Re: [ac-i] Terbit: Teater dan Kembarannya, Antonin Artaud, Dewan Kesenian Jatim, 2009
Salam, Buku2 apa lagi yg sudah Anda terbitkan, saya ingin mengoleksinya. pw Pada 21 Maret 2009 10:20, abdul malik filantro...@yahoo.com menulis: NB: Inilah buku pertama dari 10 (sepuluh) judul buku yang akan diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur dalam tahun ini. TEATER DAN KEMBARANNYA Antonin Artaud Diterjemahkan dari edisi bahasa Inggris The Theatre and Its Double, Antonin Artaud, Grave Press, 1994 Penerjemah: Max Arifin Editor: Abdul Mukhid Desain sampul: R Giryadi Tata letak: Zahiria Pracetak: Ribut Wijoto, Abdul Malik Diterbitkan pertama kali dalam edisi Bahasa Indonesia oleh Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 Surabaya 60241 Telp/fax 031-5610432 email:dk_ja...@yahoo.com Kerjasama dengan: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Cetakan pertama: Februari 2009 ISBN: 978-979-18793-0-9 Tebal: X+74 halaman Untuk mendapatkan buku ini, silakan mengajukan permohonan via surat/email/fax: Kepada Yth Sdr. R Giryadi, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Taman Mayangkara 6 Surabaya 60241 Tel/fax 031- 5610432 Email:dk_ja...@yahoo.com, zahi...@yahoo.com Hp 081 330 65 78 45 Terima kasih. Daftar Isi Pengantar Teater dan Kembarannya Tentang Teater Bali Mise en Scene dan Metafisik Teater Kimia (Alchemist Theatre) Teater Kejam (The Theatre of Cruelty) First Manifesto Surat-surat tentang Cruelty. Teater dan kekejaman Surat tentang Bahasa Teater dan wabah Tak ada lagi Adikarya Teater dan Perpuisian Teater Oriental dan Teater Barat Pertama-tama Teater adalah Ritualistik dan Magik Sebuah Athleticism yang afektif Teater dan Kebudayaan Teater dan Dewa-Dewa Medea tanpa api Kata pengantar Serpihan-serpihan Tubuh Setelah menonton teater Bali, akumulasi kegelisahan Antonin Artaud yang selama ini dipendamnya, seperti mendapat pembenarannya. Sentuhannya dengan pertunjukan Teater Bali di Paris sekitar tahun 1931 itu, seperti menjadi hulu ledak obsesi Artaud untuk menciptakan idelaisasi teater yang digelisahkan sejak tahun-tahun sebelumnya atau sejak ia diasingkan oleh teman-temannya dalam gerakan sastra Surrealismenya. Tidak hanya teater Bali tetapi juga karya seni rupa yang tersimpan dalam museum Louvre, karya Leyden dari abad 15 berjudul The Daughters of Lot . Film karya Marx Brothers yang berjudul Monkey Business, telah menjadi pendorong keinginan Artaud untuk menciptakan teaternya yang dikemudian hari disebutnya sebagai teater kejam, The Theatre of Cruelty. Bagi Artaud ketiga karya di atas, memiliki kesamaan atas konsepsinya tentang teks teater yang telah mendominasi panggung dan actor selama betahun-tahun di seluruh dataran Eropa. Menurut Artaud, lewat gesturnya, Teater Bali mampu memberikan daya magis yang mengancam teks-teks verbal. Begitu juga dengan lukisan Leyden dan filmnya Max Brothers. Artaud memandang lukisan Leyden sebagai hasil dari arah kreatif yang diuraikan secara indah, seperti layaknya penguasaan atas suatu tontonan yang teatrikal yang digubah, disusun di atas pentas, diwujudkan di atas pentas, tanpa dialog atau teks. Artaud juga melihat lukisan itu sebagai suatu paduan, assembling, dan penyampaian eksplosi-eksplosi (ledakan-ledakan) suara untuk memperjelas pengaruh visualnya (its visual impact). Menurut Artaud, film