[ac-i] Buku Muslim Feminis (Telah Beredar)

2010-08-27 Terurut Topik MGR
Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam
Mohamad Guntur Romli

Ibn Thufayl, seorang filsuf muslim abad ke-12 dari Andalusia (Spanyol) menulis 
roman filsafat berjudul “Hayy bin Yaqdlân” yang berarti “Si Hidup Anak Si 
Sadar”. Pesan Ibn Thufayl dalam roman ini sangat jelas: Kehidupan hanya milik 
mereka yang punya kesadaran. 

Buku ini mengisahkan tentang kesadaran yang baru tumbuh. Kesadaran yang 
membangkitkan gairah untuk berubah dan maju. Kesadaran untuk bangkit yang 
sering disebut sebagai “nahdlah”. Era ini bermula dari Mesir di awal abad 
ke-19. 

Buku ini mengulas secara panjang lebar polemik kemunduran di abad-abad 
pertengahan tentang kekuasaan dinasti “bekas-budak” (Mamalik) yang merentang 
hampir lima abad—dengan pasang surutnya hingga ekspedisi militer Prancis yang 
dipimpin Napoleon Bonaparte 1798. Benarkah ekspedisi militer Prancis itu 
sebagai awal kebangkitan umat Islam atau mereka seperti penjajah Eropa lainnya?

Tiga generasi yang diulas adalah Syaikh Rifâ’ah al-Thahthâwî (1801-1873), 
Syaikh Muhammad ‘Abduh (1849-1905) dan Qâsim Amîn (1863-1908). Tiga “laki-laki 
baru” ini di periode “nahdlah” yang memberikan penghormatan, pengakuan dan 
perhatian terhadap perjuangan perempuan. mereka laki-laki yang melancarkan 
kritik yang sengit pada kaum laki-laki yang mematok standar dan cara pandang 
yang bias laki-laki yang meminggirkan peremouan. Apabila sebelum ini 
diceritakan bahwa “nahdlah” hanya dilekatkan dengan agenda-agenda besar seperti 
kemerdekaan, kemajuan dan kesejahteraan umat Islam. Melalui tiga tokoh 
tadi—al-Thathâwî yang mengawali “nahdlah” dari kaum intelektual, hingga ‘Abduh 
dan Qâsim yang memiliki kontribusi besar terhadap ide “nahdlah”—agenda 
perempuan tak bisa dipisahkan dari sejarah “nahdlah”. Pengakuan terhadap 
kesetaraan dan kebebasan perempuan adalah anak kandung yang lahir dari rahim 
“nahdlah”. 

Seperti pesan Ibn Thufayl: hidup hanya milik mereka yang sadar. Melalui sejarah 
“nahdlah” ini kita diajari: tak ada kesadaran tanpa keterlibatan perempuan.



Komentar untuk buku ini:

Keunikan buku ini bukan hanya terlihat dari judulnya, melainkan juga pada 
motivasi penulisannya. Mohamad Guntur Romli salah seorang feminis muslim dari 
kalangan NU—saya lebih suka menyebutnya ”santri feminis”— menulis buku ini 
sebagai mahar buat isteri tercinta yang juga muslimah feminis, Nong Darol 
Mahmada.

Musdah Mulia, penulis buku “Muslimah Reformis”

Kelebihan buku ini adalah pengemasannya dari perspektif sejarah yang memberikan 
gambaran luas secara sosial- politik tentang pemikiran feminis di dalam 
kehidupan budaya Islam di Timur Tengah.  Pemahaman sejarah menempatkan isu-isu 
feminis sebagai perjuangan kesetaraan yang berangkat dari perjuangan sosial dan 
bukan (hanya) agama. Buku ini menurut saya memberikan gambaran tersebut. Pun 
juga sebuah perkawinan adalah utamanya berbuat adil secara sosial, antara 
seorang laki dan perempuan. Selamat untuk Nong dan Guntur.

Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan dan penulis buku ”Filsafat Berperspektif 
Feminis”


Buku ini mengulas tiga “laki-laki feminis”, yakni Syaikh Rifa'ah at-Thahthawi 
(1801-1873), Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905) dan Qasim Amin (1863-1903) yang 
mendobrak kebekuan pemikiran tentang teologi perempuan. Ia melontarkan kritik 
sengit terhadap pandangan teologis yang dalam alam bawah sadar mereka memiliki 
kebencian dan inferioritas terhadap perempuan. Melalui tiga tokoh laki-laki 
feminis ini, agenda kesetaraan dan keadilan gender, sungguh, tidak dapat 
dipisahkan, dan harus menjadi bagian dari paradigma gerakan pembaruan pemikiran 
dan aksi masyarakat  Islam, terutama masyarakat Islam di Indonesia. 

Neng Dara Affiah, Komisioner Komnas Perempuan, penulis buku “Muslimah Feminis”

===

Judul: Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam


Penulis: Mohamad Guntur Romli

ISBN: 978-979-19-4664-3


Ukuran: xlix + 250 hlm; 14.5 x 21 cm


Harga: Rp. 60.000


Penerbit: Freedom Institute, Juli 2010



Untuk membaca Pembuka dari buku ini silakan klik:
http://guntur.name/2010/07/07/121/

Untuk membacaPendahuluan dari buku ini silakan klik:
http://guntur.name/2010/08/27/pendahuluan-muslim-feminis/

Buku ini sudah beredar di toko-toko buku seperti Gramedia. Untuk distribusi 
silakan kunjungi:

http://nalar.co.id/muslim-feminis-polemik-kemunduran-dan-kebangkitan-islam-1612.php




Re: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-)

2010-08-27 Terurut Topik Akhmad Murtajib
Pertanyaannya, kenapa perayaan agustusan only lomba macam makan krupuk? 
Jangan-jangan karena dulu bangsa Indonesia bukan menang perang dengakompeni, 
tapi karena menang lomba makan krupuk  saat bertanding dgn kompeni. Kompeni 
malu, akhirnya pulang kampung hahahaha

http://wongbumen.info/2010/07/30/belanda-dan-jepang-pulang-bukan-karena-kalah-perang-tapi-karena-kalah-lomba-makan-krupukha-ha-ha-ha/

Akhmad Murtajib
---
http://akhmadmurtajib.com
http://facebook.com/akhmad.murtajib
http://twitter.com/akhmadmurtajib
http://www.linkedin.com/in/akhmadmurtajib
--
http://tajibfoundation.com
http://indipt.org

-Original Message-
From: Asep Kambali kang_as...@yahoo.com
Sender: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Date: Tue, 17 Aug 2010 14:53:18 
To: kpsbikomunitashisto...@yahoogroups.com
Reply-To: artculture-indonesia@yahoogroups.com
Subject: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-)

Dear All,

Selama perayaan Proklamasi masih sebatas pada panjat karung, balap pinang, 
makan 
bakiak, dll, :P hehehe... Indonesia akan tetap seperti ini, terpuruk dan selalu 
dilecehkan bangsa lain. Nasionalisme adalah ketika kita berani mendobrak 
kebiasaan dan memaknai kemerdekaan dengan memahami sejarah dan kebudayaan. 


Bukan berarti yg sekarang yg sudah ada tidak baik, tetapi alangkah lebih 
bijaksana jika kemerdekaan itu dimaknai sebagai sarana introspeksi. karena 
proklamasi bukan hura2. coba, jika kita merayakannya dengan mengadakan lomba 
baca teks proklamasi, lomba menyanyi lagu perjuangan, role playing/bermain 
peran 
tokoh sejarah dan pejuang, nonton bareng felem perjuangan, renungan 
kemerdekaan, 
napak tilas proklamasi, dll... jauh lebih bangga disebut bangsa terdidik 
ketimbang bangsa yg hedonis, bukan??? :P 


DIRGAHAYU BANGSAKU, DIRGAHAYU INDONESIAKU!!!

Terima kasih atas perhatian dan kebaikan teman2 semua.

Salam MERDEKA!!!


Asep Kambali
Pendiri KHI

NB: Saksikan lengkapnya bersama saya, sore ini LIVE di TVRI, Pkl. 15.30 sd. 
16.30wib. 



KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia
Phone : (021) 3700.2345, Mobile: 0818-0807-3636
E-mail/FB  : komunitashisto...@yahoo.com 

Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage  : http://www.komunitashistoria.org 




[ac-i] GM Oom Pasikom Sudarta Sakit: Daya Hidup Sang Kartunis

2010-08-27 Terurut Topik mata jendela
Daya Hidup Sang Kartunis

dari situs http://indonesiaartnews.or.id/

 
KALAU di harian Kompas edisi Sabtu, 14 Agustus 2010, persisnya di rubrik 
“Opini” 
halaman 6 masih terpapar gambar kartun editorial(editorial cartoon) “Oom 
Pasikom”, itulah bagian penting dari daya hidup seorang Gerardus Mayela Sudarta 
atawa lebih populis diakrabi sebagai GM Sudarta. Hidupnya seperti didedikasikan 
sepenuhnya untuk seni kartun. Padahal, sehari sebelumnya, 13 Agustus 2010, 
tulang kering (tibia) kaki kirinya harus dioperasi untuk dipasang platina. Ini 
terpaksa dilakukan setelah kartunis kelahiran Klaten tersebut terjatuh di kamar 
mandi. Dan semuanya ini—ya operasi tulang kaki, berkarya meneruskan “nyawa” Oom 
Pasikom di Kompas, dan pemulihan serta mengontrol kesehatannya—dilakukannya di 
Ruang Carolus lantai 5 nomer 28, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta.
 
Selain patah tulang kaki, setidaknya dalam setahun terakhir ini GM Sudarta 
mengidap penyakit kronis yang tengah menggerogoti tubuhnya: Hepatitis C. Dokter 
memvonis penyakit itu berjangkit di tubuhnya justru ketika dia tengah menjadi 
dosen tamu di kampus Universitas Seika, Kyoto, Jepang. Maka, kontrak kerjanya 
sebagai pengajar mata kuliah seni kartun, mulai tahun 2008, harus diputusnya di 
tengah jalan saat baru memasuki kurun satu setengah tahun dari lima tahun yang 
telah direncanakan. Berat memang. Namun itulah pilihan yang mesti 
ditentukannya. Dengan kondisi seperti itu di Jepang, dia merasa sangat 
kerepotan 
karena tidak tinggal bersama keluarga, ditambah lagi dengan biaya pengobatan 
yang jauh lebih mahal ketimbang di Indonesia.
 
Di Indonesia pun, ayah dari dua gadis kembar yang cantik itu tak lagi menempati 
rumahnya di pinggiran kota Klaten yang sebelumnya seperti jadi “terminal 
terakhir” setelah puluhan tahun menetap dan memacu karier di Jakarta. Dia 
memilih tinggal di sisi utara kota Yogyakarta, tak jauh dari terminal Jombor. 
Dengan demikian, praktis rumah yang berpekarangan seluas 1.000 meter persegi di 
Klaten ditinggalkan. “Jadi rumah hantu kayaknya,” canda kartunis yang 20 
September ini memasuki usia 65 tahun.
 
Penyakit Hepatitis C itulah yang mengharuskannya menetap di kota Gudeg kini. 
Paling tidak, dalam seminggu sekali dia mesti mengontrol kesehatannya yang 
berkait dengan penyakit peradangan hati. Dan suntikan anti-hepatitis C yang 
masih cukup langka mesti diberikan untuk menjaga kesehatannya. Ini hal yang 
belum bisa dilakukan di rumah sakit di Klaten. Sementara di Yogyakarta yang 
memiliki rumah sakit dengan fasilitas relatif cukup lengkap (dan relatif lebih 
murah daripada di Jakarta) bisa dijangkaunya dengan menetap di pinggiran kota 
Yogya.
 
