengki dengan karyawan 
yang sudah pindah ke Malaysia untuk bekerja...

Kalau benar kenyataan bapak, tiada  karyawan mahu ke Malaysia lagi. Ya, ini 
termasuk penyanyi dan pelakon.. madu yang menadi obat orang lain mungkin racun 
di bibir orang lain...

Maaf kalau saya terlalu kritis...




From: BJD. Gayatri 
To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 14, 2010 5:49:59
Subject: Re: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia

  
mudah kata diucap, lihat muka tak punya malu
tak malu mengakui budaya orang lain sebagai milik sendiri
barik cap jelas-jelas tertulis dari Pekalongan, .. diaku buatan malaysia
dasar MalingSialan

tak malu berucap kita saudara dan sayang saudara seperantauan
lihat apa tingkah laku pemerintah MalingSialan dan warga MalingSialan terhadap 
para pekerja dari Indonesia
tidak maulu membayar upah murah, tidak malu melanggar HAM
itulah ciri budaya warga jiran MalingSialan
t-i-d-a-k p-u-n-y-a M-A-L-U

Tabik
-G-,


--- On Fri, 11/6/10, bambang purwanto  wrote:

Subject: Re: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
>Date: Friday, 11 June, 2010, 23:18
>
>
>>
>
>
>
>  >
>
> 
>>  
> 
>Tampaknya semakin kacau perbincangan ini.  Masalah utama yang diperbincangkan 
>menjadi tidak jelas,"Tindakan Mengaku-aku atau Merampas Hak Budaya orang lain" 
>sepertinya diarahkan menjadi sesuatu yang boleh dilakukan atau halal.
>Tampaknya ini merupakan sikap perilaku manusia jaman sekarang, yang sudah 
>tidak mempunyai urat malu.
>Maaf kalau saya terlalu langsung.
>
>
>
>

From: francis yaman 
>To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com
>Sent: Friday, June 11, 2010 12:32:45
>Subject: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
> > 
>
>
> 

 



[ac-i] Menelantarkan Wayang,mencaci orang lain jalan terus ????

2010-06-23 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Radar Mojokerto -JAWA POS Grup 
[ Selasa, 22 Juni 2010 ] 
Ketika Warisan Dunia, Wayang Kulit Menjadi Barang Dagangan Pinggir Jalan 
Wayang Doplek pun Dijajakan di Emperan Toko 

Wayang kulit telah ditetapkan menjadi warisan dunia oleh PBB. Namun, karya 
luhur itu justru asing di negeri sendiri.

FENDY HERMANSYAH, JOMBANG 

---

Tak mengherankan ketika budaya luhur bangsa mulai luntur. Begitu juga ketika 
Darmo melintas di kawasan pertokoan depan Pasar Citra Niaga (Pasar Legi).

Laki-laki tua giat memegang kemonceng dari bulu ayam. Ia singkirkan baik-baik 
debu dan daun yang berterbangan di atas dagangannya. Kemarin (20/6) siang 
Kartono Gimo, baru saja selesai menata ratusan lembar wayang buatannya. 
Kerajinan yang memiliki filosofi tinggi itu didirikan bersandar pada papan 
penutup sebuah toko emas. Sisanya, ia tidurkan dengan rapi.

Usai membersihkan debu yang menempel di wayangnya, ia beranjak membersihkan 
lokasi sekitar tempat ia menggelar dagangan. Pria 55 tahun itu mengaku berasal 
dari Wonocolo, Wonogiri. Kali ini ia sedang mencoba mengais rezeki di Kota 
Santri. Maklum, berdasar pengalamannya, Jombang punya banyak peminat wayang 
buatannya.

Kerajinan tokoh-tokoh pewayangan buatan Gimo-panggilan Kartono Gimo, itu 
terbuat dari kertas doplek. Bahan dasar itu ia peroleh dengan mudah di kota 
asalnya. Dengan keahlian membuat wayang puluhan tahun, Gimo meracik ide dengan 
doplek. Jadilah wayang doplek.

Gimo terpaksa memilih emperan toko sebagai lokasi berdagang. ''Sudah jadi 
kebiasaan," kata bapak berputra empat ini. Biasanya ia mengikuti pagelaran 
wayang di kota-kota yang menghadirkan dalang kondang. Memeriahkan sebuah 
pementasan wayang, bergabung dengan pedagang kaki lima yang biasanya datang di 
keramaian.

Namun, lantaran pentas wayang masih sepi, ia beralih berjualan di Jombang. 
"Pagi tadi saya datang," tutur suami dari Harini ini. Hari itu, ia berharap 
pada takdir akan lakunya wayang-wayangnya. "Ya ndak mesti. Tapi ya banyak yang 
beli," katanya optimis.

