[ac-i] Buku Muslim Feminis (Telah Beredar)
Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam Mohamad Guntur Romli Ibn Thufayl, seorang filsuf muslim abad ke-12 dari Andalusia (Spanyol) menulis roman filsafat berjudul “Hayy bin Yaqdlân” yang berarti “Si Hidup Anak Si Sadar”. Pesan Ibn Thufayl dalam roman ini sangat jelas: Kehidupan hanya milik mereka yang punya kesadaran. Buku ini mengisahkan tentang kesadaran yang baru tumbuh. Kesadaran yang membangkitkan gairah untuk berubah dan maju. Kesadaran untuk bangkit yang sering disebut sebagai “nahdlah”. Era ini bermula dari Mesir di awal abad ke-19. Buku ini mengulas secara panjang lebar polemik kemunduran di abad-abad pertengahan tentang kekuasaan dinasti “bekas-budak” (Mamalik) yang merentang hampir lima abad—dengan pasang surutnya hingga ekspedisi militer Prancis yang dipimpin Napoleon Bonaparte 1798. Benarkah ekspedisi militer Prancis itu sebagai awal kebangkitan umat Islam atau mereka seperti penjajah Eropa lainnya? Tiga generasi yang diulas adalah Syaikh Rifâ’ah al-Thahthâwî (1801-1873), Syaikh Muhammad ‘Abduh (1849-1905) dan Qâsim Amîn (1863-1908). Tiga “laki-laki baru” ini di periode “nahdlah” yang memberikan penghormatan, pengakuan dan perhatian terhadap perjuangan perempuan. mereka laki-laki yang melancarkan kritik yang sengit pada kaum laki-laki yang mematok standar dan cara pandang yang bias laki-laki yang meminggirkan peremouan. Apabila sebelum ini diceritakan bahwa “nahdlah” hanya dilekatkan dengan agenda-agenda besar seperti kemerdekaan, kemajuan dan kesejahteraan umat Islam. Melalui tiga tokoh tadi—al-Thathâwî yang mengawali “nahdlah” dari kaum intelektual, hingga ‘Abduh dan Qâsim yang memiliki kontribusi besar terhadap ide “nahdlah”—agenda perempuan tak bisa dipisahkan dari sejarah “nahdlah”. Pengakuan terhadap kesetaraan dan kebebasan perempuan adalah anak kandung yang lahir dari rahim “nahdlah”. Seperti pesan Ibn Thufayl: hidup hanya milik mereka yang sadar. Melalui sejarah “nahdlah” ini kita diajari: tak ada kesadaran tanpa keterlibatan perempuan. Komentar untuk buku ini: Keunikan buku ini bukan hanya terlihat dari judulnya, melainkan juga pada motivasi penulisannya. Mohamad Guntur Romli salah seorang feminis muslim dari kalangan NU—saya lebih suka menyebutnya ”santri feminis”— menulis buku ini sebagai mahar buat isteri tercinta yang juga muslimah feminis, Nong Darol Mahmada. Musdah Mulia, penulis buku “Muslimah Reformis” Kelebihan buku ini adalah pengemasannya dari perspektif sejarah yang memberikan gambaran luas secara sosial- politik tentang pemikiran feminis di dalam kehidupan budaya Islam di Timur Tengah. Pemahaman sejarah menempatkan isu-isu feminis sebagai perjuangan kesetaraan yang berangkat dari perjuangan sosial dan bukan (hanya) agama. Buku ini menurut saya memberikan gambaran tersebut. Pun juga sebuah perkawinan adalah utamanya berbuat adil secara sosial, antara seorang laki dan perempuan. Selamat untuk Nong dan Guntur. Gadis Arivia, pendiri Jurnal Perempuan dan penulis buku ”Filsafat Berperspektif Feminis” Buku ini mengulas tiga “laki-laki feminis”, yakni Syaikh Rifa'ah at-Thahthawi (1801-1873), Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905) dan Qasim Amin (1863-1903) yang mendobrak kebekuan pemikiran tentang teologi perempuan. Ia melontarkan kritik sengit terhadap pandangan teologis yang dalam alam bawah sadar mereka memiliki kebencian dan inferioritas terhadap perempuan. Melalui tiga tokoh laki-laki feminis ini, agenda kesetaraan dan keadilan gender, sungguh, tidak dapat dipisahkan, dan harus menjadi bagian dari paradigma gerakan pembaruan pemikiran dan aksi masyarakat Islam, terutama masyarakat Islam di Indonesia. Neng Dara Affiah, Komisioner Komnas Perempuan, penulis buku “Muslimah Feminis” === Judul: Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam Penulis: Mohamad Guntur Romli ISBN: 978-979-19-4664-3 Ukuran: xlix + 250 hlm; 14.5 x 21 cm Harga: Rp. 60.000 Penerbit: Freedom Institute, Juli 2010 Untuk membaca Pembuka dari buku ini silakan klik: http://guntur.name/2010/07/07/121/ Untuk membacaPendahuluan dari buku ini silakan klik: http://guntur.name/2010/08/27/pendahuluan-muslim-feminis/ Buku ini sudah beredar di toko-toko buku seperti Gramedia. Untuk distribusi silakan kunjungi: http://nalar.co.id/muslim-feminis-polemik-kemunduran-dan-kebangkitan-islam-1612.php
Re: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-)
Pertanyaannya, kenapa perayaan agustusan only lomba macam makan krupuk? Jangan-jangan karena dulu bangsa Indonesia bukan menang perang dengakompeni, tapi karena menang lomba makan krupuk saat bertanding dgn kompeni. Kompeni malu, akhirnya pulang kampung hahahaha http://wongbumen.info/2010/07/30/belanda-dan-jepang-pulang-bukan-karena-kalah-perang-tapi-karena-kalah-lomba-makan-krupukha-ha-ha-ha/ Akhmad Murtajib --- http://akhmadmurtajib.com http://facebook.com/akhmad.murtajib http://twitter.com/akhmadmurtajib http://www.linkedin.com/in/akhmadmurtajib -- http://tajibfoundation.com http://indipt.org -Original Message- From: Asep Kambali kang_as...@yahoo.com Sender: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Tue, 17 Aug 2010 14:53:18 To: kpsbikomunitashisto...@yahoogroups.com Reply-To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Subject: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-) Dear All, Selama perayaan Proklamasi masih sebatas pada panjat karung, balap pinang, makan bakiak, dll, :P hehehe... Indonesia akan tetap seperti ini, terpuruk dan selalu dilecehkan bangsa lain. Nasionalisme adalah ketika kita berani mendobrak kebiasaan dan memaknai kemerdekaan dengan memahami sejarah dan kebudayaan. Bukan berarti yg sekarang yg sudah ada tidak baik, tetapi alangkah lebih bijaksana jika kemerdekaan itu dimaknai sebagai sarana introspeksi. karena proklamasi bukan hura2. coba, jika kita merayakannya dengan mengadakan lomba baca teks proklamasi, lomba menyanyi lagu perjuangan, role playing/bermain peran tokoh sejarah dan pejuang, nonton bareng felem perjuangan, renungan kemerdekaan, napak tilas proklamasi, dll... jauh lebih bangga disebut bangsa terdidik ketimbang bangsa yg hedonis, bukan??? :P DIRGAHAYU BANGSAKU, DIRGAHAYU INDONESIAKU!!! Terima kasih atas perhatian dan kebaikan teman2 semua. Salam MERDEKA!!! Asep Kambali Pendiri KHI NB: Saksikan lengkapnya bersama saya, sore ini LIVE di TVRI, Pkl. 15.30 sd. 16.30wib. KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI) Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia Phone : (021) 3700.2345, Mobile: 0818-0807-3636 E-mail/FB : komunitashisto...@yahoo.com Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria Homepage : http://www.komunitashistoria.org
[ac-i] GM Oom Pasikom Sudarta Sakit: Daya Hidup Sang Kartunis
Daya Hidup Sang Kartunis dari situs http://indonesiaartnews.or.id/ KALAU di harian Kompas edisi Sabtu, 14 Agustus 2010, persisnya di rubrik “Opini” halaman 6 masih terpapar gambar kartun editorial(editorial cartoon) “Oom Pasikom”, itulah bagian penting dari daya hidup seorang Gerardus Mayela Sudarta atawa lebih populis diakrabi sebagai GM Sudarta. Hidupnya seperti didedikasikan sepenuhnya untuk seni kartun. Padahal, sehari sebelumnya, 13 Agustus 2010, tulang kering (tibia) kaki kirinya harus dioperasi untuk dipasang platina. Ini terpaksa dilakukan setelah kartunis kelahiran Klaten tersebut terjatuh di kamar mandi. Dan semuanya ini—ya operasi tulang kaki, berkarya meneruskan “nyawa” Oom Pasikom di Kompas, dan pemulihan serta mengontrol kesehatannya—dilakukannya di Ruang Carolus lantai 5 nomer 28, Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Selain patah tulang kaki, setidaknya dalam setahun terakhir ini GM Sudarta mengidap penyakit kronis yang tengah menggerogoti tubuhnya: Hepatitis C. Dokter memvonis penyakit itu berjangkit di tubuhnya justru ketika dia tengah menjadi dosen tamu di kampus Universitas Seika, Kyoto, Jepang. Maka, kontrak kerjanya sebagai pengajar mata kuliah seni kartun, mulai tahun 2008, harus diputusnya di tengah jalan saat baru memasuki kurun satu setengah tahun dari lima tahun yang telah direncanakan. Berat memang. Namun itulah pilihan yang mesti ditentukannya. Dengan kondisi seperti itu di Jepang, dia merasa sangat kerepotan karena tidak tinggal bersama keluarga, ditambah lagi dengan biaya pengobatan yang jauh lebih mahal ketimbang di Indonesia. Di Indonesia pun, ayah dari dua gadis kembar yang cantik itu tak lagi menempati rumahnya di pinggiran kota Klaten yang sebelumnya seperti jadi “terminal terakhir” setelah puluhan tahun menetap dan memacu karier di Jakarta. Dia memilih tinggal di sisi utara kota Yogyakarta, tak jauh dari terminal Jombor. Dengan demikian, praktis rumah yang berpekarangan seluas 1.000 meter persegi di Klaten ditinggalkan. “Jadi rumah hantu kayaknya,” canda kartunis yang 20 September ini memasuki usia 65 tahun. Penyakit Hepatitis C itulah yang mengharuskannya menetap di kota Gudeg kini. Paling tidak, dalam seminggu sekali dia mesti mengontrol kesehatannya yang