[ac-i] Release : Komunitas SLEnK pentaskan LENG dalam Festival Titer Jogja 2010
* mohon maaf jika tidak berkenan. Semoga dapat turut disebarluaskan, terima kasih sebelumnya. Sudut Makam Mbah Kyai Sami Komunitas SLEnK berpartisipasi dalam Festival Titer Jogja 2010 Sebuah situs makam Mbah Kyai Sami di dusun Samirono, yang diurus oleh seorang juru kunci bernama Pak Rebo menjadi saksi kemajuan yang menyakitkan. Makam yang seringkali dijadikan tempat “nenepi” dan ngalap berkah melalui jasa pendoa Pak Rebo itu, kini menjadi bising oleh gemuruh mesin pabrik. Adalah Mbok Senik, penjual bunga, Kecik putrinya yang menjual jasa cinta sesaat dan Bongkrek laki-laki yang keluar dari lingkaran pabrik karena merasa ditindas dan di”hewan”kan. Perjuangan Bongkrek si gali kampung mempertahankan tanah leluhurnya dari terkaman investasi, dan bermacam anomali kegetiran pinggiran kota disaksikan oleh petilasan ini. Namun, siapa yang mampu melawan raksasa ekonomi? Pertanyaan ini diluncurkan melalui drama berbahasa Jawa buah pena Bambang Widoyo SP berjudul LENG. Naskah ini akan dihidupkan dalam panggung oleh Komunitas SLEnK (Suka Lelangen Edining Kabudayan) di Bale Budaya Samirono Catur Tunggal, Depok Sleman pada 21 Juli 2010 jam 19.30 WIB. Pentas yang digarap Sutradara Daru Murdhopo dan Penata Iringan Sugito HS ini adalah salah satu rangkaian dari Festival Titer Jogja 2010 yang digulirkan Taman Budaya Yogyakarta dan Yayasan Umar Kayam. Festival dengan tema “berkunjung di rumah sendiri” ini disikapi oleh SLEnK dengan menyiapkan pementasan di Bale Budaya Samirono yang selama ini bisa dikatakan merupakan basis dari kegiatan Komunitas SLEnK. Komunitas ini, sebagaimana tergambar dalam nama panjangnya, adalah komunitas pecinta kebudayaan, dalam hal ini kebudayaan Jawa. Sejak berdiri 2006 SLEnK memang lebih banyak bergerak di wilayah sastra jawa melalui bermacam diskusi dan pelatihan. Dua tahun terakhir SLEnK banyak mengaktifkan kegiatan di Bale Budaya SAmirono melalui program Kuliah Sore (ceramah kebudayaan bulanan) dan pendampingan Macapatan Jumat Kliwonan bersama warga Samirono. Dengan latar inilah SLEnK memilih Bale Budaya Samirono sebagai tempat pemanggungan. LENG versi SLEnK ini terasa unik karena Daru juga mencoba menggambarkan khas masyarakat urban yang tersusun atas masyarakat dari berbagai wilayah dengan dialeg yang berbeda-beda seperti Jogja, Sukoharjo, Banyumas dan Jawa Timuran yang bisa berdialog dengan baik tanpa saling ketidakmengertian. Pertunjukan ini digelar dengan tiket seiklasnya. Info : M. Ahmad Jalidu 08562856610 SEKOLAH SENI YOGYAKARTA Acting | Sulap | Gamelan | Tembang Jawa | MC Jawa | Skenario Film | Buku Non Fiksi | Biola | Gitar Elektrik. http://sekolahsenijogja.blogspot.com Sindikat Daya Guyub http://dgprojogja.blogspot.com http://www.Jali.Tokopedia.com http://teatergmt.blogspot.com http://paguyubanslenk.blogspot.com http://jogjateater.blogspot.com
Re: [ac-i] SIARAN PERS GreenArt 2010, Hanya Satu Bumi
