[ac-i] Ticket Box 'Tikungan Iblis' Teater Dinasti

2008-12-09 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
Progress-Kenduri Cinta-Teater dinasti (Yogykarta) mempersembahkan pentas
kebahagiaan Teater Dinasti 'Tikungan Iblis' karya Emha Ainun Nadjib   30
Desember 2008
Pkl. 20.00 WIB
Gedung Graha Bhakti Budaya
Taman Ismail Marzuki
Cikini - Jakarta Pusat

TICKET BOX:
Gedung APHI Lt.3
Jl.Pasar Minggu Raya 1B
KM.17.7 Jaksel
Ph. 021-237 22707

GGBB TIM
(seminggu sblm acara)
Roni: 0818 08098811

Festival: Rp. 50.000,-
VIP: Rp. 75.000,-
VVIP: Rp. 125.000,-  
 


[ac-i] Komentar Tentang 'TIKUNGAN IBLIS'

2008-11-16 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari

AMIEN RAIS : Tikungan Iblis menggambarkan secara gambalang keterpurukan
Indonesia  melalui simbol pemaparan burung garuda berubah menjadi
emprit.

KOMPAS : Unsur religius sangat terasa dalam alur cerita. Penonton diajak
untuk merefleksikan kembali kehidupannya

BAKDI SOEMANTO (Budayawan) : Ternyata Iblis muncul dengan lebih nyata,
jelas dan langsung teralami oleh siapa saja yang menyaksikannya
NIESBY SABAKINGKIN (pengamat teater) : Ternyata, Teater Dinasti masih
dikangeni masyarakat.

Penulis Naskah Emha Ainun Nadjib, Tim Sutradara  Jujuk Prabowo, Fajar
Suharno. Parampara/supervisor/kontributor gagasan: Emha Ainun Nadjib,
Indra Tranggono, Simon Hate, Toto Rahardjo, Fauzie Ridjal, Penata Musik
Bobiet Santoso Art Director/Multimedia Ipung Way Ming

Para Pemeran: Joko Kamto (Smarabhumi/ Ibllis), Novia Kolopaking (Siti
Majnunah), Novi Budianto (Prawiro), Setheng (Prawijo), Chithut DH
(Prawito), Kumbo Makumbo (Prawidi), Joko Kusnun (Prawikun), Fajar
Suharno (Maula Hasarapala), Bambang Sosiawan (Maula Hajarala), Tertib
Suratmo (Maula Jabarala), Untung Basuki Maula Makahala), Jujuk Prabowo
(Khabil), Jijit (Qabil), Jemek Supardi (Tapel), Agung Gareng (Tapel),
Toro Marhen (Tapel), Irfan (Tapel), Whieka M (Tapel), Rina (Tapel),
Delvi (Tapel), Delina (Tapel), Riska (Tapel), Ve (Tapel), Shelly
(Tapel), Ratri (Tapel). Pemain Anak-anak : Hayya, Jembar, Dimas, Tido,
Lintang, Krisna

Tim Produksi : Pimpinan Produksi : Ahmad Syakurun Muzakki Manajer
Produksi: Eko Nuryono Bendahara : Muh Zaenuri Seksi Publikasi : Helmi
Mustofa, M. Sholahuddin Seksi Transportasi : Agus Santoso Seksi
Perlengkapan : Godor Widodo Seksi Keamanan : Rahmat Mulyono Seksi
Latihan : Jujuk Prabowo