Untuk harga wayang sendiri cukup bervariasi. Harga disesuaikan dengan 
besar-kecilnya wayang serta tingkat kesulitan pembuatan. Kisarannya antara Rp 
10.000 sampai Rp 50.000. Sebanyak 200 lebih wayang ia bawa dari Wonogiri.

''Saya sudah 20 tahun lebih bergelut dengan wayang," cerita Gimo. Sejak kecil 
lingkungan tinggalnya lekat dengan kesenian Jawa khususnya wayang. Hingga, ia 
pun bisa membuat wayang oleh peran ayahnya. Tahun 1980-an, ia sering berjualan 
di Wonocolo Surabaya. Kala itu wayang memang dipentaskan rutin. Sehingga, ia 
tinggal menggelar kerajinannya tiap malam jumat. Pembeli mayoritas dari 
penonton wayang itu sendiri.

Kian jarangnya pementasan wayang, ikut menyurutkan penghasilannya. Apalagi, 
ditambahkan dengan munculnya layar lebar atau bioskop. Tontonan yang mengandung 
tuntunan pun mulai jarang ditampilkan.

Padahal, menurut Gimo, di wayang itu mengandung filosofi kebudayaan Jawa, dan 
Indonesia pada umumnya. "Wayang itu simbol bagi Indonesia," tandasnya. Lebih 
jauh ia bercerita. Wayang itu cerminan manusia. Karakter manusia tercermin pada 
lakon-lakon yang ada di pewayangan. Sifat manusia muncul dengan perilaku tokoh 
yang dimainkan dalang.

"Wayang itu dibuat oleh orang yang weruh sadurunge wineruh," katanya sambil 
berfilosofi. Wayang juga mengandung liku-liku permasalahan manusia. "Itu 
(wayang) memang disiapkan untuk manusia," katanya. Gimo menejelaskan pilihannya 
menjadi perajin wayang kulit adalah suatu suratan takdir. Ia tak mengeluh.

Gimo menuturkan, kala berjualan, berfikir bagaimana mengeluarkan pengeluaran 
sedikit mungkin. Salah satunya dengan tidur bersama karyanya di emperan toko. 
''Daripada untuk ongkos becak ke kontrakan, kan mending tidur disini. Bisa 
menghemat biaya," pungkasnya. (lal)


  
 
* Ribuan Siswa Tak Tertampung 
* Kawasan Industri Dinilai Amburadul 
* Satukan Tekad Menuju Kebersamaan 
* Dianggarkan Rp 156 Miliar 
* Komnas HAM Setujui Investigasi 
* Provinsi Tak Beri Lampu Hijau 
* Dua Pengendara Tewas 
* Anak Tukang Donat Kena Hidrocephalus 
* Butuh Dana Rp 128 Miliar 
* Dandim Siap Duduk Bareng Empemania 
HALAMAN KEMARIN 
* Jalanan Bopeng Mojokerto 
* Dewan : Anggaran Minim 
* Melongok Pentas Salawat 1.000 Rebana Sabtu Pon 
* Berkas Pembakar Mobil Wawali Dilimpahkan 
* Potong Pohon Tewas Kesetrum 
* Dari Penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) di Jombang 
* Bakal Dibawa ke Ranah Hukum 
* Raperda Ketertiban Umum Belum Ada 
* Biaya Tebang Tebu Membangkak 
* Tak Ada Mutasi hingga Bupati Dilantik 



[ac-i] Makepung Grand Prixnya orang Bali.

2010-06-23 Terurut Topik Janu
Makepung Grand Prixnya orang Bali.Photo & Text by Barry Kusuma
untuk melihat foto lengkap balap Makepung yang extrem, silahkan klik
disini.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468446