Udah tayang yah, please check out kabarindo.com AruL 2010/7/14 abdul malik > > > *SIARAN PERS* > > > *GreenArt 2010, Hanya Satu Bumi* > > > Untuk kali ketiga, Komunitas Perupa Peduli Lingkungan (KPPL) > menyelenggarakan GreenArt, sebuah hajatan kesenian yang berwawasan > lingkungan. Pameran seni rupa, pameran produk dan pengelolaan lingkungan, > gelar seni pertunjukan, workshop dan seminar, diselenggarakan di Taman > Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali 85 Surabaya, mulai tanggal 22 – 25 Juli > 2010. > > > Acara ini juga merupakan bentuk kepedulian tersendiri dari Bank Jatim > sebagai sponsor utama, dan akan membuka acara pada hari Kamis, 22 Juli 2010, > pukul 15.00, di pendopo Taman Budaya Jatim. Kali ini, giliran Sawung Jabo > yang menjadi bintang dalam sajian pergelaran musiknya, hari Sabtu, 24 Juli > 2010. > > Pada mulanya, GreenArt merupakan hajatan yang digelar Pusat Pendidikan > Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman, Trawas, Mojokerto, bekerjasama dengan > British Council. Acara tahun 1991 itu merupakan pameran karya seni rupa yang > menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Sayangnya, acara ini tidak > berulang kembali, sehingga memunculkan kerinduan sejumlah seniman yang > pernah menjadi pesertanya. > > Tahun 2008, kerinduan itu mengkristal dengan menggelar hajatan dengan nama > sama, GreenArt, yang diselenggarakan di Kampung Seni Pondok Mutiara > Sidoarjo. Momen ini lantas melahirkan Komunitas Perupa Peduli Lingkungan > (KPPL) yang menjadi pelaksana, dengan menggandeng sejumlah elemen seniman > dan LSM Lingkungan, termasuk PPLH Seloliman sebagai penggagas pertama. > > Sukses dengan acara ini, event yang lebih besar digelar di Taman Budaya > Jatim, dengan lebih banyak lagi melibatkan berbagai pihak untuk > berpartisipasi, termasuk kalangan perguruan tinggi yang baru kali itu unjuk > karya. Intinya, acara utamanya masih serupa, yaitu pameran seni rupa dan > produk-produk ramah lingkungan, workshop apresiasi lingkungan hidup, > pergelaran *performance art* yang menyuarakan persoalan lingkungan, > pemutaran film dan pertunjukan kesenian lainnya. > > Karya-karya seni rupa yang tampil konsisten dengan menggunakan bahan-bahan > yang ramah lingkungan. Baik yang berupa limbah pertanian dan flora, maupun > limbah industri dan rumah tangga berupa barang-barang bekas dan daur ulang. > Misalnya, patung dan instalasi yang menggunakan jerami, serbuk gergaji, daun > tebu, batang padi, gabah, yang mewakili sektor agraris. Sementara di sektor > perkotaan, diwakili dengan karya-karya seni dengan menggunakan bahan limbah > kaleng bekas, kain perca, barang-barang rongsokan. > > Berkaca dari pengalaman sebelumnya, kali ini aspek *Green* lebih mendapat > perhatian dibanding aspek *Art* yang dirasa terlalu menonjol dalam event > sebelumnya. Ada keseimbangan antara aspek lingkungan dengan kesenian > sehingga Green dan Art betul-betul menjadi kesatuan. Hal remeh yang dulu > belum sempat diperhatikan misalnya, penyediaan tempat sampah (organik dan > anorganik) yang harusnya tersebar di berbagai sudut lokasi acara. Penggunaan > bahan-bahan ramah lingkungan untuk kepentingan operasional panitia, > misalnya, tidak lagi menggunakan kemasan *stereofoam* untuk wadah makanan. > Dan yang merupakan langkah