RE: [assunnah]>>Tanya: Ucapan Selamat Idul Adha<

2011-11-05 Terurut Topik Abu Harits

From: pungk...@yahoo.com
Date: Sat, 5 Nov 2011 08:09:24 +

  




​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Ikhwan fillah, teman saya ada yg mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Adha, 
Taqobbalallahuminnawaminkum".

Mohon penjelasannya, bgm hal ini terjadi dan bgm sy bs mensikapi sesuai Sunnah 
Rasulullah ?

جَزَاك اللهُ خَيْرًا 
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pungky Heru Prabowo
Powered by Telkomsel BlackBerry®

 
UCAPAN SELAMAT PADA HARI IED
Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al Halabi Al Atsari
http://almanhaj.or.id/content/1177/slash/0

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang ucapan selamat pada hari raya maka 
beliau menjawab [1] :

"Ucapan pada hari raya, di mana sebagian orang mengatakan kepada yang lain jika 
bertemu setelah shalat Ied :

Taqabbalallahu minnaa wa minkum

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُم

"Artinya : Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian"

Dan (أَحَالَ اللّهُ عَلَيْكَ), dan sejenisnya, ini telah diriwayatkan dari 
sekelompok sahabat bahwa mereka mengerjakannya. Dan para imam memberi rukhshah 
untuk melakukannya seperti Imam Ahmad dan selainnya, akan tetapi Imam Ahmad 
berkata : Aku tidak pernah memulai mengucapkan selamat kepada seorangpun, namun 
bila ada orang yang mendahuluiku mengucapkannya maka aku menjawabnya. Yang 
demikian itu karena menjawab ucapan selamat bukanlah sunnah yang diperintahkan 
dan tidak pula dilarang. Barangsiapa mengerjakannya maka baginya ada contoh dan 
siapa yang meninggalkannya baginya juga ada contoh, wallahu a'lam.[2]

Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar[3] :

"Dalam "Al Mahamiliyat" dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia 
berkata :

كَانَ أَصحَابُ رَسٌوْلُ اللّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَوْا 
يَوْمَ الْعِيْدِ يَقُوْلُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضِ تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمِنْكَ

"Artinya : Para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bila bertemu pada 
hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu 
minnaa wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)".

Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad 
berkata : "Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan 
sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat Id 
berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمِنْكَ

Imam Ahmad menyatakan : "Isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)" [4]

Adapun ucapan selamat : (كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُم بِحَيْرٍ) atau yang semisalnya 
seperti yang banyak dilakukan manusia, maka ini tertolak tidak diterima, bahkan 
termasuk perkara yang disinggung dalam firman Allah.

أَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ أَدْنَى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرً

"Artinya : Apakah kalian ingin mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti 
yang lebih baik.?"


[Disalin dari buku Ahkaamu Al Iidaini Fii Al Sunnah Al Muthahharah, edisi 
Indonesia Hari Raya Bersama Rasulullah, oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul 
Hamid Al-Halabi Al-Atsari, terbitan Pustaka Al-Haura', penerjemah Ummu Ishaq 
Zulfa Husein]
___
Footnote
[1]. Majmu Al-Fatawa 24/253
[2]. Al Jalal As Suyuthi menyebutkan dalam risalahnya " Wushul Al Amani bi 
Ushul At Tahani" beberapa atsar yang berasal lebih darisatu ulama Salaf, di 
dalamnya ada penyebutan ucapan selamat
[3]. Fathul Bari 2/446
[4]. Lihat Al Jauharun Naqi 3/320. Berkata Suyuthi dalam 'Al-Hawi: (1/81) : 
Isnadnya hasan 


  

Re: [assunnah] Tanya: Ucapan Selamat Idul Adha

2011-11-05 Terurut Topik rianothegreat
Wa'alaykumsalam 

#Ucapan Selamat di Hari Raya#

http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3182-ucapan-selamat-di-hari-raya.html

Apa yang sebaiknya kita ucapkan di hari raya kita, Idul Fithri dan Idul Adha? 
Adakah lafzah tertentu yang diucapkan kala itu? 

Perlu diketahui bahwa telah terdapat berbagai riwayat dari beberapa sahabat 
radhiyallahu ‘anhum bahwa mereka biasa mengucapkan selamat di hari raya di 
antara mereka dengan ucapan 
“Taqobbalallahu minna wa minkum” 
(Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah 
shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul 
Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka 
(Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar 
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.[1]

Imam Ahmad rahimahullah berkata,

“Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya ‘ied 
mengucapkan: Taqobbalallahu minna wa minka.”