Tapi jelas, jer basuki mawa beya. Semua ikhtiar tetap membutuhkan dana. Dan ini 
tidak murah. Peraih penghargaan jurnalistik Adinegoro untuk bidang karikatur 
pada tahun 1983 hingga 1987 ini harus mengeluarkan banyak dana demi 
kesehatannya. Bahkan dengan sangat terpaksa, beberapa barang koleksi seni yang 
bertahun-tahun dikumpulkannya, harus dilego. Misalnya gebyok, penutup 
antar-ruang dalam rumah tradisional Jawa yang penuh ornamen dan terbuat dari 
kayu jati, terpaksa harus lepas dari tangannya. Semua demi alasan kesehatan.
 
Situasi yang tak mudah ini sepertinya tak meredupkan gairah kreativitasnya 
untuk 
tetap berkarya. Seni kartun memang telah menjadi daya hidup baginya. Harian 
Kompas sebagai media bagi kanalisasi kreativitasnya juga masih bersetia 
mengakomodasi setiap gores artistik yang terlahir dari tangannya. Memang, 
karyanya tak lagi setangguh bertahun-tahun lalu ketika fisiknya masih jauh 
lebih 
bugar. Waktu telah merambatkan usia. Ya, ini sangat manusiawi: gerak usia telah 
mengabarkan sejauh mana seseorang memiliki puncak pencapaian, dan sedalam apa 
pengabdian hendak dijalankan. Oom GM Sudarta dalam berkarya kini banyak dibantu 
oleh teknologi (internet), dan seorang sopir pribadi yang setia dan cerdas 
untuk 
mengetahui kebutuhan dirinya. Bahkan, tuturnya pada Indonesia Art News, 13 
Agustus lalu, sopirnya yang lulusan Seminari itu membantunya menuliskan teks 
dalam karya kartun editorialnya yang berlabel “Oom Pasikom”. Sebuah kolaborasi 
yang menarik.
 
Selain mengartun, sesekali GM Sudarta juga melukis di atas kanvas dengan tema 
yang jauh dari dunia kartun-mengartun. Bulan-bulan ini, dia juga tengah menanti 
kumpulan karya cerita pendeknya (yang bertema seputar efek sosial dari Gerakan 
30 September 1965) diterbitkan.
 
Cepatlah sembuh, kembali bugar, dan teruslah berkarya, Oom GM “Pasikom” 
Sudarta! 
***


  

Re: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-)

2010-08-27 Terurut Topik bambang hidayat
Bagaimana kalau memanfaatkan sarana publik (di istana) untuk membagi buku 
pribadi,album, dan nyanyian, pada upacara kenegaraan resmi?.Pamtaskah?.
Salam,B.Hidayat.

 






From: Asep Kambali kang_as...@yahoo.com
To: kpsbi komunitashisto...@yahoogroups.com
Sent: Tue, August 17, 2010 1:53:18 PM
Subject: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-)

  
Dear All,

Selama perayaan Proklamasi masih sebatas pada panjat karung, balap pinang, 
makan 
bakiak, dll, :P hehehe... Indonesia akan tetap seperti ini, terpuruk dan selalu 
dilecehkan bangsa lain. Nasionalisme adalah ketika kita berani mendobrak 
kebiasaan dan memaknai kemerdekaan dengan memahami sejarah dan kebudayaan. 


Bukan berarti yg sekarang yg sudah ada tidak baik, tetapi alangkah lebih 
bijaksana jika kemerdekaan itu dimaknai sebagai sarana introspeksi. karena 
proklamasi bukan hura2. coba, jika kita merayakannya dengan mengadakan lomba 
baca teks proklamasi, lomba menyanyi lagu perjuangan, role playing/bermain 
peran 
tokoh sejarah dan pejuang, nonton bareng felem perjuangan, renungan 
kemerdekaan, 
napak tilas proklamasi, dll... jauh lebih bangga disebut bangsa terdidik 
ketimbang  bangsa yg hedonis, bukan??? :P 


DIRGAHAYU BANGSAKU, DIRGAHAYU INDONESIAKU!!!

Terima kasih atas perhatian dan kebaikan teman2 semua.

Salam MERDEKA!!!


Asep Kambali
Pendiri KHI

NB: Saksikan lengkapnya bersama saya, sore ini LIVE di TVRI, Pkl. 15.30 sd. 
16.30wib. 



KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI)
Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia
Phone : (021) 3700.2345, Mobile: 0818-0807-3636
E-mail/FB  : komunitashisto...@yahoo.com 

Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria
Homepage  : http://www.komunitashistoria.org 



 


  

[ac-i] Fw: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA

2010-08-27 Terurut Topik ASAHAN
Saya tidak percaya kalau bung akan berhenti memprovokasi saya karna bung sudah 
dikontrak oleh kaum sosdem untuk selalu mengusik saya. Saya hanya memaki 
orang-orang sejenis bung karena orang-orang sejenis bung yang paling duluan 
memaki saya.
Saya merasa terhormat karena mendapat julukan dari bung sebagai: Tukang teriak 
Perjuangan Bersenjata. 
Bung beserta gerombolan sejenis bung yang paling phoby Perjuangan Bersenjata 
akan selalu menderita setiap mendengar teriakan saya. Tapi bung juga jangan 
turut-turut melupakan sejarah bung di tahun-tahun enampuluhan ketika masih 
hidup di Cengkareng-Nancang (Tiongkok) yang juga kesurupan hingga gila-gilaan 
ingin menterapkan  PB Ketua Mao secara dogmatis, ultra ekstrim  kiri, super 
fanatik tanpa otak, spontan ingin  mendirikan daerah basis di Indonesia dalam 
sekejap. Apakah bung juga turut mendaftar sebagai sukarelawan berangkat ke 
Indonesia untuk mendirikan daerah basis di Blitar Selatan?. Saya bukan type 
yang semacam itu bung! Saya menolak dogmatisme, menolak ekstrim kanan kiri 
dalam mempelajari karya-karya Ketua Mao, menolak fanatisme dan spontanisme 
serta avonturisme militer yang semua penyakit itu pernah bung derita bersama 
golongan bung di masa lalu selama kehidupan Cengkareng/Nanchang. Sejarah tidak 
akan melupakan hal itu dan akan mencatatnya secara resmi pada suatu ketika yang 
tidak bisa bung ramalkan. 
Saya menyalahi ajaran Lenin? Mungkin saja, saya tidak suka takabur sambil 
menepuk dadasaya seorang LENINIS sejati. Saya bisa salah tapi  bisa juga 
benar tapi yang pasti saya tidak menghkhianati Leninisme seperti yang bung 
lakukan. Tapi apakah juga bung mempelajari Leninisme?  Pernah membaca karya 
Lenin secara serius? Karya apa saja yang sudah bung baca. Saya sendiri tanpa 
rasa kesombongan sedikitpun, paling tidak, selama saya belajar 5 tahun di 
Rusia, semua yang saya pelari selalu bersangkutan dengan Leninisme dan juga 
dalam kurikulum di Universitas, karya-karya Lenin  dan Marx adalah mata 
pelajaran wajib di samping masih ada kursus-kursus tersendiri yang diadakan 
oleh Partai. Saya sama sekali tidak mau menyombongkan diri telah menguasai 
Leninisme, sama sekali tidak, tapi hingga sekarang saya masih tetap 
mempelajarinya dan bahkan Trotskisme-pun saya pelajari. Juga karya-karya Ketua 
Mao masih tetap saya pelajari termasuk buku merah yang dicetak dalam bahasa 
Belanda. Juga buku-buku Jung Chang yang paling anti Maoisme saya pelajari 
termasuk bukunya yang super tebal MAO saya pelajari dengan teliti. Tidak ada 
tempat di otak saya untuk jadi dogmatis dan ekstrim kanan-kiri seperti yang 
bung lakukan di tahun enam puluhan di Tiongkok-Cengkareng masa lalu dan 
sekarang ini lalu anti Maoisme versi Hongkong dan menjadi agen serta 
menjunnjung Partai Sosdem untuk menyandarkan semua ilusi bung. Buku Karl Marx 
Das Kapital tahun ini di Belanda kembali dicetak ulang dalam bahasa Belanda 
dan sedang saya pelajari perlahan-lahan di sela-sela deretan buku-buku lainnya 
yang sedang saya baca. Tapi bung selalu menuduh saya sebagaiTUKANG MAKI. Bung 
memang seorang maling kawakan hasil didikan Hongkong Klassik yang paling pintar 
merneriakkan:MALING TERIAK MALING.

ASAHAN


- Original Message - 
From: ChanCT 
To: wahana-n...@yahoogroups.com 
Cc: Asahan Aidit 
Sent: Wednesday, August 18, 2010 2:30 PM
Subject: Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal 
INDONESIA


Hahaa, ... jadi kita berdua masih terhitung beruntunglah bisa ngoceh seenak 
udenya sendiri! Lalu bung memfitnah siapa saja yang beda pendapat tanpa bukti, 
bung kerjanya hanya main maki, ... Padahal, jangankan PB yang bung 
teriak-teriakan itu sesuai dengan ajaran Ketua Mao, dengan apa yang dijalankan 
Lenin dari luar negeri saja sudah tidak sesuai. Bung sepenuhnya telah menyalahi 
ajaran Lenin, sekalipun juga berteriak keras Perjuangan Bersenjata dari luar 
negeri!

Sudahlah saya akhiri sampai disini saja, saya tidak hendak melayani fitnah dan 
caci-maki yang bung lakukan, ...

Salam,
ChanCT

  - 原始郵件- 
  寄件者: ASAHAN 
  收件者: wahana-n...@yahoogroups.com ; SASTRA PEMBEBASAN ; SANTRI KIRI ; 
pembebasan_pa...@yahoogroups.com ; mimbar-be...@yahoogroups.com ; 
inti-...@yahoogroups.com ; artculture-indonesia@yahoogroups.com ; AKSARA SASTRA 
  傳送日期: 2010年8月18日 19:40
  主旨: Fw: #sastra-pembebasan# Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - 
- - -Tak Kenal INDONESIA


  Bung-lah yang sesungguhnya beruntung! Kalau Ketua Mao masih hidup sekarang 
ini tentu beliau akan bilang:
  Eh, si Chan yang dulu turut-turut nyembah saya di Nanchang, kok sekarang 
malah anti Perjuangan Bersenjata sesudah ngacir ke Hongkong ! Aaah dasar 
bedebah ingusan!. Si asahan yang justru mengikuti jalan saya malah dituduh 
omong kosong. Tapi biarin ajalah, orang, asal sudah terseret ke dalam Partai 
Sosdem yang gila Parlemen dan phoby PB yang saya anjurkan, memang moral 
politiknya jadi rusak, ngga bisa lagi dipercaya. Biarin dia makan sayur mentah 
di Hongkong dan kena cacingan, toh umur 

[ac-i] Fw: #sastra-pembebasan# Tentang Dokumen RED DRIVE PROPOSAL.