berkait dengan penyakit peradangan hati. Dan suntikan anti-hepatitis C yang masih cukup langka mesti diberikan untuk menjaga kesehatannya. Ini hal yang belum bisa dilakukan di rumah sakit di Klaten. Sementara di Yogyakarta yang memiliki rumah sakit dengan fasilitas relatif cukup lengkap (dan relatif lebih murah daripada di Jakarta) bisa dijangkaunya dengan menetap di pinggiran kota Yogya. Tapi jelas, jer basuki mawa beya. Semua ikhtiar tetap membutuhkan dana. Dan ini tidak murah. Peraih penghargaan jurnalistik Adinegoro untuk bidang karikatur pada tahun 1983 hingga 1987 ini harus mengeluarkan banyak dana demi kesehatannya. Bahkan dengan sangat terpaksa, beberapa barang koleksi seni yang bertahun-tahun dikumpulkannya, harus dilego. Misalnya gebyok, penutup antar-ruang dalam rumah tradisional Jawa yang penuh ornamen dan terbuat dari kayu jati, terpaksa harus lepas dari tangannya. Semua demi alasan kesehatan. Situasi yang tak mudah ini sepertinya tak meredupkan gairah kreativitasnya untuk tetap berkarya. Seni kartun memang telah menjadi daya hidup baginya. Harian Kompas sebagai media bagi kanalisasi kreativitasnya juga masih bersetia mengakomodasi setiap gores artistik yang terlahir dari tangannya. Memang, karyanya tak lagi setangguh bertahun-tahun lalu ketika fisiknya masih jauh lebih bugar. Waktu telah merambatkan usia. Ya, ini sangat manusiawi: gerak usia telah mengabarkan sejauh mana seseorang memiliki puncak pencapaian, dan sedalam apa pengabdian hendak dijalankan. Oom GM Sudarta dalam berkarya kini banyak dibantu oleh teknologi (internet), dan seorang sopir pribadi yang setia dan cerdas untuk mengetahui kebutuhan dirinya. Bahkan, tuturnya pada Indonesia Art News, 13 Agustus lalu, sopirnya yang lulusan Seminari itu membantunya menuliskan teks dalam karya kartun editorialnya yang berlabel “Oom Pasikom”. Sebuah kolaborasi yang menarik. Selain mengartun, sesekali GM Sudarta juga melukis di atas kanvas dengan tema yang jauh dari dunia kartun-mengartun. Bulan-bulan ini, dia juga tengah menanti kumpulan karya cerita pendeknya (yang bertema seputar efek sosial dari Gerakan 30 September 1965) diterbitkan. Cepatlah sembuh, kembali bugar, dan teruslah berkarya, Oom GM “Pasikom” Sudarta! ***
Re: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-)
Bagaimana kalau memanfaatkan sarana publik (di istana) untuk membagi buku pribadi,album, dan nyanyian, pada upacara kenegaraan resmi?.Pamtaskah?. Salam,B.Hidayat. From: Asep Kambali kang_as...@yahoo.com To: kpsbi komunitashisto...@yahoogroups.com Sent: Tue, August 17, 2010 1:53:18 PM Subject: [ac-i] Proklamasi bukan Hura-hura, tetapi Introspeksi!!! :-) Dear All, Selama perayaan Proklamasi masih sebatas pada panjat karung, balap pinang, makan bakiak, dll, :P hehehe... Indonesia akan tetap seperti ini, terpuruk dan selalu dilecehkan bangsa lain. Nasionalisme adalah ketika kita berani mendobrak kebiasaan dan memaknai kemerdekaan dengan memahami sejarah dan kebudayaan. Bukan berarti yg sekarang yg sudah ada tidak baik, tetapi alangkah lebih bijaksana jika kemerdekaan itu dimaknai sebagai sarana introspeksi. karena proklamasi bukan hura2. coba, jika kita merayakannya dengan mengadakan lomba baca teks proklamasi, lomba menyanyi lagu perjuangan, role playing/bermain peran tokoh sejarah dan pejuang, nonton bareng felem perjuangan, renungan kemerdekaan, napak tilas proklamasi, dll... jauh lebih bangga disebut bangsa terdidik ketimbang bangsa yg hedonis, bukan??? :P DIRGAHAYU BANGSAKU, DIRGAHAYU INDONESIAKU!!! Terima kasih atas perhatian dan kebaikan teman2 semua. Salam MERDEKA!!! Asep Kambali Pendiri KHI NB: Saksikan lengkapnya bersama saya, sore ini LIVE di TVRI, Pkl. 15.30 sd. 16.30wib. KOMUNITAS HISTORIA INDONESIA (KHI) Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia Phone : (021) 3700.2345, Mobile: 0818-0807-3636 E-mail/FB : komunitashisto...@yahoo.com Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/komunitashistoria Homepage : http://www.komunitashistoria.org
[ac-i] Fw: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA
Saya tidak percaya kalau bung akan berhenti memprovokasi saya karna bung sudah dikontrak oleh kaum sosdem untuk selalu mengusik saya. Saya hanya memaki orang-orang sejenis bung karena orang-orang sejenis bung yang paling duluan memaki saya. Saya merasa terhormat karena mendapat julukan dari bung sebagai: Tukang teriak Perjuangan Bersenjata. Bung beserta gerombolan sejenis bung yang paling phoby Perjuangan Bersenjata akan selalu menderita setiap mendengar teriakan saya. Tapi bung juga jangan turut-turut melupakan sejarah bung di tahun-tahun enampuluhan ketika masih hidup di Cengkareng-Nancang (Tiongkok) yang juga kesurupan hingga gila-gilaan ingin menterapkan PB Ketua Mao secara dogmatis, ultra ekstrim kiri, super fanatik tanpa otak, spontan ingin mendirikan daerah basis di Indonesia dalam sekejap. Apakah bung juga turut mendaftar sebagai sukarelawan berangkat ke Indonesia untuk mendirikan daerah basis di Blitar Selatan?. Saya bukan type yang semacam itu bung! Saya menolak dogmatisme, menolak ekstrim kanan kiri dalam mempelajari karya-karya Ketua Mao, menolak fanatisme dan spontanisme serta avonturisme militer yang semua penyakit itu pernah bung derita bersama golongan bung di masa lalu selama kehidupan Cengkareng/Nanchang. Sejarah tidak akan melupakan hal itu dan akan mencatatnya secara resmi pada suatu ketika yang tidak bisa bung ramalkan. Saya menyalahi ajaran Lenin? Mungkin saja, saya tidak suka takabur sambil menepuk dadasaya seorang LENINIS sejati. Saya bisa salah tapi bisa juga benar tapi yang pasti saya tidak menghkhianati Leninisme seperti yang bung lakukan. Tapi apakah juga bung mempelajari Leninisme? Pernah membaca karya Lenin secara serius? Karya apa saja yang sudah bung baca. Saya sendiri tanpa rasa kesombongan sedikitpun, paling tidak, selama saya belajar 5 tahun di Rusia, semua yang saya pelari selalu bersangkutan dengan Leninisme dan juga dalam kurikulum di Universitas, karya-karya Lenin dan Marx adalah mata pelajaran wajib di samping masih ada kursus-kursus tersendiri yang diadakan oleh Partai. Saya sama sekali tidak mau menyombongkan diri telah menguasai Leninisme, sama sekali tidak, tapi hingga sekarang saya masih tetap mempelajarinya dan bahkan Trotskisme-pun saya pelajari. Juga karya-karya Ketua Mao masih tetap saya pelajari termasuk buku merah yang dicetak dalam bahasa Belanda. Juga buku-buku Jung Chang yang paling anti Maoisme saya pelajari termasuk bukunya yang super tebal MAO saya pelajari dengan teliti. Tidak ada tempat di otak saya untuk jadi dogmatis dan ekstrim kanan-kiri seperti yang bung lakukan di tahun enam puluhan di Tiongkok-Cengkareng masa lalu dan sekarang ini lalu anti Maoisme versi Hongkong dan menjadi agen serta menjunnjung Partai Sosdem untuk menyandarkan semua ilusi bung. Buku Karl Marx Das Kapital tahun ini di Belanda kembali dicetak ulang dalam bahasa Belanda dan sedang saya pelajari perlahan-lahan di sela-sela deretan buku-buku lainnya yang sedang saya baca. Tapi bung selalu menuduh saya sebagaiTUKANG MAKI. Bung memang seorang maling kawakan hasil didikan Hongkong Klassik yang paling pintar merneriakkan:MALING TERIAK MALING. ASAHAN - Original Message - From: ChanCT To: wahana-n...@yahoogroups.com Cc: Asahan Aidit Sent: Wednesday, August 18, 2010 2:30 PM Subject: Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA Hahaa, ... jadi kita berdua masih terhitung beruntunglah bisa ngoceh seenak udenya sendiri! Lalu bung memfitnah siapa saja yang beda pendapat tanpa bukti, bung kerjanya hanya main maki, ... Padahal, jangankan PB yang bung teriak-teriakan itu sesuai dengan ajaran Ketua Mao, dengan apa yang dijalankan Lenin dari luar negeri saja sudah tidak sesuai. Bung sepenuhnya telah menyalahi ajaran Lenin, sekalipun juga berteriak keras Perjuangan Bersenjata dari luar negeri! Sudahlah saya akhiri sampai disini saja, saya tidak hendak melayani fitnah dan caci-maki yang bung lakukan, ... Salam, ChanCT - 原始郵件- 寄件者: ASAHAN 收件者: wahana-n...@yahoogroups.com ; SASTRA PEMBEBASAN ; SANTRI KIRI ; pembebasan_pa...@yahoogroups.com ; mimbar-be...@yahoogroups.com ; inti-...@yahoogroups.com ; artculture-indonesia@yahoogroups.com ; AKSARA SASTRA 傳送日期: 2010年8月18日 19:40 主旨: Fw: #sastra-pembebasan# Re: [wahana-news] Tak Kenal BUNG KARNO, Maka - - - - -Tak Kenal INDONESIA Bung-lah yang sesungguhnya beruntung! Kalau Ketua Mao masih hidup sekarang ini tentu beliau akan bilang: Eh, si Chan yang dulu turut-turut nyembah saya di Nanchang, kok sekarang malah anti Perjuangan Bersenjata sesudah ngacir ke Hongkong ! Aaah dasar bedebah ingusan!. Si asahan yang justru mengikuti jalan saya malah dituduh omong kosong. Tapi biarin ajalah, orang, asal sudah terseret ke dalam Partai Sosdem yang gila Parlemen dan phoby PB yang saya anjurkan, memang moral politiknya jadi rusak, ngga bisa lagi dipercaya. Biarin dia makan sayur mentah di Hongkong dan kena cacingan, toh umur
[ac-i] Fw: #sastra-pembebasan# Tentang Dokumen RED DRIVE PROPOSAL.