Salah seorang ulama, Harb mengatakan, “Imam Ahmad pernah ditanya mengenai apa 
yang mesti diucapkan di hari raya ‘ied (‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha), apakah 
dengan ucapan, ‘Taqobbalallahu minna wa minkum’?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak 
mengapa mengucapkan seperti itu.” Kisah tadi diriwayatkan oleh penduduk Syam 
dari Abu Umamah.

Ada pula yang mengatakan, “Apakah Watsilah bin Al Asqo’ juga berpendapat 
demikian?” Imam Ahmad berkata, “Betul demikian.” Ada pula yang mengatakan, 
“Mengucapkan semacam tadi tidaklah dimakruhkan pada hari raya ‘ied.” Imam Ahmad 
mengatakan, “Iya betul sekali, tidak dimakruhkan.”

Ibnu ‘Aqil menceritakan beberapa hadits mengenai ucapan selamat di hari raya 
‘ied. Di antara hadits tersebut adalah dari Muhammad bin Ziyad, ia berkata, 
“Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi 
wa sallam lainnya. Jika mereka kembali dari ‘ied (yakni shalat ‘ied, pen), satu 
sama lain di antara mereka mengucapkan, ‘Taqobbalallahu minna wa minka’.” Imam 
Ahmad mengatakan bahwa sanad riwayat Abu Umamah ini jayyid.

‘Ali bin Tsabit berkata, “Aku pernah menanyakan pada Malik bin Anas sejak 35 
tahun yang lalu.” Ia berkata, “Ucapan selamat semacam ini tidak dikenal di 
Madinah.”

Diriwayatkan dari Ahmad bahwasanya beliau berkata, “Aku tidak mendahului dalam 
mengucapkan selamat (hari raya) pada seorang pun. Namun jika ada yang 
mengucapkan selamat padaku, aku pun akan membalasnya.” Demikian berbagai 
nukilan riwayat sebagaimana kami kutip dari Al Mughni[2].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun tentang ucapan selamat 
(tah-niah) ketika hari ‘ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya 
ketika berjumpa setelah shalat ‘ied, “Taqobbalallahu minna wa minkum wa 
ahaalallahu ‘alaika” dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh 
beberapa sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga 
memberikan keringanan dalam melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan 
lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului 
mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada yang 
mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya”. Imam Ahmad melakukan semacam 
ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai 
mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Dan sebenarnya bukan hanya 
beliau yang tidak suka melakukan semacam ini. Intinya, barangsiapa yang ingin  
mengucapkan selamat, maka ia memiliki qudwah (contoh). Dan barangsiapa yang 
meninggalkannya, ia pun memiliki qudwah (contoh).”[3]

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum 
mengucapkan selamat hari raya? Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?”

Beliau rahimahullah menjawab, “Ucapan selamat ketika hari raya ‘ied dibolehkan. 
Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan 
selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa).”[4]

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum jabat tangan, saling 
berpelukan dan saling mengucapkann selamat setelah shalat ‘ied?”

Syaikh rahimahullah menjawab, “Perbuatan itu semua dibolehkan. Karena 
orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri 
pada Allah. Ini hanyalah dilakukan dalam rangka ‘adat (kebiasaan), memuliakan 
dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil 
yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. Sebagaimana para ulama katakan, 
‘Hukum asal segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang 
dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya’.”[5]

Dari penjelasan di atas, berarti ucapan selamat hari raya itu bebas, bisa 
dengan ucapan “Selamat Hari Raya”, “Taqobbalallahu minna wa minkum” dan 
lainnya. Ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” pun tidak dikhususkan saat 
Idul Fithri, ketika Idul Adha dianjurkan ucapan semacam ini sebagaimana kita 
dapat melihat dalam penjelasan berbagai riwayat di atas.

Satu catatan pu

Re: [assunnah] Tanya derajat hadist

2011-11-05 Terurut Topik rianothegreat
Karena minimya ilmu Ana, ana tidak akan membahas keshahihan Hadits ini. 

Tapi ana mau memberikan nasehat,
 
Akh, kalau antum mendapatkan hadits2 yang tidak ada keterangannya seperti ini. 
Tidak ada penjelasan imam siapa yang meriwayatkan (apa Bukhari, Muslim dan yg 
lain). 
Tidak ada keterangan penulis awal tulisan tersebut (yang sebelum di copy paste 
oleh blogger yg lain), dia menyalin dari kitab apa. 