Konfirmasi Acara
Cak Rahmat
0817370899



[ac-i] SEPINYA HATI GARUDA

2008-11-16 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari

"Sepinya hati Garuda

Dijunjung tanpa jiwa

Menjadi hiasan maya

Oleh hati yang hampa



Dendam tanpa kata

Mendalam luka Garuda

Disayangi tanpa cinta

Dipuja tapi dihina"
Itulah sepenggal lagu karya Emha Ainun Nadjib, yang akan dilantunkan
oleh Novia Kolopaking dalam pementasn 'Tikungan Iblis' di Gramedia Expo
Surabaya, 19 November 2008. Publik budaya Surabaya akan disuguhi
kolaborasi Teater Dinasti Jogjakarta dengan kelompok musik Kiai Kanjeng,
di Gedung Gramedia Expo, 19 November. Pertunjukan yang dimulai pukul
20.00 itu membawakan lakon `Tikungan Iblis' karya budayawan Emha
Ainun Nadjib. Pementasan yang diselanggarakan Komunitas Bang Bang Wetan
(BBW) dan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) ini merupakan bagian dari tur
Teater Dinasti ke sejumlah kota, setelah Agustus lalu tampil perdana di
Taman Budaya Yogyakarta.
Apa yang akan ditawarkan Dinasti sekarang melalui Tikungan Iblis?
Bangsa Indonesia telah mengalami degradasi nilai-nilai secara
eksistensial dan dignity (martabat) dari bangsa yang dicitrakan sebagai
burung Garuda menjadi burung emprit. Tesis itu dituangkan dalam narasi
yang mengisahkan perjalanan eksistensial manusia dari awal penciptaan
manusia Adam hingga umat manusia berkembang biak dan membangun
peradaban. Iblis --yang sejak awal manusia diciptakan sudah tidak
percaya bahwa manusia mampu menjadi khalifah di bumi-- akhirnya
membuktikan ketidakpercayaannya itu: hidup manusia hanya berkisar dari
tiga kata kunci, yaitu rakus, merusak bumi, dan saling berbunuhan. Umat
manusia ternyata tak lebih menjadi sekadar ''tapel'' --sebuah
terminologi elementer manusia yang artinya sekadar wadag/jasad. Tapel
bergerak dan beraktualisasi diri lebih didasari insting daripada hati
nurani dan akal sehat.
Kekurangmampuan untuk meningkatkan kualitas diri membuat bangsa kita
mengalami kemerosotan martabat. Padahal, bangsa kita memiliki genetika
unggul sebagai Burung Garuda sejati yang memiliki kemampuan untuk
terbang, menerkam, dan berjuang (ingat sejarah kebesaran Dinasti
Syailendra, Majapahit, Sriwijaya, dan lainnya). Namun, karena Garuda itu
kemudian dikurung oleh kekuatan yang menindas (baca kolonialisme), maka
burung itu tidak lagi memiliki kemampuan dasarnya. Yang menyedihkan
adalah anak-anak, cucu, dan cicit Garuda itu. Mereka bukan hanya tidak
bisa terbang atau menerkam tapi memang tidak lagi memiliki memori untuk
terbang dan menerkam.
Lakon ini menginspirasi kita bahwa masih ada peluang bagi bangsa ini
untuk menjadi kelas bangsa Burung Garuda yang memiliki martabat,
kewibawaan, kemuliaan, dan kebesaran; bukan hanya menjadi bangsa kelas
emprit yang tidak diperhitungkan bangsa-bangsa lain. Saatnya martabat
itu harus direbut. (*)


'TIKUNGAN IBLIS' Teater Dinasti. Penulis Naskah Emha Ainun Nadjib, Tim
Sutradara  Jujuk Prabowo, Fajar Suharno.
Parampara/supervisor/kontributor gagasan: Emha Ainun Nadjib, Indra
Tranggono, Simon Hate, Toto Rahardjo, Fauzie Ridjal, Penata Musik Bobiet
Santoso Art Director/Multimedia Ipung Way Ming

Para Pemeran: Joko Kamto (Smarabhumi/ Ibllis), Novia Kolopaking (Siti
Majnunah), Novi Budianto (Prawiro), Setheng (Prawijo), Chithut DH
(Prawito), Kumbo  Makumbo (Prawidi), Joko Kusnun (Prawikun), Fajar
Suharno (Maula Hasarapala), Bambang Sosiawan (Maula Hajarala), Tertib
Suratmo (Maula Jabarala), Untung Basuki Maula Makahala), Jujuk Prabowo
(Khabil), Jijit (Qabil), Jemek Supardi (Tapel), Agung Gareng (Tapel),
Toro Marhen (Tapel), Irfan (Tapel), Whieka M (Tapel), Rina (Tapel),
Delvi (Tapel), Delina (Tapel), Riska (Tapel), Ve (Tapel), Shelly
(Tapel), Ratri (Tapel). Pemain Anak-anak : Hayya, Jembar, Dimas, Tido,
Lintang, Krisna

Tim Produksi >> Pimpinan Produksi : Ahmad Syakurun Muzakki Manajer
Produksi: Eko Nuryono Bendahara : Muh Zaenuri Seksi Publikasi : Helmi
Mustofa, M. Sholahuddin Seksi Transportasi : Agus Santoso  Seksi
Perlengkapan : Godor Widodo Seksi Keamanan : Rahmat Mulyono Seksi
Latihan : Jujuk Prabowo

Konfirmasi Acara

Cak Rahmat

0817370899














[ac-i] Iblis Bukan Saingan Tuhan

2008-11-16 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari

PUBLIK budaya Surabaya akan disuguhi kolaborasi Teater Dinasti
Jogjakarta dengan kelompok musik Kiai Kanjeng, di Gedung Gramedia Expo,
19 November. Pertunjukan yang dimulai pukul 20.00 itu membawakan lakon
`Tikungan Iblis' karya budayawan Emha Ainun Nadjib. Pementasan
yang diselanggarakan Komunitas Bang Bang Wetan (BBW) dan Dewan Kesenian
Surabaya (DKS) ini merupakan bagian dari tur Teater Dinasti ke sejumlah
kota, setelah Agustus lalu tampil perdana di Taman Budaya Yogyakarta.