Sesudah suharto mundur di tahun 1998, nama Hatta mulai diangkat-angkat dan ditonjolkan jasa-jasanya. Tapi sejarah telah mencatat, Hatta sebagai salah seorang peminpin Indonesia tidak bebas dari dosa-dosa berdarah dalam Provokasi Madiun dan hubungannya dengan Imperialisme Amerika dalam bekerja sama membasmi kaum kiri dan golongan Komunis di Indonesia. Suara- suara yang mengungkapkan kebenaran dan kegelapan sejarah di masa silam harus terus diaktifkan dan diserukan setiap saat. Salah satu kelemahan kaum kiri dan kaum progressip revolusioner sekarang ini adalah karena mereka kurang aktif dan kurang tegas serta kurang berani menyuarakan kebenaran, ragu menyuarakan keadilan serta segan membangkitkan semangat revolusioner rakyat. Sebaliknya kaum reaksioner (termasuk kaum reaksioner dari kalangan yang dulu pernah revolusioner) selalu aktif, selalu agressif dan selalu siaga menggunakan setiap kesempatan untuk menyuarakan ideologi kontra revolusioner mereka, selalu lebih agresssif menggunakan kebohongan dan fitnah serta memalsu fakta sejarah. Keadaan yang tidak seimbang ini harus dijadikan berimbang menjadi perlawanan yang paling tidak 1-1. Perdebatan dengan kaum reaksioner harus dihadapi dan bukannya harus dihindari dalam kesempatan yang bagaimanapun karena itu adalah arena perjuangan yang tidak tergantung pada tempat dan waktu. Kaum peneliti sejarawan muda harus berpihak pada rakyat dengan tegas meskipun tetap harus bekerja secara ilmiah dan bukannya bersikap seperti banci politik seperti John Roosa dan para murid-muridnya yang di Indonesia sejenis Hilmar Farid dan gerombolannya yang sudah dia kebiri menjadi setengah suharto setengah PKI. Sejarawan muda kebirian semacam itu tidak punya harga sepeserpun bagi rakyat Indonesia dan akan mudah dilupakan orang sebelum mereka sempat bikin dosa yang lebih besar lagi. ASAHAN. - Original Message - From: Dian Su To: Djoko Sri ; gelora45 ; Wahana-News ; Sastra Pembebasan ; nasional-list Cc: Widodo Suwardjo ; Dian Su Sent: Friday, August 20, 2010 12:06 PM Subject: #sastra-pembebasan# Tentang Dokumen RED DRIVE PROPOSAL. Bung Djoko Sri Moeljono yang baik; Terima kasih atas berita tentang peluncuran buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI DOKTRIN TRUMAN DI ASIA yang Bung hadiri. Saya gembira, bahwa acara itu juga dihadiri oleh Pak Soemarsono yang sepuh. Adalah baik sekali pertanyaan Bung tentang dokumen Red Drive Proposal. Selama ini banyak ditulis keterlibatan Amerika dalam Peristiwa Madiun didasarkan pada adanya rapat rahasia di Sarangan yang melahirkan Red Drive Proposal. Ada yang berberpendapat bahwa, tidak cukup bukti-bukti ilmiah tentang adanya rapat rahasia Sarangan ini. Pribadi-pribadi yang disebut menghadiri rapat ini sudah pada meninggal semua. Karena ini rapat rahasia, sampai sekarang belum ada bukti hitam atas putih tentang kejadian ini. Saya berpendapat, ini termasuk salah satu acara yang bisa diriset para sejarawan untuk kepastian ada atau tidaknya pertemuan Sarangan yang dihadiri wakil-wakil Amerika Serikat, dan Pemerintah Indonesia yang diwakil Perdana Menteri Moh.Hatta, Soekiman, Moh. Roem dan Soekamto. Tetapi, tak bisa dibantah keterlibatan Amerika dalam Peristiwa Madiun dengan bukti-bukti yang dipaparkan dalam buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI DOKTRIN TRUMAN DI ASIA. Doktrin Truman yang digalakkan sejak tahun 1947 berintikan the policy of containment - pembendungan dan pembasmian komunisme sejagat - yang berlanjut dengan Perang Dingin adalah jelas jemelas dalam kenyataan. Peristiwa Madiun hanyalah salah satu peristiwa dari realisaasi Doktrin Truman itu, mendahului Perang Korea dan Perang Vietnam. Gatatan Bung mengenai tuduhan Gerwani memotong kemaluan para jenderal adalah sekelumit pemalsuan sejarah yang bersimaharajalela di zaman orba Soeharto. Inilah sejarah yang yang membikin pembodohan bangsa yang harus kita lawan selanjutnya. Sungguh berharga sekali simpanan Bung berupa dokumen-dokumen mengenai kenyataan yang dialami di pembuangan Pulau Buru. Saya mengharapkan agar barang bernilai sejarah ini jangan lenyap tanpa guna. Tentu Bung bisa mendapat cara terbaik dalam pemeliharaannya, hingga simpanan Bung itu dapat bermanfaat untuk penulisan sejarah berdasar pendirian cari kebenaran dari kenyataan. Dan tak lupa, saya harapkan kesan serta kritik-kritik Bung atas buku PERISTIWA MADIUN: REALISASI DOKTRIN TRUMAN DI ASIA. Salam hangat; Suar Suroso. --- On Fri, 8/20/10, djoko sri moeljono moel...@yahoo.com wrote: From: djoko sri moeljono moel...@yahoo.com Subject: Re: [GELORA45] Diskusi dan Bedah Buku Peristiwa Madiun: Realisasi Doktrin Truman di Asia To: gelor...@yahoogroups.com Cc: widodo soewardo wid...@magcime.cu Date: Friday, August 20, 2010, 1:40 PM Bung Suar Suroso, Saya hadir dalam diskusi buku anda yang dihadiri sekitar 40 orang. Sayang seali
[ac-i] Lembaga Bhinneka membuka lowongan tanpa membedakan ras, suku, dll
Lembaga Bhinneka membuka lowongan kerja tanpa membedakan golongan, etnis, agama/kepercayaan, orientasi seksual, atau umur. Yang beragama atau tidak, yang punya pacar waria atau suami 100, bukan masalah. Bahkan yang tidak merasa manusia juga boleh melamar. Yang penting bisa melakukan tugas dengan baik memenuhi persyaratan (lengkapnya ada di bawah ini). Soe Tjen Marching. -- Dicari tenaga bendahara administrasi untuk Lembaga Bhinneka dengan syarat sebagai berikut: * Berpengalaman dalam bidang pembukuan * Lancar komputer dan internet * Mendukung isu keberagaman Lamaran dan CV dikirim ke majalahbhinn...@yahoo.com sebelum tanggal 31 Agustus 2010. Mohon disertai mengapa tertarik bergabung dengan lembaga Bhinneka. Untuk mendapat info lebih lanjut tentang lembaga Bhinneka, bisa bergabung di page FB kami: http://www.facebook.com/lembaga.bhinneka
[ac-i] Saatnya Menunjukan Tabungan Karya Komikmu!
Saatnya Menunjukan Tabungan Karya Komik! Friday, 20 August 2010 Nantikan setelah lebaran ini!Alhamdulillah, mungkin ini adalah berkah Ramadhan di tahun 2010. Selain mobile comic yang dilanjutkan ke periode tahun kedua. Komik KiBezo Presiden Idola pun sudah siap diterbitkan oleh sebuah penerbit, yang rencananya terbit setelah lebaran, tepatnya pada bulan September 2010 ini. Insya Allah, semoga tidak ada halangan. Dan hari ini juga mendapat tambahan berita yang sangat membahagiakan, yaitu buku komik Para Gokil akan dicetak ulang. Wah, senangnya... Read more... Lelucon Pertama Ocon yang Disensor Thursday, 19 August 2010 Si Ocon terkena sensor di Agustusan... wxwxwx...Hari Rabu kemarin, akhirnya bisa memunculkan komik ke 14nya si Ocon. Pas Agustusan kemarin komik barunya baru ditinta tipis sama komikusnya. Dan komik Agustusan, tema pusa, dan tema lainnya sudah diterima majalah HAI. Jadi tunggu saja tema tersebut di majalah HAI... Jadilah PragatComic memakai komik cadangannya yang ternyata ada dua komik. Karena yang satunya belum diberikan teks oleh komikusnya, akhirnya dipilihlah komik Lelucon Disensor yang dipajang di fesbuknya Ocon. Sebenarnya ini komik adalah karya awalnya si Ocon... Tapi berhubung ada yang harus disensor... Jadilah dijadikan cadangan. Dan ini merupakan komik pertama yang disensor... Mudah-mudahan, penyensoran ini membuat si Ocon terjaga kejaimannya huehehe... Dan sensornya juga tidak terlalu dianggap... Semoga... Komik Ramadhan KiBezo Friday, 20 August 2010 Cover mobile comic KiBezo volume ke 16Horeee... Bulan Ramadhan sudah tiba. Apa yang dilakukan KiBezo, ya, untuk menunggu bedug berbuka puasa? Yang jelas kesenangannya terusik oleh si Ocon, Bang Jemping Pink Pony, juga Dul Coret. Tentunya ini berkaitan dengan persiapan menyambut lebaran... Selamat ngabuburit bersama KiBezo dan kawan-kawannya. Katalognya bisa diakses secara gratis melalui hape, alamatnya ada di: http://wap.keren.mobi/komik/comiccatalog.php. Bagi pengguna Indosat, Telkomsel, 3, dan XL bisa meraih hadiah menarik dengan cara berlangganan komiknya. Terima kasih ahmadzeni Bersenang-senang dengan komik... Di www.PragatComic.com Info Prakarya Cergam
[ac-i] Rumah Dunia: Belajar karakter di novel serial