Lebih baik antum tinggalkan tulisan di blog tersebut, dicuekin saja. 
Yang lebih bagus antum berusaha menasehati penulis blog tersebut, 
Tanya siapa yang meriwayatkan Hadits tersebut ?
Diambil dari kitab apa?
Apa derajat hadit tersebut?
Dan kalau bisa sekalian di nasehatin dosa yang sangat besar bagi yang 
meriwayatkan bahkan menyebarkan Hadits yg belum jelas hukumnya (apakah shahih 
atau tidak) 

Contoh: 

#Janganlah Membawakan / Menyebarkan Hadits yang tidak Jelas Status nya#

Seringlah kita baca atau kita dapat kiriman berupa broadcast, pesan berantai, 
ataupun membaca di group di BB, 
tentang sebuah kalimat yang disandarkan bahwa kalimat tersebut keluar dari 
ucapan junjungan kita Muhammad Rosululloh. 

Misal: 
Rosululloh bersabda...

Di hadits yang tidak jelas tersebut biasanya 
tidak disebutkan siapa yang meriwayatkannya (apakah H.R. Bukhari, Muslim, 
Nasa'i dan yang lain)

Bisa juga tanpa sanad sama sekali,
 
Dan biasanya juga ditambah dengan ciri hadits tersebut tidak disebutkan itu 
didapat / dikutib dari kitab mana. 

Dalam kitab haditsnya, Imam Muslim 
menyebutkan di awal kitab sesuatu yang memperingatkan tentang hadits dha'if, 
memilih judul:

"Bab larangan
menyampaikan hadits dari setiap apa yang didengar." 
Berdasarkan sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam,

"Cukuplah seseorang sebagai pendusta, jika ia menyampaikan hadits dari setiap 
apa yang ia dengar." (HR. Muslim)

Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim, menyebutkan:

"Bab larangan meriwayatkan dari
orang-orang dha'if (lemah)."
(Apalagi meriwayatkan hadits palsu dan yang belum jelas statusnya Red.)

Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam,

"Manusia dari umatku yang menceritakan hadits kepadamu apa yang kamu tidak 
pernah mendengarnya, 
tidak juga nenek moyang kamu, 
maka waspadalah dan jauhilah mereka." (HR. Muslim)

Imam lbnu Hibban dalam kitab Shahih-nya menyebutkan:

"Pasal; Peringatan terhadap wajibnya
masuk Neraka orang yang menisbatkan sesuatu kepada Al- Mushthafa (Muhammad), 
sedangkan dia tidak mengetahui kebenarannya." 

Selanjutnya beliau menyebutkan dasarnya, 
yaitu sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam,

"Barangsiapa berbohong atasku (dengan mengatakan) sesuatu yang tidak aku 
katakan,
maka hendaknya ia menempati tempat duduknya di Neraka." 
(HR. Ahmad, hadits hasan)

Kehati-hatian para Sahabat dan Tabi'in (murid Sahabat) dalam meriwayatkan 
hadits Rosululloh, 
karena mereka sangatlah faham akan ancaman yang diberikan Rosululloh

Al-Baghowiy berkata, 
"Segolongan dari para sahabat dan para tabiin (murid Sahabat) membenci untuk 
terlalu banyak menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa 
sallam 
khawatir terjatuh dalam penambahan lafal hadits atau pengurangan atau 
kesalahan. 
Bahkan diantara para tabiin ada yang takut menisbahkan hadits kepada 
Rasulullah, 
lalu iapun menisbahkannya kepada sahabat dan berkata, 
"Dusta atas nama seorang sahabat lebih ringan dari pada dusta atas nama 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam…
semua itu karena penghormatan kepada hadits-hadits Rasulullah shallallahu 
'alaihi wa sallam dan kekawatiran terjerumus dalam ancaman" (Syarh As-Sunnah 
1/255-256)

Allohu a'lam 

-ino ibnu permadi- @inohambaAlloh

===
  www.yufid.com
Search engine (Google nya) 
untuk
Pencarian ilmu Islam berdasarkan 
Al-Qur'an dan as-Sunnah (Hadits) yang Shahih  
Dikirim melalui BlackBerry® dari 3 – Jaringan GSM-Mu

-Original Message-
From: "Deny Chandra" 
Sender: assunnah@yahoogroups.com
Date: Mon, 31 Oct 2011 10:21:27 
Subject: [assunnah] Tanya derajat hadist

Ada yang tahu dalil untuk hadiths ini? Saya ketemu di sebuah blog, dan sudah 
cari di Google dengan berbagai keyword, tetapi semua situs mengutip teks yang 
sama, tanpa satupun yang kasih dalil. Apa ini benar sebuah hadiths? Ada yang 
punya dalil? Makasih kalau bisa membantu.