2010-08-27 Terurut Topik ASAHAN
Sesudah suharto mundur di tahun 1998, nama Hatta mulai diangkat-angkat dan 
ditonjolkan jasa-jasanya. Tapi sejarah telah mencatat, Hatta sebagai salah 
seorang peminpin Indonesia tidak bebas dari dosa-dosa berdarah dalam Provokasi 
Madiun dan hubungannya  dengan Imperialisme Amerika dalam bekerja sama membasmi 
kaum kiri dan golongan Komunis di Indonesia. Suara- suara yang mengungkapkan 
kebenaran  dan kegelapan sejarah di masa silam harus terus diaktifkan dan 
diserukan setiap saat. Salah satu kelemahan kaum kiri dan kaum progressip 
revolusioner sekarang ini adalah karena mereka kurang aktif dan kurang tegas 
serta kurang berani menyuarakan kebenaran, ragu menyuarakan keadilan serta 
segan membangkitkan semangat revolusioner rakyat. Sebaliknya kaum reaksioner 
(termasuk kaum reaksioner dari kalangan yang dulu pernah revolusioner) selalu 
aktif, selalu agressif dan selalu siaga menggunakan setiap kesempatan untuk 
menyuarakan ideologi kontra revolusioner mereka, selalu lebih agresssif 
menggunakan kebohongan dan fitnah serta memalsu fakta sejarah. Keadaan yang 
tidak seimbang ini harus dijadikan berimbang menjadi perlawanan yang paling 
tidak 1-1.

Perdebatan dengan kaum reaksioner harus dihadapi dan bukannya harus 
dihindari dalam kesempatan yang bagaimanapun karena itu adalah arena perjuangan 
yang tidak tergantung pada  tempat dan waktu. Kaum peneliti sejarawan muda 
harus berpihak pada rakyat dengan tegas meskipun tetap harus bekerja secara 
ilmiah dan bukannya bersikap seperti banci politik seperti John Roosa dan para 
murid-muridnya yang di Indonesia sejenis Hilmar Farid dan gerombolannya yang 
sudah dia kebiri menjadi setengah suharto setengah PKI. Sejarawan muda kebirian 
semacam itu tidak punya harga sepeserpun bagi rakyat Indonesia dan akan mudah 
dilupakan orang sebelum mereka sempat bikin dosa yang lebih besar lagi.
ASAHAN.


- Original Message - 
From: Dian Su 
To: Djoko Sri ; gelora45 ; Wahana-News ; Sastra Pembebasan ; nasional-list 
Cc: Widodo Suwardjo ; Dian Su 
Sent: Friday, August 20, 2010 12:06 PM
Subject: #sastra-pembebasan# Tentang Dokumen RED DRIVE PROPOSAL.


  
Bung Djoko Sri Moeljono yang baik;
 
Terima kasih atas berita tentang peluncuran buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI 
DOKTRIN TRUMAN DI ASIA yang Bung hadiri. Saya  gembira, bahwa acara itu juga 
dihadiri oleh Pak Soemarsono yang sepuh.

 
Adalah baik sekali  pertanyaan Bung tentang dokumen Red Drive Proposal. Selama 
ini banyak ditulis keterlibatan Amerika dalam Peristiwa Madiun didasarkan pada 
adanya rapat rahasia di Sarangan yang melahirkan Red Drive Proposal. Ada yang 
berberpendapat bahwa, tidak cukup bukti-bukti ilmiah tentang adanya rapat 
rahasia Sarangan ini. Pribadi-pribadi yang disebut menghadiri rapat ini sudah 
pada meninggal semua. Karena ini rapat rahasia, sampai sekarang belum ada bukti 
hitam atas putih tentang kejadian ini. Saya berpendapat, ini termasuk salah 
satu acara yang bisa diriset para sejarawan untuk kepastian ada atau tidaknya 
pertemuan Sarangan yang dihadiri wakil-wakil Amerika Serikat, dan Pemerintah 
Indonesia yang diwakil Perdana Menteri Moh.Hatta, Soekiman, Moh. Roem dan 
Soekamto.
 
Tetapi, tak bisa dibantah keterlibatan Amerika dalam Peristiwa Madiun dengan 
bukti-bukti yang dipaparkan dalam buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI DOKTRIN 
TRUMAN DI ASIA. Doktrin Truman yang digalakkan sejak tahun 1947 berintikan the 
policy of containment - pembendungan dan pembasmian komunisme sejagat - yang 
berlanjut dengan Perang Dingin adalah jelas jemelas dalam kenyataan. Peristiwa 
Madiun hanyalah salah satu peristiwa dari realisaasi Doktrin Truman itu, 
mendahului Perang Korea dan Perang Vietnam.
 
Gatatan Bung mengenai tuduhan Gerwani memotong kemaluan para jenderal adalah 
sekelumit pemalsuan sejarah yang bersimaharajalela di zaman orba Soeharto. 
Inilah sejarah yang yang membikin pembodohan bangsa yang harus kita lawan 
selanjutnya. 
 
Sungguh berharga sekali simpanan Bung berupa dokumen-dokumen mengenai kenyataan 
yang dialami di pembuangan Pulau Buru. Saya mengharapkan agar barang bernilai 
sejarah ini jangan lenyap tanpa guna. Tentu Bung bisa mendapat cara terbaik 
dalam pemeliharaannya, hingga simpanan Bung itu dapat bermanfaat untuk 
penulisan sejarah berdasar pendirian cari kebenaran dari kenyataan.
 
Dan tak lupa, saya harapkan kesan serta kritik-kritik Bung atas buku PERISTIWA 
MADIUN: REALISASI DOKTRIN TRUMAN DI ASIA.
 
 Salam hangat;
 
   Suar Suroso.
 
 
 
 
 
--- On Fri, 8/20/10, djoko sri moeljono moel...@yahoo.com wrote:

From: djoko sri moeljono moel...@yahoo.com
Subject: Re: [GELORA45] Diskusi dan Bedah Buku Peristiwa Madiun: Realisasi 
Doktrin Truman di Asia
To: gelor...@yahoogroups.com
Cc: widodo soewardo wid...@magcime.cu
Date: Friday, August 20, 2010, 1:40 PM

  

Bung Suar Suroso,
 
Saya hadir dalam diskusi buku anda yang dihadiri sekitar 40 orang.
Sayang seali 

[ac-i] Lembaga Bhinneka membuka lowongan tanpa membedakan ras, suku, dll

2010-08-27 Terurut Topik Soe Tjen Marching
Lembaga Bhinneka membuka lowongan kerja tanpa membedakan golongan, etnis,

agama/kepercayaan, orientasi seksual, atau umur. Yang beragama atau tidak, yang

punya pacar waria atau suami 100, bukan masalah. Bahkan yang tidak merasa

manusia juga boleh melamar. Yang penting bisa melakukan tugas dengan baik 

memenuhi persyaratan (lengkapnya ada di bawah ini).



Soe Tjen Marching.



--



Dicari tenaga bendahara  administrasi untuk Lembaga Bhinneka dengan syarat

sebagai berikut:



* Berpengalaman dalam bidang pembukuan

* Lancar komputer dan internet

* Mendukung isu keberagaman



Lamaran dan CV dikirim ke majalahbhinn...@yahoo.com sebelum tanggal 31 Agustus

2010. Mohon disertai mengapa tertarik bergabung dengan lembaga Bhinneka. 



Untuk mendapat info lebih lanjut tentang lembaga Bhinneka, bisa bergabung di

page FB kami: http://www.facebook.com/lembaga.bhinneka


  

[ac-i] Saatnya Menunjukan Tabungan Karya Komikmu!

2010-08-27 Terurut Topik ahmadzeni
Saatnya Menunjukan Tabungan Karya Komik!
Friday, 20 August 2010  
Nantikan setelah lebaran ini!Alhamdulillah, mungkin ini adalah berkah 
Ramadhan 
di tahun 2010. Selain mobile comic yang dilanjutkan ke periode tahun kedua. 
Komik KiBezo Presiden Idola pun sudah siap diterbitkan oleh sebuah penerbit, 
yang rencananya  terbit setelah lebaran, tepatnya pada bulan September 2010 
ini. 
Insya Allah, semoga tidak ada halangan. Dan hari ini juga mendapat tambahan 
berita yang sangat membahagiakan, yaitu buku komik Para Gokil akan dicetak 
ulang. Wah, senangnya...
  
Read more...
Lelucon Pertama Ocon yang Disensor
Thursday, 19 August 2010  
Si Ocon terkena sensor di Agustusan... wxwxwx...Hari Rabu kemarin, akhirnya 
bisa 
memunculkan komik ke 14nya si Ocon.  Pas Agustusan kemarin komik barunya baru 
ditinta tipis sama komikusnya.  Dan komik Agustusan, tema pusa, dan tema 
lainnya 
sudah diterima majalah  HAI. Jadi tunggu saja tema tersebut di majalah HAI... 
Jadilah PragatComic memakai komik cadangannya yang ternyata ada dua komik. 
Karena yang  satunya belum diberikan teks oleh komikusnya, akhirnya dipilihlah 
komik Lelucon Disensor yang dipajang di fesbuknya Ocon. Sebenarnya ini komik 
adalah karya awalnya si Ocon...  Tapi berhubung ada yang harus disensor... 
Jadilah dijadikan cadangan.  Dan ini merupakan komik pertama yang disensor... 
Mudah-mudahan,  penyensoran ini membuat si Ocon terjaga kejaimannya huehehe... 
Dan sensornya juga tidak terlalu dianggap... Semoga... 





Komik Ramadhan KiBezo
Friday, 20 August 2010  
Cover mobile comic KiBezo volume ke 16Horeee... Bulan Ramadhan sudah tiba. Apa 
yang dilakukan KiBezo, ya, untuk menunggu bedug berbuka puasa? Yang jelas 
kesenangannya terusik oleh si Ocon, Bang Jemping  Pink Pony, juga Dul Coret. 
Tentunya ini berkaitan dengan persiapan menyambut lebaran... Selamat ngabuburit 
bersama KiBezo dan kawan-kawannya. Katalognya bisa diakses secara gratis 
melalui 
hape, alamatnya ada di: http://wap.keren.mobi/komik/comiccatalog.php. Bagi 
pengguna Indosat, Telkomsel, 3, dan XL bisa meraih hadiah menarik dengan cara 
berlangganan komiknya. 




Terima kasih


 
ahmadzeni


Bersenang-senang dengan komik...
Di www.PragatComic.com
Info Prakarya  Cergam


  

[ac-i] Rumah Dunia: Belajar karakter di novel serial

2010-08-27 Terurut Topik gongmedia cakrawala




Rintisan Balai Belajar Bersama Rumah Dunia:

BELAJAR KARAKTER DI NOVEL SERIAL

[Nyenyore ala Rumah Dunia – Selasa 24 Agustus 2010,
Pukul 16.00 WIB]

 

Di dalam sinetron yang
ditayangkan di seluruh stasiun TV, kita bisa belajar tentang karakter ”putih’
(protagonis) dan ”hitam” (antagonis), bahkan pelengkap penderita yang kadang
lucu (sidekick) secara langsung. Begitu melihat karakter tokoh si Anu yang
selalu marah-marah, sebagai penhonton kita akan benci. Begitu juga sebaliknya. 
”Kita
juga bisa belajar tntang karakter baik dan jahat di novel serial,” Gol A Gong
menegaskan. ”Kita seolah sedang mengikuti kuliah psikologi atau sedang
pelatihan pengembangan karakter,” tambah Gong.