Kalau Madura punya Kerapan Sapi, maka Bali memiliki Makepung. Dua
tradisi yang serupa tapi tak sama, namun menjadi tontonan unik yang
segar sekaligus menghibur.
Makepung yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah
tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat
Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini awalnya hanyalah
permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak
sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu
kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang
joki.
Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin
diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu
atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan
termasuk para turis asing. Tak hanya itu, lomba pacu kerbau inipun telah
menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara profesional.
Sekarang ini, Makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja.
Para pegawai dan pengusaha dari kota pun banyak yang menjadi peserta
maupun supporter. Apalagi, dalam sebuah pertarungan besar, Gubernur Cup
misalnya, peserta Makepung yang hadir bisa mencapai sekitar 300 pasang
kerbau atau bahkan lebih. Suasana pun menjadi sangat meriah dengan
hadirnya para pemusik jegog (gamelan khas Bali yang terbuat dari bambu)
untuk menyemarakkan suasana lomba.
Ketika mulai dilombakan pada tahun 1970-an, aturan dan kelengkapan dalam
Makepung ikut mengalami beberapa perubahan. Misalnya, kerbau yang
tadinya hanya seekor, sekarang menjadi sepasang. Kemudian, cikar atau
gerobak untuk joki yang dulunya berukuran besar, kini diganti dengan
yang lebih kecil. Kerbau peserta Makepung, sekarang juga lebih
`modis' dengan adanya berbagai macam hiasan berupa mahkota yang
dipasang di kepala kerbau dan bendera hijau atau merah di masing-masing
cikar. Sementara, arena Makepung berupa track tanah berbentuk
`U', sepanjang 1 - 2 km.
Berbeda dengan Kerapan Sapi Madura ataupun event yang bersifat race
lainnya, Makepung mempunyai aturan yang sedikit unik. Pemenang lomba ini
bukan hanya ditentukan dari siapa atau pasangan kerbau mana yang
berhasil mencapai garis finish pertama kali saja, akan tetapi ditentukan
juga dari jarak antar peserta yang sedang bertanding. Artinya, seorang
peserta akan dianggap sebagai pemenang bila ia menjadi yang terdepan
saat mencapai finish dan mampu menjaga jarak dengan peserta di
belakangnya, sejauh 10 m.
Namun, bila pasangan kerbau yang berada di belakang bisa mempersempit
jarak dengan peserta di depannya, menjadi kurang dari 10 m, maka
pasangan kerbau yang di belakang itulah yang akan keluar sebagai
pemenang. Perlombaan diselesaikan dalam hitungan delapan sampai sepuluh
menit dalam setiap race-nya.
Penggemar dan peserta Makepung di Jembrana terbagi menjadi dua kelompok
yang dikenal dengan nama Blok Barat dan Blok Timur. Pembagian blok ini
berdasarkan aliran Sungai Ijo Gading yang membelah ibukota Kabupaten
Jembrana. Kedua blok akan bertemu dalam perlombaan resmi setiap dua
minggu sekali. Dan, masing-masing blok mempunyai sirkuit sendiri yang
kerap digunakan sebagai lokasi berlatih ataupun lomba yang bersifat
resmi.
Hal unik yang membuat Makepung menjadi sebuah tontonan yang seru dan
menarik, adalah ekspresi seorang joki yang berada di atas cikar dan
sedang memberi semangat pada kedua kerbaunya dengan meneriakkan yel-yel
daerahnya masing-masing. Sang joki memecut kerbau dengan sebuah tongkat
selama berpacu di atas track selebar 2 m ini untuk bisa mencapai
kecepatan maksimal. Beberapa joki juga menggunakan tongkat khusus di
mana terdapat paku-paku kecil yang menempel pada tongkat tersebut. Maka,
tak mengherankan bila kerbau yang digunakan berdarah-darah setelah
mengikuti lomba ini.
Yang menambah serunya Makepung, dalam setiap lomba hampir selalu ada
joki yang gagal mengendalikan kerbaunya. Hal ini kerap terjadi saat ada
peserta yang akan menyalip peserta lainnya. Dan, saat kerbau lepas
kendali, ia pun akan keluar lintasan dan akhirnya terperosok ke petakan
sawah ataupun terbalik. Penonton pun bersorak-sorai…
untuk melihat foto lengkap balap Makepung yang extrem, silahkan klik
disini.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468446



[ac-i] Hidup Sinden Masa Depaaan !!!!

2010-06-23 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Radar Malang -JAWA POS Grup 
[ Selasa, 22 Juni 2010 ] 
Fifi Melinda Dismayanti, Sinden Cilik asal Malang 
Kakeknya Heran Anak Kecil Kok Suka Lagu Jawa 

Pengaruh informasi dan teknologi tak selamanya mampu menggerus budaya lokal. 
Masih ada anak-anak yang siap melestarikan peninggalan nenek moyangnya. Salah 
satunya Fifi Melinda. Bocah 10 tahun ini dikenal sebagai sinden cilik. Jam 
terbangnya pun sudah merambah Malang Raya.

MAHMUDAN 

---

Arah jarum jam menunjukkan pukul 22.30. Alunan musik gamelan masih terdengar 
saat Radar mengunjungi rumah Fifi Melinda Dismayanti, sinden cilik asal Wagir, 
Malang. Fifi -sapaannya- tampak fasih mengiringi alunan musik gamelan saat 
latihan bersama kakeknya, Muji Aman. 