Apa yang akan ditawarkan Dinasti sekarang melalui Tikungan Iblis?


Tikungan Iblis mencoba menawarkan tesis yang berbeda dari pemahaman
Iblis yang klasik. Yakni, Iblis bukan saingan Tuhan untuk menguasai
manusia. Iblis adalah sosok penting yang menjadi ''alat'' Tuhan untuk
menunjukkan kebesaran-Nya bagi umat manusia. Iblis adalah sosok yang
menjadi aktor strategis bagi Tuhan untuk memberikan berbagai tantangan
bagi manusia untuk memperjuangkan martabat dan eksistensinya. Ia
menawarkan ''antitesis'' atas ''tesis'' Tuhan, agar manusia mampu
menggenggam sintesa: nilai-nilai Ilahiyah secara utuh, mendasar, dan
mengakar karena nilai-nilai itu tidak otomatis hadir sebagai paket,
melainkan diraih melalui perjuangan yang keras dan mendidih. Sehingga
ketika manusia mengakui eksistensi Tuhan --dengan seluruh nilai-nilai
idealnya, maka pengakuan itu tidak artifisial, melainkan substansial.
Lakon ini bukan merupakan ''pembelaan'' atas Iblis melainkan mencoba
memperluas cara pandang manusia atas sosok Iblis. (**)



Penulis Naskah Emha Ainun Nadjib, Tim Sutradara  Jujuk Prabowo, Fajar
Suharno. Parampara/supervisor/kontributor gagasan: Emha Ainun Nadjib,
Indra Tranggono, Simon Hate, Toto Rahardjo, Fauzie Ridjal, Penata Musik
Bobiet Santoso Art Director/Multimedia Ipung Way Ming

Para Pemeran: Joko Kamto (Smarabhumi/ Ibllis), Novia Kolopaking (Siti
Majnunah), Novi Budianto (Prawiro), Setheng (Prawijo), Chithut DH
(Prawito), Kumbo  Makumbo (Prawidi), Joko Kusnun (Prawikun), Fajar
Suharno (Maula Hasarapala), Bambang Sosiawan (Maula Hajarala), Tertib
Suratmo (Maula Jabarala), Untung Basuki Maula Makahala), Jujuk Prabowo
(Khabil), Jijit (Qabil), Jemek Supardi (Tapel), Agung Gareng (Tapel),
Toro Marhen (Tapel), Irfan (Tapel), Whieka M (Tapel), Rina (Tapel),
Delvi (Tapel), Delina (Tapel), Riska (Tapel), Ve (Tapel), Shelly
(Tapel), Ratri (Tapel). Pemain Anak-anak : Hayya, Jembar, Dimas, Tido,
Lintang, Krisna

Tim Produksi >> Pimpinan Produksi : Ahmad Syakurun Muzakki Manajer
Produksi: Eko Nuryono Bendahara : Muh Zaenuri Seksi Publikasi : Helmi
Mustofa, M. Sholahuddin Seksi Transportasi : Agus Santoso  Seksi
Perlengkapan : Godor Widodo Seksi Keamanan : Rahmat Mulyono Seksi
Latihan : Jujuk Prabowo

Konfirmasi Acara
Cak Rahmat
0817370899



[ac-i] Siaran Pers Taman Budaya Yogyakarta

2008-11-16 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari

Siaran Pers Taman Budaya Yogyakarta

Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan Kota 2008 se-DIY




Bagi masyarakat Yogyakarta, kethoprak sudah menjdi kesenian yang sangat
digandrungi, baik di pedesaan maupun perkotaan. Untuk itu, perlu
kethoprak terus ada upaya untuk melestarikan, mengembangkan, serta
menjaga keberadaanya. Selain menjadi sarana yang mampu menghadirkan
hiburan, kethoprak, juga mampu memberi pencerahan atas perbagai
problematik sosial yang ada ditengah masyarakat saat ini.

Berangkat dari hal diatas itulah Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan
Kota 2008 se-DIY menjadi penting, sebagai upaya untuk melestarikan
kesenian kethoprak. Selain itu, keberadaan Festival Kethoprak ini juga
diharapkan mampu menjawab persolan regenerasi pelukan kethoprak yang
selama ini menjadi keprihatinan para pelaku dan pencinta kethoprak.

Bondan Nusantara, tokoh ketoprak dan mantan pengurus FKKB adalah salah
satu yang merasa prihatin atas degenerasi ketoprak di DIY. Ia khawatir
ketoprak akan punah. Untuk itu, dibutuhkan pembibitan dan penyegaran.
Festival ketoprak antar pelajar menjadi salah satu jawaban.

Seretnya regenerasi ketoprak di DIY terjadi setelah akhir era 1980-an.
Banyak faktor yang jadi kendala: eksternal dan internal. Secara
eksternal, di Yogyakarta dan sekitarnya tidak lagi ada tobong (panggung
permanen) ketoprak seperti pada era 1960-1980-an.