Rintisan Balai Belajar Bersama Rumah Dunia: BELAJAR KARAKTER DI NOVEL SERIAL [Nyenyore ala Rumah Dunia – Selasa 24 Agustus 2010, Pukul 16.00 WIB] Di dalam sinetron yang ditayangkan di seluruh stasiun TV, kita bisa belajar tentang karakter ”putih’ (protagonis) dan ”hitam” (antagonis), bahkan pelengkap penderita yang kadang lucu (sidekick) secara langsung. Begitu melihat karakter tokoh si Anu yang selalu marah-marah, sebagai penhonton kita akan benci. Begitu juga sebaliknya. ”Kita juga bisa belajar tntang karakter baik dan jahat di novel serial,” Gol A Gong menegaskan. ”Kita seolah sedang mengikuti kuliah psikologi atau sedang pelatihan pengembangan karakter,” tambah Gong. Gol A Gong adalah segelintir penulis novel serial di Indonesia asal Banten. Novel serial karya Gol A Gong yang sukses adalah ”Balada Si Roy” (Gramedia, 1990 – 1994) yang diterbitkan sepuluh jilid. Sebelumnya dimuat bersambung di majalah remaja HAI (1990 – 1992). Kini novel serial itu diterbitkan lagi oleh Gong Publishing berupa bundel. Setelah ”Balada Si Roy”, Gong juga menulis novel serial ”Al Bahri” (Asy-Syaamil) yang difilem TV-kan Indika Entertainment dan tayang di TV 7. Juga ”Pada-Mu Aku Bersimpuh’ dijadikan sinetron ramadhan oleh Indika Entertainment dan tayang di RCTI (2002), TPI (2003), dan Lativi (2004). Novel lainnya ”Labirin Lazuardi” (Tiga Serangkai, 2005), ”Dua Matahari” (Zikrul Hakim, 2004). Gong akan membagi-bagikan resep menulis serialnya kepada siapa saja, yang ingin belajar menulis novel serial di “Nyenyore ala Rumah Dunia”, Selasa 24 Agustus 2010, pukul 16.00 WIB. Ini adalah kesempatan dan peluang emas bisa belajar langsung dari pakarnya. Di Indonesia para penulis novel serial sedikit; mulai dari Arswendo Atmowiloto (Senopati Pamungkas, Kiki, Imung. Keluarga Cemara), Teguh Esha (Ali Topan), Bung SMAS (Kembang Manggis), Hilman (Lupus), Fahri Asiza (Syakila), dan Zara Zettira ZR (Catatan Si Boy). Para penulis serial di atas itu sangat piawai mengembangkan karakter. Siapa tidak kenal ”Lupus” yang memiliki karakter cuek, slengean, berambut ”Duran Duran” dan selalu memakai kemeja gombrong, mengunyah permen laret? Juga tokoh ”Boy” yang guanteng dan soleh sekali? Bagaimana mereka bisa menciptakan karakter seperti itu dan dipanuti oleh para pembacanya? ”Caranya mudah,” Gong memberi bocoran. ”Kita bedah saja setiap tokoh dengan memberikan 100 pertanyaan dan kita yang menjawabnya. Jika masih ada pertanyaan, terus saja ajukan. Dengan cara begitu,. Karakter si tokoh akan kuat.” Ini bukan isapan jempol belaka, karena tokoh ”Roy” di novel serial ”Balada Si Roy” sudah menginspirasi jutaan pembacanya untuk menjadi lelaki yang kuat, mencintai orang tua, menghargai perempuan, dan mencintai negeri ini! Silahkan datang di ”Nyenyore ala Rumah Dunia”, Selasa 24 Agustus 2010, pukul 16.00 WIB, di Taman Rumah Dunia. Buktikan saja sendiri! (Jang RuDun)
[ac-i] Fw: #sastra-pembebasan# Sajak Sulistiya Dewi: 65 th KEMERDEKAAN INDONESIA
- Original Message - From: ASAHAN To: AKSARA SASTRA Sent: Monday, August 23, 2010 10:28 AM Subject: Fw: #sastra-pembebasan# Sajak Sulistiya Dewi: 65 th KEMERDEKAAN INDONESIA ASAHAN: 1000 TAHUN PENDERITAAN RAKYAT Kita adalah rakyat bahagia Kita bisa bicara bisa menggugat Bisa mengeluh bisa mengadu Bisa mengkritik Pemerintah Tidak seperti jaman dahulu Kita adalah bangsa yang bangga Kita punya tanah air kaya melimpah Bisa menjual harta dari bumi sendiri Bisa mendapat utang bila merugi Kita adalah manusia luhur Luhur budi luhur pekerti Bisa santun ketika geram di hati Bisa sopan menghadapi pencuri Kita punya pemimpin bijaksana Kita punya sejarah penuh duka dan jaya Kita maafkan semua dosa pemimpin kita Kita tidak mengenal dendam dan hanya ampunan Kita adalah kita dan bukan siapa-siapa Kita bertindak menurut nurani dan kesabaran Apa arti derita ribuan tahun Kita tahan melarat meski juga mengeluh Kita berjuang dengan mulut Kita boleh menangis dan meronta Suara kita akan sampai ke sorga Dan sorga telah menyisihkan tempat untuk kita Hanya satu yang kita pantangkan Rakyat tidak boleh angkat senjata Revolusi kita adalah senyap dan hening Keluhan dan hiruk pikuk Tidak boleh menjadi letusan senapang Revolusi ada di malam sepi Diiringi suara jangkrik sekitar peti mati Hening, hening, heninglah dikau revolusi Apa arti derita seribu tahun lagi! ASAHAN - Original Message - From: Dian Su To: Satra Pembebasan ; Wahana-News ; gelora45 ; nasional-list Cc: Sulistya Dewi ; Dian Su Sent: Monday, August 23, 2010 4:17 AM Subject: #sastra-pembebasan# Sajak Sulistiya Dewi: 65 th KEMERDEKAAN INDONESIA --- On Sun, 8/22/10, Sulistya Dewi lie...@hotmail.com wrote: From: Sulistya Dewi lie...@hotmail.com Subject: FW: 65 th Kemerdekaan Indonesia To: diansu6...@yahoo.com Date: Sunday, August 22, 2010, 11:18 PM From: lie...@hotmail.com To: lie...@hotmail.com; sulistiad...@hotmail.com Subject: 65 th Kemerdekaan Indonesia Date: Sun, 25 Jul 2010 15:54:42 +0700 #yiv334212988 .yiv334212988ExternalClass .yiv334212988ecxhmmessage P {padding:0px;} #yiv334212988 .yiv334212988ExternalClass body.yiv334212988ecxhmmessage {font-size:10pt;font-family:Verdana;} 65 th Kemerdekaan Indonesia Bhineka Tunggal Ika Sumpah Pemuda Panca Sila hanya tinggal simbol belaka 65 th merdeka Rakyat menderita melarat dan sengsara tak bisa bayar sekolah anak bunuh diri tak bisa bayar ongkos bersalin jual bayi problim sara dimana-mana dibakar gereja berita sehari-hari daerah kumuh jadi obyek wisata export TKI keberbagai negeri korupsi membudaya hampir seluruh aparat negara tuding-menuding antara mereka problim Century lenyap begitu saja Wakil Rakyat demonstrasi etika bolos sidang Paripurna perkelaian disidang tak terkendali studi banding keberbagai negeri Peristiwa 65 tak ada penyelesaiannya para korban dijadikan tersangka sejarah dibalik dipihak penguasa siapa bertanggung jawab atas korban jutaan jiwa? Wahai Generasi Muda,Anda harapan Bangsa harus berlaku jujur terhadap sejarah Bangsa ditangan Anda nasib Rakyat Indonesia Kemerdekaan adalah milik seluruh Rakyat Indonesia. Dirgahayu Tanah Air tercinta Indonesia! De Nieuwste Internet Explorer speciaal voor Hotmail Download nu gratis [Non-text portions of this message have been removed]
[ac-i] Press Release:The Order of Things | A Solo Exibhition by Akiq AW
The Order of Things | A Solo Exibhition by Akiq AW Opening August 28th at 8:00pm Exhibition August 29th - September 18th 2010 at Ruang MES56 Nagan Lor 17, Patehan Kraton Yogyakarta 55133 Pengantar: The Order Of Things adalah tema yang penuh dengan nilai-nilai, tatanan, obyek-obyek yang bersinggungan dengan banyak kepentingan. Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab, namun menarik untuk dipikirkan kembali ketika anda pulang dan kemudian anda melihat secara nyata obyek-obyek yang sama di lingkungan sekitar anda. Beberapa diantaranya seperti taman di atap bangunan di lantai tiga, ladang sawah yang mulai menyempit akibat laju pembangunan pemukiman, toilet umum yang dapat berjalan dan berpindah tempat, dan pohon-pohon di taman dengan bentuk-bentuk aneh yang semakin mengalami disfungsi sebagai lahan sejuk dan hijau, dll. Bagi Akiq AW semua ini bukan suatu pembenaran atau sikap menyalahkan terhadap suatu pihak. The Order Of Things adalah sebuah bentuk ajakan bagi kita untuk berpikir tentang kekinian yang terjadi, sebuah keberlanjutan cara pandang terhadap prinsip, nilai, norma dan kepentingan antar manusia dan alam di sekitarnya.Artist's Statement: Project ini berbicara tentang bagaimana benda-peristiwa saling berinteraksi, membentuk pola, chaos atau juxtaposisi. Mereka berlomba menarik mata dan ingatan, dengan medan jalan sebagai ruang pamernya. Pola dan sistem yang terbentuk bukan sesuatu yang tidak disengaja, namun lebih merupakan ekspresi sim...bolik manusia atas nilai-nilai dan strategi survivalnya. Benda-peristiwa dan interaksi yang terjadi menyatakan satu hal, tentang kisah manusia yang berjuang melawan, dan berkompromi dengan, alam dan manusia lainnya. Introduction: The Order Of Things is a theme full of values, sequences, and objects that intersect with a great deal of interests. A question that needs no answer, however, a second thought of it would be intriguing when you come home and later you see exactly the same objects in your surrounding environment; a garden on a roof of a three-floor building, diminishing of rice fields due to rapid housing development, mobile public toilets that can move and change places, and odd-shaped trees in the park-increasingly dysfunction from their role as refreshing and green area, etc. For Akiq AW, all of these are not a form of justification or stance of putting the blame on a certain party. The Order Of Things is an enticement for us to think of the up-to-date happenings, a sustainability of perspective towards principles, values, norms and significances between human beings and their natural surroundings. Artist Statement:The project converses about how thing-event interact with each other; configuring a pattern, chaos, or juxtaposition. They compete to evoke sight and memories, occupying road side as their exposition space. Constructed patterns and systems are not something accidental, they act more as symbolic expressions of human toward the values and survival strategies they hold on to. Thing-event and its interaction declare a sole state of affairs; stories of people—struggling against, and compromising with nature and others.Visit Artist's web page: http://wastedphotographer.com/ Meet the artist please call/text to: Edwin Roseno +6281 595 36 701begin_of_the_skype_highlighting +6281 595 36 701 end_of_the_skype_highlighting or Akiq Aw +6281 7468 462begin_of_the_skype_highlighting +6281 7468 462 end_of_the_skype_highlighting
[ac-i] WS Rendra dikenang di USM Pulau Pinang