Selama dua jam berlatih, gadis yang tercatat sebagai siswi kelas III SDN Sukun 
I ini mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam menyinden. Setiap not-not yang 
dihasilkan pengrawit, mampu diiringinya dengan tepat. Hampir tak ada yang 
salah. Dari lima lagu yang dinyanyikan, hanya satu atau dua bait saja yang 
masih membutuhkan ketepatan suara dengan alunan gending.

Kelima lagu yang dimainkan tersebut lagu Jawa. Di antaranya, Ranggan, Kadung 
Tresno, Ojo Lamis, Bocah Gunung, dan Dadi Ati. Tak hanya itu, Fifi yang 
menggenakan kaos warna kuning, ternyata tak hanya piawai menyinden. Gadis 
kelahiran 31 desember 2000 ini juga pintar memainkan gamelan. "Memainkan alat 
ini bisa, tapi ya sedikit-sedikit," ujar Fifi disela-sela latihan nyinden di 
rumahnya saat ditemui minggu lalu.

Anak dari pasangan Bripka Suprayitno dan Marfin Eko Dewi ini memang piawai 
menyinden. Meski usianya baru menginjak 10 tahun, namun kepiawaiannya dalam 
mengiringi alunan musik gamelan tak kalah dengan sinden yang lebih tua darinya. 

Kepiawaian Fifi terbukti saat tampil dalam pembukaan Malang Kembali (Malkem) 
beberapa waktu lalu. Saat itu, di depan Wali Kota Malang Peni Suparto, Wakil 
Wali Kota Bambang Priyo Utomo, dan segenap pejabat di lingkungan pemkot, dia 
mampu mempersembahkan tembang-tembang andalannya.

Selain menunjukkan kemampuannya dalam even yang berlangsung 20-24 Mei itu, jam 
terbangnya juga sudah cukup banyak. Paling sering adalah acara pernikahan, 
selamatan, ritual-ritual bersih desa, dan beberapa kegiatan lainnya. "Sudah 
sering tampil. Tapi ya, sekitar Malang saja," katanya. 

Fifi memang terbilang unik. Di saat anak-anak seusianya disuguhi hiburan 
modern, gadis yang bercita-cita menjadi polisi wanita (polwan) ini justru 
gandrung dengan sinden. Tradisi lokal yang jauh dari impian anak lain 
seusianya. 

Kegandrungannya dengan sinden berawal saat berlibur ke familinya di Tulungagung 
tahun lalu. Selama perjalanan ke Tulungagung, dia yang pergi bersama kedua 
orang tua dan kakeknya itu mendengarkan lagu Jawa. 

Tiba-tiba lagu yang terdengar dari tape mobil ayahnya itu langsung diikutinya. 
Sontak saja, kakek bersama kedua orangnya kaget. Lantaran anak kecil zaman 
sekarang masih ada yang suka dengan lagu Jawa. "Saya ndak tahu. Waktu saya 
dengar lagu Jawa, kok enak. Tiba-tiba saya pingin menyanyikan lagu itu," 
bebernya yang mengaku saat itu mendengarkan lagu berjudul Ojo Lamis. Waktu itu 
dia baru berusia 8 tahun. 

Kini dia sudah berusia 10 tahun. Selama setahun ini sudah banyak perkembangan 
yang dilakukannya untuk mengasah kepiawaianya menjadi sinden. Dalam sehari, dia 
meluangkan waktu untuk latihan lebih dari dua jam. 

Terkait jadwal latihan, dia mengikuti waktu luang kakeknya. Maklumlah, selama 
ini yang mengajari ilmu sinden adalah kakeknya sendiri. "Biasanya saya latihan 
habis Isya' sampai saya pegel. Paling ya jam 10 (pukul 22.00)," kata gadis yang 
mempunyai hobi nyanyi ini.

Kini, sinden seolah menjadi bagian dari kehidupannya. Tanpa disadarinya, kerap 
kali dia menyanyikan lagu Jawa di saat ada waktu luang. Kebiasaan ini sudah 
dialaminya sejak beberapa bulan lalu. "Kalau sendiri atau ndak ada aktivitas, 
saya suka rengeng-rengeng (nembang)," katanya. Tentu saja, kebiasaan nembang di 
saat sendiri mampu meningkatkan kepiawaiannya. 

Ayah Fifi, Bripka Prayitno menilai, menjadi sinden merupakan tradisi lokal yang 
harus dipertahankan. Sebab, saat ini sebagian besar generasi muda sudah 
terjebak dalam kehidupan berbau barat. Mulai dari hobi, perilaku, gaya hidup 
sampai pada budaya berpakaian maupun pergaulan.