Pada era tersebut kita bisa menyebut beberapa grup ketoprak yang nobong,
antara lain, Ringin Dahana, Kridha Mardi, Sapta Mandala, PS Bayu
Gito-Gati dan Sinar Mataram, serta Padmanaba. Akhir 1980-an, Ketoprak
Surya Budaya pimpinan aktor Widayat main di Panggung bekas THR (sekarang
Purawisata), namun tidak setiap hari.

Hilangnya tobong ketoprak menjadikan para pelaku ketoprak kehilangan
media untuk berekspresi, sedangkan para pelaku muda ketoprak kehilangan
peluang untuk belajar dan praktik langsung. Harus diakui, tobong
ketoprak merupakan "universitas" sekaligus pasar. Di sini, orang digodok
kemampuannya sekaligus "menjual" jasa kreatifnya.

Media lain yang hilang adalah tradisi ketoprak di TV. Waktu itu, TVRI
Stasiun Yogyakarta aktif memproduksi acara ketoprak yang mampu menyerap
para pelaku ketoprak.

Sedangkan faktor internal, lebih terkait dengan tradisi dunia ketoprak
itu sendiri yang menggunakan sistem bintang atau pemain yang sudah jadi.
Orientasi pada hasil dan bukan pada proses ini juga disebabkan tradisi
komersial tanggapan (undangan main). Memasang pemain-pemain muda
dianggap pilihan yang riskan. Jika hasilnya kurang memuaskan, si
penanggap akan kecewa. Kini, ketika belum ada media panggung yang secara
permanen menyajikan ketoprak, tradisi festival diharapkan bisa melakukan
regenerasi.

Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan Kota 2008 ini sengaja dikemas
dalam format sebuah kethoprak garapan, agar diharapkan mampu melahirkan
format pemanggungan kethoprak yang lebih baik.

Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan Kota 2008 ini, berbeda dengan
pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya, peserta
dipilih oleh pihak Pemkab/Pemkot yang ada, namun tahun ini peserta lomba
melalui tahapan festival antar kecamatan dahulu. Setelah mampu dilolos
ditingkat Kabupaten/Kota, peserta yang juara maju untuk mewakili di
tingkat propinsi. Ide ini muncul, sebagi upaya untuk mencari bibit-bibit
baru dan usaha menjawab persoalan regenerasi kethoprak di DIY.

Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan Kota 2008, direncanakan akan
dimulai 18 November 2008, dan berkahir pada 20 November 2008, dan
bertempat di Gedung Societed, Taman Budaya Yogyakarta. Acara dimulai
pukul 20.00 WIB sampai dengan selesai.

Dalam pelaksanaan Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan Kota 2008 ini,
Pihak Taman Budaya Yogyakarta, selaku panitya pelaksana, sengaja
menghadirkan nara sumber Bondan Nusantara, M. Sugiharto, Mardjijo, Drs.
Untung Mulyono, dan Y. Subowo. Adapun dewan juri yang akan menilai nanti
Ign. Wahono (Seniman Kethoprak), Indra Tranggono (Budayawan), Drs.
Trustho, M.Hum (Seniman Karawitan), Nanang Arizona, S.Sn (Dosen ISI),
Hanindawan (Teaterwan Solo).





Salam Budaya



Stage Manager

Festival Kethoprak Antar Kabupaten dan Kota 2008

Agus Setiawan (085228014565)





[ac-i] Siaran Perss : Macapat Syafaat Bersama Cak Nun

2008-11-15 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
Hadirilah Macapat Syafaat di Bulan November ini pada:

Hari/Tanggal: Senin, 17 November 2008
Pukul : 20:00 WIB
Tempat : Kembaran, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

Narasumber: Emha Ainun Nadjib bersama KiaiKanjeng, Harwanto Dahlan, 
Kyai Budi, Mustofa W Hasyim
 


Terima Kasih
Team Kenduri Cinta Online
 
*) konfirmasi acara 08174104056


http://id.wikipedia.org/wiki/Jamaah_Maiyah



[ac-i] Setelah Sukses di Yogya, Kini ‘Tikungan Iblis Pentas di Surabaya

2008-11-14 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
Press release
Setelah Suses di Yogya, Kini `Tikungan Iblis Pentas di Surabaya