maju, adalah pembagian tanaman gratis kepada > undangan. > > Soal tanaman gratis ini bukan hanya dibagikan begitu saja. Ada semacam > surat pernyataan yang harus ditandatangani oleh penerima tanaman itu. > Pernyataan bahwa dia bersedia merawat tanaman itu tumbuh subur dan > berkembang biak, bersedia membagi-bagikan hasil biakan tanaman itu manakala > sudah beranakpinak, bersedia mengajak sanak saudara dan teman serta > komunitasnya untuk mencintai kelestarian lingkungan hidup, dan bersedia > melakukan apa saja sesuai kapasitas dan kemampuannya demi penyelamatan > planet bumi ini dari bahaya pemanasan global. > > GreenArt Indonesia, akhirnya tidak lagi hanya merupakan pameran seni rupa > berbasis lingkungan atau pertunjukan kesenian yang menyuarakan lingkungan, > melainkan menjadi sebuah gerakan moral untuk mengajak berbagai pihak agar > secara simultan menyelamatkan planet bumi ini dari bahaya pemanasan global. > Karena itu tema yang dipilih adalah “Hanya Satu Bumi”, sebuah slogan lawas > yang pernah dikumandangkan Barbara Ward menjelang Konferensi Lingkungan > Hidup PBB tahun 1972 di Stockholm. Meski sudah dilontarkan 38 tahun yang > lalu, isu tersebut masih terasa aktual dan tetap relevan dikumandangkan saat > ini dan sampai kapan saja. > > > Pihak yang Terlibat: > > > *PERFORMING ARTS:* > >- > >Teater Idi Sumenep, Teater Panta Rhei (Solo), Teater Gress (Gresik), >Komunitas Samar (Lumajang), Teater Dinding IKIP PGRI, Teater Kosong, Teater >Oxygen, Teater Biagador (Jember), Teater Merah Putih (Banyuwangi), Teater >Pilar (Pasuruan), Teater Fataria (Pamekasan), Teater Musikal SMP IPIEMS, >Teater SMP V Hang Tuah Sidoarjo, Ugeng Performance, Sidoarjo >- > >Musik Lesung, Sidoarjo, Musik Jajan Pasa
[ac-i] Undangan : Pembukaan PAMERAN PELUKIS JAKARTA [1 Attachment]
Undangan : Pembukaan PAMERAN PELUKIS JAKARTA Kepada Yth : Rekan-rekan jurnalis Salam, Dewan Kesenian Jakarta bersama PKJ-TIM mengundang untuk hadir pada acara : PEMBUKAAN PAMERAN PELUKIS JABODETABEK “DETERJEN” yang akan dibuka oleh : Christine Hakim Jumat, 16 Juli 2010 Pukul 19.00 WIB Galeri Cipta II – Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No.73 Jakarta Pusat “Deterjen” merupakan pameran pelukis Jakarta dan sekitarnya. Kata Deterjen sendiri berasal dari kata Latin 'de-'jauh' dan 'tergere'-'menyapu secara harafiah berarti ''menyeka diri''-membersihkan diri dimana deterjen sendiri mempunyai keunggulan daya cuci yang lebih sempurna. Ini sebagai sebuah metafora dari sebuah keinginan untuk menyapu atau membersihkan suatu keadaan buruk yang sedang terjadi di masyarakat kita dewasa ini. Dimana masalah hukum, politik, moral, ketidakadilan maupun hak asasi manusia sudah lama terabaikan dinegeri ini. Pelukis Jakarta yang mempunyai kepekaan tersendiri dalam merespon suatu keadaan,melihat,merasakan,merenungkan,dan kemudian mengekspresikannya ke dalam karya-karya agung yang mampu memberikan daya pencerahan terhadap masyarakat bangsa dan jamannya. Salam! Dewan Kesenian Jakarta www.dkj.or.id CP. Sugar Nadia. 021 3162780, 31937639
[ac-i] Setelah dipetakan,tindak lanjuti ya!!! Ini PERINTAH RAKYAT! Bos kalian!!!