 
“Seorang hamba Allah diperintahkan untuk masuk ke neraka pada hari kiamat, maka 
iapun berpaling maka ditanya Allah SWT (padahal Dia Maha Mengetahui): ‘Mengapa 
kamu menoleh?’ Ia menjawab: ‘Saya tidak berharap seperti ini’. Allah berfirman: 
‘Bagaimana harapanmu?’ Jawabnya: ‘Engkau mengampuniku’. Maka firman Allah: 
‘Lepaskan dia’.”




Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change 

[assunnah] >>Hukum Yang Berkaitan Dengan Hewan Kurban<

2011-11-05 Terurut Topik Abu Abdillah

HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN HEWAN KURBAN
Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al Atsari
http://almanhaj.or.id/content/1281/slash/0

Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan hewan kurban. Sepantasnyalah bagi 
seorang muslim untuk mengetahuinya agar ia berada di atas ilmu dalam melakukan 
ibadahnya, dan di atas keterangan yang nyata dari urusannya. Berikut ini aku 
sebutkan hukum-hukum tersebut secara ringkas.

1. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkurban dengan dua ekor domba jantan 
[1] yang disembelihnya setelah shalat Ied. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam 
mengabarkan.

َمَنْ ذَبَحَ قَبْلَ الصَلاَةَ فَلَيْسَ مِنَ النُّسُكِ فِي شَيءٍ، وَإِنَّمَا 
هُوَ لَحْمٌ قَدْ مَهُ لأَهْلِهِ

"Artinya : Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka tidaklah termasuk kurban 
sedikitpun, akan tetapi hanyalah daging sembelihan biasa yang diberikan untuk 
keluarganya" [2]

2. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada para sahabatnya 
agar mereka menyembelih jadza' dari domba, dan tsaniyya dari yang selain domba 
[3]

Mujasyi bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu mengabarkan bahwa Nabi shallallahu 
'alaihi wa sallam bersabda.

إِنَّ الْجَدَعَ مِنَ الضَّأنِ يُوْفِي مِمَّا يُوْفِي مِنْهُ الثَنِيُّ مِنَ 
الْمَعْزِ

"Artinya : Sesungguhnya jadza' dari domba memenuhi apa yang memenuhi tsaniyya 
dari kambing" [4]

3. Boleh mengakhirkan penyembelihan pada hari kedua dan ketiga setelah Idul 
Adha, karena hadits yang telah tsabit dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : 
(bahwa) beliau bersabda :

كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيْقِ ذَبَحٌ

"Artinya : Setiap hari Tasyriq ada sembelihan" [5]

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :
"Ini adalah madzhabnya Ahmad, Malik dan Abu Hanifah semoga Allah merahmati 
mereka semua. Berkata Ahmad : Ini merupakan pendapatnya lebih dari satu sahabat 
Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Al-Atsram menyebutkannya dari Ibnu Umar 
dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum"[6]

4. Termasuk petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bagi orang yang ingin 
menyembelih kurban agar tidak mengambil rambut dan kulitnya walau sedikit, bila 
telah masuk hari pertama dari sepuluh hari yang awal bulan Dzulhijjah. Telah 
pasti larangan yang demikian itu.[7]

Berkata An-Nawawi dalam "Syarhu Muslim" (13/138-39) :
"Yang dimaksud dengan larangan mengambil kuku dan rambut adalah larangan 
menghilangkan kuku dengan gunting kuku, atau memecahkannya, atau yang 
selainnya. Dan larangan menghilangkan rambut dengan mencukur, memotong, 
mencabut, membakar atau menghilangkannya dengan obat tertentu[8] atau 
selainnya. Sama saja apakah itu rmabut ketiak, kumis, rambut kemaluan, rambut 
kepala dan selainnya dari rambut-rambut yang berada di tubuhnya".