Sastera-BERITA HARIAN Cetak . Emel Rakan . WS Rendra wira manusia 'kecil' Oleh Rashiqah Ilmi Abd Rahim rashi...@bharian.com.my 2010/08/16 ANTARA mereka yang menyertai Seminar WS Rendra: Mengenang Rendra dalam Hubungan Budaya Antara Malaysia dan Indonesia di USM, baru-baru ini. Permasalahan mereka yang dibangkitkan dalam karya tarik khalayak KETOKOHAN Allahyarham WS Rendra sebagai penyair yang membela nasib manusia ‘kecil’ dan serentak itu berlaku kritis terhadap dasar pemerintah Indonesia dibongkar pada Seminar WS Rendra: Mengenang Rendra dalam Hubungan Budaya Antara Malaysia dan Indonesia. Turut dibongkar, kelantangan WS Rendra dalam memperjuangkan nasib golongan terpinggir sehingga memberi kesan besar terhadap dunia politik Indonesia, sekali gus membuktikan lidah kepengarangan lebih tajam daripada mata pedang. Pensyarah Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi (FBMK), Universiti Putra Malaysia (UPM), Prof Madya Dr Lim Swee Tin berkata, puisi Nyanyian Angsa dan Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta berjaya memperlihatkan perjuangan Rendra untuk kelompok terbabit. “Dalam puisi Nyanyian Angsa, Rendra memperjuangkan nasib pelacur yang diusir, Maria Zaitun kerana mengidap sifilis, bukan saja gagal mendapatkan rawatan sempurna di klinik, tetapi turut dinasihati paderi di gereja yang menyuruh Maria berjumpa dengan pakar sakit jiwa,” katanya ketika melapah Rendra di Tengah-Tengah Manusia Kecil, Lantang Menyuarakan Penentangan. Seminar anjuran Persatuan Karyawan Pulau Pinang dengan kerjasama Kementerian Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia dan Dewan Bahasa dan Pustaka Wilayah Utara itu berlangsung di Dewan Budaya, Universiti Sains Malaysia (USM), Pulau Pinang baru-baru ini. WS Rendra turut sinis terhadap kepemimpinan Indonesia dalam Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta yang sinis melalui watak Sarinah dan Dasima, pelacur yang sering didampingi pemimpin, penguasa dan pemerintah yang gemar melontarkan janji manis terhadap masyarakat bawahan. Selain menonjolkan kerosakan moral sesetengah pembesar dan mendedahkan segala kepincangan yang berlaku terhadap masyarakat bawahan, WS Rendra turut dilihat mengambil posisi membela manusia kecil dengan menenangkan mereka melalui unsur nasihat yang diselitkan dalam puisi itu. “Karya WS Rendra tidak sekadar indah, malahan menggerakkan kesedaran masyarakat dengan rentetan transformasi perjuangan. Ketajaman mata penanya menyebabkan beliau pernah ditahan, dipenjarakan dan kadang kala penonton bangkit merusuh selepas mendengar deklamasinya. “Inilah buktinya bahawa karya sastera pernah memberi impak yang besar kepada negara dan masyarakat. Berbeza dengan kebanyakan karya penyair pada hari ini yang kurang menunjukkan taringnya, walhal sastera sudah terbukti sebagai alat penyampaian yang berkesan,” jelasnya. Sasterawan Indonesia, Putu Wijaya, pula menjelaskan WS Rendra yang mendapat jolokan Burung Merak itu sudah menjadi fenomena dan inspirasi penggiat seni di Indonesia kerana kebijaksanaannya melontarkan kritikan sosial yang mewakili suara rakyat. “WS Rendra menyebabkan penonton berasa diwakili pada zaman yang penuh dengan tekanan itu, meskipun kritikannya tidak baru dan sekadar mengulangi paparan dalam akhbar. Bagaimanapun, apa yang diucapkan adalah sesuatu yang ingin didengari, lalu karyanya mendapat perhatian. “Beliau tidak sekadar bijak menghasilkan puisi, bahkan menjadi inspirasi bagi penggiat seni teater Indonesia. Selepas kembali dari Amerika pada 1967, langkah teaternya memimpin kebangkitan teater moden di Indonesia yang sebelumnya kurang popular di kalangan mahasiswa,” katanya. Putu Wijaya melihat kebangkitan teater yang dipelopori WS Rendra ialah tidak membiarkan teater sebagai alat hiburan, tetapi alat menyalurkan inspirasi yang lebih agresif, vokal dan mencerminkan suara hati masyarakat mengenai isu kemanusiaan, politik dan budaya. “Ketika WS Rendra mementaskan Macbeth dengan memakai gaya ketoprak, kebudayaan Jawa mulai dibaca dari sisi berbeza. Dalam mengusung kearifan teknik adegan ketoprak, WS Rendra seperti mengajak masyarakat menyingkap sisi baru dalam budaya Jawa,” jelasnya. Penerima Anugerah Penulisan Sea Write 1989 , Dr Siti Zainon Ismail pula menyifatkan karya awal tokoh itu yang dihasilkan pada 1950-an, begitu rapat sekali dengan alam berlatar dan nilai sosiobudaya Jawa kerana beliau dibesarkan dalam persekitaran masyarakat Jawa. “Kehidupan penyair ini bertolak daripada pegangan awalnya sebagai orang Jawa yang berpegang kepada Kristian, sebelum memilih Islam selepas mengkajinya. Latar budaya dan semangat jiwa lewat kebesaran alam semesta menjadi landasan asas penyair ini menggerakkan batin mahupun mindanya. “Keprihatinan WS Rendra terhadap unsur alam dapat dilihat dalam Kumpulan Sajak-Sajak Sepatu dan Empat Kumpulan Sajak 1961. Nada awal puisinya akrab dengan unsur alam, kemudian menyatu dengan peristiwa diskriminasi terhadap pelacur sehingga
[ac-i] Workshop ORIGAMI : 3 dimensi | GRATIS |TERBATAS
Workshop ORIGAMI Tiga Dimensi Tim pengampu a.. Makoto YAMAGUCHI :Professional Origami Creator Secretary-General of Japanese Origami Academic Society, JOAS Founder of Gallery Origami House b.. Eiko MATSUURA :Designer Member of Japanese Origami Academic Society, JOAS c.. Miyuki KAWAMURA :Professional Unit Origami Creator Jadwal workshop Di Ruang Serba Guna the Japan Foundation, Jakarta Gedung Summitmas I lt. 2- Jl. Jend.Sudirman kav.61-62 Jakarta Selatan | 30 September 2010 (Kamis) : 14:00-15:30 1 Oktober 2010 (Jumat ) : 14:00-15:30 di Balai Sidang Senayan - Jakarta Convention Center (Ruang Japan Education Fair) Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 | 2 Oktober 2010 (Sabtu) : Sesi 1 : 10:30 - 11:15 | Sesi 2 : 13:30 - 14:15 DEMONSTRASI ORIGAMI 2 Oktober 2010 (Sabtu) di Balai Sidang Senayan - Jakarta Convention Center (Ruang Japan Education Fair) pk.12:20-13:05 | GRATIS | Terbuka untuk 150 peserta. Pendaftaran khusus WORKSHOP: Di kantor JF : Gd. Summitmas 1 lt. 3 Pk. 09:00-12:00 pk. 14:00-16:30 23 Agustus - 8 Sept. (Senin - Jum'at). Terbuka untuk UMUM max. 30 orang/sesi (kecuali acara di JCC max.20 orang/sesi). GRATIS. Pendaftaran TIDAK BOLEH DIWAKILKAN Apabila belum mencapai kuota, pendaftaran dilanjutkan mulai 14 - 25 September 2010. Pendaftaran otomatis ditutup bila telah mencapai jumlah peserta maksimum. Syarat peserta : Usia 15 tahun Bisa membuat origami Mengisi kuesioner seputar origami
[ac-i] Gua Akbar menyimpan situs Mataram-Majapahit
Radar Bojonegoro-Jawa Pos Grup [ Kamis, 26 Agustus 2010 ] Di Balik Keelokan Gua Akbar Tuban Dulu Angker, Sekarang Jadi Idola Wisatawan Tuban memiliki banyak gua. Namun, sedikit yang seelok Gua Akbar. Gua yang dulu dijadikan tempat pembuangan sampah tersebut sekarang menjadi tempat wisata yang memikat. DWI SETIYAWAN, Tuban --- GUA Akbar terletak di tengah Kota Tuban, berjarak sekitar 600 meter (m) dari Terminal Wisata Kebonsari. Lokasi gua ini persis di bawah Pasar Baru Tuban. Sebelum dibangun Bupati Tuban H. Hindarto sekitar 13 tahun lalu, gua ini dulunya hanya sebuah lubang besar di perut bumi yang dijadikan tempat pembuangan sampah dan buang air besar. Gua ini memiliki stalaktit dan stalakmit. Itu terlihat seluruh ujung bebatuan gua yang masih meneteskan angin. Keasrian lain dari gua ini munculnya sumber air di sejumlah lantai. Sumber air inilah membentuk telaga-telaga kecil yang dihuni ikan hias. ''Tapi waktu itu (sebelum dibersihkan dan dibangun seperti sekarang ini), keadaan gua masih terlihat angker dan menakutkan. Kendati demikian, tempatnya cukup bersih,'' ujar Mbah Rohman, 74, warga sekitar. Sekarang, Gua Akbar dijadikan satu paket wisata dengan makam Sunan Bonang yang hanya berjarak sekitar 1,5 km dan Pemandian Bektiharjo sekitar 3,5 km. ''Setelah ziarah dari makam Sunan Bonang, kami menyempatkan melihat kebesaran Gua Akbar,'' tutur Nana Suharna, yang mengaku datang dari Cianjur, Jawa Barat. Menurut Rohman, gua mulai rusak ketika Pasar Baru Tuban mulai dibangun dan daerah sekitar mulai ditempati pendatang liar. Sampah pun mulai menggunung dan banyak lalat berdatangan. ''Pedagang memanfaatkannya sebagai tempat pembuangan sampah, sementara warga menggunakannya sebagai tempat pembuangan hajat,'' tuturnya. Untung, lanjut dia, saat itu pemkab setempat cepat merespons dengan menjadikan Gua Akbar menjadi tempat wisata seperti yang terlihat sekarang ini. Sebelum dijadikan salah satu obyek wisata, imbuh Rohman, mulut goa tertutup sampah, penuh semak belukar serta banyak ditumbuhi entong-entong (sejenis kaktus). ''Pokoknya saat itu terkenal angker,'' katanya seraya membayangkan kondisi saat itu. Meski tidak ada referensi sejarah yang mengupas, Gua Akbar dikaitkan warga Tuban dengan kerajaan Mataram. Konon, ketika tentara kerajaan Mataram hendak menyerbu Mojopahit, gua ini dijadikan markas pasukan Mataram. ''Begitulah cerita tutur dari mbah-mbah saya dulu,'' kata Karjan, 75, warga Dusun Tegalombo, Desa Semanding, Kecamatan Semanding. Salah satu bukti gua ini pernah dijadikan markas tentara kerajaan adalah ditemukannya tulang-tulang manusia dan piranti perang ketika gua tersebut digali. Pemanfaatan Gua Akbar berlanjut ketika agama Islam berkembang di pesisir utara Pulau Jawa. Seperti disebutkan Sutarno, salah seorang yang suka menelusuri tempat bersejarah di wilayah Tuban dan sekitarnya. Gua Akbar ketika itu, menurut dia, menjadi sarang Berandal Lokajoyo berikut pengikutnya. Berandal tersebut termasuk salah satu berandal yang paling ditakuti dan sudah punya nama di tanah Jawa ini. (*/yan) HALAMAN KEMARIN * Penderita Kusta Jangan Dikucilkan * Kos-Kosan Juga Jadi Target Operasi * Giliran Mengadu ke DPRD * Pemkab Butuh Utangan Rp 46,5 M * FKB tak Hadiri Paripurna * Warga Serbu Gunungan * Butuh Dana Rp 14 M * Satu Pemain Lagi Melamar * Lamongan Jadi Tuan Rumah Lagi * Transaksi Jual-Beli Emas Meningkat