Padahal, terang dia, Indonesia seharusnya tetap menjunjung tinggi adat 
ketimuran. Dengan melestarikan budaya sinden ini, sama halnya dengan 
mempertahankan jati diri bangsa. "Budaya sinden ini mencerminkan adat 
ketimuran. Masih terkait dengan sikap yang santun," ujar Prayitno.

Prayitno memperkirakan, anaknya suka dengan dunia sinden tak lepas dari 
kakeknya. Darah seni kakeknya dianggap telah menurun dalam kehidupan Fifi. 
"Kami tidak mengarahkan, terserah Fifi. Tapi sepertinya terinspirasi kakeknya," 
kata pria yang tugas di Polresta Malang ini. (*/ziz)


  
 
* NUN Tinggi Menyebar 
* Tambah Fasilitas, Tawarkan Sensasi di Atas 
* Gelombang 3,5 Meter, Nelayan Harus 

[ac-i] Upacara Tabuik Simbol rasa duka, Padang Pariaman.

2010-06-23 Terurut Topik Janu
Upacara Tabuik Simbol rasa duka, Padang Pariaman.Photo & Text by Barry
Kusuma
untuk melihat foto dan video Tabuik, silahkan klik link
ini.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468041

Peristiwa pembantaian Hussain, cucu Nabi Muhammad di Padang Karbala,
oleh pasukan Yazid bin Muawiyah dari dinasti Ummayah, menorehkan guratan
sejarah yang mendalam bagi umat muslim di dunia. Di Pariaman, Sumatera
Barat, peristiwa ini diperingati dengan melaksanakan sebuah upacara,
Tabuik.
Berasal dari kata `tabut', dari bahasa Arab yang berarti
mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai
barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun.
Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram,
dalam kalender Islam.
Simbol Rasa Duka
Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman,
sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan
bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di
Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena kemeriahan dan
keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian
memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar
setiap tahun.
Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara Tabuik, warga Pariaman sudah
sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat serta aneka penganan,
kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalankan
ritual khusus, yakni puasa.
Selain sebagai nama upacara, Tabuik juga disematkan untuk nama benda
yang menjadi komponen penting dalam ritual ini. Tabuik berjumlah dua
buah dan terbuat dari bambu serta kayu. Bentuknya berupa binatang
berbadan kuda, berkepala manusia, yang tegap dan bersayap. Oleh umat
Islam, binatang ini disebut Buraq dan dianggap sebagai binatang gaib. Di
punggung Tabuik, dibuat sebuah tonggak setinggi sekitar 15 m. Tabuik
kemudian dihiasi dengan warna merah dan warna lainnya dan akan di arak
nantinya.
Pada hari yang telah ditentukan, sejak pukul 06.00, keramaian sudah
terasa di seantero Kota Pariaman. Seluruh peserta dan kelengkapan
upacara bersiap di alun-alun kota. Para warga lainnya berkerumun di tepi
jalan untuk menyaksikan jalannya kirab Tabuik. Tak hanya warga biasa,
para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara
paling kolosal di Sumatera Barat ini.
Tepat pada waktunya, Tabuik mulai diangkat dan karnaval pun dimulai.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang.
Di belakang Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional yang membawa
alat mu
sik perkusi berupa aneka gendang, turut mengisi barisan. Selama
arak-arakan berlangsung, seluruh peserta karnaval meneriakkan,
"Hayya Hussain… Hayya Hussain!!!" sebagai ungkapan hormat
kepada cucu Nabi Muhammad SAW tersebut. Sesekali, arak-arakan berhenti
dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang mulai beraksi sambil
diiringi tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke
pantai dan selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan karena ada
kepercayaan bahwa dibuangnya Tabuik ini ke laut, dapat membuang sial. Di
samping itu, momen ini juga dipercaya sebagai waktunya Buraq terbang ke
langit, dengan membawa segala jenis arakannya.
Bila dibandingkan dengan upacara Tabuik yang digelar sepuluh tahun lalu,
upacara Tabuik yang ada sekarang memang berbeda. Kala itu, Tabuik dibuat
oleh dua kelompok warga dari kubu yang berbeda dan kemudian diadu satu
sama lain. Dalam prosesnya, tak jarang diikuti pula dengan baku hantam
para warga dari kedua kubu tersebut.
Atraksi Budaya Unik
Kini, unsur kekerasan yang tadinya terdapat pada Tabuik itu telah
dihilangkan. Upacara ini lebih diarahkan kepada sebuah atraksi budaya
yang menarik dan dapat dikonsumsi oleh para wisatawan. Selain
menyaksikan prosesi upacara Tabuik, para wisatawan dapat berkeliling di
pasar tradisional dan bazaar yang digelar seiring dengan perayaan ini.
Nikmati juga salaluk dan rakik maco, makanan khas Pariaman yang banyak
dijajakan di pinggir pantai. Sayangnya, sampai kini, pelaksanaan upacara
Tabuik belum digarap secara maksimal. Masih ada sejumlah kendala yang
muncul dalam pelaksanaannya, terutama dalam hal pendanaan.
Perayaan Tabuik tahun ini yang jatuh pada bulan Februari lalu misalnya.
Acara ini nyaris gagal dilaksanakan. Pemda setempat bahkan sempat
mengumumkan lewat media massa rencana pembatalan tersebut. Namun, berkat
kesungguhan warga Pariaman untuk menggelar acara ini, Tabuik pun
akhirnya dapat digelar dan dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung.
untuk melihat foto dan video Tabuik, silahkan klik link
ini.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4468041