Gol A Gong adalah segelintir penulis
novel serial di Indonesia asal Banten. Novel serial karya Gol A Gong yang
sukses adalah ”Balada Si Roy” (Gramedia, 1990 – 1994) yang diterbitkan sepuluh
jilid. Sebelumnya dimuat bersambung di majalah remaja HAI (1990 – 1992). Kini
novel serial itu diterbitkan lagi oleh Gong Publishing berupa bundel. Setelah 
”Balada
Si Roy”, Gong juga menulis novel serial ”Al Bahri” (Asy-Syaamil) yang difilem
TV-kan Indika Entertainment dan tayang di TV 7. Juga ”Pada-Mu Aku Bersimpuh’
dijadikan sinetron ramadhan oleh Indika Entertainment dan tayang di RCTI
(2002), TPI (2003), dan Lativi (2004). Novel lainnya ”Labirin Lazuardi” (Tiga
Serangkai, 2005), ”Dua Matahari” (Zikrul Hakim, 2004). 

Gong akan membagi-bagikan
resep menulis serialnya kepada siapa saja, yang ingin belajar menulis novel
serial di “Nyenyore ala Rumah Dunia”, Selasa 24 Agustus 2010, pukul 16.00 WIB. 
Ini
adalah kesempatan dan peluang emas bisa belajar langsung dari pakarnya. Di
Indonesia para penulis novel serial sedikit; mulai dari Arswendo Atmowiloto
(Senopati Pamungkas, Kiki, Imung. Keluarga Cemara), Teguh Esha (Ali Topan), Bung
SMAS (Kembang Manggis), Hilman (Lupus), Fahri Asiza (Syakila), dan Zara Zettira
ZR (Catatan Si Boy). 

Para penulis serial di atas
itu sangat piawai mengembangkan karakter. Siapa tidak kenal ”Lupus” yang
memiliki karakter cuek, slengean, berambut ”Duran Duran” dan selalu memakai
kemeja gombrong, mengunyah permen laret? Juga tokoh ”Boy” yang guanteng dan
soleh sekali? Bagaimana mereka bisa menciptakan karakter seperti itu dan
dipanuti oleh para pembacanya? 

”Caranya mudah,” Gong memberi
bocoran. ”Kita bedah saja setiap tokoh dengan memberikan 100 pertanyaan dan
kita yang menjawabnya. Jika masih ada pertanyaan, terus saja ajukan. Dengan
cara begitu,. Karakter si tokoh akan kuat.” Ini bukan isapan jempol belaka,
karena tokoh ”Roy” di novel serial ”Balada Si Roy” sudah menginspirasi jutaan
pembacanya untuk menjadi lelaki yang kuat, mencintai orang tua, menghargai
perempuan, dan mencintai negeri ini! Silahkan datang di ”Nyenyore ala Rumah
Dunia”, Selasa 24 Agustus 2010, pukul 16.00 WIB, di Taman Rumah Dunia. Buktikan
saja sendiri! (Jang RuDun)

 

 

 




  

[ac-i] Fw: #sastra-pembebasan# Sajak Sulistiya Dewi: 65 th KEMERDEKAAN INDONESIA

2010-08-27 Terurut Topik ASAHAN

- Original Message - 
From: ASAHAN 
To: AKSARA SASTRA 
Sent: Monday, August 23, 2010 10:28 AM
Subject: Fw: #sastra-pembebasan# Sajak Sulistiya Dewi: 65 th KEMERDEKAAN 
INDONESIA


ASAHAN:

1000 TAHUN PENDERITAAN RAKYAT

Kita adalah rakyat bahagia
Kita bisa bicara bisa menggugat
Bisa mengeluh bisa mengadu
Bisa mengkritik Pemerintah
Tidak seperti jaman dahulu

Kita adalah bangsa yang bangga
Kita punya tanah air kaya melimpah
Bisa menjual harta dari bumi sendiri
Bisa mendapat utang bila merugi

Kita adalah manusia luhur
Luhur budi luhur pekerti
Bisa santun ketika geram di hati
Bisa sopan menghadapi pencuri

Kita punya pemimpin bijaksana
Kita punya sejarah penuh duka dan jaya
Kita maafkan semua dosa pemimpin kita
Kita tidak mengenal dendam dan hanya ampunan

Kita adalah kita dan bukan siapa-siapa
Kita bertindak menurut nurani dan kesabaran
Apa arti derita ribuan tahun
Kita tahan melarat meski juga mengeluh

Kita berjuang dengan mulut
Kita boleh menangis dan meronta
Suara kita akan sampai ke sorga
Dan sorga telah menyisihkan tempat untuk  kita

Hanya satu yang kita pantangkan
Rakyat tidak boleh angkat senjata
Revolusi kita adalah senyap dan hening
Keluhan dan hiruk pikuk
Tidak boleh menjadi letusan senapang
Revolusi ada di  malam sepi
Diiringi suara jangkrik sekitar peti mati
Hening, hening, heninglah dikau revolusi
Apa arti derita seribu tahun lagi!

ASAHAN







- Original Message - 
From: Dian Su 
To: Satra Pembebasan ; Wahana-News ; gelora45 ; nasional-list 
Cc: Sulistya Dewi ; Dian Su 
Sent: Monday, August 23, 2010 4:17 AM
Subject: #sastra-pembebasan# Sajak Sulistiya Dewi: 65 th KEMERDEKAAN INDONESIA


  


--- On Sun, 8/22/10, Sulistya Dewi lie...@hotmail.com wrote:

From: Sulistya Dewi lie...@hotmail.com
Subject: FW: 65 th Kemerdekaan Indonesia
To: diansu6...@yahoo.com
Date: Sunday, August 22, 2010, 11:18 PM

From: lie...@hotmail.com
To: lie...@hotmail.com; sulistiad...@hotmail.com
Subject: 65 th Kemerdekaan Indonesia
Date: Sun, 25 Jul 2010 15:54:42 +0700

#yiv334212988 .yiv334212988ExternalClass .yiv334212988ecxhmmessage P
{padding:0px;}
#yiv334212988 .yiv334212988ExternalClass body.yiv334212988ecxhmmessage
{font-size:10pt;font-family:Verdana;}

   65 th Kemerdekaan Indonesia
 
Bhineka Tunggal Ika
Sumpah Pemuda
Panca Sila
hanya tinggal simbol belaka
 
65 th merdeka Rakyat menderita
melarat dan sengsara
tak bisa bayar sekolah anak bunuh diri
tak bisa bayar ongkos bersalin jual bayi
 
problim sara dimana-mana
dibakar gereja berita sehari-hari
daerah kumuh jadi obyek wisata
export TKI keberbagai negeri
 
korupsi membudaya
hampir seluruh aparat negara
tuding-menuding antara mereka
problim Century lenyap begitu saja
 
Wakil Rakyat demonstrasi etika
bolos sidang Paripurna
perkelaian disidang tak terkendali
studi banding keberbagai negeri
 
Peristiwa 65 tak ada penyelesaiannya
para korban dijadikan tersangka
sejarah dibalik dipihak penguasa
siapa bertanggung jawab atas korban jutaan jiwa?
 
Wahai Generasi Muda,Anda harapan Bangsa
harus berlaku jujur terhadap sejarah Bangsa
ditangan Anda nasib Rakyat Indonesia
Kemerdekaan adalah milik seluruh Rakyat Indonesia.
 
Dirgahayu Tanah Air tercinta Indonesia!

De Nieuwste Internet Explorer speciaal voor Hotmail Download nu gratis 

[Non-text portions of this message have been removed]





[ac-i] Press Release:The Order of Things | A Solo Exibhition by Akiq AW

2010-08-27 Terurut Topik Ruang MES 56


 




The Order of Things | A Solo Exibhition by Akiq AW

Opening August 28th  at 8:00pm
Exhibition  August 29th -  September 18th 2010
at Ruang MES56 
Nagan Lor 17, Patehan Kraton Yogyakarta
55133

Pengantar:
 
The  Order Of Things adalah tema yang penuh dengan nilai-nilai, tatanan,  
obyek-obyek yang bersinggungan dengan banyak kepentingan. Sebuah  pertanyaan 
yang tidak perlu dijawab, namun menarik untuk dipikirkan  kembali ketika anda 
pulang dan kemudian anda melihat secara nyata  obyek-obyek yang sama di 
lingkungan sekitar anda. Beberapa diantaranya  seperti taman di atap bangunan 
di 
lantai tiga, ladang sawah yang mulai  menyempit akibat laju pembangunan 
pemukiman, toilet umum yang dapat  berjalan dan berpindah tempat, dan 
pohon-pohon di taman dengan  bentuk-bentuk aneh yang semakin mengalami 
disfungsi 
sebagai lahan sejuk  dan hijau, dll. 



Bagi Akiq AW semua ini bukan suatu pembenaran  atau sikap menyalahkan terhadap 
suatu pihak. The Order Of Things adalah  sebuah bentuk ajakan bagi kita untuk 
berpikir tentang kekinian yang  terjadi, sebuah keberlanjutan cara pandang 
terhadap prinsip, nilai,  norma dan kepentingan antar manusia dan alam di 
sekitarnya.Artist's Statement:


Project  ini berbicara tentang bagaimana benda-peristiwa saling berinteraksi,  
membentuk pola, chaos atau juxtaposisi. Mereka berlomba menarik mata dan  
ingatan, dengan medan jalan sebagai ruang pamernya. Pola dan sistem  yang 
terbentuk bukan sesuatu yang tidak disengaja, namun lebih merupakan  ekspresi 
sim...bolik manusia atas nilai-nilai dan strategi survivalnya. Benda-peristiwa  
dan interaksi yang terjadi menyatakan satu hal, tentang kisah manusia  yang 
berjuang melawan, dan berkompromi dengan, alam dan manusia lainnya.

Introduction:

The  Order Of Things is a theme full of values, sequences, and objects that  
intersect with a great deal of interests. A question that needs no  answer, 
however, a second thought of it would be intriguing when you  come home and 
later you see exactly the same objects in your surrounding  environment; a 
garden on a roof of a three-floor building, diminishing  of rice fields due to 
rapid housing development, mobile public toilets  that can move and change 
places, and odd-shaped trees in the  park-increasingly dysfunction from their 
role as refreshing and green  area, etc. 


For Akiq AW, all of these are not a form of  justification or stance of putting 
the blame on a certain party. The  Order Of Things is an enticement for us to 
think of the up-to-date  happenings, a sustainability of perspective towards 
principles, values,  norms and significances between human beings and their 
natural  surroundings.

Artist Statement:The  project converses about how thing-event interact with 
each 
other;  configuring a pattern, chaos, or juxtaposition. They compete to evoke  
sight and memories, occupying road side as their exposition space.  Constructed 
patterns and systems are not something accidental, they act  more as symbolic 
expressions of human toward the values and survival  strategies they hold on to.

Thing-event and its interaction  declare a sole state of affairs; stories of 
people—struggling against,  and compromising with nature and others.Visit 
Artist's web page:
http://wastedphotographer.com/

Meet the artist please call/text to:
Edwin Roseno +6281 595 36 701begin_of_the_skype_highlighting  +6281 
595 36 701  end_of_the_skype_highlighting or Akiq Aw +6281 7468 
462begin_of_the_skype_highlighting  +6281 7468 
462  end_of_the_skype_highlighting


  

[ac-i] WS Rendra dikenang di USM Pulau Pinang

2010-08-27 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Sastera-BERITA HARIAN
 
Cetak . Emel Rakan . 
WS Rendra wira manusia 'kecil'

Oleh Rashiqah Ilmi Abd Rahim
rashi...@bharian.com.my
2010/08/16
ANTARA mereka yang menyertai Seminar WS Rendra: Mengenang Rendra dalam Hubungan 
Budaya Antara Malaysia dan Indonesia di USM, baru-baru ini.
 