Berkata Ibnu Qudamah dalam "Al-Mughni" (11/96) :
"Kalau ia terlanjur mengerjakannya maka hendaklah mohon ampunan pada Allah 
Ta'ala dan tidak ada tebusan karenanya berdasarkan ijma, sama saja apakah ia 
melakukannya secara sengaja atau karena lupa".

Aku katakan :
Penuturan dari beliau rahimahullah mengisyaratkan haramnya perbuatan itu dan 
sama sekali dilarang (sekali kali tidak boleh melakukannya -ed) dan ini yang 
tampak jelas pada asal larangan nabi.

5. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memilih hewan kurban yang sehat, tidak 
cacat. Beliau melarang untuk berkurban dengan hewan yang terpotong telinganya 
atau patah tanduknya[9]. Beliau memerintahkan untuk memperhatikan kesehatan dan 
keutuhan (tidak cacat) hewan kurban, dan tidak boleh berkurban dengan hewan 
yang cacat matanya, tidak pula dengan muqabalah, atau mudabarah, dan tidak pula 
dengan syarqa' ataupun kharqa' semua itu telah pasti larangannya. [10]

Boleh berkurban dengan domba jantan yang dikebiri karena ada riwayat dari Nabi 
shallallahu 'alaihi wa sallam yang dibawakan Abu Ya'la (1792) dan Al-Baihaqi 
(9/268) dengan sanad yang dihasankan oleh Al-Haitsami dalam " Majma'uz Zawaid" 
(4/22).

6. Belaiu shallallahu 'alaihi wa sallam menyembelih kurban di tanah lapang 
tempat dilaksanakannya shalat. [11]

7. Termasuk petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa satu kambing 
mencukupi sebagai kurban dari seorang pria dan seluruh keluarganya walaupun 
jumlah mereka banyak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Atha' bin Yasar [12] : 
Aku bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari : "Bagaimana hewan-hewan kurban pada 
masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ?" Ia menjawab : "Jika seorang 
pria berkurban dengan satu kambing darinya dan dari keluarganya, maka hendaklah 
mereka memakannya dan memberi makan yang lain" [13]

8. Disunnahkan bertakbir dan mengucapkan basmalah ketika menyembelih kurban, 
karena ada riwayat dari Anas bahwa ia berkata :

ضَحَّى النَّبِيُّ بِكَبْشيْنِ أَملَحَيْنِ أَقْرنَيْنِ، ذَبْحَهُمَا بِيَدِهِ، 
وَسَمَّى وَكَبَّرَ، وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَا حِهِمَا

"Artinya : Nabi berkurban dengan dua domba jantan yang berwarna putih campur 
hitam dan bertanduk. beliau menyembelihnya dengan tangannya, dengan mengucap 
basmalah dan bertakbir, dan beliau meletakkan satu kaki beliau d

[assunnah] Seruan kepada Seluruh Ahlus Sunnah untuk Menolong Saudara-saudara Kita di Dammaj

2011-11-05 Terurut Topik abu_arfa
-Original Message-
From: "abuabdillah7" 

Syaikh al-`Allamah Rabi' bin Hadi `Umair al-Madkhali
-ح�ظه الله- :

دعوة إلى جميع أهل السنة
لنصرة إخواننا �ي دماج
Seruan kepada Seluruh Ahlus Sunnah untuk Menolong Saudara-saudara Kita
di Dammaj

بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang


الحمد لله والصلاة والسلام
على رسول الله وعلى آله
وصحبه ومن اتبع هداه.
Segala puji bagi Allah dan shallawat dan salam untuk Rasulullah dan
keluarganya dan para shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti
petunjuknya.

أما بعد:
Adapun setelahnya:

�قد بلغنا مع الأس� ما
يقوم به الروا�ض الباطنيون
أعداء الإسلام وأعداء الصحابة
الكرام من حصار وتهديد
لإخواننا السل�يين �ي دماج
ومركزه السل�ي السني بغضاً
وعدواة للإسلام وأهله.
Telah sampai kepada kami berita kesedihan, apa-apa yang telah dilakukan
oleh Syi'ah (Rawafidh-Bathiniyun), musuh Islam dan musuh para
shahabat (Rasulullah) yang mulia, berupa pemblokadean/pengepungan dan
ancaman kepada saudara-saudara kita salafiyin di Dammaj dan kepada
Markaznya yang salafi sunni (Markaz Darul Hadits Dammaj), karena
kebencian dan permusuhannya kepada Islam dan pemeluknya.