Bojonegoro Petakan Benda Cagar Budaya Selasa, 13 Juli 2010 | 01:01 WIB BOJONEGORO, KOMPAS.com--Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Dewan Kepurbakalaan Bojonegoro, Jawa Timur, memetakan benda cagar budaya di wilayah kerjanya. "Pemetaan benda cagar budaya ini juga sebagai langkah mengamankan berbagai benda yang memiliki nilai sejarah yang berada di wilayah Bojonegoro," kata Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bojonegoro, Saptatik, Senin. Ia menjelaskan berdasarkan Keputusan Bupati Bojonegoro, Suyoto, Nomor 188/176/KEP/412.11/2010, tertanggal 8 Juni 2010 dibentuk Dewan Keperbukalaan Bojonegoro. Menurut dia, Dewan Kepurbakalaan melakukan pemetaan benda cagar budaya, situs-situs, benda bersejarah, dan legenda yang berkembang di masyarakat. Dalam pemetaan tersebut sekaligus mengamankan apabila menemukan benda yang memiliki nilai sejarah yang ada di masyarakat. Selain itu, para pengurus Dewan Kepurbakalaan juga memiliki tugas memberikan penjelasan sekaligus sebagai pemandu yang datang ke Bojonegoro untuk melakukan penelitian. Baik dari kalangan mahasiswa atau dari para peneliti dalam dan luar negeri. "Mereka memiliki tugas sebagai pemandu peneliti yang datang ke Bojonegoro," katanya. Ia mencontohkan di Desa Soko, Kecamatan Temayang, ada seorang dalang wanita berusia 97 tahun yang mendalang dalam rangka ruwatan. Dalang wanita itu mendalang tanpa gamelan dan hanya memanfaatkan mulutnya sebagai musik. Saptatik mengatakan di Bojonegoro selama ini dikenal sebagai wilayah yang memiliki situs yang seringkali ditemukan benda purbakala, di antaranya situs Jawik di Desa Jawik, Kecamatan Tambakrejo, situs Mlawatan di Kecamatan Kalitidu. Disamping sering ditemukan fosil binatang purba, juga ditemukan sejumlah benda bersejarah di era jaman Majapahit."Paling tidak dengan adanya pemetaan tersebut, keberadaan benda bersejarah dan tempat bersejarah di Bojonegoro semakin jelas," katanya Dalam melakukan pemetaan itu, dilakukan kerja sama dengan BP3 Trowulan Mojokerto, Kementerian ESDM, Museum Geologi Bandung, serta beberapa dosen Fakultas Ilmu Bumi dan Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Johan Arif, MT. Penulis: JY | Editor: jodhi | Sumber : ANT Dibaca : 76 Sent from Indosat BlackBerry powered by
[ac-i] White Shoes & The Couples Company Live in Singapore this weekend!!
White Shoes & The Couples Company Live in Singapore this weekend!! White Shoes & The Couples Company will be perform at the Night Festival 2010 at The Music Hall – Chapel, Singapore Art Museum on 16 & 17 July. 1st day (16 July on 10.15 pm): 45 min. set taken from the first album. 2nd day (17 July on 10.15 pm) : 45 min. set taken from the EP “Skenario Masa Muda” and new songs from upcoming album. There’s no cover charge and it’s open for public. White Shoes & The Couples Company (WSTCC) taking part in the Night Festival 2010 in conjunction with an art exhibition presenting by ruangrupa – artist’ initiative from Jakarta. WSTCC will be perform inside an art installation by artist’ group ruangrupa and will be presenting our music with video projection. Alongside with the show on both days (16 & 17 July 2010), WSTCC will be sharing the stage with our beloved fellows Goodnight Electric, and Kapitalindo. Rundown (16 & 17 July 2010) at Music Hall – The Chapel, Singapore Art Museum: 7 pm Open gate 8 pm Music Video Screening 8.45 – 9.15 Kapitalindo 9.15 – 10.15 Music Video Screening 10.15 – 11.00 White Shoes & The Couples Company 11.00 – 12.15 Music Video Screening 12.15 – 12.45 Goodnight Electric 12.45 - 02.00 Karaoke with oomleo / Ruangrupa DJ set with DJ Asung Participating artists from ruangrupa(Jakarta) for the exhibition at the Night Festival 2010 are: Ade Darmawan, Andi Rharharha, Aprilia Apsari, Aprimela Prawidyanti, Ajeng, Bujangan Urban, Hafiz, Henry Foundation, Indra Ameng, Julia Sarisetiati, Mahardhika Yudha, Mateus Bondan, oomleo, Popo, Reza Asung Afisina, Rio Farabi, Saleh Husein. For more information please visit: www.nationalmuseum.sg www.ruangrupa.org www.whiteshoesandthecouplescompany.org Salam, Indra Ameng (WSTCC manager) Ezar P Darnadi (WSTCC tour manager)