[ac-i] Dateng Yukk ke Festival Rajutan Indonesia, 23 Juni - 11 Juli 2010

2010-06-23 Terurut Topik asih
Halo Teman-teman!!! Numpang info yaa

Bingung liburan anak-anak sekolah mau ngapain?? nah daripada bingung, mending 
dateng yuuk ke acara Festival Rajutan Indonesia yang diadakan dari tanggal 23 
Juni - 11 Juli di Mal Ciputra, Grogol, Jakarta Barat. Disana anak-anak bisa 
belajar, bermain dan berkreasi dengan benang. Tapi apa hanya untuk anak-anak?? 
tentu saja tidak...

Kegiatan ini terbuka buat semua, mulai dari anak-anak, sampai kakek dan nenek. 
Acara yang juga bekerjasama dengan Mal Ciputra yang juga mengusung event mereka 
bertajuk NEXT yang ditujukan sebagai upaya untuk mengajak Generasi Muda agar 
semakin kreatif dan berdaya.
 
Ada apa saja sih Festival Rajutan Indonesia kali ini??
 
TALKSHOW, FASHION SHOW DAN LOMBA
 
Sabtu, 26 Juni 2010 :
 
12.30 – 13.30 : Menghindari Kepikunan dengan Merajut/Merenda
  Pembicara : Arniria Kesuma dkk (komunitas Rajut Bogor 
dan Depok)
13.45 – 15.00 : Mandiri dan Kreatif dengan Merajut/Merenda
  Pembicara : Riani dkk (Kelompok Rajut Jalanan)
15.15 – 16.15 : Siapa bilang Pria gak boleh Merajut/Merenda
  Pembicara : The Man Who Knit dkk
16.30 – 17.30 : Peran Komunitas dalam Meningkatkan Solidaritas
  Pembicara : Knitting 1st dan Kelompok Rajut Ciledug
19.30 – 20.30  : Fashion Show Kreasi Rajutan
"Kreasi Warna Warni Rajutan Indonesia"
   bekerjasama dengan Sekolah Mode Poppy Dharsono
 
10.00 – selesai : Kegiatan Lomba
   a. Berkreasi Memanfaatkan Barang Bekas menjadi 
Kreasi Rajutan
   b. Menghias Barang Bekas Menjadi Cantik dan berguna 
dengan Kreasi Rajutan
   c. Membuat Wadah/Kantong sebagai Pengganti kantong 
Plastik
  (Menggunakan benang produksi Indovon, yang dapat 
diperoleh di stand Indovon)
  Biaya Lomba : Rp. 20.000 – per orang
 
Persyaratan:
 
1. Hasil karya teman-teman adalah murni hasil kreasi dari teman-teman, bukan 
contekan.
2. Menggunakan bahan-bahan yang tidak berpolusi atau beracun.
3. Hasil karya pemenang akan menjadi milik Panitia FRI
4. Keputusan Juri tidak dapat diganggu gugat.
 
Jumat, 9 Juli 2010 :
 
11.00 – 12.30 : Kreasi Rajutan dengan Jaring
 Launching Buku "Rajut Jaring"
 Pembicara : Ira Dhyani Indira (pengarang Buku 
Rajutan dan Sulam)
   Viola Miranda 
Simanungkalit
15.00 – 16.00  : Pengumuman Hasil Lomba dan Musik
16.00 – 16.45  : Pengumuman Hasil Kreasi Selimut Rajutan Terbesar dengan 
Motif Batik Kawung
17.00 – 18.00  : Tunisian Crochet, apa dan bagaimana sih?
  Pembicara : Thata Pang (Pengarang Buku Rajutan)
19.00 – 20.00  : Bagaimana Cara Membuat Pola Baju Rajutan
  Pembicara : Dyah Dyanita (Pengarang Buku Rajutan dan 
Pendiri Milis Mari Merajut)* (dalam konfirmasi)
   Indah Sri Lestari (Dosen Pola Jahit 
– Sekolah Mode Poppy Dharsono)
 