"SESUNGGUHNYA aku ini takut kepada Allah. Takuuut kepada Allah.
Takuuut takuut kepada Allah," ucap tokoh Iblis. Pengakuan yang sangat
mendasar itu menjadi bantahan Iblis yang selama ini selalu dicap
sebagai tokoh jahat, raja kegelapan dan saingan Tuhan. 
"Tolong bedakan Iblis dengan Setan. Iblis itu makhluk pemula ciptaan
Tuhan, sebelum para malaikat yang lain. Sedang setan itu adalah
gelombang enerji negatif yang muncul dalam diri manusia. Iblis seratus
persen berada di dalam dan di bawah susunan kekuasaan Tuhan!" 
Diatas tadi merupakan penggalan dialog Smarabhumi (diperankan oleh
Joko Kamto) yang ada repertoar 'Tikungan Iblis' karya budayawan Emha
Ainun Nadjib. Rencana repertoar `Tikungan Iblis' akan dimainkan Teater
Dinasti bersama Komunitas KiaiKanjeng pada 19 November 2008 di
Gramedia Expo, Surabaya.
Pementasan `Tikungan Iblis' ini merupakan kebahagiaan keluarga Teater
Dinasti setalah sekian waktu ini vakum cukup lama dari gelangan
perteateran di kota Yogya. Penyutradaraan pementasan ini digarap Fajar
Suharno dan Jujuk Prabowo. Musik digarap Robiet Santosa dan Kiai
Kanjeng. Didukung para aktor yaitu Joko Kamto, Novi Budianto, Tertib
Suratno, Jemek Supardi, Eko Winardi, Cithut DH, Seteng, Bambang
Susiawan, Untung Basuki dan puluhan aktor muda lainnya. Penata multi
media yaitu Ipung Wai Ming. Mereka didampingi kontributor gagasan dari
aktivis LSM Fauzie Ridjal dan Toto Rahardjo. 
Pementasan ini akan digelar di beberapa kota, dan Yogya merupakan
kesempatan perdana repertoar ini digelar. Pentas di Yogya kali ini
merupakan terselanggara atas kerjasama Komunitas Bangbang Wetan.  
Bagi Emha, pementasan ini merupakan wujud kebahagiaan Keluarga Besar
Dinasti dan Kiai Kanjeng. "Kebahagiaan persaudaraan merupakan nilai
yang paling tinggi, di samping pencapaian kreativitas. Saya merasakan,
kini untuk saling mencintai makin lenyap dari kehidupan bangsa kita.
Yang ada lebih banyak prasangka, bahkan kebencian. Saya kok yakin,
kesenian dapat menjadi media efektif untuk menyuburkan semangat
mencintai antar sesama manusia," kata Emha . 
"Selama ini Iblis selalu jadi kambing hitam manusia dalam kesalahan.
Padahal manusia berbuat jahat didorong oleh nafsunya sendiri yang
mewujud dalam godaan yang diistilahkan 'bisikan setan'," kata Emha.





Eko Nuryono
Manager Produksi 
(081904138595)

Foto Pementasan di Yogya bisa anda klik di :
http://jemeksupardi.multiply.com/photos/album/38/Pentas_Tikungan_Iblis_Teater_Dinasti



[ac-i] Pentas Teater Dinasti di Surabaya, Tiket Terbatas

2008-11-12 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
PRODUKSI PENTAS KEBAHAGIAAN KELUARGA TEATER DINASTI
'TIKUNGAN IBLIS' Karya Emha Ainun Nadjib
Teater Dinasti-KiaiKanjeng

Hari, Tanggal : Rabu, 19 November 2008
Pukul : 20.00 WIB - Selesai
Tempat : Gramedia Expo Surabaya
   Jl. Basuki Rahmat 93-105 Surabaya

Penulis Naskah : Emha Ainun Nadjib  
Tim Sutradara  : Jujuk Prabowo, Fajar Suharno
Parampara/supervisor/kontributor gagasan: Emha Ainun Nadjib, Indra 
Tranggono, Simon Hate, Toto Rahardjo, Fauzie Ridjal
Penata Musik: Bobiet Santoso
Art Director/Multimedia : Ipung Way Ming

Para Pemeran:
Joko Kamto: Smarabhumi/Ibllis
Novia Kolopaking: Siti Majnunah
Novi Budianto: Prawiro
Chithut DH: Prawito
Kumbo : Prawidi
Joko Kusnun: Prawikun
Fajar Suharno: Maula Hasarapala
Bambang Sosiawan : Maula Hajarala
Tertib Suratmo: Maula Jabarala
Untung Basuki: Maula Makahala
Jujuk Prabowo: Khabal
Jijit: Khabil
Para Tapel-tapel: Jemek Supardi, Agung Gareng, Toro Marhen, 
Irfan, Whieka M, Rina, Delvi, Delina, Riska, Ve, Shelly, Ratri
Pemain Anak-anak: Hayya, Jembar, Dimas, Tido, Lintang, Krisna


PARA PEMUSIK:
Joko SP, Jijit, Yoyok, Bayu, Giyanto, Ardani, Pak Is, Bobiet, 
Islamiyanto, Ari Blothong, Imam


HTM VIP: Rp.100.000, Lesehan: Rp.50.000
Info Tiket HuB : 031 721 51 221




[ac-i] Festival Sendratari seDIY 2008

2008-11-11 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
Press Release
Festival Sendratari Antar Kabupaten dan Kota se-DIY 
Bakal digelar 14-15 November 2008 di Gedung Kesenian, Wates