[ac-i] Ngamen Puisi Wiji Thukul, 28-29 Agustus 2010
NGAMEN PUISI WIJI THUKUL DIBUTUHKAN SEGERA!!! Dibutuhkan relawan segala usia, apapun latar belakang, dimana pun berada, di atas apapun kini berpijak untuk ngamen puisi-puisi Wiji Thukul pada tanggal 28 dan 29 Agustus 2010. Ngamen ini untuk memperingati hari kelahiran Wiji yang jatuh pada 26 Agustus. Lokasi ngamen bebas, mau di terminal, di dalam bus, di emper mal, di tengah pasar, di manapun! Atau bila Anda malu ngamen di depan publik, silahkan membacakan puisi di depan orang terdekat atau keluarga. Waktu ngamen bebas! Boleh saat berangkat atau pulang kerja, di sela perjalanan, selepas ibadah di masjid, pura atau gereja, kapan pun! Daftarkan diri Anda ke: sahabatwijithu...@gmail.com atau sms ke: 0899 839 3685 Panitia akan mengirimkan bahan: puisi-puisi Wiji Thukul, profil penyair dan pamflet Peringatan Hari Penghilangan Paksa Internasional. Beberapa hal yang harus diperhatikan: Tak ada niat nyari duit apalagi memaksa, kalau publik mengapresiasi dengan memberi receh silahkan Anda sumbangkan untuk perjuangan para keluarga korban atau digunakan untuk keperluan baik-baik. Respek terhadap rakyat yang diinjak oleh sepatu pembangunan (mengutip Iwan Fals). Berlaku santun dan tidak mengganggu mereka yang tidak ingin diganggu pembacaan puisi. Kirimkan rekaman video/foto/audio dan kesan Anda selama ngamen ke: sahabatwijithu...@gmail.com. Kiriman Anda akan kami dokumentasikan dalam blog “Sahabat Wiji Thukul” yang segera online. Sebagai sahabat Wiji Thukul, Anda bebas mengirimkan bahan apa saja yang berkaitan dengan keresahan, kegamangan, protes, kemarahan, nasihat, atau apapun yang telah mencederai rasa keadilan dan kemanusiaan Anda. Sumber: Note Facebook Idaman Andarmosoko, 27 Agustus 2010 Teman, Kami kirimkan materi dan tambahan satu flyer tentang Ngamen Puisi Wiji Thukul. Format file-nya .zip Kalau teman berkenan bisa juga diperbanyak sendiri flyer-nya dan dibagikan untuk audience yg mungkin belum mengenal siapa Thukul. File nya dapat diunduh dari sini: https://docs.google.com/leaf?id=0B67U0GS4bGJ_OGQzM2YyODItNjkzOS00MmViLWIzMzktOGNlZjg2MDQzMTBlsort=namelayout=listnum=50 Gitu aja, teman. Jangan lupa untuk mendokumentasikan acara ngamen-nya untuk blog Sahabat Wiji Thukul ya. Audio, foto, video (pake hp juga bisa kalo gak punya camcorder). Satu hal lagi, ternyata ada cukup banyak permintaan informasi dari media baik di Jakarta maupun di daerah untuk meliput inisiatif ngamen dari kawan-kawan ini. Karena itu, kami mohon bantuannya kawan-kawan untuk mengirim SMS ke 08998393685 atau sebaris pesan di email ini yg berisi: Waktu ngamen (hari, jam), siapa saja (individu atau komunitas apa saja), nomer kontak, lokasi tempat ngamen. Hidup Thukul, Jayalah Sastra dan Kebudayaan Indonesia! Salam hangat!
[ac-i] Fwd: Re.: Who Are the Real Belanda Depok?
*Jadi inget Djakarte thn 1950an, ade Blande Depok, ade Baboe Menteng ...* *Sekarang sudah banyak kemajuan. Sekitar 6 juta warga kita diberitakan dengan gagah berani sedang bekerja di luar negeri. Dengan perlindungan dari Pemerintah, yang sering menuai kritik. Para pahlawan devisa, istilah Bpk SBY itu, kini sebelum Lebaran dikabarkan menggelontorkan (wow!) devisa ke RI.* ** *Boleh jadi kiriman mereka yang bermiliyar USD setahunnya ke kampung halaman ikut meredam kemungkinan menggunungnya keresahan sosial yang bisa saja mencapai titik kulminasinya.* ** *Salam, Bismo DG * -- Forwarded message -- From: B.DORPI P. bdo...@indopetroleum.com Date: 2010/8/27 Subject: Re.: Who Are the Real Belanda Depok? To: !B.DORPI P. bdo...@indopetroleum.com http://www.thejakartaglobe.com/lifeandtimes/who-are-the-real-belanda-depok/393038 | August 26, 2010 *Who Are the Real Belanda Depok? **Report Tasa Nugraza Barley* [image: Cornelis Chastelein on his lands in a 1706 drawing. (JG Photo/Arvi Arvianto)] *There is a rich, largely forgotten history attached to the term “Belanda Depok,” or “bule Depok.” Literally translated, Belanda is the Netherlands, Depok is a city in West Java and bule is slang for white foreigner.* But the term is confusing. *The Belanda Depok are not Dutch people who live in Depok, but rather they are Indonesians whose ancestors had worked as slaves for the Dutch during the colonial era. * The term initially had negative connotations, used by Indonesians to label fellow countrymen as traitors because they worked for the Dutch. Over the years, however, the meaning of Belanda Depok has evolved. These days, it is used to refer to Indonesians who dye their hair blonde and wear Western styles. It can also simply refer to the descendants of slaves who still live in the Depok area to this day. “Look at us. Do we really look like Dutchmen?” Yano Jonathans said. Yano, a retired electrical engineer, is a sixth-generation descendant of the original Belanda Depok. Along with his wife Yulia R. Jonathans Leander, they have been actively campaigning for the Belanda Depok to be rightly recognized in Indonesian history. “People should recognize the role of Belanda Depok in building the city of Depok,” Yano said. He explained that the Belanda Depok have always been misunderstood. “Historically, we were often seen as the bad guys,” he said. *The terms Belanda and bule Depok came into use after the Dutch government established the first railway system plying the Jakarta and Bogor routes in 1887. * According to Yano, the train would stop at the Depok station to pick up passengers. Onboard the train, the Indonesian passengers from Depok would speak fluent Dutch with each other. Other Indonesians who witnessed this started to label them Belanda Depok. From that moment on, the term has been widely used and misused. Yulia said that many people still mistakenly think that bule Depok are Dutch. “The truth is, Belanda Depok are Indonesian. I am of Balinese and Javanese ancestry.” The history behind the term is compelling. In the late 17th century, *Cornelis Chastelein*, a high-ranking Dutch official and businessman, bought a large farm in Depok. He brought *150 slaves from places such as Java, Bali, Sulawesi and Maluku to work on his farmland*. “It was those slaves who were later called Belanda Depok,” Yano said. During his lifetime, Chastelein actively spread Christianity in Depok through his Christian organization *De Eerste Protestante Organisatie van Christenen (The First Protestant Christian Organization), also known as Depoc. * Many believe that the city was named after this organization. As a devout Christian, Yano said that Chastelein treated his slaves better than most Dutch landlords. He educated them and taught them to speak Dutch. For this reason, Yano said that Chastelein’s slaves were often branded as workers or spies of the Dutch government. “Being Belanda Depok has not always been easy,” he said. Indeed, much of their history reads like an Old Testament tale. In *1713,* a year before Chastelein died, he made a provision in his will granting them their freedom. The slaves who had converted to Christianity were also to inherit his land. *The Christian slaves were divided into 12 clans: Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense and Zadokh. * But mistrust remained. Yano said that many Belanda Depok were imprisoned or killed by Indonesian guerilla fighters between 1945-50 because they were suspected of working for the Dutch. Although the modern-day Belanda Depok have assimilated with the communities they live in, many of them have chosen inter-clan marriages. Yano and Yulia are an example. “I’m from the Leander clan and got married with someone from the Jonathans clan so I use both names,” Yulia said. According to *Lembaga Cornelis Chastelein* (Cornelis Chastelein Foundation) — a foundation that works to protect the Belanda Depok
[ac-i] Bedah Buku Kiat Menyusun Skripsi Strategi Belajar di Perguruan Tinggi
Rabu, 06 September 2010, Bedah Buku Kiat menyusun Skripsi Strategi Belajar di Perguruan Tinggi. Tempat: Ruang 4101 FIB UI. Pembicara:Dr. Agus Aris Munandar Dr. Lili Cahyandari. Moderator: Karsono H Saputra, M Hum. Acara ini terbuka untuk umum siapapun bisa hadir. Dapatkan diskon khusus selama acara berlangsung. Hormat kami, WEDATAMA WIDYA SASTRA www.wedatamawidyasastra.com
[ac-i] Panorama Sumatera Barat