Max Brothers, memiliki pembebasan yang lengkap dan perobekan (penghancuran) terhadap realitas. Peristiwa itu menurut Artaud memiliki potensi untuk menimbulkan ledakan yang merusak. Artaud memandang dengan kagum terhadap kekuatan gelak tawa (the power of laughter) yang bisa menimbulkan transformasi secara tiba-tiba. Ia menekankan kualitas pemberontak yang terdapat pada ledakan, keributan, dan gerakan (movement) dalam film-film Marx Brothers. Theatre of Cruelty melalui perjalanan yang sangat panjang. Selama 30 tahun, teater ini dianggap mustahil untuk diwujudkan. Bahkan teatrawan Polandia Jerzy Grotowski menganggapnya, tanpa memahami konsepsi Artaud secara baik dan benar, hanya akan menurunkan derajat teaternya dan tidak punya arti apa-apa selain hanya gaya (action) belaka. Dan memang, selama itu pula Artaud (sendiri) menemui kegagalan demi kegagalan, sampai menjelang akhir hayatnya (4 Maret 1948) sebagai seniman yang keras kepala dan miskin. Periode akhir kemunculan Artaud merupakan intensifikasi sekaligus kristalisasi terhadap karya-karya sebelumnya. Karya-karya terakhirnya memiliki kejelasan yang final, yaitu terkontrol dan liar atau brutal. Inilah projek teater kejamnya ( Theatre of Cruelty) Artaud. Gema atau gaung pengaruh Artaud terhadap seni inovatif dan eksperimental berkembang ke berbagai arah dan luas. Pengaruh itu membentang dari seni visual sampai ke seni vocal dan yang bersifat teoritik. *** The Theatre and Its Double karya Antonin Artaud, lebih konprehensif membahas konsep teater kejam, karena ditulis sendiri oleh Artaud. yang diterjemahkan oleh oleh Max Arifin menjadi Teater dan Kembarannya. Buku ini
[ac-i] Terbit: Teater dan Kembarannya, Antonin Artaud, Dewan Kesenian Jatim, 2009
NB: Inilah buku pertama dari 10 (sepuluh) judul buku yang akan diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur dalam tahun ini. TEATER DAN KEMBARANNYA Antonin Artaud Diterjemahkan dari edisi bahasa Inggris The Theatre and Its Double, Antonin Artaud, Grave Press, 1994 Penerjemah: Max Arifin Editor: Abdul Mukhid Desain sampul: R Giryadi Tata letak: Zahiria Pracetak: Ribut Wijoto, Abdul Malik Diterbitkan pertama kali dalam edisi Bahasa Indonesia oleh Dewan Kesenian Jawa Timur Jl.Taman Mayangkara 6 Surabaya 60241 Telp/fax 031-5610432 email:dk_ja...@yahoo.com Kerjasama dengan: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur Cetakan pertama: Februari 2009 ISBN: 978-979-18793-0-9 Tebal: X+74 halaman Untuk mendapatkan buku ini, silakan mengajukan permohonan via surat/email/fax: Kepada Yth Sdr. R Giryadi, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jawa Timur Jl. Taman Mayangkara 6 Surabaya 60241 Tel/fax 031- 5610432 Email:dk_ja...@yahoo.com, zahi...@yahoo.com Hp 081 330 65 78 45 Terima kasih. Daftar Isi Pengantar Teater dan Kembarannya Tentang Teater Bali Mise en Scene dan Metafisik Teater Kimia (Alchemist Theatre) Teater Kejam (The Theatre of Cruelty) First Manifesto Surat-surat tentang Cruelty. Teater dan kekejaman Surat tentang Bahasa Teater dan wabah Tak ada lagi Adikarya Teater dan Perpuisian Teater Oriental dan Teater Barat Pertama-tama Teater adalah Ritualistik dan Magik Sebuah Athleticism yang afektif Teater dan Kebudayaan Teater dan Dewa-Dewa Medea tanpa api Kata pengantar Serpihan-serpihan Tubuh Setelah menonton teater Bali, akumulasi