PELATIHAN :
 
Knitting untuk Pemula : tiap hari* dari jam 11 – 9 malam
Knitting Pemula : Rp. 75.000 – 2 jam pelatihan (sudah termasuk 
benang)
Knitting Lanjutan: Rp. 100.000 – 2 jam pelatihan (sudah termasuk 
benang)
 * tiap selasa, kamis dan sabtu, 
minggu
Crochet Pemula : Rp. 50.000 – 2 jam pelatihan (sudah termasuk 
benang)
Crochet lanjutan: Rp. 75.000 – 2 jam pelatihan (sudah termasuk 
benang)
Yubiami   : Rp. 50.000 – 2 jam pelatihan (sudah 
termasuk benang)
Crochet Net: Rp 100.000 – 2 jam pelatihan (sudah termasuk 
benang dan jaring/net) *tiap sabtu, minggu
 
PEMBUATAN SELIMUT RAJUTAN TERBESAR DAN SYAL TERPANJANG DENGAN MOTIF BATIK 
KAWUNG INDONESIA
 
Selain kegiatan-kegiatan diatas, kami masih punya kegiatan lain, yaitu Membuat 
square rajutan dan syal yang akan digabungkan untuk Membentuk Selimut Rajutan 
Terbesar dan Syal Terpanjang yang akan membentuk motif Batik Kawung Indonesia 
yang merupakan motif asli batik Indonesia.
 
Kegiatan ini adalah kegiatan raksasa yang melibatkan seluruh teman-teman 
perajut di seluruh Indonesia.
Proses penyambungan square akan dilakukan : tgl 23 Juni – 7 Juli 2010
Pengumuman hasil : 9 Juli 2010
Pameran hasil karya : 9 – 11 Juli 2010
Hasil karya selimut akan disumbangkan ke Museum Tekstil Indonesia.
 
Untuk informasi lebih lanjut dan kerjasama bisa menghubungi :
 
Ari Asih 0818 126 707
Ayun 0813 1524 8811
 
Atau cek ke festivalrajutanindonesia.blogspot.com
 
Yuk kita semua partisipasi dalam kegiatan akbar Rajutan Indonesia dan buktikan 
kalau kita memang kreatif dan mandiri!!!
 
Kegiatan ini diselenggarakan oleh:
Komunitas Mari Merajut
Mal Ciputra
 
Didukung oleh :
S

[ac-i] Yang beli wayang adalah TKI-apa dia juga diteriaki MALIIIIING????

2010-06-23 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Radar Tulungagung -JAWA POS Grup 
[ Selasa, 22 Juni 2010 ] 
Sumiran Kebanjiran Pesanan untuk Dibuatkan Wayang Kulit 
TKI Malaysia untuk Majikan, Persiapkan Anak Kedua Warisi Keahliannya 

Ibarat buah kelapa, makin tua makin bersantan. Itulah gambaran Sumiran, 61, 
warga Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Trenggalek. Dia usia yang semakin 
senja, hasil karyanya membuat wayang kulit makin dicari.

Didin Cahya, Trenggalek 

---

Rumah menghadap utara di pinggir jalan raya Kedunglurah tanpa sepi dari luar. 
Di teras rumah sederhana berjajar wayang kulit dengan aneka tokoh. Mulai 
Pandawa, Punakawan dan Kurawa. 

Tak ketinggalan, tumpukan kulit kambing rata-rata berukuran satu meter, sisa 
potongan kayu serta tetesan bekas cat yang menghiasi lantai teras.

Saat pintu diketuk, muncul laki-laki baya yang berpakaian motif batik. Dialah 
Sumiran. Segera dia mempersilakan RaTu masuk rumah. "Silakan masuk, ya seperti 
ini keadaanya," ujar Sumiran kemarin.

Tak perlu diragukan semangat ayah enam anak ini mempertahankan kesenian asli 
Indonesia. Setiap hari dia mulai membuat anak wayang pukul 08.00 hingga sore 
hari. Mulai dari memilih kulit kambing, nge-mal atau menggambar dasar wayang, 
nge-cat dan sebagainya dilakukan sendiri.

Kepiawaiannya membuat anak wayang merupakan warisan dari ayahnya, Kardi. Selama 
masa kecil setiap hari dia melihat proses membuat wayang. "Saya sering duduk di 
samping Bapak saat Bapak membuat wayang. Dia menceritakan masing-masing sifat 
tokoh wayang. Kayak mendongeng dan memberik nasihat, begitu!" kata suami Toini, 
55 tahun ini.