Permasalahan mereka yang dibangkitkan dalam karya tarik khalayak

KETOKOHAN Allahyarham WS Rendra sebagai penyair yang membela nasib manusia 
‘kecil’ dan serentak itu berlaku kritis terhadap dasar pemerintah Indonesia 
dibongkar pada Seminar WS Rendra: Mengenang Rendra dalam Hubungan Budaya Antara 
Malaysia dan Indonesia. 

 
Turut dibongkar, kelantangan WS Rendra dalam memperjuangkan nasib golongan 
terpinggir sehingga memberi kesan besar terhadap dunia politik Indonesia, 
sekali 
gus membuktikan lidah kepengarangan lebih tajam daripada mata pedang. 

 
Pensyarah Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi (FBMK), Universiti Putra Malaysia 
(UPM), Prof Madya Dr Lim Swee Tin berkata, puisi Nyanyian Angsa dan Bersatulah 
Pelacur-Pelacur Kota Jakarta berjaya memperlihatkan perjuangan Rendra untuk 
kelompok terbabit. 


“Dalam puisi Nyanyian Angsa, Rendra memperjuangkan nasib pelacur yang diusir, 
Maria Zaitun kerana mengidap sifilis, bukan saja gagal mendapatkan rawatan 
sempurna di klinik, tetapi turut dinasihati paderi di gereja yang menyuruh 
Maria 
berjumpa dengan pakar sakit jiwa,” katanya ketika melapah Rendra di 
Tengah-Tengah Manusia Kecil, Lantang Menyuarakan Penentangan. 


Seminar anjuran Persatuan Karyawan Pulau Pinang dengan kerjasama Kementerian 
Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia dan Dewan Bahasa dan Pustaka 
Wilayah Utara itu berlangsung di Dewan Budaya, Universiti Sains Malaysia (USM), 
Pulau Pinang baru-baru ini. 


WS Rendra turut sinis terhadap kepemimpinan Indonesia dalam Bersatulah 
Pelacur-Pelacur Kota Jakarta yang sinis melalui watak Sarinah dan Dasima, 
pelacur yang sering didampingi pemimpin, penguasa dan pemerintah yang gemar 
melontarkan janji manis terhadap masyarakat bawahan. 

Selain menonjolkan kerosakan moral sesetengah pembesar dan mendedahkan segala 
kepincangan yang berlaku terhadap masyarakat bawahan, WS Rendra turut dilihat 
mengambil posisi membela manusia kecil dengan menenangkan mereka melalui unsur 
nasihat yang diselitkan dalam puisi itu. 


“Karya WS Rendra tidak sekadar indah, malahan menggerakkan kesedaran masyarakat 
dengan rentetan transformasi perjuangan. Ketajaman mata penanya menyebabkan 
beliau pernah ditahan, dipenjarakan dan kadang kala penonton bangkit merusuh 
selepas mendengar deklamasinya. 


“Inilah buktinya bahawa karya sastera pernah memberi impak yang besar kepada 
negara dan masyarakat. Berbeza dengan kebanyakan karya penyair pada hari ini 
yang kurang menunjukkan taringnya, walhal sastera sudah terbukti sebagai alat 
penyampaian yang berkesan,” jelasnya. 


Sasterawan Indonesia, Putu Wijaya, pula menjelaskan WS Rendra yang mendapat 
jolokan Burung Merak itu sudah menjadi fenomena dan inspirasi penggiat seni di 
Indonesia kerana kebijaksanaannya melontarkan kritikan sosial yang mewakili 
suara rakyat. 


“WS Rendra menyebabkan penonton berasa diwakili pada zaman yang penuh dengan 
tekanan itu, meskipun kritikannya tidak baru dan sekadar mengulangi paparan 
dalam akhbar. Bagaimanapun, apa yang diucapkan adalah sesuatu yang ingin 
didengari, lalu karyanya mendapat perhatian. 


“Beliau tidak sekadar bijak menghasilkan puisi, bahkan menjadi inspirasi bagi 
penggiat seni teater Indonesia. Selepas kembali dari Amerika pada 1967, langkah 
teaternya memimpin kebangkitan teater moden di Indonesia yang sebelumnya kurang 
popular di kalangan mahasiswa,” katanya. 


Putu Wijaya melihat kebangkitan teater yang dipelopori WS Rendra ialah tidak 
membiarkan teater sebagai alat hiburan, tetapi alat menyalurkan inspirasi yang 
lebih agresif, vokal dan mencerminkan suara hati masyarakat mengenai isu 
kemanusiaan, politik dan budaya. 


“Ketika WS Rendra mementaskan Macbeth dengan memakai gaya ketoprak, kebudayaan 
Jawa mulai dibaca dari sisi berbeza. Dalam mengusung kearifan teknik adegan 
ketoprak, WS Rendra seperti mengajak masyarakat menyingkap sisi baru dalam 
budaya Jawa,” jelasnya. 


Penerima Anugerah Penulisan Sea Write 1989 , Dr Siti Zainon Ismail pula 
menyifatkan karya awal tokoh itu yang dihasilkan pada 1950-an, begitu rapat 
sekali dengan alam berlatar dan nilai sosiobudaya Jawa kerana beliau dibesarkan 
dalam persekitaran masyarakat Jawa. 


“Kehidupan penyair ini bertolak daripada pegangan awalnya sebagai orang Jawa 
yang berpegang kepada Kristian, sebelum memilih Islam selepas mengkajinya. 
Latar 
budaya dan semangat jiwa lewat kebesaran alam semesta menjadi landasan asas 
penyair ini menggerakkan batin mahupun mindanya. 


“Keprihatinan WS Rendra terhadap unsur alam dapat dilihat dalam Kumpulan 
Sajak-Sajak Sepatu dan Empat Kumpulan Sajak 1961. Nada awal puisinya akrab 
dengan unsur alam, kemudian menyatu dengan peristiwa diskriminasi terhadap 
pelacur sehingga 

[ac-i] Workshop ORIGAMI : 3 dimensi | GRATIS |TERBATAS

2010-08-27 Terurut Topik Diana





  Workshop ORIGAMI Tiga Dimensi

  Tim pengampu

a.. Makoto YAMAGUCHI :Professional Origami Creator
Secretary-General of Japanese Origami Academic Society, JOAS
Founder of Gallery Origami House

b.. Eiko MATSUURA :Designer
Member of Japanese Origami Academic Society, JOAS

c.. Miyuki KAWAMURA :Professional Unit Origami Creator

Jadwal workshop
Di Ruang Serba Guna the Japan Foundation, Jakarta   Gedung Summitmas 
I lt. 2- Jl. Jend.Sudirman kav.61-62 Jakarta Selatan | 30 September 2010 
(Kamis) : 14:00-15:30  1 Oktober 2010 (Jumat ) : 14:00-15:30

di  Balai Sidang Senayan - Jakarta Convention Center  (Ruang Japan 
Education Fair) Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 |
2 Oktober 2010  (Sabtu) :
Sesi 1 :  10:30 - 11:15 | Sesi 2 : 13:30 - 14:15
  DEMONSTRASI ORIGAMI
  2 Oktober 2010 (Sabtu)
  di Balai Sidang Senayan - Jakarta Convention Center  (Ruang Japan 
Education Fair) pk.12:20-13:05 | GRATIS | Terbuka untuk 150 peserta.


  Pendaftaran khusus WORKSHOP:
  Di kantor JF : Gd. Summitmas 1 lt. 3
  Pk. 09:00-12:00  pk. 14:00-16:30
  23 Agustus - 8 Sept. (Senin - Jum'at).
  Terbuka untuk UMUM max. 30 orang/sesi (kecuali acara di JCC max.20 
orang/sesi). GRATIS.
  Pendaftaran TIDAK BOLEH DIWAKILKAN
  Apabila belum mencapai kuota, pendaftaran dilanjutkan mulai 14 - 25 
September 2010. Pendaftaran otomatis ditutup bila telah mencapai jumlah 
peserta maksimum.

  Syarat peserta :
  Usia 15 tahun
  Bisa membuat origami
  Mengisi kuesioner seputar origami





 


[ac-i] Gua Akbar menyimpan situs Mataram-Majapahit

2010-08-27 Terurut Topik Wajah Bercahaya
Radar Bojonegoro-Jawa Pos Grup
[ Kamis, 26 Agustus 2010 ] 
Di Balik Keelokan Gua Akbar Tuban 
Dulu Angker, Sekarang Jadi Idola Wisatawan 

Tuban memiliki banyak gua. Namun, sedikit yang  seelok Gua Akbar. Gua yang dulu 
dijadikan tempat pembuangan sampah  tersebut sekarang menjadi tempat wisata 
yang 
memikat. 


DWI SETIYAWAN, Tuban 

--- 

GUA Akbar terletak di tengah Kota Tuban, berjarak sekitar  600 meter (m) dari 
Terminal Wisata Kebonsari. Lokasi gua ini persis di  bawah Pasar Baru Tuban. 
Sebelum dibangun Bupati Tuban H. Hindarto  sekitar 13 tahun lalu, gua ini 
dulunya hanya sebuah lubang besar di  perut bumi yang dijadikan tempat 
pembuangan sampah dan buang air besar. 


Gua  ini memiliki stalaktit dan stalakmit. Itu terlihat seluruh ujung  bebatuan 
gua yang masih meneteskan angin. Keasrian lain dari gua ini  munculnya sumber 
air di sejumlah lantai. Sumber air inilah membentuk  telaga-telaga kecil yang 
dihuni ikan hias. 


''Tapi waktu itu  (sebelum dibersihkan dan dibangun seperti sekarang ini), 
keadaan gua  masih terlihat angker dan menakutkan. Kendati demikian, tempatnya 
cukup  bersih,'' ujar Mbah Rohman, 74, warga sekitar.

Sekarang, Gua  Akbar dijadikan satu paket wisata dengan makam Sunan Bonang yang 
hanya  berjarak sekitar 1,5 km dan Pemandian Bektiharjo sekitar 3,5 km.  
''Setelah ziarah dari makam Sunan Bonang, kami menyempatkan melihat  kebesaran 
Gua Akbar,'' tutur Nana Suharna, yang mengaku datang dari  Cianjur, Jawa Barat.

Menurut Rohman, gua mulai rusak ketika Pasar  Baru Tuban mulai dibangun dan 
daerah sekitar mulai ditempati pendatang  liar. Sampah pun mulai menggunung dan 
banyak lalat berdatangan.  ''Pedagang memanfaatkannya sebagai tempat pembuangan 
sampah, sementara  warga menggunakannya sebagai tempat pembuangan hajat,'' 
tuturnya. 


Untung,  lanjut dia, saat itu pemkab setempat cepat merespons dengan menjadikan 
 
Gua Akbar menjadi tempat wisata seperti yang terlihat sekarang ini.  Sebelum 
dijadikan salah satu obyek wisata, imbuh Rohman, mulut goa  tertutup sampah, 
penuh semak belukar serta banyak ditumbuhi  entong-entong (sejenis kaktus). 
''Pokoknya saat itu terkenal angker,''  katanya seraya membayangkan kondisi 
saat 
itu.