kegelisahan Antonin Artaud yang selama ini dipendamnya, seperti mendapat pembenarannya. Sentuhannya dengan pertunjukan Teater Bali di Paris sekitar tahun 1931 itu, seperti menjadi hulu ledak obsesi Artaud untuk menciptakan idelaisasi teater yang digelisahkan sejak tahun-tahun sebelumnya atau sejak ia diasingkan oleh teman-temannya dalam gerakan sastra Surrealismenya. Tidak hanya teater Bali tetapi juga karya seni rupa yang tersimpan dalam museum Louvre, karya Leyden dari abad 15 berjudul The Daughters of Lot . Film karya Marx Brothers yang berjudul Monkey Business, telah menjadi pendorong keinginan Artaud untuk menciptakan teaternya yang dikemudian hari disebutnya sebagai teater kejam, The Theatre of Cruelty. Bagi Artaud ketiga karya di atas, memiliki kesamaan atas konsepsinya tentang teks teater yang telah mendominasi panggung dan actor selama betahun-tahun di seluruh dataran Eropa. Menurut Artaud, lewat gesturnya, Teater Bali mampu memberikan daya magis yang mengancam teks-teks verbal. Begitu juga dengan lukisan Leyden dan filmnya Max Brothers. Artaud memandang lukisan Leyden sebagai hasil dari arah kreatif yang diuraikan secara indah, seperti layaknya penguasaan atas suatu tontonan yang teatrikal yang digubah, disusun di atas pentas, diwujudkan di atas pentas, tanpa dialog atau teks. Artaud juga melihat lukisan itu sebagai suatu paduan, assembling, dan penyampaian eksplosi-eksplosi (ledakan-ledakan) suara untuk memperjelas pengaruh visualnya (its visual impact). Menurut Artaud, film Max Brothers, memiliki pembebasan yang lengkap dan perobekan (penghancuran) terhadap realitas. Peristiwa itu menurut Artaud memiliki potensi untuk menimbulkan ledakan yang merusak. Artaud memandang dengan kagum terhadap kekuatan gelak tawa (the power of laughter) yang bisa menimbulkan transformasi secara tiba-tiba. Ia menekankan kualitas pemberontak yang terdapat pada ledakan, keributan, dan gerakan (movement) dalam film-film Marx Brothers. Theatre of Cruelty melalui perjalanan yang sangat panjang. Selama 30 tahun, teater ini dianggap mustahil untuk diwujudkan. Bahkan teatrawan Polandia Jerzy Grotowski menganggapnya, tanpa memahami konsepsi Artaud secara baik dan benar, hanya akan menurunkan derajat teaternya dan tidak punya arti apa-apa selain hanya gaya (action) belaka. Dan memang, selama itu pula Artaud (sendiri) menemui kegagalan demi kegagalan, sampai menjelang akhir hayatnya (4 Maret 1948) sebagai seniman yang keras kepala dan miskin. Periode akhir kemunculan Artaud merupakan intensifikasi sekaligus kristalisasi terhadap karya-karya sebelumnya. Karya-karya terakhirnya memiliki kejelasan yang final, yaitu terkontrol dan liar atau brutal. Inilah projek teater kejamnya ( Theatre of Cruelty) Artaud. Gema atau gaung pengaruh Artaud terhadap seni inovatif dan eksperimental berkembang ke berbagai arah dan luas. Pengaruh itu membentang dari seni visual sampai ke seni vocal dan yang bersifat teoritik. *** The Theatre and Its Double karya Antonin Artaud, lebih konprehensif membahas konsep teater kejam, karena ditulis sendiri oleh Artaud. yang diterjemahkan oleh oleh Max Arifin menjadi Teater dan Kembarannya. Buku ini banyak mengisahkan proses perjalanan Antonin Artaud. Buku ini membeberkan konsepsi Artaud mulai dari gerakannya di seni sastra Surrealisnya sampai pada konsepsi teater