Festival Sendratari Antar Kabupaten dan Kota se-DIY kini kembali
digelar. Tahun ini merupakan tahun ke-36 pelaksanaan festival
sendratari yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Yogyakarta. Tahun
ini giliran kabupaten Kulon Progo yang akan menjadi tempat
pelaksanaan. Festival yang tahun ini mengambil tema "Sosio Kultural"
ini akan dilaksanakan pada 14-15 November 2008, bertempat di Gedung
Kesenian, Wates, Kulon Progo.  
Perjalanan panjang sebuah Festival Sendratari yang tak pernah
berhenti selalu menggeliat, memacu spirit kreatif, menghentak semangat
daerah dan menyulut gairah pengembangan potensi daerah. Festival
Sendratari kini telah menjadi bagian dan situs budaya di Yogyakarta
yang tidak bisa dihilangkan. Ia telah menjadi bagian terpenting dari
nadi kehidupan budaya di Yogyakarta. Masyarakat kesenian dan
lingkungan budaya di seluruh Kabupaten dan kota senantiasa menanti
gejolak dinamika Festival Sendratari itu ke daerah mereka. Diharapkan
pula bahwa Festival Sendratari mampu meningkatkan apresiasi dan
wawasan seni masyarakat terhadap karya tari yang telah digarap
berdasarkan hasil kreativitas serta mampu membawa iklim berkesenian
yang kondusif, mampu memacu spirit kreatif para penata tari, penari,
penata iringan, penata busana di seluruh  Kabupaten dan Kota se DIY.
Festival Sendratari se Provinsi DIY diselenggarakan dengan semangat
sebuah kompetisi dengan berbagai penghargaan didalamnya seperti penata
tari terbaik, penata busana terbaik, penyaji terbaik, sutradara
terbaik, pemeran utama terbaik, pemeran pembantu terbaik dan penata
iringan terbaik. Perjalanan Festival Sendratari telah menginjak tahun
ke 36 dan telah berjalan lengkap dengan berbagai dinamika yang
terjadi, serta telah mengalami banyak perkembangan dan pengembangan.
Aspek perkembangan dalam pengertian ini adalah munculnya generasi
baru, lahirnya potensi-potensi baru, penata tari dan penari handal.
Beruntung, Festival Sendratari ada dan diadakan tidak lain sebagai
upaya Pemerintah Daerah Provinsi DIY dalam memberikan wadah bagi
seniman dalam pelestarian, pembinaan sekaligus sebagai ajang
pengembangan seni tari di Yogyakarta dengan nafas dan ruh tradisi yang
sudah mengakar di tengah masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Usia 36 tahun ini, Festival Sendratari setidaknya telah memberikan
makna baru menyongsong lahirnya generasi baru. Konsep dan
gagasan-gagasan pengembangan yang selalu dihadirkan di setiap tahun
penyelenggaraan itu, menunjukkan betapa dinamisnya kehidupan
berkesenian di Yogyakarta lewat berbagai forum festival, baik tingkat
provinsi maupun nasional," ungkap Dra. Dyan Anggraini Rais, Kepala
Taman Budaya Yogyakarta.

JADWAL FESTIVAL SENDRATARI Antar Kabupaten dan Kota Se-DIY 2008

14 November 2008
·   Kontingen Kabupaten Bantul 
Judul "Sumilake Pedhut Bumi Projotamansari"
Sutradara Yeni, Penata Tari Sukirno, Penata Iringan Sudaryanto, Penata
Busana Wasis, S.Sn
Penari : Yata, Otok, Aji, Anggoro Budiman, Tri Anggoro, Idung, Isnu,
Iwung, Kirno, Rini, Nila, Istri, Yani, Kumara, Kristanti, Ika Maryani,
Frastiwi N, Dyah Rinie S, Ona, Indri, Tasya, Lia
·   Kontingen Kabupaten Kulon Progo
Judul "Babad Rowo Binangun Aji"
Sutradara Drs. Sugiyanto, Penata Tari Damarwulan, Penata Iringan
Pramusinto, S.Sn, Penata  Busana Evi Marta, S.Sn
Penari : Damarwulan, Anung, Yoga, Prama, Adit, Iwan, Yus, Punjung,
Kristiani, Atun, Erna, Dewi, Gatya, Juni, Kristi 
·   Kontingen Kabupaten Gunung Kidul
Judul "Adoh Ratu Cerak Watu"
Sutradara/Penata Tari Yestriyono Piliyanto, S.Sn, Penata Iringan
Muclas Hidayat,S.Sn, Penata  Busana Sri Suhartanti, S.Sn
Penari : Yestri, Murjito, S.Pd, Muryanto, Tatang, Maryanto, Sri
Suhartanti, Ipung, Dyah, Catur, Endang, Heni,  Muntiwik, Nela,   Asri,
 Fitra  