�نوصي إخواننا �ي دماج
بالثبات على السنة والصبر
والاستعانة بالله �ي صد هذا
البغي والعدوان الرا�ضي.
Kami wasiatkan kepada saudara-saudara kami di Dammaj agar kokoh di atas
sunnah dan kesabaran, dan meminta pertolongan kepada Allah dalam melawan
kelaliman dan permusuhan Syi'ah (Rafidhi) ini.

وعلى إخوانهم من أهل
السنة أن ينهضوا معهم
لمواجهة هذا الطغيان
والقضاء على أهله وأن
ÙŠÙ�طهروا اليمن – وغيرها-
من رجس الروا�ض إن استطاعوا
ذلك،
Dan kepada saudara-saudara mereka dari Ahlus Sunnah untuk bangkit
bersama-sama mereka, untuk melawan kelaliman ini, dan menghukum
pengikutnya, dan membersihkan kotoran Syi'ah (Rafidhah) di Yaman dan
selainnya, jika mereka mampu berbuat demikian,

  ï´¿ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙŠÙŽÙ†Ù'صÙ�رَنÙ`ÙŽ
اللÙ`ÙŽÙ‡Ù� Ù…ÙŽÙ†Ù' ÙŠÙŽÙ†Ù'صÙ�رÙ�Ù‡Ù�
Ø¥Ù�Ù†Ù`ÙŽ اللÙ`ÙŽÙ‡ÙŽ Ù„ÙŽÙ‚ÙŽÙˆÙ�ÙŠÙ`ÙŒ
عَز�يزٌ﴾.
"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa."
[QS al-Hajj: 40]

﴿وَمَا النÙ`َصÙ'رÙ� Ø¥Ù�لا
Ù…Ù�Ù†Ù' عÙ�Ù†Ù'دÙ� اللÙ`ÙŽÙ‡Ù�
الÙ'عَزÙ�يزÙ� الÙ'Ø­ÙŽÙƒÙ�يمÙ� *
Ù„Ù�ÙŠÙŽÙ‚Ù'طَعَ طَرَÙ�ًا Ù…Ù�Ù†ÙŽ
الÙ`ÙŽØ°Ù�ينَ ÙƒÙŽÙ�َرÙ�وا Ø£ÙŽÙˆÙ'
ÙŠÙŽÙƒÙ'بÙ�تَهÙ�Ù…Ù'
Ù�ÙŽÙŠÙŽÙ†Ù'Ù‚ÙŽÙ„Ù�بÙ�وا
خَائ�ب�ينَ﴾.
"…dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
* …untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk
menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh
apa-apa."
[QS Ali `Imran: 126-127]

إنÙ`ÙŽ الصراع بين أهل السنة
والروا�ض الباطنية صراع بين
الك�ر والإسلام.
  �على أهل السنة �ي كل
مكان �ي اليمن وغيره أن
يهبوا لنصرة إخوانهم
بالن�س والمال ونسأل الله
أن يقطع دابر الروا�ض
الباطنية وكل أعداء الإسلام
�ي كل مكان.
Sesungguhnya permusuhan antara Ahlus Sunnah dan Syi'ah
(Rawafidh-Bathiniyah) adalah permusuhan antara Islam dan Kafir.
Maka kepada Ahlus Sunnah di setiap tempat di Yaman dan selainnya, untuk
bangkit menolong saudara-saudara mereka dengan jiwa dan harta, dan kami
meminta kepada Allah untuk menghancurkan Syi'ah (Rawafidh-Bathiniyah)
dan semua musuh Islam di manapun berada.

  إن ربي لسميع الدعاء.
  Sesungguhnya Rabb-ku benar-benar Mahamendengar do'a.

كتبه : ربيع بن هادي عمير
المدخلي
4/12/1432هـ
Ditulis: Rabi bin Hadi `Umair al-Madkhali
4 Dzulhijjah 1432H

sumber : http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=124187
 

Re: [assunnah] Tanya: Puasa As-Syura

2011-11-05 Terurut Topik muflih03
وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهه

Akhi Pungky,
Insya Allah artikel2 tentang Puasa Asyura bisa banyak antum temukan di: 
www.almanhaj.or.id

Ketik 'Puasa Asyura' pada kolom Cari. Insya Allah apa yg antum harapkan bisa 
ketemu di situs tsb.
 
بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
@Muflih
Sent from BlackBerry® on 3

-Original Message-
From: pungk...@yahoo.com
Sender: assunnah@yahoogroups.com
Date: Fri, 4 Nov 2011 14:02:19 
To: 
Reply-To: assunnah@yahoogroups.com
Subject: [assunnah] Tanya: Puasa As-Syura

​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Ikhwan fillah, mohon penjelasa rinci mengenai puasa As-Syura.

جَزَاك اللهُ خَيْرًا 
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pungky Heru Prabowo
Powered by Telkomsel BlackBerry®

[assunnah] Tanya: Ucapan Selamat Idul Adha

2011-11-05 Terurut Topik pungkyhp
​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Ikhwan fillah, teman saya ada yg mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Adha, 
Taqobbalallahuminnawaminkum".

Mohon penjelasannya, bgm hal ini terjadi dan bgm sy bs mensikapi sesuai Sunnah 
Rasulullah ?

جَزَاك اللهُ خَيْرًا 
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pungky Heru Prabowo
Powered by Telkomsel BlackBerry®



Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



RE: [assunnah]>>Kambing Betina Bolehkah Jadi Hewan Qurban atau Aqiqah<

2011-11-05 Terurut Topik Abu Harits

From: erlina.kusmardi...@gmail.com
Date: Sat, 5 Nov 2011 03:04:52 +

  




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Afwan, apakah kambing betina diperbolehkan untuk dijadikan hewan Qurban atau 
Aqiqah...?

Barakallahu fiikum

​‎​وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Erlina Ummu AzzamSent from my BlackBerry®
>>>
 
Yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah jantan dan 
bertanduk : http://almanhaj.or.id/content/1281/slash/0

ضَحَّى النَّبِيُّ بِكَبْشيْنِ أَملَحَيْنِ أَقْرنَيْنِ، ذَبْحَهُمَا بِيَدِهِ، 
وَسَمَّى وَكَبَّرَ، وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَا حِهِمَا

"Artinya : Nabi berkurban dengan dua domba jantan yang berwarna putih campur 
hitam dan bertanduk. beliau menyembelihnya dengan tangannya, dengan mengucap 
basmalah dan bertakbir, dan beliau meletakkan satu kaki beliau di sisi-sisi 
kedua domba tersebut" [14]

9. Hewan kurban yang afdhal (lebih utama) berupa domba jantan (gemuk) bertanduk 
yang berwarna putih bercampur hitam di sekitar kedua matanya dan di 
kaki-kakinya, karena demikian sifat hewan kurban yang disukai Rasulullah 
shallallahu 'alaihi wa sallam. [15]
 
PERIHAL AQIQAH, KAMBING JANTAN ATAU BETINA 
http://almanhaj.or.id/content/857/slash/0
Ketentuan kambingnya disini tidak dijelaskan jenisnya, harus jantan atau boleh 
juga betina. Namun para ulama menyatakan, bahwa kambing aqiqah sama dengan 
kambing kurban dalam usia, jenis dan bebas dari aib dan cacat. Akan tetapi 
mereka tidak merinci tentang disyaratkan jantan atau betina. Oleh karena itu, 
kata syah (شَاةٌ ) dalam hadits di atas, menurut bahasa Arab dan istilah 
syari’at mencakup kambing atau domba, baik jantan maupun betina. Tidak ada satu 
hadits atau atsar yang mensyaratkan jantan dalam hewan kurban. Pengertian syah 
(شَاةٌ) dikembalikan kepada pengertian syariat dan bahasa Arab.[5]

Dengan demikian, maka sah bila seseorang menyembelih kambing betina dalam 
kurban dan aqiqah, walaupun yang utama dan dicontohkan Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam ialah kambing jantan yang bertanduk. Wallahu a’lam.

Wallahu 'alam


  

Re: [assunnah] Kambing Betina Bolehkah Jadi Hewan Qurban

2011-11-05 Terurut Topik Machmaudy
boleh saja.. cuman semua dalil dalil yg ada menganjurkan bahwa sunnah yg lebih 
utama adlh jantan. sukron
 
 erlina.kusmardi...@gmail.com tulis: 
 
>السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
>
>Afwan, apakah kambing betina diperbolehkan untuk dijadikan hewan Qurban atau 
>Aqiqah...?
>
>Barakallahu fiikum
>
>​‎​وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 
>
>
>Erlina Ummu AzzamSent from my BlackBerry®



Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
assunnah-dig...@yahoogroups.com 
assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/