Panorama Sumatera BaratPhotography by Barry Kusumauntuk melihat foto lengkap dan keindahan Minang lainnya silahkan klik link dibawah inihttp://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html http://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html Sumatera Barat, seharusnya layak masuk dalam saku daftar tempat yang harus Anda kunjungi. Di negeri yang banyak menelurkan pahlawan intelektual ini, berjejer panoraman alam yang Indah. Lekuk liku kontur bumi yang menakjubkan dan juga danau nan permai. Di Sumatera Barat ada tiga danau utama, yakni Danau Singkarak dan Danau Maninjau dan Danau Diatas/Dibawah. Danau Singkarak terletak 75 km dari kota Padang. Danau ini menawarkan keindahan alam sembari menikmati makanan di rumah makan yang banyak berjejer di pinggiran Danau. Ke utara, 140 km dari Kota Padang, ada Daanau Maninjau yang sekaligus menjadi sumber tenaga PLTA Maninjau. Lelah mengarungi danau, saatnya beristirahat di kota sejuk Bukittinggi. Sudah tersedia akomodasi hotel berbintang disini. Anda bisa menikmati hari bercengkerama di bawah Jam Gadang yang terkenal. Tak jauh dari bukit tinggi juga ada benteng pertahanan balatentara Jepang yang sering disebut penduduk setempat sebagai Lubang Jepang. Menelisik sejarah Minang, bisa mampir ke Kota Padang Panjang. Tak jauh dari kota itu, sekitar 30 km arah timur kota ada Istana Pagaruyung. Banyak jejak masa silam warga Minang terekam disini. Tak lupa, selama di Sumbar, jangan lewatkan bentangan pemandangan dahsyat Ngarai Sianok. Opsi lain yang tak kalah menarik saat berada di Padang adalah menyebrang ke Pulai Mentawai. Kepuluan Mentawai bisa ditempuh dengan kapal dari Pelabuhan Bungus atau Pelabuhan Muaro, Padang selama empat jam dengan kapal cepat atau 10 jam dengan kapal biasa. Pulau ini biasanya menjadi incaran penyuka surfing karena ombaknya yang besar. Kembali ke Padang, Anda yang penasaran dengan legenda si Malin Kundang, silakan menyempatkan diri ke Pantai Air Manis. Disini ada sebuah batu, yang diasosiasikan sebagai si terkutuk anak durhaka Malin Kundang. Menarik bukan? Panorama Sumatera BaratPhotography by Barry Kusumauntuk melihat foto lengkap dan keindahan Minang lainnya silahkan klik link dibawah inihttp://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html http://alambudaya.blogspot.com/2010/08/panorama-sumatera-barat.html
[ac-i] Mengembalikan anak Jalanan ke rumah
MENGEMBALIKAN ANAK JALANAN KE RUMAH Oleh Ahmad Wayang “Sampai kapan kamu mau jadi pengamen jalanan?” Tanya Hj. Ijah Faijah, selaku Ketua Yayasan Bina Wanita Bangsa pada 18 pengamen jalanan asal Serang dalam acara Nyenyore Ala Rumah Dunia, Program Rintisan Balai Belajar Bersama 2010, Direktorat Pendidikan Masyarakat, Dirjen PNFI, Kemendiknas RI, Kamis (26/8) di Taman Budaya Rumah Dunia. “Sampe punya pekerjaan tetap, Bu,” jawab Andi (19) salah satu pengamen jalanan di Serang yang mengikuti diskusi Nyenyore dengan tema ‘Mengembalikan Anak Jalanan ke Rumah’. Dari pengakuan atau jawaban pengamen itu, menurut Ijah Faijah, adalah jawaban yang kongkrit untuk mengembalikan anak jalanan ke rumah, sesuai dengan tema Nyenyore kali ini. “Seharusnya pemerintah bisa menyediakan lapangan pekerjaan buat mereka, para anak jalanan,” kata Ijah menyindir pemerintah yang terkesan tidak perduli dengan nasib anak-anak jalanan. “Ketika mereka mendapat pekerjaan, pasti mereka akan berhenti mengamen,” tambah Ijah. Masih menurut Ijah, tidak ada yang salah terhadap anak jalanan yang turun di jalan, “Yang jadi masahal kalau mereka meminta uang dengan cara memaksa,” ujar Ijah sambil tertawa. “Tapi, Ibu yakin, anak-anak yang di sini tidak seperti yang Ibu katakan tadi, ya...,” harap Ijah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak bisa turun ke jalan atau mengamen. Di antaranya faktor ekonomi, eksploitasi oleh orang tua dan lingkungan. “Saya pernah menemukan ada dua anak berumur antara 10-12 tahun, yang disuruh orang tuanya untk mengemis. Dan dari hasil mengemis itu harus disetorkan kepada sang Ibu. Karena tidak betah, salah satu anak itu kabur dari rumah,” cerita Ijah tidak mau menyebutkan nama si anak. Ijah juga mengaku miris melihat bahaya yang mengancam anak jalanan, semisal terabaikannya pendidikan, kesehatan, miras atau rentan terjerumus dalam lembah narkoba. “Tapi, insaya Allah, anak-anak di sini tidak ada yang minum-minuman keras,” katanya. Tidak hanya diskusi yang digelar pada cara Nyenyore kali ini, grup musik pengamen jalanan dari Kemang, Serang, menunjukan kreativitasnya dalam bermusik. Lagu “Tombo Ati” karya Opick dinyanyikan dengan nada yang lain, rame dan tentu saja dengan bunyi gitar khas anak jalanan yang menghibur 36 penonton/peserta Nyenyore sore itu. Agenda Nyenyore ala Rumah Dunia jumat sore, pukul 27 Agust 2010, ukul 16.00 WIB sekarang, adalah 'Mengembangkan Karakter Seorang Muslim di Saat Puasa bersama Ustad H. Matin, pengasuh Ponpes Darul Fallah, Ciloang, Serang. Sabtu besok, 28 Agust 2010, pukul 16.00 WIB, peluncuran buku Banten Bangkit #2: Membaca Banten, Membaca Indonesia (Penerbit Gong Publishing, 2010) karya empat jawara Pandeglang; Abdul Malik, Abdul Hamid, Zainal Mutaqin, dan Rahmatullah. Pembedah Gandung Ismanto, H. Embay Mulya Syarief, dan Gol A Gong (*) *) Penulis relawan Rumah Dunia
[ac-i] Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial
- Original Message - From: ASAHAN To: AKSARA SASTRA Sent: Thursday, August 26, 2010 1:47 PM Subject: Fw: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial - Original Message - From: ASAHAN To: ChanCT Sent: Thursday, August 26, 2010 1:46 PM Subject: Re: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial Ya, tentu saja saya tidak punya metode berpikir memutlakkan segalanya seperti yang bung tuuduhkan. Saya tidak menguasai teori Einstein tentang relativitas. Tapi saya mempelajari Marxisme dan dalam kehidupan saya juga menurut anjuran Partai di masa lalu: Tahu Marxisme , kenal keadaan. Jadi tidak ada tempat untuk main mutlak-mutlakan bila menganut Marxisme sebagai metode berpikir atau paling tidak demikianlah seharusnya. Kalau bung membaca kumpulan cerpen saya dalam buku: Cinta, Perang dan Ilusi, dalam salah satu cerpen saya itu ada yang saya ceritakan tentang pertemuan saya dengan orang-orang berusia panjang yang hidup di Kaukasus pada waktu itu. Kebetulan saya sering dikirim(hampir setiap tahun) oleh dokter Universitas dimana saya belajar, ke sanatorium-sanatorim di daerah Kaukasus seperti di Kislavodsk atau juga di kota Soci untuk berobat (saya kena penyakit darah tinggi sejak usia 16 tahun karena keturunan). Di Kislavodsk saya bertemu muka dan sering bercakap-cakap dengan orang-orang tua yang saya duga semula sudah berumur 80 tahun. Nggak tahunya, orang tua itu bilang dia suduh melampaui usia 115 tahun dan tidak pernah seharipun tanpa 200 gram anggur merah. Seorang wanita lain yang tampak gemuk juga saya temui di sanatorium yang saya sangka berusia sekitar 75 hingga 80 tahun, nggak tahunya dia sudah berusia 118 tahun dan merokok sejak usia muda hingga waktu itu. Gemuk dan perokok sungguh tak bisa dibayangkan bisa mencapai umur yang begitu lanjut dan masih tampak sehat. Saya juga sempat bertanya apa saja yang mereka makan sehari-harinya, kok bisa panjang umur dan sehat. Pada umumnya mereka menjawab, katanya mereka memakan seperti juga apa yang saya makan, tidak ada istimewanya, tidak punya pantangan meskipun kata mereka, kalau makan tidak pernah kekenyangan dan berhenti makan bila telah merasa kenyang. Dalam satu majalah kesehatan di Belanda yang saya baca beberapa minggu lalu yang sekarang masih ada di tangan saya, ada sebuah tulisan menarik: seorang penderita diabetist (kencing manis) yang sejak usia sangat muda telah diberi suntikan insulin dan masih terus berlangsung setiap hari hingga di usianya yang sekarang yang telah mencapai 92 tahun dan relatif sehat. Kalau bung penasaran, saya bisa mengirimkan majalah itu pada bung melalui scan (dalam bahasa Belanda tentu saja). Juga secara kebetulan tetangga kami, sahabat istri saya seorang wanita tua berusia 92 tahun, hidup sendiri(zelfstandig), mengurus semua kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan keluarga meskipun dia punya anak yang juga sudah seumur saya. Dia hidup dengan disiplin di bidang kesehatan termasuk di bidang makanan dan katanya dia ingin mencapai umur hingga 100 tahun. Sungguh variasi hidup yang begitu kaya, berbeda, menurut hukum umum maupun yang di luar hukum umum. Saya ingat dengan pernyataan seorang ahli bedah Belanda yang terkenal yang juga menulis buku yaitu Prof.Dr. Gaillard. Dia bilang: Mensen zijn verschillen(manusia itu berbeda satu sama lain) dan itu dia buktikan, juga dari praktek membedah manusia setiap hari sebagai pekerjaannya yang sudah puluhan tahun. Akankan saya main mutlak-mutlakan? Mungkin saja, tapi saya sendiri merasa tidak. Tapi menurut bung, ya. Itu adalah hak bung, saya hanya bisa menjelaskan dari pengalaman yang saya dapatkan dan pengetahuan yang saya pelajari. Tapi pada gilirannya saya juga punya saran pada bung: Tak usahlah bung memutlakkan SAYUR MENTAH sebagai makanan mujarab. Sebagai metode pengobatan bagi orang-orang yang mempunyai penyakit tertentu mungkin sayur mentah punya efek positif. Tapi orang yang masih bormal kesehatannya lalu berpindah ke rezim sayur mentah, cuma akan cari penyakit saja. Bayangkan orang yang punya sakit maag lalu ganti makanan makan sayur mentah, kan hancur dia punya perut. Bung seorang dokter, bung pasti tahu soal itu. Orang Belanda sering bilang: Doe normal ! berbuatlah wajar! Itu akan lebih selamat. ASAHAN. - Original Message - From: ChanCT To: wahana-n...@yahoogroups.com Cc: Asahan Aidit Sent: Thursday, August 26, 2010 10:07 AM Subject: Re: Fw: Jenakanya orang Tiongkok yang genial Bung Asahan yb, Bagaimana pola hidup jenderal Zhang Xue Liang sesungguhnya saya juga tidak jelas. Dari humor dibawah dinyatakan, jenderal satu ini sekalipun pola hidupnya jelek, tidak hanya merokok berat, peminum-berat juga main perempuan, ... tapi umurnya tetap panjang, sampai 103. Bung Asahan, disinilah nampak metode berpikir bung yang memutlakkan segalanya. Seseorang bisa saja umur panjang, sekalipun pola hidupnya jelek. Karena dia beruntung, dilahirkan dengan DNA yan luar biasa. Tapi, kekhususan begitu tidak