15November 2008
·   Kontingen Kabupaten Sleman
Judul "Kalamurda"
Sutradara Supriyanto, Penata Tari Supriyanto Penata Iringan Untut
Santoso, S.Pd,  Penata Rias & Busana Retno Mursilah, S.Pd

Penari : Dita Anggara Kusuma Vocalita, Widiya Apsari, 
Normalitaningsih  Eka Nugraheni, Nursih Andayani, Nurul Dwi Utami,
Ratih Dewayani, Ester Villaeli Astuti, S.Sn, Rini Sri Lestari, S.Pd,
Yeni Yusman, Ferry Catur, Anggara Sri Wisnu, Pramono, Endra Wijaya,
Surono /Sanu, Damar, Supriyanto, S.Pd, Widodo Pudjo Bintoro, BA, Icuk
Ismunandar, S.Sn, CT. Lintang  Samudra, Sanubari, M. Parman 

·   Kontingen Kota Yogyakarta
Judul "Kidung Pawestri"
Sutradara Kuswananto K. Dewa, Penata Tari Emerentiana Tri Ikhtiar,
S.Sn, Penata IringanDanang Rajiv, Penata Rias & Busana Agung Heru A, S.Sn
Penari : Acun K. Dewa  ■Yundhi Pra  ■Hermawan Sinung N  ■Dwi 
Purwanto
 ■Trionggo Handito ■Novian Otasar, S.Sn  ■Harin Setyandari, 
S.Sn  
■Eta Tri Agustina  ■Gesta Dwi Yonari  ■Tudhy Putri Apyutea 
Kandhiraras
 ■Kinanti Sekar Rahina   ■Putri Isnaeni Kurniawati ■Apriyani 
■Siti
Nurjanah, S.Pd ■FR.Romana Sumardjiyati,

[ac-i] agenda FESTIVAL SENI ANAK 2008

2008-10-26 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
Pembukaan (Minggu, 2/11/2008, pukul 10.00 WIB)
· Tari Golek
· Tari Rewe-rewe

Acara akan dibukan oleh Kartika Affandi, dilanjutkan dengan workshop 
Melukis dengan Tangan oleh Kartika Affandi

Acara Reguler
· Pameran Gasing Internasional
· Pameran Senirupa, Bursa Buku, Mainan Anak
· Pemutaran Film Anak

Acara Pendukung Utama
· Seminar Nasional –
· Workshop Teater-Seni Rupa --
· Worksop Tari-teater ---
· Dongeng Anak ---

Pentas Anak (Panggung Terbuka/Halaman TBY, mulai 16.00 WIB-Seleseai)
· Minggu, 2 November 2008 : Ansambel Musik Tradisi, Langen carito, 
tari Pedang-pedangan
· Senin, 3 November 2008 : Langen Carito, Dalang Anak
· Selasa, 4 November 2008 : Langen Carito, Pentas Anak BBM
· Rabu, 5 November 2008 : Tari Nusantara, Wayang Kancil
· Kamis, 6 November 2008 : Jathilan Anak (Minggir, Sleman)
Teater Anak (Pojok Dolanan)

Penta Anak Gedung Tertutup (Sosieted TBY)
· Minggu, 2 November 2008 : Pagelaran Operet AFC `Pangeran Yang 
Berbahagia'
· Senin, 3 November 2008 : Pentas Operet Anak-anak Taman Siswa
· Selasa, 4 November 2008 : Kethoprak Anak-anak
· Rabu, 5 November 2008 : Pagelaran wayang Bocah (Yayasan Among 
Beksa Sasminta)
· Kamis, 6 November 2008 : Konser Musik AMARI

*) Penyelenggara Taman Budaya Yogyakarta
**) Konfirmasi Acara 08170419881(Bu Eka)




[ac-i] 'TIKUNGAN IBLIS Bergerak Menuju Surabaya

2008-10-25 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
TEATER DINASTI gelar Pentas Kebahagiaan Keluarga Teater Dinasti
`TIKUNGAN IBLIS'

Hari Rabu, 19 November 2008, pukul 20.00 WIB di Gedung Gramedia Expo,
Surabaya.