Meski tidak ada  referensi sejarah yang mengupas, Gua Akbar dikaitkan warga 
Tuban dengan  kerajaan Mataram. Konon, ketika tentara kerajaan Mataram hendak 
menyerbu  Mojopahit, gua ini dijadikan markas pasukan Mataram. ''Begitulah 
cerita  tutur dari mbah-mbah saya dulu,'' kata Karjan, 75, warga Dusun  
Tegalombo, Desa Semanding, Kecamatan Semanding. 


Salah satu bukti  gua ini pernah dijadikan markas tentara kerajaan adalah 
ditemukannya  tulang-tulang manusia dan piranti perang ketika gua tersebut 
digali.  Pemanfaatan Gua Akbar berlanjut ketika agama Islam berkembang di 
pesisir  utara Pulau Jawa. Seperti disebutkan Sutarno, salah seorang yang suka  
menelusuri tempat bersejarah di wilayah Tuban dan sekitarnya. Gua Akbar  ketika 
itu, menurut dia, menjadi sarang Berandal Lokajoyo berikut  pengikutnya. 
Berandal tersebut termasuk salah satu berandal yang paling  ditakuti dan sudah 
punya nama di tanah Jawa ini. (*/yan)


  
 
HALAMAN KEMARIN 
* Penderita Kusta Jangan Dikucilkan  
* Kos-Kosan Juga Jadi Target Operasi  
* Giliran Mengadu ke DPRD  
* Pemkab Butuh Utangan Rp 46,5 M  
* FKB tak Hadiri Paripurna  
* Warga Serbu Gunungan  
* Butuh Dana Rp 14 M  
* Satu Pemain Lagi Melamar  
* Lamongan Jadi Tuan Rumah Lagi  
* Transaksi Jual-Beli Emas Meningkat  




[ac-i] Ngamen Puisi Wiji Thukul, 28-29 Agustus 2010

2010-08-27 Terurut Topik abdul malik













NGAMEN PUISI WIJI THUKUL
DIBUTUHKAN SEGERA!!!
 
Dibutuhkan relawan segala usia, apapun latar belakang, dimana
pun berada, di atas apapun kini berpijak untuk ngamen puisi-puisi
Wiji Thukul pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2010. Ngamen ini untuk
memperingati hari kelahiran Wiji yang jatuh pada 26 Agustus. Lokasi
ngamen bebas, mau di terminal, di dalam bus, di emper mal, di tengah
pasar, di manapun! Atau bila Anda malu ngamen di depan publik,
silahkan membacakan puisi di depan orang terdekat atau keluarga.
Waktu ngamen bebas! Boleh saat berangkat atau pulang kerja, di sela
perjalanan, selepas ibadah di masjid, pura atau gereja, kapan pun!
Daftarkan diri Anda ke: sahabatwijithu...@gmail.com 
atau sms ke: 0899 839 3685
Panitia akan mengirimkan bahan: puisi-puisi Wiji Thukul,
profil penyair dan pamflet Peringatan Hari Penghilangan Paksa
Internasional.

Beberapa hal yang harus diperhatikan:
Tak ada niat nyari duit apalagi memaksa, kalau publik
mengapresiasi dengan memberi receh silahkan Anda sumbangkan untuk
perjuangan para keluarga korban atau digunakan untuk keperluan
baik-baik.
Respek terhadap rakyat yang diinjak oleh sepatu pembangunan
(mengutip Iwan Fals).
Berlaku santun dan tidak mengganggu mereka yang tidak ingin
diganggu pembacaan puisi.

Kirimkan rekaman video/foto/audio dan kesan Anda selama
ngamen ke: sahabatwijithu...@gmail.com.
Kiriman Anda akan kami dokumentasikan dalam blog “Sahabat
Wiji Thukul” yang segera online. Sebagai sahabat Wiji Thukul, Anda
bebas mengirimkan bahan apa saja yang berkaitan dengan keresahan,
kegamangan, protes, kemarahan, nasihat, atau apapun yang telah
mencederai rasa keadilan dan kemanusiaan Anda.

Sumber: Note Facebook Idaman Andarmosoko, 27 Agustus 2010








Teman,



Kami kirimkan  materi dan
tambahan satu flyer tentang Ngamen Puisi Wiji Thukul. Format
file-nya .zip
Kalau teman berkenan bisa juga
diperbanyak sendiri flyer-nya dan dibagikan untuk audience yg
mungkin belum mengenal siapa Thukul.



File nya dapat diunduh dari sini:




https://docs.google.com/leaf?id=0B67U0GS4bGJ_OGQzM2YyODItNjkzOS00MmViLWIzMzktOGNlZjg2MDQzMTBlsort=namelayout=listnum=50



Gitu aja, teman. Jangan lupa untuk
mendokumentasikan acara ngamen-nya untuk blog Sahabat Wiji 
Thukul
ya. Audio, foto, video (pake hp juga bisa kalo gak punya
camcorder).



Satu hal lagi, ternyata ada cukup
banyak permintaan informasi dari media baik di Jakarta maupun di
daerah untuk meliput inisiatif ngamen dari kawan-kawan ini. 
Karena
itu, kami mohon bantuannya kawan-kawan untuk mengirim SMS ke
08998393685 atau sebaris pesan di email ini yg berisi: Waktu 
ngamen
(hari, jam), siapa saja (individu atau komunitas apa saja), 
nomer
kontak,  lokasi tempat ngamen. 



Hidup Thukul, Jayalah Sastra dan
Kebudayaan Indonesia!



Salam hangat!








  

[ac-i] Fwd: Re.: Who Are the Real Belanda Depok?

2010-08-27 Terurut Topik Bismo DG
*Jadi inget Djakarte thn 1950an, ade Blande Depok, ade Baboe Menteng ...*
*Sekarang sudah banyak kemajuan. Sekitar 6 juta warga kita diberitakan
dengan gagah berani sedang bekerja di luar negeri. Dengan perlindungan dari
Pemerintah, yang sering menuai kritik. Para pahlawan devisa, istilah Bpk
SBY itu, kini sebelum Lebaran dikabarkan menggelontorkan (wow!) devisa ke
RI.*
**
*Boleh jadi kiriman mereka yang bermiliyar USD setahunnya ke kampung halaman
ikut meredam kemungkinan menggunungnya keresahan sosial yang bisa saja
mencapai titik kulminasinya.*
**
*Salam, Bismo DG
*
-- Forwarded message --
From: B.DORPI P. bdo...@indopetroleum.com
Date: 2010/8/27
Subject: Re.: Who Are the Real Belanda Depok?
To: !B.DORPI P. bdo...@indopetroleum.com



http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/who-are-the-real-belanda-depok/393038

| August 26, 2010

*Who Are the Real Belanda Depok?
**Report Tasa Nugraza Barley*

[image: Cornelis Chastelein on his lands in a 1706 drawing. (JG Photo/Arvi
Arvianto)]


*There is a rich, largely forgotten history attached to the term “Belanda
Depok,” or “bule Depok.” Literally translated, Belanda is the Netherlands,
Depok is a city in West Java and bule is slang for white foreigner.*

But the term is confusing. *The Belanda Depok are not Dutch people who live
in Depok, but rather they are Indonesians whose ancestors had worked as
slaves for the Dutch during the colonial era.
*
The term initially had negative connotations, used by Indonesians to label
fellow countrymen as traitors because they worked for the Dutch.

Over the years, however, the meaning of Belanda Depok has evolved. These
days, it is used to refer to Indonesians who dye their hair blonde and wear
Western styles.

It can also simply refer to the descendants of slaves who still live in the
Depok area to this day.

“Look at us. Do we really look like Dutchmen?” Yano Jonathans said.

Yano, a retired electrical engineer, is a sixth-generation descendant of the
original Belanda Depok.

Along with his wife Yulia R. Jonathans Leander, they have been actively
campaigning for the Belanda Depok to be rightly recognized in Indonesian
history.

“People should recognize the role of Belanda Depok in building the city of
Depok,” Yano said.

He explained that the Belanda Depok have always been misunderstood.
“Historically, we were often seen as the bad guys,” he said.

*The terms Belanda and bule Depok came into use after the Dutch government
established the first railway system plying the Jakarta and Bogor routes in
1887.
*
According to Yano, the train would stop at the Depok station to pick up
passengers.

Onboard the train, the Indonesian passengers from Depok would speak fluent
Dutch with each other. Other Indonesians who witnessed this started to label
them Belanda Depok.

 From that moment on, the term has been widely used and misused.

Yulia said that many people still mistakenly think that bule Depok are
Dutch. “The truth is, Belanda Depok are Indonesian. I am of Balinese and
Javanese ancestry.”

The history behind the term is compelling. In the late 17th century, *Cornelis
Chastelein*, a high-ranking Dutch official and businessman, bought a large
farm in Depok.

He brought *150 slaves from places such as Java, Bali, Sulawesi and Maluku
to work on his farmland*. “It was those slaves who were later called Belanda
Depok,” Yano said.

During his lifetime, Chastelein actively spread Christianity in Depok
through his Christian organization *De Eerste Protestante Organisatie van
Christenen (The First Protestant Christian Organization), also known as
Depoc.
*
Many believe that the city was named after this organization.

As a devout Christian, Yano said that Chastelein treated his slaves better
than most Dutch landlords. He educated them and taught them to speak Dutch.

For this reason, Yano said that Chastelein’s slaves were often branded as
workers or spies of the Dutch government. “Being Belanda Depok has not
always been easy,” he said.

Indeed, much of their history reads like an Old Testament tale. In *1713,* a
year before Chastelein died, he made a provision in his will granting them
their freedom.

The slaves who had converted to Christianity were also to inherit his land.
*The Christian slaves were divided into 12 clans: Bacas, Isakh, Jacob,
Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense and
Zadokh.
*
But mistrust remained. Yano said that many Belanda Depok were imprisoned or
killed by Indonesian guerilla fighters between 1945-50 because they were
suspected of working for the Dutch.

Although the modern-day Belanda Depok have assimilated with the communities
they live in, many of them have chosen inter-clan marriages. Yano and Yulia
are an example.

“I’m from the Leander clan and got married with someone from the Jonathans
clan so I use both names,” Yulia said.

According to *Lembaga Cornelis Chastelein* (Cornelis Chastelein Foundation)
— a foundation that works to protect the Belanda Depok 

[ac-i] Bedah Buku Kiat Menyusun Skripsi Strategi Belajar di Perguruan Tinggi

2010-08-27 Terurut Topik Wedatama Widya Sastra
Rabu, 06 September 2010, Bedah Buku Kiat menyusun Skripsi  Strategi Belajar 
di Perguruan Tinggi. 
Tempat: Ruang 4101 FIB UI. 
Pembicara:Dr. Agus Aris Munandar  Dr. Lili Cahyandari.
Moderator: Karsono H Saputra, M Hum.

Acara ini terbuka untuk umum  siapapun bisa hadir.
Dapatkan diskon khusus selama acara berlangsung.

Hormat kami,
WEDATAMA WIDYA SASTRA
www.wedatamawidyasastra.com



[ac-i] Panorama Sumatera Barat

2010-08-27 Terurut Topik Janu
Panorama Sumatera BaratPhotography by Barry Kusumauntuk melihat foto
lengkap dan keindahan Minang lainnya silahkan klik link dibawah
inihttp://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html
http://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html
Sumatera Barat, seharusnya layak masuk dalam saku daftar tempat yang
harus Anda kunjungi. Di negeri yang banyak menelurkan pahlawan
intelektual ini, berjejer panoraman alam yang Indah. Lekuk liku kontur
bumi yang menakjubkan dan juga danau nan permai.