[ac-i] Fwd: Invitation_Langgeng Gallery - NUS_Agt 2010 [2 Attachments]
info : Langgeng Gallery Cempaka 9B Magelang 56123 Central Java, Indonesia Ph. +62 293 313338 i...@langgeng.net http://www.langgeng.net/en/home/
[ac-i] Tari Bedhaya Harjuna Wijaya Tataran Kesempurnaan Manusia
Tari Bedhaya Harjuna Wijaya Tataran Kesempurnaan Manusia Sakral, hening serta magis mendadak menyelimuti Bangsal Kencono, sesaat para pengetuk gamelan perlahan memainkan gending Ladrang Prabu Anom dalam mengiringi sembilan penari putri yang melangkah tak kalah lambannya memasuki sayap Bangsal Kencono. Dalam gemulai para penari mulai merunduk mengambil posisi sembahan, perlambang manusia menghormati Tuhan sebagai Sang Pencipta dan melakukan sembahan jengkeng kepada Sultan sebagai penguasa Keraton. Gerak merendahkan bahu, dagu ditarik, pergelangan tangan gemulai sambil sesekali menghentak mengibaskan selendang - menciptakan tegangan daya ekspresi dalam tubuh penari menjadi karakteristik Tari Bedhaya. Tarian putri Jawa klasik yang adiluhung, halus, luhur - bercerita tentang legenda, babad ataupun sejarah. Bagai bidadari, paras sembilan penari hampir serupa. Ayu, anggun dan bersinar - dalam balutan dan Goresan wajah khas mempelai putri pengantin Jawa. Alur komposisi rias paes ageng dimulai pada dahi yang diberi paesan berwarna hitam. lapisan garis prada (emas) mengelilingi mempertegas garis luar paesan. Tak luput Wajikan ditengah dahi, bentukan alis menjangan ranggah, hingga rambut tergulung kembang melati rangkai. Balutan busana dodot berupa kain bermotif cinde dan kampuh berwarna semen berpadu dengan kilau kalung susun serta plat bahu menambah sentuhan pada lengan bagian atas, sedang pada daun telinga terselip sumping ron dan subang. Seakan rapatnya dodot-an tak membatasi gerak tari selama satu jam tanpa henti, Gerak-gerak lengkung terus mengalir (mbanyu mili) membuat formasi berubah-ubah menjadikan alur cerita yang apik. Tak melulu gemulai, adegan perang dalam tempo tinggi membuat dua orang penari dengan setengah berlari saling mencoba menghunuskan keris. Perang yang dijadikan simbol dari pergolakan batin manusia dalam menentukan pilihan kebaikan atau keburukan, meredam hawa nafsu, harus rendah hati, jujur dalam ucapan dan tindakan yang diwujudkan melalui sosok Harjuna. Tari Bedhaya Harjuna Wijaya yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X kali ini menjadi garapannya yang ketiga. Karya Perdana beliau Tahun 1997 berjudul Arjuna Wiwaha. Di Tahun 2004 bertepatan dengan peringatan Sri Sultan Hamengku Buwana IX sebagai pahlawan nasional terciptalah Amurwo Bumi yang menjadi wujud penghormatan beliau kepada ayahnya (Sri Sultan Hamengku Buwana IX). Dibantu R Riya Kusumaningrat (RAy Sri Kadaryati) selaku penata tari senior yang sekaligus mendapat Dhawuh dari Sri Sultan untuk menggarap tari bedaya ini, proses pencarian gerak diawali dengan menerjemahkan sinopsis cerita yang ditulis langsung oleh Sri Sultan. Tari Bedhaya Harjuna Wijaya menceritakan tentang tokoh Harjuna yang menurut anggapan Sri Sultan bukanlah tokoh yang sering gonta-ganti pasangan, melainkan ksatria sejati yang berjuluk lananging jagad wujud nyata manusia yang sudah menuju tataran sempurna yang bertugas memayu hayuning bawana, ksatria yang waskitha (mengetahui kejadian yang belum terjadi) hingga pantas menjadi teladan bagi para satria dan manusia biasa. Harjuna adalah sejatining satriya, contoh manusia sempurna yang dalam menjalani kehidupannya dengan mengedepankan tiga hal: Tirta Martini; sumber air kehidupan manusia banyu penguripan menjadi inti daya air yang berada di tubuh manusia (sperma). Tirta Kamandanu; Banyu wiji tempat/wadah sperma lan madzi (indung telur) manusia, awal mula sperma dan indung telur bertemu pada saat suami istri melakukan persetubuhan. Terakhir, Tirta Prawita Sari; dengan menyatunya tirta martani dan tirta kamandanu didalam tubuh manusia (istri) akan menumbuhkan kekuatan, cahaya wibawa terpancar. Dengan diawali bahwa manusia harus selalu ingat, tahu dan mengkaji setiap peristiwa (kenyataan) maka manusia akan mendapatkan karomah keghoiban, hingga manusia akan menjadi minyak wewadosing jagad (terang bagi dunia). Bedhaya bila diwujudkan dalam kehidupan manusia dapat diartikan sebagai lambang arah mata angin, arah kedudukan planet-planet dalam kehidupan alam semesta dan lambang sembilan lubang hawa dalam tubuh manusia sebagai kelengkapan hidup atau dalam bahasa Jawa disebut sebagai babadan hawa sanga yaitu; lubang dikedua mata, dua buah lubang hidung , satu mulut, dua buah kuping, satu lubang kemaluan dan satu lubang pelepasan. Menurut masyarakat Jawa sembilan unsur lubang hawa inilah yang memegang kendali dalam kehidupan manusia dan bisa mengakibatkan berbagai masalah jika tidak dijaga dan dikendalikan dengan baik. Pesan yang tersampaikan bahwa manusia diharapkan mampu berserah diri, tawakal dan selalu melakukan introspeksi diri dengan melakukan perenungan, tapa/samadi dan berdialog dengan Yang Maha Kuasa. Gerak Tari Bedhaya Harjuna Wijaya yang sarat muatan nilai simbolik dan filosofi kawruh joget Mataram, menarik benang merah akan keterkaitan pada kehidupan didunia dan lebih berorientasi kepada pemahaman diri sendiri, perenungan diri
[ac-i] Pelatihan Menulis dan Menerbitkan Buku di Yogyakarta [1 Attachment]
Jika menulis buku adalah Impian Anda, dan Anda tak tahu bagaimana Mewujudkannya? Anda selamat karena telah menemukan halaman web ini.” Mengapa Anda beruntung sekarang? Karena kami sedang mempersiapkan sebuah presentasi tutorial singkat mengenai Menulis Buku Populer. Buku yang sangat bisa di baca orang awam sekaligus dihargai para pakar. Merajai toko-toko dan rak-rak koleksi pembaca. Bayangkan, kami sedang mendorong Anda menjadi sehebat itu. Acara hebat untuk Anda ini akan kami selenggarakan Minggu, 26 September nanti di Kampus Multikultur Realino, komplek Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Jl Affandi (Gejayan) Yogyakarta. Di sanalah nanti pada hari itu, semua kesulitan dan bayangan buruk Anda terjawab. Danny Simanjuntak, penulis dan manajer Komunitas Rumah Naskah akan menjadi pemandu Anda untuk sesi teknik menulis. Sementara M Ahmad Jalidu akan memaparkan bagaimana alur penerbitan buku yang terdiri dari beberapa sistem yang mungkin salah satunya cocok dengan Anda. Jalidu juga seorang penulis, ia pengelola dan pemandu kelas penulisan di Sekolah Seni Jogjakarta. Jalidu juga seorang anggota dari Komunitas Rumah Naskah, sebuah komunitas yang di dalamnya berkumpul penulis-penulis freelance dan ghost writer Yogyakarta. Untuk mendapatkan tiket kesuksesan Anda ini, Anda dipungut biaya yang murahnya tergantung pada kesigapan Anda. Daftar hari ini sampai dengan 30 Agustus, Anda hanya dipungut Rp 60.000,00 Jika mendaftar 1-15 September, biaya hanya naik sedikit menjadi Rp 100.000,00 sesi terakhir 16-25 September, biaya menjadi Rp 150.000,00 yang tetap saja murah. Selain benefit pengetahuan yang dapat diandalkan, Anda juga berhak atas fasilitas berupa Sertifikat Pelatihan Konsultasi gratis untuk draft buku Anda setelah Anda benar-benar berkarya nanti. Diskon 30% jika Anda mendaftar pada Kelas Penulisan Buku di Sekolah Seni Jogjakarta. silakan baca keterangan mengenai program ini di http://sekolahsenijogja.blogspot.com/search/label/Program%20Penulisan%20Buku Jika saya adalah Anda, saya akan segera berangkat sekarang karena Anda bahkan tidak perlu mengisi formulir ala acara-acara jadul. Cukup pergi ke bank atau ATM dan mentransfer biaya pendaftaran ke rekening BCA 4564 767 044 atas nama Didik Adi Sukmoko. Setelah dana Anda transfer, silakan konfirmasi melalui SMS ke 0856 2856 610. Beres sudah dan berangkatlah dengan bangga pada hari H. Anda dapat mengirim pesan singkat atau menelepon nomor tadi untuk meminta keterangan lainnya. Ingat, Jika saya adalah Anda, saya akan segera menuju ATM setelah menutup halaman ini! == Sekolah Seni Jogjakarta == Sindikat Daya Guyub, jl. Monjali, gg Jragem no 26 Nandan, Sinduadi, Mlati, Sleman. cp. Jali - 0856 2856 610SEKOLAH SENI YOGYAKARTA Acting | Sulap | Gamelan | Tembang Jawa | MC Jawa | Skenario Film | Buku Non Fiksi | Biola | Gitar Elektrik. http://sekolahsenijogja.blogspot.com Sindikat Daya Guyub http://dgprojogja.blogspot.com http://www.Jali.Tokopedia.com http://teatergmt.blogspot.com http://paguyubanslenk.blogspot.com http://jogjateater.blogspot.com