PARA PEMAIN:
Tertib Fadjar Suharno, Bambang Susiawan, Joko Kamto, Novi Budianto,
Seteng, Untung Basuki, Cithut Puspawilaga, Eko Winardi, Jemek Supardi,
Toro, Islamiyanto, Novia Kolopaking,

PARA PEMUSIK:
Joko, Jijit, Godor Widodo, Yoyok, Bayu, Sugiyanto, Hari Murti, Joko
Kusnun, Mas Is, Bobiet, Novi

TIM SUTRADARA:
Fajar Suharno, Jujuk Prabowo

TIM PRODUKSI :
Pimpinan Produksi : Ahmad Syakurun Muzakki Manajer Produksi: Eko
Nuryono Bendahara : Muh Zaenuri Seksi Publikasi : Helmi Mustofa, M.
Sholahuddin Seksi Transportasi : Agus Santoso Seksi Perlengkapan :
Godor Widodo Seksi Keamanan : Rahmat Mulyono Seksi Latihan Jujuk Prabowo

TEATER DINASTI (singkatan dari dana informasi nasional teruna
Indonesia) berdiri tahun 1977. Para `bidan' teater ini adalah: Fajar
Suharno, Tertib Suratmo dan Gadjah Abiyoso (ketiganya eks Bengkel
Teater Rendra). Banyak teaterawan yang bergabung dalam teater ini,
antara lain pelaku teater dari Teater Dipo, kampung Dipowinatan
Yogyakarta. Tercatat nama-nama seperti Novi Budianto, Joko Kamto,
Godor Widodo, Jemek Supardi, Cuthut Puspowilogo, Neneng Suryaningsih,
Jujuk Prabowo, Tuti Bodis dan linnya. Dalam perkembangannya bergabung
pula Simon Hate, Arifin Brandan, Joko Kusnun, Bambang Susiawan, Agus
Istianto, Bambang Isti Nugroho, Angger Jati Wijaya, Iwung, Tarech
Rasyid, Butet Kartaradjasa, Rullyani, Cecilia Haryanti, Sabrang Mowo
Damar Panuluh (kini dikenal sebagai Noe-Letto dan lainnya).

Tiket Surabay VIP: Rp.100.000, Lesehan: Rp.50.000
Info Tiket HuB: 031 721 51 221



[ac-i] Pameran Gangsingan Internasional di Yogya

2008-10-03 Terurut Topik biarlahakumenjadiembundipagihari
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan
berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang
ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain
merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan
untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari
plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga
menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon,
sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang
tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang
memainkan.

Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar
terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki
(paksi) dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing
berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek
giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan
terjatuh secara kasar ke permukaan tanah.

Gasing memiliki beragam bentuk, tergantung daerahnya. Ada yang bulat
lonjong, ada yang berbentuk seperti jantung, kerucut, silinder, juga
ada yang berbentuk seperti piring terbang. Gasing terdiri dari bagian
kepala, bagian badan dan bagian kaki (paksi). Namun, bentuk, ukuran
danbgain gasing, berbeda-beda menurut daerah masing-masing.

Gasing di Ambon (apiong) memiliki kepala dan leher. Namun umumnya,
gasing di Jakarta dan Jawa Barat hanya memiliki bagian kepala dan
paksi yang tampak jelas, terbuat dari paku atau logam. Sementara paksi
gasing natuna, tidak nampak.

Seperti apa bentuk Gasingan dari berbagai negara, maka saksikanlah
Pameran Gasingan Internasional di Taman Budaya Yogyakarta. Pemran
gasingan ini merupakan salah satu rangkaian acara dari FESTIVAL SENI
ANAK 2008 yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Yogyakarta


Pembukaan (Minggu, 2/11/2008, pukul 10.00 WIB)
·Tari Golek
·Tari Rewe-rewe

Acara Reguler
·Pameran Gasing Internasional
·Pameran Senirupa, Bursa Buku, Mainan Anak
·Pemutaran Film Anak

Acara Pendukung Utama
·Seminar Nasional –
·Workshop Teater-Seni Rupa --
·Worksop Tari-teater ---
·Dongeng Anak ---

Pentas Anak (Panggung Terbuka/Halaman TBY, mulai 16.00 WIB-Seleseai)
·Minggu, 2 November 2008 : Ansambel Musik Tradisi, Langen carito,
tari Pedang-pedangan
·Senin, 3 November 2008 : Langen Carito, Dalang Anak
·Selasa, 4 November 2008 : Langen Carito, Pentas Anak BBM
·Rabu, 5 November 2008 : Tari Nusantara, Wayang Kancil
·Kamis, 6 November 2008 : Jathilan Anak (Minggir, Sleman), Teater
Anak (Pojok Dolanan)

Penta Anak Gedung Tertutup (Sosieted TBY)
· Minggu, 2 November 2008 : Pagelaran Operet AFC `Pangeran Yang
Berbahagia'
·Senin, 3 November 2008 : Pentas Operet Anak-anak Taman Siswa
·Selasa, 4 November 2008 : Kethoprak Anak-anak
·Rabu, 5 November 2008 : Pagelaran wayang Bocah (Yayasan Among
Bekso Sasminto M)
·Kamis, 6 November 2008 : Konser Musik AMARI

*) Penyelenggara Taman Budaya Yogyakarta
**) Konfirmasi Acara 08170419881(Bu Eka)