Di Sumatera Barat ada tiga danau utama, yakni Danau Singkarak dan Danau
Maninjau dan Danau Diatas/Dibawah. Danau Singkarak terletak 75 km dari
kota Padang. Danau ini menawarkan keindahan alam sembari menikmati
makanan di rumah makan yang banyak berjejer di pinggiran Danau. Ke
utara, 140 km dari Kota Padang, ada Daanau Maninjau yang sekaligus
menjadi sumber tenaga PLTA Maninjau.

Lelah mengarungi danau, saatnya beristirahat di kota sejuk Bukittinggi.
Sudah tersedia akomodasi hotel berbintang disini. Anda bisa menikmati
hari bercengkerama di bawah Jam Gadang yang terkenal. Tak jauh dari
bukit tinggi juga ada benteng pertahanan balatentara Jepang yang sering
disebut penduduk setempat sebagai Lubang Jepang.

Menelisik sejarah Minang, bisa mampir ke Kota Padang Panjang. Tak jauh
dari kota itu, sekitar 30 km arah timur kota ada Istana Pagaruyung.
Banyak jejak masa silam warga Minang terekam disini. Tak lupa, selama di
Sumbar, jangan lewatkan bentangan pemandangan dahsyat Ngarai Sianok.

Opsi lain yang tak kalah menarik saat berada di Padang adalah menyebrang
ke Pulai Mentawai. Kepuluan Mentawai bisa ditempuh dengan kapal dari
Pelabuhan Bungus atau Pelabuhan Muaro, Padang selama empat jam dengan
kapal cepat atau 10 jam dengan kapal biasa. Pulau ini biasanya menjadi
incaran penyuka surfing karena ombaknya yang besar.

Kembali ke Padang, Anda yang penasaran dengan legenda si Malin Kundang,
silakan menyempatkan diri ke Pantai Air Manis. Disini ada sebuah batu,
yang diasosiasikan sebagai si terkutuk anak durhaka Malin Kundang.
Menarik bukan?
Panorama Sumatera BaratPhotography by Barry Kusumauntuk melihat foto
lengkap dan keindahan Minang lainnya silahkan klik link dibawah
inihttp://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html
http://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html


[ac-i] Mengembalikan anak Jalanan ke rumah

2010-08-27 Terurut Topik gongmedia cakrawala




MENGEMBALIKAN
ANAK JALANAN KE RUMAH

Oleh
Ahmad Wayang

 

 

“Sampai kapan kamu mau jadi pengamen jalanan?” Tanya Hj. Ijah Faijah, selaku
Ketua Yayasan Bina Wanita Bangsa pada 18 pengamen jalanan asal Serang dalam 
acara
Nyenyore Ala Rumah Dunia, Program Rintisan Balai Belajar Bersama 2010, 
Direktorat
Pendidikan Masyarakat, Dirjen PNFI, Kemendiknas RI, Kamis (26/8) di Taman
Budaya Rumah Dunia.

“Sampe punya pekerjaan tetap, Bu,” jawab Andi (19) salah satu pengamen jalanan
di Serang yang mengikuti diskusi Nyenyore dengan tema ‘Mengembalikan Anak
Jalanan ke Rumah’. Dari pengakuan atau jawaban pengamen itu, menurut Ijah
Faijah, adalah jawaban yang kongkrit untuk mengembalikan anak jalanan ke rumah,
sesuai dengan tema Nyenyore kali ini. “Seharusnya pemerintah bisa menyediakan
lapangan pekerjaan buat mereka, para anak jalanan,” kata Ijah menyindir
pemerintah yang terkesan tidak perduli dengan nasib anak-anak jalanan. “Ketika
mereka mendapat pekerjaan, pasti mereka akan berhenti mengamen,” tambah Ijah.

Masih menurut Ijah, tidak ada yang salah terhadap anak jalanan yang turun
di jalan, “Yang jadi masahal kalau mereka meminta uang dengan cara memaksa,”
ujar Ijah sambil tertawa. “Tapi, Ibu yakin, anak-anak yang di sini tidak seperti
yang Ibu katakan tadi, ya...,” harap Ijah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak bisa turun ke jalan atau
mengamen. Di antaranya faktor ekonomi, eksploitasi oleh orang tua dan
lingkungan. “Saya pernah menemukan ada dua anak berumur antara 10-12 tahun,
yang disuruh orang tuanya untk mengemis. Dan dari hasil mengemis itu harus
disetorkan kepada sang Ibu. Karena tidak betah, salah satu anak itu kabur dari
rumah,” cerita Ijah tidak mau menyebutkan nama si anak.

Ijah juga mengaku miris melihat bahaya yang mengancam anak jalanan, semisal
terabaikannya pendidikan, kesehatan, miras atau rentan terjerumus dalam lembah
narkoba. “Tapi, insaya Allah, anak-anak di sini tidak ada yang minum-minuman
keras,” katanya.

Tidak hanya diskusi yang digelar pada cara Nyenyore kali ini, grup musik
pengamen jalanan dari Kemang, Serang,  menunjukan kreativitasnya dalam
bermusik. Lagu “Tombo Ati” karya Opick dinyanyikan dengan nada yang lain, rame
dan tentu saja dengan bunyi gitar khas anak jalanan yang menghibur 36 
penonton/peserta
Nyenyore sore itu. 
Agenda Nyenyore ala Rumah Dunia jumat sore, pukul 27 Agust 2010, ukul 16.00 
WIB sekarang, adalah 'Mengembangkan Karakter Seorang Muslim di Saat Puasa 
bersama Ustad H. Matin, pengasuh Ponpes Darul Fallah, Ciloang, Serang. Sabtu 
besok, 28 Agust 2010, pukul 16.00 WIB, peluncuran buku Banten Bangkit #2: 
Membaca Banten, Membaca Indonesia (Penerbit Gong Publishing, 2010) karya empat 
jawara Pandeglang; Abdul Malik, Abdul Hamid, Zainal Mutaqin, dan Rahmatullah. 
Pembedah Gandung Ismanto, H. Embay Mulya Syarief, dan Gol A Gong (*)

 

*) Penulis
relawan Rumah Dunia

 




  

[ac-i] Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial

2010-08-27 Terurut Topik ASAHAN
- Original Message -
From: ASAHAN
To: AKSARA SASTRA
Sent: Thursday, August 26, 2010 1:47 PM
Subject: Fw: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial



- Original Message -
From: ASAHAN
To: ChanCT
Sent: Thursday, August 26, 2010 1:46 PM
Subject: Re: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial


Ya, tentu saja saya tidak punya metode berpikir memutlakkan segalanya seperti 
yang bung tuuduhkan. Saya tidak menguasai teori Einstein tentang relativitas. 
Tapi saya mempelajari Marxisme dan dalam kehidupan saya juga menurut anjuran 
Partai di masa lalu: Tahu Marxisme , kenal keadaan. Jadi tidak ada tempat 
untuk main mutlak-mutlakan bila menganut Marxisme sebagai metode berpikir atau 
paling tidak demikianlah seharusnya.

Kalau bung membaca kumpulan cerpen saya dalam buku: Cinta, Perang dan Ilusi, 
dalam salah satu cerpen saya itu ada yang saya ceritakan tentang pertemuan saya 
dengan orang-orang berusia panjang yang hidup di Kaukasus pada waktu itu. 
Kebetulan saya sering dikirim(hampir setiap tahun) oleh dokter Universitas 
dimana saya belajar, ke sanatorium-sanatorim di daerah Kaukasus seperti di 
Kislavodsk atau juga di kota Soci untuk berobat (saya kena penyakit darah 
tinggi sejak usia 16 tahun karena keturunan). Di Kislavodsk saya bertemu muka 
dan sering bercakap-cakap dengan orang-orang tua yang saya duga semula sudah 
berumur 80 tahun. Nggak tahunya, orang tua itu bilang dia suduh melampaui usia 
115 tahun dan tidak pernah seharipun tanpa 200 gram anggur merah. Seorang 
wanita lain yang tampak gemuk juga saya temui di sanatorium yang saya sangka 
berusia sekitar 75 hingga 80 tahun, nggak tahunya dia sudah berusia 118 tahun 
dan merokok sejak usia muda hingga waktu itu. Gemuk dan perokok sungguh tak 
bisa dibayangkan bisa mencapai umur yang begitu lanjut dan masih  tampak sehat. 
Saya juga sempat bertanya apa saja yang mereka makan sehari-harinya, kok bisa 
panjang umur dan sehat. Pada umumnya mereka menjawab, katanya mereka memakan 
seperti juga apa yang saya makan, tidak ada istimewanya, tidak punya pantangan 
meskipun kata mereka, kalau makan tidak pernah kekenyangan dan berhenti makan 
bila telah merasa kenyang.

Dalam satu majalah kesehatan di Belanda yang saya baca beberapa minggu lalu 
yang sekarang masih ada di tangan saya, ada sebuah tulisan menarik: seorang 
penderita diabetist (kencing manis) yang sejak usia sangat muda telah diberi 
suntikan insulin dan masih terus berlangsung setiap hari hingga di usianya yang 
sekarang yang telah mencapai 92 tahun dan relatif sehat. Kalau bung penasaran, 
saya bisa mengirimkan majalah itu pada bung melalui scan (dalam bahasa Belanda 
tentu saja). Juga secara kebetulan tetangga kami, sahabat istri saya seorang 
wanita tua berusia 92 tahun, hidup sendiri(zelfstandig), mengurus semua 
kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan keluarga meskipun dia punya anak yang 
juga sudah seumur saya. Dia hidup  dengan disiplin di bidang kesehatan termasuk 
di bidang makanan dan katanya dia ingin mencapai umur hingga 100 tahun. Sungguh 
variasi hidup yang begitu kaya, berbeda, menurut hukum umum maupun yang di luar 
hukum umum. Saya ingat  dengan pernyataan seorang ahli bedah Belanda yang 
terkenal yang juga menulis buku yaitu Prof.Dr. Gaillard. Dia bilang: Mensen 
zijn verschillen(manusia itu berbeda satu sama lain) dan itu dia buktikan, 
juga dari praktek membedah manusia setiap hari sebagai pekerjaannya yang sudah 
puluhan tahun. Akankan saya main mutlak-mutlakan? Mungkin saja, tapi saya 
sendiri merasa tidak. Tapi menurut bung, ya. Itu adalah hak bung, saya hanya  
bisa menjelaskan dari pengalaman yang saya dapatkan dan pengetahuan yang saya 
pelajari.

Tapi pada gilirannya saya juga punya saran pada bung: Tak usahlah bung 
memutlakkan SAYUR MENTAH sebagai makanan mujarab. Sebagai metode pengobatan 
bagi orang-orang yang mempunyai penyakit tertentu mungkin sayur mentah punya 
efek positif. Tapi orang yang masih bormal kesehatannya lalu berpindah ke rezim 
 sayur mentah, cuma akan cari penyakit saja. Bayangkan orang yang punya sakit 
maag lalu ganti makanan makan sayur mentah, kan hancur dia punya perut. Bung 
seorang dokter, bung pasti tahu soal itu. Orang Belanda sering bilang: Doe 
normal ! berbuatlah wajar! Itu akan lebih selamat.
ASAHAN.
  - Original Message -
  From: ChanCT
  To: wahana-n...@yahoogroups.com
  Cc: Asahan Aidit
  Sent: Thursday, August 26, 2010 10:07 AM
  Subject: Re: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial


  Bung Asahan yb,

  Bagaimana pola hidup jenderal Zhang Xue Liang sesungguhnya saya juga tidak 
jelas. Dari humor dibawah dinyatakan, jenderal satu ini sekalipun pola hidupnya 
jelek, tidak hanya merokok berat, peminum-berat juga main perempuan, ... tapi 
umurnya tetap panjang, sampai 103.