Dia usia sekitar 9 tahun, Kardi mengajari Sumiran membuat wayang. Dia mulai 
dilatih memahat kulit domba, termasuk memberi warna sesuai karakter tokoh.

Waktu terus berjalan, memasuki usia belasan tahun, Sumiran kecil sudah bisa 
membuat wayang. Tentu timbul rasa bangga. Dia memasarkan hasil karya sendiri.

Di kala semangat tinggi untuk bekerja, kesedihan menghampirinya. Pada 1967 
ayahnya meninggal dunia. Hal itu membuat dirinya shock. "Lah bagaimana? Saat 
itu bapak bekerja keras untuk menghidupi kelurga," ingatnya.

Paska kematian ayahnya, beban di pundak Sumiran semakin berat. Dia diminta 
meneruskan keahlian membuat wayang. Pada 1968 dia bekerja sebagai instalator di 
Pabrik Gula (PG) Mojopanggung, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kauman, 
Tulungagung. Di sela-sela waktu luang disempatkan membuat wayang. Itu untuk 
melaksanakan wasiat bapaknya. "Kadang mendapat pesanan, tapi tidak banyak," 
jelas Sumiran. 

Pada 2004 dirinya pensiun dari PG Mojopanggung. Waktu lebih banyak untuk 
membuat wayang. Di usia kini, Sumiran sanggup membuat satu wayang dalam waktu 
dua hari. "Tergantung tingkat kesulitan dan cuaca," paparnya sambil memahat 
kulit domba. 

Jika cuaca panas, dia menyatakan lebih cepat. Karena kulit domba lebih mudah 
dibentuk serta dipahat. Sebaliknya jika musim hujan datang, Sumiran mengaku 
sedih. Hal itu disebabkan kesulitan menjemur kulit domba.

Di masa tuanya, pesanan membuatkan wayang terus mengalir. Baik dari Trenggalek 
maupun luar kota seperti Malang dan Solo. Bahkan tidak sedikit warga Malaysia 
yang memesan anak wayang buatannya. Biasanya TKI yang membawa ke negeri jiran 
itu. 

Harga jual tiap kulit kambing yang sudah diubah menjadi wayang bervariasi, 
mulai Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu. Dalam sebulan dia meraup jutaan rupiah 
dari keterampilannya tersebut.

Menghadapi masa pensiun membuat wayang, dia sudah mempersiapkan anak keduanya, 
Dwi Purnomo untuk mewarisi keahlinya. "Kabetulan anaknya juga berminat, jadi 
tidak ada masalah," terangnya. (din/her)



[ac-i] Media Relase Press Conference GEMPITA GIANYAR 3 | Jakarta, 22 June 2010 [11 Attachments]

2010-06-23 Terurut Topik bayu rahanatha
Kepada Rekan - Rekan Media,

Pada hari ini, Selasa, 22 Juni 2010, telah diselenggarakan konferensi pers 
GEMPITA GIANYAR 3 di Jakarta. Hadir sebagai narasumber dalam konferensi pers 
yang dihadiri oleh puluhan jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik 
nasional adalah sebagai berikut:

1. Ibu Marayuna A. Nasution
Ketua Sekar Saji Nusantara, lembaga pemerhati seni dan budaya pencetus dan 
penyelenggara GEMPITA GIANYAR.

2. Jay Subyakto
Art Director Pagelaran TRI HITA KARANA

3. Dewa Budjana
Music Director Pagelaran TRI HITA KARANA

Sehubungan dengan konferensi pers tersebut, bersama ini kami sampaikan siaran 
pers resmi pencanangan Festival GEMPITA GIANYAR 3 dan profil singkat dari para 
pendukung utama Pagelaran TRI HITA KARANA, acara terpenting dari keseluruhan 
rangkaian GEMPITA GIANYAR 3. Semoga informasi yang kami sampaikan ini dapat 
menjadi sumber berita yang menarik bagi rekan-rekan media.

Demikan penyampaian kami, atas nama pihak penyelenggara GEMPITA GIANYAR 3, kami 
mengucapkan terima kasih setulusnya atas dukungan rekan-rekan media dalam 
menyebarluaskan informasi tentang kegiatan budaya yang penting amat penting 
bagi misi pelestarian keajegan budaya tradisional Bali ini. 

Salam budaya!

Panitia Penyelenggara GEMPITA GIANYAR 3
Bayu Rahanatha, SE 
Event / Marcom consultant
Phone: 081916515455 
email/ym : theyoung...@yahoo.com