  Bung Asahan, disinilah nampak metode berpikir bung yang memutlakkan 
segalanya. Seseorang bisa saja umur panjang, sekalipun pola hidupnya jelek. 
Karena dia beruntung, dilahirkan dengan DNA yan luar biasa. Tapi, kekhususan 
begitu tidak 

[ac-i] Fwd: Invitation_Langgeng Gallery - NUS_Agt 2010 [2 Attachments]

2010-08-27 Terurut Topik Asosiasi Galeri Senirupa Indonesia
info :
Langgeng Gallery
Cempaka 9B Magelang 56123
Central Java, Indonesia
Ph. +62 293 313338

i...@langgeng.net

http://www.langgeng.net/en/home/


[ac-i] Tari Bedhaya “Harjuna Wijaya” Tataran Kesempurnaan Manusia

2010-08-27 Terurut Topik awansemburat
Tari Bedhaya Harjuna Wijaya 
Tataran Kesempurnaan Manusia 


Sakral, hening serta magis mendadak menyelimuti Bangsal Kencono, sesaat para 
pengetuk gamelan perlahan memainkan gending Ladrang Prabu Anom dalam mengiringi 
sembilan penari putri yang melangkah tak kalah lambannya memasuki sayap Bangsal 
Kencono. Dalam gemulai para penari mulai merunduk mengambil posisi sembahan, 
perlambang manusia menghormati Tuhan sebagai Sang Pencipta dan melakukan 
sembahan jengkeng kepada Sultan sebagai penguasa Keraton.

Gerak merendahkan bahu, dagu ditarik, pergelangan tangan gemulai sambil 
sesekali menghentak mengibaskan selendang - menciptakan tegangan daya ekspresi 
dalam tubuh penari menjadi karakteristik Tari Bedhaya. Tarian putri Jawa klasik 
yang adiluhung, halus, luhur - bercerita tentang legenda, babad ataupun 
sejarah. 

Bagai bidadari, paras sembilan penari hampir serupa. Ayu, anggun dan bersinar - 
dalam balutan dan Goresan wajah khas mempelai putri pengantin Jawa. Alur 
komposisi rias paes ageng dimulai pada dahi yang diberi paesan berwarna hitam. 
lapisan garis prada (emas) mengelilingi mempertegas garis  luar paesan. Tak 
luput Wajikan ditengah dahi, bentukan alis menjangan ranggah, hingga rambut 
tergulung kembang melati rangkai.

Balutan busana dodot berupa kain bermotif cinde dan kampuh berwarna semen 
berpadu dengan kilau kalung susun serta plat bahu menambah sentuhan pada lengan 
bagian atas, sedang pada daun telinga terselip sumping ron dan subang. Seakan 
rapatnya dodot-an tak membatasi gerak tari selama satu jam tanpa henti, 
Gerak-gerak lengkung terus mengalir (mbanyu mili) membuat formasi  berubah-ubah 
menjadikan alur cerita yang apik.

Tak melulu gemulai, adegan perang dalam tempo tinggi membuat dua orang penari 
dengan setengah berlari saling mencoba menghunuskan keris. Perang yang 
dijadikan  simbol dari pergolakan batin manusia dalam menentukan pilihan 
kebaikan atau keburukan, meredam hawa nafsu, harus rendah hati, jujur dalam 
ucapan dan tindakan yang diwujudkan melalui sosok Harjuna. 

Tari Bedhaya Harjuna Wijaya yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X 
kali ini menjadi garapannya yang ketiga. Karya Perdana beliau Tahun 1997 
berjudul Arjuna Wiwaha. Di Tahun 2004 bertepatan dengan peringatan Sri Sultan 
Hamengku Buwana IX sebagai pahlawan nasional terciptalah Amurwo Bumi yang 
menjadi wujud penghormatan beliau kepada ayahnya (Sri Sultan Hamengku Buwana 
IX). Dibantu R Riya Kusumaningrat (RAy Sri Kadaryati) selaku penata tari senior 
yang sekaligus mendapat Dhawuh dari Sri Sultan untuk menggarap tari bedaya ini, 
proses pencarian gerak diawali dengan menerjemahkan sinopsis cerita yang 
ditulis langsung oleh Sri Sultan. 

Tari Bedhaya Harjuna Wijaya  menceritakan tentang tokoh Harjuna yang menurut 
anggapan Sri Sultan bukanlah tokoh yang sering gonta-ganti pasangan, melainkan 
ksatria sejati yang berjuluk lananging jagad wujud nyata manusia yang sudah 
menuju tataran sempurna yang bertugas memayu hayuning bawana, ksatria yang 
waskitha (mengetahui kejadian yang belum terjadi) hingga pantas menjadi teladan 
bagi para satria dan manusia biasa.

Harjuna adalah sejatining satriya, contoh manusia sempurna yang dalam menjalani 
kehidupannya dengan mengedepankan tiga hal: Tirta Martini; sumber air kehidupan 
manusia banyu penguripan menjadi inti  daya air yang berada di tubuh manusia 
(sperma). Tirta Kamandanu; Banyu wiji tempat/wadah sperma lan madzi (indung 
telur) manusia, awal mula sperma dan indung telur bertemu pada saat suami istri 
melakukan persetubuhan. Terakhir, Tirta Prawita Sari; dengan menyatunya tirta 
martani dan tirta kamandanu didalam tubuh manusia (istri) akan menumbuhkan 
kekuatan, cahaya wibawa terpancar. Dengan diawali bahwa manusia harus selalu 
ingat, tahu dan mengkaji setiap peristiwa (kenyataan) maka manusia akan 
mendapatkan karomah keghoiban, hingga manusia akan menjadi minyak wewadosing 
jagad (terang bagi dunia).

Bedhaya bila diwujudkan dalam kehidupan manusia dapat diartikan sebagai lambang 
arah mata angin, arah kedudukan planet-planet dalam kehidupan alam semesta dan 
lambang sembilan lubang hawa dalam tubuh manusia sebagai kelengkapan hidup atau 
dalam bahasa Jawa disebut sebagai babadan hawa sanga yaitu; lubang dikedua 
mata, dua buah lubang hidung , satu mulut, dua buah kuping, satu lubang 
kemaluan dan satu lubang pelepasan. 

Menurut masyarakat Jawa sembilan unsur lubang hawa inilah yang memegang kendali 
dalam kehidupan manusia dan bisa mengakibatkan berbagai masalah jika tidak 
dijaga dan dikendalikan dengan baik. Pesan yang tersampaikan bahwa manusia 
diharapkan mampu berserah diri, tawakal dan selalu melakukan introspeksi  diri 
dengan melakukan perenungan, tapa/samadi dan berdialog dengan Yang Maha Kuasa. 

Gerak Tari Bedhaya Harjuna Wijaya yang sarat muatan nilai simbolik dan filosofi 
kawruh joget Mataram, menarik benang merah akan keterkaitan pada kehidupan 
didunia dan lebih berorientasi kepada pemahaman diri sendiri, perenungan diri 

[ac-i] Pelatihan Menulis dan Menerbitkan Buku di Yogyakarta [1 Attachment]

2010-08-27 Terurut Topik Ahmad Jalidu

Jika menulis buku adalah Impian Anda, dan Anda tak tahu bagaimana
Mewujudkannya? Anda selamat karena telah menemukan halaman web ini.” 

 

 

Mengapa Anda
beruntung sekarang?

Karena kami sedang
mempersiapkan sebuah presentasi tutorial singkat mengenai Menulis Buku Populer. 
Buku yang
sangat bisa di baca orang awam sekaligus dihargai para pakar. Merajai toko-toko
dan rak-rak koleksi pembaca. Bayangkan, kami sedang mendorong Anda menjadi
sehebat itu.

 

Acara hebat untuk
Anda ini akan kami selenggarakan Minggu,
26 September nanti
di Kampus
Multikultur Realino, komplek Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Jl Affandi (Gejayan) Yogyakarta. Di sanalah nanti pada hari itu,
semua kesulitan dan bayangan buruk Anda terjawab.

 

 

Danny Simanjuntak, penulis dan manajer Komunitas Rumah
Naskah akan menjadi pemandu Anda untuk sesi teknik menulis. Sementara M Ahmad 
Jalidu akan memaparkan
bagaimana alur penerbitan buku yang terdiri dari beberapa sistem yang mungkin
salah satunya cocok dengan Anda. Jalidu juga seorang
penulis, ia pengelola dan pemandu kelas penulisan di Sekolah Seni Jogjakarta.
Jalidu juga seorang anggota dari Komunitas Rumah Naskah, sebuah komunitas yang
di dalamnya berkumpul penulis-penulis freelance dan ghost writer Yogyakarta.

 

Untuk mendapatkan
tiket kesuksesan Anda ini, Anda dipungut biaya yang murahnya tergantung pada
kesigapan Anda.

Daftar hari ini sampai
dengan 30 Agustus, Anda
hanya dipungut Rp 60.000,00

Jika mendaftar 1-15
September, biaya hanya naik sedikit menjadi Rp 100.000,00

sesi terakhir 16-25 September, biaya menjadi Rp 150.000,00 yang tetap saja 
murah.

 

Selain benefit
pengetahuan yang dapat diandalkan, Anda juga berhak atas fasilitas berupa 

 


 Sertifikat
 Pelatihan
 Konsultasi gratis untuk draft buku Anda setelah Anda
 benar-benar berkarya nanti. 
 Diskon 30% jika Anda mendaftar pada Kelas Penulisan
 Buku di Sekolah Seni Jogjakarta. silakan baca keterangan mengenai program
 ini 
di http://sekolahsenijogja.blogspot.com/search/label/Program%20Penulisan%20Buku


Jika saya adalah
Anda, saya akan segera berangkat sekarang karena Anda bahkan tidak perlu
mengisi formulir ala acara-acara jadul. Cukup pergi ke bank atau ATM dan
mentransfer biaya pendaftaran ke rekening BCA 4564 767 044 atas
nama Didik Adi Sukmoko. Setelah dana Anda transfer, silakan konfirmasi
melalui SMS ke 0856 2856 610. Beres sudah dan berangkatlah dengan bangga
pada hari H.

 

Anda dapat mengirim
pesan singkat atau menelepon nomor tadi untuk meminta keterangan lainnya.

Ingat, Jika saya
adalah Anda, saya akan segera menuju ATM setelah menutup halaman ini!





== Sekolah Seni Jogjakarta ==

Sindikat Daya Guyub, jl. Monjali,
gg Jragem no 26

Nandan, Sinduadi, Mlati, Sleman.

cp. Jali - 0856
2856 610SEKOLAH SENI YOGYAKARTA
  Acting | Sulap | Gamelan | Tembang Jawa | MC Jawa | Skenario Film | Buku Non 
Fiksi | Biola | Gitar Elektrik.
http://sekolahsenijogja.blogspot.com

Sindikat Daya Guyub
http://dgprojogja.blogspot.com
http://www.Jali.Tokopedia.com
http://teatergmt.blogspot.com
http://paguyubanslenk.blogspot.com
http://jogjateater.blogspot.com